You are on page 1of 44

Percobaan -1

I. TUJUAN

RANGKAIAN SETARA

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan dapat menggunakan alat ukur untuk: 1. Membuktikan rumur dari teori superposisi, teori Thevenin dan teori Norton. 2. Mengukur kuat arus tiap-tiap cabang pada rangkaian. 3. Mengukur kuat arus beban dan tegangan beban pada rangkaian. II. ALAT DAN BAHAN 1. Power supply 2. Bread board 3. Resistor 4. AVOmeter 5. Kabel penghubung III. TEORI DASAR Pada setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber egangan/sumber arus dapat dihitung dengan cara : menjumlah aljabarkan tegangan/arus yang disebabkan tiap sumber independent/bebas bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/arus independent/bebas lainnya diganti dengan tahanan dalamnya. Berdasarkan rangkaian pada gambar 1 yang terdiri atas dua sumber tegangan V1 dan V2, maka jumlah kuat arusnya merupakan penjumlahan kuat arus di saat V1 bekerja (gambar 1.2) dengan kuat arus di saat V2 bekerja (gambar 1.3) pada titik resistor yang sama.
1

1 unit 1 papan 3 buah 1 buah secukupnya

a. Teorema Superposisi

R1 I1
0

R2 I2

V1

I3

R3

V2

Gambar 1.1. Rangkaian Listrik dengan dua sumber tegangan V1 dan V2 Modul Praktikum Elektronika Page 1

Setelah rangkaian dibuat bekerja masing-masing dengan satu sumber secara bergantian, maka hal ini ditinjau dari dua kondisi : Kondisi 1: V1 on, V2 hubung singkat/short circuit (off)
4

R1
5

R2 Ib
0

V1

Ia

Ic

R3

Gambar 1.2. Rangkaia listrik dengan V1 sebagai sumber tegangan dan V2 Hubung singkat (OFF)

Analisis arus dan teganganya : + 1 =


Kondisi 2: V2 on, V1 hubung singkat/short circuit (off)

= =

;
6

R1
5

R2 Iy

Ix
0

Iz

R3

V2

Gambar 1.3. Rangkaian listrik dengan V2 sebagai sumber tegangan dan V1 Hubung singkat (OFF)

Analisis arus dan teganganya : + 2 =


Sehingga superposisi arusnya : = 1 ;

= =

sehingga tegangannya menjadi : = ;1 1

= 2 ;

= ;2 2

= 3 +

= 3 3

Modul Praktikum Elektronika

Page 2

b. Teorema Thevenin Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang dihubungkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang diamati. Tujuan sebernnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekivalennya. Menentukan resistansi pengganti (Rth) Cara memperoleh resistansi pengganti (Rth) adalah dengan mematikan atau menonaktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier (untuk sumber tegangan tahanan dalamnya=0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = atau rangkaian open circuit). Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab-Vth). Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit)(Rab=Rth). Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
1

R1 I

a 2 Vth

R2

V1

V2
0

b
Gambar 1.4. Rangkaian Listrik dengan Metode Thevenin

Modul Praktikum Elektronika

Page 3

Analisis arus dan tegangannya : =


; bila V1 > V2, jika V2 > V1, maka V2 V1, jika V1=V2, maka I = 0 Ampere. ; =

Ket : umumnya VL diasumsikan = VR3

; =

c. Teorema Norton Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivalennya pada dua terminal yang diamati. Tujuan teorema Norton adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya. Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Norton Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada terminal a-b kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab=Isc=IN). Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit (Rab = RN = Rth). Gambarkan kembali rangkaian pengganti Norton-nya, kemudian pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
1

R1 I1

a IN b

R2 I2
0

V1

V2

Gambar 1.5. Rangkaian Listrik dengan Metode Norton

Modul Praktikum Elektronika

Page 4

IV.

= + = 1 2

Analisis arus dan tegangannya :


LANGKAH KERJA

; =

; =

1. Susun rangkaian seperti gambar berikut:


1

R1 I1
0

R2 I2

V1

I3

R3

V2

2. ON-kan Power Supply, kemudian ukur I1,I2 dan IL dengan Voltmeter, dan catat hasil pengukurannya. VR1 = I1 = Volt; VR2 = mA; I2 = Volt; VR3 = VL = mA; I3 = IL = mA Volt 3. Ukur I1, I2, dan I3/IL dengan Amperemeter, dan catat hasil pengukurannya. 4. Lepas/hilangkan hambatan R3 (RL) dari rangkaian, ukur tegangan Thevenin (tegangan keluaran terbuka pada sisi RL yang terlepas) dan arus pada R1 atau R2. VTH = RL (IL dan VL) VL = Volt ; IL = mA = Ampere 6. Hubung-singkatkan pada sisi hambatan RL dari rangkaian, ukur arus Nortonnya (arus hubung singkat pada sisi RL yang terhubungsingkat). IN = mA = Ampere 7. Pasang kembali hambatan RL ke rangkaian, ukur arus dan tegangan yang mengalir pada RL (IL dan VL) VL = 8. Off-kan Powersupply. Volt ; IL = mA = Ampere Volt ; I = mA = Ampere 5. Pasang kembali hambatan RL ke rangkaian, ukur arus dan tegangan yang mengalir pada

Modul Praktikum Elektronika

Page 5

V.

ANALISA DAN EVALUASI 1. Hitung arus I1, I2, dan IL dengan menggunakan metode superposisi, bandingkan hasil perhitungkan yang diperoleh secara teori dengan hasil praktek pengukuran! 2. Hitung V1, V2, dan VL, bandingkan hasil perhitungan yang diperoleh secara teori dengan hasil praktek pengukuran! 3. Hitung IL dan VL dengan menggunakan teori Thevenin dan Norton, bandingkan hasil perhitungan yang diperoleh secara teori dengan hasil praktek pengukuran! 4. Gambarkan rangkaian setara (ekivalen) Thevenin dan Norton. 5. Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil pengukuran (praktek) dengan perhitungan (teori) !

VI.

JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

Modul Praktikum Elektronika

Page 6

VII.

KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 7

Percobaan - 2
I.
TUJUAN

DIODA SEBAGAI PENGHANTAR

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Mengetahui prinsip kerja dari dioda 2. Mengetahui fungsi dari dioda 3. Menganalisa dan menentukan kuat arus dan tegangan pada dioda II.
ALAT DAN BAHAN 1. Power supply 2. Bread board 3. Resistor 1 unit 1 papan 5 buah 4. Dioda 5. AVOmeter 6. Kabel penghubung 1 buah 1 unit secukupnya

III.

TEORI DASAR

VCC
VCC

R1
1

R2
0

IL

RL

Gambar 2.1. Rangkaian dioda sebagai penghantar

Dalam elektronika sering diperlukan alat yang hanya mengalirkan arus satu arah saja, komponen yang berperilaku seperti itu adalah dioda. Dengan membatasi arah pergerakan muatan listrik, dioda hanya mengijinkan arus listrik untuk mengalir ke satu arah saja dan menghalangi aliran aliran ke arah yang berlawanan. Jika arah aliran arus pada rangkaian searah dengan arah dioda (dioda dibias forward) maka dioda berfungsi sebagai konduktor/penghantar, dan sebagai isolator pada arah yang berlawanan (dioda dibias

Modul Praktikum Elektronika

Page 8

reverse). Tegangan konduk untuk dioda silikon (VD) sebesar 0,7 Volt, sedangkan dioda germanium sebesar 0,2-0,3 volt, di samping itu, dioda dianggap ideal jika VD = 0. Rangkaian dioda pada analisis Thevenin sebagai berikut :
1

R1

D
3

Vcc
0

R2
Gambar 2.2. Rangkain dioda dengan metode Thevenin

Vth

Rangkaian dioda pada analisis Norton sebagai berikut :


1

; =

(tanpa dioda) ;

(dengan dioda)

R1 IR2=0
0

D
3

Vcc

R2

IN

IV.

Gambar 2.3. Rangkain dioda dengan metode Norton

(tanpa dioda);

LANGKAH KERJA

(dengan dioda); =

1. Susun rangkaian seperti gambar berikut:


1

R1

D
2 3

Vcc

R2
0

IL

RL

2. Ukur tegangan beban (VL) tanpa atau dengan dioda.

VL (tanpa dioda) = VL (dengan dioda) = Modul Praktikum Elektronika

Volt Volt Page 9

3. Ukur arus yang mengalir pada RL (Arus IL) tanpa atau dengan dioda.

IL (tanpa dioda)

Ampere Ampere

IL (dengan dioda) = V.
ANALISA DAN EVALUASI

1. Gambarkan Rangkaian Ekivalen Thevenin dari rangkaian percobaan di atas! 2. Hitung tegangan beban (VL) dan arus beban (IL) pada rangkaian 1 dengan menggunakan
teori Thevenin, dengan dioda dan tanpa menggunakan dioda!

3. Hitung tegangan beban (VL) dan arus beban (IL) pada rangkaian 1 setelah diganti nilai
hambatannya dengan menggunakan teori Norton, dengan dioda dan tanpa menggunakan dioda!

4. Bandingkan hasil yang diperoleh secara teori dan praktek untuk metode Thevenin dan Norton! 5. Gambarkan rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton dari rangkaian di atas! 6. Jelaskan prinsip kerja dioda pada suatu rangkaian! VI. JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

Modul Praktikum Elektronika

Page 10

VIII.

KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 11

Percobaan - 3
I. TUJUAN

DIODA SEBAGAI PENYEARAH

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Menganalisa rangkaian penyearah. 2. Merancang suatu penyearah.
II. ALAT DAN BAHAN

1. Power supply 2. Bread board 3. Dioda 4. Elco 2200F 5. Resistor 6. AVOmeter 7. Kabel penghubung
III. TEORI DASAR

1 unit 1 papan 4 buah 1 buah 1 buah 1 unit secukupnya

Rangkaian penyearah berfungsi untuk mengubah arus/tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus/tegangan searah (DC). Secara garis besar penyearah dibagi atas 2 jenis yaitu : 1. Penyearah setengah gelombang 2. Penyearah gelombang penuh Menggunakan 2 dioda seperti gambar berikut.

D1
3 1

V
4

D2
2 0

RL
0

Menggunakan 4 dioda (lihat gambar penyearah gelombang penuh pada Langkah Kerja).

Modul Praktikum Elektronika

Page 12

Penyearah setengah gelombang hanya menggunakan 1 buah dioda. Setengah siklus positif dioda bekerja dan setengah siklus negatif dioda tidak bekerja, sedangkan pada penyearah gelombang penuh akan mengisi setiap setengah siklus, positif dan negatifnya sehingga penyearahannya lebih stabil. Tabel berikut menunjukkan perbedaan perhitungan parameter pada ketiga penyearah:
Penyearah tanpa kapasitor Setengah Gelombang Puncak tegangan keluar Tegangan keluar dc Arus dioda dc Frekuensi riak V2 (puncak) 0,318 Vout (puncak) Idc fin Gelombang Penuh 2 dioda 0,5 V2 (puncak) 0,636 Vout (puncak) 0,5 Idc 2 fin Gelombang Penuh 2 dioda 0,5 V2 (puncak) 0,5 Idc 2 fin Gelombang penuh 4 dioda (jembatan) V2 (puncak) 0,636 Vout (puncak) 0,5 Idc 2 fin Gelombang penuh 4 dioda (jembatan) V2 (puncak) 0,5 Idc 2 fin

Penyearah dengan kapasitor (elco) Setengah Gelombang Tegangan keluar dc Arus dioda dc Frekuensi riak V2 (puncak) Idc fin

IV. LANGKAH KERJA 1. Susun rangkaian seperti berikut : a. Penyearah setengah gelombang

D
1 4

T V
2 0

C
0

RL
0

b. Penyearah gelombang penuh 4 dioda

Modul Praktikum Elektronika

Page 13

Lakukan semua instruksi dengan mengukur semua parameter yang diinstruksikan berikut untuk :
2. Ukur tegangan sekunder trafo 3. Ukur tegangan DC penyearah tanpa kapasitor 4. Pasang kapasitor (elco) dan resistor (RL) pada rangkaian, ukur tegangan output elco dan arus DC pada RL. Catat hasilnya pada tabel berikut (perhatikan satuan penukuran):

Instruksi Tegangan sekunder trafo (Vrms) (Vac) Tegangan DC tanpa elco (V) Kuat arus pada RL tanpa elco (mA) Tegangan DC dengan elco (V) Kuat arus pada RL dengan elco (mA)
V. ANALISA DAN EVALUASI

P. Setengah Gelombang

P. Gelombang Penuh 4 dioda

Untuk penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh 4 dioda untuk kondisi tanpa kapasitor dan dengan kapasitor, maka hitunglah parameter berikut : 1. Hitung tegangan sekunder dalam Volt peak (V2 puncak). 2. Hitung tegangan DC penyearah (tegangan keluaran dioda). 3. Hitung arus dan tegangan pada RL. 4. Bandingkan hasil analisa secara teori dengan hasil pengukuran 5. Gambarkan bentuk gelombang sebelum dan setelah disearahkan tanpa elco dan dengan elco.
VI. JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

Modul Praktikum Elektronika

Page 14

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 15

Percobaan - 4
I. TUJUAN

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

Setelah mengikuti praktikum in, mahasiswa diharapkan akan dapat : 1. Menganalisa rangkaian saklar transistor 2. Merancang suatu saklar transistor II. ALAT DAN BAHAN 1. Power supply 2. Bread board 3. Transistor BC 107 4. Resistor III. TEORI DASAR Saklar adalah suatu alat yang terdiri atas dua kondisi, yaitu kondisi ON dan kondisi OFF. Kondisi OFF merupakan suatu kondisi dimana tidak ada arus yang mengalir. Sebaliknya kondisi ON merupakan suatu kondisi dimana arus bisa mengalir dengan bebas dengan kata lain tidak ada resistivitas dan besar tegangan pada saklar sama dengan nol.
VCC

1 unit 1 papan 1 Chip 3 buah

5. Potensiometer 6. LED 7. AVOmeter

1 buah 1 buah 1 buah

8. Kabel Penghubung secukupnya

VCC

Transistor bisa memiliki sifat sebagai saklar dimana

R1
1 3

RC

ketika arus basis nol maka tidak ada arus kolektor, berarti transistor dalam keadaan OFF. Kondisi tersebut juga disebut sebagai kondisi cut off pada transistor dan merupakan saklar terbuka. Jika arus basis bertambah besar, arus kolektor bertambah besar maka kondisi tersebut merupakan kondisi saturasi (titik jenuh) pada transistor. Untuk analisis transistor sebagai saklar :

R2
0

RE

a. Saat saturasi (jenuh), VCE = 0 volt


( ) =

Titik saturasi (VCE, Ic(sat)) (0, Ic(sat)) b. Saat cut off (putus), VCE = Vcc, sehingga Ic = 0 Ampere.

Modul Praktikum Elektronika

Page 16

Titik cut off (VCE, Ic) (VCE, 0) c. Titik kerja = = , dimana VBE = 0,7 volt. Titik kerja (aktif) : (VCE, Ic) IV. LANGKAH KERJA 1. Susun rangkaian seperti gambar berikut :
VCC

= =

= ;

VCC RC
1

R1

LED1

3 2

R2
50%
0

RE

2. Pasang LED antara collector dan Rc. 3. Pasang AVOmeter untuk mengukur VCE dan IC. 4. Putar pelan-pelan potensiometer searah jarum jam, pada saat mencapai maksimum catat penunjukan AVOmeter dan keadaan LED. VCE = IC = Volt mA = Ampere

LED dalam keadaan = 5. Putar pelan-pelan Potensiometer berlawanan dengan arah jarum jam, pada saat mencapai minimum catat penunjukan AVOmeter dan keadaan LED. VCE = IC = Volt mA = Ampere

LED dalam keadaan = Modul Praktikum Elektronika Page 17

V. ANALISA DAN EVALUASI 1. Hitung titik saturasi, titik cut off, dan titik kerja (aktif) transistor sebagai saklar. 2. Gambarkan grafik VCE terhadap IC untuk kondisi saturasi, cut off, dan kerja transistor sebagai saklar. 3. Jelaskan prinsip kerja transistor sebagai saklar. VI. JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 18

Percobaan - 5
I.

GERBANG DASAR LOGIKA

TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Membuat tabel kebenaran dari gerbang dasar logika. 2. Menganalisa prinsip kerja gerbang dasar logika.

II.

ALAT DAN BAHAN


1. Power supply 2. Bread board 3. IC 7404 (NOT) 4. IC 7408 (AND) 5. IC 7432 (OR)

1 unit 1 papan 1 chip 1 chip 1 chip

6. IC 7400 7. IC 7402 8. IC 7486 9. LED 10. Kabel penghubung

1 chip 1 chip 1 chip secukupnya secukupnya

III.

TEORI DASAR Gerbang Logika merupakan dasar pembentuk sistem digital. Gerbang Logika beroperasi dengan bilangan biner, karenanya disebut Gerbang Logika Biner. Tegangan yang digunakan dalam gerbang logika adalah High (berarti 1 atau +5V) atau low (berarti 0V). Semua sistem digital disusun dengan hanya menggunakan tiga gerbang logika dasar:gerbang AND, gerbang OR dan gerbang NOT. Empat gerbang logika lain dapat dibuat dari gerbang-gerbang dasar ini, yakni : gerbang NAND, gerbang NOR, gerbang eksklusif OR, gerbang eksklusif NOR.

IV.

LANGKAH KERJA Rangkai IC, sumber dc (Vcc), dan LED sesuai dengan pin atau nomor kakinya berdasarkan gambar berikut. 1. Susun rangkaian seperti pada gambar dan catat output LED-nya pada tabel kebenaran.

Modul Praktikum Elektronika

Page 19

LED1 U9A
2 0

7408J
Tabel kebenaran logika : B 0 0 1 1 2. A 0 1 0 1 O/P

Susun rangkaian seperti pada gambar, berikan input berdasarkan tabel dan catat output LED-nya pada tabel kebenaran.
LED2
0

U10A

7432N

Tabel kebenaran logika : B 0 0 1 1 A 0 1 0 1 O/P

3.

Susun rangkaian seperti pada gambar, berikan input berdasarkan tabel dan catat output LED-nya pada tabel kebenaran.

Modul Praktikum Elektronika

Page 20

U11A

LED3
0

7404N
Tabel kebenaran logika : A 0 1 4. O/P

Susun rangkaian seperti pada gambar, berikan input berdasarkan tabel dan catat output LED-nya pada tabel kebenaran.
LED4 U12A
0

7400N
Tabel kebenaran logika : B A O/P 0 0 0 1 1 0 1 1 5. Susun rangkaian seperti pada gambar, berikan input berdasarkan tabel dan catat output LED-nya pada tabel kebenaran.
LED5 U13A
0

7402N

Modul Praktikum Elektronika

Page 21

Tabel kebenaran logika : B 0 0 1 1 A 0 1 0 1 O/P

6. Susun rangkaian seperti pada gambar, berikan input berdasarkan tabel dan catat output LED-nya pada tabel kebenaran.
LED6 U14A
0

7486N
Tabel kebenaran logika : B 0 0 1 1 A 0 1 0 1 O/P

7. Susun rangkaian seperti pada gambar, berikan input berdasarkan tabel dan catat output LED-nya pada tabel kebenaran.
LED7 U15A
3

U16A
0

7486N 7404N
Tabel kebenaran logika : B 0 0 1 1 A 0 1 0 1 O/P

Modul Praktikum Elektronika

Page 22

V.

ANALISA DAN EVALUASI


1. Jelaskan prinsip kerja gerbang :

a. AND gate b. OR gate c. NOT gate d. NAND gate

e. NOR gate f. X-OR gate g. X-NOR gate

2. Sederhanakan persamaan berikut serta gambar rangkaian setelah disederhanakan

dan buat tabel kebenarannya.

+ + + + =

VI.

JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

Modul Praktikum Elektronika

Page 23

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 24

Percobaan - 6
I.

ARITHMATIC CIRCUIT

TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Merancang rangkaian penghitung 2. Menganalisa prinsip kerja rangkaian penghitung

II.

ALAT DAN BAHAN


1. Power supply 2. Bread board 3. IC 7408 4. IC 7432

1 unit 1 papan 1 chip 1 chip

5. IC 7486 6. IC 7404 7. LED 8. Kabel penghubung

1 chip 1 chip 2 buah secukupnya

III.

TEORI DASAR Rangkaian aritmetik merupakan rangkaian logika kombinasi yang dapat menambahkan, mengurangkan, mengalihkan dan membagi. Dalam percobaan ini akan dipraktekkan Half Adder dan Full Adder yang menjadi dasar dari semua rangkaian dengan fungsi tersebut. Sebuah kunci yang dibutuhkan dalam komputer kemampuan untuk melakukan fungsi logika untuk menjalankan operasi-operasi aritmetik. Dasar dari penjumahan ini, jika kita dapat menambahkan dua buah bilangan biner, kita dapat dengan mudah mengurangkan, atau bahkan perkalian dan pembagian. Bagaimana cara kita melakukan penjumlahan dua bilangan biner. Mulai dari penjumlahan dua bit bilangan biner. Karena setiap bit hanya dapat mempunyai dua kemungkinan nilai, 0 atau 1. 0+0=0 0+1=1 1+0=1 1 + 1 = 10

Modul Praktikum Elektronika

Page 25

Baris keempat menunjukkan bahwa kita mempunyai sum () dan carry (C). Maka kita perlu melihat tabel kebenaran dari dua input dan dua output. Rangkaian Half Adder memiliki sifat : 1. Dapat mengeluarkan penjumlahan 2 bit 2. Dapat mengeluarkan pindahan (carry) untuk tempat bit berikutnya 3. Tidak mempunyai input yang dapat dimasuki carry hasil penjumlahan yang terdahulu. Oleh karena itu rangkaian ini disebut Half Adder/penjumlahan tak lengkap. Penjumlahan yang lengkap (Full Adder) memerlukan input yang dapat dimasuki bit carry, sehingga memiliki 3 input. Rangkaian Full Adder ini dapat disusun dari 2 buah Half Adder dan gerbang OR. Di samping itu, terdapat juga Half Subtractor dan Full Subtractor untuk operasi pengurangan.
IV.

LANGKAH KERJA
1. Susunlah rangkaian Half Adder pada bread board sesuai gambar di bawah:

A B
2

U6A

SUM

7486N
U1A

CARRY

7408J
2. Berikan pulsa input menurut tabel berikut. Amati dan catat level outputnya.

Perlihatkanlah pada asisten! B 0 0 1 1 A 0 1 0 1 SUM CARRY

Modul Praktikum Elektronika

Page 26

3. Susunlah rangkaian Full Adder pada bread board sesuai gambar di bawah:

A B
1

U6A

U2A

SUM

7486N
4 2

7486N
U3A
6

7408J
U1A
5

CARRY OUT U4A


0

7432N

7408J
4. Berikan pulsa input menurut tabel berikut. Amati dan catat level outputnya. Perlihatkan

pada asisten! C 0 0 0 0 1 1 1 1 B 0 0 1 1 0 0 1 1 A 0 1 0 1 0 1 0 1 SUM CARRY

5. Susunlah rangkaian Half Subtractor pada bread board sesuai gambar di bawah:

A B 7404N
1

DIFFERENCE

7486N
BORROW
0

7408J
Modul Praktikum Elektronika Page 27

6. Berikan pulsa input menurut tabel berikut. Amati dan catat level outputnya.

Perlihatkanlah pada asisten! B 0 0 1 1 A 0 1 0 1 DIFFERENCE BORROW

7. Susunlah rangkaian Full Subtractor pada bread board sesuai gambar di bawah:

C A B 7404N

DIFFERENCE OUT

7486N

7486N 7404N
4

7408J
3

7408J
2

U10A

BORROW OUT
0

7432N
8. Berikan pulsa input menurut tabel berikut. Amati dan catat level outputnya. Perlihatkan

pada asisten! C 0 0 0 0 1 1 1 1 B 0 0 1 1 0 0 1 1 A 0 1 0 1 0 1 0 1 DIFFERENCE OUT BORROW OUT

Modul Praktikum Elektronika

Page 28

V.

ANALISA DAN EVALUASI


1. Jelaskan perbedaan prinsip kerja dari rangkaian half adder dan full adder

berdasarkan input dan outputnya.


2. Jelaskan perbedaan prinsip kerja dari rangkaian half subtractor dan full subtractor

berdasarkan input dan outputnya.


VI.

JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

VII. KESIMPUAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 29

Percobaan - 7
I.

FLIP-FLOP

TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Membuat rangkaian Flip-Flop R-S dan Flip-Flop J-K 2. Membedakan prinsip kerja dari Flip-Flop R-S dan Flip-Flop J-K

III.

ALAT DAN BAHAN


1. Power supply 2. Bread board 3. IC 7400 (NAND) 4. IC 7402 (NOR)

1 unit 1 papan 1 chip 1 chip

5. IC 7404 (NOT) 6. IC 7473 (FF J-K) 7. LED 8. Kabel penghubung

1 chip 1 chip 2 buah secukupnya

II. TEORI DASAR Flip-Flop dapat dirangkai dari gerbang logika, juga dapat diperoleh dalam bentuk IC. Flip-Flop diinterkoneksikan untuk membentuk rangkaian logika sekuensial untuk penyimpanan, pewaktu, penghitungan dan pengurutan (secuencing). Kebanyakan FlipFlop dasar merupakan Flip-Flop RS. Simbol logika untuk Flip-Flop RS diperlihatkan pada gambar di bawah. Simbol logika tersebut memiliki dua input yang diberi label S (set) dan R (reset) di sebelah kiri. Flip-Flop RS pada simbil ini memiliki input aktif low/nol. Tidak seperti gerbang logika, Flip-Flop memiliki dua output komplementer. Output tersebut diberi label Q dan Q. Output Q dianggap merupakan output normal, dan dalam kondisi normal kedua output selalu merupakan komlementer. Karena fungsi Flip-Flop memegang data sementara, maka Flip-Flop ini sering disebut RS Latch Flip-Flop. Flip-Flop RS dapat disusun dari gerbang logika NAND Gate. Flip-Flop yang lain adalah Flip-Flop JK. Simbol logika sebagai berikut:

Modul Praktikum Elektronika

Page 30

2 ~1PR 4 1 16 1J 1CLK 1K ~1Q ~1CLR 3 1Q

U1A
15

Input J dan K merupakan input data, dan input clock memindahkan data dari input ke output. Diperlukan keseluruhan pulsa (bukan sekedar transisi low ke high atau high ke low saja) untuk memindahkan data dari input ke

14

7476N output.

Dua sifat unik dari flip-flop JK adalah: 1. Jika kedua data input pada keadaan 0, tidak akan terjadi perubahan pada output meskipun diberikan sinyal clock (output tetap). 2. Jika kedua data input pada keadaan 1, pada tiap pulsa clock data output akan berubah dari sebelumnya (komplemen dari data sebelumnya), kondisi tersebut kondisi Togle.
IV.

LANGKAH KERJA
1. Susun rangkaian pada bread board seperti gambar berikut :

2. Berikan pulsa inputnya menurut tabel berikut. Amati dan catat level outputnya

R 0 0 1 1

S 0 1 0 1

Modul Praktikum Elektronika

Page 31

3. Buat rangkaian JK Flip-Flop dan susunlah pada bread board.

U6A
14 1 3 2 1J 1CLK 1K ~1CLR 1Q ~1Q 12 13

7473N

4. Berikan pulsa inputnya menurut tabel berikut. Amati dan catat level outputnya.

Clock 0 1 1 1 1
V.

J 0 0 0 1 1

K 0 0 1 0 1

ANALISA DAN EVALUASI 1. Apakah perbedaan antara JK Flip-Flop dengan RS Flip-Flop? 2. Tuliskan kelebihan JK Flip-Flop dibandingkan dengan RS Flip-Flop?

VI.

JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 32

Percobaan - 8
I.

REGISTER

TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Menjelaskan prinsip kerja register. 2. Merancang berbagai macam gambar register.

II.

ALAT DAN BAHAN 1 unit 1 papan 2 chip 1 chip


5. IC 74LS165 6. LED 7. Kabel penghubung

1. Power supply 2. Bread board 3. IC 7474 (D-JK) 4. IC 74LS164

1 chip 2 buah secukupnya

III.

TEORI DASAR Register geser (shift register) merupakan salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital. Tampilan pada layr kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Kelamahan register geser seri adalah bahwa untuk membebani register tersebut diperlukan banyak pulsa clock. Suatu register geser beban paralel membebani semua semua bit informasi dengan segera. Register geser beban paralel juga memungkinkan terjadinya sirkulasi data dengan adanya umpan balik yang melintas dari output FF4 kembali masuk ke input FF1. Garis ini merupakan garis perputaran kembali, dan lintasan tersebut akan menyimpan data yang secara normal akan hilang keluar ke ujung kanan dari register tersebut. Dengan kata lain data akan berputar kembali melalui register tersebut.

Modul Praktikum Elektronika

Page 33

Berikut jenis IC TTL 74LS164 (Serial Input Pararel Output) dan IC TTL 74LS165 (Paralel Input Serial Output).

IV.

LANGKAH KERJA
1. Rancang suatu register 4 bit jenis SIPO dengan menggunakan D Flip-Flop.

2. Susun rangkaian pada bread board. 3. Berikan power pada rangkaian, kemudian simpan data 1101 pada register. 4. Perhatikan proses kerjanya inputnya dan isi tabel berikut:

Clock DD DC DB DA 0 1 2 3 4 5. Keluarkan data dari register dan catat prosesnya pada tabel berikut : Clock 0 1 2 3 4 QD QC QB QA

Modul Praktikum Elektronika

Page 34

6. Rancang register 4 bit jenis PISO dengan menggunakan D Flip-Flop.

7. Susun rangkaian pada bread board. Berikan tegangan sumber, kemudian simpan

dan keluarkan data 1001.


8. Perhatikan proses kerja inputnya dan isi tabel berikut :

Clock 0
9.

DD

DC

DB

DA

Keluarkan data dari register dan catat prosesnya pada tabel berikut: Clock 0 1 2 3 4 QD QC QB QA

V.

ANALISA DAN EVALUASI 1. Tuliskan defenisi dari register? 2. Jelaskan prinsip kerja dari register SISO? 3. Jelaskan prinsip kerja dari register SIPO? 4. Jelaskan prinsip kerja dari register PISO? 5. Jelaskan prinsip kerja dari register PIPO?

Modul Praktikum Elektronika

Page 35

VI.

JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 36

Percobaan - 9
I.

DECODER TO SEVENT SEGMENT

TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Mendefenisikan mengenai decoder. 2. Menjelaskan prinsip kerja dari decoder. 3. Menghubungkan decoder dengan seven segment. 4. Memperagakan konversi BCB pada seven segment.

II.

ALAT DAN BAHAN


1. Power supply 2. Bread board

1 unit 1 papan

4. IC 74144 5. Seven segmnet

1 chip 1 chip

3. IC 7447 atau 7448 1 chip

6. Kabel penghubung secukupnya

III.

TEORI DASAR Decoder adalah suatu rangkaian logika kombinasional yang mampu mengubah masukan kode biner n-bit ke m-saluran keluaran sedemikian rupa sehingga setiap saluran keluaran hanya satu yang akan aktif dari beberapa kemungkinan kombinasi masukan, dengan kata lain decoder adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah bilangan biner ke bilangan desimal. Jika sebuah decoder dengan jumlah input n=2 dan output m=4 (decoder 2 ke 4), maka setiap n input dapat berisi logika 1 atau 0, ada 2n kemungkinan kombinasi dari input atu kode-kode. Untuk setiap kombinasi input ini hanya satu dari m output yang akan aktif (berlogika 1), sedangkan output yang lain adalah berlogika 0. Beberapa decoder didesain untuk menghasilkan keluaran low (logika 0) pada keadaan aktif, dimana hanya keluaran low yang dipilih akan aktif sementara keluaran yang lain adalah berlogika 1.

Modul Praktikum Elektronika

Page 37

Seven segment adalah suatu peralatan elektronik yang mempunyai segmen sebanyak 7 buah dan pada setiap segmen tersebut terdapat satu buah LED yang digunakan untuk menampilkan angka-angka decimal yang telah diterjemahkan oleh decoder. Sebelum menghubungkan seven segment dengan IC decoder, perlu diketahui kode pada tiap pin seven segment seperti gambar berikut : Rangkaian decoder to seven segment dipergunakan untuk mengubah sandi BCD 8421 ke dalam bilangan-bilangan decimal yang akan ditampilkan oleh seven segment. Decoder ini mempunyai empat buah jalan masuk D C B A dan 7 buah jalan keluar yang diberi tanda a, b, c, d, e, f dan g. Berikut Seven Segment dan TTL 74144 Decoder BCD ke Desimal.

IV.

LANGKAH KERJA 1. Pasang IC 7448 pada bread board kemudian hubungkan dengan sumber tegangan.

Modul Praktikum Elektronika

Page 38

2. Hubungkan pin-pin IC 7448 dengan pip-pin seven segment sesuai dengan kode hurufnya. 3. Berikan pulsa input A, B, C dan D menurut tabel berikut. Amati dan catat peragaan seven segment. D 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 C 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 B 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 A 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 Nilai desimal Peragaan

IV. ANALISA DAN EVALUASI

1. Tuliskan defenisi dari decoder? 2. Jelaskan prinsip kerja dari decoder? 3. Jelaskan hubungan antara BCD dengan seven segment? 4. Apa sebabnya BCD 1010 sampai dengan 1111 tidak dapat diperagakan dengan baik?

Modul Praktikum Elektronika

Page 39

V.

JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 40

Percobaan - 10
I. TUJUAN

COUNTER

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Menjelaskan prinsip kerja synchronous dan asynchronous counter 2. Merancang berbagai macam synchronous dan synchronous counter
II. ALAT DAN BAHAN 1. Power supply 2. Bread board 3. IC 7400 4. IC 7408 5. IC 7476 III. TEORI DASAR 1 unit 1 papan 1 chip 1 chip 1 chip 6. IC 7490 (JK-FF) 7. IC 74161 8. IC 7411(AND-3in) 9. LED 10. Kabel penghubung 1 chip 1 chip 1 chip

4 sd
secukupnya

Counter merupakan rangkaian logika sekuensial. Hal ini dikarenakan counter membutuhkan karakteristik memori. Pewaktu (timer) memegang peranan penting dalam pengoperasian counter. Counter digital memiliki karakteristik penting : 1. Jumlah hitungan maksimum (modulus counter). 2. Menghitung ke atas atau ke bawah. 3. Operasi asinkron atau sinkron. 4. Bergerak bebas atau berhenti sendiri. Sebagaimana dengan rangkaian sekuensial yang lain, untuk menyusun counter digunakan flip-flop. Penggunaan counter adalah : untuk menghitung banyaknya detak pulsa dalam waktu yang tersedia (pengukuran frekuensi), membagi frekuensi dan menyimpan data seperti dalam clock digital, dan dalam pengurutan alamat serta dalam beberapa rangkaian aritmatika.

Modul Praktikum Elektronika

Page 41

Ripple Counter (Counter Asincron) Counter digital hanya akan menghitung dalam biner atau dalam kode biner dari 0000 sampai 1111 (0 sampai 15 desimal). Suatu counter digital yang menghitung biner 0000 sampai 1111 disebut sebagai modulo (mod)-16 counter. Modulus suatu counter adalah jumlah hitungan yang dilaluinya. Ripple Counter Modulo-10 Pencacahan sekuensial/berurutan dari counter modulo-10 adalah dari 0000 sampai 1001 (0 hingga 9 desimal). Counter mod-10 memiliki 4 bit untuk dubutuhkan empat flip-flop yang dihubungkan seperti ripple counter dan ditambahkan gerbang NAND untuk menghapus (clear) semua flip-flop kembali ke keadaan nol segera sesudah hitungan ke-10. Karena modulus-10 menghitung hingga 9 (1001), maka hitungan berikut (10 1010) digunakan untuk menghasilkan pulsa reset. Hal ini dilakukan dengan mengumpankan kedua logika 1 pada 1010 kedalam gerbang NAND yang akan mereset seluruh flip-flop kembali ke 0000 lagi. Maka counter akan menghitung mulai 000 hingga 1001 lagi. Counter jenis ini disebut decade counter (decade berarti sepuluh). Dengan menggunakan gerbang NAND, kita dapat membuat sejumlah counter modulo yang lain, dengan tetap memperhatikan logika 1 sebagai tanda tercapainya batas perhitungan. Counter ini dapat dibangun dari beberapa flip-flop individual, namun juga diproduksi keempat flip-flop dalam satu paket IC, yang bahkan sudah menyertakan gerbang reset NAND seperti IC 7493 yang akan kita pakai dalam percobaan ini. Counter Sinkron Ripple merupakan counter asinkron. Setiap flip-flop tidak dipacu bersamaan dengan satu pulsa clock. Pada beberapa operasi kerja frekuensi tinggi diperlukan pemacuan serempak terhadap seluruh tahap counter secara bersamaan. Counter jenis ini disebut counter sinkron. Karena semua input clock digabungkan menjadi satu, maka counter ini juga dikenal sebagai counter paralel. Karena kompleksitasnya yang cukup tinggi, counter sinkron banyak disediakan dalam bentuk IC.
IV. LANGKAH KERJA

1. Susun rangkaian seperti gambar berikut :

Modul Praktikum Elektronika

Page 42

X1 2V U1A 2 ~1PR 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3


5

X2 2V
3

X3 2V
6

X4 2V
7

U2A 2 ~1PR 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3

U3A 2 ~1PR 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3

U4A 2 ~1PR 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3

2. Berikan tegangan sumber pada rangkaian dan dihubungkan Q1,Q2, Q3, dan Q4 dengan LED. Catat hasilnya pada tabel di langkah 7. 3. Berikan pulsa clock pada rangkaian kemudian amati dan catat datanya berdasarkan peragaan LED. 4. Susun rangkaian seperti gambar seperti gambar berikut :
X1 X2 X3 X4

Clock Logic

2 2V ~1PR 7 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3

2 2V ~1PR 1 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3

2 2V ~1PR 2 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3

2 2V ~1PR 3 4 1J 1Q 15 1 1CLK 16 1K ~1Q 14 ~1CLR 3

U7A

74ALS11AN

5. Hubungkan Q1,Q2, Q3, dan Q4 dengan LED. 6. Clock lah berulang kali. Amati dan catat peragaan LED pada tabel. 7. Catat perubahan clock yang diikuti perubahan output setiap flip-flop pada tabel berikut untuk rangkaian pada lankah 1 dan langkah 4.
Clock 0 1 2 3 4 Q4 Q3 Q2 Q1 Konversi ke decimal untuk counter langkah 1 Konversi ke decimal untuk counter langkah 4

Modul Praktikum Elektronika

Page 43

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 V. ANALISA DAN EVALUASI 1. Tuliskan prinsip kerja synchronous dan asynchronous counter? 2. Jenis counter apa gambar pada langkah 1 dan langkah 4? jelaskan prinsip kerjanya. 3. Jelaskan perbedaan antara keduanya. VI. JAWABAN ANALISA DAN EVALUASI

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Modul Praktikum Elektronika

Page 44

You might also like