You are on page 1of 11

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd.

KOMPONEN DAN MACAM EKOSISTEM Tujuan Pembelajaran: Memahami komponen yang menyusun ekosistem Mengetahui komponen biotic dan abiotik ekosistem Memahami interaksi antarkomponen biotic dan antara komponen biotic dengan komponen abiotik Mengetahui macam-macam ekosistem

Perhatikanlah lingkungan sekitarmu. Ada tanah tempat kamu berpijak, udara yang kamu hirup, dan air yang kamu minum. Kamu juga tak pernah sendiri. Ada manusia lainnya, hewan, tumbuhan, ataupun organisme yang berukuran renik, seperti bakteri. Berbagai organisme ini bukan hanya ada bersama-sama tetapi juga saling berinteraksi. Beberapa jenis hewan memakan tumbuhan sebagai sumber nutrisi, sedangkan jenis hewan lainnya menggunakan tumbuhan sebagai tempat tinggalnya. Beberapa jenis tumbuhan juga bergantung pada hewan pollinator untuk proses reproduksinya. Baik hewan atau tumbuhan membutuhkan air dan udara. Namun, tumbuhan juga berjasa menyediakan oksigen bagi lingkungan melalui proses fotosintesis. Ekosistem adalah system alam yang dibentuk dari interaksi antarmakhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dengan factor lingkungannya pada suatu kawasan tertentu. Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935) yang mengemukakan bahwa hubungan timbale balik antara makhluk hidup (tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme) dengan factor lingkungan (cahaya, udara, air, tanah, dan sebagainya) di alam, sebenarnya membentuk suatu system yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu yang mempelajari tentang ekosistem adalah ekologi. Istilah ekologi pada mulanya dicetuskan oleh seorang pakar biologi Jerman, yaitu Ernest Haeckel, pada tahun 1866. ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ekologi bias diartikan sebagai ilmu kerumahtanggaan. Pengertian ekologi kemudian berkembang menjadi ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Untuk bias memahami konsep ekosistem, maka harus mengerti terlebih dahulu komponen-komponen yang menyusun ekosistem. A.KOMPONEN EKOSISTEM Perhatikanlah lapangan rumput, kebun, kolam ikan, atau sawah yang ada di sekitarmu. lapangan rumput, kebun, kolam ikan, atau sawah mempunyai komponenkomponen penyusunnya. Lapangan rumput misalnya, tersusun atas rumput, belalang, capung, dan tumbuhan herba. Di lapangan rumput tentu bukan hanya ada makhluk hidup, tetapi juga komponen nonmakhluk hidup, atau disebut factor lingkungan. Factor lingkungan yang ada di lapangan rumput antara lain tanah, cahaya, dan udara. Komponen-komponen yang ada di lapangan rumput ini kemudian akan saling berinteraksi sehingga terbentuklah suatu system yang apabila salah satu komponennya terganggu maka system ini pun cepat atau lambat akan terpengaruh juga. System ini disebut dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup atau disebut dengan komponen biotic, dan factor lingkungan yang disebut komponen abiotik. 1. Komponen Biotik Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut dengan habitat. Semut misalnya, mempunyai habitat di tanah. Namun, selain semut, tanah juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan makhluk hidup lainnya.

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. Komponen biotic bagi ekosistem sawah misalnya, bias mencakup mikroorganisme, padi, belalang, manusia, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Setiap komponen biotic mempunyai pola interaksi sendiri. Misalnya, untuk memperoleh nutrisi dan energi, jamur berinteraksi dengan cara memparasitinya, sedangkan belalang dengan cara memakan daun padi. Komponen biotic dalam ekosistem tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam satuan populasi dan komunitas. Berikut penjelasan lengkapnya. a. Populasi Populasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Namun, sekumpulan makhluk hidup ini hanya disebut populasi jika memiliki jenis yang sama atau satu jenis. Makhluk hidup disebut satu jenis jika mampu untuk membiak silang dan menurunkan anakan fertile. Sebagai contoh populasi, perhatikanlah sebuah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga air, lele, ikan mas, dan lainnya. Jika setiap jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari satu, maka pada kolam ikan akan terbentuk populasi ganggang, populasi lumut, populasi serangga air, dan seterusnya. b. Komunitas populasi-populasi makhluk hidup yang ada pada suatu tempat tidak berdiri sendiri begitu saja, tetapi saling berinteraksi. Pada sebuah kolam ikan misalnya, populasi ganggang akan berinteraksi dengan populasi ikan berukuran kecil berlangsung melalui proses makan. Interaksi antarpopulasi pada suatu area ini membentuk komunitas. Komunitas tidak harus meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam. Tempurung kelapa yang sudah terisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi suatu komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur, dan protozoa. 2. Komponen Abiotik Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem. Adapun beberapa komponen abiotik yang menyusun ekosistem sebagai beriku. a. Cahaya Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini. Cahaya matahari yang sampai ke bumi sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik yang memanfaatkan cahaya matahari secara langsung untuk kehidupannya. b. Udara Udara di sekelilingmu terdiri atas berbagai macam gas, yaitu nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan gas-gas lainnya. Oksigen banyak dibutuhkan banyak makhluk hidup untuk bernapas, walaupun oksigen hanya menyusun 21% dari komposisi udara. Karbon dioksida dalam udara dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Udara yang bergerak atau biasa disebut angina juga berperan penting dalam kehidupan tumbuhan. Angina dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji. c. Air Pohon yang lama tidak terguyur hujan, daun-daunnya akan layu dan berguguran. Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang berhabitat di darat maupun perairan. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Di alam, air tidak selalu tersedia dalam bentuk cair. Ada air dalam bentuk kristal es, es dan uap air. d. Batu dan tanah

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup mulai dari yang berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga berukuran besar, seperti gajah. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh kondisi iklim atau lumut. Komposisi tanah juga diperkaya dengan humus yang merupakan hasil penguraian materi organic dari sisa-sisa tubuh hewan atau tumbuhan yang mati. Keberadaan humus dapat meyuburkan tanah. Tanah yang subur diperlukan oleh tumbuhan untuk dapat tumbuh dengan baik. e. Suhu Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap suatu rentang suhu tertentu. Suhu merupakan factor penting dalam proses metabolisme makhluk hidup, contohnya pada manusia suhu tubuh optimal untuk metabolisme tubuh adalah 37C, jika suhu tubuh manusia turun hingga di bawah 34C maka akan menderita hipotermia, tetapi jika suhu tubuh manusia naik hingga di atas 40C maka akan menderita hipertermia. Baik hipotermia maupun hipertermia dapat menyebabkan kematian. Oleh karenanya, untuk dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil, manusia tidak dapat berada di lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau panas tanpa perlindungan. f. Topografi Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu lingkungannya akan semakin rendah. Keadaan ini tentu saja akan mempengaruhi penyebaran makhluk hidup karena tidak semua makhluk hidup dapat bertahan pada suhu rendah. Bagaimanapun juga ada makhluk hidup yang hanya bias hidup pada daerah dengan suhu lingkungan yang rendah, misalnya bunga edelweiss. Latihan Soal 1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem? 2. Apa yang dimaksud dengan populasi dan komunitas? 3. Jelaskan perbedaan interaksi dalam komunitas dengan interaksi dalam ekosistem! 4. Sebutkanlah komponen-komponen abiotik yang menyusun lingkungan! B. INTERAKSI DALAM EKOSISTEM Dalam suatu ekosistem, komponen biotic dan abiotik saling berinteraksi dan berhubungan timbale balik. Ketika kamarau panjang, pohon akan menggugurkan daun-daunnya sebagai bentuk respon dari udara yang kering dan ketidaktersediaan air. Kondisi pohon yang gundul ini kemudian akan mempengaruhi hewan herbivore yang kehilangan sumber makanannya bukan tidak mungkin turun jumlahnya. Peruban iklim dipengaruhi oleh efek pemanasan global yang salah satu penyebabnya adalah ditebangnya pepohonan sebagai paru-paru dunia. Inilah yang disebut hubungan timbale balik. Adanya hubungan timbale balik dalam ekosistem menyebabkan system akan guncang apabila terjadi kerusakan pada salah satu komponennya sekalipun. Oleh karenanya, menjaga kelestarian lingkungan beserta komponen penyusunnya demikian penting. Berdasarkan penjelasan di atas, interaksi di dalam ekosistem bias terjadi antarkomponen biotic dan juga antara komponen biotic dan abiotik. Berikut penjelasannya. 1. Interaksi Antarkomponen Biotik Interaksi antarkomponen biotic merupakan interaksi yang terjadi antarpopulasi organisme yang menyusun ekosistem. Dalam ekosistem, interaksi yang terjadi sering saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. beberapa tipe interaksi antarkomponen biotic, yaitu mutualisme, komensalisme, alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme. 3

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. a. Mutualisme Mutulalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda. Hubungan mutualisme akan menguntungkan bagi kedua organisme yang terlibat di dalamnya. Beberapa spesies dapat hidup tanpa organisme partner mitualismenya. Hubungan seperti ini disebut mutualisme fakultatif. Berbeda lagi dengan mutualisme obligatif, yaitu hubungan yang terjadi antara kedua jenis organisme yang hanya dapat hidup dengan bermutualisme. Contoh bentuk mutualisme adalah bakteri yang hidup dalam system pencernaan hewan herbivore. Hewan herbivore berukuran besar tidak dapat mencerna selulosa. Dibutuhkan bakteri simbiotik atau protozoa pada saluran pencernaan hewan tersebut untuk memecah selulosa. Dari hubungan mutualisme ini, hewan herbivore mendapatkan nutrisi yang bias diserap oleh tubuh, sedangkan bakteri simbiotik atau protozoa mendapatkan habitat yang nyaman dengan makanan yang melimpah, yaitu di system pencernaab hewan herbivore. b. Komensalisme Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda, yang mana hanya satu organisme yang memperoleh keuntungan sedangkan yang lainnya tidak terpengaruh. Hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu merupakan contoh komensalisme. Ikan remora menempel pada badan ikan hiu, sehingga ikan remora dapat berpindah tempat dengan cepat. Ikan remora juga mendapat keuntungan lainnya, yaitu memperoleh makanan dari sisa-siasa makanan ikan hiu. Ikan hiu sendiri tidak diuntungkan dan tidak dirugikan dari keberadaan ikan remora. Contoh komensalisme lainnya adalah tanaman anggrek yang tumbuh secara epifit pada batang pohon. c. Alelopati Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan toksin atau racun. Beberapa jenis fungi dapat menghasilkan toksin berupa antibiotic yang menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotic ditemukan oleh Alexander Fleming, yang meneliti bahwa bakteri tidak tumbuh di sekitar Penicillium chrysogenum. Beberapa jenis tanaman juga menyekresikan zat yang menghambat pertumbuhan tanaman jenis lainnya. Tanaman pinus misalnya, menyekresikan zat yang menyebabkan tanah di sekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis lainnya. d. Predasi Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan organisme lainnya disebut dengan predasi. Organisme yang memakan disebut predator, sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa. Pada umumnya hubungan makan dan dimakan ini berlangsung antara spesies yang berbeda, meskipun demikian beberapa hewan memangsa sesame jenisnya (kanibalisme). Hubungan predasi tidak hanya sebatas antarhewan, tetapi juga antara hewan dengan tumbuhan, dan antara tumbuhan predator dengan hewan mangsanya. Contohnya, Dionaea muscipula menjerat lalat. Hubungan predator-mangsa sering mempengaruhi kelimpahan suatu jenis organisme. Populasi predator-mangsa saling berkaitan demikian dekatnya, sehingga kelimpahannya terlihat sama. e. Kompetisi Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas menyebabkan terjadinya hubungan atau interaksi dalambentuk kompetisi. Sumber terbatas yang diperebutkan pada kompetisi bias berupa makanan, pasangan hidup, dan wilayah kekuasaan. Kompetisi dapat terjadi antarindividu dari spesies yang sama, yaitu kompetisi intraspesifik. Kompetisi juga terjadi antarindividu dari dua spesies yang berbeda, yaitu kompetisi interspesifik. Contoh kompetisi intraspesifik yaitu 4

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. persaingan antartumbuhan Sorghastrum nutans dalam mendapatkan nitrogen, sedangkan contoh kompetisi interspesifik, yaitu persaingan antara kuda dan sapi dalam memperoleh rumput di lading penggembalaan yang sama. Kompetisi juga bias terjadi ketika organisme memperebutkan relung. Relung mencerminkan kondisi lingkungan yang didukung oleh factor-faktor untuk pertumbuhan, pertahanan hidup, dan reproduksi suatu spesies. Dua spesies yang berbeda dengan relung yang identik tidak bias hidup berdampingan. Kompetisi akan terjadi antara dua spesies berbeda dengan relung yang sama. Hasil dari kompetisi tidak selalu seimbang bagi kedua organisme yang bersaing (competitor). Spesies yang berkompetisi dengan lebih efektif akan mempunyai kemampuan hidup yang lebih baik dibandingkan kompetitornya. Kompetisi juga tidak selalu berarti pertarungan atau perkelahian dalam memperebutkan sesuatu. Kompetisi juga bias berarti persaingan antartumbuhan dalam mendapatkan air dan nutrisi melalui akarnya. f. Parasitisme Parasitisme adalah hubungan antarorganisme berbeda spesies, yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya. Parasit memperoleh keuntungan dari kehidupan inangnya. Organisme parasit yang beradaptasi dengan baik akan menyebabkan kerusakan kecil pada inangnya, sehingga inang akan tetap tumbuh sehat dan tetap menyediakan makanan serta habitat bagi organisme parasit. Cacing pita merupakan organisme yang hidup secara parasit. Cacing pita hidup dengan cara menempel pada alat pencernaan inangnya. Kemudian menyerap makanan yang dicerna oleh inangnya. Organisme parasit yang menyebabkan sakit pada inangnya disebut pathogen. 2. Interaksi antara Komponen Biotik dengan Komponen Abiotik Interaksi antara komponen biotic dengan komponen abiotik terjadi karena komponen biotic dalam suatu ekosistem akan dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya. Kehidupan organisme yang berada di darat dan perairan tidak lepas dari pengaruh komponen-komponen abiotik yang menyusun ekosistem karena setiap jenis organisme di bumi ini membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai. Kondisi lingkungan yang dibutuhkan ini dapat berbeda pada jenis organisme yang berbeda. Ada organisme yang membutuhkan cahaya langsung untuk kehidupannya, tetapi ada juga yang hanya bias bertahan hidup bila tidak terkena cahaya langsung. Organisme lainnya seperti lumut, hidup pada habitat yang lembap, sedangkan kaktus hidup pada wilayah yang kering seperti gurun. Kemampuan hidup organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut dengan rentang toleransi. Setiap populasi dalam ekosistem mempunyai rentang toleransi yang berbeda terhadap variasi kondisi lingkungan. Hokum toleransi menyatakan bahwa keberadaan, kelimpahan, dan penyebaran spesies tertentu dalam suatu ekosistem ditentukan oleh satu atau lebih factor fisik dan kimia lingkungan yang masih bias ditoleransi oleh spesies tersebut. Oleh karenanya, setiap spesies dalam ekosistem mempunyai batas toleransi, yaitu batas minimum dan maksimum kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup. Ada kalanya suatu populasi dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh satu jenis komponen abiotik atau factor pembatas. Jika jumlah satu factor pembatas terlalu banyak ataupun sedikit maka pertumbuhan populasi akan terhambat, walaupun komponen-komponen abiotik lainnya berada dalam jumlah yang optimal untuk pertumbuhan populasi tersebut. Curah hujan merupakan contoh komponen abiotik yang bertindak sebagai factor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang rendah di daerah gurun, menyebabkan pertumbuhan tanaman di gurun menjadi terbatas. Organisme pada ekosistem akuatik juga memiliki factor pembatas, yaitu suhu, cahaya matahari, oksigen terlarut, dan nutrisi. Factor pembatas lainnya adalah salinitas, jumlah mineral anorganik atau garam yang terlarut pada air. Air laut yang 5

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. mempunyai kandungan garam sekitar 3,4%. Jika kandungan garam meningkat hingga 6%, maka seluruh organisme di laut kecuali beberapa bakteri Archaebacteria akan mati. Komponen abiotik juga bias dipengaruhi oleh keadaan komponen biotic penyusun ekosistem. Tanah, misalnya kesuburannya akan dipengaruhi oleh adanya mikroorganisme pengurai yang menguraikan berbagai materi organic menjadi nutrisi anorganik. Kesuburan tanah juga akan meningkat karena keberadaan cacing tanah. Oksigen terlarut di perairan juga dipengaruhi oleh keadaan organisme yang menggunakan oksigen terlarut di perairan meningkat, maka kadar oksigen terlarut di perairan akan menurun. Eutrofikasi perairan merupakan contoh bagaimana komponen biotic dan abiotik saling mempengaruhi. Ketika suatu sungai atau danau menerima masukan nutrisi, seperti natrium, kalium, dan fosfor dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya, maka pertumbuhan ganggang di perairan tersebut akan meningkat. Namun, peningkatan jumlah ganggang ini akan mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan. Latihan Soal 1. Apa yang dimaksud dengan interaksi dalam ekosistem? 2. Sebutkan dan jelaskan interaksi yang terjadi antarpopulasi dalam ekosistem! 3. Apa jenis interaksi antara manusia dengan bakteri E. coli di saluran pencernaan? 4. Mengapa makhluk hidup membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda-beda untuk bias bertahan hidup? 5. Jelaskan yang dimaksud dengan factor pembatas? C. MACAM-MACAM EKOSISTEM Jika kita memperhatikan organisme di pantai pasir dan sawah, maka pantai pasir memiliki keragaman organisme yang berbeda dengan yang ada di sawah. Di pantai pasir dapat dijumpai pohon kelapa dan terna, sedangkan di sawah dapat dijumpai padi dan rumput. Kondisi fisik dan kimia lingkungan di pantai pasir dan sawah juga berbeda. Pantai pasir dan sawah merupakan dua jenis ekosistem yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa bumi tidak hanya tersusun dari satu jenis ekosistem, melainkan dari banyak jenis ekosistem. Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ekosistem secara garis besar dapat dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik. Selain itu, juga terdapat ekosistem yang diciptakan manusia. 1. Ekosistem Darat Perubahan iklim mempengaruhi tipe vegetasi atau tumbuhan yang di dominant di ekosistem darat. Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe vegetasi dominant disebut dengan bioma. Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis vegetasi yang dominant pada wilayah tersebut. Jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh keadaan iklim, curah hujan, intensitas cahaya matahari, kelembapan, dan posisi lintang ekosistem tersebut. a. Hutan hujan tropis Hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari permukaan laut. Letak hutan hujan tropis berada di sepanjang garis khatulistiwa sehingga hutan hujan tropis memiliki cirri lingkungan, yaitu intensitas cahaya mataharinya tinggi, lama waktu siangnya kurang lebih sama dengan malamnya, dan intensitas curah hujannya tinggi, yaitu berkisar antara 220-225 cm per tahun. Spesies yang beragam hidup di hutan hujan tropis. Pada bioma ini, peneliti menemukan bahwa pada wilayah dengan ukuran 10 m 100 m saja bias terdapat 6

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. hingga 200 spesies tumbuhan yang berbeda. Hutan hujan tropis juga memiliki ukuran dan bentuk tumbuhan yang beragam. Bagian kanopi, yaitu lapisan teratas pohon, dipenuhi oleh tumbuhan merambat, epifit, semak, dan tumbuhan herba lainnya. hewan yang terdapat pada bioma hutan hujan tropis ini juga beragam. Gagak, kelelawar, ular, katak, dan monyet adalah contoh hewan yang ada di hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki komposisi serangga yang paling beragam dibandingkan bioma lainnya. bahkan satu pohon di hutan hujan tropis dapat dihuni oleh ribuan spesies serangga. b. Padang rumput Padang rumput juga dapat disebut dengan stepa atau prairie. Intensitas curah hujan di padang rumput berada pada tingkat sedang, yaitu sekitar 50 sampai 76 cm per tahun. Kondisi padang rumput yang kering umumnya tidak mendukung pertumbuhan pepohonan. Vegetasi padang rumput antara lain rumput-rumputan dan semak. Hewan yang hidup di padang rumput antara lain bison, antelope, serigala, elang, burung hantu, gajah, dan badak. Produkstivitas padang rumput relative lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, tetapi tanah di padang rumput pada umumnya sangat subur. Intensitas curah hujan yang rendah menyebabkan nutrisi di tanah tidak tercuci atau terlarut bersama air hujan. Tanah padang rumput kaya akan nutrisi sehingga sesuai untuk dijadikan lahan pertanian berbagai produk pangan, seperti gandum dan jagung. c. Gurun Gurun merupakan wilayah dengan intensitas curah hujan yang sangat rendah. Akibat intensitas curah hujan yang rendah, hanya sekitar 15 cm per tahun, gurun merupakan bioma yang kering. Kurangnya air di gurun tidak mendukung terjadinya proses fotosintesis tumbuhan. Sebagai akibatnya, produkstivitas di gurun demikian rendah dibandingkan bioma lainnya, misalnya hutan hujan tropis. Vegetasi gurun teradaptasi dengan baik akan kondisi lingkungannya yang kering. Cirri vegetasi gurun, yaitu tumbuh dan berkembang dengan pesat ketika air tersedia, misalnya setelah terjadi hujan, dan tumbuh dengan letak yang saling berjauhan. Dalam menghadapi kekeringan, beberapa vegetasi gurun bahkan tetap dalam periode dormansinya, yaitu biji. Biji akan berkecambah dan tumbuh hanya terjadi ketika hujan. Kaktus merupakan contoh vegetasi gurun. Kaktus merupakan tumbuhan xerofit, yaitu tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan dengan sedikit air. Kaktus memiliki daun dengan ukuran kecil dan batang yang dapat menyimpan air. Kemampuan kaktus untuk menyimpan air dan bertahan hidup pada kondisi yang kering menyebabkan kaktus termasuk tumbuhan sukulen. Hewan yang ada di gurun antara lain ular, tikus, unta , dan berbagai jenis amfibi. d. Hutan gugur temperate Intensitas curah hujan di hutan gugur lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, yaitu sekitar 75-150 cm per tahun. Hutan gugur berada pada wilayah yang mengalami empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Keragaman spesies pada hutan gugur berada pada tingkat sedang dan kebanyakan hutan gugur memiliki spesies yang kurang beragam jika dibandingkan dengan hutan hujan tropis. Tumbuhan yang ada pada hutan gugur memiliki cirri, yaitu berdaun lebar, seperti tumbuhan maple, oak,ash. Hewan yang hidup di hutan gugur antara lain rusa, beruang, tupai, serigala, kucing hutan, dan berbagai jenis burung, seperti elang, burung hantu, dan kalkun. Tumbuhan di hutan gugur mengalami periode dormasi di kala musim dingin. Periode dormasi ditandai dengan gugurnya daundaun yang merupakan bentuk adaptasi tumbuhan di hutan gugur dalam menghadapi musim dingin. Daun kemudian bersemi kembali menjelang musim panas. Adaptasi juga dilakukan beberapa jenis hewan ketika musim dingin. Tupai misalnya, akan mengalami hibernasi sepanjang musim dingin. Hibernasi adalah 7

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. periode dormasi pada hewan. Ketika berhibernasi, hewan seakan-akan sedang tidur. Hewan yang berhibernasi akan menurunkan suhu tubuhnya dan melambatkan detak jantung dan pernapasannya sehingga metabolisme tubuhnya menjadi melambat. Metabolisme yang lambat ini membuat hewan dapat menyimpan energi untuk melewati musim dingin dimana makanan tidak bnayak tersedia. e. Taiga Taiga atau hutan conifer mempunyai cirri khas, yaitu mengalami musim dingin yang sangat dingin dan musim panas yang singkat dan dingin. Pada musim dingin, lantai hutan tertutupi es akibat turunnya salju. Suhu yang dingin di hutan conifer menyebabkan penguapan air menjadi sangat jarang sehingga lingkungan menjadi demikian lembap dan sesuai untuk pertumbuhan pepohonan. Intensitas curah hujan di taiga berkisar antara 25 hingga 100 cm per tahun. Taiga didominasi oleh tumbuhan conifer yang mampu bertahan suhu yang demikian dingin. Cirri tumbuhan conifer antara lain daunnya berbentuk jarum dan bersemi sepanjang tahun. Pepohonan di hutan conifer tidak gugur di saat musim gugur, sebagaimana di hutan gugur. Jenis tumbuhan yang ada di taiga antara lain spruce, pinus, fir, dan alder. Produksi kayu dunia terutama berasal dari hutan conifer. Hewan-hewan yang ada di hutan conifer antara lain, moose, beruang hitam, dan ayam hutan. f. Tundra Bioma yang terletak di sekitar kutub utara dinamai tundra. Bioma ini memiliki suhu rata-rata di bawah titik beku dengan intensitas curah hujan yang rendah. Tundra berarti daratan tanpa pohon. Pepohonan tidak tumbuh di bioma tundra. Tundra disebut juga sebagai padang rumput karena vegetasi utamanya terdiri dari lumut, lumut kerak, dan rumput-rumputan. Karaktersitik tundra, yaitu: Suhu dingin yang ekstrim Keragaman spesiesnya rendah Struktur vegetasinya sederhana Musim tumbuh dan berkembang biak pendek Tundra dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tundra artik dan tundra alpine. Tundra artik terletak di kutub utara dengan kondisi lingkungan menyerupai gurun, tetapi gurun dengan suhu lingkungan yang dingin. Hewan-hewan yang ada pada tundra artik antara lain serigala, rubah, beruang kutub, tupai, serta berbagai jenis burung dan serangga. Tundra alpine terletak di ketinggian gunung dimana pepohonan tidak dapat tumbuh. Hewan-hewan yang ada pada tundra alpine antara lain marmot, kambing gunung, domba dan berbagai jenis burung. 2. Ekosistem Akuatik Keragaman ekosistem akuatik juga dipengaruhi oleh factor abiotik sebagaimana keragaman ekosistem daratan. Namun, tidak seperti ekosistem daratan, ekosistem akuatik tidak terlalu dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan curah hujan. Kedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik yang memberikan peran penting dalam keberadaan ekosistem akuatik. Kedalaman perairan menentukan sejauh mana cahaya metahari dapat berpenetrasi ke dalam perairan. Semakin dalam perairan, maka cahaya tidak bias masuk hingga ke dasar perairan. Cahaya matahari dibutuhkan oleh organisme fotosintetik untuk proses pengolahan makanan. Perairan yang memiliki arus deras juga akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan perairan yang memiliki arus sedang atau tenang. Organisme akuatik yang hidup di perairan deras tentu akan berbeda dengan yang di perairan tenang. a. Ekosistem air tawar Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi danau, lahan basah, dan sungai. 8

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. Danau Danau-danau besar menampung sejumlah besar air tawar permukaan. Danau besar di Amerika utara atau yang biasa disebut dengan The Great Lakes menampung 24.620 km3 air atau sekitar 20% total air tawar permukaan. Struktur danau pada umumnya mirip dengan struktur laut. Bagian dasar danau yang dangkal disebut dengan zona litoral. Pada zona ini, tumbuhan air masih dapat tumbuh di dasar danau. Bagian danau yang terbuka disebut dengan zona limenik. Selain dibagi secara horizontal, struktur danau juga dibagi secara vertical menjadi zona fotik dan afotik. Cahaya matahari masih bias berpenetrasi pada zona fotik. Sebaliknya, pada zona afotik, cahaya matahari sudah tidak bias berpenetrasi. Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan ganggang yang bertindak sebagai organisme fotosintetik. Selain itu, di danau juga terdapat zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang, serangga, dan ikan. Lahan basah Lahan basah juga disebut wet land, adalah suatu daerah yang digenangi oleh air sehingga kondisinya menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme akuatik. Lahan basah bias dibedakan menjadi rawa, rawa Lumpur, dan tanah gambut. Rawa memiliki cirri, yaitu tidak terdapat banyak pohon, airnya mengalir dengan kecepatan sedang, dan terhubung dengan danau atau aliran sungai. Rawa Lumpur memiliki cirri, yaitu didominasi oleh pohon dan semak-semak. Lahan gambut memiliki cirri, yaitu airnya hamper tidak mengalir sama sekali, pH air asam, dan miskin oksigen serta nitrogen. Sungai Sungai adalah badan air yang bergerak terus-menerus menuju satu arah. Struktur sungai bervariasi di sepanjang alirannya. Di bagian hulu, sungai cenderung sempit dan berarus deras serta airnya terasa dingin. Sungai kemudian akan melebar dan arusnya melambat ketika di bagian hilir. Air sungai di bagian hilir pun terasa lebih hangat dibandingkan di bagian hulu sungai. Organisme fotosintetik jarang ditemukan pada sungai-sungai di bagian hulu. Materi organic yang ada di sungai bagian hulu berasal dari daun dan ranting dari tumbuhan yang ada di sisi sungai. Walaupun kandungan materi organiknya rendah, kadar oksigen di hulu sungai tinggi. Semakin menuju ke hilir, sungai akan melebar dan arusnya semakin tenang. Kondisi arus sungai yang tenang lebih sesuai untuk pertumbuhan ganggang dan tumbuhan air. Oleh karenanya, sungai di bagian hilir lebih tinggi kandungan materi organiknya. Namun, arus sungai yang tenang membuat kadar oksigen menjadi rendah. Ketika sungai bertemu lautan, maka akan terbentuk estuary. Pada estuary, air tawar akan bercampur dengan air asin. b. Ekosistem laut Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona intertidal atau zona pasang surut, zona neritik atau zona laut dangkal, dan zona pelagic atau zona laut terbuka. Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, eksoistem laut dapat dibagi menjadi zona fotik, zona bentik, dan zon afotik. Zona fotik adalah area permukaan laut yang masih menerima cahaya matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis organisme. Zona bentik adalah area dasar laut. Zona afotik adalah area pertengahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesis organismenya. Zona intertidal Area pasang dan surut air laut di sepanjang garis pantai disebut dengan zona intertidal. Pada saat pasang, zona intertidal akan tertutupi oleh air laut, sedangkan ada saat surut, zona ini akan kering dan terpapar oleh udara terbuka. Pada zona ini, cahaya matahari bias masuk hingga ke dasar perairan sehingga produktivitas

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd. organisme fotosintetik di zona ini juga tinggi. Kandungan nutrisi di zona intertidal cenderung tinggi karena masukan nutrisi dari estuary dan sungai. Zona intertidal dapat berupa pantai berpasir, berbatu, atau berlumpur. Organisme yang hidup di zona intertidal harus mampu bertahan dari air laut ketika periode pasang dan kekeringan ketika periode surut. Beberapa organisme beradaptasi dengan baik terhadap kekeringan ketika periode surut, tetapi ada juga organisme yang memilih untuk masuk ke dalam lubang selama periode surut, misalnya kepiting. Organisme yang ada di zona intertidal ini antara lain rumput laut, abalone, anemone, kepiting, ganggang hijau, kerang, timun laut, dan bintang laut. Zona neritik Zona neritik berada di antara zona intertidal dan zona pelagic. Kedalaman ratarata zona laut dangkal ini adalah sekitar 200 m. Dasar laut di zona neritik cenderung melandai dibandingkan dengan zona pelagic. Pada umumnya, suhu dan salinitas air laut di zona neritik lebih stabil. Proses fotosintesis berlangsung di zona neritik karena cahaya matahari bias menembus hingga ke dasar laut. Di wilayah tropis, zona neritik biasanya dihuni oleh terumbu karang. Suhu air yang hangat serta adanya cahaya matahari, menjadikan wilayah tropis sebagai habitat yang baik untuk terumbu karang. Keragaman organisme di terumbu karang demikian tinggi. Terumbu karang menjadi rumah bagi berbagai ikan tropis dan ikan karang seperti parrotfish, angelfish, dan butterfish. Lebih dari 4000 spesies ikan menghuni terumbu karang. Selain ikan, organisme yang menghuni terumbu karang antara lain spons, Cnidaria, cacing, udang-udangan, moluska, bintang laut, bulu babi, dan ular laut. Zona pelagic Kedalaman rata-rata zona pelagic adalah 4.000 m. Sekitar 75% air laut berada pada zona ini. Zona pelagic merupakan zona yang paling tidak produktif dibandingkan zona intertidal dan zona neritik. Walaupun cahaya matahari melimpah di zona fotik, tetapi kandungan nutrisi di zona pelagic demikian rendah. Zona afotik di laut terbuka juga memiliki produktivitas yang rendah. Ketiadaan cahaya matahari berarti tidak ada proses fotosintesis yang menyediakan energi bagi banyak organisme. Jika terumbu karang di zona neritik diibaratkan sebagai hutan hujan tropis, maka zona pelagic bagaikan bioma gurun. Organisme di zona afotik laut terbuka umumnya bergantung pada sampah organic yang tenggelam di zona fotik. Sampah organic ini digunakan sebagai sumber materi organic bagi organisme di zona afotik. Organisme di zona afotik laut terbuka hidup dengan cara menyaring makanan, memakan bangkai, atau memangsa organisme lainnya. Banyak invertebrate di laut terbuka yang mempunyai ukuran tubuh raksasa, contohnya cumi-cumi raksasa yang mempunyai panjang hingga mencapai 18 m. Ikan yang hidup di laut yang lebih dalam beradaptasi dengan baik akan ketiadaan cahaya dan jarangnya makanan. Ikan di laut dalam akan makan sebanyak mungkin ketika makanan tersedia. 3. Ekosistem Buatan Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem ini tidak terbentuk secara alami, tetapi dibuat oleh manusia untuk diambil manfaatnya. Contoh ekosistem buatan adalah sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi, dan hutan tanaman produksi, seperti jati dan karet. Latihan Soal 1. Jelaskan perbedaan antara bioma taiga dengan tundra! 2. Jelaskan zonasi yang ada di ekosistem danau! 3. Jelaskan perbedaan antara zona intertidal, zona neritik, dan zona pelagic pada ekosistem laut! 4. Sebutkan berbagai ekosistem buatan di lingkungan sekitarmu! 10

IPA Kelas 3 SMK PGRI Singosari Saiful Anam, S.Pd.

Latihan Soal Akhir Bab 1. 2. 3. 4. 5. Apa yang dimaksud dengan ekosistem? Apa habitat itu? Jelaskan perbedaan antara habitat dan relung! Sebutkan populasi yang ada di sekitarmu! Apa perbedaan antara komunitas dengan ekosistem? Apa yang dimaksud dengan mutualisme, komensalisme, alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme? 6. Jelaskan perbedaan antara kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik! Sebutkan contohnya! 7. Mengapa makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sesuai? 8. Jelaskan perbedaan antara hutan hujan tropis dengan hutan gugur temperata! 9. Mengapa sungai di bagian hilir memiliki kandungan materi organic lebih tinggi dibandingkan dengan sungai di bagian hulu> 10. Jelaskan perbedaan antara zona intertidal, neritik, dan pelagic!

11

You might also like