You are on page 1of 17

PEREKONOMIAN INDONESIA

PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DI ERA REFORMASI

Disusun Oleh: 1. Asmi Nuqayah 2. Evi Lawati 3. Fanny Setia Anjani 4. Ruth Juan Dierdra 27211775 22211533 29211083 26211503

1EB25

AKUNTANSI EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah kami kali ini membahas tentang Pertumbuhan Ekonomi di Era Reformasi, Kondisi Ekonomi Indonesia di Era Reformasi, dan yang lainnya. Penulisan makalah kami ini adalah merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam kelancaran penyusunan makalah kami ini. Makalah yang penulis susun ini memang masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk penyusunannya maupun materinya. Kritik dari pembaca yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 2 April 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR................................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................2 1.4 Metode Penulisan .........................................................................................3 1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................4 2.1 Perekonomian Indonesia di Era Reformasi..................................................4 2.2 Pertumbuhan Ekonomi di Era Reformasi ....................................................5 2.3 Persamaan Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Lama-Reformasi............8 2.4 Kondisi Indonesia di Era Reformasi ............................................................9 2.5 Dampak Reformasi Bagi Rakyat Indonesia ...............................................11 2.6 Gambar-gambar yang Berkaitan Tentang Perekonomian Indonesia .........12

BAB III PENUTUP ....................................................................................................13 3.1 Kesimpulan ................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional, dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Pertumbuhan ekonomi di era reformasi saat ini sering sekali mengalami kegoncangan. Terlebih lagi rencana kenaikan BBM yang baru-baru ini membuat masyarakat menjadi gempar dan geram terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah itu. Muculnya reformasi di bidang ekonomi disebabkan oleh adanya sistem monoppoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha. Pada masa orde baru, orang-orang yang dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan kesempatan, bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan usahanya. Selain itu juga disebabkan oleh krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan. Pada era reformasi sekarang ini sangat dibutuhkan sistem pemerintahan yang memungkinkan cepatnya penyaluran aspirasi rakyat, alokasi kewajiban Negara kepada rakyat secara merata, namun tetap berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Hal

tersebut diperlukan agar tidak terjadi lagi ancaman-ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti pernah munculnya gerakan-gerakan separatism di daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), antara lain GAM di Aceh dan RMS di Maluku. Sumber daya alam daerah Indonesia yang tidak merata juga merupakan salah satu penyebab diperlukannya suatu sistem pemerintahan yang memudahkan pengelolaan sumber daya alam yang merupakan sumber pendapatan daerah sekaligus menjadi pendapatan nasional. Sebab seperti yang kita ketahui bahwa terdapat beberapa daerah yang pembangunannya memang harus lebih cepat daripada daerah lain.

1.2

RUMUSAN MASALAH Rumusan yang dibahas dalam makalah ini adalah untuk mengetahui tentang perekonomian Indonesia di era reformasi ini dan juga pertumbuhan ekonomi di era reformasi. Serta perbedaan dan persamaan kebijakan ekonomi di Indonesia pada era reformasi saat ini.

1.3

TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah agar para pembaca makalah ini dapat lebih mengetahui dan lebih mengerti tentang ekonomi yang ada di Indonesia pada saat ini. Juga agar para pembaca lebih memahami tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah.

1.4

METODE PENULISAN Dalam melakukan penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan.

1.5

SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini dirangkai menjadi tiga bab. Secara umum bab-bab tersebut membicarakan pokok-pokok penelitian bahasan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang dibuatnya makalah, rumusan makalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : PEMBAHASAN Berisi tentang pembahasan mengenai pertumbuhan ekonomi di era reformasi BAB III : PENUTUP Pada bab terakhir ini penulis ingin menyampaikan beberapa kesimpulan dan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PEREKONOMIAN INDONESA DI ERA REFORMASI Mengawali masa reformasi di Indonesia yang dipimpin oleh BJ.Habibie. presiden BJ. Habibie belum melakukan maneuver-manuver yang tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa Presiden Abdurahman Wahid juga belum ada tindakan untuk menyelamatkan Negara dari keterpurukan akibat dari krisis yang di alami pada masa Orde Baru. Padahal ada beberapa persoalan ekonomi yang harus dihadapi seperti KKN, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Keterlibatan presiden dalam skandal Brunei gate yang menjatuhkan kredibilitasnya dimata masyarakat menyebabkan kepemerintahannya di ambil alih oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri terdapat masalah-masalah yang mendesak untuk dipecahkan yaitu adalah pemulihan ekonomi dan penegaka hokum. Kebijakan-kebijakan yag ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain: a. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp. 116,3 Triliun. b. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan Negara dari
7

intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1%. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang di privatisasi dijual ke perusahaan asing. Pada masa ini juga direalisaskan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi itu sendiri. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan nasional. Masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah muncul suatu kebijakan yang kontroversial yaitu adalah mengurangi subsidi BBM dengan alasan naiknya harga minyak dunia dan subsdi BBM dialihkan ke sektor pendidikan dan kesehatan. Denga adanya kebijakan kontroversial yang pertama timbullah kebijakan kedua yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin, namun BLT banyak yang tidak sampai ke tangan yang berhak menerima bantuan tersebut. Dengan begitu malah menimbulkan berbagai masalah sosial. 2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI DI ERA REFORMASI Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997, maka laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia turun drastis hingga mencapai -13,16%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada era reformasi sekitar tahun 1999-2005 mencapai rata-rata 4.15%. Dari data di atas kelihatannya ekonomi Indonesia pada tahun itu memiliki prospek membaik yaitu dengan terus meningkatnya laju pertumbuhan di masa depan. Antara tahun 1999-2005 sektor riil bertumbuh sekitar 3,33% sedangkan sector non-riil sekitar 5,1%. Pertumbuhan ekonomi
8

yang seperti itu bisa dibilang pincang karena semestinya sector non-riil bertumbuh untuk melayani sector riil yang bertumbuh. Pada tahun-tahun sekitar tahun 2002-2005 sektor yang tinggi pertumbuhannya adalah: pengangkutan, keuangan, bangunan, dan perdagangan. Namun, pada saat yang sama tingkat pengangguran terbuka pada mulanya turun tetapi sejak tahun 2002 cenderung naik. Hal ini sangat ironis, karena pertumbuhan ekonomi pada kurun waktu yang sama berada di atas 5%. Persentase orang miskin di Indonesia pun pada tahun 2005 bertambah. Hal ini disebabkan oleh sector yang bertumbuh itu adalah sekto non-riil bukan sector riil. Karena apabila sector riil tidak berkembang, maka pasar sector non-riil aka cepat jenuh. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejak tahun 1998 mengarah pada pertumbuhan yang tidak berkualitas. Pertumbuhan yang tidak berkualitas adalah apabila sector yang dominan pencipta pertumbuhan itu adalah bukan sector riil dan bukan sector basis. Misalnya, yang bertumbuh itu adalah sector listrik, bangunan, perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa (pemerintahan, social, perorangan), dimana kegiatan itu ditujukan untuk memnuhi kebutuhan local/dalam negeri. Dari berbagai fakta yang telah disebutkan terdahulu, laju pertumbuhan ekonomi yang terus menerus rendah sejak era reformasi, pertumbuhan yang tidak berkualitas, kondisi prasarana yang tidak memadai, rendahnya minat investor menanamkan modalnya di sector riil, serta factor kondisi global, maka dapat disimpulka bahwa ekonomi Indonesia telah terperangkap pada pertumbuhan rendah (Low Growth Trap). Artinya setelah ada peningkatan sekitar hingga 4-5%, maka peningkatan menjadi tersendat. Hal ini berarti ke depannya laju pertumbuhan ekonomi akan tetap rendah, tingkat pengangguran terbuka tetap tinggi, jumlah orang miskin akan tetap besar dan cenderung
9

makin besar, mayoritas lulusan perguruan tinggi akan menjadi pengangguran atau terpaksa bekerja pada pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian sarjana, serta akan sulit untuk dapat keluar dari perangkap tersebut. Sejak era reformasi pertumbuhan ekonomi di indonesa tidak pernah lagi mencapai 6%. Dalam kondisi normal pertumbuhan itu berkisan 4-5%. Resiko dari pertumbuhan ekonomi yang rendah adalah terciptanya dikotomi dalam mendapatkan peluang ekonomi atau pendapatan. Dikotomi sendiri artinya adalah pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan. Akan ada dua dikotomi yaitu dikotomi dalam kehidupan masyarakat dan dikotomi antara daerah yang banyak/masih memiliki potensi ekonomi dan daerah yang tidak lagi memiliki banyak potensi ekonomi. Dikotomi dalam kehidupan masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut. Dalam kondisi investor asing da investor besar dalam negeri tidak ingin menanamkan modalnya di sector riil di Indonesia, sehingga investasi tidak meningkat secara tajam dan lapangan kerja formal tidak banyak bertambah, maka cepat atau lambat akan terjadi dikotomi dalam kehidupa atau perekonomian masyarakat. Masyarakat yang memiliki sumber daya adalah pemilik modal termaksud pemilik lahan yang memadai atau yang memiliki keahlian atau keterampilan yang keahliannya dibutuhkan pasar. Masyarakat seperti itu akan tetap terus dapat berkembang karena mereka mampu menabung/mengakumulasi modal sehingga akan terus dapat memperluas kegiatannya/sumber pendapatannya.

10

2.3 PERSAMAAN REFORMASI

KEBIJAKAN

EKONOMI

PADA

MASA

ORDE

LAMA-

Pada masa orde lama, orde baru, dan reformasi terdapat kesamaan yaitu sama-sama masih terdapat ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan. Setelah Indonesia merdeka, ketimpangan ekonomi tidak separah ketika zaman penjajah. Namun tetap saja ada terjadi ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan. Dalam 26 tahun masa orde baru (1971-1997) rasio pendapatan penduduk daerah terkaya dan penduduk daerah termiskin meningkat dari 5,1 pada tahun 1971 menjadi 6,8 pada tahun 1983 dan naik lagi menjadi 9,8 pada tahun 1997. Pada masa orde lama, orde baru, dan reformasi masalah yang dihadapi oleh Indonesia masih sama yaitu masih merajalelanya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Penyakit KKN yang sudah menjadi budaya masyarakat ini sangat sulit untuk dihilangkan. Pada masa orde lama KKN memang sudah ada namun masih kecil. Namun pada masa orde baru KKN sudah ada hamper di semua jajaran pemerintahan pada masa itu. Oleh karena itu pada masa pemerintahan presiden Soeharto banyak sekali pertentangan di masyarakat dengan pemerintah. Karena masyarakat kecewa dengan pemerintahan pada masa itu yang penuh dengan KKN. Sedangkan pada masa reformasi sendiri KKN tetap masih ada walaupun sudah mulai terbuka dengan masyarakat tidak seperti pada jaman orde baru yang ditutup-tutupi dari masyarakat. Namun masih saja KKN belum hilang dari Indonesia. Khususnya di jajaran pemerintahan yang dimana seharusnya membela kebutuhan masyarakat bukan mengambilnya.

11

Sejak pemerintahan orde lama hingga orde reformasi kini, kewenangan menjalankan anggaran Negara tetap ada pada Presiden. Namun tiap-tiap masa pemerintahan mempunyai cirinya masing-masing dalam menjalankan arah kebijakan anggaran Negara. Hal ini dikarenakan untuk disesuaikan dengan kondisi stabilitas politik, tingkat ekonomi masyarakat, serta keamanan dan ketertiban. Kebijakan anggaran Negara yang diterapkan pemerintah selama ini sepertinya berorientasi pada ekonomi masyarakat. Padahal kenyataannya kebijakan yang ada biasanya hanya untuk segelintir orang dan bahkan lebih banyak menyengsarakan rakyat. Belum lagi kebijakan-kebijakan yang tidak tepat sasaran, yang hanya menambah beban APBN. Bila diteliti lebih mendalam kebijakan-kebijakan sejak orde baru hingga sekarang hanya bersifat jangka pendek. Dalam arti kebijakan yang ditempuh bukan untuk perencanaan ke masa yang akan dating, namun biasanya cenderung untuk mengatur hal-hal yang sedang dibutuhkan saat ini. 2.4 KONDISI INDONESIA DI ERA REFORMASI Pada masa krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden B.J.Habibie. Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa megalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan pada saat ini. Pada masa reformasi ini kondisi ekonomi di Indonesia sering mengalami kenaikan namun juga sering mengalami penurunan. Menurut Keynes, investasi merupakan factor utama untuk menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang

12

selalu ditukukan untuk member kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah. Pada pertengahan bula Oktober 2006, Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk berhutang lagi pada luar negeri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 juta jiwa dibulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang, sehingga kinerja sector riil berkurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya relisasi belanja Negara dan daya serap, karena in-efisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negeri, tapi di lain pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif. Pada masa Reformasi krisis ekonomi parah sudah terjadi. Utang Luar Negeri tetap harus dibayar, budaya korupsi yang sudah menggurita sulit dihilangkan, meski pada masa Presiden SBY pemberantasan korupsi mulai kelihatan wujudnya. Rakyat menikmati kebebasan (namun sepertinya terlalu bebas). Media masa menjadi lebih terbuka dan berani.

13

2.5 DAMPAK REFORMASI BAGI RAKYAT INDONESIA Masalah pembangunan ekonomi yang ala kadarnya sangat memprihatinkan karena tidak tampak strategi yang bisa membuat perekonomian Indonesia kembali bergairah. Angka pengangguran dan kemiskinan tetap tinggi. Penanganan bencana alam yang datang bertubi-tubi berjalan lambat dan sangat tidak professional. Bisa dipahami bahwa bencana datang tidak diundang dan terjadi begitu cepat, sehingga korban kematian dan materi tidak terhindarkan. Pemerintahan orfe baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun pada era reformasi ini tidak diikuti dengan suasana tenang, aman, dan tentram dalam kehidupan social ekonomi masyarakat. Rakyat menjadi sulit membedakan apakang sang pejabat bertindak sebagai eksekutif atau pimpinan partai politik karena adanya perangkapan jabatan yang membuat pejabat bersangkutan tidak dapat berkonsentrasi penuh pada jabatan public yang diembannya. Banyak kasus yang muncul ke permukaan yang berkaitan dengan pemberian batas yang tegas pada teritorial masing-masing wilayah. Pada era ini juga pemerintah menjadi tidak otoriter

14

2.6

GAMBAR-GAMBAR

YANG

BERKAITAN

TENTANG

PEREKONOMIAN

INDONESIA

15

BAB III PENUTUP

3.1

KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, beberapa hal yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut: 1. Perekonomian Indonesia di awal era reformasi, dimana pada era tersebut B.J.Habibie menjadi presiden pertama di era reformasi. 2. Masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan ekonomi antara lain meminta penundaaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp. 116,3 Triliun. 3. Pertumbuhan ekonomi di era reformasi pada awalnya turun drastis akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia padatahun 1997. 4. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejak tahun 1998 mengarah pada pertumbuhan yang tidak berkualitas. 5. Permasalahan yang dialami oleh rakyat Indonesia sejak era orde lama hingga reformasi saat ini masih sama yaitu makin merajalelanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

16

DAFTAR PUSTAKA http://id.answer.yahoo.com/question/index?qid=20090126174820AAFGt08 http://yunaniabiyoso.blogspot.com/2008/04/perbedaan-determinasi-kebijakan.html http://labtani.wordpress.com/upload/Reformasi%20di%20Persimpangan%20Jalan.pdf http://ekonomimikro.blogspot.com/2010/09/kebijakan-ekonomi-pada-masa-orde-lama.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17833/5/Chapter%20I.pdf http://apaapaapa.blogspot.com/2009/02/masa-reformasi.html www.usu.ac.id Pohan,Aulia.2008.Potret Kebijakan Moneter Indonesia.Jakarta:Rajawali pers. Yustika, Ahmad Erani. 2002. Pembangunan dan Krisis, Memetakan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT.Grasindo.

17

You might also like