You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN Semua kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya memuat ajaran tauhid atau

mengesakan Allah. Sedangkan tata cara penyembahan atau syariat yang terdapat di dalamnya berbeda-beda. Setiap muslim wajib beriman kepada Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya dan meyakini isinya yang memuat tuntunan bagi Allah bagi manusia pada zamannya. Kitab-kitab suci yang ada sekarang ini telah mengalami perubahan, kecuali Al-Quran. Perubahan yang sangat penting adalah dalam masalah aqidah, yakni berubah dari tauhid menjadi syirik. Dalam kerangka itulah kitab suci Al-Quran diturunkan Allah untuk merevisi kitab-kitab lama dan menyempurnakan ajaran-Nya. Firman Allah : ( QS. Al-Maidah, 5:48 ). Al-Quran memberikan keterangan yang lengkap tentang pokok-pokok agama dan menjelaskan persoalan-persoalan yang masih kabur. Menampung perkembangan pemikiran manusia sampai puncak tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Al-Quran menjawab setiap tantangan terhadap kebenaran ajarannya yang datang dari siapa saja sepanjang perjalanan kehidupan manusia, sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 sampai akhir zaman. Isi Al-Quran meliputi segala aspek tanggung jawab manusia dalam hubungannya dengan Allah dan dengan manusia. Ayat-ayat Makkiyyah terutama mengandung masalahmasalah hubungan manusia dengan Allah,sedangkan ayat-ayat Madaniyyah mengandung masalah-masalah hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitarnya. Al-Quran terpelihar keasliannya, disamping karena lengkap dan jelas perjalanan sejarahnya, juga Allah memberikan jaminan penjagaannya sebagaimana firman-Nya : (QS. Al-Hijr, 15:9). Salah satu bukti yang tampak adalah bahwa bahasa Al-Quran sampai sekarang masih dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa arab, salah satu bahasa yang tetap hidup dan dipergunakan dalam pergaulan beratus-ratus juta orang di dunia.

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

BAB II ISI 2.1. Pengertian Al-Quran Al-Quran berasal dari kata qaraa yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca. Secara termiologis Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi terakhir Muhammad SAW, melalui perantaraan malaikat jibril. Al-Quran tertulis dalam mushaf dan sampai kepada manusia secara mutawatir. Membacanya bernilai ibadah, diawali dengan surat Al- Fatihah dan ditutupi dengan surat An- Nas. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : Pertama, Al-Quran adalah kalamullah atau firman Allah, bukan ucapan Nabi atau manusia lainnya. Tidak ada sepatah kata pun ucapan nabi dalam Al-Quran. Pada saat AlQuran diturunkan, nabi melarang para sahabatnya untuk menghafal atau mencatat, apalagi mengumpulkan ucapannya, beliau hanya menyuruh menghafal dan menuliskan Al-Quran. Hal semata-mata untuk menjaga kemurnian firman Allah. Dngan demikian, tidak ada bukti sama sekali pandangan kaum orientalis yang mengatakan Al-Quran sebagai karangan Nabi. Kedua, Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu Muhammad bin Abdullah yang lahir di mekah pada tahun 571 M, Rasul yang terakhir, penutup segala wahyu yang diturunkan Allah ke muka bumi, sebagaiman firman-Nya : (QS. Al-Ahzab, 33 : 40) Ketiga, Al-Quran diturunkan Allah melalui peraturan malaikat Jibril secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari kepada Nabi Muhammad. Keempat, Al-Quran dikumpulkan dalam mushaf yang sejak masa turunnya dihafalkan dan ditulis oleh para sahabat kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf yang seluruhnya berisi 6.666 ayat dan 114 surat. Kelima, Al-Quran ini sampai kepada umat islam secara mutawir, atau terusmenerus diturunkan dai generasi ke generasi dalam keadaan tetap dan terjaga, baik huruf maupun kalimat-kalimat yang ada didalamnya, sehingga keaslian Al-Quran tetap terjamin epanjang masa. Keenam, membaca Al-Quran bernilai ibadah bagi pembaca dan pendengarannya. Hal ini berarti membaca Al-Quran merupakan bentuk kegiatan ritual yang bernilai ibadah, sekalipun pembaca atau pendengarannya tidak mengetahui arti yang dibacanya.

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

Ketujuh, Al-Quran dimulai dengan surat Al- Fatihah dan diakhiri denga surat AnNas. Ini mengandung arti bahwa susunan surat dan ayat Al-Quran bersifat tetap sejak diturunkannya sampai akhir zaman. Sejak dirunkannya sampai sekarang yang telah berusia hampir lima belas abad. Isi, susunan surat, ayat dan bacaan Al-Quran sama. Tidak ada dan tidak akan pernah ada versi lain. 2.2. Nama-nama Al-Quran 1. 2. Al-Quran, kata Al-Quran sebagai nama kitab ini disebutkan dalam firman Al-Furqan artinya pembeda atau pemisah, yaitu kitab yang membedakan Allah : ( QS. Al-Hasyr : 21) antar yang hak dan batil. Penamaan ini terungkap dalam firman Allah : ( QS. AlFurqan, 25 : 1) 3. 4. Azzikra artinya peringatan, yaitu kitab yang berisi peringatan Allah kepada Al-Kitab artinya tulisan atau yang ditulis, yaitu kitab yang ditulis dalam manusia . penamaan ini terungkap dalam firman Allah : (QS. Al-Hijr, 15 : 9) mushaf. Penamaan ini terungkap dalam firman Allah : (QS. Al-Kahfi, 18 : 1) 2.3. Fungsi dan Peran Al-Quran 2.3.1. Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia Hidup manusia di uka bumi bertujuan untuk mencapai kebahgiaan. Setiap orang memiliki penilaian tentang kebhagiaan yang hendak dicapainya, sesuai dengan pandangan dasarnya dalam memelihara kehidupan. Kaum materialistis yang memendang hidup sebagai materi, mengarahkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materialnya, berupa kekayaan dan lain-lain yang bersifat material. Kebahagiaan bagi mereka terdapat pada banyaknya materi yang diperoleh. Al-Quran memberikan petunjuk kearah pencapaian kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang hendak dicapai bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia saja, melainkan kebahagiaan yang abadi. Untuk mencapai kebahagiaan yang abadi itu, Al-Quran memberikan petunjuk yanh jelas, yaitu meletakkan seluruh aspek kehidupan dalam kerangka ibadah kepada Allah. Firman Allah : (QS. Adz-Zariyat, 51 : 56).

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

Apabila hidup telah diletakkan dalam penghambaan yang mutlak kepada Allah, maka ridha Allah akan turun dan kebahagiaan yang hakiki akan dapat dicapai. 2.3.2. Al-Quran memberikan Penjelasan Terhadap Segala Sesuatu Al-Quran diturunkan ke muka bumi untuk memberikan penjelasan tentang segala sesuatu, sehingga manusia memiliki pedoman dan arahan yang jelas dalam melaksanakan tugas hidupnya sebagai makhluk Allah. Firman Allah : (QS. Al-Anam, 6 : 38) Berdasarkan ayat diatas tampak bahwa Al-Quran berfungsi memberikan penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu. Segala sesuatu bukanlah apa saja yang ada di bumi ini dijelaskan oleh Al-Quran, karena Al-Quran bukan kamus atau encyclopedi, tetapi Al-Quran memberikan dasar-dasar yang bersifat global dan mendasar. Oleh karena itu, manusia didorong untuk mengembangkan kemampuannya umtuk menggali isi pesan yang terkandung di dalmnya. Hal ini berarti bahwa dalam Al-Quran telah ada pokok-pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, dan pokok-pokok segala sesuatu yang dapat membawa manusia ke arah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah menjelakan dalam ayat lain : (QS. An-Nahl, 16 : 89). Dalam ayat tersebut dikemukakan pula bahwa Al-Quran berfungsi memberikan petunjuk, rahmat dan menyampaikan kabar gembira kepada manusia yang berserah diri. Al-Quran menjelaskan apa yang tidak dapat diketahui manusia, seperti hal-hal yang gaib. Memberi petunjuk berarti membimbing dan mengarahkan manusia pada tujuan yang seharusnya dicapai dalam kehidupannya, sehingga tidak salah dalam memilih jalan yang akan ditempuhnya, yaitu mencapai keridhaan Allah SWT. Memberi rahmat adalah AlQuran membawa manusia ke dalam kasih sayang Allah, sehingga apa yang dilakukan manusia senatiasa berada di jalan yang disenangi Allah. Bagi alam lingkungannya, manusia menjadi subjek yang memberikan manfaat melalui kasih sayang yang menjadi pendorongnya. Adapun yang dimaksud dengan kabar gembira adalah bahwa Al-Quran memberikan harapan-harapan masa depan bagi orang-orang yang beriman, tunduk dan patuh kepada aturan Allah, yaitu janji Allah untuk memberikan kesenangan dan kenikmatan yang tiada tara. Seorang muslim dapat hidup optimis dan tidak putus asa dalam mennghadapi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Ini juga merupakan kabar gembira bagi orang

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

yang beriman, bahwa iman dan perbuatan baik mereka akan dibalas dengan surga yang penuh nikmat. 2.3.3. Al-Quran Sebagai Penawar Jiwa yang Haus Al-Quran berfungsi juga sebagai obat (penawar) bagi manusia, sebagaimana firman Allah : (QS. Al-Isra, 17:82) Syifa artinya obat, penawar atau penyembuh. Sasaran dari penyembuhan ini adalah hati, yaitu memberikan penyembuhan terhadap segala penyakit hati yang membuat manusia menderita penyakit rohaniah. Penyakit ini dapat menghinggapi manusia setiap saatdalam bentuk kecemasan, kegelisahan, dan kekecewaan yang dapat mengakibatkan kekosongan dan kegoncangan jiwa. Di sini Al-Quran dapat menjadi faktor penyembuh batin, penawar dari kehausan dan kelelahan ruhaniah, serta memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. 2.4. Kodifikasi Al-Quran 2.4.1. Kodifikasi pada Masa Rasulullah Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Ketika Nabi berada di mekah turun ayat-ayat yang kemudian disebut ayat Makiyah dan pada saat Nabi berada di Madinah turun ayat-ayat yang disebut ayat Madaniyah. Setiap ayat Al-Quran turun langsung dihafalkan di luar kepala oleh nabi dan diajarkan pula pada kepada para sahabat dan langsung dihafalkan juga oleh mereka. Selanjutnya para sahabat yang hafal Al-Quran disuruh pula oleh nabi untuk mengajarkannya kepada yang lain. Pada masa rasul para sahabat pun menuliskan ayat yang turun pada alat-alat tulis yang mereka miliki, seperti pelepah kurma, batu-batu tipis, dedaunan, kulit binatang, kemudian disimpan di rumah Rasul. Kodifikasi Alquran pada dasarnya telah dilakukan pada saat Rasul masih hidup. Pada setiap kali ayat Al-Quran turun, Nabi memberikan petunjuk kepada para sahabat dan sekretarisnya dalam penyimpanan ayat dan surat dalam susunan ayat-ayat Al-Quran. Nabi mengumpulkan ayat-ayat yang ditulis oleh para penulis wahyu dan memerintahkan Ali untuk menghimpunnya. Hal ini diungkapkan dalam riwayat Ali bin Ibrahim yang diterima

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

dari Abu Bakar Al-hadharami dari Abu Abdullah Jafar bin Muhammad, katanya : bahwa Rasulullah Saw. Bersabda kepada Ali : Wahai Ali, sesungguhnya Al-Quran terdapat di belakang tempat tidurkku yang tertulis dalam suhuf (lembaran) sutra dan kertas. Ambillah dan kumpulkanlah., dan jangan sampai hilang, sebagaimana kaum Yahudi menghilangkan Tauarat. Kemudian Ali pergi untuk mengumpulkannya pada kain kuning dan menutupinya. Dengan demikian jelaslah bahwa kodifikasi Al-Quran telah dilakukan secra sempurna pada masa Rasulullah. Hanya, pada masa rasul pengumpulan Al-Quran dalam bentuk mushaf. Susunan ayat-ayat dan surat-suratnya belum dilakukan, karena pada saat itu turunya Al-Quran masih berlangsung yang kadang-kadang dari tertentu tersela oleh turunnya ayat-ayat yang lain, sebelum atau sesudah ayat tersebut. Kemudian wahyu turun yang terdiri atas ayat-ayat yang merupakan bagian dari surat pertama, hingga akhirnya sempurna wahyu diturunkan. Setelah wahyu diturunkan secara sempurna tidak lama kemudian Rasulullah wafat, yaitu pada tahun diturunkannya ayat Al-Quran yang terakhir. Rupanya tidak cukup waktu untuk mengumpulkan tulisan dan menyusun Alquran dalam satu mushaf. Namun demikian, sebelum wafat, Raulullah mengumumkan kepada sejumlah sahabat tentang penyusunan AlQuran, sehingga para huffadz (penghafal Al-Quran) bisa membacanya secara sempurna dsan tersusun sebagaimana yang diperintahkan Rasul melalui pengajatan Jibril pada penurunan wahyu yang terakhir. Hal ini menjadi jaminan tersusunnya Al-Quran dalam satu mushaf. 2.4.2. Kodifikasi pada masa Para Khalifah Pada masa sahabat, Al-Quran sudah tertulis, tetapi belum terkumpul dalam satu mushaf, ayat-ayat itu masih berserakan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar RA, Umar bin Khatab menyarankan agar Al-Quran ditulis dan dikumpulkan dalam satu mushaf. Pada awalnya Abu Bakar menolak dengan alasan Rasul pun tidak melakukannya. Setelah keperluan itu dirasakan mendesak apalagi setelah terjadinya peperangan peperangan melawan orang-orang murtad yang banyak menewaskan para penghafal Al-Quran, Abu Bakar memerintahkan Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, dan Umayah bin Kaar serta Utsman bin Affan untuk menulis dan membukukannya. Seteladisusun, mushaf itu disimpan

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

oleh Abu Bakar hingga wafat. Kemudian dipegang oleh Umar bin khatab, dan setelah Umar wafat disimpan oleh Hafsah binti Umar. Khalifah Utsman menggandakan mushaf Alquran menjadi 5 buah. Beliau mengirimkannya ke berbagai daerah sebagai rujukan dan dasra pemerintahan di daerahdaerah kedaulatan islam. Sejak saat itu mushaf Al-Quran tersebut menjadi rujukan bagi penulis mushaf selanjutunya, dan tersebayr ke seluruh dunia islam sampai sekarang. AlQuran tersebar di seluruh dunia, tidak terdapat perbedaan di dalamnya dari mushaf terdahulu. 2.5. Kadungan Al-Quran Al-Quran terdiri dari 114 suart, 6666 Ayat, 74437 kalimat, dan mengandung pokokpokok berbagai hal di dalamnya. Kelengkapan kandungan Al-Quran diterangkan sendiri di dalam Al-Quran sebagai berikut : (QS. Al-Anam, 6:38) Dalam ayat di atas dapat diketahui bahwa di dalam Al-Quran terkandung segala sesuatu yang menjadi pokok-pokok segala aspek kehidupan manusia. Maksud segala sesuatu pada ayat di atas adalah bahwa Al-Quran memberikan prinsip-prinsip dasar bagi manusia dalam mengatur kehidupannya di dunia yang sejalan dengan arah yang seharusnya dicapai untuk mendapatkan kebahagian yang hakiki di dunia dan akhirat. Secara umum isi kandungan Al-Quran terdiri atas : a. Pokok-pokok keyakinan atau keimanan yang melahirkan teologi atau ilmu kalam. b. Pokok-pokok aturan atau hukum yang melahirkan ilmu hukum, syariat atau ilmu fiqih. c. Pokok-pokok pengabdian kepada Allah (ibadah) d. Pokok-pokok aturan tingkah laku (akhlak) e. Petunjuk tentang tanda-tanda alam yang menunjukkan adanya Tuhan. Di sini dapat lahir ilmu pengetahuan. f. Petunjuk mengenai hubungan golongan kaya dan miskin. g. Sejarah para Nabi dan umat terdahulu. 2.6. Keistimewaan Al-Quran

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya. Ia merupakan sumber yang tidak pernah kering bagi para pencari kebenaran, menjadi rujukan para ahli bahasa, sumber kajian para ahli fuqaha, dan sumber argumentasi para ahli hukum. Al-Quran juga menjadi kajian yang tidak pernah habis bagi ahli sosiologi, ekonomi dan politik, memberikan inspirasi bagi penyair dan pujangga. Al-Quran merupakan satu-satunya kitab yang berbicara segala macam topik. Ia mengisahkan masa lampau, masa kini, dan menggambarkan masa depan. Keistimewaan AlQuran secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Keistimewaan bahasa Al-Quran Al-Quran diturunkan dengan bahasa Arab yang fasih. Sejak masa turunnya sampai sekarang tidak ada yang menandingi ketinggian dan keindahan bahasanya. Al-Quran berisi 77.439 kata, 323.015 huruf yang seimbang jumlah kata-katanya., baik antara klata dengan padangannya, maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya. Misalnya kata hayat, yang artinya hidup berulang sebanyak 145 kali sama dengan berulangnya kata maut. Kata malaikat terulang sama jumlahnya dengan kata dunia., yaitu 115 kali. Kata malaikat terulang 88 kali sama dengan terulangnya kata setan. Demikian pula kata yaum yang artinnya hari diulang dalam Al-Quran sebanyak 365 kali, yaitu jumlah hari dalam setahun, kata syahr yang artinya bulan diulang sebanyak 12 kali, sama dengan bulan dalam satu tahun. b. Al-Quran menembus seluruh waktu, tempat, dan sasaran. Kemukjizatan Al-Quran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Al-Quran berbicara tentang manusia secara keseluruhan tanpa membedakan jenis kelamin, suku bangsa, dan bahasa, firman-Nya : (QS. Al-Araf : 158) Dari segi waktu, Al-Quran berbicara tentang masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Al-Quran berbicara tentanng masa lalu berupa kisah-kisah para Nabi dan masyarakat terdahulu sebagai gambaran dan cermin baik kesuksesan maupun kegagalan masyarakat masa lalu, agar menjadi pelajaran bagi manusia kini dan masa yang akan datang. Al-Quran mengoreksi kesalahan umat terdahulu yang telah menyimpangkan ayatayat suci yang menimbulkan mala petaka bagi mereka akibat kesalahan dan kesombongannya. Alquran memberi bukti bagi manusia yang hidup pada masa kini dan

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

masa yang akan datang tentang kebenaran firman dan janji Allah. Misalnya, alquran menggambarkan kesombongan Firaun yang mengaku tuhan, kemudian mati secara menggenaskan dengan ditenggelamkan di laut Merah, sedangkan mayatnya (tubuhnya) diselamtakan Allah untuk menjadi pelajaran kepada manusia sebagaimana firman-Nya : (QS. Yunus, 10:92) Isyarat Alquran tentang tubuh firaun itu, ternyata terbukti dengan ditemukannya mayatnya pada abad kedua puluh. Sekarang mayat (mummi) nya masih tersimpan dan dapat dilihat di musim Mesir. Dari segi materi, Al-Quran berbicara tentang segala segi kehidupan manusia, baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Manusia diberi pengarahan dan bimbingan tentang prinsip-prinsip dasar yang dapat dijadikan sebagai pijakan utama. Oleh karena itu, tidak ada kitab suci yang berbicara segala hal tentang kehidupan manusia,kecuali AlQuran. Al-Quran juga merupakan satu-satunya kitab suci yang paling banyak dibaca orang dalam sejarah kehidupan manusia, pada berbagai masa dan berbagai bangsa. Bacaan AlQuran dikumandangkan setiap waktu oleh jutaan bahkan milyaran orang di seluruh dunia dengan bacaan yang teratur dan tertib. Tidak ada kitab suci yang diperlakukan seperti itu, kecuali Al-Quran. Jika diperhatikan dari segi sejarah, maka tidak ada satu kitab suci yang tidak pernah berubah satu huruf pun dalam kurun waktu ratusan tahun kecuali Al-Quran. Hingga sekarang di kalangan umat islam di seluruh dunia tidak ada pertentangan mengenai AlQuran. Ia merupakan satu-satunya pegangan yang sama di kalangan umat islam. Semua ini merupakan mukjizat terbesar sepanjang sejarah manusia sampai hancurnya alam. Segi empat, Al-Quran berbicara mengenai semua wilayah dan kawasan di daratan, lautan, maupun angkasa raya yang mendorong para pembacanya untuk menyelidiki dan menelitinya dengan seksama. Al-Quran betul-betul menunjukkan misinya ynag bersifat universal. Bahkan Alquran mengarahkan misinya bukan hanya kepada manusia yang bersifat materi, tetapi juga pada makhluk yang bersifat gaib, yaitu jin. Keistimewaan Al-Quran dalam kaitan ilmu pengetahuan dan teknologi mulai diungkapkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Dalam seminar mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK di IPTN terungkap jelas, pandangan Al-Quran tentang IPTEK

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

memberikan petunjuk dan isyarat yang mengarahkan manusia pada pencapaian derajat khalifatullah fil ardh, kesejahteraan hidup manusia di dunia dan akhirat. Menjelang abad dua puluh satu ini Al-Quran mulai diselediki oleh para ahli bukan hanya dari segi hukum, melainkan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Isyarat-isyarat ayat-ayat Al-Quran dalam berbagai disiplin ilmu telah mampu memberikan petunjuk ke arah pemahaman dan pengembangan sains dan teknologi. c. Al-Quran Sumber Informasi Tentang Tuhan, Rasul dan Gaib. Al-Quran merupakan sumber informasi utama bagi manusia terutama tentang Tuhan dan hal-hal gaib yang tidak bisa diungkapkan oleh manusia berdasarkan kemampuan akalnya semata-mata. Informasi tentang Tuhan yang tidak mungkin diragukan kebenarannya hanya datang dari Tuhan sendiri. Sumber kebenaran manusia di dapat berdasarkan hasil pikiran manusia. Tuhan yang digambarkan oleh manusia berdasarkan dugaan dan perkiraan akalnya. Al-Quran adalah firman Tuhan yang memberikan informasi tentang Tuhan sendiri, sehingga manusia memperoleh pengetahuan dan keyakinan yang benar tentang Tuhannya. Di dalam Al-Quran Tuhan memperkenalkan Diri-Nya sehingga kebenaran Tuhan bersifat mutlak dari Tuhan. Sifat-sifat, rencana dan tujuan Tuhan diungkapkan-Nya sendiri kepada manusia melalui Al-Quran. Karena itu tidak ada sumber informasi tentang Tuhan yang dapat dipercaya, kecuali Al-Quran. Al-Quran memberikan pula legitimasi terhadap Rasul yang ditugaskan Allah mengemban misinya kepada manusia. Penunjukan Rasul oleh Allah dan tercantum dalam Al-Quran merupakan informasilangsung dari Allah. Al-Quran memberikan informasi pula tentang adanya hal-hal yang bersifat gaib, adanya makhluk yang tidak tampak, seperti jin dan malaikat, hari kiamat, hari akhirat, surga, dan neraka. Hal-hal yang bersifat gaib itu tidak apt dipikirkan melalui akal manusia, tetapi memerlukan informasi sehingga manusia mengetahui dan meyakini keneradaannya. Informasi itu dapat diungkap dari Al-Quran yang merupakan firman dari Sang Maha Pencipta; Yang menciptakan alam gaib.

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

10

d. Naskah Asli yang Terjaga Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci yang terjaga keasliannya sejak masa diturunkannya sampai kini bahkan hingga akhir zaman. Keaslian ini disebabkan Al-Quran diturunkan, ditulis dan disampaikan kepada umatnya setiap zaman secara mutawir atau terus menerus, baik melalui tulisan (mushaf) yang sampai sekarang aslinya masih ada, juga setiap masa terdapat banyak para penghafal Al-Quran (huffadz). Apabila terdapat kesalahan tulis dapat segera diketahui dan dibetulkan. Keaslian Al-Quran dibuktikan pula dengan tidak terjadinya perubahan-perubahan atau kontroversi tentang ayat Al-Quran pada umat islam seluruh dunia. Mushaf Al-Quran yang ada di tangan umat Islam sama di seluruh dunia. 2.7. Penafsiran Al-Quran 2.7.1. Pengertian Tafsir Tafsir menurut bahasa artinya penjelasan atau keterangan , yaitu menerangkan atau mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas. Tafsir Al-Quran adalah penjelasan atau keterangan tentang firman Allah yang memberikan penjelasan mengenai susunan kalimat yang terdapat dalam Al-Quran. Tafsir Al-Quran berbeda dengan Al-Quran , artinya tafsir tidak bersifat mutlak atau pasti, melainkan relatif dan terbatas oleh ruang dan waktu. Tafsir sangat dipengaruhi oleh latar belakang dan metode yang digunakan oleh penafsirnya. Oleh karena itu, kemungkinan untuk terjadinya perbedaan-perbedaan dalam penafsiran sangat dimungkinkan. 2.7.2. Sejarah Tafsir Pada masa Rasulullah, beliau menjelaskan maksud Al-Quran berdasarkan wahyu yang diterimanya. Jika para sahabat bertanya tentang maksud suatu ayat, beliau memberikan jawaban menurut wahyu Allah. Beliau menanyakan pada jibril dan jibril pun menyampaikan apa yang diterimanya dari Allah. Dapat dikatakan bahwa yang pertama menafsirkan Al-Quran itu adalah Allah sendiri. Pada masa Rasul tidak ada catatan tentang tafsir. Pada saat itu Rasul melarang para sahabat mencatat ucapannya karena Al-Quran sedang turun, yang boleh dicatat hanya ayat Al-Quran. Oleh karena itu, tafsir yang diucapkan Nabi dicatat setelah Al-Quran selesai

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

11

diturunkan bahkan setelah Nabi wafat. Tafsir yang dilakukan Nabi terkumpul bersamaan dengan pengumpulan hadis. Oleh karena itu, derajatnya sama dengan hadist. 2.7.3. Metode-metode Dalam Penafsiran Al-Quran Dalam menafsirkan Al-Quran para ahli tafsir telah menggunakan metode yang beragam. Keberagaman metode ini menunjukkan pula perkembangan tafsir Al-Quran dari waktu ke waktu. Metode penafsiran tersebut sebagai berikut : 1) Tafsir bil masur Metoda tafsir bil masur ini adalah menafsirkan ayat berdasarkan ayat-ayat Al-Quran dan riwayat, baik hadist Nabi maupun atsar sahabat. Menafsirkan Al-Quran dengan riwayat ini dilakukan pada ahli tafsir pada masa-masa awal penafsiran Al-Quran. 2) Tafsir bil maqul Metoda tafsir bil maqul atau disebut juga tafsir bir rayi adalah menafsirkan ayat berdasarkan akal pikiran atau dengan cara ijtihad. 3) Tafsir ijdiwaj Ijtiwad artinya campuran. Metoda tafsir ijtiwad adalah menafsirkan Al-Quran dengan memadukan atau mencampurkan tafsir bil matsur dengan tafsir bil maqul. 4) Tafsir Muqranin Metode tafsir muqranin adalah menafsirkan dengan jalan menganalisis persamaan dan perbedaan hasil penafsiran, yaitu tafsir-tafsir yang terkumpul dengan cara matsur maupun maqul. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan (kompparatif) diantara berbagai tafsir yang ada dengan mempertimbangkan kekuatan argumentasi yang dikemukakan oleh para penafsirnya. Selanjutnya dianalisis kaitan-kaitan makna ynag dekat dengan maksud ayat, dilakukan katagorisasi (memisahkan makna yang jauh dan makna yang dekat). Kemudian dicari pengertian umum dari maksud ayat sekaligus pula dicari pengertian-pengertian khusus dan akhirnya disimpulkan kecendrungan kesamaan maknanya. 5) Tafsir Tahlili Metoda ini adalah menafsirkan Al-Quran secara berurutan dari surat pertama, ayat pertama sampai surat terakhir, ayat yang terakhir. Pesan dan kandungan ayat dijelaskan secara rinci dan luas mencakup aneka macam persoalanyang muncul dalam

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

12

pikiran penafsir, baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan ayat yang ditafsirkan. 6) Tafsir Maudhui Metoda Maudhui adalah menafsirkan Al-Quran berdasarkan tema yang telah ditetapkan. Tafsir ini disebut pula tafsir tematik atau tauhidi. Dalam tafsir ini yang pertama dilakukan adalah menetapkan tema lalu mencari apa kata Al-Quran mengenai tema tersebut. Dalam metoda ini ayat-ayat Al-Quran ditafsirkan tidak berurutan dari ayat ke ayat yang berkaitan dengan tema yang sedang dibahas. Metoda Mandhui mengambil dua macam penyajian, yaitu menyajikan tema dan dicari pesan-pesan AlQuran dalam surat-surat tertentu saja. 7) Tafsir bil ilmi Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam ilmu pengetahuan berimplikasi pula terhadap cara menafsirkan Al-Quran. Beberapa pakar ilmu pengetahuan mencoba menafsirkan Al-Quran dengan pendekatan ilmu pengetahuan. Biasanya menafsirkan ayat dengan ilmu pengetahuan ini bersifat tematik (maudhui), misalnya menfsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan proses kejadian manusia di dalam rahim (QS. Al-mukmin : 21-22) dengan sudut pandang ilmu kedokteran. Ayat itu dapat diungkapkan secara dalam dan detail serta menggunakan istilah-istilah yang tepat dan dapat diterima di kalangan ahli-ahli kedokteran. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 1. Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi terakhir Muhammad SAW, melalui perantaraan malaikat jibril. 2. Isi Al-Quran meliputi segala aspek tanggung jawab manusia dalam hubungannya dengan Allah dan dengan manusia. 3. Al-Quran diturunkan Allah melalui peraturan malaikat Jibril secara berangsurangsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari kepada Nabi Muhammad.

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

13

4. Al-Quran memberikan petunjuk kearah pencapaian kebahagiaan yang hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang hendak dicapai bukanlah kebahagiaan berdasarkan perkiraan pikiran manusia saja, melainkan kebahagiaan yang abadi. 5. Keaslian Al-Quran dibuktikan pula dengan tidak terjadinya perubahan-perubahan atau kontroversi tentang ayat Al-Quran pada umat islam seluruh dunia. Mushaf Al-Quran yang ada di tangan umat Islam sama di seluruh dunia.

DAFTAR PUSTAKA Azra, Azyumardi. 2002. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama Islam. Daradjat, Zakariah. 1984. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama Islam. Suryana, Toto, dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara. Zadeh, Ali Mirkhalaf. 2007. Keutamaan-keutamaan Al-Quran. www.12-imam.com/dataartikel/Prinsip-26.doc. 12 Januari 2008.

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

14

Zadeh, Ali Mirkhalaf. 2007. Keutamaan-keutamaan Al-Quran. www.12-imam.com/dataartikel/Prinsip-27.doc. 12 Januari 2008. Jamil, Hasrizal bin Abdullah. 2004. Nilai Sejarah Al-Quran. http://channelk.files.wordpress.com/2006/10/nilai-sejarah-berdasarkan-al-quran.pdf. 15 Januari 2008. Zeris, Zakuan Zainy. Keajaiban Al-Quran. www.papisma.org. 15 Januari 2008.

Iman Kepada Kitab Allah Al-Quran

15

You might also like