You are on page 1of 6

STRUKTUR PERKERASAN Perkerasan jalan adalah suatu konstruksi jalan yang disusun dengan material dan tebal lapisan

tertentu agar dapat menahan beban lalu lintas. Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas sebagai berikut : 1. Lapisan tanah dasar (sub grade) 2. Lapisan pondasi bawah (sub base course) 3. Lapisan pondasi atas (base course) 4. Lapisan permukaan/penutup (surface course)

Gambar 1

Lapisan Perkerasan Jalan

Terdapat beberapa jenis tipe perkerasan, yaitu : 1. Perkerasan lentur (flexible pavement) 2. Perkerasan kaku (rigid pavement) 3. Perkerasan komposit (composite pavement)

PERKERASAN KAKU Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya. Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainase, kendali terhadap kembang susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

Gambar 3

Perkerasan Kaku

Jenis dan fungsi lapisan perkerasan kaku Fungsi dari tiap lapisan perkerasan kaku adalah : 1. Lapisan Tanah Dasar - Nilai CBR sesuai dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989. - Apabila nilai CBR < 2% maka harus dipasang pondasi bawah dari beton kurus (lean mix concrete) setebal 15 cm yang dianggap mempunyai nilai CBR 5%. 2. Lapisan Pondasi Bawah - Dapat berupa bahan berbutir, beton kurus giling padat (lean rolled concrete) dan campuran beton kurus (lean mix concrete). - Perlu diperlebar sampai 60 cm di luar tepi perkerasan beton semen. - Tebal lapisan minimum 10 cm. - Bersifat non struktural. - Berfungsi untuk : a. Mengendalikan pengaruh swelling and shrinkage tanah dasar. b. Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi-tepi plat. c. Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada plat. d. Sebagai penahan pumping. e. Sebagai lantai kerja selama pelaksanaan. 3. Lapisan Perkerasan Beton Semen - Kuat beton dalam kuat tarik lentur (flexural strength) umur 28 hari dengan besar sekitar 3-5 Mpa (30-50 kg/cm2). - Sambungan berfungsi sebagai pengendali retak, memudahkan pelaksanaan dan mengakomodasi gerakan plat. - Beton dapat diperkuat dengan serat baja (steel fibre) untuk meningkatkan kuat tarik lenturnya. Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut : 1. Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan (jointed unreinforced concrete pavement). 2. Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (jointed reinforced concrete pavement). 3. Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan (continuosly reinforced concrete pavement). 4. Perkerasan beton semen prategang (prestressed concrete pavement).

Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di negaranegara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus. Sambungan pada beton semen Sambungan pada beton semen ditujukan untuk : - Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh penyusutan (shrinkage). - Memudahkan pelaksanaan. - Mengakomodasi gerakan plat. Jenis-jenis sambungan pada beton semen : 1. Sambungan memanjang - Mengendalikan retak arah memanjang - Jarak antar sambungan 3-4 m - Batang ulir berdiameter 16 mm - Jarak antar batang pengikat 75 cm - Panjang batang = (38,3 x diameter) + 75 mm - Sambungan pelaksanaan memanjang menggunakan pengunci - Dibentuk dengan menggergaji atau dibentuk saat beton masih plastis. - Kedalaman penggergajian 1/3 tebal plat
Sambungan dibuat s aat pelaks anaan

Tulangan pengikat ber ulir

Tulangan pengikat ber ulir

Pengec or an s elebar jalur

Gambar 4

Sambungan Memanjang

2. Sambungan melintang - Tegak lurus sumbu jalan - Kedalaman sambungan tebal lapis pondasi berbutir, 1/3 tebal untuk lapis stabilisasi semen - Jarak sambungan tergantung type perkerasan - Sambungan dilengkapi besi polos - Setengah panjang besi diberi anti lengket

Sambungan y ang dibuat dengan menggergaji atau dibentuk s aat penggergajian

d/4

Selaput pemis ah antara dow el dan beton

180

180

25

Tulangan polos 18 panjang 360 c m

Gambar 5

Sambungan Melintang

3. Sambungan isolasi - Sambungan pemisah antara perkerasan dengan bangunan lain - Sambungan bisa dilengkapi tulangan atau penebalan tepi - Sambungan dengan tiang listrik, manhole tak perlu tulangan atau penebalan
Bah an p e n u tu p 20 B a h a n p e n g isi d /2 50 P e lin d u n g m u a i

12 m m R u ji p o lo s ja r a k 3 0 c m su m b u ke s u m b u A) S AM BU N GAN D ila p isi p e lu m a s

IS O L A S I D E N G A N R U JI 12 m m 1 ,2 d

Ja r i- ja r i 3 m m

150 0 B) S AM BU N GAN IS O L A S I D E N G A N P E R U B A H A N TE P I

Bah an p e n u tu p B a h a n p e n g isi B a n g u n a n sa lu r a n , m a n h o le b a n g u n a n f a silita s u m u m , p e ka r a n g a n d ll 12 m m C ) S AM BU N GAN IS O L A S I TA N P A R U J I

Gambar 6

Sambungan Isolasi

Perkembangan perkerasan kaku Pada awal mulanya rekayasa jalan raya, plat perkerasan kaku dibangun langsung di atas tanah dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun plat beton setebal 6-7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu lintas, khususnya setelah Perag Dunia II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan penting terhadap kerja perkerasan, terutama sangat berpengaruh terhadap terjadinya pumping pada perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya usaha-usaha untuk mengatasi pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan. Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat plat beton dengan penebalan di bagian ujung / pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat beban truk yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan. Guna mempelajari hubungan antara beban lalu lintas dan perkerasan kaku, pada tahun 1949 di maryland USA telah dibangun Test Roads atau jalan Uji dengan arahan dari Highway Research Board, yaitu untuk mempelajari dan mencari hubungan antara beragam beban sumbu kendaraan terhadap kerja perkerasan kaku. Perkerasan beton pada jalan uji dibangun setebal potongan melintang 9-7-9 inch, jarak antara siar susut 40 kaki, sedangkan jarak antara siar muai 120 kaki. Untuk sambungan memanjang digunakan dowel berdiameter inch dan berjarak 15 inch di bagian tengah. Perkerasan beton uji ini diperkuat dengan wire mesh.

Tujuan dari program jalan uji ini adalah untuk mengetahui efek pembebanan relatif dan konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku. Beban yang digunakan adalah 18.000 lbs dan 22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000 serta 44.000 pounds pada sumbu ganda. Hasil yang paling penting dari program uji ini adalah bahwa perkembangan retak pada plat beton adalah karena terjadinya gejala pumping. Tegangan dan lendutan yang diukur pada jalan uji adalah akibat adanya pumping. Selain itu dikenal juga AASHO Road Test yang dibangun di Ottawa, Illinois pada tahun 1950. Salah satu hasil yang paling penting dari penelitian pada jalan uji AASHO ini adalah mengenai indeks pelayanan. Penemuan yang paling signifikan adalah adanya hubungan antara perubahan repetisi beban terhadap perubahan tingkat pelayanan jalan. Pada jalan uji AASHO, tingkat pelayanan akhir diasumsikan dengan angka 1,5 (tergantung juga kinerja perkerasan yang diharapkan), sedangkan tingkat pelayanan awal selalu kurang dari 5,0. Perbedaan antara perkerasan kaku dan perkerasan lentur Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut seperti terlihat pada Tabel 1 berikut : Tabel 1
No 1

Perbedaan antara Perkerasan Kaku dengan Perkerasan Lentur


Perkerasan Kaku Perkerasan Lentur Perancangan sederhana dan dapat digunakan untuk semua tingkat volume lalu lintas dan semua jenis jalan berdasarkan klasifikasi fungsi jalan raya.

Desain sederhana, namun pada bagian sambungan perlu perhitungan lebih teliti. Kebanyakan digunakan hanya pada jalan-jalan dengan volume lalu lintas tinggi, serta pada perkerasan lapangan terbang Rancangan Job Mix lebih mudah untuk dikendalikan kualitasnya. Modulus Elastisitas antara lapis permukaan dan pondasi sangat berbeda Rongga udara di dalam beton tidak dapat mengurangi tegangan yang timbul akibat perubahan volume beton. Pada umumnya diperlukan sambungan untuk mengurangi tegangan akibat perubahan temperatur. Dapat lebih bertahan terhadap kondisi yang lebih buruk Umur rencana dapat mencapai 15-40 tahun. Jika terjadi kerusakan maka kerusakan tersebut cepat dan dalam waktu singkat dapat meluas Indeks Pelayanan tetap baik hampir selama umur rencana, terutama jika sambungan melintang (transversal joints) dikerjakan dan dipelihara dengan baik

Kendali mutu untuk Job Mix agak rumit karena harus diteliti baik di laboratorium sebelum dihampar, maupun setelah dihampar di lapangan Rongga udara dapat mengurangi tegangan yang timbul akibat perubahan volume campuran aspal. Oleh karena itu tidak diperlukan sambungan. Sulit untuk bertahan terhadap kondisi drainase yang buruk

Umur rencana relatif pendek antara 5-10 tahun. Kerusakan tidak merambat ke bagian konstruksi yang lain, kecuali jika perkerasan terendam air Indeks Pelayanan yang terbaik hanya pada saat selesai pelaksanaan konstruksi. Setelah itu berkurang seiring dengan waktu dan frekwensi beban lalu lintasnya

Pada umumnya biaya awal konstruksi tinggi

Pelaksanaan relatif sederhana kecuali pada sambungan

10

Sangat penting untuk melaksanakan pemeliharaan terhadap sambungan secara rutin Agak sulit untuk menetapkan saat yang tepat untuk melakukan pelapisan ulang. Apabila lapisan permukaan akan dilapis ulang, maka untuk mencegah terjadinya retak refleksi biasanya dibuat tebal perkerasan > 10 cm Kekuatan konstruksi perkerasan kaku ditentukan oleh kekuatan lapisan beton sendiri (tanah dasar tidak begitu menentukan) Yang dimaksud dengan tebal konstruksi perkerasan kaku adalah tebal lapisan beton tidak termasuk pondasi

Pada umumnya biaya awal konstruksi rendah, terutama untuk jalan lokal dengan volume lalu lintas rendah. Tetapi biaya awal hampir sama untuk jenis konstruksi jalan berkualitas tinggi yaitu jalan dengan tingkat volume lalu lintas tinggi Pelaksanaan cukup rumit disebabkan kendali kualitas harus diperhatikan pada sejumlah parameter, termasuk kendali terhadap temperatur Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan mencapai lebih kurang dua kali lebih besar dari pada perkerasan kaku Pelapisan ulang dapat dilaksanakan pada semua tingkat ketebalan perkerasan yang diperlukan. Lebih mudah menentukan perkiraan saat pelapisan ulang akan dilakukan

11

Kekuatan konstruksi perkerasan lentur ditentukan oleh kemampuan penyebaran tegangan setiap lapisan dan ditentukan oleh tebal setiap lapisan dan kekuatan tanah dasar yang dipadatkan Yang dimaksud dengan tebal konstruksi perkerasan lentur adalah tebal seluruh lapisan yang ada di atas tanah dasar

Untuk penjelasan yang lebih sederhana dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Lapisan Penyebaran gaya Kekuatan Umur Rencana Pemeliharaan Investasi Perbedaan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur Aspek Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku Multi layer Terbatas Tebal lapisan dan subgrade Kurang panjang Mahal Murah Single layer Meluas Tebal beton Panjang Murah Mahal

You might also like