You are on page 1of 85

SILABUS KEWIRAUSAHAAN

I. Diskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah kewirausahaan ini mengungkapkan tentang konsep berwirausaha yang meliputi: pengertian, latar belakang, tujuan, ciri-ciri manusia wirausaha, pendidikan kewirausahaan, pengelolaan wirausaha, implementasi, dan masalah-masalahnya.

II. Tujuan Perkuliahan


a. Tujuan Instruksional Umum Secara umum setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengenal (cognitive), memahami (affective), dan mengimplementasikan (psychomotor) mengenai kewirausahaan, serta memahami berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi dan masalah yang dihadapi. b. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Memahami hakikat kewirausahaan. 2. Mengetahui ciri-ciri manusia wirausaha dan dapat mengevaluasi diri mengenai ciri-ciri tersebut pada dirinya. 3. Mengetahui jenis-jenis pendidikan kewirausahaan dan memahami jenis

Kewirausahaan

4. 5. 6. 7. 8.

9.

pendidikan yang sudah dan yang belum diikutinya. Mampu menganalisis lingkungan untuk menentukan lingkungan bisnis. Mengetahui syarat dan prosedur pendirian usaha. Mampu memilih lokasi usaha yang strategis. Mampu menyusun organisasi usaha yang dikelola. Mampu mengelola usaha di bidang produksi, bidang pemasaran, bidang keuangan, bidan personalia, bidang administrasi, dan sistem informasi. Mampu mengetahui berbagai kemungkinan masalah yang dihadapi dalam berwirausaha.

III. Rencana Materi Perkuliahan


1. Pendahuluan a. Pengertian Kewirausahaan b. Latar Belakang Timbulnya Kewirausahaan c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan d. Tujuan Kewirausahaan e. Langkah-langkah Berwirausaha f. Masalah-masalah Umum Dalam Berwirausaha 2. Ciri-ciri Manusia Wirausaha a. Pengertian b. Dinamika Individu c. Ciri-ciri Manusia Wirausaha d. Implementasi Evaluasi Diri

Kewirausahaan

3. Pendidikan Kewirausahaan a. Pengertian Pendidikan b. Pengertian Kewirausahaan c. Jenis Pendidikan Pada Umumnya d. Jenis Pendidikan Kewirausahaan e. Evaluasi Diri Pendidikan Kewirausahaan 4. Inovasi Dalam Penentuan Jenis Wirausaha a. Pengertian b. Analisis Lingkungan Usaha c. Metoda Penentuan Jenis Usaha d. Implentasi Analisis Lingkungan Usaha 5. Pemilihan dan Pendirian Perusahaan a. Faktor-faktor yang Melandasi Pemilihan Bentuk Perusahaan b. Jenis-jenis Perusahaan Berdasarkan Bidang Usaha, Badan Hukum, Kerjasama, dan Proses Produksi c. Menginventarisir Contoh-contoh Syarat dan Prosedur Pendirian Perusahaan 6. Penentuan Lokasi Usaha a. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Penentuan Lokasi Usaha b. Metoda Penentuan Lokasi Usaha c. Jenis-jenis Lokasi Usaha d. Implementasi Dalam

7. Penyusunan Organisasi dan Manajemen Dalam Berwirausaha a. Pengertian Organisasi b. Jenis Organisasi c. Bentuk Organisasi Dalam Berwirausaha

Kewirausahaan

d. Implementasi Pembuatan Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 8. Pengelolaan Bidang Produksi a. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Bidang Produksi b. Langkah-langkah Mengelola Produksi c. Masalah-masalah Pengelolaan Produksi d. Implementasi Dalam

9. Pengelolaan Pemasaran a. Analisis Lingkungan Pemasaran b. Langkah-langkah Pengelolaan Pemasaran c. Masalah-masalah Pengelolaan Pemasaran d. Implementasi 10. Pengelolaan Bidang Personalia a. Penentuan Kebutuhan Personalia b. Proses Penerimaan, Penempatan, dan Pembinaan c. Masalah-masalah Dalam Bidang Personalia d. Implementasi 11. Pengelolaan Bidang Keuangan a. Peranan Uang Dalam Berwirausaha b. Penentuan Kebutuhan Dana c. Pencarian Sumber-sumber Dana d. Pengelolaan dan Pengawasan Keuangan Usaha e. Masalah-masalah yang Dihadapi Dalam Bidang Keuangan f. Implementasi 12. Pengelolaan Bidang Administrasi a. Pengelolaan Bidang Administrasi b. Peranan Administrasi Dalam Berwirausaha
Kewirausahaan 4

c.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidang Administrasi d. Langkah-langkah Pengelolaan Bidang Administrasi e. Masalah-masalah yang Dihadapi Dalam Bidang Administrasi f. Implementasi 13. Pengelolaan Bidang Sistem Informasi a. Peranan Sistem Informasi Dalam Berwirausaha b. Pemanfaatan Teknologi Informasi c. Pembangunan Jaringan Informasi Dalam Berwirausaha d. Masalah-masalah yang Dihadapi Dalam Bidang Sistem Informasi e. Implementasi 14. Penyusunan Business Plan Dalam Berwirausaha

IV. Literatur
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. Wasty, Kewiraswastaan, 1990. Fitter Drucker, Kewirausahaan, 1999. LMUI, Pengelolaan Wirausaha, 1995. LMUI, Seratus Kiat Bisnis, 1996. Kewirausahaan. T. Hani Handoko, Pengantar Bisnis Praktis, 1998 Pengantar Bisnis Modern Ceramah Diskusi Pembahasan Kasus Tugas lapangan 30% 30% 40%
5

V. Metoda Pengajaran

VI. Evaluasi
1. Keaktifan : 2. Mid : 3. UAS :
Kewirausahaan

I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah perkuliahan materi pendahuluan ini secara umum para mahasiswa atau peserta diharapkan dapat: 1. Mengenal (Cognetive) mengenai hakekat kewirausahaan bagi individu, masyarakat dan bagi negara pada umumnya. 2. Memahami (Afective) mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan kewirausahaan serta mampu memberikan contoh-contohnya. 3. Mengimplementasikan konsep memberikan contohcontoh serta dapat mengungkapkan masalahmasalah yang berkaitan dengan kewirausahaan, bahkan lebih lanjut bila memungkinkan dapat mengimplementasikan konsep kewirausahaan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Instruksional Khusus


Secara khusus setelah mengikuti perkuliahan pendahuluan ini diharapkan para mahasiswa dapat:
1. 2.

Dapat mengungkapkan pengertian kewirausahaan yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Dapat menjelaskan alasan dan dasar pertimbangan timbulnya kewirausahaan.
6

Kewirausahaan

3. 4. 5. 6.

Dapat menjelaskan berbagai tujuan kewirausahaan. Dapat mengungkapkan unsur-unsur yang terkait dengan kewirausahaan. Dapat mengungkapkan langkah-langkah secara umum dalam berwirausaha. Dapat mengungkapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kewirausahaan.

1.3 . Pengertian Kewirausahaan


Banyak pengertian kewirausahaan yang diungkapkan oleh para ahli, yang masing-masing meninjaunya dari berbagai sudut pandang yang berbeda, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pendapat Wasthy Kewirausahaan berasal dari kata kewiraswastaan, yang secara etimologi berasal dari kata wiraswasta dari bahasa Sansekerta yang berarti: a. Wira = perwira = orang yang pemberani dan bertindak sebagai kesatria. b. Swa = sendiri = orang yang mampu menanggulangi masalah tanpa menggantungkan diri dengan orang atau pihak lain. c. Sta = berdiri atau berusaha.

Kewirausahaan

Berdasarkan etimologi tersebut, maka Wiraswasta adalah orang yang mampu dan berani menanggulangi masalah-masalah dalam hidupnya terutama masalah di bidang ekonomi tanpa harus bekerja pada pihak lain, baik pemerintah maupun perusahaan swasta. Kewirausahaan mengandung makna gambaran mengenai individu atau masyarakat dalam menyelenggarakan wirausaha atau bisnis untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi, baik secara individu maupun masyarakat. Hal ini juga berarti bahwa kewirausahaan mencerminkan adanya keberanian individu dan masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan atau menciptakan kesempatan kerja dengan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya dan lingkungannya tanpa harus mengandalkan pada pihak lain. 2. Pendapat Peter Drucker Kewirausahaan adalah inovasi yang dikembangkan secara ekonomis. Ini mengandung makna, bahwa Kewirausahaan selalu diawali dengan kegiatan inovasi (penemuan) yang ditindaklanjuti atau dikembangkan secara ekonomis. Dengan demikian bahwa Kewirausahaan dapat berasal dari akademisi, namun ditindaklanjuti secara emporis dalam rangka memperoleh manfaat ekonomis atau keuntungan.

Kewirausahaan

3. Pendapat Geoffrey G. Meredith dan Kawankawan Menyatakan bahwa Wirausaha adalah orang yang mampu memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya di lingkungannya. Para Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya, dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Kewirausahaan sebagai gambaran mengenai kemampuan individu dan masyarakat dalam mengembangkan dirinya untuk memanfaatkan potensi yang ada guna menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidupnya.

1.4 Latar Belakang Timbulnya Kewirausahaan


Kewirausahaan tumbuh dan berkembang, baik secara individu ataupun masyarakat yang dilandasi oleh berbagai dasar pertimbangan dan latar belakang yang beraneka ragam, seperti: 1. Adanya usaha untuk mengembangkan idenya untuk mendapatkan manfaat secara ekonomis. Ini berarti seseorang berwirausaha banyak dipengaruhi oleh faktor intern individu yang bersangkutan, seperti adanya usaha pengembangan hobi menjadi kegiatan bisnis.
Kewirausahaan 9

2. Jenuhnya kesempatan kerja, baik di sektor pemerintah maupun perusahaan swasta di satu sisi dan perkembangan penduduk sedemikian pesat di sisi lain, sehingga menuntut adanya usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui kewirausahaan. 3. Adanya unsur keturunan dari orang tuanya, baik terpaksan maupun dengan kesadaran, misalnya orang tuanya adalah pengusaha atau pebisnis dan memberi tugas kepada anaknya untuk melanjutkan usahanya atau sang anak juga menyenangi usaha yang telah dirintis oleh orang tuanya. 4. Adanya kemampuan individu atau masyarakat dalam menganalisis lingkungan berupa analisis peluang dan kekuatan yang dimiliki yang didukung oleh keberanian untuk berbisnis, misalnya pada saat Lebaran Haji mulai marak bisnis atau usaha yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk kepentingan Hari Raya Haji. 5. Adanya dukungan dari pemerintah, seperti kemudahan-kemudahan untuk memperoleh kredit yang mendorong individu atau masyarakat untuk memanfaatkan kredit dari pemerintah yang salah satunya untuk berwirausaha. 6. Adanya pembinaan dari pengusaha yang lebih besar kepada pengusaha kecil atau calon pengusaha (pembinaan oleh Bapak Angkat oleh Pengusaha Kecil berupa pembinaan bantuan modal dan pembinaan lain yang akan mendorong tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan). 7. Adanya dorongan dari faktor alam yang mendorong para warga masyarakat untuk berbuat sesuatu berupa kegiatan bisnis tertentu.

Kewirausahaan

10

8. Adanya pengaruh faktor lain, seperti teknologi, politik, keamanan, dan lain-lain, yang mendorong untuk dilakukan bisnis tertentu karena faktor lingkungan tersebut dapat menciptakan peluang bisnis.

1.5 Tujuan Kewirausahaan


1. Secara Umum Kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan individu dan masyarakat. 2. Secara Khusus Kewirausahaan bertujuan: a. b. c. d. e. f. g. h. Menanggulangi masalah pengangguran. Mengembangkan hobi. Memanfaatkan potensi alam. Menciptakan lapangan pekerjaan. Mengembangkan usaha. Meningkatkan kerjasama. Memanfaatkan transfer of knowledge. Dan lain-lain.

1.6 Unsur-unsur Kewirausahaan

yang

Mempengaruhi

Keberhasilan dan kegagalan kewirausahaan dipengaruhi oleh banyak faktor yang satu sama lain saling berhubungan. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Kewirausahaan 11

1. Faktor individu yang bersangkutan, seperti: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Usia. Jenis kelamin. Pendidikan. Keterampilan. Pengalaman. Kesehatan. Moral. Kepemimpinan. Jiwa bisnis. Jiwa wirausaha.

2. Faktor kelembagaan, seperti: a. b. c. d. e. f. Besar kecilnya organisasi. Kepemimpinan. Manajemen. Kemampuan sumber daya organisasi. Pembagian tugas. Dan lain-lain.

3. Faktor ekstern individu dan organisasi, seperti: a. b. c. d. e. f. g. Potensi alam. Kondisi sosial budaya. Kondisi politik. Kondisi keamanan. Perkembangan teknologi. Kondisi perekonomian. Peraturan pemerintah.

Faktor-faktor tersebut satu sama lain saling berkaitan, bahkan pengaruhnya selain dapat secara
Kewirausahaan 12

positif mendukung tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan namun juga dapat berpengaruh negatif sehingga menghambat tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan.

1.7 Langkah-langkah umum dalam berwirausaha


Secara umum langkah-langkah berwirausaha pada dasarnya sama dengan langkah-langkah berbisnis yaitu sebagai berikut: 1. Menganalisis lingkungan untuk menentukan jenis usaha, ini berarti bahwa seorang wirausahawan apabila akan berwirausaha mengawasli kegiatannya dengan berinovasi untuk memilih alternatif jenis bisnis/usaha yang lebih baik diantara jenis usaha yang ada yang mungkin dapat dilakukan 2. Merancang usaha dengan menentukan besarnya peluang, target, kegiatan produksi, personalia, keuangan dan administrasi serta membangun jaringaan kerja. 3. Menyusun organisai kerja baik dengan anggota keluarga maupun dengan pihak lain yang dilibatkan dalam berwirausaha. 4. Mengimplementasikan semua rencana kerja yang telah diorganisir dengan fungsifungsi yang ada sesuati dengan jenis kegiatannya (produksi, pemasaran, personalia, keuangan, administrasi, sistem informasi dan lain-lain). 5. Mengadakan pengawasan dan mengevaluasi serta mengendalikan dan mengembangkan usaha sesuai dengan perkembangan lingkungan dan masalah yang dihadapinya.

Kewirausahaan

13

1.8 Soal-Soal Latihan


1. Ungkapkan berbagai pengertian kewirausahaan yang saudara ketahui dan apa kesimpulan saudara. 2. Jelaskan berbagai latar belakang mengapa incividu dan masyarakat mendukung tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan. 3. Mengungkapkan berbagai tujuan kewirausahaan 4. Menjelaskan berbagai unsur-unsur yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan 5. Menjelaskan langkah-langkah umum dalam berwirausaha.

Kewirausahaan

14

II. CIRI-CIRI MANUSIA WIRAUSAHA

2.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah perkuliahan materi ini secara umum mahasiswa dapat mengenal, memahami dan mengimplementasikan ciri-ciri manusia wirausaha serta dapat menilai diri sendiri mengenai ciri-ciri manusia yang sudah dan yang belum dimilikinya

2.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah perkuliahan materi ini diharapkan para mahasiswa dapat: 1. Mengungkapkan pengertian manusia baik selaku mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk relegius serta manusia sebagai faktor ekonomi. 2. Menjelaskan dinamika individu atau menjelaskan unsur-unsur yang mempengaruhi kehidupan manusis hingga yang bersangkutan memiliki ciri atau kemampuan tertentu. 3. Mengungkapkan ciri-ciri manusia wira usaha. 4. Mengevaluasi diri sendiri mengenai ciri manusia wira usaha yang sudah dan yang belum dimilikinya.

Kewirausahaan

15

2.3 Pengertian
Manusia merupakan salah satu mahluk Tuhan yang paling sempurna, hal ini ditandai oleh berbagai kelebihan yaitu adanya akal fikiran dan moral, unsur tersebut tidak dimiliki oleh jenis mahluk Tuhan lainnya. Ada pendapat yang menyatakan bahwa manusia selain mahluk pribadi juga sebagai mahluk sosial dan mahluk relegius, maksudnya adalah: 1. Manusia sebagai mahluk pribadi berarti bahwa selaku individu manusia dituntut untuk menjaga eksistensi hidupnya dengan berusaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan fisiknya. 2. Manusia selaku mahluk sosial berarti bahwa manusia membutuhkan hubungan atau interaksi dengan individu atau masyarakat dimana yang bersangkutan berada, sehingga tidak merasa dikucilkan dari masyarakatnya. 3. Manusia selaku mahluk relegius berarti bahsa manusia merasa membutuhkan kedamaian bathin/rohani yang hal ini akan terpenuhi apabila yang bersangkutan dapat menjaga hubungan dengan sang penciptanya atau Tuhannya. Defenisi manusia bila dilihat dari aspek ekonomi atau bisnis diartikan sebagai salah satu faktor produksi atau sebagai salah satu sumberdaya yang ada di dunia selain faktor atau sumberdaya lainnya.

Kewirausahaan

16

Bila dilihat dari aspek manajemen maka manusia sebagai salah satu sarana manajemen yang dapat bertindak sebagai manajer atau pimpinan dan dapat pula bertindak sebagai pelaksana atau bawahan yang ikut berperan mendukung tercapainya tujuan organisasi.

2.4 Dinamika Individu


Kehidupan manusia secara keseluruhan mengalami perubahan baik perubahan fisik seperti ada perubahan fisik sejak dalam kandungan sang ibu, lahir menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, manula dan hinmgga meninggal dunia maupun perubahan non fisilk seperti adanya perubahan sikap, mental spiritual, perilaku motivasi, kepemimpinan, semangat kerja dan lain-lain Dinamika individu atau masyarakat tersebut mengandung makna bahwa perubahan yang terjadi pada diri seseorang atau suatu masyarakat akibat adanya: 1. Proses internalisasi, yaitu suartu proses perubahan yang ada pada diri seseorang yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan seperti yang dikemukakan oleh Freud dalam teori mativasi bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh idenya sendiri, kemudian berkembang menjadi ego, super ego, mania dan fanatik. Hal ini menjadikan seseorang kurang memperhatikan
Kewirausahaan 17

pendapat orang lain dan akhirnya yang bersangkutan lebih banyak memiliki sifat otoriter. 2. Preoses eksternalisasi, yaitu suatu proses perubahan yang ada pada diri seseorang yang lebih banyak dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan di luar individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan yang dimaksudkan tersebut adalah: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Lingkungan keluarga. Teman dekatnya. Lingkungan tempat sekolah. Lingkungan tempat bekerja. Lingkungan tempat bermain. Lingkungan masyarakat (Sosial Budaya). Lingkungan Politik. Lingkungan Agama. Lingkungan Alam dan lain-lain

Faktor-faktor lingkungan tersebut dapat bersifat positip menurut norma yang ada yang berakibat perilaku individu atau masyarakat menjadi lebih baik, namun dapat pula bersifat negatif sehingga menurut norma yang ada perilaku individu atau masyarakat yang bersangkutan dapat merugikan orang atau masyarakat lain.

Kewirausahaan

18

Secara individu apabila pengaruh tersebut menyatu pada diri seseorang maka dapat diukur perilakunya sebagai berikut: 1. Perkataan yang diuangkapkan oleh individu yang bersangkutan. 2. Sikap individu dapat baik (simpatik) atau dapat buruk (antipati). 3. Perbuatan individu tersebut dapat mendukung atau diterima oleh masyarakatnya (bermanfaat) dan dapat pula merugikan atau menjadi beban masyarakatnya. Dari keseluruhan dinamika individu atau masyarakat maka perilaku seseorang atau masyarakat dapat dikelompokkan menjadi: 1. Perilaku Introvert yaitu perilaku individu yang lebih mementingkan diri sendiri dengan demikian lebih bersifat egois. 2. Perilaku Extrovert yaitu perilaku yang lebih mengutamakan kepentingan umum atau orang leian daripad kepentingan diri sendiri. 3. Perilaku gabungan antara introvert dangan extrovert yaitu perilaku invidu yang suatu ketika ia bersifat introvert namun saat lain ia bersifat extrovert. Dinamika individu atau masyarakat tersebut juga merasuk pada individu atau masyarakat sebagai manusia yang memiliki ciri-ciri sebagai manusia wirausaha

Kewirausahaan

19

2.5 Ciri-ciri manusia Wirausaha


Berdasarkan dinamika individu dan dinamika masyarakat dapat membentuk manusia yang memiliki ciri-ciri tertentu yang salah satunya adalah ciri-ciri menjadi manusia wirausaha. Namun demikian, sesuai dengan perkembangannya bahwa seseorang dapat berbeda mengenai tinggi rendahnya ciri manusia wirausaha yang di milikinya. Adapun ciri-ciri manusia wira usaha banyak diungkapkan oleh para ahli yang antara lain sebegai berikut: 1. Pendapat Wasthy Menyatakan bahwa ciri-ciri manusia wirausaha adalah sebagai berikut: a. Taqwa, maksudnya adalah bahwa manusia wirausaha harus memiliki ketaqwaan yang baik sehingga ia bersifat dalam melakukan bisnis, apabila ia jujur maka selalu dipercaya oleh pelanggan atau oleh rekanan dan penyandang dana sehingga sifat ini dapat mendukung bisnisnya b. Peka, maksudnya bahwa seorang wirausaha harus peka atau tanggap terhadap lingkungannya termasuk perubahan lingkungan untuk selanjutnya memiliki respon yang positif yang dilandasi oleh aspek ekonomi. Ini berarti setiap perubahan lingkungan harus ditafsirkan untuik menentukan jenis bisnis apa yang dapat dilakukan atau dikembangkan.
Kewirausahaan 20

c.

Terampil, maksudnya bahwa seorang wirausahawan harus memiliki keterampilan dalam berbuat sesuatu untuk bisnisnya mulai dari keterampilan dalam pengambilan keputusan hingga terampil dalam berbuat sesuatu agar dapat menciptakan dan meningkatkan kegunaan. d. Prospektif, maksudnya bahwa seorang wirausahawan harus berwawasan jauh kedepan, artinya bila wirausahawan mengambil keputusan dan berbuat sesuatu selalu untuk kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. 2. Pendapat Geoffrey G. Meredith dan Kawankawan Ciri manusia wirausaha adalah sebagai berikut: a. Percaya diri, maksudnya ia tidak tergantung dengan orang atau pihak lain, ini berarti ia berjiwa optimis. b. Berorientasi pada tugas dan hasil. Ini berarti kebutuhan akan prestasi atau laba, ini berarti memiliki ketekunan, ketabahan, tekad kerja keras, motivasi tingga, enerjik dan berinisiatif. c. Pengambil risiko, berari wirausahawan memiliki sifat mampu mengambil risiko, menyukai tantangan. d. Memiliki jiwa kepemimpinan, berkelakuan baik seperti seorang pemimpin, pandai bergaul dan mau menerima kritik.
Kewirausahaan 21

e. f.

Keorisinilan berarti ia inovatif, kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, banyak pengetahuan. Berorientasi pada masa depan (prospektif).

3. Pendapat Umum Jiwa wirausaha memiliki sifat-sifat: a. Rasional, berarti segala sesuatu keputusan dan tindakan yang diambil selalu melalui proses pengambilan keputusan yang baik. b. Sistematis, wirausahawan berfikir dan bertindak sistematis/berurutan yang baik. c. Efektif atau tepat guna d. Efisien atau hemat e. Logika f. Objektif g. Disiplin h. Ramah i. Dewasa j. Senang bekerjasama k. Salesmanship l. Sabar dan lain-lain. 4. Pendapat dari Sudut Pandang Manajemen Mengungkapkan bahwa wirausahawan harus mempu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara sistematis dan terpadu yaang meliputi: a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Implementasi atau pelaksanaan dan

Kewirausahaan

22

d. Pengwasan serta mengendalikan terhadap seluruh kegiatan dan unsur-unsur bisnianya.

2.6 Evaluasi Diri Jiwa Wirausaha


Berdasarkan ciri-ciri jiwa wirausaha maka masingmasing individu dapat menilai kondisi individu dan masyarakat di lingkungannya mengenai tingkatan jiwa wirausaha yang sudah dan yang belum dimiliklinya. Salah satu model penilaiannya adalah sebagai berikut:
Tabel Penilaian Jiwa Wirausaha
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jiwa Wirausaha Taqwa Peka Terampil Prospektif Percaya diri Tekun Kerja keras Energik Pengambil risiko Kepemimpinan Inovatif Kreatif Efektif Efisien Senang kerjasama Fleksibel Objektif Ramah Pandai bergaul Menerima kritik Sistematis Aanalitis
23

Penilaian B C D

Keterangan

Kewirausahaan

23 24 25

Optimis Administratif Dan lain-lain

Keterangan 1. Jenis kriteria jiwa wirausaha dapat lebi dirinci lebih banyak. 2. Penilaian: A = Amat baik/Tinggi B = Baik C = Cukup D = Kurang E = Buruk/Jelek Batasan penilaian diberikan kebebasasn namun diusahakan dapat lebih objektif. 3. Keterangan dapat berisi alasan atau dasar dipilihnya nilai tertentu. 4. Setelah semua dinilai kemudian dilakukan rekapitulasi yang pada akhirnya dapat disimpulkan: a. b. c. d. e. Memiliki Jiwa wirausaha yang sangat baik Memiliki jiwa wirausaha baik Memiliki jiwa wirausaha sedang Memiliki jiwa wirausaha yang rendah serta Tidak memiliki jiwa wirausaha.

Kewirausahaan

24

2.7 Soal-Soal Latihan


1. Ungkapkan pengertian manusia baik selaku mahluk pribadi, mahluk sosial, dan mahluk relegius! 2. Bagaimana proses internalisasi dan eksternalisasi dalam kehidupan manusia? 3. Ungkapkan beberapa ciri manusia wirausaha! 4. Ukurlah diri saudara mengenai tingkat jiwa wirausaha yang sudan dan yang belum dimiliki!

Kewirausahaan

25

III. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

3.1 Tujuan Instruksional Umum


Secara umum setelah mengikuti perkuliahan materi ini diharapkan para mahasiswa/peserta dapat: 1. Mengenal konsep pendidikan pada umumnya dan khususnya mengenai konsep pendidikan kewirausahaan. 2. Menjelaskan unsur-unsur dan jenis-jenis pendidikan Kewirausahaan. 3. Menilai pendidikan kewirausahaan yang telah diikuti dan yang belum diikuti atau yang seharusnya bia ingin menjadi wirausaha yang baik.

3.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah perkuliahan materi ini secara khusus para mahasiswa dapat: 1. Mengungkapkan pengertian pendidikan pada umumnya dan pendidikan kewirausahaan khususnya. 2. Mengungkapkan jenis-jenis pendidikan pada umumnya.
Kewirausahaan 26

3. Mengungkapkan jenis-jenis pendidikan kewirausahaan. 4. Menilai jenis pendidikan yang sudah dan yang belum diikuti. 5. Menjelaskan individu atau lembaga yang terlibat dalam pendidikan kewirausahaan.

3.3 Pengertian Pendidikan


Pendidikan merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan dalam rangka mengubah dan meningkatkan intelektual dan sikap perilaku seseorang dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Pendidikan merupakan tugas, tanggung jawab semua pihak mulai dari individu yang bersangkutan, keluarga, masyarakat, pemerintah baik secara formal maupun secara informal. Semula pendidikan hanya merupakan tugas, namun demikian sebaiknya menjadikan pendidikan sebagai suatu kebutuhan hidup bahkan lebih baik lagi bila pendidikan sudah merupakan hobi.

3.4 Pendidikan Kewirausahaan


Pendidikan kewirausahaan merupakan proses secara sistematis dan berkelanjutan baik formal maupun informal dalam rangka membetuk manusia wira usaha. Pendidikan kewirausahaan ini tidak hanya bertujuan mengubah jiwa atau sikap agar memenuhi kriteria manusia wirausaha, tetapi juga bertujuan untuk dapat meningkatkan ketrampilan dan keahlian
Kewirausahaan 27

tertentu sehingga dapat mendukung seseorang atau suatu masyarakat dalam berwira usaha.

3.5 Jenis Pendidikan pada umumnya


Jenis pendidikan sangat beraneka ragam bila dilihat dari berbagai sudut pandang seperti: 1. Berdasarkan legalitasnya, jenis pendidikan dapat dikelompokkan menjadi: a. Pendidikan formal yaitu jenis pendidikan yang lembaganya memiliki status yang jelas berarti ada izin dari lembaga yang berwenang. b. Pendidikan informal yaitu jenis pendidikan yang diselenggarakan secara tidak formal bila dilihat dari proses pendirian lembaganya. 2. Berdasarkan sasarannya, merupakan pengelompokkan jenis pendidikan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Adapun jenis pendidikan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. Pendidikan Umum. Pendidikan Kejuruan. Pendidikan Agama. Pendidikan Jasmani. Pendidikan Rokhani. Pendidikan Budi Pekerti. Peendidikan Olahraga.
28

Kewirausahaan

h. Pendidikan Kebangsaan. i. Pendidikan Kewirausahaan. j. Dan lain-lain.

Beraneka ragam jenis pendidikan tersebut masingmasing saling melengkapi dan saling mempengaruhi namun fokus yang dijadikan sasarannya ada perbedaan.

3.6 Pendidikan Kewirausahaa


Pendidikan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran baik formal maupun informal secara terus menerus dan berkelanjutan dalam rangka mengubah pola fikir, sikap dan keterampilan seseorang dan atau masyarakat agar dapat menjadi manusia wiraausaha yang profesional. Pendidikan kewirausahaan dapat berlangsung sejak individu yang bersangkutan masih kecil hingga yang bersangkutan menjadi dewasa bahwa dapat pula terjadi kapan saja termasuk pada usia lanjut. Adapun jenis-jenis pendidikan kewirausahaan dapat diperoleh atau berasal dari berbagai bentuk seperti: 1. Pendidikan Keluarga Pendidikan yang berasal dari anggota keluarga berupa pendidikan anak sejak anak masih dalam
Kewirausahaan 29

kandungan berupa doa-doa sang ibu atau orang tua agar anaknya menjadi anak yang soleh dan soleha, pendidikan budi pekerti, pendidikan keterampilan oleh orang tua kepada anaknya melalui pembagian tugas dalam penyelesaian pekerjaan rumah sekeluarga. Apabila terjadi pemberian aksih sayang orang tua kepada anaknya yang berlebihan atau memanjakan anak secara berlebihan dapat mengurangi makna pendidikan kewirausahaan oleh keluarga. 2. Pendidikan Sekolah Melalui pendidikan di sekolah baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan perguruan Tinggi, diperolah pendidikan kewirausahaan seperti pemahaman dalam menganalisis lingkungan, Prodses Pengambilan Keputusan, Keterampilan dan semangat berwirausaha. Dalam pendidikan sekolah ini didukung oleh kurikulum, tenaga pengajar, prasarana dan sarana atau fasilitas, metoda pembelajaran, laboratorium dan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung terciptanya jiwa wirausaha. 3. Pendidikan Luar Sekolah Pendidkian luar sekolah ini berupa kursuskursua yang lebih berorientasi untuk meningkatkan keterampilan seperti kursus-kursus bahasa inggris dan bahasa lain, kursus komputer,

Kewirausahaan

30

montir dan kursus keterampilan lain.

untuk

mendapatkan

4. Pendidikan Masyarakat Pendidikan kewirausahaan yang dilekukan oleh masyarakat berupa dukungan masyarakat baik yang berasal dari pamong setempat secara formal maupun dukkungan masyarakat secara informal untuk menciptakan iklim yang kondusif terhadap tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan. 5. Pendidikan oleh Pemerintah Pemerintah sangat mendukung terhadap tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan dalam bentuk bantuan atau pembinaan seperti: a. Pelatihan kewirausahaan melalui departemendepaartemen terkait. b. Bsntuan prasarana dan sarana baik untuk pelatihan maupun untuk modal dasar setelah mengikuti pelatihan seperti masin-mesin atau alat-alat tertentu. c. Bantuan dana yang berasal dari laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu kopersasi dan pengusaha kecil (wirausahawan). d. Penciptakan iklim bisnis yang kondusif seperti penyederhanaan birokrasi dan regulasi atau bentuk-bentuk dukungan lainnya.
Kewirausahaan 31

6. Pendidikan Melalui Magang Pendidikan kewirausahaan melalui magang pada perusahaan lain atau lembaga lain selama beberapa waktu. Dalam magang akan dapat diperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sikap dalam pergaulan ditempat magang dan lain-lain 7. Pendidikan melaui Studi Komparatif Berupa pendidkan melaui observasi, wawancara, dokumentasi di tempat lain yang dalam berwirausaha dianggap lebih berhasil atau memiliki keunggulan tertentu 8. Pendidikan Otodidak Berupa pendidikan yang berasal dari pengalaman individu yang bersangkutan dan dikembangkan oleh individu yang bersangkutan secara mandiri. Hal ini berarti pengembangan dari jiwa inovasi, kreativitas yang selanjutnya diimplementasikan dan dikembangkan.

Kewirausahaan

32

3.7. Soal-Soal Latihan


1. Ungkapkan pengertian pendidikan pada umumnya beserta tujuannya! 2. Ungkapkan pengertian pendidikan kewirausahaan! 3. Jelaskan secara singkast jenis-jenis pendidikan pada umumnya! 4. Jelaskan bentuk-bentuk pendidikan kjewirausahaan dan sertakan contoh-contohnya!

Kewirausahaan

33

IV. PENGELOLAAN WIRAUSAHA

4.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah perkuliahan mengenai Pengelolaan Wirausaha maknanya sama dengan Pengelolaan Bisnis ini diharapkan mahasiswa dapat mengenal, memahami, dan dapat menerapkan serta memberikan contoh-contoh mengenai pengelolaan wirausaha / bisnis.

4.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Agar mahasiswa atau peserta dapat mengungkapkan pengertian bisnis 2. Agar mahasiswa atau peserta mampu menjelaskan penentuan bisnis. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis perusahaan / bisnis. 4. Agar mahasiswa dapat menjelaskan penentuan lokasi perusahaan. 5. Agar mahasiswa atau peserta dapat menjelaskan langkah-langkah dalam pengelolaan bisnis.
Kewirausahaan 34

4.3.

Pengertian
bisnis dapat

Adapun mengenai pengertian diungkapkan sebagai berikut:

Bisnis adalah segala kegiatan atau upaya yang bertujuan untuk menciptakan keuntungan atau laba. Bisnis merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh dunia rumah tangga perusahaan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka menciptakan produk (barang atau jasa) sehingga dapat memperoleh keuntungan yang diharapkan.Bisnis juga berarti pemanfaatan sumber daya baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya untuk dapat mencapai tujuan tertentu yang biasanya berupa laba Perusahaan adalah rumah tangga yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi untuk memperoleh data. Badan Usaha adalah pendekatannya melalui instansi atau lembaga dengan tujuan tertentu.

Kewirausahaan

35

Badan usaha dibagi menjadi 2 menurut tujuannya, yaitu: a. Badan usaha yang Profit motif. b. Badan usaha yang Public service.

4.4 Langkah-Langkah Pengelolaan Wirausaha / Bisnis


1. Menganalisis lingkungan untuk menentukan

jenis bisnis (inovasi) Sebagai langkah awal dalam berbisnis adalah penentuan jenis bisnis. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang tercakup dalam lingkungan bisnis, baik lingkungan intern maupun lingkungan ekstern. Dalam hal ini dilakukan riset (penelitian) untuk memperoleh data atau informasi. Setelah informasi masuk maka dilakukan analisis secara kualitatif maupun kuantitatif seperti penentuan bisnis berdasarkan historis, musiman, kebudayaan dan lain-lainnya. 2. Menentukan perusahaan. bentuk badan usaha atau bentuk

Dasar pertimbangan dipilihnya perusahaan tertentu antara lain:

a. Besar kecilnya laba yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai. b. Kemampuan yang dimilikinya berupa faktorfaktor produksinya.
Kewirausahaan 36

c.

Sumber daya yang dikuasainya baik sumber daya alam, manusia, dan lain-lain. d. Lingkungan perusahaan, baik lingkungan alam, lingkungan ekonomis maupun lingkungan nonekonomis; baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun yang berasal dari luar perusahaan. e. Faktor-faktor khusus tertentu lainnya. Bentuk perusahaan yang dapat dipilih dapat beraneka ragam seperti: a. Berdasarkan Bidang Usaha, jenis perusahaan adalah: Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang usaha usaha usaha usaha usaha Agraris. Industri. Ekstraktif. Perniagaan Jasa.

b. Berdasarkan Badan Hukum yang dimilikinya atau berdasarkan cara pendiriannya. c. Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Koperasi. Yayasan. Perseorangan. Firma (Fa) Commanditer Venotschap (CV) Perseroan Terbatas (PT)

Berdasarkan Kerjasama, bentuk perusahaan antara lain adalah: Kartel.


37

Kewirausahaan

Concern Holding Company. Joint Venture. Asosiasi Merger

d. Berdasarkan Proses Perusahaan yang prosesnya analisis (menguraikan) Perusahaan yang prosesnya sintesis (mengkombinasikan beberapa input untuk membuat satu output Perusahaan berupa pabrik. Perusahaan Jasa.

3. Menentukan Lokasi Wirausaha / Bisnis Setelah penentuan bentuk perusahaan maka langkah berikutnya adalah penentuan lokasi bisnis yang merupakan tempat dimana bisnis diselenggarakan, oleh karenanya perlu ditentukan lokasi bisnis yang baik atau yang strategis Lokasi bisnis yang baik adalah lokasi yang mendukung tercapainya tujuan bisnis, untuk itu perlu memperhatikan faktor-faktor yang mendukung kesuksesan bisnis seperti: - Pasar (demand potencial) Bahan baku Tenaga kerja Transportasi Bank atau Lembaga Keuangan Listrik
38

Kewirausahaan

Air Pajak atau sewa Peraturan Pemerintah Kebudayaan Alam

4. Mengadakan prasarana dan sarana wirausaha / bisnis Kegiatan bisnis setelah penentuan lokasi adfalah pengadaan prasarana dan sarana bisnis sesuai dengan jenis bisnisnya seperti gedung, mesin, kendaraan, peralatan, perlengkapan dan lainnya. Dalam pengadaannya berprinsip efektif dan efisien. 5. Menyusun organisasi dan manajemen wirausaha / bisnis Dalam berbisnis diperlukan organisasi dan manajemen yang baik sebagai cerminan pengelolaan bisnis. Dalam organisasi dan manajemen diterapkan fungsi-fungsi manajemen sejak perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan aktivitas bisnis. Pelaksanaan manajemen dalam bisnis dilakukan secara umum atau menyeluruh dan juga dilakukan secara khusus pada masing-masing jenis kegiatan atau fungsi perusahaan seperti manajemen di bidang produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen sumberdaya manusia, manajemen keuangan, manajemen perkantoran dan lain-lain. Keseluruhan
Kewirausahaan 39

penerapan manajemen pada berbagai aktivitas bisnis tersebut sebaiknya dilakukan secara terpadu dan konsisten.

Mengelola wirausaha / bisnis Setelah bisnis ditentukan, bentuk perusahaan dan lokasi bisnis sudah ditentukan dan disiapkannya prasarana dan sarana bisnis maka langkah selanjutnya adalah pengelolaan bisnis yang meliputi: Langkah-langkah pengelolaan produksi a. Penentuan target produksi. Berkoordinasi dengan bagian pemasaran. Menyesuaikan diri antara bagian produksi dengan pemasaran. berdasarkan kapasitas mesin yang terpasang. Penentuan target produksi dapat ditentukan sesuai dengan permintaan konsumen yang langsung datang ke bagian produksi. Berdasarkan pola produksi.

b. Merencanakan penggunaan faktor produksi. Kewirausahaan

Bahan baku. Tenaga kerja. Alat produksi tahan lama. Lay out.
40

c.

Work condition. Biaya produksi. Merencanakan routing, scheduling, dispatching, follow up, inspection, dan produksi.

d. Menyusun organisasi produksi. Membagi habis pekerjaan produksi. Ada komposisi input. di bidang

e.

menyusun organisasi produksi.

Melaksanakan berbagai strategi di bidang produksi sesuai dengan kemampuan lingkungan dan masalah yang dihadapi. Mengendalikan produksi. Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian proses. tenaga kerja. mesin dan peralatan. bahan baku. kualitas.

f.

Langkah Langkah Pengelolaan Pemasaran. a. Melaksanakan riset pemasaran untuk memperoleh informasi tentang demand, potensial, dan target pesanan yang akan dituju. b. Menyerahkan informasi hasil riset pemasaran kepada pimpinan dan bagian lain yang terkait. c. Menentukan harga jual produk melalui koordinasi dengan bagian produksi untuk memperoleh informasi harga pokok produksi.
Kewirausahaan 41

d. Menentukan dan melaksanakan promosi. e. Menentukan dan menyelenggarakan pendistribusian barang yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar. f. Melakukan berbagai pengorganisasian untuk setiap kegiatan pemasaran. g. Melakukan evaluasi atau pengawasan, pengendalian, atau kegiatan pemasaran Langkah-Langkah Pengelolaan Personalia a. Merencanakan segala sesuatu mengenai personalia yang meliputi perencanaan diskripsi jabatan, rasio jabatan, spesifikasi jabatan, peraturan kepegawaian, struktur organisasi, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah kepegawaian b. Penerimaan pegawai baik yang berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern dan melalui berbagai seleksi (seleksi administrasi, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, kejiwaan, performance, referensi, moral, sikap dan lain-lain). c. Penempatan pegawai dengan prinsip The right men on the right place (penempatan pegawai sesuai dengan kempuannya). Melalui masa orientasi, masa percobaan, dan masa menjadi pegawai tetap. d. Pelatihan pegawai baik yang diselenggarakan di dalam perusahaan yang bersangkutan maupun dengan cara bekerjasama dengan pihak lain dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pegawai. e. Mutasi dan promosi pegawai merupakan usaha untuk memindahkan pegawai dari jabatan yang
Kewirausahaan 42

satu ke jabatan yang lain dengan maksud: mengurangi kejenuhan, memberikan kenaikan jabatan, memberikan sanksi pegawai atau untuk tujuan-tujuan tertentu. f. Pemberian balas jasa baik fisik seperti gaji, upah, berbagai tunjangan, perumahan, kendaraan, dan bentuk imbalan lain yang didasarkan atas prestasinya atau jasanya atau masa kerjanya dan lain-lain, maupun imbalan non fisik seperti penghargaan, keryawan teladan, sanjungan atau pujian bagi karyawan yang berhasil dan lain-lain. g. Pembinaan, bimbingan, dan konseling dalamn rangka membina hubungan kerja agar selalu tercipta hubungan kerja yang harmonis, melalui pembinaan jasmani maupun pembinaan rohani. h. Menyelenggarakan pemutusan hubnungan kerja sesuai dengan peraturan yang ada dan dengan segala konsekwensinya. Langkah-Langkah Pengelolaan Keuangan a. Merencanakan meliputi: keuangan perusahaan yang

Penentuan kebutuhan perusahaan melalui penilaian terhadap aktiva tetap dan aktiva lancar yang dibutuhkan perusahaan Penentuan sumber-sumber dana yang akan dimamfaatkan untuk membelanjai kebutuhan perusahaan

Kewirausahaan

43

Penentuan anggaran perusahaan menggambarkan penerimaan pengeluaran selama periode tertentu

yang dan

Menyiapkan pengandalian intern seperti pegawai yang profesional dan jujur, struktur organisasi yang baik yang tidak menggambarkan jabatan rangkap pada jabatan yang strategis, prosedur yang baik, tanda tangan yang benar oleh pejabat yang berwenang, dokumen yang lengkap dan syak dan kebijakan perusahaan yang baik.

b. Menyusun struktur keuangan yang rasional dengan cara menyusun sumber dan alokasi dana yang mencerminkan posisi keuangan yang wajar dan logik serta rasional. c. Melaksanakan sistem akuntansi dengan proses akuntansi yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi sejak adanya transaksi yang dokumnetasinya jelas, pencatatan di buku harian atau jurnal, mengklasifikasikan dalam buku besar yang baik, mengikhtisarkan keuangan perusahaan dalam neraca lajur yang didalamnya terdapat neraca percobaan, neraca penyesuaian, neraca rugi laba, neraca akhir kemudian dilaporkan dalam neraca, perkiraan rugi laba dan perubahan modal.

Kewirausahaan

44

d. Melakukan pengawasan dan pengendalian kuangan perusahaan yang dapat dilakukan dengan cara : Melakukan pemeriksaan akuntansi (auditing) laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip, norma dan etika yang benar. Mengevaluasi internal control (pengendalian intern) Mengawasi unsur-unsur yang mendukung keamanan keuangan perusahaan seperti petugas keamanan, alarm, kunci yang kuat, penerangan yang cukup dan lingkungan lainnya. Mengasuransikan harta perusahaan dengan baik.

Langkah-Langkah Pengelolaan Administrasi a. Merencanakan seluruh unsur yang terkait dengan administrasi perkentoran seperti sasaran yaitu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, merencanakan prosedur, peraturan-peraturan, karyawan sistem surat masuk dan surat keluar dan prasarana serta

Kewirausahaan

45

sarana administrasi lainnya termasuk tata letaknya b. Menyusun organisasi kantor yang mencerminkan pembagian tugas dan tanggung jawab yang mengakibatkan hubungan kerja yang baik.

c.

Melaksanakan kegiatan tata usaha yang mengatur masuk dan keluarnya surat menyurat yang berhubungan dengan kegiatan bisnis sehingga dapat memberikan kepuasan bagi para pelanggannya baik nasabah intern maupun nasabah ekstern baik yang berkaitan dengan kegiatan produksi, pemasaran, personalia, keuangan dan lain-lainnya. d. Mengevaluasi kegiatan administrasi serta selalu berusaha mengendalikannya sehingga dapat meningkatkan pelayanannya. 7. Mengembangkan wiraausaha / bisnis. Dalam pengelolaan bisnis selalu mengarah pada pengembangan, maksudnya adalah bahwa dalam berbisnis selalu berusaha menjadi lebih besar lagi, biasanya melalui berbagai kerjasama baik dibidang permodalan, produksi, pemasaran dan manajemen. 8. Membubarkan wirausaha / bisnis. Salah satu yang selalu dihindarkan dalam berbisnis adalah pembubaran bisnis, walaupun suatu saat masih dimungkinkan pembubaran bila

Kewirausahaan

46

bisnisnya masanya.

berbentuk

kerjasama

yang

habis

4.5 Soal-soal latihan


1. Jelaskan pengertian bisnis 2. Mengapa orang menyukai bisnis bahkan pemerintahpun mendukung tumbuh dan berkembangnya bisnis? 3. Apa saja tujuan bisnis? 4. Apa saja dasar pertimbangan pemilihan bentuk bisnis tertentu? 5. Jelaskan bentuk-bentuk perusahaan! 6. Dimana sebaiknya lokasi bisnis ditentukan? 7. Apa saja yang harus dikelola dalam berbisnis! Dan berikan penjelasannya meliputi produksi, pemasaran, personalia, keuangan dan administrasi!

Kewirausahaan

47

I. PENDAHULUAN
1. Sasaran
Secara khusus setelah mengikuti pembahasan materi kewirausahaan para peserta : 1. Dapat mengungkapkan pengertian kewirausahaan yang diungkapkan oleh beberapa ahli. 2. Dapat menjelaskan alasan dan dasar pertimbangan timbulnya kewirausahaan. 3. Dapat menjelaskan berbagai tujuan kewirausahaan. 4. Dapat mengungkapkan unsur-unsur yang terkait dengan kewirausahaan. 5. Dapat mengungkapkan langkah-langkah secara umum dalam berwirausaha. 6. Dapat mengungkapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kewirausahaan.

3.

Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan

48

Banyak pengertian kewirausahaan yang diungkapkan oleh para ahli, yang masing-masing meninjaunya dari berbagai sudut pandang yang berbeda, diantaranya adalah sebagai berikut:

4. Pendapat Wasthy Kewirausahaan berasal dari kata kewiraswastaan, yang secara etimologi berasal dari kata wiraswasta dari bahasa Sansekerta yang berarti: Wira = perwira = orang yang pemberani dan bertindak sebagai kesatria. Swa = sendiri = orang yang mampu menanggulangi masalah tanpa menggantungkan diri dengan orang atau pihak lain. Sta = berdiri atau berusaha. Berdasarkan etimologi tersebut, maka Wiraswasta adalah orang yang mampu dan berani menanggulangi masalah-masalah dalam hidupnya terutama masalah di bidang ekonomi tanpa harus bekerja pada pihak lain, baik pemerintah maupun perusahaan swasta.

Kewirausahaan

49

Kewirausahaan mengandung makna gambaran mengenai individu atau masyarakat dalam menyelenggarakan wirausaha atau bisnis untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi, baik secara individu maupun masyarakat. Hal ini juga berarti bahwa kewirausahaan mencerminkan adanya keberanian individu dan masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan atau menciptakan kesempatan kerja dengan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya dan lingkungannya tanpa harus mengandalkan pada pihak lain. 5. Pendapat Peter Drucker Kewirausahaan adalah inovasi yang dikembangkan secara ekonomis. Ini mengandung makna, bahwa Kewirausahaan selalu diawali dengan kegiatan inovasi (penemuan) yang ditindaklanjuti atau dikembangkan secara ekonomis. Dengan demikian bahwa Kewirausahaan dapat berasal dari akademisi, namun ditindaklanjuti secara emporis dalam rangka memperoleh manfaat ekonomis atau keuntungan. 6. Pendapat Geoffrey G. Meredith dan Kawankawan Menyatakan bahwa Wirausaha adalah orang yang mampu memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya di lingkungannya.
Kewirausahaan 50

Para Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya, dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan kesuksesan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan Kewirausahaan sebagai gambaran mengenai kemampuan individu dan masyarakat dalam mengembangkan dirinya untuk memanfaatkan potensi yang ada guna menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidupnya.

4. Latar Belakang Timbulnya Kewirausahaan


Kewirausahaan tumbuh dan berkembang, baik secara individu ataupun masyarakat yang dilandasi oleh berbagai dasar pertimbangan dan latar belakang yang beraneka ragam, seperti: 1. Adanya usaha untuk mengembangkan idenya untuk mendapatkan manfaat secara ekonomis. Ini berarti seseorang berwirausaha banyak dipengaruhi oleh faktor intern individu yang bersangkutan, seperti adanya usaha pengembangan hobi menjadi kegiatan bisnis. 2. Jenuhnya kesempatan kerja, baik di sektor pemerintah maupun perusahaan swasta di satu sisi dan perkembangan penduduk sedemikian pesat di sisi lain, sehingga menuntut adanya usaha untuk

Kewirausahaan

51

menciptakan lapangan pekerjaan melalui kewirausahaan. 3. Adanya unsur keturunan dari orang tuanya, baik terpaksan maupun dengan kesadaran, misalnya orang tuanya adalah pengusaha atau pebisnis dan memberi tugas kepada anaknya untuk melanjutkan usahanya atau sang anak juga menyenangi usaha yang telah dirintis oleh orang tuanya. 4. Adanya kemampuan individu atau masyarakat dalam menganalisis lingkungan berupa analisis peluang dan kekuatan yang dimiliki yang didukung oleh keberanian untuk berbisnis, misalnya pada saat Lebaran Haji mulai marak bisnis atau usaha yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk kepentingan Hari Raya Haji. 5. Adanya dukungan dari pemerintah, seperti kemudahan-kemudahan untuk memperoleh kredit yang mendorong individu atau masyarakat untuk memanfaatkan kredit dari pemerintah yang salah satunya untuk berwirausaha. 6. Adanya pembinaan dari pengusaha yang lebih besar kepada pengusaha kecil atau calon pengusaha (pembinaan oleh Bapak Angkat oleh Pengusaha Kecil berupa pembinaan bantuan modal dan pembinaan lain yang akan mendorong tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan). 7. Adanya dorongan dari faktor alam yang mendorong para warga masyarakat untuk berbuat sesuatu berupa kegiatan bisnis tertentu. 8. Adanya pengaruh faktor lain, seperti teknologi, politik, keamanan, dan lain-lain, yang mendorong untuk dilakukan bisnis tertentu karena faktor lingkungan tersebut dapat menciptakan peluang bisnis.

Kewirausahaan

52

5. Tujuan Kewirausahaan
A. Secara Umum Kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan individu dan masyarakat.

3. Secara Khusus Kewirausahaan bertujuan: a. Menanggulangi masalah pengangguran. b. Mengembangkan hobi. c. Memanfaatkan potensi alam. d. Menciptakan lapangan pekerjaan. e. Mengembangkan usaha. f. Meningkatkan kerjasama. g. Memanfaatkan transfer of knowledge. h. Dan lain-lain.

7. Unsur-unsur Kewirausahaan

yang

Mempengaruhi

Keberhasilan dan kegagalan kewirausahaan dipengaruhi oleh banyak faktor yang satu sama lain saling berhubungan. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut: 4. Faktor individu yang bersangkutan, seperti: a. Usia.
Kewirausahaan 53

b. Jenis kelamin. c. Pendidikan. d. Keterampilan. e. Pengalaman. f. Kesehatan. g. Moral. h. Kepemimpinan. i. Jiwa bisnis. j. Jiwa wirausaha. 5. Faktor kelembagaan, seperti: a. Besar kecilnya organisasi. b.Kepemimpinan. b. Manajemen. c. Kemampuan sumber daya organisasi. d. Pembagian tugas. e. Dan lain-lain. 6. Faktor ekstern individu dan organisasi, seperti: a. 0Potensi alam. b. Kondisi sosial budaya. c. Kondisi politik. d. Kondisi keamanan. e. Perkembangan teknologi. f. Kondisi perekonomian. g. Peraturan pemerintah. Faktor-faktor tersebut satu sama lain saling berkaitan, bahkan pengaruhnya selain dapat secara positif mendukung tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan namun juga dapat berpengaruh negatif sehingga menghambat tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan.
Kewirausahaan 54

1.7 Langkah-langkah umum dalam berwirausaha


Secara umum langkah-langkah berwirausaha pada dasarnya sama dengan langkah-langkah berbisnis yaitu sebagai berikut: 1. Menganalisis lingkungan untuk menentukan jenis usaha, ini berarti bahwa seorang wirausahawan apabila akan berwirausaha mengawasli kegiatannya dengan berinovasi untuk memilih alternatif jenis bisnis/usaha yang lebih baik diantara jenis usaha yang ada yang mungkin dapat dilakukan 2. Merancang usaha dengan menentukan besarnya peluang, target, kegiatan produksi, personalia, keuangan dan administrasi serta membangun jaringaan kerja. 3.Menyusun organisai kerja baik dengananggotakeluarga maupun dengan pihak lain yang dilibatkan dalam berwirausaha. 4. Mengimplementasikan semua rencana kerja yang telah diorganisir dengan fungsifungsi yang ada sesuati dengan jenis kegiatannya (produksi, pemasaran, personalia, keuangan, administrasi, sistem informasi dan lain-lain).

Kewirausahaan

55

5. Mengadakan pengawasan dan mengevaluasi serta mengendalikan dan mengembangkan usaha sesuai dengan perkembangan lingkungan dan masalah yang dihadapinya.

II. CIRI-CIRI MANUSIA WIRAUSAHA

2.1 Sasaran
Setelah perkuliahan materi ini secara umum peserta dapat mengenal, memahami dan mengimplementasikan ciri-ciri manusia wirausaha serta dapat menilai diri sendiri mengenai ciri-ciri manusia yang sudah dan yang belum dimilikinya

2.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah perkuliahan materi ini diharapkan para peserta dapat: 1. Mengungkapkan pengertian manusia baik selaku mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk relegius serta manusia sebagai faktor ekonomi. 2. Menjelaskan dinamika individu atau menjelaskan unsur-unsur yang mempengaruhi kehidupan manusis hingga yang bersangkutan memiliki ciri atau kemampuan tertentu.
Kewirausahaan 56

3. Mengungkapkan ciri-ciri manusia wira usaha. 4. Mengevaluasi diri sendiri mengenai ciri manusia wira usaha yang sudah dan yang belum dimilikinya.

2.3 Pengertian
Manusia merupakan salah satu mahluk Tuhan yang paling sempurna, hal ini ditandai oleh berbagai kelebihan yaitu adanya akal fikiran dan moral, unsur tersebut tidak dimiliki oleh jenis mahluk Tuhan lainnya. Ada pendapat yang menyatakan bahwa manusia selain mahluk pribadi juga sebagai mahluk sosial dan mahluk relegius, maksudnya adalah: 1. Manusia sebagai mahluk pribadi berarti bahwa selaku individu manusia dituntut untuk menjaga eksistensi hidupnya dengan berusaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan fisiknya. 2. Manusia selaku mahluk sosial berarti bahwa manusia membutuhkan hubungan atau interaksi dengan individu atau masyarakat dimana yang bersangkutan berada, sehingga tidak merasa dikucilkan dari masyarakatnya. 3. Manusia selaku mahluk relegius berarti bahsa manusia merasa membutuhkan kedamaian bathin/rohani yang hal ini akan terpenuhi apabila yang bersangkutan dapat menjaga hubungan dengan sang penciptanya atau Tuhannya.
Kewirausahaan 57

Defenisi manusia bila dilihat dari aspek ekonomi atau bisnis diartikan sebagai salah satu faktor produksi atau sebagai salah satu sumberdaya yang ada di dunia selain faktor atau sumberdaya lainnya.

Bila dilihat dari aspek manajemen maka manusia sebagai salah satu sarana manajemen yang dapat bertindak sebagai manajer atau pimpinan dan dapat pula bertindak sebagai pelaksana atau bawahan yang ikut berperan mendukung tercapainya tujuan organisasi.

2.4 Dinamika Individu


Kehidupan manusia secara keseluruhan mengalami perubahan baik perubahan fisik seperti ada perubahan fisik sejak dalam kandungan sang ibu, lahir menjadi balita, anak-anak, remaja, dewasa, manula dan hinmgga meninggal dunia maupun perubahan non fisilk seperti adanya perubahan sikap, mental spiritual, perilaku motivasi, kepemimpinan, semangat kerja dan lain-lain Dinamika individu atau masyarakat tersebut mengandung makna bahwa perubahan yang terjadi pada diri seseorang atau suatu masyarakat akibat adanya:

Kewirausahaan

58

1. Proses internalisasi, yaitu suartu proses perubahan yang ada pada diri seseorang yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan seperti yang dikemukakan oleh Freud dalam teori mativasi bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh idenya sendiri, kemudian berkembang menjadi ego, super ego, mania dan fanatik. Hal ini menjadikan seseorang kurang memperhatikan pendapat orang lain dan akhirnya yang bersangkutan lebih banyak memiliki sifat otoriter. 2. Preoses eksternalisasi, yaitu suatu proses perubahan yang ada pada diri seseorang yang lebih banyak dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan di luar individu yang bersangkutan. Faktor lingkungan yang dimaksudkan tersebut adalah: a. Lingkungan keluarga. b. Teman dekatnya. c. Lingkungan tempat sekolah. d. Lingkungan tempat bekerja. e. Lingkungan tempat bermain. f. Lingkungan masyarakat (Sosial Budaya). g. Lingkungan Politik. h. Lingkungan Agama. i. Lingkungan Alam dan lain-lain Faktor-faktor lingkungan tersebut dapat bersifat positip menurut norma yang ada yang berakibat perilaku individu atau masyarakat menjadi lebih baik, namun dapat pula bersifat negatif sehingga menurut norma yang ada perilaku individu atau masyarakat yang bersangkutan dapat merugikan orang atau masyarakat lain.

Kewirausahaan

59

Secara individu apabila pengaruh tersebut menyatu pada diri seseorang maka dapat diukur perilakunya sebagai berikut: 1. Perkataan yang diuangkapkan oleh individu yang bersangkutan. 2. Sikap individu dapat baik (simpatik) atau dapat buruk (antipati). 3. Perbuatan individu tersebut dapat mendukung atau diterima oleh masyarakatnya (bermanfaat) dan dapat pula merugikan atau menjadi beban masyarakatnya. Dari keseluruhan dinamika individu atau masyarakat maka perilaku seseorang atau masyarakat dapat dikelompokkan menjadi: 1. Perilaku Introvert yaitu perilaku individu yang lebih mementingkan diri sendiri dengan demikian lebih bersifat egois. 2. Perilaku Extrovert yaitu perilaku yang lebih mengutamakan kepentingan umum atau orang leian daripad kepentingan diri sendiri. 3. Perilaku gabungan antara introvert dangan extrovert yaitu perilaku invidu yang suatu ketika ia bersifat introvert namun saat lain ia bersifat extrovert. Dinamika individu atau masyarakat tersebut juga merasuk pada individu atau masyarakat sebagai manusia yang memiliki ciri-ciri sebagai manusia wirausaha

Kewirausahaan

60

2.5 Ciri-ciri manusia Wirausaha


Berdasarkan dinamika individu dan dinamika masyarakat dapat membentuk manusia yang memiliki ciri-ciri tertentu yang salah satunya adalah ciri-ciri menjadi manusia wirausaha. Namun demikian, sesuai dengan perkembangannya bahwa seseorang dapat berbeda mengenai tinggi rendahnya ciri manusia wirausaha yang di milikinya. Adapun ciri-ciri manusia wira usaha banyak diungkapkan oleh para ahli yang antara lain sebegai berikut: 5. Pendapat Wasthy Menyatakan bahwa ciri-ciri manusia wirausaha adalah sebagai berikut: e. Taqwa, maksudnya adalah bahwa manusia wirausaha harus memiliki ketaqwaan yang baik sehingga ia bersifat dalam melakukan bisnis, apabila ia jujur maka selalu dipercaya oleh pelanggan atau oleh rekanan dan penyandang dana sehingga sifat ini dapat mendukung bisnisnya Peka, maksudnya bahwa seorang wirausaha harus peka atau tanggap terhadap lingkungannya termasuk perubahan lingkungan untuk selanjutnya memiliki respon yang positif yang dilandasi oleh aspek ekonomi. Ini berarti setiap perubahan lingkungan harus ditafsirkan untuik menentukan jenis bisnis apa yang dapat dilakukan atau dikembangkan.

f.

Kewirausahaan

61

g.

Terampil, maksudnya bahwa seorang wirausahawan harus memiliki keterampilan dalam berbuat sesuatu untuk bisnisnya mulai dari keterampilan dalam pengambilan keputusan hingga terampil dalam berbuat sesuatu agar dapat menciptakan dan meningkatkan kegunaan. h. Prospektif, maksudnya bahwa seorang wirausahawan harus berwawasan jauh kedepan, artinya bila wirausahawan mengambil keputusan dan berbuat sesuatu selalu untuk kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. 6. Pendapat Geoffrey G. Meredith dan Kawankawan Ciri manusia wirausaha adalah sebagai berikut: a. Percaya diri, maksudnya ia tidak tergantung dengan orang atau pihak lain, ini berarti ia berjiwa optimis. b. Berorientasi pada tugas dan hasil. Ini berarti kebutuhan akan prestasi atau laba, ini berarti memiliki ketekunan, ketabahan, tekad kerja keras, motivasi tingga, enerjik dan berinisiatif. c. Pengambil risiko, berari wirausahawan memiliki sifat mampu mengambil risiko, menyukai tantangan. d. Memiliki jiwa kepemimpinan, berkelakuan baik seperti seorang pemimpin, pandai bergaul dan mau menerima kritik. e. Keorisinilan berarti ia inovatif, kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, banyak pengetahuan. f. Berorientasi pada masa depan (prospektif).
Kewirausahaan 62

7. Pendapat Umum Jiwa wirausaha memiliki sifat-sifat: a. Rasional, berarti segala sesuatu keputusan dan tindakan yang diambil selalu melalui proses pengambilan keputusan yang baik. b. Sistematis, wirausahawan berfikir dan bertindak sistematis/berurutan yang baik. c. Efektif atau tepat guna d. Efisien atau hemat e. Logika f. Objektif g. Disiplin h. Ramah i. Dewasa j. Senang bekerjasama k. Salesmanship l. Sabar dan lain-lain. 8. Pendapat dari Sudut Pandang Manajemen Mengungkapkan bahwa wirausahawan harus mempu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara sistematis dan terpadu yaang meliputi: a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Implementasi atau pelaksanaan dan d. Pengwasan serta mengendalikan terhadap seluruh kegiatan dan unsur-unsur bisnianya.

Kewirausahaan

63

2.6 Evaluasi Diri Jiwa Wirausaha


Berdasarkan ciri-ciri jiwa wirausaha maka masingmasing individu dapat menilai kondisi individu dan masyarakat di lingkungannya mengenai tingkatan jiwa wirausaha yang sudah dan yang belum dimiliklinya. Salah satu model penilaiannya adalah sebagai berikut:
Tabel Penilaian Jiwa Wirausaha
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jiwa Wirausaha Taqwa Peka Terampil Prospektif Percaya diri Tekun Kerja keras Energik Pengambil risiko Kepemimpinan Inovatif Kreatif Efektif Efisien Senang kerjasama Fleksibel Objektif Ramah Pandai bergaul Menerima kritik Sistematis Aanalitis Optimis Administratif Dan lain-lain
64

Penilaian B C D

Keterangan

Kewirausahaan

Keterangan 5. Jenis kriteria jiwa wirausaha dapat lebi dirinci lebih banyak. 6. Penilaian: A = Amat baik/Tinggi B = Baik C = Cukup D = Kurang E = Buruk/Jelek Batasan penilaian diberikan kebebasasn namun diusahakan dapat lebih objektif. 1. Keterangan dapat berisi alasan atau dasar dipilihnya nilai tertentu. 2. Setelah semua dinilai kemudian dilakukan rekapitulasi yang pada akhirnya dapat disimpulkan: 3. Memiliki Jiwa wirausaha yang sangat baik 4. Memiliki jiwa wirausaha baik 5. Memiliki jiwa wirausaha sedang 6. Memiliki jiwa wirausaha yang rendah serta 7. Tidak memiliki jiwa wirausaha.

Kewirausahaan

65

III. PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

3.1 Sasaran Secara umum setelah mengikuti penjelaasan materi ini diharapkan para peserta dapat: 1. Mengenal konsep pendidikan pada umumnya dan khususnya mengenai konsep pendidikan kewirausahaan. 2. Menjelaskan unsur-unsur dan jenis-jenis pendidikan Kewirausahaan. 3. Menilai pendidikan kewirausahaan yang telah diikuti dan yang belum diikuti atau yang seharusnya bia ingin menjadi wirausaha yang baik. 3.2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah perkuliahan materi ini secara khusus para peserta dapat: 1. Mengungkapkan pengertian pendidikan pada umumnya dan pendidikan kewirausahaan khususnya.
Kewirausahaan 66

2. Mengungkapkan jenis-jenis pendidikan pada umumnya. 3. Mengungkapkan jenis-jenis pendidikan kewirausahaan. 4. Menilai jenis pendidikan yang sudah dan yang belum diikuti. 5. Menjelaskan individu atau lembaga yang terlibat dalam pendidikan kewirausahaan. 3.3.Pengertian Pendidikan Pendidikan merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan dalam rangka mengubah dan meningkatkan intelektual dan sikap perilaku seseorang dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Pendidikan merupakan tugas, tanggung jawab semua pihak mulai dari individu yang bersangkutan, keluarga, masyarakat, pemerintah baik secara formal maupun secara informal. Semula pendidikan hanya merupakan tugas, namun demikian sebaiknya menjadikan pendidikan sebagai suatu kebutuhan hidup bahkan lebih baik lagi bila pendidikan sudah merupakan hobi. 3.4. Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan merupakan proses secara sistematis dan berkelanjutan baik formal maupun informal dalam rangka membetuk manusia wira usaha. Pendidikan kewirausahaan ini tidak hanya
Kewirausahaan 67

bertujuan mengubah jiwa atau sikap agar memenuhi kriteria manusia wirausaha, tetapi juga bertujuan untuk dapat meningkatkan ketrampilan dan keahlian tertentu sehingga dapat mendukung seseorang atau suatu masyarakat dalam berwira usaha.

3.5 Jenis Pendidikan pada umumnya


Jenis pendidikan sangat beraneka ragam bila dilihat dari berbagai sudut pandang seperti: 4. Berdasarkan legalitasnya, jenis pendidikan dapat dikelompokkan menjadi: c. Pendidikan formal yaitu jenis pendidikan yang lembaganya memiliki status yang jelas berarti ada izin dari lembaga yang berwenang. d. Pendidikan informal yaitu jenis pendidikan yang diselenggarakan secara tidak formal bila dilihat dari proses pendirian lembaganya. 5. Berdasarkan sasarannya, merupakan pengelompokkan jenis pendidikan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Adapun jenis pendidikan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: a. Pendidikan b. Pendidikan c. Pendidikan d. Pendidikan e. Pendidikan
Kewirausahaan

Umum. Kejuruan. Agama. Jasmani. Rokhani.


68

f. Pendidikan Budi Pekerti. g. Peendidikan Olahraga. h. Pendidikan Kebangsaan. i. Pendidikan Kewirausahaan. j. Dan lain-lain.

Beraneka ragam jenis pendidikan tersebut masingmasing saling melengkapi dan saling mempengaruhi namun fokus yang dijadikan sasarannya ada perbedaan.

5.3 Pendidikan Kewirausahaan


Pendidikan kewirausahaan merupakan proses pembelajaran baik formal maupun informal secara terus menerus dan berkelanjutan dalam rangka mengubah pola fikir, sikap dan keterampilan seseorang dan atau masyarakat agar dapat menjadi manusia wiraausaha yang profesional. Pendidikan kewirausahaan dapat berlangsung sejak individu yang bersangkutan masih kecil hingga yang bersangkutan menjadi dewasa bahwa dapat pula terjadi kapan saja termasuk pada usia lanjut. Adapun jenis-jenis pendidikan kewirausahaan dapat diperoleh atau berasal dari berbagai bentuk seperti: 1. Pendidikan Keluarga

Kewirausahaan

69

Pendidikan yang berasal dari anggota keluarga berupa pendidikan anak sejak anak masih dalam kandungan berupa doa-doa sang ibu atau orang tua agar anaknya menjadi anak yang soleh dan soleha, pendidikan budi pekerti, pendidikan keterampilan oleh orang tua kepada anaknya melalui pembagian tugas dalam penyelesaian pekerjaan rumah sekeluarga. Apabila terjadi pemberian aksih sayang orang tua kepada anaknya yang berlebihan atau memanjakan anak secara berlebihan dapat mengurangi makna pendidikan kewirausahaan oleh keluarga. 2. Pendidikan Sekolah Melalui pendidikan di sekolah baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan perguruan Tinggi, diperolah pendidikan kewirausahaan seperti pemahaman dalam menganalisis lingkungan, Prodses Pengambilan Keputusan, Keterampilan dan semangat berwirausaha. Dalam pendidikan sekolah ini didukung oleh kurikulum, tenaga pengajar, prasarana dan sarana atau fasilitas, metoda pembelajaran, laboratorium dan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung terciptanya jiwa wirausaha. 3. Pendidikan Luar Sekolah Pendidkian luar sekolah ini berupa kursuskursua yang lebih berorientasi untuk meningkatkan keterampilan seperti kursus-kursus
Kewirausahaan 70

bahasa inggris dan bahasa lain, kursus komputer, montir dan kursus untuk mendapatkan keterampilan lain.

6. Pendidikan Masyarakat Pendidikan kewirausahaan yang dilekukan oleh masyarakat berupa dukungan masyarakat baik yang berasal dari pamong setempat secara formal maupun dukkungan masyarakat secara informal untuk menciptakan iklim yang kondusif terhadap tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan. 7. Pendidikan oleh Pemerintah Pemerintah sangat mendukung terhadap tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan dalam bentuk bantuan atau pembinaan seperti: a. Pelatihan kewirausahaan melalui departemendepaartemen terkait. b. Bantuan prasarana dan sarana baik untuk pelatihan maupun untuk modal dasar setelah mengikuti pelatihan seperti masin-mesin atau alat-alat tertentu. c. Bantuan dana yang berasal dari laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu kopersasi dan pengusaha kecil (wirausahawan).

Kewirausahaan

71

d. Penciptakan iklim bisnis yang kondusif seperti penyederhanaan birokrasi dan regulasi atau bentuk-bentuk dukungan lainnya. 8. Pendidikan Melalui Magang Pendidikan kewirausahaan melalui magang pada perusahaan lain atau lembaga lain selama beberapa waktu. Dalam magang akan dapat diperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sikap dalam pergaulan ditempat magang dan lain-lain 9. Pendidikan melaui Studi Komparatif Berupa pendidkan melaui observasi, wawancara, dokumentasi di tempat lain yang dalam berwirausaha dianggap lebih berhasil atau memiliki keunggulan tertentu 10. Pendidikan Otodidak Berupa pendidikan yang berasal dari pengalaman individu yang bersangkutan dan dikembangkan oleh individu yang bersangkutan secara mandiri. Hal ini berarti pengembangan dari jiwa inovasi, kreativitas yang selanjutnya diimplementasikan dan dikembangkan.

Kewirausahaan

72

IV. PENGELOLAAN WIRAUSAHA

4.1 Sasaran
Setelah penjelasan mengenai Pengelolaan Wirausaha maknanya sama dengan Pengelolaan Bisnis ini diharapkan peserta dapat mengenal, memahami, dan dapat menerapkan serta memberikan contoh-contoh mengenai pengelolaan wirausaha / bisnis.

4.2 Tujuan
1. Agar atau peserta dapat mengungkapkan pengertian bisnis 2. Agar atau peserta mampu menjelaskan penentuan bisnis. 3. Agar dapat mengetahui berbagai jenis perusahaan / bisnis. 4. Agar dapat menjelaskan penentuan lokasi perusahaan.
Kewirausahaan 73

5. Agar atau peserta dapat menjelaskan langkah dalam pengelolaan bisnis.

langkah-

4.4 Langkah-Langkah Pengelolaan Wirausaha / Bisnis


1. Menganalisis lingkungan untuk menentukan

jenis bisnis (inovasi) Sebagai langkah awal dalam berbisnis adalah penentuan jenis bisnis. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang tercakup dalam lingkungan bisnis, baik lingkungan intern maupun lingkungan ekstern. Dalam hal ini dilakukan riset (penelitian) untuk memperoleh data atau informasi. Setelah informasi masuk maka dilakukan analisis secara kualitatif maupun kuantitatif seperti penentuan bisnis berdasarkan historis, musiman, kebudayaan dan lain-lainnya. 2. Menentukan perusahaan. bentuk badan usaha atau bentuk

Dasar pertimbangan dipilihnya perusahaan tertentu antara lain:


Kewirausahaan

74

a. Besar kecilnya laba yang diharapkan atau tujuan yang hendak dicapai. b. Kemampuan yang dimilikinya berupa faktorfaktor produksinya. c. Sumber daya yang dikuasainya baik sumber daya alam, manusia, dan lain-lain. d. Lingkungan perusahaan, baik lingkungan alam, lingkungan ekonomis maupun lingkungan nonekonomis; baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun yang berasal dari luar perusahaan. e. Faktor-faktor khusus tertentu lainnya. Bentuk perusahaan yang dapat dipilih dapat beraneka ragam seperti: a. Berdasarkan Bidang Usaha, jenis perusahaan adalah: Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang usaha usaha usaha usaha usaha Agraris. Industri. Ekstraktif. Perniagaan Jasa.

b. Berdasarkan Badan Hukum yang dimilikinya atau berdasarkan cara pendiriannya. Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Koperasi. Yayasan. Perseorangan. Firma (Fa) Commanditer Venotschap (CV) Perseroan Terbatas (PT)

Kewirausahaan

75

c. Berdasarkan Kerjasama, antara lain adalah: Kartel. Concern Holding Company. Joint Venture. Asosiasi Merger

bentuk

perusahaan

d. Berdasarkan Proses Perusahaan yang prosesnya analisis (menguraikan) Perusahaan yang prosesnya sintesis (mengkombinasikan beberapa input untuk membuat satu output Perusahaan berupa pabrik. Perusahaan Jasa.

4. Menentukan Lokasi Wirausaha / Bisnis Setelah penentuan bentuk perusahaan maka langkah berikutnya adalah penentuan lokasi bisnis yang merupakan tempat dimana bisnis diselenggarakan, oleh karenanya perlu ditentukan lokasi bisnis yang baik atau yang strategis Lokasi bisnis yang baik adalah lokasi yang mendukung tercapainya tujuan bisnis, untuk itu perlu memperhatikan faktor-faktor yang mendukung kesuksesan bisnis seperti: - Pasar (demand potencial) Bahan baku
Kewirausahaan 76

Tenaga kerja Transportasi Bank atau Lembaga Keuangan Listrik Air Pajak atau sewa Peraturan Pemerintah Kebudayaan Alam

4. Mengadakan prasarana dan sarana wirausaha / bisnis Kegiatan bisnis setelah penentuan lokasi adfalah pengadaan prasarana dan sarana bisnis sesuai dengan jenis bisnisnya seperti gedung, mesin, kendaraan, peralatan, perlengkapan dan lainnya. Dalam pengadaannya berprinsip efektif dan efisien. 5. Menyusun organisasi dan manajemen wirausaha / bisnis Dalam berbisnis diperlukan organisasi dan manajemen yang baik sebagai cerminan pengelolaan bisnis. Dalam organisasi dan manajemen diterapkan fungsi-fungsi manajemen sejak perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan aktivitas bisnis. Pelaksanaan manajemen dalam bisnis dilakukan secara umum atau menyeluruh dan juga dilakukan secara khusus pada masing-masing jenis kegiatan atau fungsi perusahaan seperti
Kewirausahaan 77

manajemen di bidang produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen sumberdaya manusia, manajemen keuangan, manajemen perkantoran dan lain-lain. Keseluruhan penerapan manajemen pada berbagai aktivitas bisnis tersebut sebaiknya dilakukan secara terpadu dan konsisten.

Mengelola wirausaha / bisnis Setelah bisnis ditentukan, bentuk perusahaan dan lokasi bisnis sudah ditentukan dan disiapkannya prasarana dan sarana bisnis maka langkah selanjutnya adalah pengelolaan bisnis yang meliputi: Langkah-langkah pengelolaan produksi e. Penentuan target produksi. Berkoordinasi dengan bagian pemasaran. Menyesuaikan diri antara bagian produksi dengan pemasaran. berdasarkan kapasitas mesin yang terpasang. Penentuan target produksi dapat ditentukan sesuai dengan permintaan konsumen yang langsung datang ke bagian produksi. Berdasarkan pola produksi.

f.

Merencanakan penggunaan faktor produksi.

Kewirausahaan

78

g.

Bahan baku. Tenaga kerja. Alat produksi tahan lama. Lay out. Work condition. Biaya produksi. Merencanakan routing, scheduling, dispatching, follow up, inspection, dan produksi.

h. Menyusun organisasi produksi. Membagi habis pekerjaan produksi. Ada komposisi input. di bidang

e.

menyusun organisasi produksi.

Melaksanakan berbagai strategi di bidang produksi sesuai dengan kemampuan lingkungan dan masalah yang dihadapi. Mengendalikan produksi. Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian Pengendalian proses. tenaga kerja. mesin dan peralatan. bahan baku. kualitas.

f.

Langkah Langkah Pengelolaan Pemasaran. a. Melaksanakan riset pemasaran untuk memperoleh informasi tentang demand, potensial, dan target pesanan yang akan dituju.
Kewirausahaan 79

b. Menyerahkan informasi hasil riset pemasaran kepada pimpinan dan bagian lain yang terkait. c. Menentukan harga jual produk melalui koordinasi dengan bagian produksi untuk memperoleh informasi harga pokok produksi. d. Menentukan dan melaksanakan promosi. e. Menentukan dan menyelenggarakan pendistribusian barang yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar. f. Melakukan berbagai pengorganisasian untuk setiap kegiatan pemasaran. g. Melakukan evaluasi atau pengawasan, pengendalian, atau kegiatan pemasaran

Kewirausahaan

80

Langkah-Langkah Pengelolaan Personalia a. Merencanakan segala sesuatu mengenai personalia yang meliputi perencanaan diskripsi jabatan, rasio jabatan, spesifikasi jabatan, peraturan kepegawaian, struktur organisasi, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah kepegawaian b. Penerimaan pegawai baik yang berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern dan melalui berbagai seleksi (seleksi administrasi, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, kejiwaan, performance, referensi, moral, sikap dan lain-lain). c. Penempatan pegawai dengan prinsip The right men on the right place (penempatan pegawai sesuai dengan kempuannya). Melalui masa orientasi, masa percobaan, dan masa menjadi pegawai tetap. d. Pelatihan pegawai baik yang diselenggarakan di dalam perusahaan yang bersangkutan maupun dengan cara bekerjasama dengan pihak lain dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pegawai. e. Mutasi dan promosi pegawai merupakan usaha untuk memindahkan pegawai dari jabatan yang satu ke jabatan yang lain dengan maksud: mengurangi kejenuhan, memberikan kenaikan jabatan, memberikan sanksi pegawai atau untuk tujuan-tujuan tertentu. f. Pemberian balas jasa baik fisik seperti gaji, upah, berbagai tunjangan, perumahan, kendaraan, dan bentuk imbalan lain yang
81

Kewirausahaan

didasarkan atas prestasinya atau jasanya atau masa kerjanya dan lain-lain, maupun imbalan non fisik seperti penghargaan, keryawan teladan, sanjungan atau pujian bagi karyawan yang berhasil dan lain-lain. g. Pembinaan, bimbingan, dan konseling dalamn rangka membina hubungan kerja agar selalu tercipta hubungan kerja yang harmonis, melalui pembinaan jasmani maupun pembinaan rohani. h. Menyelenggarakan pemutusan hubnungan kerja sesuai dengan peraturan yang ada dan dengan segala konsekwensinya. Langkah-Langkah Pengelolaan Keuangan a. Merencanakan meliputi: keuangan perusahaan yang

Penentuan kebutuhan perusahaan melalui penilaian terhadap aktiva tetap dan aktiva lancar yang dibutuhkan perusahaan Penentuan sumber-sumber dana yang akan dimamfaatkan untuk membelanjai kebutuhan perusahaan Penentuan anggaran perusahaan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu

Menyiapkan pengandalian intern seperti pegawai yang profesional dan jujur, struktur organisasi yang baik yang tidak
82

Kewirausahaan

menggambarkan jabatan rangkap pada jabatan yang strategis, prosedur yang baik, tanda tangan yang benar oleh pejabat yang berwenang, dokumen yang lengkap dan syak dan kebijakan perusahaan yang baik. b. Menyusun struktur keuangan yang rasional dengan cara menyusun sumber dan alokasi dana yang mencerminkan posisi keuangan yang wajar dan logik serta rasional. c. Melaksanakan sistem akuntansi dengan proses akuntansi yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi sejak adanya transaksi yang dokumnetasinya jelas, pencatatan di buku harian atau jurnal, mengklasifikasikan dalam buku besar yang baik, mengikhtisarkan keuangan perusahaan dalam neraca lajur yang didalamnya terdapat neraca percobaan, neraca penyesuaian, neraca rugi laba, neraca akhir kemudian dilaporkan dalam neraca, perkiraan rugi laba dan perubahan modal. d.Melakukan pengawasan dan pengendalian kuangan perusahaan yang dapat dilakukan dengan cara : Melakukan pemeriksaan akuntansi (auditing) laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip, norma dan etika yang benar. Mengevaluasi internal control (pengendalian intern) Mengawasi unsur-unsur yang mendukung keamanan keuangan perusahaan seperti
83

Kewirausahaan

petugas keamanan, alarm, kunci yang kuat, penerangan yang cukup dan lingkungan lainnya. Mengasuransikan harta perusahaan dengan baik.

Langkah-Langkah Pengelolaan Administrasi a. Merencanakan seluruh unsur yang terkait dengan administrasi perkentoran seperti sasaran yaitu memberikan pelayanan yang sebaikbaiknya, merencanakan prosedur, peraturanperaturan, karyawan sistem surat masuk dan surat keluar dan prasarana serta sarana administrasi lainnya termasuk tata letaknya b. Menyusun organisasi kantor yang mencerminkan pembagian tugas dan tanggung jawab yang mengakibatkan hubungan kerja yang baik. c. Melaksanakan kegiatan tata usaha yang mengatur masuk dan keluarnya surat menyurat yang berhubungan dengan kegiatan bisnis sehingga dapat memberikan kepuasan bagi para pelanggannya baik nasabah intern maupun nasabah ekstern baik yang berkaitan dengan kegiatan produksi, pemasaran, personalia, keuangan dan lain-lainnya. d. Mengevaluasi kegiatan administrasi serta selalu berusaha mengendalikannya sehingga dapat meningkatkan pelayanannya. 7. Mengembangkan wiraausaha / bisnis. Dalam pengelolaan bisnis selalu mengarah pada pengembangan, maksudnya adalah bahwa dalam
Kewirausahaan 84

berbisnis selalu berusaha menjadi lebih besar lagi, biasanya melalui berbagai kerjasama baik dibidang permodalan, produksi, pemasaran dan manajemen. 8. Membubarkan wirausaha / bisnis. Salah satu yang selalu dihindarkan dalam berbisnis adalah pembubaran bisnis, walaupun suatu saat masih dimungkinkan pembubaran bila bisnisnya berbentuk kerjasama yang habis masanya.

Kewirausahaan

85

You might also like