You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar belakang :
Makna filosofis Rumah Tangga terletak pada kata tangga sebagai kata yang menerangkan rumah dalam idiom tersebut. Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-14, yang dimaksud dengan rumah adalah tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal manusia. Kata ini melingkup segala bentuk tempat tinggal manusia dari istana sampai pondok yang paling sederhana. Sementara rumah tangga memiliki pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya. Secara bahasa, kata rumah (al bait) dalam Al Qamus Al Muhith bermakna kemuliaan; istana; keluarga seseorang; kasur untuk tidur, bisa pula bermakna menikahkan, atau bermakna orang yang mulia. Dari makna bahasa tersebut, rumah memiliki konotasi tempat kemuliaan, sebuah istana, adanya suasana kekeluargaan, kasur untuk tidur, dan aktivitas pernikahan. Sehingga rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, tetapi juga bermakna penghuni dan suasana. Rumah tangga islami bukan sekedar berdiri di atas kenyataan kemusliman seluruh anggota keluarga. Bukan juga karena seringnya terdengar lantunan ayat-ayat Al Quran dari rumah itu, bukan pula sekedar karena anak-anaknya disekolahkan ke masjid waktu sore hari. Rumah tangga adalah sebuah susunan atau jaringan yang hidup. Yang merupakan pusat dari denyut-denyut pergaulan hidup yang menggetar. Dia adalah alam pergaulan manusia yang sudah diperkecil yang ditunjukan untuk mengekalkan keturunan. Kemudian daripadanya nanti akan terbentuklah sebuah keluarga, yaitu suatu jama'ah yang bulat, teratur dan sempurna. Dia bukan sekedar tempat tinggal belaka. Tetapi rumah tangga sebagai lambang tempat yang aman, yang dapat menenteramkan jiwa, sebagai tempat latihan yang cocok untuk menyesuaiakan diri, sebagai bentang yang kuat dalam membina keluarga dan merupakan arena yang nyaman bagi orang yang menginginkan hidup bahagia, tentram dan sejahtera.

B. Rumusan Masalah : 1. Apa yang dimaksud rumah tangga . 2. Definsi rumah tangga . 3. Pengertian rumah tangga islami 4. Konsekuensi- konsekuensi Rumah Tangga Islami 5. Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah 6. 24 pedoman membina rumah tangga sakinah 7. Beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga .

BAB II PEMBAHASAN
1. RUMAH TANGGA Dia statusnya apa ya ? masih bujang atau sudah berumah tangga? Dari pertanyaan di atas, kata rumah tangga memiliki arti identik dengan pernikahan, artinya sudah menikah atau sudah berkeluarga. Di Indonesiadan mungkin hanya di Indonesia pernikahan itu disebut dengan Rumah Tangga. Makna filosofis Rumah Tangga terletak pada kata tangga sebagai kata yang menerangkan rumah dalam idiom tersebut. Kenapa di Indonesia pernikahan untuk mengarungi kehidupan menggunakan perumpamaan tangga? Mari kita lihat bentuk tangga itu seperti apa? Karena istilah rumah tangga ini sudah ada dari warisan nenek moyang zaman baheula, maka bentuk tangganya harus mengacu ke bentuk tangga zaman dahulu . Pertama, tangga itu terdiri dari beberapa pijakan yang terus menanjak menuju tempat yang lebih tinggi. Ini digambarkan sebagai perjalanan dalam menuju kehidupan yang lebih baik, dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi. Menanjak dimaknai sebagai usaha yang memerlukan energi yang lebih banyak dan diperlukan kehati-hatian dalam menapaki setiap tahapan . Dalam pernikahan pijakan-pijakan dalam tangga itu bisa banyak macam artinya. Misalnya, jika diartikan dalam kecukupan materi, maka ini berarti bagi yang baru menikah biasanya perjuangan untuk kecukupan materi masih berada pada pijakan tangga pertama, jangan aneh kalau awal-awal nikah rejekinya agak seret. Bisa juga diartikan (maaf 18+) kualitas hubungan intim dengan pasangan juga masih pada level 1 (bisa artinya 1 menit atau 10 menit). Itu biasa. Itu nanti akan terus meningkat searah dengan umur pernikahan. Meningkatnya bisa dari arti durasi atau dari arti kualitas.

Dalam teori Uncertainty Reduction Theory yang dipelopori Charles Berger, menjelaskan bahwa pada awal tahap hubungan, manusia selalu menghadapi situasi ketidakpastian. Dalam situasi ketidakpastian itu, manusia selalu terdorong untuk melakukan upaya dalam rangka menurunkan ketidakpastian itu, dengan cara mendapatkan pengetahuan dan pengertian sebanyak-banyaknya. Kedua, jika kita lihat tangga, dari satu pijakan ke pijakan lain terdapat ruang kosong, bahkan ketika sebelum menapaki pijakan tangga yang pertama didahului terlebih dahulu dengan ruang kosong. Ruang kosong tersebut bermakna kehampaan, keraguan, keputusasaan, dan tidak jarang adalah air mata. Ruang kosong sebelum pijakan tangga yang pertama adalah masa-masa pencarian sebelum menapaki jalinan cinta yang sesungguhnya dalam bentuk pernikahan. Bahkan setelah sampai ke tangga yang sebenarnya, yaitu dalam bentuk pernikahan, ketika kita menapaki setiap pijakan-pijakan tangga tersebut selalu ada ruang kosong di antara pijakan-pijakan tersebut. Itu bermakna pernikahan pun selalu mengalami cobaan, selalu ada masalah yang ditemui. Air mata, penderitaan, bahkan sakit hati, pertengkaran, itu suatu yang wajar dalam ruang kosong tersebut ketika hendak menaiki tangga selanjutnya . Ketiga, bagaimana solusinya? Ingat tangga itu ditopang oleh dua tiang di kanan-kirinya. Jika tiang itu kuat maka pijakan-pijakan tangga tidak akan hancur. Ia akan tetap utuh. Tiang itu adalah lambang dari ikatan yang solid antara suami dan isteri. Sikap saling pengertian mutlak diperlukan disertai komunikasi yang baik di antara keduanya. Semua hal harus dikomunikasikan agar antara tiang-tiang tetap terhubung. Tapi jika tanpa komunikasi antara keduanya itu berarti antara tiang sudah tidak terhubung, maka tinggal tunggu waktuya di mana kedua tiang akan cerai berai Keempat, kedua tiang tangga (suami-isteri) harus selalu lurus. Tiang penyangga tangga jika salah satu sudah bengkok maka akan dipastikan tangga akan tidak kuat berdiri. Lurusnya tiang tangga adalah, mbok ya syukuri yang ada di rumah, tidak usah lagi caricari yang lain. Karena ketika sudah memilih seseorang menjadi isteri maka berarti sauh atau jangkar sudah ditambatkan, kapal harus berhenti di pelabuhan hati pasangannya.

2. Definisi Rumah Tangga.


Rumah tangga adalah sebuah susunan atau jaringan yang hidup. Yang merupakan pusat dari denyut-denyut pergaulan hidup yang menggetar. Dia adalah alam pergaulan manusia yang sudah diperkecil yang ditunjukan untuk mengekalkan keturunan. Kemudian daripadanya nanti akan terbentuklah ebuah keluarga, yaitu suatu jama'ah yang bulat, teratur dan sempurna. Dia bukan sekedar tempat tinggal belaka. Tetapi rumah tangga sebagai lambang tempat yang aman, yang dapat menenteramkan jiwa, sebagai tempat latihan yang cocok untuk menyesuaiakan diri, sebagai bentang yang kuat dalam membina keluarga dan merupakan arena yang nyaman bagi orang yang menginginkan hidup bahagia, tentram dan sejahtera. Begitulah arti sebuah rumah tangga meskipun belum begitu tepat seluruhnya karena memang amat sukar merumuskan secara lengkap istilah rumah tangga itu. Namun demikian juga dengan keterangan diatas, sudahlah dapat digambarkan bagaimana rupa dan bentuk rumah tangga yang mesti harus dibangun dan dijalani oleh setiap orang. Kepastian membangun dan membina sebuah rumah tangga oleh setiap manusia itu bukanlah sekedar karena naluri atau tabi'at - dimana setiap manusia itu membutuhkan sebuah hidup untuk berkumpul bersama karena terdorong oleh suatu kebutuhan - akan tetapi agamapun memerintahkan didunia semuanya menganjurkan supaya orang itu setelah tiba masanya agar cepat berumah tangga. Terlebih-lebih agama Islam yang dalam misinya mengemban beban berat untuk mebentuk manusia yang berbudaya berdasarkan wahyu Ilahi yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur'an dan Hadist Nabi SAW. Maka manusia yang dalam keberadaannya sebagai organ masyarakat perlu membangun rumah tangga. Sebab rumah tangga sebagaimana disebutkan diatas merupakan tempat yang aman, yang dapat menentramkan jiwa. Bilamana setiap manusia telah menyadari akan hal ini lalu mendorong mereka dalam membangun rumah tangga, maka jelaslah bahwa nantinya ketentraman masyarakat dapat diharapkan. Dan ketentraman masyarakat inilah yang dijadikan sebagai modal utama untuk membangun masyarakat yang berbudaya dalam naungan suatu negara. Anjuran menikah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah hadist berarti anjuran

untuk berumah tangga. Rasulullah SAW juga memperingatkan kepada umatnya jangan sampai menghindari. Sebab ditakutkan bila kita menghindari sebuah kebutuhan biologis kita untuk menikah dalam hidup maka dapat menimbulkan penyelewengan sexuil. Terbentuknya Sebuah Rumah Tangga Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa sebuah rumah tangga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat. Ini berarti bahwa didalam masyarakat itu banyak terdapat rumah tangga atau kumpulan orang-orang yang sudah membentuk rumah tangga dalam kehidupannya. Apa yang terjadi ini sesuai dengan tabi'at manusia yang oleh Aristoteles disebut " ZOON POLITIKON ", yang artinya manusia adalah Makhluk Sosial yang hanya menyukai hidup bergolongan atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama. Kehendak untuk suka hidup bergolongan atau mencari teman untuk hidup bersama dengan seseorang yang menjadi pilihannya dalam suatu rumah tangga itu karena didorong oleh hasrat yang berdasarkan pada naluri (kehendak yang diluar pengawasan akal) untuk memelihara sebuah hubungan dan keturunan untuk bias memiliki anak dimana kehendak ini akan memaksa manusia mencari istri atau suami yang kemudian nantinya akan terbentuklah sebuah rumah tangga. Selain teori tersut diatas, kita juga tidak boleh mengenyampingkan adanya kehendak manusia untuk hidup enak, saling tolong menolong dan bergotong-royong didalam menghdapai pekerjaan yang harus kelakukan karena adanya dorongan ssuatu kebutuhan hidup. Sebagai seorang pria yang dilahirkan/ diciptakan dalam beberapa kelebihannya dibandingkan seorang wanita secara naluri pula akan terasa didalam jiwanya suatu perasaan ingin bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat, sesuai dengan bentuk tubuhnya yang memang lebih kekar daripada seorang wanita. Sementara itu keberahasilannya didalam ingin mendapatkan imbalan terhadap tersedianya beberapa kebutuhan yang bisa mendorong ke arah keberhasilannya dalam melaksanakan tugas-tugas berat itu, yang tak mungkin dapat dilakukan sendiri secara serentak. Dilain pihak wanita merasa bahwa dirinya lemah dan membutuhkan seseorang untuk dapat melindunginya dari segala sesuatu hal yang dapat membahayakan dirinya, maka dari itu kemudian terbentuklah dalam jiwanya sebuah keinginan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh seorang laki-laki. Maka terjadilah suatu paduan timbal balik yang saling melengkapi antara pria dan wanita. Pria bekerja sedangkan wanita menyediakan segala sesuatu hal yang dibuthkan pria untuk menunjang keberhasilan kerjanya.

Kiranya dari hal semacam inilah yang membuat mereka kemudian saling menyatukan kasih hidup guna menggalang, membina dan membentuk sebuah rumah tangga. Kendatipun demikian satu hal yang paling menonjol dan mendorong manusia untuk membina sebuah kehidupan rumah tangga adalah unsur cinta yang dibawa sejak lahir. Dalam hal ini, maka secara alami seorang pria dan wanita akan merasa saling tertarik antara satu dengan yang lain. Unsur cinta ini memang belum kelihatan bila manusia ini masih dalam taraf kanakkanak. Akan tetapi ia pasti akan timbul bila ia sudah sampai pada masanya. Sebab pada diri manusia itu terdapat energi yang dapat menggerakkan tubuh untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya orang lapar pasti ia kan makan, orang haus pasti ia akan minum dan begitu pula dengan orang yang merasa kesepian, maka ia akan merasa bahwa hidupnya menjadi hampa dan tiada berarti, untuk itu ia pasti akan mencari seseorang yang bisa dijadikan sebagai teman hidup untuk dijadikan sebagai seorang istri dan lain-lain. Perasaan yang mengerahkan energi ini disebut ego. Dan ego yang mengarahkan energi sehingga bisa menimbulkan syahwat antara pria dan wanita. Wanita mencintai pria dan begitu pula sebaliknya pria mencintai wanita. Maka cinta inilah yang menjadi dasar dalam terbentuknya kehidupan berumah tangga diantara mereka. Perasaan cinta kepada lawan jenisnya yang tertanam dalam jiwa setiap manusia ini didalam Al-Qur'an telah ditegaskan dalam Surat Ali-Imron ayat 14, yang artinya : " Dan dijadikanlah indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap apa-apa yang dingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak . . . ." Bila kita perhatikan dengan seksama ayat diatas, maka diantara sekian banyak kecintaan manusia, yang pertama-tama adalah rasa kecintaannya terhadap lawan jenisnya yaitu wanita. Ini tentu saja menyangkut perasaan seorang wanita yang sudah pasti akan mencintai seorang pria sebagai lawan jenisnya. Pada ayat tersebut diatas, kecintaan kepada para wanita itu kemudian disusul dengan kecintaan kepada anak-anak. Ini merupakan suatu rentetan hidup yang saling berkaitan, bahwasannya perpaduan cinta antara pria dan wanita pasti akan membuahkan sebuah hubungan batin dan perasaan antara keduanya. Namun demikian sebuah rumah tangga tidak mutlah hanya terwujud dengan berbekal oleh perasaan cinta saja, kecuali harus disertai dengan pernikahan yang dilaksanakan secara sah baik menurut agama maupun negara dan yang disertai oleh dua orang saksi.

3. Pengertian Rumah Tangga Islami


Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-14, yang dimaksud dengan rumah adalah tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal manusia. Kata ini melingkup segala bentuk tempat tinggal manusia dari istana sampai pondok yang paling sederhana. Sementara rumah tangga memiliki pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya. Secara bahasa, kata rumah (al bait) dalam Al Qamus Al Muhith bermakna kemuliaan; istana; keluarga seseorang; kasur untuk tidur, bisa pula bermakna menikahkan, atau bermakna orang yang mulia. Dari makna bahasa tersebut, rumah memiliki konotasi tempat kemuliaan, sebuah istana, adanya suasana kekeluargaan, kasur untuk tidur, dan aktivitas pernikahan. Sehingga rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, tetapi juga bermakna penghuni dan suasana. Rumah tangga islami bukan sekedar berdiri di atas kenyataan kemusliman seluruh anggota keluarga. Bukan juga karena seringnya terdengar lantunan ayat-ayat Al Quran dari rumah itu, bukan pula sekedar karena anak-anaknya disekolahkan ke masjid waktu sore hari. Rumah tangga islami adalah rumah tangga yang di dalamnya ditegakkan adab-adab islami, baik yang menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Rumah tangga islami adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah. Rumah tangga islami adalah rumah tangga teladan yang menjadi teladan yang menjadi panutan dan dambaan umat. Mereka betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan ruhani. Mereka berkhimat kepada Allah Swt. Dalam suka maupun duka, dalam keadaan senggang maupun sempit.

Rumah

tangga

islami

adalah

rumah

yang

di

dalamnya

terdapat sakinah,

mawadah,dan rahmah (perasaan tenang, cinta dan kasih sayang). Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana rumah setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana surga di dalamnya. Baiti jannati, demikian slogan mereka sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw. Subhanalah! Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar Ruum: 21) Hal itu terjadi karena Islam telah mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berskala individu maupun kelompok, hubungan antarindividu, antarkelompok masyarakat, bahkan antarnegara. Demikian pula, dalam keluarga terdapat peraturan-peraturan, baik yang rinci maupun global, yang mengatur hubungan individu maupun keseluruhannya sebagai satu kesatuan. Inilah ciri khas rumah tangga islami. Mereka berserikat dalam rumah tangga itu untuk berkhidmat pada aturan Allah swt. Mereka bergaul dan bekerja sama di dalamnya untuk saling menguatkan dalam beribadah kepada-Nya.

4. Konsekuensi- konsekuensi Rumah Tangga Islami


Dari pengertian di atas, rumah tangga islami ternyata memiliki banyak konsekuensi. Paling tidak, ada sepuluh konsekuensi dasar yang menjadi landasan bagi tegaknya rumah tangga islami, yakni 1. Didirikan di atas landasan ibadah Rumah tangga islami harus didirIkan dalam rangka beribadah kepada Allah semata. Artinya, sejak proses memilih jodoh, landasannya haruslah benar. Memilih pasangan hidup haruslah karena kebaikan agamanya, bukan sekedar karena kecantikan, harta, maupun keturunannya.

Prosesi pernikahannya pun sejak akad nikah hingga walimah tetap dalam rangka ibadah, dan jauh dari kemaksiatan. Sampai akhirnya, mereka menempuh bahtera kehidupan dalam suasana taabudiyah (peribadahan) yang jauh dari dominasi hawa nafsu. Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Adz Dzariyat: 56) Ketundukan sejak langkah-langkah awal mendirikan rumah tangga setidaknya menjadi pemacu untuk tetap tunduk dalam langkah-langkah selanjutnya. Kelak, jika terjadi permasalahan dalam rumah tangga, mereka akan mudah menyelesaikan, karena semua telah tunduk kepada peraturan Allah dan Rasul-Nya 2. Terjadi internalisasi nilai-nilai islam secara kaffah Internalisasi nilai-nilai Islam secara kaffah (menyeluruh) harus terjadi dalam diri setiap anggota keluarga, sehingga mereka senantiasa komit terhadap adab-adab islami. Di sinilah peran keluarga sebagai benteng terkuat dan filter terbaik di era globalisasi yang mau tak mau harus dihadapi kaum muslimin. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya, setan itu musuh yang nyata bagi kalian. (Al Baqarah: 208) Untuk itu, rumah tangga islami dituntut untuk menyediakan sarana-sarana tarbiyah islamiyah yang memadai, agar proses belajar, menyerap nilai dan ilmu, sampai akhirnya aplikasi dalam kehidupan sehari-sehari bisa diwujudkan. Internalisasi nilai-nilai Islam ini harus berjalan secara terus-menerus, bertahap dan berkesinambungan. Tanpa hal ini, adab-adab Islam tak akan ditegakkan. 3. Terdapat qudwah yang nyata Diperlukan qudwah (keteladanan) yang nyata dari sekumpulan adab Islam yang hendak diterapkan. Orang tua memiliki posisi dan peran yang sangat penting dalam hal ini.

Sebelum memerintahkan kebaikan atau melarang kemungkaran kepada anggota keluarga yang lain, pertama kali orang tua memberikan keteladanan. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tiada kalian kerjakan. (Ash-Shaff: 3-4) Keteladanan semacam ini amat diperlukan, sebab proses interaksi anak-anak dengan orang tuanya dalam keluarga amat dekat. Anak-anak akan langsung mengetahui kondisi ideal yang diharapkan. Di sisi lain, pada saat anak-anak masih belum dewasa, proses penyerapan nilai lebih tertekankan pada apa yang mereka lihat dan dengar dalam kehidupan sehari-hari. Tak banyak manfaatnya orang tua menyuruh anak-anak rajin menegakkan sholat tepat waktunya, sementara ia sendiri selalu asyik melihat acara televisi saat adzan maghrib atau isya. 4. Penempatan posisi masing-masing anggota keluarga harus sesuai dengan syariat Islam telah memberikan hak dan kewajiban bagi masing-masing anggota keluarga secara tepat dan manusiawi. Apabila hal ini ditepati, akan mengantarkan mereka pada kebaikan dunia dan akhirat. Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikarunikan Allah kepada sebagian kamu, lebih banyak dari yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah Allah sebagian dari karunia-Nya. (An Nisa:32) Masih banyak keluarga muslim yang belum bisa berbuat sesuai dengan tuntutan Islam. Betapa sering kita dengar keluhan keguncangan di sebuah rumah tangga muslim bermula dari tak terpenuhinya hak dan kewajiban masing-masing. Suami hanya menuntut haknya dari istri dan anak-anak tanpa mau memenuhi kewajibannya. Demikian juga dengan istri. Maka bisa diduga, yang terjadi kemudian adalah ketidakharmonisan suasana.

Masih banyak pula kita dengar kasus penyimpangan seksual yang dilakukan orang tua maupun remaja. Sumber bencana itu banyak yang berawal dari ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Fungsi-fungsi tidak berjalan dengan normal, karena katub-katub curahan perasaan yang tersumbat, dan akhirnya meledak dalam bentuk penyimpanganpenyimpangan. 5. Terbiasa tolong-menolong dalam menegakkan adab-adab Islam Berkhidmat dalam kebaikan tidaklah mudah, amat banyak gangguan dan godaannya. Jika semua anggota keluarga telah bisa menempatkan diri secara tepat, maka taawun (tolongmenolong) dalam kebaikan ini akan lebih mungkin terjadi. Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (Al Maidah: 2) Bisa dibayangkan, betapa sulitnya membentuk suasana islami apabila suasana kerjasama ini tak terwujud. Salah seorang memiliki kesenangan menonton televisi, hingga semua acara dilihatnya. Seorang lagi hobi main musik di rumah. Yang lain lagi lebih banyak keluyuran dan begadang hingga larut malam. Tak ada suasana tausiyah (saling menasehati) di antara mereka. Lalu bagaimana mereka bisa merasa sebagai sebuah keluarga muslim? 6. Rumah harus kondusif bagi terlaksananya peraturan Islam Rumah tangga islami adalah rumah yang secara fisik kondusif bagi terlaksananya peraturan Islam. Adab-adab islam dalam kehidupan rumah tangga akan sulit diaplikasikan jika struktur bangunan rumah yang dimiliki tiada mendukung. Di sisi inilah pembahasan tentang rumah tangga islami banyak dilupakan. Dalam budaya masyarakat daerah tertentu lantaran permasalahan ekonomi, rumah mereka hanyalah bangunan segi empat tanpa sekat ruang di dalamnya. Ruang tidur tak bersekat dengan ruang tamu, dapur, bahkan di desa-desa terpencil dengan kandang sapi. Tempat tidur mereka hanya berupa ranjang bambu yang panjang dan luas. Mereka

sekeluarga tidur berjajar di atasnya. Tidak ada tempat tidur khusus bagi kedua orang tua yang terpisah dari anak-anak dan ruang tamu. Tidak ada ruang khusus bagi anak-anak perempuan yang terpisah dengan anak-anak laki-laki. Berbagai penyakit ruhani akan mudah didapatkan dalam kondisi semacam itu. Kenyataan lain dalam masyarakat modern sekarang, problem perumahan merupakan suatu hal yang mendesak bagi tiap keluarga. Selain harga tanah yang terus-menerus bertambah tinggi dari waktu ke waktu, juga kemampuan ekonomi bagi kalangan menengah ke bawah yang makin tak bisa menjangkau harga perumahan yang bisa dianggap layak huni. Akibatnya, berbagai kompleks perumahan sederhana, rumah susun bahkan rumah sangat sederhana, dibangun untuk membantu mengatasi probelm itu. Ruang-ruang yang amat terbatas dan sempit serta jarak antarrumah yang hanya berbatas satu tembok merupakan pemandangan yang sudah dianggap biasa. Berbagai penyakit sosial merupakan ancaman serius dalam kompleks perumahan semacam itu.

5. Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah


Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian mencoba hidup bersama orang yang mungkin belum pernah kenal sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera rumah tangga:

Persiapan mental. Perpindahan dari dunia remaja memasuki fase dewasa di bawah naungan perkawinan akan sangat berpengaruh terhadap psikologis, sehingga diperlukan persiapan mental dalam menyandang jabatan baru, sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga. Kalaupun sekarang anda telah terlanjur menyandang predikat tersebut sebelum anda sempat berpikir sebelumnya, anda belum terlambat. Anda bisa memulainya

dari sekarang, menyiapkan mental anda lewat buku-buku bacaan tentang cara-cara berumah tangga, atau anda dapat belajar dari orang-orang terdekat, yang dapat memberikan nasehat bagi rumah tangga anda

engenali Pasangan. Kalau dulu orang dekat anda adalah ibu, teman, atau saudara anda yang telah anda kenal sejak kecil, tetapi sekarang orang yang nomor satu bagi anda adalah pasangan anda. Walaupun pasangan anda adalah orang yang telah anda kenal sebelumnya, katakanlah dalam masa pacaran, tetapi hal ini belumlah menjamin bahwa anda telah benar-benar mengenal kepribadiannya. Keadaannya lain. Masa pacaran dengan lingkungan rumah tangga jauh berbeda. Apalagi jika pasangan anda adalah orang yang belum pernah anda kenal sebelumnya. Disini perlu adanya penyesuaianpenyesuaian. Anda harus mengenal lebih jauh bagi pasangan anda, segala kekurangan dan kelebihannya, untuk kemudian anda pahami bagaimana sebaiknya anda bersikap, tanpa harus mempersoalkan semuanya. Karena sesungguhnya anda bersama pasangan anda hidup dalam rumah tangga untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga tercipta keharmonisan.

Menyusun agenda Kegiatan. Kesibukan anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga tentunya akan lebih banyak menyita waktu di banding ketika anda masih sendiri. Hari-hari kemarin bisa saja anda mengikuti segala macam kegiatan yang anda sukai kapan saja anda mau. Persoalannya sekarang adalah anda tidak sendiri, kehadiran pasangan anda disamping anda tidak boleh anda abaikan. Tetapi anda tak perlu menarik diri dari aktifitas atau kegiatan yang anda butuhkan. Anda dapat membuat agenda untuk efektifitas kerja, anda pilah, dan anda pilih kegiatan apa yang sekiranya dapat anda ikuti sesuai dengan waktu yang anda miliki dengan tanpa mengganggu tugas anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga.

Mempelajari kesenangan pasangan. Perhatian-perhatian kecil akan mempunyai nilai tersendiri bagi pasangan anda, apalagi di awal perkawinan anda. Anda dapat melakukannya dengan mempelajari kesenangan pasangan anda, mulai dari selera makan, kebiasaan, hobi yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi masalah jika ternyata apa yang disenanginya tidak anda senangi. Anda bisa mempersiapkan kopi dan makanan kesukaannya disaat pasangan anda yang punya hobi membaca sedang membuka-buka buku. Atau anda bisa sekali-kali menyisihkan waktu untuk sekedar mengantar pasangan

anda berbelanja, untuk menyenangkan hatinya. Atau kalau mungkin anda bisa memadukan hobi anda yang ternyata sama, dengan demikian anda telah memasang saham kasih sayang di hati pasangan anda sebagai kesan pertama, karena kesan pertama akan selalu diingatnya. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda (kayak iklan saja). Dan anda bisa menjadikannya sebagai kebiasaan yang istimewa dalam rumah tangga anda.

Adaptasi lingkungan. Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat baru sudah pasti akan anda hadapi. Anda harus bisa membawa diri untuk masuk dalam kebiasaan-kebiasaan (adat) yang ada di dalamnya. Kalau anda siap menerima kehadiran pasangan anda, berarti pula anda harus siap menerimanya bersama keluarga dan masyarakat disekitarnya. Awalnya mungkin anda akan merasa asing, kaku, tapi semuanya akan terbiasa jika anda mau membuka diri untuk bergaul dengan mereka, mengikuti adat yang ada, walaupun anda kurang menyukainya. Sehingga akan terjalin keakraban antara anda dengan keluarga, famili dan lingkungan masyarakat yang baru. Karena hakekat pernikahan bukan perkawinan antara anda dan pasangan anda, tetapi, lebih luas lagi antara keluarga anda dan keluarga pasangan anda, antara desa anda dengan desa pasangan anda, antara bahasa anda dengan bahasa pasangan anda, antara kebiasaan (adat) anda dengan kebiasaan pasangan anda. Dst.

Menanamkan rasa saling percaya. Tidak salah jika suatu saat anda merasa curiga dan cemburu. Tetapi harus anda ingat, faktor apa yang membuat anda cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika anda melakukannya hanya dengan berdasar perasaan. Hal itu boleh saja untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta, tetapi tidak baik juga kalau terlalu berlebihan. Sebaiknya anda menanamkan sikap saling percaya, sehingga anda akan merasa tenang, tidak diperbudak oleh perasaan sendiri. Yakinkan, bahwa pasangan anda adalah orang terbaik yang anda kenal, yang sangat anda cintai dan buktikan juga bahwa anda sangat membutuhkan kehadirannya, kemudian bersikaplah secara terbuka.

Musyawarah. Persoalan-persoalan yang timbul dalam rumah tangga harus dihadapi secara dewasa. Upayakan dalam memecahkan persoalan anda mengajak pasangan anda untuk bermusyawarah. Demikian juga dalam mengatur perencanaan-perencanaan dalam rumah tangga, sekecil apapun masalah yang anda hadapi, semudah apapun rencana yang anda susun. Anda bisa memilih waktu-waktu yang tepat untuk saling tukar pikiran, bisa

di saat santai, nonton atau dimana saja sekiranya pasangan anda sedang dalam keadaan bugar.

Menciptakan suasana Islami. Suasana Islami ini bisa anda bentuk melalui penataan ruang, gerak, tingkah laku keseharian anda dan lain-lain. Sholat berjamaah bersama pasangan anda, ngaji bersama (tidak perlu setiap waktu, cukup habis maghrib atau shubuh), mendatangi majlis talim bersama dan memnbuat kegiatan yang Islami dalam rumah tangga anda. Hal ini akan menambah eratnya ikatan bathin antara anda dan pasangan anda. Dari sini akan terbentuk suasana Islami, Sakinah, Mawaddah wa Rahmah. Insyaallah.

6. 24 pedoman membina rumah tangga sakinah


1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras apat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu. 2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu. 3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. 4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati,cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika Tetapi

satu

pintu kita

kebahagiaan terpaku

tertutup,

pintu pada

yang pintu

lain

dibukakan. tertutup

acapkali

terlalu

lama

yang

sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita. 6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya. 7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya. 8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula. 9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan.

Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi. 10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia. 11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal

terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya. 12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu. 13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang. 14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka

itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka. 15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya. 16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya. 17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata. 18. Cinta datang kepada dikecewakan, kepada mereka mereka yang masih berharap sekalipun pernah yang masih percaya sekalipun pernah

dikhianati,kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya. 19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,

tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya. 20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang

dilupakan,kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu. 21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau

mencoba,jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya. 22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu. 23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian

janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati. 24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekelilingmu tersenyum jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis.

7. Beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga, yaitu :
1. Jangan melihat ke belakang Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak? Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini. Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru, akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian. Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Inilah masalah kita. Jangan lari dari masalah dengan melongkok ke belakang. Atau, naudzubillah, membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka pintu setan sehingga kian meracuni pikiran kita. 2. Berpikir objektif Kadang, konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh. Cobalah lokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi.

Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami. Jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi. Suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis, dan kurang pengertian. Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian anak-anak. 3. Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya. Mungkin secara materi dan fisik, pasangan kita mempunyai banyak kekurangan. Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumah tangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu. Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita. Paling tidak, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Allah sudah merupakan kelebihan yang tiada tara. Luar biasa nilainya di sisi Allah. Nah, dari situlah kita memandang. Sambil jalan, segala kekurangan pasangan kita itu dilengkapi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah. 4. Saling percaya Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus. Bagaimana bisa mulus jika suami atau istri selalu mengawasi gerak-gerik kita karena ketidakpercayaannya itu? Yang muncul adalah kegelisahan, kecurigaan, kekhawatiran, tak pernah merasa tenteram, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, Anda berdua justru saling menyalahkan dan menuduh. Rasa saling percaya akan mengantarkan Anda pada perasaan aman dan nyaman. Kuncinya, jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami Anda. Istri tak perlu mencurigai suami, dan sebaliknya, suami juga tak

perlu mencurigai istri. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa. 5. Kebutuhan Seks Perkawinan tanpa seks bisa dibilang seperti sayur tanpa garam. Hambar. Ya, seks memang perlu. Dan meski aktivitas seks sebetulnya bertujuan untuk memperoleh keturunan, namun manusia perlu juga mengembangkan seks untuk mencapai kebahagiaan bersama pasangan hidupnya. Kegiatan seks mestinya adalah penyerahan total, saling menyerahkan diri kepada suami atau istrinya sehingga hubungan terpupuk semakin dalam. Kegiatan seks yang timpang akan menjadi masalah serius bagi suami- istri. Uringuringan, cekcok, dan ahkan mencari pelampiasan di luar, merupakan akibat yang biasanya muncul jika soal yang satu ini muncul. Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan Anda masing-masing. Intinya, kegiatan seks adalah untuk saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan. Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi Anda berdua. 6. Hindari pihak ketiga Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri oleh pihak lain, apalagi pihak ketiga. Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau mempengaruhi dan masuk ke wilayah otoritas keluarga, bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut. Banyak contoh keluarga yang hancur gara-gara pihak ketiga ikut main di dalamnya. Entah campur tangan mertua, saudara ipar, kekasih simpanan, tetangga, dan sebagainya. Jadi, bila Anda menginginkan kehidupan rumah tangga Anda langgeng bahagia, sebisa-bisanya hindari campur tangan pihak ketiga. 7. Menjaga romantisme Terkadang, pasangan suami-istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini. Tak ada kata-kata pujian, makan malam

bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal. Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-istri sampai kapan pun, tak cuma ketika mereka berpacaran. Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis akan kembali memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup Anda. Tentu, ujung-ujungnya pasangan suami-istri akan merasa semakin erat dan saling membutuhkan. 8. Adakan komunikasi Komunikasi juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri. Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga. Bagaimana mungkin hubungan Anda dengan suami akan mulus jika menyapa pun Anda enggan. Jika rumah tangga adalah sebuah mobil, maka komunikasi adalah rodanya. Tanpanya, tak mungkin rasanya rumah tangga berjalan. Banyak terjadi, suami atau istri apatis terhadap pasangannya karena terlalu sibuk bekerja. Suami-istri bekerja, sementara anak sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga rumah hanya seperti tempat kos, masing-masing pribadi tidak saling tegur sapa. Ini sama halnya menaruh bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Bisa-bisa, di antara Anda kemudian mencari pelampiasan dengan mencari teman di luar untuk curhat dan tak betah lagi tinggal di rumah. Jadi, cobalah untuk selalu menjaga komunikasi dengan suami. Luangkan waktu untuk duduk atau ngobrol bersama, sekalipun hanya 5 menit setiap hari. Teleponlah atau kirimkan imil pada saat Anda berdua berada di kantor Anda masingmasing. Atau makan siang bersama. Intinya, ciptakan komunikasi, sehingga masingmasing pribadi merasa dibutuhkan. 9. Saling memuji dan memperhatikan Meski sepele, pujian atau perhatian sangat besar pengaruhnya bagi suami, dan sebaliknya. Ucapan bernada pujian akan semakin memperkuat ikatan suami-istri. Tanpa pujian atau perhatian, bisa-bisa yang ada hanya saling mencela dan merendahkan. Memberikan pujian ringan seperti Masakan Mama hari ini luar biasa, lho! atau Wah, Papa tambah keren pakai dasi itu. Ucapan-ucapan sepele seperti itu akan memberikan

dorongan/semangat yang luar biasa. Pasangan Anda pun akan merasa dihargai. Memuji tak butuh biaya atau ongkos mahal, kok. Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada pasangan 10. Sertakan sakralitas dalam rumah tangga Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan. Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah SWT. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah SWT. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi. Lakukanlah pendekatan ubudiyah. Jangan bosan dengan doa. Bisa jadi, dengan taqarrub pada Allah, masalah yang berat bisa terlihat ringan. Dan secara otomatis, solusi akan terlihat di depan mata. Insya Allah.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Makna filosofis Rumah Tangga terletak pada kata tangga sebagai kata yang menerangkan rumah dalam idiom tersebut.

Rumah tangga adalah sebuah susunan atau jaringan yang hidup. Yang merupakan pusat dari denyut-denyut pergaulan hidup yang menggetar. Dia adalah alam pergaulan manusia yang sudah diperkecil yang ditunjukan untuk mengekalkan keturunan. Kemudian daripadanya nanti akan terbentuklah sebuah keluarga, yaitu suatu jama'ah yang bulat, teratur dan sempurna

B. Saran Dalam rumah tangga harus mempunyai komunikasi yang baik, hindari hadirnya orang ketiga, harus saling menyayangi, dan ada waktunya anda memuki yang lebih buat pasangan anda .

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Saya Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang rumah tangga. Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Makassar ,

april 2012

Nurfitria N

DAFTAR ISI Sampul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah Bab II Pembahasan A. Apa yang dimaksud rumah tangga B. Definsi rumah tangga . C. Pengertian rumah tangga islami D. Konsekuensi- konsekuensi Rumah Tangga Islami E. Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah F. 24 pedoman membina rumah tangga sakinah G. Beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga . Bab III Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
http://islamposting.wordpress.com/2012/03/11/pengertian-dan-konsekuensi-rumahtangga-islami/ http://www.mail-archive.com/love@indoglobal.com/msg08082.html http://www.harjasaputra.com/opini/sosbud/menyingkap-makna-rumah-tangga.html http://suara-santri.tripod.com/files/muslimah/muslimah3.htm http://khuclukz.wordpress.com/2006/12/19/24-pedoman-membina-rumah-tanggasakinah/ http://www.isdaryanto.com/membina-rumah-tangga-harmonis

NAMA KELAS NIS

: NURFITRIA N : W8 : 14120110350

You might also like