You are on page 1of 11

MAKALAH LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA (GURU DAN DOSEN) Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Landasan Pendidikan Dosen: Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd / Ramdhan Witarsa, M.Pd

Oleh : Nurul Janah Puspita Rahayu Selim Hojayev

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2011

BAB I PENDAHULUAN

Dalam kehidupan ini dibutuhkan sebuah aturan yang mengikat perilaku manusia agar tidak melenceng dari yang semestinya. Maka dari itu dibutuhkan sebuah dasar, salah satunya adalah landasan yuridis yang mengatur perilaku manusia agar tidak melenceng dari hukum. Begitupun dengan pelaksanaan pendidikan di Indonesia, diperlukan sebuah landasan yuridis agar seluruh warga negara dapat merasakan pelaksanaan pendidikan yang adil dan merata. Adapun landasan yuridis pendidikan nasional indonesia adalah sumber-sumber hukum yang dijadikan pijakan dalam pelaksanaan pendidikan. Landasan yuridis ini bersumber dari undang-undang dasar 1945 yang telah diamandemen, Undang-Undang sistem pendidikan nasional

No.20 tahun 2003, Peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005, undangundang RI No.14 tahun2005 tentang guru dan dosen. Namun, masalah dalam makalah ini adalah peran guru dan dosen yang difokuskan pada undang-undang RI No.14 tahun 2005.

BAB II LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA

A. Guru, kedudukan, fungsi dan tujuan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Kedudukan guru adalah sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundangperundangan dan diakui dengan sertifikat pendidik. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Tujuan guru sebagai tenaga profesional adalah melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. B. Prinsip profesionalitas Guru dan dosen yang profesional memenuhi prinsip profesionalitas seperti memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, idealisme, komitmen, kualifikasi akademik, latar belakang kependidikan, kompetensi, tanggung jawab, kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan, jaminan perlindungan hukum dan organisasi profesi serta memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. Pemberdayaan profesi guru dan dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia, nilai keagaamaan dan kultural kemajemukan bangsa serta kode etik profesi. C. Kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi Guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui pendidikan program sarjana atau program diploma empat, kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesionalitas yang diperoleh dari pendidikan profesi, dan sehat jasmani rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Adapun sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Program sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Pelaksanaannya dilakukan secara objektif, transparan dan akuntable. Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. D. Hak dan kewajiban Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berhak memperoleh penghasilan diatas upah minimum rata-rata berupa gaji pokok, tunjangan pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya, jaminan kesejahteraan sosial, perlindungan tugas, hak atas kekayaan intelektual, kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, rasa aman dan jaminan keamanan dan keselamatan dalam tugas, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan kualifikasi akademik, memanfaatkan sarana dan prasarana, kebebasan dalam memberikan penilaian, kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi, kesempatan untuk menentukan kebijakan pendidikan, mendapat pelatihan dan pengembangan profesional.

Dalam

melaksanakan

tugas

keprofesionalan

guru

berkewajiban

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi, objektif dan tidak diskriminatif terhadap peserta didik, menjunjung tinggi peraturan yang berlaku dan memelihara serta memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. E. Wajib Kerja dan Ikatan Dinas Keadaan darurat, pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada guru dan warga negara Indonesia lainnya yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai guru pada daerah khusus di wilayah NKRI. Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan pola ikatan dinas bagi calon guru untuk memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional dan kepentingan pembangunan daerah. F. Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pengangkatan dan penempatan guru dilakukan secara obyektif dan transparan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan

diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Pengangkatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dilakukan oleh penyelenggara pendidikan yang bersangkutan berdasarkan perjanjian kerja atau kesempatan kerja bersama. Guru yang diangkat tersebut dapat dipindahtugaskan antarprovinsi, antarkabupaten/antarkota, antarkecamatan maupun antarsatuan pendidikan karena alasan kebutuhan satuan pendidikan atau promosi dan guru dapat mengajukan permohonan pindah tugas dan karena alasan kebutuhan satuan pendidikan dan/atau promosi. Guru diberhentikan dengan terhormat karena meninggal dunia, mencapai batas usia pensiun (60 tahun), permintaan pribadi, sakit jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas secara terusmenerus selama 12 bulan, atau berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara guru dan penyelenggara pendidikan. Dan

guru diberhentikan dengan tidak hormat karena sumpah dan janji jabatan, melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama, atau melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 bulan atau lebih secara terusmenerus. Pemberhentian guru dilakukan setelah guru diberi kesempatan membela diri. Dan pemberhentian atas permintaan sendiri akan diberi kompensasi finansial sesuai dengan perjanjian kerja. G. Pembinaan dan Pengembangan Pembinaan dan pengembangan guru dan dosen meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier. Pembinaan dan pengembangan profesi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, kompetensi professional dan dilakukan melalui jabatan fungsional. Pembinaan dan pengembangan karier meliputi penugasan, kenaikan pangkat dan promosi. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan

mengembangakan kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Satuan pendidikan yang diselengggarakan oleh masyarakat wajib membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru. H. Penghargaan Guru yang berprestasi, berdedikasi luar biasa dan bertugas di daerah khusus memperoleh penghargaan dan guru yang gugur dalam melaksanakan tugas memperoleh penghargaan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat. Bentuk penghargaannya berupa bentuk jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam dan bentuk penghargaan lain. Dan dilaksanakan dalam memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI, ulang tahun provinsi, hari ulang tahun kota,hari ulang tahun satuan pendidikan hari pendidikan nasional dan hari guru nasional maupun hari besar lainnya. I. Perlindungan

Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi dan satuan pendidikan wajib memberi perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas. Perlindungannya meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan hukum meliputi perlindungn tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminasi, intimidasi, perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi,atau pihak lain. Perlindungan profesi meliputi perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatsan dalam pnyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi, pembatasan lai yang menghambat guru dalam melaksanakan tugas. Perlindungan keselamtan dan kesehatan meliputi perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja dan resiko lainnya. J. Cuti Ketentuan mengenai cuti untuk guru dan dosen tercantum pada pasal 40 UU RI no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang berbunyi: 1. Guru memperoleh cuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan 2. Guru dapat memperoleh cuti untuk studi dengan tetap memperoleh hak gaji penuh 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai cuti sebagaimana maksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan peraturan pemerintah Adapun peraturan pemerintah yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah no. 24 tahun 1976 tentang cuti PNS. K. Organisasi profesi dan kode etik Organisasi profesi adalah organisasi independen yang dibentuk oleh para guru yang berfungsi untuk memajukan profesi,meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi,

kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat. Visi umum terbentuknya organisasi profesi adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional. Adapun tujuannya adalah

meningkatkan dan mengembangkan karier anggota, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota, meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota, meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota, meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan anggota. Organisasi profesi memiliki fungsi sebagai fungsi pemersatu dan fungsi peningkatan kemampuan profesional. Pada fungsi pemersatu, ada dua motif yang membangun fungsi ini yaitu dorongan para profesional untuk membentuk suatu organisasi profesi dan keinginanya mendapatkan

kehidupan yang layak, sesuai dengan profesi yang diembannya. Sedangkan fungsi peningkatan kemampuan professional tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi ; Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk peningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan professional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan. Kewenangan organisasi profesi adalah menetapkan dan

menegakkan kode etik guru, memberikan bantuan hukum dan perlindungan profesi kepada guru, melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru, dan memajukan pendidikan nasional. Beberapa organisasi profesi kependidikan di Indonesia yaitu PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), KGI (Klub Guru Indonesia) , dan IGI (Ikatan Guru Indonesia). Bentuk partisipasi anggota profesi diantaranya adalah membayar sejumlah iuran rutin, mengomunikasikan pikiran dan pengalaman yang

mengarah kepada pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan, melakukan evaluasi diri, baik secara individu mapun kelompok dalam hal praktek professional dengan mengacu kepada standar profesi yang telah ditetapkan oleh organisasi, mewujudkan perilaku dan sikap professional dalam

kehidupan dan lingkungan kerja guru. Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian, maka organisasi profesi guru

membentuk kode etik yang berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam melaksanakan tugas keprofesian. Dalam mengawasi pelaksanaan kode etik dan memberikan

rekomendasi sanksi atas pelanggaran

kode etik, dibentuklah dewan

kehormatan guru oleh organisasi profesi guru. L. Sanksi Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005, guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak menjalankan kewajiban

dikenai sanksi berupa teguran, peringatan tertulis, penundaan pemberian hak guru, penurunan pangkat, pemberhentian dengan hormat, atau

pemberhentian tidak dengan hormat. Sedangkan menurut Peraturan Menpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan. Selain itu guru yang terbukti memperoleh penetapan angka kredit (PAK) dengan cara melawan hukum diberhentikan sebagai guru dan wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, maslahat tambahan dan

penghargaan sebagai guru yang pernah diterima setelah yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan penetapan angka kredit tersebut. Ketentuan lain tentang sanksi diatur dalam PP Nomor 53 Tahun 2010 mengenai tahapan sanksi yang diberikan dimulai dari teguran lisan, teguran tertulis, pernyataan tidak puas secara tertulis, penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun, penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun, penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

BAB III KESIMPULAN

Pendidikan memerlukan landasan yuridis dalam pelaksanaannya. Salah satu landasan yuridis pendidikan nasional indonesia mengenai guru dan dosen diatur dalam undang-undang RI No.14 tahun 2005 yang mencakup mengenai pengertian guru dan dosen, kedudukan, fungsi, tujuan, prinsip profesionalitas, kualifikasi, kompetensi, sertifikasi, hak dan kewajiban, wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penempatan, pemindahan, pemberhentian, pembinaan dan pengembangan, penghargaan, perlindungan, cuti, organisasi profesi, kode etik, dan sanksi.

DAFTAR PUSTAKA http://id.shvoong.com/books/dictionary/1968825-organisasi-profesiguru/#ixzz1eUckj11Q http://www.klubguru.com/2view.php?subaction=showfull&id=1274172263 &archive=&start_from=&ucat=1& http://budies.wordpress.com/2011/02/24/kode-etik-guru-indonesia/ http://www.telimek.lipi.go.id/xdata/docs/PPNo.24Thn1976-CUTIPNS.pdf http://wuriantos.blogspot.com/2011/10/macam-macam-sanksi-guru.html

You might also like