You are on page 1of 22

PROPOSAL USAHA

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN BUDI DAYA SAPI

Disusun Oleh : Ika Maratus S (11) XI PERSIAPAN 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 11 SEMARANG SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Jl.Cemara Raya Banyumanik Semarang 50267 Telp. (024)7472008 Fax. (024)7472008 Email : smkn11_smg@yahoo.co.id Websit : http://www.smkn11smg.net

Cover hal 1 Daftar Isi hal 2 Resume Proposal hal 4

Bab I Latar Belakang hal 5 1.1 Gambaran Umum Usaha hal 5 1.2 Lokasi Usaha hal 5 Bab II Relevansi Usaha hal 6 2.1 Tujuan Sosial Yang Akan Dicapai hal 6 2.2 Manfaat Utama hal 6 2.3 Indikator Keberhasilan hal 6 Bab III Analisis Pasar hal 8 3.1 Target Pasar hal 8 3.2 Kebutuhan Dan Proyeksi Pasar hal 8 3.3 Analisis SWOT hal 8 Bab IV Aspek Produksi hal 10 4.1 Pakan ternak hal 10 4.2. Penggemukan Sapi Potong hal 10 4.3 Sapi Bakalan hal 11 4.4 Pembibitan Sapi hal 11 4.5 Pembuatan Kandang hal 12 4.6 Kontruksi Kandang hal 12 4.7 Ukuran Kandang hal 12 4.8 Sistem Pemeliharaan dan Jangka Waktu hal 13 4.9 Tekhnologi Microba Ramah Lingkungan hal 13 4.1.1 Usaha Pengolahan Limbah Peternakan hal 13 Bab V Aktivitas Kegiatan Usaha hal 14 5.1. Pengmbangan Yang Telah terlaksana hal 14 5.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) hal 15 Bab VI Stakeholder hal 16 6.1 Yang Menerima Manfaat. hal 16 6.2 Stakeholder Lain hal 16 6.3 Yang Memiliki Usaha (Kepemilikan) hal 16 6.4Yang Mengelola Dan Mengontrol Usaha hal 16 6.5 Kepada Siapa Dipertanggungjawabkan hal 16

Bab VII Perijinan yang Dibutuhkan hal 17 7.1. Struktur Badan Usaha hal 17 7.2. Kebutuhan Perijinan lainnya hal 18 Bab VIII Kepengurusan hal 19 8.1 Nama Nama Pengurus LM3 dan Tugas hal 19 Bab IX Lay Out Kandang hal 20 9.1. Lay Out Kandang hal 20 Bab X Penutup hal 20

Pengembangan agribisnis peternakan budidaya sapi Judul Kegiatan:


1. Nama Usaha : Budidaya Sapi Potong Putri Sumbawa 2. Jenis Kegiatan : a. Pengembangan sapi bakalan dan pembibitan b. Instalasi pengolahan kotoran menjadi pupuk organic 3. Lokas Usaha : Jl. Sumbawa II/4 rt.04 rw.09 Gedang Asri Baru. Ungaran .Kabupaten Semarang 4. Jumlah Ternak : Sapi Berina : 20 ekor Sapi Jantan : 15 ekor 5. Pengelola (Mitra) Usaha : Putri Sumbawa bersama Koperasi Bina Karya 6. Biaya kegiatan : Rp. 421.550.000,-

BAB I LATAR BELAKANG 1.1. DESKRIPSI DAN PENGEMBANGAN USAHA a. Gambaran Umum Usaha Usaha budidaya sapi potong berbasis kemitraan dengan pengelolaanya dilakukan bersama dengan anggota kelompok Koperasi Bina Karya. Sapi yang akan dibudidayakan adalah berjenis sapi Bali terdiri dari sapi betina, sapi jantan(sapi bakalan) dan sapi pembibitan. Budidaya sapi yang akan dilakukan adalah pengemukkan sapi potong dan pembibitan serta pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kandang dan untuk jangka panjang akan dikembangkan pembuatan biogas dari kotoran sapi tersebut. b. Lokasi Usaha Lokasi usaha berada di 4 rt.04 rw.09 Gedang Asri Baru. Ungaran .Kabupaten Semarang. Alas an lokasi ini dipilih adalah : 1. Lokasi ini terletak tepat di sebelah selatan Kota Semarang di kenal sebagai Kota Seribu Rumah Makan serta memiliki lahan yang besar dan mempuinyai sumber daya alam yang besar untuk mendukung usaha peternakan. 2. Ketersediaan sarana pendukung seperti akses jalan, listrik akses telekomunikasi, sumber air bersih, akses keuangan dan lahan pertanian 3. warga didaerah ini memiliki kemampuan beternak yang tidak perludiragukan lagi, karena salah satu profesi yang digeluti oleh warga adalah bertani dan beternak, oleh sebab itu daerah ini memilikisumber daya manusia yang memiliki pengalaman beternak yang lebih daricukup. 4. Adanya dukungan pemerintah terhadap pengembangan pertanian dan peternakan untuk daerah ini juga menjadi factor pendukung yang sangatbesar. Dengan banyak program bantuan dibidang peternakan dan pertanian yang diberikan oleh pemerintah kota kepada daerah ini turut membuktikan bahwa lokasi in layak untuk dijadikan sentra usaha peternakan. BAB II RELEVASI USAHA

2.1. Tujuan Sosial yang Akan Dicapai

a. Menjadi basis peternakan budidaya sapi di daerah setempat b. Melalui budidaya sapi ini terpenuhinya kebutuhan masyarakat banyak. c. Terbantunya masyarakat dalam Pembelian daging sapi dengan harga yang relatif lebih murah. d. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. 2. Manfaat Utama a. Dengan adanya budidaya sapi pembibitan (betina) ini masyarakat dan siswa memiliki sapi dari hasil yang dikelolanya dan kemudian mereka mengembangkannya kembali dari hasil pembibitan dengan system pembagian bukan dalam bentuk uang namun dalam bentuk pembagian sapi. b. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat sekitar dan siswa baik dalam segi ekonomi, lapangan pekerjaan. 2. Indikator Keberhasilan a. Iklim Secara geografis iklim Ungaran adalah iklim tropis yang terletak diantara kaki bukit dan gunung Ungaran. Tanah yang subur dan cukup dengan kebutuhan akan air b. Aktifitas Masyarakat Setempat Aktifitas perekonomian masyakat di sekitar pada umum berusaha di bidang agribisnis (bertani, berternak dan berkebun) sehingga rencana pengembangan sapi sangat direspon oleh masyarakat. Mudah-mudahan dengan adanya program pengembangan sapi ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar khususya masyarakat yang bergerak dalam budidaya sapi. c. Kebutuhan Pasar Terhadap kebutuhan daging yang terus meningkat. Kota Semarang menurut data dari Dinas Peternakan Propinsi dan rumah potong hewan setiap bulannya Kota Semarang kekurangan sapi untuk konsumsi + 100 perbulan. Untuk memenuhi kebutuhan rumah potong hewan mendatangkan sapi dari luar Kabupaten Ungaran. Bahkan Indonesia sendiri mendatangkan sapi dari luar negeri rata-rata + 10.000 ekor perbulan. d. Tenaga Pengelola Untuk budidaya sapi ini dikelola oleh tenaga yang profesional dibidangnya dan telah lama berpengalaman dalam beternak sapi.

e. Pakan Ternak. Masyarakat sekitar yang mayoritas mata pencariannya sebagai petani dan peternak. Dengan bertani sangatlah banyak rumput yang tumbuh disektar persawahan serta banyaknya jerami padi ketika petani memanen padi. f. Masalah yang mungkin dihadapi dan pemecahannya Adapun masalah yang mungkin dihadapi adalah hasil buangan sapi yang berupakotoran akan menjadi hal yang menganggu karena memberikan aroma yang bausehingga akan mengganggu masyarakat sekitarnya. Masalah ini dapat diatasidengan perlakuan khusus dan menjadikan kotoran tersebut sebagai pupuk organik

BAB III ANALISIS PASAR

3.1. Target Pasar Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Ungaran dan Semarang.

3.2 Kebutuhan dan Proyeksi Pasar Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapisecara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain ituternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulitsebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yangterus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Demak misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya

3.3 Analisi SWOT Untuk mendirikan suatu usaha penting untuk mengetahui aspek aspek yangmempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah aspek strength (kekuatan),aspek weakness (kelemahan), aspek opportunities (peluang pasar), dan aspek threath(ancaman).

a. Aspek strength (kekuatan) -Usaha budidaya sapi secara garis besar tidak lah sulit -Lokasi tersebut memeiliki sarana yang mendukung untuk mendirikan usaha, sarana akses transportasi, listrik, telekomunikasi sumber daya manusia akses keuangan perbankan karena berada daerah perkotaan.

-Dukungan kebijakan Pemerintah Daerah Ungaran yang besar terhadap pengembangan budidaya sapi didaerahnya. -Harga jualnya yang stabil daripada ternak lain dan cendrung terus meningkat. b. Aspek weaknes (kelemahan) -Terbatasnya ketersediaan bibit ternak dan atau bakalan ternak -Belum adanya pabrik makanan ternak. c. Aspek opportunities (peluang) -Cultur atau budaya masyarakat Ungaran yang terus berkembang mengolah daging menjadi beraneka makanan seperti rendang dalam pola makan kesehariannya. -Untuk mencukupi permintaan pasar daging konsumsi masyarakat Ungaran sebagian besar masih didatangkan dari luar kota khususnya daging ternak besar(60%) -Konsumsiperkapita perhari baru mencapai 8,74 Kg (84,85%) untuk daging . d. Aspek threath (ancaman) Ancaman yang akan selalu ada pada usaha peternakan adalah serangan wabah penyakit dan harga pakan kosentrat yang kurang stabil BAB IV ASPEK PRODUKSI 1. Pakan Ternak Pakan ternak yang akan diberikan adalah hijauan ternak berupa rumput gajah dan rumput liar disekitar peternakan dan paokan dari perawat peternakan. Selain itu sapi juga diberikosentrat, limbah sayur (kol), daun dan batang tebu, ampas tebu, kulit ubi kayu danjerami padi, dan pelepah sawit. 2. Penggemukan Sapi Potong Sapi-sapi lokal yang terdapat di Indonesia, kesemuanya dapat digunakan untukpenggemukan, akan tetapi tidaklah semua jenis sapi itu mempunyai prospek yang sama untuk digemukkan. Pada bagian berikut akan di deskripsikan hal-hal yang berkenaan dengan usaha penggemukkan sapi dalam usaha peternakan sapi potong. Ada beberapa sistem penggemukan yang digunakan untuk sapi, diantaranya adalah : - Pasture Fettening Merupakan suatu sistem penggemukan sapi yang dilakukan dengan cara menggembalakan sapi di padang pengembalaan. Teknik pemberian pakan dalamsistem ini adalah dengan pengembalan.

-Dry Lot Fattening Merupakan suatu sistem penggemukkan sapi dengan pemberian ransum ataup akan yang mengutamakan biji-bijian, seperti jagung, sorgum atau kacang-kacangan. Namun belakangan ini penggemukan sapi dengan sistem ini bukan hanya memberikan satujenis biji-bijian saja, tetapi sudah merupakan suatu bentuk yang diformulasi dari berbagai jenis bahan pakan konsentrat. -Kombinasi Pasture dan Dry Lot Fattening Di daerah tropis, pada musim banyak produksi hijauan ataupun rumput,penggemukan sapi dilakukan dengan pasture, pada musim tertentu sepeti padamusim kemarau, sewaktu produksi hjauan sudah sangat menurun, penggemukan sapi diteruskan dengan sistem Dry Lot

Usaha budidaya sapi yang akan dilaksanakan pada peternakan kami adalah memakai sistim pengemukan sapi cara ini,dikarenakan suhu Ungarani adalah suhu tropis Usaha penggemukan sapi potong membutuhkan pemeliharaan yang relatif tidak sulit. Berbeda dengan usaha sapi perah, yang pemeliharaannya harus sangat intensif. Modalnya pun tidak terlalu besar, karena besarnya modal tergantung banyaknya sapi bakalan yang akan digemukkan. Disamping itu singkatnya pemeliharaan yaitu 3 4bulan juga menjadi faktor penunjang keberhasilan usaha ini. Dengan system penggemukan yang dipadukan dengan usaha pertanian, misalnya penanaman jagung dan sayur-sayuran. Maka usaha ini menjadi usaha tani terpadu tanpa limbah. 4.3 Sapi Bakalan Sapi yang akan digemukkan biasanya disebut sebagai sapi bakalan. Sapi ini biasanyaberusia 15 20 bulan dan memiliki bobot hidup sekitar 200 300 kg. Kondisi nya agak kurus tetapi sehat bertulang rangka agak besar. Biasanya yang digunakan sebagai sapi bakalan adalah ternak yang berkelamin jantan. Jenisnya bermacam-macam, ada jenis bakalan import dan lokal. Sapi bakalan yang berasal dari galur impor ini biasanya pertumbuhannya lebih baik di banding sapi lokal. Pertumbuhan bobot badan perharinya berkisar 1 1,5 kg/ekor/hari. Karena kemampuan mengkonsumsi konsentratnya lebih baik, demikian pula dengan metabolisme tubuhnya. Sehingga dalam waktu singkat mampu mencapai bobot badan yang ideal 400 500 kg. 4.4 Pembibitan sapi

Pembibitan sapi adalah kegiatan budidaya menghasilkan bibit sapi. Persyaratan sap iuntuk dijadikan sapi bibit adalah sapi bibit harus sehat dan bebas dari cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.Semua sapi betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukan gejala mandul. Sapi jantan harus siap sebagai pejatan serta tidak memiliki cacat pada alat kelaminnya. Dalam upaya memeproleh bibit yang berkualitas melalui teknik perkawinan dapat dilakukan dengan cara kawin daninseminasi buatan (IB). Pada kawin alam rasio jantan banding betina diusahakan1:8-10, sedangkan inseminasi buatan memakai semen buatan SNI 01.4869.1205atau semen dari pejantan yang sudah teruji kualitasnya dan dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular. Pelaksanaan kawin alam dan IB harus dilakukan pengaturan penggunaan pejantan atau semen untuk menghindari perkawinan sedarah(inbreeding) 4.5 Pembuatan Kandang Beberapa syarat pembuatan kandang sapi untuk penggemukan : -Memberi kenyamanan bagi sapi-sapi yang digemukkan dan bagi si pemelihara ataupun pekerja kandang. -Memenuhi persyaratan bagi kesehatan sapi -Ventilasi atau pertukaran udara yang sempurna - Mudah dibersihkan - Bahan-bahan yang digunakan dapat bertahan lama, tidak mudah lapuk, dan biayanya relatif murah dan terjangkau oleh peternak pada umumnya. -Tidak ada genangan air di dalam maupun luar kandang 4.6 Kontruksi Kandang Sebaiknya dipilih bahan-bahan yang bersifat tahan lama, tidak menimbulkan refleksipanas terhadap sapi yang ada dalam kandang. Lantai kandang dapat dibuat darisemen, papan/kayu, atau tanah yang dipadatkan. Untuk dinding kandang disarankandibuat hanya pada daerahdaerah yang banyak angin dan angin tertiup keras. Atap kandang, dapat berupa genting, daun tebu, daun kelapa, daun umbia, alang-alang atau ijuk. Tempat ransum dan air minum, dapat dibuat dari tembok beton dengan lubang permukaan air pada bagian bawah dan sebaiknya dibuat cekung 4.7 Ukuran Kandang Ukuran kandang untuk satu ekor sapi dewasa adalah sebagai berikut :

Panjang dan lebar lantai 2,10x1,45 m untuk sapi-sapi eks impor. Untuk sapi perahjantan panjang tempat ransum beserta aiir minum adalah selebar tempat sapi yaitusekitar 1,45-1,50 m, tempat ransum panjangnya 25-100 cm, lebar 50 cm dankedalamannya 40 cm. Panjang tempat air minum adalah 45-55 cm, lebar 50 cm dankedalamannya 40 cm. Pada bagian belakang sapi dibuat selokan dengan lebar sekitar25-30 cm dan kedalaman 15-20 cm. Jalan samping antara jalan kedua baris sapi padakandang tipe ganda harus dibuat dengan lebar 1 m. 4.8 Sistem Pemeliharaan dan Jangka Waktu Sapi-sapi bakalan dipelihara selama 4 - 5 bulan. Sistem pemeliharaan yang intensif,dengan pemberian pakan konsentrat 5 7 kg/ekor/sapi dikombinasikan denganhijauan 20 25 kg/ekor/hari. 4.9.Teknologi Mikroba Ramah Lingkungan Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor mengembangkan sejenis mikroba yang harusdiberikan kepada sapi sebelum dilakukan program penggemukan. Tujuan daripemberian mikroba tambahan ini adalah untuk memperbaiki kondisi pencernaansapi, khususnya pada perut rumennya. Agar daya cerna sapi terhadap hijauan/ seratkasar menjadi lebih baik. 4.1.1 Usaha Pengolahan Limbah Peternakan Kotoran ternak sapi pedaging jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkanpencemaran lingkungan. Bahkan kegiatan penanganannya bisa dijadikan sebagaisebuah bentuk usaha pengolahan limbah peternakan seperti biogas dan produksipupuk organik.

BAB V AKTIVITAS KEGIATAN USAHA 5.1. Pengembangan Yang Telah Terlaksana Melalui program Menteri Pertanian menjadikan Indonesia sebagai swasembada daging dan dipercayainya Pesntren Prof. Dr. HAMKA sebagai salah satu sekolah yang meneriman bantuan pengembangan sapi. Namun dalam pelaksanaan dilapangan untuk biaya

operasional pengelolaan dan pemberian makan kami terkendala. Karena bantuan tersebut belum memadai kebutuhan yang sesuai dengan rencana yang kami buat. A. Kegiatan Pra Operasional Ja dw al Pel Bia Jen aks ya is an (R Ke aa p.) gia n tan 200 8 1 Su vei Pas ar Me nyu sun Re nca na Ala t Pen unj ang 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

No

1.

2.

3.

Jumlah B. Kegiatan Operasional Rincian kegiatan No Waktu Pelaksana an 2009 Des 2008 Jan 2009 Feb 2009 Mar 2009 April 2009

1 2 3 4 5 6 7

Pembuatan kandang Penanaman Rumput Upah tenaga kerja Pengadaan Sapi Obat2an ternak dan peralatan Pelayaanan IB Biaya umum usaha: 1. ik 1. 1. 1. ran Listr Air ATK Lapo

B. Suplay Kantor No 1. 2. 3. 4 Uraian Alat-alat tulis Buku, faktur, Kop, amplop, dll Cap, Bantalan, Tinta, dll Komputer & Printer Jumlah Biaya (Rp.) 35.000 200.000 55.000 4.000.000

5.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Kebutuhan biaya untuk pengembangan ussaha ini cukup besar. Sedikitnya kami membutuhkan dana Rp. 421.550.000,- (Empat Ratus Dua Puluh Satu Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah). Adapun rinciannya bisa di lihat pada Tabel RENCANA ANGGARAN BIAYA No 1 2 3 4 5 6 7 Uraian Pembuatan Kandang Bakalan Sapi Pembuatan Ransum Peralatan kandang Penghijauan Kesehatan Instalasi air :

Jml

Satuan

Harga Satuan

Biaya Pertahun

Total Rp 35.000.00 0,-

1 Paket 35 Ekor 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 7.000.000, -

245.000.0 00,35.000.00 0,14.400.00 0.15.000.00 0,6.000.000, -

Pembua tan sumur Mesin Air Pipa&S elang Perleng kapan lainnya

1 Paket

5.000.000, 1.000.000, 6.500.000, 2.000.000, -

5.000.000, 1.000.000, 6.500.000, 2.000.000, -

1 500 Meter 1 Paket

Pengolahan pupuk kandang :

Bangun

1 Unit

7.500.000,

an pengola han pupuk Kantong Pupuk Pupuk urea 9 10 Peralatan Kantor Tenaga Kerja :

1350 Kantong 177 Kg 1 Paket

1.000,1.700,-

1.350.000, 300.000,7.300.000, -

Manage r

1 org Bulan 1 org Bulan 2 org Bulan

1.000.000, -

12.000.00 0,-

12.000.00 0,9.000.000, 12.000.00 0,7.200.000, -

- Administrasi keuangan

750.000,- 9.000.000, 500.000,12.000.00 0,-

Pekerja Kandan g

- Penjaga malam

1 org Bulan Jumlah

600.000,- 7.200.000, -

BAB VI STAKEHOLDER 6.1. Yang Menerima Manfaat Manfaat akan diterima adalah dalam bentuk keuntungan materi dan moril.Keuntungan materi didapat pengelola usaha berupa uang keuntungan hasil usaha dankemudahan penyediaan daging bagi konsumsi masyarakat serta hasil sampinganproduksi ternak seperti kototan bisa dijadikan pupuk kandang bagi usaha pertaniandan makanan bagi usaha perikanan. 2. Stakeholder Lain Stakeholder lain yang terkait dengan budidaya sapi ini adalah : a). Pemerintahan Daerah (Pemda) provinsi Jawa Tengah b). Pemerintah Kota Ungaran c). Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah dan Kota Ungaran 2. Yang Memiliki Usaha (Kepemilikan) Usaha Budidaya Sapi ini kepemilikannya berupa kemitraan Putri Sumbawa dan Koperasi Bina Karya 2. Yang Mengelola Dan Mengontrol Usaha Yang mengelola budidaya sapi ini adalah kemitraan Putri Sumbawa dan Koperasi Bina Karya 2. Kepada Siapa Dipertanggungjawabkan Pertanggung Jawaban Semua kegiatan dan hasil usaha peternakan akan dipertanggung jawabkan pada: a. Departemen Pertanian RI b. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah c. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah d. Pemerintah Kota Ungaran e. Dinas Peternakan Kota Ungaran.

BAB VII PERIJINAN YANG DIBUTUHKAN 7.1. Struktur Badan Usaha Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3)

Keterangan : Garis Instruktif Garis Koordinatif

7.2. Kebutuhan Perijinan lainnya No 1. Jenis Surat Ijin Ijin Prinsip dan Ijin Tempat Usaha Surat Ijin Usaha Perdagangan Tanda Daftar Perusahaan Nomer Pokok dan Wajib Pajak Akte Pendirian 02.717.470.5.201.00 0 Akte Notaris : No 57 Tanggal 23 Agustus 1991 No. Surat Ijin Biaya (Rp.) -

2.

3.

4.

5.

Jumlah Biaya Perijinan

BAB VIII KEPENGURUSAN 8.1. Nama Nama Pengurus LM3 dan Tugas NO 1. NAMA Ika Maratus S JABATAN Ketua

TUGAS Monitoring dan Evaluasi Mengkoordinir kegiatan Menyusun Perencanaan Mencatat dan membuat surat masuk dan surat keluar Menginventarisir semua inventaris kekayaan lembaga Membuat Data base kelembagaan Membuat laporan bulanan Mencatat semua transaksi keuangan Menyusun Rencana Anggaran Belanja (RAB) Menyiapkan kandang Menyiapkan Pakan Ternak Mencatat angka kelahiran sapi Penyusunan rencana hasil dari target usaha Meningkatkan kualitas hasil ternak. Menjalin relasi bisnis Memasarkan hasil usaha Mencatat dan mendata hasil dari penjualan sapi

2.

Herison, SH

Sekretaris

3.

Kurnadihana

Bendahara

4.

Busra, S.Ag

Bid. Produksi

5.

Syamsul Bahri

Bid. Pemasaran

6.

Rafles, SE

Bid. Kesehatan Hewan

Mengawsi kesehatan hewan Mengawasi kebersihan dilingkungan kandang Melakukan kerjasama dengan dinas peternakan dalam penyuntikan IB Membantu secara umum

7.

Zainal

Pembantu

Umum

kebutuhan dan operasional kelembagaan

BAB IX LAY OUT KANDANG

Ketera ngan 1. Kandang pengemukan 2. Kandang pembibitan 3. Gudang Persiapan pakan dan ransum 4. Gudang penyimpanan obat-obatan 5. Gudang Peralatan Kandang 6. Tempat Tinggal Teknisi & Karyawan 7. Tempat pengolahan kotoran menjadi pupuk 8. Sumur Bor sebagai sumber air bersih 9. Tanki penampung air 10. Akses Jalan 11. Pagar Kandang

BAB X PENUTUP Pengembangan budidaya sapi di Provinsi Jawa Tengah memiliki peluang usaha yangsangat besar dan secara teknis, ekonomi dan finansial layak untuk dikembangkan.Dengan sumber daya yang kami miliki dan sarana prasarana yang telah tersedia sertakebijakan pemerintah pusat dan daerah yang turut mendukung, diharapkan usaha budidaya sapi potong ini dapat mendatangkan manfaat bagi pengelola usaha danmembantu mewujudkan tercapainya swasembada daging di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah.

You might also like