You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Gangguan isi pikiran : waham merupakan salah satu gejala positif dari Skizofrenia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Waham Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam realitas. (Videbeck, Sheila L.2008). Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita Skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana psien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Marlindawani, Jenny, dkk. 2012). 2.2 Faktor-faktor Penyebab Waham Hasil investigasi menunjukkan bahwa kemungkinan neurofisiologi dan neuropsikologi penyebab terjadinya waham. a. Teori Biologi Derajat lobus temporal yang tidak simetris. Akan tetapi perbedaan ini sangat kecil, sehingga terjadinya waham kemungkinan melibatkan komponen degenerative dari neuron. b. Psikologis Pasien dengan waham memproyeksikan perasaan dasarnya dengan mencurigai. Pada pasien dengan waham kebesaran terdapat perasaan yang tidak adekuat serta tidak berharga. Peertama kali mengingkari perasaannya sendiri, kemudian memproyeksikan perasaannya kepada lingkungan dan akhirnya harus menjelaskan kepada orang lain. Apa yang seseorang pikirkan tentang suatu kejadian mempengaruhi perasaan dan prilakunya. c. Genetik dan Biokimia Sistem dopamin yang tidak berfungsi mempunyai peranan penting terjadinya waham. Mengingkari realitas memiliki hubungan dengan tidak berfungsinya kortika posterior. (Marlinda, Jenni. 2012) 2.3 Klasifikasi Waham Jenis- jenis waham menurut Sheila L. Videbeck 2008 adalah : 1. Waham kejar / paranoid Waham kejar / paranoid adalah keyakinan klien bahwa orang lain berencana untuk membahayakan atau memata-matai, mengikuti, mengejek , atau merendahkan klien dengan cara tertentu. Klien terkadang tidak dapat mendefenisikan siapa orang ini.

Contoh: klien mungkin berpikir bahwa makanannya telah diracuni atau kamarnya dipasang alat penyadap. Kadang yang dimaksud dengan penganiaya adalah pemerintah, FBI, organisasi berwenang lainnya, anggota keluarga, atau individu tertentu. 2. Waham kebesaran Ciri dari waham ini adalah klien mengatakan bahwa dirinya memiliki hubungan dengan orang terkenal, selebriti, atau keyakinan klien bahwa ia terkenal atau mampu mencapai prestasi tinggi. Contoh: klien menyatakan bahwa ia seorang istri dari pangeran Inggris atau mengatakan bahwa ia telah menemukan obat kanker. 3. Waham agama ini sering berkutat sekitar kedatangan Kristus yang kedua kali atau tokoh agama yang lain ataupun nabi. Waham ini muncul secara tiba-tiba sebagai bagian psikosis yang klien alami dan bukan bagian dari keyakinan agamanya atau keyakinan agama orang lain. Contoh : Klien menyatakan bahwa ia adalah Imam Mahdi atau nabi yang diutus Tuhan; yakin bahwa Tuhan berkomunikasi secara langsung dengan dirinya, atau ia memiliki misi keagamaan khusus dalam kehidupan atau memiliki kekuatan keagamaan khusus. 4. Waham somatik Waham ini merupakan keyakinan yang samar dan tidak realistis tentang kesehatan atau fungsi tubuh klien. Informasi faktual atau pemeriksaan diagnostik tidak mengubah keyakinan ini. Contoh : Seorang klien pria mungkin berkata bahwa ususnya busuk atau ada cacing di otaknya. 5. Waham referensi atau gagasan rujukan Waham ini mencakup keyakinan klien bahwa tayangan televisi, musik, atau artikel surat kabar memiliki makna khusus bagi dirinya. Contoh : klien mungkin melaporkan bahwa presiden berbicara langsung dengannya dalam sebuah tayangan berita, atau ada pesan-pesan khusus dikirim melalui artikel surat kabar. (Marlinda, Jenny, dkk. 2012) 2.4 Proses Terjadinya Waham Waham adalah anggapan tentang ornag yang hipersensitif, dan mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi formasi, igunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta. Hipersensitivitas dan perasaan inferioritas, telh dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang terluka. Situasi yang memungkinkan perkembangan waham yaitu peningkatan harapan, untuk mendapat terapi sadistic, situasi yang meningkatkan ketidakberdayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang

meningkatkan kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunkan harga diri (harga diri rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan dengan arti dan motivasi terhadap sesuatu (Marlinda, Jenny. Dkk. 2012). 2.5 Tindakan Keperawatan pada Pasien Waham a. Tindakan keperawatan untuk pasien 1. Tujuan - Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap - Pasien mampu berorientasi dengan orang lain dan lingkungan - Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar 2. Tindakan a. Bina hubungan saling percaya Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, kita harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan kita. Tindakan yang harus kita lakukan dalam rangka mmbina hubungan saling percaya adalah : - Mengucap salam terapeutik - Berjabat tangan - Menjelaskan tujuan interaksi - Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien b. Tidak mendukung atau membantah waham pasien c. Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman d. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari e. Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya f. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas g. Diskusikan dengan pasien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat yang lalu dan saat ini h. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya i. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah. j. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien k. Berbicara dalam konteks realita l. Bila pasien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya bwrikan pujian yang sesuai

m. Jelaskan kepada pasien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar ) n. Diskusikan akibat yang terjadi bila pasien berhenti minum obat tanpa konsultasi. a. Tindakan keperawatan yang ditujukan untuk keluarga 1. Tujuan - Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien - Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang dipenuhinya oleh wahamnya - Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal 2. Tindakan - Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien - Diskusikan dengan keluarga tentang : a) Cara merawat pasien waham di rumah b) Follow up dan keteraturan pengobatan c) Lingkungan yang tepat untuk pasien - Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien ( nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat ) - Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera

2.6 Kasus pada Pasien Waham Bill adalah lelaki single yang berkulit putih. Dia dibawa oleh polisi ke bagian darurat psikiatri untuk di evaluasi ,setelah dilihat berdiri mondar- mandir didekat pagar jembatan dan bergumam sendiri. Tasnya berisi pakaian sobek , kertas-kertas, alkitab,dan setengah botol obat haloperidol yang ditemukan didekatnya. Mulanya, dia tidak kooperative dengan pertanyaan dari perawat dan psikiater dan mereka mencoba mempengaruhi pikirannnya. Obatnya berbentuk pil ada dalam botol ketika di hubungi terapisnya melalui telpon. Ibunya Bill melaporkan pada tenaga kesehatan dan terapisnya bahwa Bill telah berhenti minum obat karena efek samping haloperidol. Bill pergi meninggalkan ibunya untuk mengembara dan tidak pernah terlihat beberapa hari. Bill menerima dosis obat secara teratur, dan ia mengungkapkan beberapa waktu kemudian bahwa ia telah mendengar suara-suara dalam kepalanya yang menyuruhnya melompat dari jembatan. katanya dengan suara lembut berulang "aku adalah aku", dan mengatakan bahwa ia melihat dunia dengan mata dalam dan dapat merasakan sakitnya kemiskinan orang lain, kelaparan dan penyalahgunaan narkoba. Dia merasakan sakit ditubuhnya rasa sakit seperti menusuk, dan menyatakan keinginan untuk memecahkan permasalahan dunia. Dia percaya bahwa dia memiliki karunia

khusus, mind throwing, yaitu melalui mana ia bisa mengendalikan pikiran orang lain. pengulangan tentang kalimat "aku adalah aku" tampaknya terkait dengan keyakinannya bahwa ia adalah pendiri agama baru. Ketika ketagihan haloperidol, ia juga diberi dosis benztropine (congentin) untuk mencegah efek samping dari obat neuroleptik. Tes darah rutin termasuk elektrolit, serum dan tes urin toksikologi. Hasil toksikologi adalah negative dan natrium serum sedikit meningkat tetapi tidak berbahaya, mungkin menunjukkan bahwa ia telah ketagihan minum cairan yang cukup lama waktu ia hidup dijalanan. Ia setuju untuk masuk secara sukarela dalam jangka pendek ke unit psikiatri untuk mencegah kerugian untuk dirinya sendiri dan untuk menstabilkan kembali disiplin dia pada pengobatan.

Pengkajian Berikut beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham: 1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap? 2. Apakah pasien takut terhadap obyek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya ? 3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnnya aneh dan tidak nyata ? 4. Apakah pasien merasa bahwa ia berada di luar tubuhnya ? 5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain ? 6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh kekuatan dari luar? 7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin orang lain dapat mmembaca pikirannya ?

Berdasarkan data pada kasus didapatkan data sebagai berikut : a. Dia telah mendengar suara-suara dalam kepalanya yang menyuruhnya melompat dari jembatan. katanya dengan suara lembut berulang "aku adalah aku" b. Dia melihat dunia dengan mata dalam dan dapat merasakan sakitnya kemiskinan orang lain, kelaparan dan penyalahgunaan narkoba. c. Dia merasakan sakit ditubuhnya rasa sakit seperti menusuk, dan menyatakan keinginan untuk memecahkan permasalahan dunia.

d. Dia percaya bahwa dia memiliki karunia khusus, mind throwing, yaitu melalui mana ia bisa mengendalikan pikiran orang lain. e. Pengulangan tentang kalimat "aku adalah aku" tampaknya terkait dengan keyakinannya bahwa ia adalah pendiri agama baru.

Diagnosa keperawatan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian, ditetapkan diadnosa keperawatan gangguan proses pikir : waham agama. Tindakan keperawatan Berikut stategi pertemuan pada pasien waham No. A SP 1 Kemampuan/ kompetensi Kemampuan merawat pasien Membantu orientasi realita Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi Membantu pasien memenuhi kebutuhannya Menganjurkan pasien memasukkannya dalam jadwal kegiatan hariannya Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien Berdiskusi tentang kemampuan yang dimilikinya Melatih kemampuan yang dimiliki pasien Mengevaluasi jadwal kegiatan pasien Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengobatan secara teratur Menganjurkan klien memasuki ke dalam jadwal hariannya Kemampuan merawat keluarga Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien waham Membantu keluarga membuat jadwal aktuvitas di rumah termasuk minum obat Menjelaskan follow up pasien dan rujukan bila pasien kembali ke rumah

SP 2

SP 3

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2.

B SP 1

SP 2 SP 3

Evaluasi 1. Pasien mampu : a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan b. Berkomunikasi sesuai kenyataan

c. Menggunakan obat dengan benar dan patuh 2. Keluarga mampu : a. Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pasien c. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh

You might also like