You are on page 1of 4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pesatnya Penyebaran Islam di Indonesia

Posted by imammorati23 pada Mei 16, 2011 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pesatnya Penyebaran Islam di Indonesia Oleh Imam Wahyu Priyanto, Sistem Informasi,Universitas Indonesia

Seperti yang telah diketahui bahwa sejak abad ke 7 para pedagang dari Arab, Persia, dan India ambil bagian dalam perkembangan Agama Islam di Indonesia. Mereka memperdagangkan rempah-rempah dan emas. Selat Malaka merupakan wilayah Indonesia yang paling ramai dikunjungi para pedagang. Para pedagang ini singgah di Indonesia untuk sementara waktu dan menanti saat yang tepat untuk meneruskan pelayarannya ke wilayah lain seperti ke China. Pelayaran pada saat itu dipengaruhi oleh arah angin. Maka dari itu sambil menunggu arah angin yang sesuai dengan tujuan, mereka tinggal beberapa saat di suatu wilayah, salah satunya Indonesia. Ramainya di wilayah Indonesia pada saat itu menyebabkan perkembangan kota-kota Bandar di sepanjang pantai yang merupakan jalur perdagangan Indonesia. Pada saat para pedagang Islam singgah di kota-kota Bandar, terjadi interaksi antara pedagang Islam, pendatang, dan penduduk pribumi. Pedagang Islam dan gujarat tersebut selain berdagang juga menyiarkan Islam, sehingga penduduk pribumi terpengaruh ajaran dan kebudayaan Islam khususnya daerah pesisir pantai.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pesatnya penyebaran Agama Islam di Indonesia, hal itu dikarenakan Agama Islam cepat menyebar ke seluruh daerah-daerah di Indonesia karena peran bandarbandar perdagangan di Indonesia berfungsi sebagai penyebar agama Islam, dari satu tempat-ke tempat yang lain dengan cepat yang dilakukan oleh para pedagang Islam, dan Islam akhirnya tersebar di daerah bandar-bandar perdagangan, seperti Malaka daerah asal bahan baku komoditas dagang seperti maluku. Dengan perdagangan, banyak pihak yang tertarik antara lain pedaang, penjual, saudagar besar, para bangsawan, sampai raja. Mereka semua adalah orang-orang yang penting dalam hal perdagangan dan pelayaran. Saat proses Islamisasi terjadi, mereka dapat memeluk agama Islam dalam waktu yang relatif singkat dibanding dengan faktor-faktor lain, faktor perdagangan yang sangat efektir karena dapat menjangkau beberapa orang pihak yang berdayang. Selain itu faktor yang lain adalah Agama Islam adalah agama yang sederhana dalam menyembah-Nya. Hal ini terutama oleh sistem pemujaan roh tidak mudah dibawa kemana-mana. Menurut kepercayaan setempat apabila seseorang meninggalkan lingkungannya dia bisa dikuasai roh-roh yang dimanipulasi musuh-musuhnya, oleh sebab itu mereka harus sering pulang kampung kedesa untuk memuja nenek moyangnya. Hal ini sangat menyulitkan pedagang yang sering berpergian. Dengan demikian banyak para pedagang akhirnya memeluk agama Islam, karena mereka bisa memohon perlindungan Tuhan dimana saja tanpa pulang kampung. Faktor lainnya juga dengan berjalannya waktu, banyak pedagang-pedagang timur tengah membutuhkan barang-barang komoditas Indonesia seperti rempah-rempah, lada, dan sebagainya. Demikian juga pedagang dari Indonesia yang membutuhkan tekstil permadani dari timur tengah, sehingga mereka saling berinteraksi secara lebih dibanding pedagang yang lain, hal ini dapat mempercepat penyebaran Islam. Islam sangat cocok dengan jiwa para pedagang, dengan memeluk Islam maka hubungan diantara pedagang semakin bertambah erat. Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa setiap orang Islam itu bersaudara. Dengan demikian persaudaraan itu dapat membina antara pedagang timur tengah dengan pedagang Indonesia, sehingga agama Islam di terima baik oleh pedagang dan penduduk Indonesia. Para penduduk pribumi yang ada di Indonesia juga banyak yang menganggap, bahwa pedagang dan saudagar timur tengah, kedudukan statusnya tinggi hal ini menarik mereka untuk menikahkan dengan anak mereka, sehingga banyak yang masuk Islam, umumnya yang tertarik adalah para pedagang Indonesia, dan penduduk asli.

Setelah membaca penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebaran Islam di Indonesia perkembangannya sangat cepat dan banyak faktor yang mempengaruhi masuknya Agama Islam tersebut ke dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, Penyebaran Islam tersebut muncul dan berkembang mulai dari daerah pesisir tepatnya pada wilayah perdagangan antara pedagang pribumi dengan pedagang timur tengah. Pedagang timur tengah ini banyak yang datang ke Indonesia karena Indonesia terkenal dengan hasil komoditasnya yang laku sampai pasar dunia, sehingga banyak pedagang timur tengah yang tertarik untuk berdagang disana dan menyebarkan Agama Islam.

BAB III KESIMPULAN Penaklukan Andalusia diawali dengan pengiriman 500 orang tentara muslim dibawah pimpinan Tarif ibn Malik pada tahun 91/710. Ekspedisi ini berhasil, dan pada ekspedisi II pada tahun 92/711 Musa Ibn Nushair menambah pasukan Thariq menjadi 12.000 orang. Kemenangan Thariq dalam pertempuran-pertempuran diraihnya, sampai akhirnya ibu kota Gothia Barat yang bernama Toledo dapat direbut pada bulan September tahun itu juga. Penaklukan Islam di Andaluisa oleh Thariq hampir meliputi seluruh wilayah bagiannya, hanya kawasan Galicia yang terjal dan tandus dibagian barat laut semenanjung itu yang tidak dikuasai Umayyah. Ketika Daulah Bani Umayyah Damaskus runtuh pada tahun 132/750, Andalusia menjadi salah satu provinsi dari Daulah Bani Abbas. Kemudian pada tahun 138/756 al Dkhil berhasil menyingkirkan Yusuf ibn Abd al rahman al Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada dinasti Bani Abbas, dan sejak saat itu ia memporklamirkan bahwa Andalusia lepas dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas. Al Dkhil memproklamirkan diri sebagai khalifah dengan gelar amr al muminn. Sejak saat itulah babak kedua kekuasan Dinasti Ummayah dimulai. Bani Umayyah II mencapai puncak kejayaannya pada masa al Nashir dan kekuasaannya masih tetap dapat dipertahankan hingga masa kepemimpinan Hakam II al Muntashir (350-366/961-976). Kekuasaan Umayyah mulai menurun setelah al Muntashiru wafat. Ia digantikan oleh putera mahkota Hisyam II yang beru berusia 10 tahun. Keruntuhan Bani Umyyah diawali dengan pemecatan al Muayyad sebagai khalifah oleh sejumlah pemuka-pemuka Bani Umayyah. Untuk memperkuat kekuasaannya Bani Umayyah melakukan hubungan dengan negara-negara lain. Bentuk hubungan itu ada yang bersifat aktif dilakukan oleh Umayyah dan adapula yang dilakukan oleh negara lain kepada Umayyah dan Umayyah menerimnya. Hubungan tersebut juga tidak terbatas kepada hubungan politik, akan tetapi pada bidangbidang lainnya.

Penduduk Andalusia terdiri dari berbagai bangsa, diantaranya bangsa Arab, Barbar, Spanyol, Yahudi dan Slavia. Bangsa Arab dan Barbar datang ke Andaluisa sejak masa penaklukan. Orang-orang Arab ini terdiri dari dua kelompok besar, yaitu keturunan Arab Utara atau suku Mudlari dan keturnan Arab Selatan atau suku Yamani. Kebanyakan orang Mudlari tinggal di Toledo, Saragossa, Sevilla dan Valencia, sedangkan orang orang Yamani banyak tinggal di Granada, Sevilla, Murcia, dan Badajoz. Perkembangan bahasa Arab pada masa Umayyah yang pesat menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa ilmu pengetahuan, bahkan bahasa Arab mampu menggeser bahasa lokal. Selain itu bidang kesusastraan berkembang dalam bentuk prosa dan puisi yang ditandai dengan lahirnya berbagai sejarawan terkenal. Kekuasaan Bani Umayyah di Andalusia mencapai mencapai puncak kejayaannya pada masa al Muntashir, pengganti Abd al rahman al Dakhil. Sebagai bukti dari kemajuan Andalusia dalam bidang pembangunan kota telah terbangun Al Qashr al Kab,r Rushfat , Masjid jami Cordova, al Zahra, dll Filsafat berkembang pesat pada masa al Nashir dan mencapai puncaknya pada masa al Muntashir. Dengan berkembangnya filsafat maka berkembang pula ilmu-ilmu eksakta. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat pada masa Umayyah tidak terlepas dari kecintaan dan hasrat yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, tidak hanya dikalangan penduduk akan tetapi juga terlebih di kalangan penguasa. Pada masa al Muntashir terdapat tidak kurang dari 800 buah sekolah, 70 perpustakaan pribadi disampin perpustakaan umum. Madzhab fikih yang berkembang di Kordova adalah Maliki. Ulama besar yang hidup pada masa Umayyah Andalusia adalah Abu Muhammad Ali Ibn Hazm (w.455/1063). Ilmu agama yang berkembang pesat ialah ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas cara membaca lafazh-lafazh al Qurn yang baik dan benar. Abu Amr al Dani Utsman ibn Said (w. 444/1052) adalah ulama ahli Qiraat kenamaan Andalusia yang mewakili generasinya. Ia telah menulis 120 buku, diantaranya al Muqniu wa al Taisr.

You might also like