You are on page 1of 5

Nama : Lita Permata Sari Kelas: CC Auditing II

SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBTANTIF KONSEP DASAR : Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Rencana Sampling untuk pengujian subtantif dirancang untuk : Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu KETIDAKPASTIAN, RISIKO SANPLING, DAN RISIKO AUDIT : Risiko Sampling berkaitan dengan pengujian subtantif ada dua, yaitu : Risiko Kesalahan penerimaan (risiko beta), yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan saldo akun tidak dicatat tidak salah saji material. Risiko Kesalahan Penolakan (risiko alfa), yaitu risiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldi akun yang dicatat adalah salah saji secara material. Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: nonstatistik dan statistik. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan

profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan darisampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan. Pendekatan Sampling Statistik : 1. Sampling PPS (Probability-proporsional-to-size) : didasarkan pada teori atribut 2. Sampling variabel klasik (classical variable sampling) : didasarkan pada teori distribusi normal Risiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan dengan pengujian substantif terinsi yang spesifik yang diterapkan pada pemilihan item sampling

sampel. Risiko kesalahan penerimaan dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemecahan untuk TD sebagai berikut : TD = AR IR X CR X AP Pendekatan-pendekatan Sampling Statistik Dua pendekatan sampling statistik berikut dapat digunakan oleh auditor dalam pengujian substantif : a. Sampling PPS b. Sampling variabel klasik Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling PSS didasarkan pada teori sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal. Setiap pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar pekerjaan lapangan yang ketiga. SAMPLING PPS (PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE) Menentukan Tujuan Rencana Sampling Tujuan rencana sampling PPS pada umumnya adalah untuk memperoleh bukti bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Menetapkan Populasi dan Unit Sampling Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah seluruh item tersebut akan diikutkan. Unit sampling dalam sampling PPS adalah rupiah itu sendiri, dan populasinya adalah jumlah rupiah yang sama dengan jumlah total rupiah pada populasi tersebut. Menentukan Ukuran Sampel n = BV X RF TM (AM X EF) BV = nilai buku populasi yang diuji RF = faktor reliabilitas untuk resiko kesalahan penerimaan TM = salah saji yang dapat ditoleransi AM = salah saji yang diantisipasi EF = faktor ekspansi untuk salah saji yang diantisipasi Menentukan Metode Pemilihan Sampel Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah :

Metode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam rupiah ke interval yang sebanding dengan rupiah. Dengan demikian, interval sampling harus dihitung sebagai berikut : SI = BV n Melaksanakan Rencana Sampling Dalam fase perencanaan, auditor memakai prosedur auditing yang sesuai untuk menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan, auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi. Mengevaluasi Hasil Sampel Dalam mengevaluasi hasil sampel, auditor memperhitungkan batas atas salah saji (upper misstatement limit UML) dari data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi tertentu dalam perancangan sampel. UML dihitung sebagai berikut : UML = PM + ASR PM = salah saji total yang diproyeksikan dalam populasi ASR = cadangan risiko sampling Kelebihan dan Kekurangan Sampling PPS Kelebihan sampling PPS adalah : a. Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel b. Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang diestimasi pada nilai audit c. Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya dipilih dalam proporsi pada nilai rupiahnya d. Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menujukkan beberapa item yang secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas atas moneter e. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel klasik f. Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum tersedia populasi yang lengkap

Sebaliknya, sampling PPS mempunyai kekurangan sebagai berikut : a. Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang dari nol atau lebih besar dari nilai buku b. Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut memerlukan pertimbangan khusus c. Pemilihan saldo nol atau saldo dengan tanda yang berbeda memerlukan pertimbangan khusus d. Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel e. Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang sesuai juga meningkat SAMPLING VARIABEL KLASIK Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasian karakteristik populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Dan bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan kurang saji atau lebih saji dari saldo akun, dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau tidak efektif. Estimasi Mean Per Unit (MPU) Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Ratarata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Estimasi Diferensiasi Dalam sampling estimasi diferensiasi perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk memperoleh estimasi nilai total populasi, dan variabilitas perbedaan digunakan untuk menentukan cadangan resiko sampling yang dicapai. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam penggunaan estimasi diferensiasi : a. Nilai buku setiap item populasi harus diketahui b. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-item secaar individual c. Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan Estimasi Rasio Dalam sampling estimasi rasio, pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam sampel. Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio ini dikalikan dengan total nilai buku untuk mendapatkan

estimasi nilai populasi total. Cadangan risiko sampling kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai audit dan nilai buku item sampel secara individual. Kelebihan dan Kekurangan Sampling Variabel Klasik Kelebihan utama sampel variabel klasik adalah : a. Sampel-sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS, jika diperlukan b. Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan perancangan khusus c. Jika ada perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat terpenuhihanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampling PPS Sedangkan kekurangan utamanya adalah : a. Sampling variabel klasik lebih rumit dibanding sampling PPS, umumnya, auditor memerlukan bantuan program komputer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel b. Untuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi SAMPLING NONSTATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF Menentukan Ukuran Sampel Pertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk memperoleh sampel-sampel yang efisien dan efektif. Mengevaluasi Hasil-hasil Sampel Dalam sampling nonstatistik seperti halnya sampling statistik, auditor harus : a. Memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinya b. Mempertimbangkan risiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel Dua metode yang dipakai dalam memproyeksikan salah saji dalam sampling nonstatistik adalah : a. Metode rasio dimana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebut b. Metode diferensiasi dimana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi

You might also like