You are on page 1of 2

PENGELOLAAN PESISIR TERINTEGRASI (INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT) (Studi Kasus : Pesisir Bali ) Dini Feti Anggraini 11/326608/PGE/00924 Magister

Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fakultas Geografi UGM Yogyakarta

Program Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu atau ICM (Integrated Coastal Managment) merupakan salah satu pendekatan pengelolaan dan perencanaan wilayah pesisir yang bertujuan untuk pemanfaatan sumberdaya pesisir berbasis pembangunan berkelanjutan. Dewasa ini seiring dengan tingginya tingkat kebutuhan maka perkembangan pembangunan lebih banyak mengarah pada daerah pesisir. Hal tersebut menimbulkan masalah di beberapa pesisir pesisir Indonesia berupa perbenturan kepentingan maupun konflik dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir. Jika hal ini tidak disikapi secara bijak melalui suatu kebijakan maupun suatu upaya mengintegrasikannya maka akan terjadi degradasi lingkungan dan perubahan keseimbangan lingkungan yang mengancam keberadaan dan kelestarian sumberdaya alam pesisir. Berdasarkan Putra (2009), Pesisir Bali yang ditunjuk oleh GEF/UNDP/IMO Regional Programme for Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) memulai siklus ICM pada tahun 2000. Bali merupakan pesisir yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sehingga permasalahan yang dapat diidentifikasi antara lain adanya konflik kepentingan dalam pemanfaatan wilayah pesisir dan laut. Konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut berupa konflik pemanfaatan ruang pantai antara beberapa aktivitas dengan kegiatan masyarakat lokal di daerah pesisir. Hal tersebut menimbulkan keresahan bagi masyarakat karena terdesaknya akses masyarakat yang secara historis telah secara turun temurun menggantungkan penghidupannya di pantai serta tertutupnya akses ke pantai/laut yang dapat menghambat kelancaran masyarakat dalam melangsungkan upacara keagamaan di pantai. Aktivitasaktivitas tersebut antara lain pembangunan jasajasa lingkungan pesisir dan pemanfaatan sumberdaya alam pesisir yang dapat menimbulkan permasalahan yang ditimbulkan baik dari dalam maupun diluar wilayah pesisir. Pemanfaatan Sumberdaya pesisir tersebut dapat menyebabkan 1) penurunan potensi atau ketersediaan sumberdaya alam, akibat pemanfaatan yang destruktif dan eksploitasi berlebih; 2) Penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran dari berbagai jenis kegiatan di daratan dan di laut; 3) Kerusakan habitat dan ekosistem wilayah pesisir; 4) Kerusakan fisik pantai akibat erosi. Konflik kepentingan juga terjadi antara konservasi dengan pemanfaatan non konservasi yang berdampak pada upaya upaya pelestarian lingkungan. Berbagai benturan kepentingan tersebut diharapkan dapat dipecahkan dengan menggunakan solusi berupa pengelolaan secara terpadu atau secara terintegrasi. Proses ICM yang dilaksanakan di Bali telah melalui proses identifikasi dan penilaian isu penting yang mulai dilanjutkan dengan perencanaan, adopsi, implementasi dan pelaksanaan yang kemudian dilakukan evaluasi. Evaluasi yang telah didapat antara lain telah ditemukan beberapa kendala dalam implementasi dan pelaksanaan ICM di pesisir Bali. Kendala kendala tersebut berupa lemahnya sistem hukum dan penegakannya, rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan laut, kurangnya perangkat sistem informasi yang mengakibatkan kurang terkini data dan record data terdahulu tidak dapat dikembangkan dan lain sebagainya. Pada dasarnya karakteristik ICM antara lain dinamis, adaptif, holistik, dan berkesinambungan serta pendekatan melalui partisipasi serta mengutamakan pada integrasi dan koordinasi antara seluruh sektor dan pemerintah. Program ICM telah banyak diadopsi di negara maju dan berkembang. Didalam

implementasinya, ICM tidak dapat berdiri sendiri melainkan membutuhkan dukungan pendanaan dari berbagai lembaga donor. Keberhasilan dan keberlanjutan program ICM dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain institusi, politik, lingkungan, sosial, peraturan atau perundangan, dan ekonomi. Keberlanjutan ICM ditentukan juga oleh komitmen dari berbagai pihak terkait, strategi pengelolaanya, kontribusi program terhadap masyarakat setempat, dan konservasi atau perlindungan wilayah pesisir. Faktor penentu keberlanjutan ICM meliputi penetapan zona pengelolaan wilayah pesisir, pemanfaatan sumberdaya secara rasional, rancangan perencanan pengelolan wilayah pesisir, dan pendekatan rencana secara bottom-up. Untuk menunjang keberlanjutan ICM maka perlu memahami proses ICM, prinsip, strategi dan pendekatan ICM, kerangka waktu, sistem peraturan/ perundangan yang tepat, dan inovatif mencari pendanaan bagi keberlanjutan program ICM.Sedangkan untuk efektivitas pengelolaan pesisir dengan ICM ini dapat dilihat dari keberhasilan dan keberlanjutan program ICM. Sejauh mana program ICM ini dapat menjadi solusi dari benturan kepentingan tanpa ada pihak yang dirugikan dan memberikan manfaat seperti yang diharapkan. Implementasi dan pelaksanaan dari perencanaan program dan persiapan program memang tidak sepenuhnya berhadil 100 % akan tetapi setidaknya terdapat beberapa goals dari perencanaan program yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam pelaksanannya. Di dalam pengelolaan pesisir terpadu (ICM), koordinasi merupakan komponen yang paling penting. Hanya dengan koordinasi dapat mencapai suatu keterpaduan antar sektor. Pada pengelolaan pesisir, sektor-sektor utama yang harus dipadukan programnya meliputi sektor-sektor perikanan, pertanian, perhubungan, pariwisata, dan pertambangan. Kesimpulan : 1. Keuntungan yang diperoleh program ICM adalah dapat mengurangi konflik pemanfaatan sumberdaya pesisir, menciptakan integrasi dengan berbagai institusi dan stakeholder. 2. Perlunya peran serta / tanggungjawab yang lebih besar yang diberikan pemerintah kepada masyarakat setempat dalam pengelolaan pesisir. 3. Perlunya koordinasi dan keterpaduan antar sector dalam pengelolaan pesisir. 4. Pentingnya pendekatan budaya disamping pendekatan teknologi,ekonomi , ekologi dan kelembagaan dalam manajemen pengelolaan wilayah pesisir dan laut.

Daftar Pustaka Putra KGD.2009.Strategi Rekayasa Budaya Sebagai Implementasi Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam Pengelolaan Pantai di Bali. Fakultas MIPA Universitas Udayana

You might also like