You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi bertambah semakin cepat dari tahun ke tahun, sementara sumber yang dapat langsung untuk digunakan untuk kebutuhan tertentu semakin terbatas. Meskipun energi yang bersumber pada radiasi matahari (energi surya) sangat berlimpah tetapi sejauh ini belum dapat pemanfaatannya masih belum dapat optimal. Secara ekonomis peralatan yang diperlukan untuk mengkonversi energi surya masih relatif mahal dibandingkan sumber-sumber energi yang bersumber pada minyak dan gas bumi serta batu bara. Reaktor fusi nuklir merupakan salah satu sumber energi alternatif masa depan yang menggunakan bahan bakar yang tersedia melimpah, sangat efisien, bersih dari polusi, tidak akan menimbulkan bahaya kebocoran radiasi dan tidak menyebabkan sampah radioaktif yang merisaukan seperti pada reaktor fisi nuklir. Sejauh ini reaktor fusi nuklir masih belum dioperasikan secara komersial. Prototip reaktor-reaktor fusi saat ini masih dalam tahap eksperimentasi pada beberapa laboratorium di USA dan di beberapa negara maju lainnya. Suatu konsorsium dari USA, rusia, Eropa dan Jepang telah mengajukan pembangunan suatu reaktor fusi yang disebut International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) di Cadarache (Perancis) untuk menguji kelayakan dan keberlanjutan penggunaan reaksi fusi untuk menghasilkan energi listrik. Reaktor-reaktor nuklir yang saat ini dioperasikan untuk menghasilkan energi (listrik) merupakan reaktor fisi nuklir. Dalam reaktor fisi nuklir energi diperoleh dari pemecahan satu atom menjadi dua atom. Dalam reaktor-reaktor fisi nuklir konvensional, neutron lambat yang menumbuk inti atom bahan bakar (umumnya Uranium) menghasilkan inti atom baru yang sangat tidak stabil dan hampir seketika pecah menjadi dua bagian (inti) dan sejumlah neutron dan energi yang besar. Pecahan hasil reaksi fisi tersebut merupakan sampah radioaktif dengan waktu paruh yang sangat panjang sehingga menimbulkan masalah baru pada lingkungan. Dalam reaksi fusi nuklir dua inti atom ringan bergabung menjadi satu inti baru. Dalam suatu reaktor fusi, inti-inti atom isotop hidrogen (protium, deuterium, dan tritium) bergabung menjadi inti atom helium dan netron serta sejumlah besar energi. Reaksi fusi ini sejenis dengan reaksi yang terjadi di dalam inti matahari dan bersifat jauh lebih bersih, lebih aman,
1

lebih efisien dan menggunakan bahan bakar yang jauh lebih berlimpah dibandingkan dengan reaksi fisi nuklir. 1.2 Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimana konsep inti atom? 1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan radioaktivitas? 1.2.3 Bagaimana proses terjadinya reaksi inti? 1.2.4 Apa saja komponen dari reaktor nuklir?

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 1.3.1 Mengetahui dan memahami konsep inti atom. 1.3.2 Mengetahui dan memahami tentang radioaktivitas. 1.3.3 Memahami proses terjadinya reaksi inti. 1.3.4 Mengetahui komponen dari reaktor nuklir.

1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penyusunan makalah fisika inti dan radioaktivitas ini adalah sebagai berikut. 1.4.1 Bagi penulis: Dapat memahami mengenai konsep inti atom, radioaktivitas dan reaksi inti untuk menambah pengetahuan dan sebagai calon guru sehingga nantinya mampu menjelaskan kepada anak didik. 1.4.2 Bagi pembaca: Dapat mengetahui manfaat dari radioaktif dan dapat dapat pula mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta dapat pula mengetahui dampak dari radiasi dan bisa menghindarinya sejak dini.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Inti Atom Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (/tomos), yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep ini pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil

menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, hal ini membuktikan bahwa atom tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Partikel-partikel pembentuk inti atom adalah proton (1P1) dan netron ( 0n1). Kedua partikel pembentuk inti atom ini disebut juga nukleon. Sedangkan nuklida adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n) tertentu, dituliskan:
A Z

, dengan :

X = lambang unsur Z = nomor atom = jumlah proton (= p) A = bilangan massa = jumlah proton dan neutron (= p + n)

Berikut ini adalah nomor atom beberapa unsur.

Tabel berikut menunjukkan massa dan muatan dari ketiga partikel tersebut (elektron, proton dan neutron). Tabel 1. Massa dan muatan partikel subatom

2.1.1 Massa Atom Massa suatu atom berhubungan erat dengan jumlah elektron, proton, dan neutron yang dimiliki atom tersebut. Berdasarkan perjanjian internasional, satu atom dari isotop karbon (disebut karbon-12) yang mempunyai enam proton dan enam neutron memiliki massa tepat 12 satuan massa atom (u). Atom karbon-12 ini dipakai sebagai standar, sehingga satu satuan massa atom didefinisikan sebagai suatu massa yang besarnya tepat sama dengan seperduabelas massa dari satu atom karbon-12. Massa satu atom karbon-12 = 1u.

Nama

Lambang Nomor atom

Nomor massa 1 1 0

Massa (u)

Proton Neutron Elektron

P atau H N e

1 0 -1

1,007276 1,008665 0,000549

Satuan massa atom juga dapat dinyatakan berdasarkan prinsip kesetaraan massa dan energi yang dikemukakan oleh Einstein. Sehingga diperoleh:

4 Contoh : Atom netral helium 2 He mengandung 2 proton, 2 neutron, dan 2 elektron. Dengan

demikian kita harapkan massa atom elektron. Dengan demikian Massa 2 proton Massa 2 neutron Massa 2 elektron
4 Massa 2 He

4 2

He sama dengan jumlah 2 proton, 2 neutron,dan 2

= 2 x 1,007276 u = 2 x 1,008665 u = 2 x 0,000549 u

= 2,014552 u = 2,017330 u = 0,001098 u + = 4,032980 u

2.1.2 Sifat Atom Isotop adalah nuklida-nuklida dengan jumlah proton(Z) sama tetapi jumlah neutron (N)
1 berbeda . ( Z = ; A ;N). Contoh : H 1 ; H 12 ; H 13

Isobar adalah nuklida-nuklida dengan jumlah nukleon (A) sama tetapi jumlah proton (Z)
3 14 14 berbeda. ( A = ; Z ;N). Contoh : H 13 dan He 2 ; C 6 dan N 7

Isoton adalah nuklida-nuklida dengan jumlah neutron (N) sama tetapi jumlah proton (Z)
26 28 13 17 27 berbeda. ( N = ; Z ;A). Contoh : C 6 dan N 7 ; Mg 12 ; Al13 ; Si14

2.1.3 Defek Massa Defek massa menunjukkan selisih antara massa diam sebuah inti atom dan jumlah seluruh massa diam masingmasing nukleonnya dalam keadaan tak terikat. Jadi, defek massa adalah kesetaraan massa energi ikat berdasarkan persamaan massa-energi. Isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah neutron (A Z ) memiliki massa inti sebesar:

Dengan mp adalah massa proton dan mn adalah massa neutron. Berdasarkan pengukuran diperoleh hasil bahwa massa inti atom lebih kecil daripada massa nukleon. Menurut hukum kesetaraan massa dan energi, besarnya defek massa dinyatakan:

Defek massa atau susut massa timbul karena untuk menyusun inti diperlukan energi yang mengikat semua nukleon, yang disebut energi ikat (binding energy), yang diperoleh dari massa inti. Berdasarkan teori relativitas Einstein mengenai kesetaraan antara massa dan energi diberikan oleh:

dengan c adalah kecepatan cahaya.

2.1.4 Ukuran dan Bentuk Atom Eksperimen hamburan Rutherford membuktikan bahwa inti mempunyai ukuran dan bentuk. Volume inti berbagai atom mempunyai nilai yang berbanding lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya. Hal ini berarti kerapatan nukleonnya hampir sama dalam bagian dalam inti. Inti atom tidak mempunyai permukaan yang jelas. Meskipun demikian, sebuah inti atom tetap mempunyai jari-jari rata-rata. Jari-jari inti bergantung pada massa, jumlah proton, dan neutron. Jari-jari inti dirumuskan secara empiris sebagai suatu pendekatan, yaitu: Jari-jari inti : R = R0 . A1/3 Dengan: A = nomor massa atom
6

R = jari-jari inti (fm) R0 = 1,2 10-15 m Inti suatu atom telah kita anggap sebagai bola. Tetapi, pada kenyataannya beberapa inti atom mempunyai distribusi muatan tidak simetri bola. Oleh karena volume bola berbanding lurus dengan R3, maka persamaan di atas menunjukkan bahwa volume inti berbanding lurus dengan nomor massanya. Karena itu, untuk semua inti kecepatannya berbanding lurus dengan AR3, sehingga dengan pendekatan tertentu, semua inti mempunyai kerapatan yang sama, yaitu:

Kerapatan inti mempunyai nilai konstan di bagian dalam inti dan nilai tersebut akan berkurang menuju nol di seluruh daerah permukaan yang kabur. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang berargumen bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi "corpuscules" ataupun atom-atom yang berbeda. Hal ini berbeda dengan pandangan klasik bahwa materi terdiri dari unsur udara, tanah, api, dan air.Pada tahun 1789, istilah element (unsur) didefinisikan oleh seorang

bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sebagai bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi dengan menggunakan metode-metode kimia. Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap dan mengapa gas-gas tertentu lebih larut dalam air dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Ia mengajukan bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik yang dapat kemudian lebih jauh bergabung menjadi senyawa-senyawa kimia.
7

Sedangkan bentuk inti atom ada yang berbentuk bulat dan cakram. Didalam inti atom berkerja gaya Coulomb dan momen kuodrupol. Jika momen kuodrupol = 0 maka bentuknya bulat jika > 0 maka bentuknya akan lonjong atau cakram. 2.1.5 Stabilitas Inti Tidak semua nuklida yang ada di alam stabil, tetapi sebagian besar nuklida meradiasikan partikelnya agar menjadi nuklida yang stabil. Suatu nuklida dikatakan stabil jika nuklida tersebut terletak pada daerah pita kestabilan dari grafik N-Z dan jika berada diluar pita kestabilan nuklida tersebut tidak stabil.

Pemancaran
N
Pemancaran

berkurang 2

N berkurang 1 Z bertambah 1

Z berkuang 2

Pemancaran N bertambah 1

Z berkurang 1

Inti ringan ( Z <20), pada umumnya stabil dan berlaku N=Z atau N/Z = 1 Nuklida yang terletak diluar garis pita kestabilan tidak stabil atau bersifat radioaktif Inti ringan yang terletak di atas garis pita kestabilan (Titik P) memiliki kelebihan Neutron (N>Z)atau N/Z>1 akan menjadi stabil dengan memancarkan partikel - atau pemancaran
1 elektron negatif, ( n 0 P11 e 0 ) 1

Inti ringan yang terletak di bawah garis pita kestabilan (Q) memiliki kelebihan proton (N<Z) atau N/Z<1 akan menjadi stabil dengan memancarkan positron atau elektron
1 bermuatan positif (+), ( P 1 n0 e 0 ) 1 1

Inti berat (Z>83) bersifat radioaktif dan agar mencapai nuklida yang stabil memancarkan partikel

2.1.6 Gaya Inti Gaya Inti adalah gaya yang mengikat nukleonnukleon, dengan kata lain gaya antarnukleon. Gaya Inti ternyata amat kuat tetapi jangkauannya amat pendek, dan tidak tergantung jenis nukleon, yaitu gaya antara proton dengan proton sama dengan gaya antara proton dengan neutron, maupun antara neutron dengan neutron. Ini berarti, bahwa gaya inti tidak bergantung pada muatan listrik nukleon (charge independent). Selanjutnya, ternyata gaya inti itu bersifat jenuh (saturated), yaitu setiap nukleon hanya tarik-menarik dengan nukleon di sekitarnya, seperti halnya gaya Van der Walls antarmolekul cairan. Sifat jenuh gaya inti ini diamati berdasarkan kejenuhan tenaga ikat per nukleon yang sekitar 8 MeV untuk semua unsur yang bilangan massanya A melebihi 60, seperti yang diperlihatkan oleh grafik pada gambar berikut:

Sifat-sifat gaya inti adalah : 1. Saling tolak menolak pada jangkauan yang sangat pendek dan saling tarik menarik pada jangkauan yang jauh ( bekerja pada jangkauan pendek , dalam orde 10-15 m) 2. 3. 4. Gaya inti merupakan gaya yang terkuat jika dibandingkan dengan gaya lainnya Gaya inti tidak dipengaruhi muatan partikel inti Interaksi antara dua partikel dapat dinyatakan dalam bentuk potensial.

2.2 Radioaktivitas Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti helium), partikel beta (elektron), atau radiasi gamma (gelombang elektromagnetik gelombang pendek).

Sinar-sinar yang dipancarkan tersebut disebut sinar radioaktif, sedangkan zat yang memancarkan sinar radioaktif

disebut dengan zat radioaktif. Istilah keradioaktifan (radioactivity) pertama kali diciptakan oleh Marie Curie (1867 1934), seorang ahli kimia asal Prancis. Marie dan suaminya, Pierre Curie (1859 - 1906), berhasil menemukan unsur radioaktif baru, yaitu polonium dan radium. Ernest Rutherford (1871 - 1937) menyatakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan atas sinar alfa yang bermuatan positif dan sinar beta yang bermuatan negatif. Paul Ulrich Villard (1869 - 1915), seorang ilmuwan Prancis, menemukan sinar radioaktif yang tidak bermuatan, yaitu sinar gamma. Radio Aktifitas Alam 1. Radio Aktifitas Primordial Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinyabumi, yang tersebar secara luas yang disebut radionuklida alam.Radionuklida alam banyakterkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan,kayu, bebatuan, dan bahan bangunan.Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh mausia.Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam. 2. Radio Aktifitas Radiasi Kosmik Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom yang ada di udara menghasilkan berbagai macam radionuklida.Yang paling banyak dihasilkan adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radionuklida seimbang, sehingga secarateoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda, dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode penentuan umur ini dinamakan penanggalan karbon Radio Aktifitas Buatan 1. Radioaktifitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

10

Energi yang dihasilkan oleh proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listriktenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi. 2. Radioaktivitas Senjata Nuklir Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu jumlahnya terus menurun.Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri percobaan senjata nuklir di udara. 3. Radioaktivitas dalam kedokteran Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit al:teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. 1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tersebut. Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.

11

4. Radioaktivitas Rekayasa Teknologi Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging), analisis struktur materi, pengembangan bahan-bahan baru, dan sebagai sumber energi dibahas dalam pokokbahasan penggunaan radiasi dalam rekayasa teknologi. 5. Radioaktivitas Pertanian a. Pemberantasan homo dengan teknik jantan mandul Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi. b. Pemuliaan tanaman Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya. c. Penyimpanan makanan Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama. 2.2.1 Jenis Sinar Radioaktif Sinar Radioaktif pertama kali ditemukan oleh Hendri Becquerel. Sinar radioaktif jika berdaada dalam medan magnet dan medan listrik dapat terbagi atas 3, yaitu : sinar alfa,sinar Betha, dan sinar gamma.

12

Plat foto

. .

. . .

. . . . .

. .

+ + + + + + + + + +

- - - - - - - - -

Medan x x magnet B menembus bidang x x x

Medan magnet B meninggalkan bidang

Sinat radioaktif di daerah medan listrik E

a.

4 Sinar alfa ( = 2 He )

dihasilkan dari pancaran partikel dan sumber radioaktif terdiri dari partikel bermuatan positif bermuatan 2 proton, bermassa 4 u dan 2 neutron menghitamkan film lintasanya berupa garis lurus dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik urutan daya tembus : sinar < sinar < sinar urutan daya ionisasi : sinar > sinar > sinar nuklida yang meluruh memancarkan partikel akan menghasilkan nuklida dengan nomor massa berkurang 4 dan nomor atom berkurang 2
A Z A 4 X Z 4 Y 2 2
4 2

234 Contoh : U 238 Th 90 92

b.

Sinar Beta ( = -

0 1

e)

dihasilkan dari pemancaran partikel terdiri dari partikel bermuatan negatif bermuatan 1 elektron, bermassa 0 dan 1 neutron merupakan elektron berkecepatan tinggi menghitamkan film lintasannya berkelok-kelok dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik
13

urutan daya tembus : sinar < sinar < sinar urutan daya ionisasi : sinar > sinar > sinar jangkauan di udara dan logam lebih jauh dibanding sinar inti yang meluruh dengan memancarkan - inti yang terbentuk nomor massa tetap dan nomor atomnya akan bertambah satu sedangkan inti yang meluru yang memancarkan + inti yang terbentuk massa tetap dan nomor atom berkurang satu
A Z A 0 X Z 1 Y e1 dan A Z A 0 X Z 1 Y e1

14 0 Contoh : C 12 N 7 e1 6

c.

Sinar gamma ( = 00 ) tidak dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik mempunyai daya tembus terbesar namun daya ionisasi paling lemah urutan daya tembus : sinar < sinar < sinar urutan daya ionisasi : sinar > sinar > sinar urutan kecepatan : sinar < sinar < sinar merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sangat pendek sinar gamma tidak bermassa dan tidak bermuatan dapat menimbulkan peristiwa efek foto listrik nuklida yang memancarkan sinar tidak mengalami perubahan nomor atom dan nomor massa

2.2.2

Peluruhan Radioaktif

a) Peluruhan Sinar Alfa Suatu inti yang tidak stabil dapat meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan memancarkan partikel alfa (inti atom helium). Pada peluruhan alfa terjadi pembebasan energi. Energi yang dibebaskan akan menjadi energi kinetik partikel alfa dan inti anak. Inti anak memiliki energi ikat per nukleon yang lebih tinggi dibandingkan induknya. Jika inti memancarkan sinar (inti
4 2

He ), maka inti tersebut kehilangan 2 proton dan 2 neutron,

sehingga Z berkurang 2, n berkurang 2, dan A berkurang 4.


14

Persamaan peluruhannya:

Contoh:

b) Peluruhan Sinar Beta Salah satu bentuk peluruhan sinar beta adalah peluruhan neutron. Neutron akan meluruh menjadi proton, elektron, dan antineutrino. Antineutrino merupakan partikel netral yang mempunyai energi, tetapi tidak memiliki massa. Bentuk peluruhan sinar beta yang lain adalah peluruhan proton. Proton akan meluruh menjadi neutron, positron, dan neutrino. Neutrino memiliki sifat yang sama dengan antineutrino. Peluruhan sinar beta bertujuan agar perbandingan antara proton dan neutron di dalam inti atom menjadi seimbang sehingga inti atomm tetap stabil. Jika inti radioaktif memancarkan sinar beta ( ) maka nomor massa inti tetap (jumlah nukleon tetap), tetapi nomor atom berubah. Terjadi dua proses peluruhan, yaitu:

c) Peluruhan Sinar Gamma Suatu inti atom yang berada dalam keadaan tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar (ground state) yang lebih stabil dengan memancarkan sinar gamma. Peristiwa ini dinamakan peluruhan sinar gamma. Atom yang tereksitasi biasanya terjadi pada atom yang memancarkan sinar alfa maupun sinar beta, karena pemancaran sinar gamma biasanya
15

menyertai pemancaran sinar alfa dan sinar beta. Peluruhan gamma hanya mengurangi energi saja, tetapi tidak mengubah susunan inti. Seperti dalam atom, inti atom dapat berada pada keadaan eksitasi, yaitu keadaan inti yang tingkat energinya lebih tinggi dari keadaan dasarnya. Inti yang berada pada keadaan eksitasi diberi tanda star (*). Keadaan eksitasi inti ini dihasilkan dari tumbukan dengan partikel lain. Persamaan peluruhan sinar gamma:

Contoh:

2.2.3 Deret Radioaktivitas Deret radioaktif merupakan deret nuklida radioaktif. Pada deret ini setiap anggotanya terbentuk dari hasil peluruhan nuklida sebelumnya. Deret akan berakhir dengan nuklida stabil. Ada empat deret radioaktif alamiah, yaitu deret torium, neptunium, uranium, dan aktinium.

Deret Torium Neptunium Uranium Aktinium

Rumus Deret 4n 4n + 1 4n + 2 4n + 3

Inti Induk
232 92 237 99

Inti akhir
208 82 209 83
206 82 207 82

Th Np
U U

Pb

Bi
Pb Pb

238 92 235 92

2.2.4 Aktivitas radioaktif Aktivitas radioaktif didefinisikan sebagai jumlah atom suatu bahan radioaktif yang meluruh per satuan waktu. Dapat dirumuskan:

Dengan N adalah jumlah inti radioaktif dan t adalah waktu peluruhan. Berdasarkan eksperimen, menunjukkan bahwa jumlah inti atom radioisotop yang meluruh sebanding
16

dengan selang waktu dt selama peluruhan, dengan tetapan kesebandingan , yang dinamakan tetapan radioaktif sebagai ukuran laju peluruhan, yang ternyata hanya tergantung pada jenis radioisotop, dan tidak tergantung keadaan sekitarnya, serta tidak dapat dipengaruhi oleh apapun.

Sehingga, peluruhan radioaktif dapat dituliskan dalam persamaan:

Yang menunjukkan penurunan eksponensial terhadap waktu.

Satuan Radioaktivitas Satuan radiasi ini merupakan satuan pengukuran yang digunakan untuk menyatakan aktivitas suatu radionuklida dan dosis radiasi ionisasi. Satuan SI untuk radioaktivitas adalah becquerel (Bq), merupakan aktivitas sebuah radionuklida yang meluruh dengan laju rata-rata satu transisi nuklir spontan per sekon. Jadi, 1 Bq = 1 peluruhan/sekon Satuan yang lama adalah curie (Ci), di mana 1 curie setara dengan 3,70 1010 Bq, atau 1 Ci = 3,7 1010 Bq.

17

2.2.5 Waktu Paruh Waktu paruh adalah waktu yag diperlukan oleh zat radioaktif untuk berkurang menjadi separuh (setengah) dari jumlah semula. Dengan mengetahui waktu paruh suatu unsur radioaktif, dapat ditentukan jumlah unsur yang masih tersisa setelah selang waktu tertentu. Setiap unsur radioaktif mempunyai waktu paruh tertentu, misalnya karbon -14 (C-14) memiliki waktu paruh 5.730 tahun. Dari persamaan maka:

Daripersamaan di atas, maka dapat ditentukan jumlah inti radioaktif setelah peluruhan maupun aktivitas radioaktif setelah peluruhan melalui persamaan:

Grafik peluruhan radioaktif

18

2.3 Reaksi Inti Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia, karena pada dasarnya reaksi inti ini terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Secara skematik reaksi inti dapat digambarkan:

Pada reaksi inti ini terjadi perubahan unsur karena ditumbuk zarah nuklir atau zarah radioaktif yang dapat dinyatakan oleh persamaan reaksi:

dengan A adalah unsur semula, B adalah unsur yang terjadi, a dan b adalah zarah yang ditumbukkan dan yang terpental, dan Q adalah energi panas yang mungkin timbul dalam reaksi inti tersebut. Apabila b = a, dan B = A, maka pada reaksi tersebut adalah hamburan. Misalnya:

dengan p adalah proton. Dalam hal ini, hamburannya tidak elastis dengan energi kinetik proton yang terdisipasi untuk mengeksitasi inti Mg yang pada deeksitasinya mengeluarkan sinar gamma. Pada reaksi inti berlaku hukum: a. kekekalan momentum linier dan momentum sudut, b. kekekalan energi, c. kekekalan jumlah muatan (nomor atom), d. kekekalan jumlah nukleon (nomor massa). Dengan demikian, momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti-inti sebelum reaksi harus sama dengan momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti-inti setelah reaksi.

19

Energi Reaksi Inti Suatu reaksi inti bisa menghasilkan atau memerlukan energi. Besarnya energi Q bisa dihitung berdasarkan reaksi pada persamaan A + a --> B + b + Q. Dalam perhitungan energi reaksi inti, semua massa inti dinyatakan dalam satuan sma (satuan massa atom). Menurut Einstein, energi total yang dimiliki suatu massa m adalah:

dengan c adalah kelajuan cahaya (3 108 m/s). Dari persamaan energi untuk 1 sma, energi yang dimiliki adalah 931,5 MeV. Dengan demikian, persamaan energi (berdasarkan hukum kekekalan energi) dapat dituliskan: (mA + ma) 931,5 MeV = (mB + mb) 931,5 MeV + Q atau Q = {(mA + ma) (mB + mb)} 931,5 MeV Dari persamaan di atas, jika diperoleh nilai Q > 0, maka reaksinya disebut reaksi eksoterm, yaitu reaksi di mana terjadi pelepasan energi. Sebaliknya, jika Q < 0, maka reaksinya disebut reaksi endoterm, yaitu reaksi yang memerlukan energi. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pada prinsipnya, energi reaksi adalah sama dengan perubahan massa inti sebelum reaksi dan sesudah reaksi. Hal inilah yang dinyatakan Einstein sebagai kesetaraan massaenergi.

1. Reaksi Fusi Reaksi fisi (pembelahan inti) adalah reaksi nuklir yang melibatkan pembelahan sebuah inti berat (seperti uranium) menjadi dua bagian (hasil fisi), yang kemudian memancarkan dua atau tiga neutron, sambil melepaskan sejumlah energi yang setara dengan selisih antara massa diam neutron dan hasil fisi dengan jumlah massa diam inti awal. Fisi dapat terjadi spontan atau sebagai akibat irradiasi neutron. Misalnya, fisi inti uranium-235 oleh sebuah neutron lambat akan

berlangsung sebagai berikut:

20

Energi yang dilepaskan kira-kira 3 10-11 J per satu inti 235U. Untuk 1 kg 235U, energi yang dihasilkan setara dengan 20.000 megawatt.jam, sama dengan jumlah energi yang dihasilkan oleh pembakaran 3 106 ton batubara. Fisi nuklir n merupakan proses yang digunakan di dalam reaktor nuklir dan bom atom. Pada suatu reaktor nuklir, reaksi fisi dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik, karena reaksinya bisa dikendalikan. Sebaliknya, reaksi fisi yang tidak terkendali akan menghasilkan ledakan energi, seperti pada bom atom.

2. Reaksi Fusi Reaksi fusi (penggabungan inti) adalah reaksi nuklir yang melibatkan penggabungan inti-inti atom dengan nomor atom kecil untuk membentuk inti yang lebih berat dengan melepaskan sejumlah besar energi. Dalam reaksi fisi, sebuah neutron dipergunakan untuk membelah sebuah inti yang besar, tetapi dalam reaksi fusi nuklir, dua inti yang bereaksi harus saling bertumbukan. Karena kedua inti bermuatan positif, maka timbul gaya tolak yang kuat antarinti, yang hanya dapat dilawan bila inti yang bereaksi memiliki energi kinetik yang sangat besar. Pada temperatur tinggi, reaksi fusi berlangsung sendiri, reaktan pada temperatur ini berada dalam bentuk plasma (dengan kata lain inti dan atom bebas) dan inti memiliki energi yang cukup untuk melawan gaya tolak elektrostatik. Bom fusi dan bintang-bintang menghasilkan energi dengan cara seperti ini. Diharapkan metode ini akan digunakan dalam reaktor termonuklir, sebagai sumber energi untuk kepentingan manusia. Berikut ini adalah contoh reaksi fusi yang terjadi pada bintang, matahari, serta pada atom hidrogen.

21

2.4 Reaktor Nuklir Reaktor nuklir merupakan sebuah peralatan sebagai tempat berlangsungnya reaksi berantai fisi nuklir terkendali untuk menghasilkan energi nuklir, radioisotop, atau nuklida baru. 1) Bahan bakar 2) Teras reaktor 3) Moderator 4) Batang kendali 5) Pompa pemindah 6) Generator uap 7) Shielding (perisai) Berikut ini beberapa komponen dasar reaktor. 1) Bahan bakar reaktor nuklir merupakan bahan yang akan menyebabkan suatu reaksi fisi berantai berlangsung sendiri, sebagai sumber energi nuklir. Isotop fisi adalah uranium235, uranium-233, plutonium-239. Uranium-235 terdapat di alam (dengan perbandingan 1 : 40 pada uranium alam), dan yang lainnya harus dihasilkan secara buatan. 2) Teras reaktor, di dalamnya terdapat elemen bahan bakar yang membungkus bahan bakar. 3) Moderator adalah komponen reaktor yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron cepat (+ 2 MeV) menjadi komponen reaktor normal (+ 0,02 - 0,04 eV) agar dapat bereaksi dengan bahan bakar nuklir. Selain itu, moderator juga berfungsi sebagai pendingin primer. Persyaratan yang diperlukan untuk bahan moderator yang baik adalah dapat menghilangkan sebagian besar energi neutron cepat tersebut dalam setiap tumbukan dan memiliki kemampuan yang kecil untuk menyerap neutron, serta memiliki kemampuan yang besar untuk menghamburkan neutron. Bahan-bahan yang digunakan sebagai moderator, antara lain: a. air ringan (H2O), c) grafit, dan

b. air berat (D2O), d) berilium. 4) Setiap reaksi fisi menghasilkan neutron baru yang lebih banyak (2 - 3 neutron baru), maka perlu diatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar. Komponen reaktor yang berfungsi sebagai pengatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar adalah batang kendali. Dalam reaktor dikenal faktor pengali (k), yaitu perbandingan jumlah neutron yang dihasilkan setiap siklus dengan jumlah neutron pada awal siklus untuk:
22

k = 1, operasi reaktor dalam keadaan kritis, k > 1, operasi reaktor dalam keadaan super kritis, k < 1, operasi reaktor dalam keadaan subkritis. Bahan yang dipergunakan untuk batang kendali reaktor haruslah memiliki kemampuan tinggi menyerap neutron. Bahan-bahan tersebut antara lain kadmium (Cd), boron (B), atau haefnium (Hf ). 5) Perisai (shielding), berfungsi sebagai penahan radiasi hasil fisi bahan agar tidak menyebar pada lingkungan. 6) Pemindah panas, berfungsi untuk memindahkan panas dari pendingin primer ke pendingin sekunder dengan pompa pemindah panas. 7) Pendingin sekunder, dapat juga berfungsi sebagai generator uap (pembangkit uap) yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik.

23

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai bilangan massa Massa sebuah inti stabil selalu lebih kecil daripada massa gaungan nukleon-nukleon pembentuknya.Selisih massa antara gabungan massa nucleon-nukleon pembentuk inti dengan massa inti stabilnya disebut defek massa (mass defect). Energi yang diperlukan untuk memutuskan inti menjadi proton-proton dan neutronn-neutron pembentuknya disebut Enegi ikat inti (bindyng energy). Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti. Radioaktivitas ditemukan oleh ahli fisika Perancis Henri Becquerel. Peluruhan dari inti tidak stabil merupakan proses acak dan tidak mungkin untuk memperkirakan kapan sebuah atom tertentu akan meluruh, melainkan ia dapat meluruh sewaktu waktu. Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik.

3.2 Saran Sesuai penjelasan diatas, sesungguhnya mempelajari fisika inti dapat membawa manfaat bagi kehidupan sehari-hari, pemahaman kita menjadi lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya lebih baik dan juga jadi mempunyai kemampuan untuk mengolah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna bagi manusia. Oleh karena itu saran tim penulis sebaiknya ilmu pengetahuan yang sudah ada dapat lebih dikembangkan lagi dengan tanggung jawab didalamnya.

24

You might also like