You are on page 1of 5

3.Jelaskan tentang diferensial diagnosis untuk kasus di atas (rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis, laryngitis) A.

Rhinitis Rhinitis adalah suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensisitif dan disebabkan oleh virus dan dan alergi.Virus disebarkan melalui droplet (titik-titik) yang berasal dari bersin. Penyakit ini timbul periodik sesuai dengan musim pada waktu terdapat konsentrasi allergen terbanyak di udara. Dapat mengenai semua golongan umur dan biasanya mulai timbul pada anakanak dan dewasa muda. Gejala: Gejala rhinitis yang khas ialah terdapatnya serangan bersin yang berulang, bila terjadi berlangsung selama lima kali setiap serangan, demam ringan, sakit tenggorokan dan tidak enak badan. Gejala lain ialah keluanya ingus (rhinorhea) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Gejala spesifik lain pada anak ialah terdapatnya bayangan gelap di daerah bawah mata. Manajemen Terapeutik Berfokus pada upaya agar pasien merasa nyaman.Gejala sakit yang dirasakan diredakan dengan istirahat dan pemberian banyak cairan untuk membantu mobilsasi secret. Terapi yang paling ideal adalah menghindari kontak dengan allergen penyebabnya dan eliminasi. Antipiretik dan obat analgesik, seperti asetaminophen (Thylenol) atau ibuprofen bisa digunakan. Antibiotik hanya digunakan untuk mengobati infeksi sekunder. Beberapa ahli yakin bahwa pencegahan utama penyebaran virus pernapasan adalah dengan mencuci tangan, karena virus dapat berpindah ke sistem pernapasan melalui tangan. B.Sinusitis Sinusitis adalah peradangan pada satu atau lebih dari mukosa sinus pranasal di sekitar hidung. Sinus merupakan suatu rongga berisi udara dengan dinding yang terdiri dari membran mukosa. Sesuai anatomi sinus yang terkenal, dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis etmoid,

sinusitis frontal, dan sinusitis sphenoid. Sinusitis pada anak sering dijumpai pada anak umur 6-11 tahun. Gejala: Gejala dari pasien bervariasi, akan tetapi semuanya berkaitan dengan nyeri dan tekanan pada sinus yang disertai dengan sakit kepala. Pada sinusitis akut, pasien akan mengalami nyeri yang amat sangat dan sifatnya menetap. Pada sinusitis kronik, sering tidak nyeri dan sifatnya bisa menetap atau bisa juga hilang (intermiten). Gejala lain menunjukan adanya demam, suara serak sangau, penciuman terganggu, sakit tenggorokan, pada hidung terdapat ingus kental yang kadangkadang berbau dan diradakan mengalir ke nasofaring. Dirasakan hidung tersumbat, pada sinusitis maksila nyeri di bawah kelopak mata dan kadang-kadang menyebar ke alveolus, sehingga terasa nyeri di gigi. Nyeri dapat beralih dan dirasakan di dahi dan di depan telinga. Pada pemerikasaan sinusitis akut akan terjadi pembengkakan di daerah muka. Manajemen Trapeutik Perawatan sinusitis bakteri akut difokuskan pada upaya membuat pasien agar merasa nyaman dan pemberantasan bakteri, pemberian obat tetes hidung vasokontriksi yang menyebabkan penciutan mukosa dan memperlancar drenase sinus dapat diberikan antibiotika selam 10-14 hari yang diberikan ialah golongan penisilin. Boleh diberikan analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. Rasa nyaman bisa diperoleh dengan pemberian ibuprofen, antihistamin seperti Loratadin bisa digunakan untuk mengurangi sekret yang keluar (drainage). Jika pasien berasal dari keluarga yang memiliki riwayat sinusitis bakteri kronis, maka dokter atau perawat praktek perlu mengarahkan pasien untuk berkonsultasi dengan spesialis THT. Perawatan bisa dilakukan meliputi prosedur bedah unutk menghilangkan infeksi dan mengembalikan struktur sinus sehingga bisa berfungsi secara optimal. Selain itu perlu juga menjaga kesehatan dengan pola gizi baik hindarkan terjadinya batuk pilek misalnya karena minum es. C. Faringitis Faringitis adalah proses peradangan pada tenggorokan. Penyakit ini juga sering dilihat sebagai inflamasi virus. Namun juga bisa disebabkan oleh bakteria. Faringitis juga bisa ditularkan melalui transmisi droplet dengan masa inkubasi bisa memerlukan waktu beberapa jam hingga

beberapa hari. Pada pemeriksaan faring akan ditemukan membran mukosa meradang dan odema dengan post natal drips serta tonsil atau amendel membesar. Gejala: Gejala dan tanda faringitis adalah sakit tenggorokan, nyeri dan dysphagia berat, demam, batuk kering, plak putih pada amandel, tenggorokan edema, dan berwarna merah, kelenjar limfe membengkak. Pada anak-anak gejala yang nampak, meliputi demam, susah makan, susah tidur, dan mual. Manajemen Terapeutik: Difokuskan pada upaya membuat pasien merasa lebih nyaman dan memberantas bakteri yang ada. Perawat harus mengintruksikan kepada pasien agar istirahat dan banyak minum. Analgesik, antipiretik seperti acetaminophen dan obat tablet isap untuk tenggorokan juga bisa diberikan. Selain itu, obat kumur hangat atau es krim loli yang lembut bisa menenangkan dan meningkatkan intake cairan dalam tubuh. D.Tonsilitis Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil dan amandel sehingga berwarna kemerahan, dalam kripta banyak terdapat banyak leukosit, sel epitel yang sudah mati. Organisme penyebabnya yang utama meliputi Streptococcus atau Staphylococcus. Infeksi terjadi pada hidung atau faring menyebar ke melalui system limfa ke tonsil. Hiperthropi yang disebabkan oleh infeksi, bisa menyebabkan tonsil membengkak sehingga bisa menghambat keluar masuknya udara. Gejala: Gejala dan tanda yang sering ditemukan adalah pembengkakan tonsil, faring yang mengalami edema, dan berwarna merah, sakit tenggorokan, sakit ketika menelan, demam yang tinggi, eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil, rasa nyeri di sendi-sendi, tidak nafsu makan, rasa nyeri di telinga, kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan. Manajemen Terapeutik:

Untuk tonsillitis akut dapat dilakukan dengan istirahat di tempat tidur sampai demam hilang, diet makanan lunak, antibiotik harus adekuat, obat kumur untuk membersihkan eksudat mengurangi rasa nyeri hanya dengan obat dan untuk mengurangi bau mulut. Untuk tonsillitis kronik dapat dilakukan dengan mengurangi rasa nyeri dengan memberikan obat, dan untuk mengurangi bau mulut harus sering kumur-kumur dengan obat kumur dan sering minum, demam tinggi dapat diatasi dengan pemberian antibiotik yang dimakan dengan benar, untuk mencegah kekurangan nutrisi diberikan makanan cair ialah makanan yang dibuat dari susu, tepung, dan gula, dan diberikan 5-6 kali sehari sesuai kebutuhan, berikan minum agar tidak dehidrasi. E. Laringitis Laringitis adalah proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk laring. Peradangan ini mungkin akut atau kronis sedang penyebabnya bisa berupa virus, bakteri, lingkungan maupun karena alergi. Bakterinya adalah Streptococcus hemolyticus, Streptococcus viridians, pneumokokus, Staphylococcus hemolyticus dan Haemophilus influenza. Proses radang laring dipermudah oleh trauma, bahan kimia, radiasi, alergi, dan pemakaian suara berlebihan. Penyebab lainnya ialah kebiasaan merokok dan pemakaian alkohol yang berlebihan. Gejala: Suara serak atau kehilangan suara (aphonia), batuk pilek, demam, tidak enak badan, nyeri ketika menelan, dan pada waktu berbicara, sesak napas, batuk kering dan lama kelamaan disertai dengan dahak kental. Pada pemeriksaan tampak mukosa membengkak, terutama di atas dan di bawah pita suara. pada penderita pita suara akan berwarna merah dan membengkak, selain itu sekret juga sering muncul. Manajemen Terapeutik: Difokuskan pada upaya meredakan gejala dan memberantas bakteri yang ada. Berikan antibiotik bila ada infeksi bakteri, analgesik, semprotan tenggorokan, inhaler uap penyejuk, istirahat yang cukup adalah tindakan yang efektif untuk memberi kenyamanan pada pasien, dapat juga dilakukan istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari. Jadi berdasarkan gejala yang ditunjukkan pada kasus di atas anak tersebut mengalami rhinitis.

You might also like