You are on page 1of 11

Cara Menggunakan Multimeter

July 30, 2010 Eko Purnomo Leave a comment Go to comments

Skala Multimeter Cara menggunakan Multimeter 1. Mengukur tegangan DC o Atur Selektor pada posisi DCV. o Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V. o Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak. o Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik. o Baca hasil ukur pada multimeter. 2. Mengukur tegangan AC o Atur Selektor pada posisi ACV. o Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V. o Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak. o Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik. o Baca hasil ukur pada multimeter. 3. Mengukur kuat arus DC o Atur Selektor pada posisi DCA. o Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA. o Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring)

4.

5.

6.

7.

pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu. o Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung. o Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya. o Baca hasil ukur pada multimeter. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter. o Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur. o Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur o Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik. o Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR) o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter. o Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur. o Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur. o Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik. o Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR. Mengecek hubung-singkat / koneksi o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter. o Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu). o Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya. o Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus. Mengecek diode o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter. o Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000). o Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda. o Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala. o Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.

Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda. 8. Mengecek transistor NPN o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter. o Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000). o Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor . o Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C. o Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C. o Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor. o Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E. o Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E. o Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E. o Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan. 9. Mengecek transistor PNP o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter. o Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000). o Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor. o Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C. o Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C. o Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor. o Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E. o Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
o

Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor. o Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E. o Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan. 10. Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko) o Atur Selektor pada posisi Ohmmeter. o Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF. o Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko. o Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula. o Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor. o Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.
o

Cara Kerja Multimetr


Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter. Umumnya sebuah multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut : Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat. Pelemah masukan atau saklar rangkuman (RANGE), guna membatasi tegangan masukkan pada nilai yang diinginkan. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan ac ke dc yang sebanding. Batere internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran tahanan. Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrument tersebut. Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Contoh Multimeter Analog

Contoh Multimeter Digital

MULTIMETER ANALOG Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Papan skala 2. Jarum penunjuk skala 3. Pengatur jarum skala 4. Knop pengatur nol ohm 5. Batas ukur ohm meter 6. Batas ukur DC volt (dcv) 7. Batas ukur AC volt (acv) 8. Batas ukur ampere meter DC 9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)

10. Test pin positif (+) 11. Test pin negatif (-) Adapun cara menggunakan multitester ini ialah sebagai berikut : a. Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor, Tahanan, Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF dan trafo, mengukur Kabel, dsb. b. Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur : Arus dalam suatu rangkaian (arus dc) Mengukur (menguji) accu atau batere c. Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik. d. Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa banyak ampere pada accu maupun batere atau catu daya (adaptor). MENGUJI RESISTOR Resistor atau tahanan bisa putus. Jika putus maka suatu rangkaian tak akan bisa bekerja atau setidak-tidaknya mengalami keadaan cacat.

Nilai resistor berdasarkan kode warna.

Langkah-langkah pengujian resistor dengan multitester adalah sebagai berikut : a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter. b. Tempelkan probe masing-masing pada kawat resistor.

Pengukuran jangan sampai tangan menyentuh kawat (salah satu kawat boleh tersentuh asal tidak keduanya). c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika diam berarti resistor putus MENGUJI TRANSISTOR PNP a.Pastikan kaki kolektor, basis dan emitornya (anda harus mengetahui secara pasti) b.Saklar pemilih pada multitester harus menunjuk pada ohm meter c.Probe positif (berwarna merah) ditempelkan pada B (basis). Probe negatif (hitam) ditempelkan pada E (Emitor), jika jarum bergerak maka pindahkan probe negatif pada kolektor. Jika pengukuran pertama dan kedua, jarum bergerak berarti transistor baik. Jika salah satu pengukuran, jarum tidak bergerak berarti transistor rusak

MENGUJI TRANSISTOR NPN a. Pastikan kaki-kaki transistor, yang terdiri dari kolektor, emitor dan basis. b. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter. c. Tempelkan probe negatif (hitam) pada basis. Probe positif pada kolektor. Jika bergerak berarti antara kolektor dan basis baik. d. Pindahkan probe negaif pada kaki emitor. Jika bergerak maka emitor dan basis baik. Jika salah satu pengukuran (atau keduanya) jarum tidak bergerak berarti transistor putus. MENGUJI KONDENSATOR ELCO a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter. b. Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elco dan lurus pada salah satu kaki. c. Probe hitam ditempel pada kaki positif (+) dan probe merah ditempel pada kaki negatif (-). Perhatikan gerakan jarum. d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri berarti kondensator ELCO baik. e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh berarti kondensator ELCO agak rusak. f. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti) kondensator ELCO bocor. g. Jika jarum tak bergerak sama sekali berarti kondensator ELCO putus. MENGUJI TEGANGAN PLN Multitester juga dapat dipakai untuk menguji atau mengukur tegangan listrik dari jaringan PLN, langkah-langkahnya : A. Putarlah saklar pemilih pada posisi ACV (perkirakan berapa volt yang diukur). Misalnya anda memperkirakan 220 v maka saklar pemilih harus lebih tinggi yaitu 250 v.

B. Masing-masing probe di tempelkan pada lubang stop kontak. Selanjutnya amati gerakan jarum pada papan skala. Anda akan tahu seberapa besar tegangan listrik yang anda ukur. MENGUJI DIODA A. Putar saklar pemilih ke posisi ohm. B. Probe merah (+) ditempelkan pada kutub katoda dan probe hitam (-) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum pada papan skala bergerak berarti dioda baik, jika diam berarti putus. Selanjutnya dibalik : Probe hitam (-) ditempelkan pada kutub katoda dan probe merah (+) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum diam, berarti dioda dalam kondisi baik, jika bergerak berarti dioda rusak. MENGUKUR DC VOLT

Perkirakan seberapa besar DC Volt yang anda ukur. Misalnya jika 10 volt, maka saklar penunjuk harus menunjuk angka lebih besar (50 DC) Probe merah ditempelkan pada kutub positif dan probe hitam ditempelkan pada kutub negatif. MENGUKUR AMPERE METER DC Besarnya arus listrik (DC) yang mengalir dalam suatu rangkaian bisa diketahui dengan menggunakan multitester. Terlebih dahulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih diposisikan pada angka yang lebih besar.

Cara menggunakan multitester


Satu hal yang wajib dimiliki oleh seorang teknisi elektro adalah multitester,Alat ini tidak bisa lepas juga dari teknisi handphone.Selain menggunakan power suply seorang teknisi juga wajib mengetahui cara menggunakan mutitester. Multitester dapat digunakan sebagai berikut: 1.Mengukur tegangan (volt meter) Pasang kabel avo pada posisinya masing-masing Lihat skala pada multitester pada bagian V (volt) ada dua yaitu: DC Volt (tegangan searah) : tegangan batrei, tegangan output IC power dan

sebagainya. AC Volt ~ (tegangan bolak-balik) tegangan listrik arus kuat (PLN). Pada umumnya yang digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran dalam ponsel menggunakan DC Volt. Tentukan objek pengukuran, misalnya akan mengukur batrei nokia yang berkapasitas 3.7V. Jika menggunakan skala 20V, maka hasilnya akan akurat terbaca 3.76 Volt. Jika menggunakan skala 2V maka hasilnya 1 hasilnya melebihi kapasitas. Jika menggunakan skala 200V maka hasilnya tidak akurat, tarbaca 3.6V atau 3.7V Jika menggunakan skala 750V maka hasilnya akan tebaca 3V atau 4V (dibulatkan tanpa koma) Setelah objek pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih dengan tepat. Maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke positif batre dan kabel hitam ke negative batre, maka hasil pengukuran akan terbaca oleh avo meter. Jika terbalik hasilnya akan tetap mulcul, namun hasilnya akan negative. Beda dengan avo analog, jika pengukuran terbalik maka jarum avo akan bergerak sampai mentok ke kiri. 2 Mengukur tahanan (ohm meter) Tentukan objek yang akan diukur (resistor, capasitor, dll) Perhatikan skala pengukuran pada ohm meter: 200 artinya untuk mengukur hambatan yang nilainya maksimal 200ohm. 2k artinya untuk mengukur hambatan yang nilainya maksimal 2000 ohm (2k ohm) 20k artinya untuk mengukur hambatan yang nilainya maksimal 20.000 ohm (20K ohm) 200k artinya untuk mengukur hambatan yang nilainya maksimal 200.000 ohm (200k ohm) 2m artinya untuk mengukur hambatan yang nilainya maksimal 2.000.000 ohm (2000k ohm / 2 mega ohm) Jika kita tidak mengetahiu besaran nilai yang diukur maka gunakan skala 20k, kemudian lakukan pengukuran. Jika hasilnya overload, maka naikkan skala. Jika hasilnya didital di belakang koma kurang akurat maka turunkan skala. 3. Mengukur kapasitor/condenser Pilih skala bagian F dan pilih skala yang sesuai. Lakukan pengukuran pada kapasitor, maka hasilnya akan muncul dengan satuan ukur Farad atau Micro Farad. Tempelkan kaber avo pada salah satu kapasitor, kabel positif dan negative tidak boleh terbalaik. Jika pesisi benar maka akan muncul hasil tegangan. Jika terbalik nilai tegangan tidak akan keluar, jika nilai tegangan keluar maka kapasitor tersebut menendakan rusak dan harus diganti. 4. Mengukir hambatan jalur Pilih skala Buzzer, jika kabel avo positif dan negative ditempelkan maka buzzer avo akan berbunyi. Polih objek pengukuran, misalnya akan mengukur jalur swit on/off nokia 2112. Tempelkan kabel positif ke salah satu kaki on/off, kabel negative tempelkan ke kaki IC UEM jalur P7. Maka buzzer avo akan berbunyi, hal itu menandakan jalur dari swit on/off ke IC UEM dalam keadaan bagus. Tetapi jika buzzer avo tidak bunyi, coba pindahkan kaber positif avo ke kaki swit on/off yang satunya. Jika buzzer tetap tidak mau bunyi maka jalur putus, harus dilakukan system jumper.

Cara memahami dan cara menggunakan multitester


Pertama anda harus mengetahui apa bedanya TEGANGAN listrik dan ARUS listrik. Listrik PLN, Accu, batere merupakan sumber TEGANGAN yang kalau dipasang beban, seperti lampu, motor listrik, maka padanya akan mengalir ARUS. Dengan mengalirnya arus, maka akan ada pemakaian DAYA pada sumber listrik tersebut. Tegangan listrik ada 2 macam. Tegangan AC, Alternating Current, yaitu yang berasal dari generator atau PLN yang umumnya bertegangan 220 volt dengan bentuk sinus, yaitu teratur dari nol. menuju positif, positif, menuju nol, nol, menuju negatif, negatif, menuju nol, nol dan seterusnya dengan jumlah 50 kali dalam satu detik dan disebut mempunyai frekwensi 50 Hz. Tegangan DC, Direct Current, yaitu yang berasal dari batere, accu, solar sel dan sumber lainnya. Tegangan ini akan tetap positif. Nah kalau sudah memahami, maka untuk mengukur suatu rangkaian, bisa digunakan multitester. Umumnya, multitester atau multimeter dapat mengukur tegangan DC, tegangan AC, arus DC dan OHM meter. Ada beberapa yang bisa mengukur transistor, kapasitor dan sebagainya. Ada yang menggunakan jarum, disebut analog dan ada yang menggunakan tampilan angka, disebut digital. Untuk mengukur suatu tegangan, maka harus diketahui dahulu, tegangannya DC atau AC. Setelah diketahui, maka tinggal diputar dan di posisikan di DC atau AC. Setelah itu harus diperkirakan dahulu tegangannya berapa, karena kalau salah menentukan multitesternya bisa rusak. Kalau tidak tahu, posisikan di maksimum. Sentuhkan Probe ke rangkaian. Kemudian lihat kalau tidak menunjuk atau menunjuk sangat sedikit, pindahkan ke posisi sehingga jarum paling menyimpang ke kanan, tapi bukan mentok atau angka paling detail. Lihat posisinya di skala berapa, misalnya di 30, dan jarum menunjuk di tiga perempatnya, lihat deretan skala angka 3,30,300 dan jarum menunjuk di mana ? Misalnya di 2.4, maka itu berarti tegangannya adalah 24 volt. Nah itu untuk tegangan. Bagaimana untuk arus ? Nah di sini HARUS diingat, bahwa untuk mengukur arus, maka probe meter HARUS dipasang seri dengan beban. Jadi kalau tadinya beban dipasang langsung ke sumber tegangan, maka salah satu diputus dan hasil putusannya itu yang dipasang meter untuk mengukur arusnya. Cara memilih skala dan membacanya sama. Bagaimana untuk OHM ? Di sini JUGA HARUS diingat, bahwa untuk mengukur resistansi atau Ohm suatu komponen atau rangkaian, maka komponen atau rangkaian itu HARUS TERLEPAS dari sumber tegangan. Kalau tidak, maka OHM meter anda, pasti rusak. Untuk mengukur, posisikan misalnya di X1, hubung singkatkan probe dan buat agar meter menunjukkan 0 Ohm dengan memutar tombol VR untuk itu.

Setelah itu, sentuhkan pada komponen atau rangkaian yang akan diukur. Kalau jarum tidak bergerak, pindahkan ke X10, ulangi prosedur meng nol kan dan baru ukur. Sama, kalau jarum tidak bergerak, pindahkan ke X100, X1K, X10K dengan prosedur yang sama.

You might also like