You are on page 1of 5

ACUAN PENILAIAN

Sebuah rangkuman dari buku Asesmen Pembelajaran di Sekolah Karangan Dr. Mansyur, M.Si. dkk.

Diajukan untuk memenuhi tugas mata Evaluasi Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Dosen Pengampu: Drs. Harun Rasyid, M. Pd.

Disusun oleh: KELOMPOK 7 1. Mahliga Pratiwindyanti ( NIM. 09108241027 ) ( NIM. 09108241033 ) ( NIM. 09108244111 ) ( NIM. 09108244123 )

2. Hesti Ratnasari 3. Diah Anita 4. Andrea Natalia

KELAS: S. VIB

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012 ACUAN PENILAIAN ................................................. A. Acuan Norma Tes acuan norma berasumsi bahwa kemampuan seseorang itu berbeda satu sama lain dan dapat digambarkan menurut distribusi normal. Perbedaan kemampuan ini harus ditunjukkan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti kuliah selama satu semester peserta didik dites. Hasil tes menurut acuan norma dibandingkan dengan hasil tes kelompoknya sehingga dapat diketahui posisi seseorang tersebut dalam kelompok. Acuan norma digunakan terutama pada tes untuk seleksi karena tes seleksi bertujuan untuk membedakan kemampuan seseorang. Acuan ini juga digunakan untuk mengetahui hasil belajar seseorang untuk mata kuliah yang batasnya sangat luas, misalnya pada mata kuliah ilmu-ilmu sosial. Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif serta meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan performa kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes. Perbedaan lain yang mendasar antara tes acuan norma dan tes acuan kriteria terletak pada standar performan yang digunakan. Pada pendekatan acuan norma, sandar kriteria yang digunakan bersifat relatif, artinya tingkat kinerja seorang siswa sangat bergantung pada kondisi kinerja kelompoknya. Dengan kata lain, standar pengukuran yang digunakan ialah norma kelompok. Standar relatif pada pendekatan acuan norma memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain: 1. Kelebihan Kelebihan dari standar relatif adalah penempatan skor (kinerja) siswa dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti. 2. Kelemahan a. Dianggap tidak adil, karena bagi mereka yang berada di kelas yang memiliki skor yang lebih tinggi harus berusaha keras mendapatkan skor yang lebih tinggi untuk mendapatkan nilai A atau B.

b. Standar relatif membuat terjadinya persaingan yang kurang sehat diantara siswa, karena pada saat seseorang atau sekelompok siswa mendapatkan nilai A akan mengurangi kesempatan pada yang lain untuk mendapatkannya. Contoh 5.1: Dalam kelas matematika, peserta tes terdiri atas 9 orang dengan skor mentah: 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Jika menggunakan pendekatan peniaian acuan norma (PAN), maka peserta tes yang mendapatkan skor tertinggi yaitu 50 akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. Mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9,9, 8, 8, 8,7, 7, dan 6. Nilai-nilai tersebut diperoleh dengan cara transformasi sebagai berikut: Skor 50 dikonversi menjadi nilai 10 sebagai nilai tertinggi yang dicapai peserta tes yang diperoleh dengan cara: X 10 = 10 Skor yang lainnya dapat dikonversi dengan cara yang sama, yaitu: X 10 = 9.5 X 10 = 8.0 X 10 = 7.0 X 10 = 6.0 Penentuan nilai dengan skor di atas dapat juga dihitung terlebih dahulu dengan persentase jawaban benar, kemudian yang memperoleh persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi. Contoh 5.2: Dalam mengikuti ujian matematika, sekelompok siswa terdiri atas 40 orang. Skor mentah yang mereka peroleh sebagai berikut: 55 43 39 38 37 35 34 32 52 43 40 37 36 35 34 30 49 43 40 37 36 35 34 28 48 42 40 37 35 34 33 22 46 39 38 37 36 34 32 21 Dengan menggunakan pendekatan acuan norma, pemberian nilai kepada 40 orang siswa tersebut dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1. Langkah pertama adalah membuat tabel seperti Tabel 5.2.

2. Langkah kedua mengisi tabel pada kolom nilai dengan menghitung sebagai berikut: Jika skor mentah paling tinggi yaitu 55 diberi nilai 10, maka nilai untuk: 52 adalah (52/55) x 10 = 9.5 49 adalah (49/55) x 10 = 9.0 48 adalah (48/55) x 10 = 8.7 46 adalah (46/55) x 10 = 8.4 ... ... ... 22 adalah (22/55) x 10 = 4.0 21 adalah (21/55) x 10 = 3.8 Tabel 5.2 Konversi Skor Mentah menjadi Nilai dengan PAN Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Mentah 55 52 49 48 46 43 42 40 39 38 37 36 35 34 33 32 30 28 22 21 Banyaknya 1 1 1 1 1 3 1 3 2 2 5 4 3 4 2 2 1 1 1 1 Nilai 10 9.5 9.0 8.7 8.4 7.8 7.6 7.3 7.1 6.9 6.7 6.5 6.4 6.2 6.0 5.8 5.5 5.1 4.0 3.8

B. Acuan Kriteria ..............................................

REFERENSI: Mansyur, Dr. & dkk. 2009. Asesment Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Multi Pressindo.

You might also like