Professional Documents
Culture Documents
KURIKULUM
MADRASAH TAHUN PELAJARAN
MADRASAH.............................................
Jln................................................................. Kabupaten/ Kota.
MADRASAH. Alamat .
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, setelah mempertimbangkan masukan dari Komite Madrasah, Kurikulum Madrasah Tahun Pelajaran.ditetapkan berlaku dan disahkan terhitung mulai tanggal.. Pada akhir tahun pelajaran pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau ulang yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan Kurikulum tahun pelajaran berikutnya. Ditetapkan di : Pada tanggal : Kepala Madrasah
Mengetahui / Mengesahkan An. Kepala Kepala Bidang Mapenda Islam Kemenag Prov. Jabar
MADRASAH. Alamat .
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, setelah mempertimbangkan masukan dari Komite Madrasah, Kurikulum Madrasah Tahun Pelajaran.ditetapkan berlaku dan disahkan terhitung mulai tanggal.. Pada akhir tahun pelajaran pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau ulang yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan Kurikulum tahun pelajaran berikutnya. Ditetapkan di : Pada tanggal : Kepala Madrasah
------------------------------
--------------------------------NIP
Mengetahui / Mengesahkan An. Kepala Kepala Seksi Mapenda Islam Kementerian Agama Kabuapaten Majalengka
MADRASAH. Alamat .
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, setelah mempertimbangkan masukan dari Komite Madrasah, Kurikulum Madrasah Tahun Pelajaran.ditetapkan berlaku dan disahkan terhitung mulai tanggal.. Pada akhir tahun pelajaran pelaksanaan kurikulum ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau ulang yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar dalam melakukan penyusunan dan penetapan Kurikulum tahun pelajaran berikutnya.
------------------------------
--------------------------------NIP
Mengetahui / Mengesahkan An. Kepala Kepala Seksi Mapenda Islam Kementerian Agama Kabuapaten Majalengka
Semua itu dilakukan agar khasanah nasional berupa karakteristik masing- masing satuan pendidikan dapat dipelihara dan ditumbu kembangkan . Kurikulum disesuaikan dengan memanfaatkan seluasluasnya potensi daerah dan variasi tingkat kemampuan peserta didik memperoleh perhatian penuh. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 22,23 dan 24 Tahun 2006, Permendiknas Nomor 32 Tahun 2004, PP Nomor 38 Tahun 2005, PP 55 Tahun 2007 dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, Meteri Pendidikan Nasional telah menetapkan dua dari delapan standar yang direncanakan yaitu : standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL) yang dilengkapi dengan peraturan pelaksanaannya. Dan untuk madrasah baik Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah maupu Madrasah Aliyah, Menteri Agama telah mengeluarkan Permenag Nomor 2 Tahun 2008 tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah di madrasah. Standar isi ini mengatur tentang (a) kerangka dasar dan stuktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan KTSP. (b) beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah. (c) komponen KTSP yang akan dikembangkan oleh satua pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari standar isi dan (d) kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kebijaksanaan pemerintah untuk menyusun kurikulum dilingkungan satuan pendidikan merupakan perwujudan darinrepornasi bidang pendidikan yang diamanatkan undang-undang nomro 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, ini merupakan upaya untuk mewujudkan setidak-tidaknya tiga strategi dari tiga belas strategi pembaharuan yang diamanatkan yaitu : (a). pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, (b). pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan dan (c). pemberdayaan peran serta masyarakat. (boleh ditambahkan dengan narasi lain sesuai kebutuhan..) dst Panduan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk : (a). belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa (b). belajar untuk memahami dan menghayati (c). belajar untu mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif (d). belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan (e). belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. b. Landasan 1. Undang- undang nomor 22 tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah 2. Undang- undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP adalah : pasal 1 ayat (19), pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4), pasal 32 ayat (1), (2), (3), pasal 35 ayat (2), pasal 36 ayat (1),(2),(3), pasal 35 ayat (2), Pasal 36 ayat (1),(2),(3),(4), pasal 37 ayat (1),(2),(3); pasal 38 ayat (1),(2) 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan Ketentuan dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP adalah pasal 1 ayat (5),(13),(14),(15); pasal 5 ayat (1),(2); Pasal 6 ayat (6); pasal 7 ayat (1),(2),(3),(4),(5),(6),(7),(9); pasal 8 ayat (1),(2),(3); pasal 10 ayat (1),(2),(3), Pasal 11 ayat (1),(2),(3),(4); pasal 13 ayat (1),(2),(3), (4); pasal 14 ayat (1),(2),(3), pasal 16 ayat (1),(2),(3),(4),(5) 4. Standar Isi SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertantu
termasuk dalam SI adalah : rangka asar dan struktur kurikulum. Standar kompetensi atau (SK) dan komptensi dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan kemendiknas nomor 22 tahun 2006. 5. Standar Kompetensi Lulusan SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengathuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan kemendeiknas nomor 23 tahun 2006. 6. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 tahun 2006, tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan PAI dan Bahasa Arab. c. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Kurikulum madrasah dikembangkan berdasarksan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Berfungsi pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan pesera didik dan lingkungannya 2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan 5. Menyeluruh dan berkesinambungan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan Nasional dan kepentingan daerah d. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum madrasah disusun dengan memperhatikan halhal sebagai berikut : 1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia 2. Meningkatkan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional 5. Tuntutan dunia kerja 6. Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 7. Agama 8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan nasional dan nilai- nailai kebangksaan 10. Konsidi social budaya masyarakat setempat 11. Kesetaraan gender 12. Karakteristik satuan pendidikan Catatan: deskrisikan dengan penjelasan per poin (1-7)
Catatan landasannya UU No. 20/2003 b. Visi ( Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan propil madrasah yang diinginkan di masa datang. Pencapaian msi supaya diperjelas dengan indicator) c. Misi ( Misi adalah pernyataan yang menggambarkan kegiatan utama untuk mencapai atau mewujudkan/ merealisasikan isi tersebut. Dalam merumuskan misi harus mempertimbangkan tugas pokok madrasah dan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya) d. Tujuan Madrasah ( Tujuan madrasah adalah tujuan yang dirumuskan akan dicapai pada kurun waktu 3-4 tahun berdasarkan analisin kontek madrasah. Tujuan madrasah sudah memiliki ukuran/krateria sehingga dapat diukur. Tujuan madrasah dapat diambil dari Rencana Pengambangan madrasah) Catatan : dalam bab ini biasa ditambahkan dengan propil madrasah sebagai pelengkap
Catatan: Sesuaikan dengan permenag No. 2 Tahun 2008 2. Muatan local Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan cirri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak, sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Subtansi muatan local ditentukan oleh lajar dan satuan pendidikan tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan local meruakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan local yang diselenggarakan. satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan local setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan local. 3. Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekpresikan didi sesuai kebutuhan, nakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru atau lembaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ektrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehiduapan sosial, belajar dan pengambangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan dan kelompok ilmiah remaja. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan peningkatan kecapakan hidup dan kemandirian khusu peserta didik. Pengembangan diri bukan kegiatan pengembangan diri dilakukan secara seperti pada mata pelajaran. 4. Pengatur Beban a. Beban belajar dalam sistem aket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan baik kategori standar maupun mandiri. Beban belajar dalam sistem kredit (SKS) dapat digunakan b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata khusus menengah pada sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran. Penilaian kualitatif tidak kuantitatif
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam standar isi. (catatan berpedoman sesuai dengan Pemenag no. 2 tahun 2008 c. Alokasi waktu untuk penugasan struktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket MA 0% -60 % dan kegiatan waktu tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetnsi. d. Alokasi waktu untuk praktik dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka, Empat jam praktik diluar sekolah setara dengan satu jam tatap muka e. Alokasi waktu untuk tatap muka penugasan terstuktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mA yang menggunakan sistem SKS mengikuti aturan terdiri atas 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indicator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara 0 -100 %. Kriteria ideal ketuntusan untuk masing-masing indicator 75 %. Satuan pendidikan harus menentuan criteria ketentusan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan ratarata peserta didik serta kemampuan sumder daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan criteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai criteria ketuntasan ideal. Catatan : KKM jikma memungkinkan di SK-kan oleh Kamad sesuai dengan jenjang atau program 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kenaikan kelas dilaksanakan setiap akhir tahun ajaran. Kriterian kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah : a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran keompok, mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata elajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan c. Lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan d. Lulus ujian nasional 7. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII MA Kriteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis. 8. Pendidikan Kecakapan Hidup a. Kurikulum untuk MA dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan social, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket modul yang direncanakan secara khusus. c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satua pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal 9. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal yang sudah memperoleh akreditasi
SEKSI MAPENDA ISLAM KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MAJALENGKA Jln. Siti Armilah No. 01 Tlp. (0233) 283501