You are on page 1of 8

KONSEP POSYANDU Definisi: Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh

dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Drs. Nasrul Effendy) Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi. (dr. Zulkifli, Msi) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). Tujuan penyelenggaraan Posyandu: Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk: 1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran. 2. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatankegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. Pembentukan: Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti: 1. pos penimbangan 2. pos imunisasi 3. pos KB desa 4. pos kesehatan 5. pos pembentukan yang baru Pesyaratan: 1. 2. 3. 4. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita Terdiri dari 120 kepala keluarga Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa) Jarak antara kelompok rumah, jumlah kepala keluarga dalam 1 tempat atau kelompok tidak terlalu jauh

Lokasi: 1. Berada di tempat yang mudah di datangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat seperti pos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai kelurahan, balai RW/ RT. 2. Prioritas dibentuk di tempat yang rawan di bidang gizi, kesehatan lingkungan. 3. Dapat merupakan lokal tersendiri.

Alasan Pendirian Posyandu: 1. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB. 2. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana. Penyelenggara: 1. Pelaksana kegiatan Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat di bawah bimbingan Puskesmas. 2. Pengelola Posyandu Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara, kriteria pengelola Posyandu antara lain: Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat. Memiliki semangat pengapdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. (Depkes RI, 2006) Kegiatan/ pelayanan yang diberikan: 1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita melalui: Penimbangan bulanan Pelayanan gizi Imunisasi bayi 3-14 bulan Pencegahan terhadap penyakit Pengobatan penyakit Penyuluhan KB-kesehatan 2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur (PUS) melalui: Pemeriksaan kesehatan umum Pemeriksaan kehamilan dan nifas Pelayanan gizi Imunisasi TT untuk ibu hamil Pencegahan terhadap penyakit Pengobatan penyakit Pelayanan kontrasepsi Penyuluhan KB-Kesehatan Pertolongan pertama pada kecelakaan Pengaturan: Meja 1: pendaftaran, pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur. Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita, pelayanan ibu hami, ibu menyusui dan pasangan usia subur. Meja 3: pengisian KMS (kartu menuju sehat) Meja 4: peyuluhan perorangan

Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi. Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi. Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. Meja 5: Pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Untuk meja 1 sampai 4 dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja 5 dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya: dokter, bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya. Prinsip Dasar: 1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara pelayanan profesional dan non profesional (oleh masyarakat). 2. Adanya kerja sama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare) maupun lintas sektoral (Dep. Kes. RI, Depdagri/ Bangdes, dan BKKBN). 3. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbang/ pos timbang, pos imunisasi, pos kesehatan dan lain-lain). 4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4 tahun, ibu hamil, PUS). 5. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan PKMD/ PHC. Pelaksanaan: Pada pelaksanaan pos pelayanan terpadu melibatkan petugas Puskesmas, petugas BKKBN sebagai penyelenggara pelayanan profesional dan peran serta masyarakat secara aktif dan positif sebagai penyelenggara pelayanan non profesional secara terpadu dalam rangka alih teknologi dan swakelola masyarakat. Dari segi petugas Puskesmas: 1. Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan pembinaan PKMD 2. Perencanaan terpadu tingkat Puskesmas (mikro planning), loka karya mini 3. Pelaksanaan melalui sistem lima meja dan alih teknologi Dari segi masyarakat: 1. Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader kesehatan 2. Perencanaannya melalui musyawarah masyarakat desa 3. Pelaksanaannya melalui sistem lima meja Dukungan lintas sektoral sangat diharapkan mulai dari tahap persiapan/ perencanaan, pelaksanaan bahkan penilaian dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik dalam segi motivasi maupun teknis dari masing-masing sektor. Peran Fungsi Perawat Kesehatan di Posyandu: 1. Memberi bimbingan teknis pada saat pendaftaran, penimbangan, pengobatan, hasil penimbangan bayi dan balita 2. Membantu memberikan penyuluhan dan menyediakan media penyuluhan 3. Memberikan pelayanan imunisasi dan pengobatan sederhana 4. Merujuk pasien ke Puskesmas 5. Pelayanan kontrasepsi Peran Kader dalam Kegiatan:

1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita: Mencatat pendaftaran Membantu menimbang Mencatat dalam buku register, penimbangan dan KMS Memberikan penyuluhan Menemukan dan mengirim ke petugas kesehatan Menemukan penderita muntaber/ diare, memberikan penyuluhan, memberikan oralit dan merujuk kasus yang berat Menemukan, mencatat, menyuluh dan merujuk bayi yang belum diimunisasi petugas kesehatan 2. Pemeliharaan ibu hamil: Mencatat dalam buku Memberikan penyuluhan, merujuk, dan memberikan tablet tambah darah 3. Pemeliharaan ibu menyusui: Mencatat Memberikan penyuluhan tentang KB,kesehatan dan ibu menyusui Merujuk ke petugas kesehatan Kriteria kader : 1. 2. 3. 4. 5. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat. Dapat membaca dan menulis. Mempunyai jiwa pelapor, pembaharu dan penggerak masyarakat. Bersedia bekerja secara sukarela memiliki kemampuan dan waktu luang

Langkah-langkah Pelaksanaan kegiatan: 1. Persiapan: Kader merencanakan kegiatan setelah musyawarah masyarakat desa dan latihan kader sudah selesai Kegiatan direncanakan bersama lurah, LKMD (Sie. KB Kes. PKK) dengan bimbingan tim LKMD tingkat kecamatan Perencanaan kegiatan meliputi: a. Penyusunan tenaga pelaksanaan dan tugasnya dengan memanfaatkan kelompok kegiatan yang ada b. Penyusunan jadwal kegiatan c. Penentuan tempat kegiatan d. Cakupan keluarga/ sasaran e. Perlengkapan yang diperlukan Kader mengisi registrasi gizi dan KB untuk data desa Kader mengajak kelompok sasaran untuk datang ke posyandu dengan cara pendekatan kelompok, perorangan melalui tokoh 2. Pelaksanaan: Sehari sebelum pelaksanaan: Sebelum pelaksanaan memberi tahu ibu hamil, ibu menyusui, PUS, orang tua, bayi dan anak balita untuk datang ke Posyandu. Kader menyediakan alat-alat yang diperlukan (meja, kursi, buku register, poster, KMS, oralit, vit. A, tablet tambah darah, alat kontrasepsi, pemberian obat sederhana.

Pada hari pelaksanaan: Penyuluhan kelompok tentang 5 program terpadu. Pendaftaran sasaran di buku register RO a/ gizi/ 81/ Rob/ gizi/ 83, RI/ PPKBD/ 78, imunisasi. Penimbangan bayi, balita dicatat di KMS. Di bawah garis merah, 3x tidak naik, sakit dirujuk ke petugas kesehatan; usia 3-14 bulan pelayanan imunisasi; dan diare diberi oralit, dan penyuluhan kepada orang tua. Pelayanan ibu hamil, semua ibu hamil diberi obat tambah darah. Rujukan ke Puskesmas bila diperlukan, apabila muka pucat, kaki bengkak, hamil lebih dari 3x, tinggi badan < 145cm, hamil < 20 tahun dan > 30 tahun, perdarahan dari alat kelamin, belum imunisasi. Pelayanan ibu menyusui, pengobatan, penyuluhan, pelayanan KB. Rujukan ke Puskesmas. Pelayanan PUS, kegiatan di Posyandu 1-2x sebulan. Waktu yang dipilih merupakan hasil kesepakatan bersama antara lurah, LKMD, masyarakat dan Puskesmas.

Tingkat PerkembanganPosyandu: Menurut Depkes RI (2006), tingkat perkembangan posyandu dibagi atas: Tingkat Perkembangan Kriteria Posyandu Pratama Posyandu yang masih belum mantap kegiatannya, masih belum bisa rutin setiap bulan dan kader aktifnya terbatas kurang dari 5 orang. Posyandu Madya a. Pelatihan tokoh masyarakat b. Penggarapan dengan Pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaian situasi dan kondisi setempat. Posyandu Purnama Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8x setahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya lebih dari 50% sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana. Posyandu Mandiri sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, dengan jumlah kader rata-rata 5 orang atau lebih, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.

Posyandu Lansia: Definisi: 1. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari

kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. 2. Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60tahun keatas. Tujuan Posyandu Lansia: Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain : 1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. 2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Sasaran Posyandu Lansia: 1. Sasaran langsung Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas) 2. Sasaran tidak langsung Keluarga dimana usia lanjut berada Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut Masyarakat luas Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia: Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut : Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia: Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia: Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia: 1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. 2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua) menit. 3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit. 5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat 6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus) 7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal. 8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. 9. Penyuluhan Kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia

Sumber: 1. Buku Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, oleh Dra. Suryanah, tahun 1996. Penerbit: EGC, Jakarta 2. Buku Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat edisi 2, oleh Drs. Nasrul Effendy, tahun 1998. Penerbit: EGC, Jakarta 3. http://www.docstoc.com/docs/29741059/GAMBARAN-RENDAHNYA-CAKUPANPENIMBANGAN-BALITA-DI-POSYANDU-XXX-BAB-II 4. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3753/1/fkm-zulkifli1.pdf 5. http://bidanpurnama.wordpress.com/2010/12/23/posyandu-lansia/

You might also like