You are on page 1of 21

Perkembangan Psikologi dan Fisik Masa Dewasa Muda

Disusun Oleh : Nama NIM Kelas : Massaria Annisa : P 27226009060 : D IV Fisoterapi

JURUSAN FISIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2010

Perkembangan Psikologi Dan Fisik Pada Usia Dewasa Muda


I. Perkembangan Psikososial Dewasa Muda Awal Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams memperhaukan orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya (a) mencari dan menemukan calon pasangan hidup, (b) membina kehidupan rumah tangga, (c) meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan (d) menjadi warga negara yang bertanggung jawab. A. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang syah(perkawinan resmi) B. Membina Kehidupan Rumah Tangga Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang,

yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau uni-versitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga hams dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga hams dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara. C. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat mem-bangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan

semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda. D. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak ter-cela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan, dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendu^ selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu mencari pasangan hidup dan bagian B membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, bagian C dan D, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.

Perkembangan Mental: Kapasitas penuh - Idealis, mandiri, berjiwa petualang. Realitas menggantikan impian yang penuh romantika. -Kemampuan berpikir telah berkembang sepenuhnya. Pemikiran sejalan dengan keyakinan pribadinya. Tertarik pada apa yang pandangan dan pemikiran orang lain. Memiliki minat yang lebih spesifik, berfokus pada hal yang berkaitan dengan kerja. - Menyelesaikan keragu-raguan intelektual dan iman yang dibawanya dari masa pemuda. Perkembangan Sosial: Berpusat pada keluarga & pekerjaan - Perasaan bermasyarakat lebih kuat dan lebih luas. Kehidupan sosial berkisar pada teman-teman dekat, rumah, dan kelompok. - Dewasa-muda yang menikah memusatkan perhatian pada hal-hal yang terkait dengan keluarga. Menyesuaikan diri dalam hubungan dengan pasangan, orang tua, dan mertua/ipar. Dewasa-muda yang belum/tidak menikah berjuang untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada keluarga dan membangun persahabatan yang bermakna. Catatan: Dewasa-muda yang tidak/belum bisa merasa kesepian dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan. - Penyesuaian diri dengan dunia kerja: pemantapan bidang kerja, hubungan dengan rekan kerja, pengaturan waktu, dll. Perkembangan Emosional: Bertambah mantap - Memulai masa dewasa-muda dengan optimisme dan pengharapan, kemudian berangsur-angsur mengatur hidupnya kembali dalam pergumulan antara harapankenyataan, idealisme-pengalaman. - Goncangan emosional mudah timbul karena frustrasi dan kekecewaan dalam penyesuaian diri dalam pekerjaan, pernikahan (dan kondisi tidak menikah), bermasyarakat. Dewasa-muda yang stabil secara emosi adalah yang tidak membawa

masalah emosional yang belum terselesaikan dalam masa sebelumnya. - Kedewasaan emosi dibangun melalui evaluasi terhadap diri, gaya hidup, dan pengalamannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya (keberhasilan dan kebermaknaan). Perkembangan Spiritual: Menerapkan iman - Mengevaluasi kembali pemikiran dan keyakinan religiusnya (awal 20-an) - Membutuhkan iman yang betumbuh dan dinamis untuk menghadapi tekanan dan realitas masa dewasa. Membutuhkan hubungan baik dengan Tuhan untuk membangun falsafah hidup, memilih pasangan, dan menentukan panggilan kerja. Catatan: Jika iman dan kesetiaan pada Kristus dan gereja-Nya tidak diperbaharui pada masa ini, ada kemungkinan akan dikesampingkan/diabaikan. - Ada kecenderungan ke arah materialisme. Aktivitas dan kesibukan dapat menghalangi perhatian pada kehidupan rohaninya. Catatan: Dewasa-muda perlu mengingat bahwa pada masa ini, di samping mempersiapkan karir dan memperoleh penghasilan, dia juga sedang membangun kehidupannya yang lebih luas. Di samping karakteristik umum tersebut, orang-orang dewasa-muda (young-adulthood) juga memiliki kekhasan 'tugas-tugas perkembangan' yang perlu mereka selesaikan dengan baik agar dapat memasuki masa dewasa (adulthood) dengan mantap dan matang. Tugas-tugas perkembangan tersebut meliputi: - Memilih jodoh (atau menyesuaikan diri dengan status orang dewasa yang tidak menikah) - Belajar hidup bersama pasangan pernikahannya dan mencapai penyatuan dua kehidupan menjadi satu - Memulai keluarga; Berhasil melahirkan anak pertama - Membesarkan anak, dengan penyesuaian diri yang diperlukan karena bertambahnya anggota keluarga, kehidupan keluarga yang berubah dan permasalahan-permasalahan psikologis yang terkait - Mengurus rumah tangga

- Menentukan, memulai, dan memantapkan diri dalam suatu bidang pekerjaan - Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara/masyarakat/gereja - Menemukan kelompok sosial yang cocok - Meneruskan dan membangun dan hubungan yang benar dengan Tuhan - Mematangkan kontribusi dan pengaruhnya bagi gereja dan masyarakat Perkembangan Emosi Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masingmasing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara. Dalam kaitannya dengan kecerdasan emosional, Sesungguhnya otak sangat juga mempengaruhi dalam emosi orang dewasa, yang mana ada komponen-komponen otak yang berperan dalam pembentukan emosi seseorang, yaitu antara lain:

1. Kortex a. Memberi makna apa yg kita serap b. Mengatur fungsi penglihatan,memori jangka panjang c. Bagian ini membuat kita memiliki perasaan akan perasaan kita sendiri,memahami,menganali sis mengapa punya perasaan tertentu. 2. Hippocampus a. Tempat proses pembelajaran, disimpannya emosi b. Pemicu bagi reaksi emosi Amigdala 3. Amigdala a. Pusat pengendali emosi b. Pemicu reaksi D. Spiritual Masa Dewasa Di usia dewasa seseorang sudah menemukan agama yang tepat baginya, itu karena pada usia remaja kebanyakan dari mereka mencari dan selalu bertanya-tanya tentang agma yang dianutnya. Dengan bertanya-tanya dan mencari kebenaran itu pada masa dewasa mereka sudah mengetahui tentang apa yang harus mereka putuskan dalam beragama. Mereka sudah dapat menjawab keragu-raguan yang ada di benak mereka ketika mereka masih remaja tentang agama atau kepercayaannya. Di usia dewasa mereka sudah memiliki pegangan hidup yang di dasarkan pada agama yang dapat memberikan kepuasan baginya. Apabila di masa ini mereka telah berkeluarga mereka akan lebih memperhatikan agama mereka karena mereka merasa telah memiliki tanggung jawab yang lebih. Mereka telah

menjadi istri atau bahkan telah menjadi ibu bagi anak-anak mereka, mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan didikan moral kapada anak-anaknya sesuai dengan agama yang dianut. Oleh karena itu, pada masa dewasa biasanya orang berusaha untuk membiasakan beribadah dan melaksanakan praktek-praktek agama yang dianutnya. Terdapat beberapa faktor yang Mempengaruhi Minat Keagamaan pada Masa Dewasa, yaitu: - Pasangan dari iman yang berbeda Pasangan yang berbeda keyakinan cenderung kurang aktif dalam urusan agama daripada pasangan yang seiman atau satu keyakinan. - Kecemasan akan kematian Orang-orang dewasa yang cemas akan kematian atau mereka yang sangat memikirkan kematian cenderung lebih memperhatikan agama daripada orang yang tidak memikirkannya, oleh karena itu dalam agama Islam dianjurkan untuk selalu mengingat kematian. - Lokasi tempat tinggal Orang yang tinggal di lingkungan yang agamanya kuat akan lebih memperhatikan agama dan rajin beribadah, agamanya cenderung lebih kuat [apabila agama yang dianut sama].

- Latar belakang keluarga Orang yang dilahirkan dari keluarga yang baik-baik dan kuat agamanya akan lebih tertarik pada agama daripada yang tidak.

E. Usia Pra Nikah Terlepas dari perkembangan masa dewasa yang telah dijelaskan di atas, di sini akan dijelaskan secara spesifik tentang kecenderungan-kecenderungan mada usia pra-nikah. Di antara ciri-cirinya adalah: 1. Usia banyak masalah. Dalam usia ini banyak sekali masalah-masalah baru yang sering terjadi, persoalan tersebut merupakan kelanjutan dari pengembangan persoalan yang dialami pada masa remaja. Persoalan yang berhubungan dengan pemilihan teman hidup, persoalan tentang pekerjaan, dan jabatan. Yang mana sering terjadi adanya lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat serta cirri-ciri pribadi individu tersebut. 2. Usia reproduktif. Sering ditemui orang dewasa pra nikah, yang memulai karir terlebih dahulu sebelum memasuki jenjang pernikahan. Bagi mereka yang mmiliki banyak adi mulai berperan seperti orang tua dalam membimbing adik-adik mereka . bagi yang tidak memiliki adik, lebih memperbaiki segi ekonomi atau karir sehingga mereka mampu membiyai hidup mereka sebelum menikah. 3. Usia memantapkan letak kedudukan. Sebelum seseorang memasuki usia pernikahan mereka masih mencari-cari peranan serta kedudukan dalam hidupnya. Sehingga bagi usia pra nikah merupakan usia memantapkan petanannya atau belajar menyesuaikan diri menuju peranan baru yang akan dihapinya, yaitu dari masa remaja ke dewasa, dari masa kuliah kekehidupan rumah tangga. 4. Usia tegang dalam hal emosi.

Usia pra nikah sering mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dijalaninya seperti jabatan, perkawinan atau keuangan. Banyak diantara mereka yang memasang harapan tinggi misalnya jabatan tinggi, pendamping hidup yang criteria sempurna, penghasilan yang memadai dsb yang mana apabila harapan-harapan tersebut tidak mampu dicapainya akan menyebabkan kekecewaan.
5. Usia keterasingan sosial.

Berkaitan dengan keterasingan social Elizabet B. Hurlock menyatakan bahwa keterangan social diintefikasikan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir, denga demikian keramah tamahan remaja diganti dengan persaingan pada masa dewasa, mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga untuk pekerjaan mereka. Sehingga mereka hanya mampu menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab. Akibatnya mereka menjadi fgosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka. 6. Usia membentuk komitmen. Bagi seseorang uang menyelesaikan studi. Mulai memasuki dunia yang berbeda, dan peran yang berbeda pula. Berhubungan dengan hal tersebut, banyak diantara mereka yang membentuk komitmen-komitmen baru yang mereka persiapkan sebagai landasan hidupmenuju jenjang pernikahan.

7. Usia perubahan nilai. Bagi seseorang yang telah selesai menyelesaikan pendidikan formal, dengan sendirinya mereka akan mengalami perubahan peran dari remaja kedewasa, darei pelajar

kemasyarakat umu. Dengan demikian cara berfikir dan pandangan mereka lambat laun akan berubah. 8. Usia kreatif. Bentuk kreatifitas yang akan terlihat tergantungpada minat dan kemampuan individual, kesempatan yayang lluas ini mereka gunakan untuk mengaktualisasi diri mereka tanpa tanoharus terikat dengan aturanadayang menyalurkan kreativitas ini melalui hobi, pekerjaan atau yang lain yang memungkinkan untuk mengespresikan kreativitasnya. Selain itu, pada masa ini perubahan-perubahan fisik relative sudah tidak sepesat masa sebelumnya (puber dan remaja), bahkan di awal usia dewasa dini (sekitar 18 tahun) kondisi fisik cenderung sudah menetap, dalam arti bila terjadi perubahan tidak signifikan lagi. Pada masa ini yang sedang terjadi adalah masa reproduktif, yang mulai sempurna di awal usia dua puluhan, dan akan mengalami penurunan kualitas di usia pertengahan tiga puluhan. MASA DEWASA DINI/ EARLY CHILDHOOD

Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap polaPada masa ini mereka diharapkan mulai memainkan peran baru, seperti

pola kehidupan baru dan harapan-harapan social baru.

peran suami/istri, orangtua, dan sebagai pemimpin rumah tangga, serta mengembangkan sikap, minat dan nilai yang disesuaikan dengan peranannya yang baru.

Ciri-ciri Masa Dewasa Dini


o o

Usia Reproduktif (Reproductive Age) Bagi sebagian besar individu yang berada pada masa ini,

menjadi ayah atau ibu merupakan salah satu peran yang sangat penting dalam kehidupannya.

Berperan sebagai orangtua, nampak lebih nyata bagi perempuan

bila dibanding laki-laki. Meski demikian, searah dengan semakin banyaknya kaum perempuan yang berperan di sector public, menyebabkan peran sebagai orangtua tidak hanya dibebankan kepada kaum perempuan, melainkan juga menjadi tanggung jawab kaum pria. Artinya, ketika seseorang telah mengikrarkan diri untuk berkeluarga, maka tanggung jawab di dalam mendidik anak adalah tanggung jawab bersama, antara ibu dan ayah.
o

Pada perempuan usia reproduktif, dalam pengertian medis/fisik, Mendekati akhir masa dewasa dini, secara fisik/medis, kaum

lebih terbatas bila dibandingkan laki-laki.


o

perempuan akan mengalami penurunan kemampuan berreproduksi, sedangkan pada laki-laki, sampai usia akhir masa dewasa dini kemampuan reproduksinya masih tetap optimal, dan baru akan cenderung menurun, ketika individu mulai memasuki masa akhir dewasa madya atau bahkan baru terjadi ketika sudah memasuki masa usia lanjut. Usia Pemantapan Kedudukan (Settling-down Age)

Kalau pada masa kanak-kanak dan remaja disebut sebagi masa

pertumbuhan atau growing-up, maka masa dewasa merupa-kan masa pemantapan kedudukan atau settling-down age.

Ketika seseorang telah memasuki usia dewasa secara syah, maka hari-

hari kebebasan mereka telah berakhir, dan digantikan oleh adanya tanggung jawab sebagai seorangyang telah berusia dewasa.

Secara konvensional hal ini berarti, bagi laki-laki, mereka hendaklah

mulai menapaki karier/bidang kerja yang akan menjadi bekalnya dikemudian hari.

Sedangkan bagi perempuan, mereka diharapkan mulai menerima Saat ini antara laki-laki dan perempuan relative tidak begitu tampak Di usia pertengahan tiga puluhan, rata-rata individu telah memiliki

tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

perbedaan peran yang harus mulai dipersiapkan/ dimasuki.

kemantapan dalam pola-pola hidup, yang kelak akan menjadi sandaran dalam kehidupan sebagai orang dewasa. Individu yang cepat memperoleh kemantapan kedudukan, dalam arti mampu menyeimbangkan antara dorongandorongan, minat, dan kemampuan yang dimiliki, akan memperoleh kepuasan.

Sebaliknya, bila individu tidak memperoleh apa yang menjadi

keinginannya, sangat memungkinkan munculnya ketidak puasan terhadap prestasi yang telah diraihnya. Problem Age (Masalah di masa dewasa dini)

Pada masa ini banyak persoalan baru yang dihadapi individu. Permasalahan-permasalahan tersebut berbeda dengan yang pernah Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari permasalahan masa masalah pekerjaan dan jabatan, pemilihan teman hidup, masalah-masalah yang berhubungan pemenuhan kebutuhan hidup Kompleksnya masalah pekerjaan yang berhubungan dengan kondisi

dialami pada masa-masa sebelumnya.

remaja akhir yang belum terpecahkan.


(keuangan).

intern individu itu sendiri, factor lingkungan social, termasuk orangtua, factor kesempatan kerja, dan lapangan kerja yang tersedia.

Faktor-faktor yang bpengaruh pada dewasa dini

Ciri-ciri pribadi, sikap, kemampuan dan ketrampilan khusus yang

dimiliki. Kadang-kadang antara potensi yang dimiliki tidak sesuai dengan bidang kerja yang tersedia, dsb.

Pemilihan teman hidup biasanya melibatkan berbagai pihak, sehingga

kesulitan akan muncul karena adanya perbedaan persepsi tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah pemilihan teman hidup. Ketegangan Emosi (Emotional Tension) pada masa Dewasa Dini

Pada beberapa individu, kepuasan dan ketenangan hidup dapat dicapai

di awal usia dewasa dini, sedangkan kebanyakan yang lain tetap mengalami ketegangan emosi hingga mendekati pertengahan masa dewasa dini.

Pada masa ini hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya ketegangan Ketegangan emosi terjadi secara bertingkat, searah dengan intensitas

emosi adalah: persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dsb.

persoalan yang dihadapi, dan sejauh mana individu mampu mengatasi persoalan tersebut. Ketegangan emosi pada dewasa dini (Menurut Havighurst)

Seseorang yang berusia awal hingga pertengahan tiga puluhan telah

mampu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi serta cukup mampu mengendapkan ketegangan emosinya, sehingga mereka akan mencapai kestabilan emosi.

Namun, bila mereka memiliki harapan yang terlalu tinggi, maka bila

harapan tersebut tidak selaras dengan potensi yang dimiliki, maka individu akan mengalami banyak kekecewaan yang dapat mengakibatkan terjadinya kekacauan psikologis atau psikosomatis.

Ketegangan emosi pada individu dewasa dini juga dapat terjadi karena

situasi lingkungan sekitar yang tidak sesuai dengan harapan/ nilai-nilai individu ybs. Hal ini dapat terjadi karena individu merasa dipaksa untuk

melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang selama ini telah dianut/diyakininya.

Ketegangan emosi pada dewasa dini seringkali dinampakkan dalam

bentuk ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran, yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis individu. kekhawatiran masa dewasa

Pada usia 20-an, biasanya kekhawatiran muncul disebabkan oleh Memasuki usia 30-an biasanya kekhawatiran muncul dalam hal-hal Di usia 27-35 tahun, biasanya masalah-masalah yang berhubungan Memasuki usia 35 sampai akhir masa dewasa dini kekhawatiran

masalah-masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai moral dalam dating.

yang berhubungan dengan masalah keuangan.

dengan performance individu muncul.

berpusat pada masalah-masalah kesehatan, meraih kesuksesan dalam karier, keamanan kerja, keharmonisan perkawinan dan hubungan kekeluargaan. B. Perkembangan Fisik PERKEMBANGAN FISIK MASA DEWASA DINI Merupakan puncak kemampuan fisik dan juga awal penurunan kemampuan fisik Puncak kemampuan fisik dapat dilihat pada para atlet Sekitar usia 21, sebagian besar fungsi fisik telah berkembang sempurna. Sebagian besar perasaan tajam, penglihatan sempurna, ketahanan terhadap rasa sakit dan temperatur. Tapi dapat terjadi penurunan kemampuan dengan secara gradual, terutama pada individu yang sering berada di lingkungan bising.

Penurunan kemampuan fisik terkait dengan kesehatan, gaya hidup, kebisaan merokok, minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang. Kesehatan dan gaya hidup yang baik di masa dewasa dini adalah awal kepuasan hidup pada masa tua. Terdapat beberapa hal yang menjadi indirect effect terhadap kesehatan seperti income, pendidikan dan etnik. Gender juga terkait dengan status kesehatan. Penyakit perempuan (penyakit sistem reproduksi, kanker payudara). Penyakit laki-laki (kanker prostat). Beberapa penyakit lain tampak lebih menonjol pada salah satu gender, misal perempuan (eating disorder, artritis, osteoporosis) dan pada laki-laki (kanker paru-paru). Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki karena adanya genetic protection ( kromosom X dan efek menguntungkan dari hormon estrogen terhadap kesehatan cardiovascular). Perempuan lebih sering sakit, pergi ke dokter dan minum obat dibandingkon lakilaki. Juga lebih sering dirawat di rumah sakit (terutama karena operasi yang berkaitan dengan sistem reproduksi). Tetapi, jika laki-laki dirawat di rumah sakit, bisanya waktu lebih lama daripada perempuan dan masalah kesehatan mereka jauh lebih kronis dan mengancam kehidupan. Perempuan lebih banyak tahu tentang kesehatan, berpikir dan melakukan sesuatu untuk mencegah sakit, memiliki kesadaran lebih tinggi tentang simptom, dan lebih banyak membicarakan kekhawatiran mereka tentang kondisi kesehatan. Sedangkan laki-laki memandang bahwa sakit merupakan kondisi yang tidak "maskulin" sehingga mereka tidak mengakui jika berada dalam kondisi tidak sehat.

Bahaya Fisik Bahaya fisik yang paling penting dan yang paling umum pada masa dewasa dini adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaion diri pribadi dengan kehidupan sosial. Perkembangan Fisik: Mencapai puncak - Kerangka dan otot mencapai perkembangan penuh (usia 20-an hingga 30-an). Otot lurik mencapai puncak kekuatannya (usia 25-30). Ketahanan fisik mencapai puncak, kesehatan dan kekuatan umumnya dalam kondisi terbaik (usia 20-an hingga 30-an). Catatan: Penurunan kebugaran fisik dapat diperlambat dengan makanan sehat, olah raga teratur, dan kebiasaan hidup yang baik. - Kecepatan respons dan kemampuan belajar ketrampilan motorik yang baru mencapai tingkat maksimal (pertengahan 20-an). - Cenderung mengerjakan sesuatu secara berlebihan secara fisik untuk mencapai kemapanan kerja/finansial.

Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat dikenakan aturanaturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.

Pada masa dewasa awal inilah seluruh organ tubuh manusia akan mencapai puncak pertumbuhan yang mana setelah itu akan mengalami penurunan secara perlahan dan terus-menerus. Penurunan tersebut akan terjadi secara drastis pada usia empatpuluhan, tak terkecuali pada panca indera. Perubahan fungsional dan generatif pada mata berakibat mengecilnya bundaran kecil pada anak mata, mengurangnya ketajaman mata dan akhirnya cenderung menjadi glukoma, katarak dan tumor. Pada usia ini kebanyakan orang menderita presbiopi atau kesulitan melihat sesuatu dari jarak jauh, yaitu kehilangan berangsur-angsur daya akomodasi lensa mata sebagai akibat dari menurunnya elastisitas lensa mata. Antara umur 40-50 tahunan daya akomodasi lensa mata biasanya tidak mampu untuk melihat dengan jarak dekat sehingga yang bersangkutan terpaksa harus mamakai kaca mata. Terkait dengan itu Allah SWT berfirman: Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Ar-Ruum: 54). Selain itu kekuatan dan energi pada masa dewasa ini akan matang. Misalnya, Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering kali menyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi, agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah harus rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolaholah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi: A. Kekuatan dan Energi

Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya. B. Ketekunan Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established), seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang belum cocok dengan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera pindah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan. C. Motivasi Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi Internal,

biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal, arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau rintang-an dari lingkungan eksternal.

You might also like