You are on page 1of 3

TERAPI RADIASI

Oleh nana supriatna Terapi Radiasi (Radioterapi) adalah pengobatan yang terutama ditujukan untuk keganasan dengan menggunakan sinar pengion. Meskipun demikian, ada beberapa bentuk penyakit yang bukan keganasan yang kadang diterapi dengan radioterapi ini, contohnya pengobatan keloid, Grave's disease, Radikastrasi, dll, demikian pula kadang-kadang digunakan bukan sinar pengion, contohnya dalah gelombang panas (hyperthermia) yang digunakan secara bersama-sama untuk mendapatkan respon radiasi yang lebih baik untuk tumor-tumor tertentu. Terapi radiasi ini telah dilakukan tidak lama setelah Rontgen menemukan sinar X pada Nopember 1895 lebih dari 1 abad yang lalu. Tak lama kemudian Curie menemukan suatu zat radioaktif yaitu Radium pada tahun 1898 yang kemudian dipergunakan sebagai bentuk terapi radiasi dan menjadi pelopor brachytherapy. Sejalan dengan penemuan-penemuan berkembang pula pengetahuan di bidang Radiofisika dan Radiobiologi, yang menjadi dasar pengetahuan dan penerapan dalam bidang ilmu Radioterapi. Perkembangan selanjutnya adalah berkembang pula cabang ilmu yang mempelajari keganasan yang disebut Onkologi pada berbagai cabang ilmu yang lain antara lain, Onkologi Dasar, Histopatologi Onkologi, Onkologi Medik, Onkologi Bedah, Onkologi Ginekologi, Onkologi Radiasi, dll; yang mempelajari secara mendalam mengenai keganasan. Perkembangan radioterapi juga ditentukan dengan diciptakannya alat-alat canggih berupa pesawat radiasi eksternal, brakiterapi, Treatment Planning System, Simulator, CT Scan Simulator, yang keseluruhannya telah terkomputerisasi. Sejalan dengan itu juga dikembangkan teknik-teknik radiasi, sehingga radiasi dapat diberikan dengan akurat dan aman. Oleh karena itu pendekatan penanganan keganasan saat ini, baik untuk Diagnostik maupun untuk Terapi adalah pendekatan Multi Disiplin, sehingga pasien tidak ditangani secara sendiri-sendiri di tiap disiplin ilmu. Onkologi Radiasi sendiri adalah cabang ilmu klinik yang mengobati kanker dan penyakit lain dengan sinar pengion, baik radioterapi saja maupun kombinasi dengan bentuk pengobatan lain, mengdakan penelitian di bidang fisika radiasi dan radiobiologi dan pendidikan di bidang profesi. Radiation therapy adalah cabang ilmu yang hanya mengobati pasien denga keganasan dan buka keganasan dengan sinar pengion. Konsekuensi dari definisi ini adalah seorang Konsultan Radiation Onkologi tidak lagi berhubungan dengan penanganan penyakit bukan keganasan. Meskipun demikian sampai saat ini masih ada beberapa penyakit bukan keganasan yang masih memerlukan terapi radiasi. TUJUAN TERAPI RADIASI Tujuan radiasi secara umum terbagi dua yaitu: 1. Radioterapi Definitif 2. Radioterapi Paliatif Radioterapi Definitif adalah bentuk pengobatan yang ditujukan untuk kemungkinan survive setelah pengobatan yang adekuat, bahkan juga bila kemungkinan survive itu rendah, contoh pada tumor-tumor dengan T4 pada tumor kepala dan leher, pada pasien kanker paru dan kanker serviks stadium FIGO III b atau bahkan IV a.

Radioterapi Paliatif adalah bentuk pengobatan dimana tidak ada lagi harapan untuk hidup pasien untuk jangka panjang. Keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien yang harus dihilangkan merupakan bentuk pengobatan yang diberikan. Tujuan pengobatan paliatif dengan demikian untuk menjaga kualitas hidup pasien di sisa hidupnya dengan menghilangkan keluhan dan gejala, sehingga pasien hidup dengan lebih nyaman. Kombinasi pemberian radioterapi juga dapat berbentuk: 1. Radioterapi saja 2. Radiasi preoperasi 3. Radiasi postoperasi 4. Kombinasi Kemoradiasi 5. Radiasi intra/peri operatif Radioterapi saja adalah bentuk pengobatan dengan radiasi saja sejak dari awal sampai akhir. Pada pelaksanaannya teknik radiasi menggabungkan berbagai teknik radiasi dengan tujuan untuk menjaga jaringan sehat dari efek buruk radiasi. Radiasi preoperasi adalah bentuk pengobatan radiasi yan mendahului tindakan operasi, tujuan utama adalah untuk meningkatkan resektabilitas dari tumor, oleh karena dengan radiasi tumor akan mengecil, batas-batas menjadi jelas dan tegas sehingga operasi lebih mudah dilakukan, tujuan kedua adalah untuk mengurangi kemungkinan metastase jauh akibat tindakan operasi, oleh karena sel-sel yang terkena radiasi sudah tidak mempunyai kemampuan untuk hidup di tempat lain, bila sel ini terlepas dan masuk pembuluh darah pada saat tindakan operasi. Radiasi postoperasi adalah pengobatan adjuvant yang dilakukan setelah tindakan operasi. Radiasi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kekambuhan lokal yang disebabkan oleh adanya resiko terjadinya kambuh lokal berupa:

Adanya residu tumor setelah operasi, baik gross residu, mikroskopik residu, tepi sayatan tidak bebas tumor, kelenjar getah bening regional yang positif mengandung anak sebar tumor, secarta histologi berdiferensiasi buruk, atau bentuk histologi yang angka kekambuhannya tinggi, contoh adenokarsinoma atau adenoskuamosa. Tumor-tumor yang kemungkinan kambuh sangat tinggi.

Kemoradiasi adalah bentuk pengobatan kombinasi anatara radiasi dengan kemoterapi dengan tujuan untuk meninggikan respon radiasi. Kemoterapi disini bersifat sebagai radiosensitiser. Kemoradiasi dapat berbentuk neoadjuvant sebelum tindakan operasi, ataupun dapat berdiri sendiri tanpa operasi. Radiasi intra/peri operatif dilakukan pada saat operasi sebelum luka operasi ditutup. Tekniknya dapat berupa:

Kontak radioterapi dengan menggunakan sinar elektron. Brachyterapi.

Kegagalan radioterapi untuk mengeliminasi tumor dapat disebabkan beberapa hal:


Bila ukuran tumor terlalu besar Bila volume radiasi tidak adekwat Bila tumor ada dalam keadaan hypoxic Bila tumor dalam siklus sel yang tidak berespon terhadap radiasi Dosis total yang harus diberikan tidak sesuai oleh karena dibatasi oleh jaringan sehat sekitar tumor

Sumber: http://www.radioterapi-cm.org/index.php?lang=ina&to=mnu_120

You might also like