You are on page 1of 14

Bayi Kuning, Kenali dan Waspadai

Dunia Balita
Share39

Pigmen bernama bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus) yang harus di kenali dan waspadai. Sebetulnya, setiap orang memiliki bilirubin dalam sel darah merahnya. Setiap jangka waktu tertentu sel darah merah akan mati dan menguraikan sel-selnya diantaranya menjadi bilirubin. Normalnya yang bertugas menguraikan bilirubin tersebut adalah hati, untuk kemudian dibuang lewat BAB. Saat bayi masih dalam kandungan, hati sang ibulah yang mengambil tugas menguraikan bilirubin dalam sel darah merah bayi. Ketika bayi lahir, perkembangan hatinya belum sempurna sehingga belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Akibatnya terjadi penumpukan bilirubin yang kemudian menyebabkan timbulnya warna kuning pada kulit bayi.
Sebagian lainnya karena ketidak-cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau adanya gangguan pengeluarannya.

Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan bentuk fisiologik dan patologik. Yang bersifat patologik dikenal sebagai hiperbilirubinemia yang dapat mengakibatkan gangguan saraf pusat atau kematian. Sampai saat ini ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir, terjadi sekitara 25% - 50% pada bayi lahir cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi lahir kurang bulan. Pemeriksaan adanya ikterus pada bayi muda dapat dilakukan di rumah dan pada waktu kunjungan neonatal. Untuk pemeriksaan gejala kuning di rumah adalah dengan membawa bayi ke dalam ruangan yang memiliki penerangan yang jelas atau dengan lampu fluorescent. Bila kulit bayi tergolong putih, tekanlah jari anda secara perlahan-perlahan ke bagian dahi, dada, telapak tangan dan telapak kaki. Kemudian angkat tangan anda dan perhatikan adakah semburat warna kuning pada bagian tubuh bayi yang ditekan tadi. Bila kulit bayi tergolong hitam, paling jelas bisa diteliti pada gusi atau bagian putih di area mata. Sedangkan pemeriksaan di klinik, dokter anak akan memeriksa kesehatannya. Kadar bilirubin sendiri baru bergerak pada hari ke 3 atau ke 5 setelah kelahiran. Jadi apakah tingkat bilirubin bayi anda normal atau tidak, baru diketahui 3 atau 5 hari. Untuk mengetahuinya, perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Bayi akan diambil darahnya sedikit, biasanya di ujung jari kaki, kemudian diteliti dan diperiksa di laboratorium. Sangat penting untuk mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan sampai bagian tubuh mana kuning terlihat. Ketiga hal tersebut harus diketahui dengan pasti untuk mengklasifikasikan ikterus secara benar. Pada kasus ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi, ikterus timbul sebelum umur 3 hari.

Klasifikasi ikterus

Untuk mengklasifikasikannya dilihat dari gejala-gejalanya yaitu: Ikterus Fisiologis (ringan)


Timbul kuning pada umur >24 jam sampai <14 hari Kuning tidak sampai telapak tangan / telapak kaki

Ikterus fisiologis tidak berbahaya, penanganannya bayi dijemur setiap pagi antara jam 7 - 9 pagi selama 30 - satu jam. Tingkatkan frekuensi pemberian ASI, minimal 8 - 12 kali sehari. Jika dirasakan sudah cukup menyusuinya, sebaiknya perhatikan apakah bayi benar-benar menghisap atau hanya mengempeng saja. Bila dirasakan ada masalah dalam menyusui segera lakukan konsultasi di klinik laktasi terdekat. Bila gejala masih tampak hingga >14 hari segera periksakan ke dokter. Ikterus Patologis (berat)

Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir, atau Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari, atau Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki, atau Tinja berwarna pucat

Jika tidak segera ditangani, kadar bilirubin terus meningkat sehingga dapat meracuni otak, terjadinya kerusakan saraf yang dapat menyebabkan cacat seperti tuli, pertumbuhan terhambat atau kelumpuhan otak besar atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika mengalami salah satu gejala tersebut di atas segera periksakan bayi anda ke dokter.
Sumber : Bayi Kuning, Kenali dan Waspadai

Bayi Kuning, Tak Bahaya tapi Perlu Diwaspadai


Lusia Kus Anna | Kamis, 29 September 2011 | 07:21 WIB

Dibaca: 7793

Shutterstock Ilustrasi TERKAIT:


Bayi Kuning, Awas Atresia Bilier! Bayi Kuning, Normalkah?

Atika Walujani Moedjiono Kuning pada bayi baru lahir tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Kondisi kuning terjadi pada 60 persen bayi sehat. Meskipun demikian, kondisi itu perlu dipantau. Jika kadar bilirubin terlalu tinggi bisa menimbulkan kecacatan, bahkan mengancam jiwa. Kuning pada bayi baru lahir (neonatal jaundice) adalah timbulnya warna kuning pada kulit dan jaringan tubuh lain pada bayi. Menurut dokter spesialis anak Nita Ratna Dewanti dari Rumah Sakit Premier Bintaro, kuning terjadi jika kadar bilirubin lebih dari 5 miligram/dL. Bilirubin merupakan hasil penguraian sel darah merah. Kuning fisiologis terjadi karena bayi harus mengurai sel darah merah dari ibu. Ketika dalam kandungan, pasokan darah yang membawa zat gizi dan oksigen dikembalikan ke tubuh ibu. Setelah bayi dilahirkan, sel darah merah harus diurai sendiri. Bilirubin diolah di hati, kemudian dibuang lewat usus dan ginjal (bersama tinja dan air kemih, Red). Hati bayi belum berfungsi sempurna, akibatnya banyak bilirubin menumpuk dalam darah bayi dan menimbulkan warna kuning, Nita menjelaskan.

Sel darah merah pada bayi baru lahir juga relatif tinggi. Hal itu terlihat dari kadar hemoglobin (Hb) bayi yang umumnya 20 g/dL, padahal Hb orang dewasa sekitar 12 g/dL. Nita menyatakan, kadar bilirubin sampai 12 mg/dL pada bayi baru lahir masih dianggap normal. Bayi tidak perlu diberi apa-apa, cukup dijemur pada pagi hari serta banyak diberi air susu ibu (ASI). Meskipun demikian, bayi tetap harus dipantau. Kapan diwaspadai Kadar bilirubin perlu diwaspadai jika sudah meningkat menjadi lebih dari 12 mg/dL. Pada kondisi ini bayi perlu mendapatkan fototerapi. Yaitu penyinaran dengan sinar biru berpanjang gelombang 420-448 nanometer untuk mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin. Fototerapi cukup aman. Efek samping dari fototerapi relatif ringan. Yaitu berupa kulit kering, dehidrasi ringan, kemerahan (rash) pada kulit bayi yang sensitif, serta diare ringan. Agar bayi tidak silau dan terganggu, mata bayi perlu ditutup. Kadar bilirubin di bawah 20 mg/dL biasanya tidak berakibat fatal. Namun, orangtua harus waspada. Jika kadar bilirubin sudah lebih dari 25 mg/dL, fototerapi tidak cukup. Bayi perlu mendapat transfusi tukar darah (exchange transfusion) beberapa kali. Pada kadar bilirubin lebih dari 30 mg/dL biasanya bayi sulit tertolong. Bilirubin meracuni mata yang bisa berakibat kebutaan, pada telinga berakibat ketulian, dan pada otak ditandai kejang karena bayi mengalami enselopati akibat bilirubin (kernicterus). Kondisi ini bisa menimbulkan kecacatan, penurunan kecerdasan pada anak, bahkan kematian. Kuning biasanya terjadi setelah 2-4 hari bayi dilahirkan. Saat itu, sel darah merah mulai diurai untuk digantikan dengan sel darah merah baru. Kadar bilirubin akan meningkat, kemudian berangsur-angsur turun dalam dua minggu sampai sebulan. Jika kuning sudah terlihat di hari pertama, demikian Nita, bayi perlu pemeriksaan intensif karena dikhawatirkan kuning yang terjadi bersifat patologis, yaitu akibat infeksi atau penyakit lain. Misalnya, penyakit hemolitik (penguraian sel darah merah yang tidak normal), infeksi virus (toksoplasma, rubela, campak), penyakit metabolik, serta tersumbatnya kantong empedu. Gejala kuning bisa dilihat pada wajah dan bagian tubuh lain, pada kulit jika ditekan berwarna kuning, ataupun bagian putih mata bayi menjadi kuning. Pada kadar bilirubin tinggi, bayi akan mengalami demam, menjadi loyo, dan tidak bernafsu minum susu. Jenis penyebab Menurut situs kidshealth.org, jenis kuning pada bayi selain fisiologis, juga akibat lahir prematur. Batas aman kuning pada bayi prematur adalah kurang dari 10 mg/dL. Lebih dari itu harus segera diatasi agar tidak menimbulkan komplikasi.

Selain itu, kuning bisa disebabkan oleh masalah pada pemberian ASI (breastfeeding jaundice). Hal ini biasanya terjadi pada bayi lahir lewat operasi caesar karena ibu kurang memproduksi ASI. Kuning juga bisa terjadi akibat ASI (breastmilk jaundice). Yakni, jika ASI mengandung hormon progesteron yang mengganggu proses penguraian bilirubin. Keberadaan enzim liprotein lipase pada ASI juga bisa meningkatkan kadar bilirubin. Dalam kondisi ini, ASI bisa terus diberikan. Akan tetapi, jika kenaikan kadar bilirubin terlalu cepat, ASI bisa dihentikan sementara. Hal lain, perbedaan golongan darah ibu dan bayi bisa pula menimbulkan kuning. Meski kuning pada bayi tidak perlu dikhawatirkan, orangtua tetap perlu memantau kondisi bayi. Bayi perlu segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan jika kuning terjadi pada hari pertama kelahiran, kuning pada bayi makin nyata, dan kondisi bayi loyo, serta demam lebih dari 37,8 derajat celsius. Dengan kewaspadaan orangtua, kuning pada bayi menjadi tak berbahaya.

Penanganan Bayi Kuning


Browser anda tidak mendukung iFrame

(Foto: eHow)

Dok, sewaktu mau pulang dari RS, bayi saya dinyatakan kuning dengan bilirubin 12,8 setelah 2 hari bluelight turun jadi 11,9. Akhirnya saya pulang paksa dengan pertimbangan bisa terapi jemur matahari dan minum ASI yang banyak. Sampai saat ini usianya kurang lebih 3 minggu dan saya belum pernah cek lagi ke dokter. Saya bingung mengenai imunisasinya, bagaimana baiknya ya? Ke dokter spesialis anak dulu atau langsung ke puskesmas untuk imunisasi? Mohon pencerahannya.

Susi susilowati, email: japanuchie@yahoo.com Jawaban Kuning pada bayi baru lahir sering disebut hiperbilirubinemia, merupakan kulit yang kuning akibat bilirubin dalam darah yang meningkat setelah lahir. Kulit kuning ini sendiri merupakan fisiologis bila mulai timbul pada hari 2-3 dengan kadar yang rendah. Namun bila bilirubin mencapai di atas 10, kita harus penanganan serius, terutama usia bayi di bawah umur 7 hari. Terapi terbaik adalah pemberian ASI yang sering dan dijemur di matahari di bawah jam 9 pagi, merupakan langkah yang cukup baik. Bila bilirubin cenderung meningkat, dipikirkan terapi sinar. Sekarang anak ibu sudah 3 minggu, jadi tidak perlu lagi diperiksa bilirubiun bila kulit tidak kuning. Pemberian imunisasi dapat dimana saja. Dapat di puskesmas, di praktik dokter umum atau praktik dokter anak. Bila ke dokter anak jangan hanya melakukan imunisasi, mintalah penjelasan tumbuh kembang anak yang melibatkan pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan perkembangan sosial, motorik halus, mototik kasar dan bahasa. Dr Aditya Suryansyah SpA RSAB Harapan kita , Jln Let Jen.S Parman Kav 87, Slipi, Jakarta Barat, Telp 5668284 RSIA Buah Hati, Jln Aria Putra 399, Sarua Indah, Ciputa (ir/ir)

Bayi Kuning? Hati-Hati!

Rohedi M emang, jika cepat tertangani, kuning pada bayi tak perlu dicemaskan. Apa saja yang harus kita waspadai?

"Bayinya belum bisa pulang karena kuning." Begitu, kan, yang sering kita dengar tentang bayi yang baru lahir. Bayi kuning, ada dua macam. Yaitu yang faali (fisiologis) dan patologis. Yang patologis adalah yang dapat menganggu tumbuh kembang bayi di kemudian hari. "Yang faali disebut juga kuning yang normal. Umumnya terjadi di hari kedua atau ketiga setelah kelahiran hingga 7 atau 14 hari. Walaupun secara faali, tetapi perlu diwaspadai. Karena kuning yang faali mungkin mempunyai latar belakang patologis," ungkap Prof. Dr. dr. Nartono Kadri, Sp.A(K) , dari Bag. Perinatologi, Ilmu Kesehatan Anak Fak. Kedokteran UI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Selain itu, bayi yang minum ASI dapat juga terlihat kuning pada minggu pertama dan kedua, yang berangsur-angsur akan hilang sendiri. "Ini gejala biasa. Di dalam ASI ada komponen yang mempengaruhi timbulnya kuning pada bayi. Tidak berbahaya, kok," jelas Nartono. Kendati demikian, lanjutnya, orangtua harus tetap waspada. Terutama kalau si bayi sedang dalam keadaan sakit yang berkaitan dengan acidosis (penyakit yang berhubungan dengan menurunnya kadar pH darah). Misalnya, sesak napas atau mencret berat. "Sebab, kadar bilirubin bebas bisa meningkat." Nah, berikut ini sejumlah hal mencurigakan yang harus diwaspadai. Lalu apa yang harus dilakukan jika hal itu terjadi? "Segera bawa ke dokter!" pesan Nartono. PENYEBAB Cara termudah untuk mendeteksi bayi menderita kuning atau tidak, sebetulnya tak terlampau sulit. "Lihat di bagian putih mata bayi saat ia menyusu. Kalau kuning, akan terlihat jelas di matanya!" Kuning pada bayi timbul karena adanya timbunan bilirubin (zat/komponen yang berasal dari pemecahan hemoglobin dalam sel darah merah) di bawah kulit. Sebab itulah kulit si bayi terlihat kuning. Pada saat masih dalam kandungan, janin membutuhkan sel darah merah yang sangat banyak karena paru-parunya belum berfungsi. Nah, sel darah merahlah yang bertugas mengangkut oksigen dan nutrien dari ibu ke bayi melalui plasenta. "Sesudah ia lahir, parunya sudah berfungsi, sehingga sel darah merah ini tidak dibutuhkan lagi dan dihancurkan. Salah satu hasil pemecahan itu adalah bilirubin." Bilirubin alias pecahan hemoglobin ini pun bermacam-macam: indirect, direct , dan bebas. Yang indirect atau yang belum diolah, yaitu bilirubin yang terikat albumin sebagai zat pengangkut, akan dibawa ke hati untuk diproses menjadi bilirubin direct . Bilirubin direct ini akhirnya disimpan di kantong empedu. Kadang tidak semua hasil pemecahan hemoglobin ini bisa diikat oleh albumin dan dibawa ke hati. Sebagian tidak terangkut dan disebut bilirubin bebas. Justru bilirubin inilah yang berbahaya. "Karena ia bisa gentayangan ke mana-mana. Terutama kalau ia masuk ke otak, tak bisa dilepas lagi." Jika sampai masuk ke otak, "Akan menimbulkan penyakit yang disebut kern ikterus atau timbunan bilirubin di dasar otak," jelas Nartono.

Namun oleh suatu keadaan tertentu, bilirubin indirect pun bisa pecah lagi menjadi bilirubin bebas. Yaitu jika si anak dalam keadaan sakit atau mencret, yang menyebabkan ia kehilangan banyak cairan. Kekurangan cairan (juga oksigen) akan mengakibatkan lepasnya albumin sehingga ia menjadi bilirubin bebas yang membahayakan. Lantas di mana terjadinya pemecahan sel darah merah? Ia bisa terjadi karena adanya tabrakantabrakan di saluran pembuluh darah, di sel-sel hati, atau di sel limfa. Kadang pemecahan sel darah merah terjadi sangat berlebihan sehingga meningkatkan kadar bilirubin. Ini biasanya disebabkan beberapa hal: Pada ketidakcocokan golongan darah, misalnya bila si ibu berdarah O, sedangkan si bayi berdarah A atau B. "Pada saat masih dalam kandungan, darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Kalau darah si janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka si ibu akan membentuk zat antibodinya (zat penangkis). Zat ini sedikit banyak akan mengalir lagi ke tubuh si janin melalui plasenta. Akibatnya, zat antibodi ini akan menghancurkan sel darah merah si bayi, sehingga meningkatkan kadar bilirubinnya." Sedangkan untuk ketidakcocokan golongan darah akibat rhesus, biasanya terjadi bila ibu golongan darah rhesus negatip dan janin rhesus positip. 2. Karena obat-obatan Ada beberapa macam obat, misalnya yang mengandung sulfa, bisa menghancurkan sel darah merah. Karena itu, berhati-hatilah memberi obat pada bayi. Konsultasikan pada dokter sebelumnya. 3. Karena infeksi Bisa infeksi saat bayi dalam kandungan atau infeksi saat di jalan lahir. Misalnya jalan lahir ibunya kotor. Atau infeksi sesudah lahir, semisal karena alat-alat bayi tidak steril sehingga racunnya menghancurkan sel darah merah. Selain karena pemecahan sel darah merah yang berlebihan, peningkatan kadar bilirubin bisa juga berasal dari penyumbatan. Yaitu bila saluran empedunya tersumbat, sehingga bilirubinnya tidak bisa dikeluarkan. Atau juga bila hatinya membengkak (hepatitis), sehingga pipa-pipanya tersumbat. Umumnya kuning yang disebabkan oleh penyumbatan terlihat sesudah minggu kedua atau lebih. Bagaimana membedakan kuning pada bayi karena bilirubin yang indirect (pemecahan yang belebihan) atau direct (penyumbatan)? "Lihat dari kotorannya. Bila kotorannya kuning, biasanya karena pemecahan. Tapi yang disebabkan penyumbatan, kotorannya akan terlihat putih seperti dempul. Hal ini karena empedunya tidak bisa masuk usus, sehingga kotoran tidak bisa diolah dan menyebabkan berwarna putih." AKIBAT DAN TERAPI

Untuk bilirubin yang berasal dari pemecahan yang berlebihan, asalkan cepat ditangani biasanya dapat cepat sembuh. "Jika terlambat ditangani, bisa menjadi kern ikterus atau meninggal." Bayi pengidap kern ikterus, lanjut Nartono, akan mengalami kelainan perkembangan. Yakni berupa gangguan susunan saraf pusat atau panca indra. Entah itu berupa kelainan motorik, gangguan perkembangan mental, tuli, lambat bicara, ataupun susah belajar. "Tergantung berapa luas dan berapa banyak timbunannya. Serta di bagian otak sebelah mana ia tertimbun." Pada bayi dengan kasus seperti ini, salah satu tindakan yang dilakukan adalah memberinya cukup cairan. "Bila kadar bilirubinnya masih ringan, cukup dijaga agar cairan tubuh tidak berkurang. Tiga atau empat jam sekali, bayi harus diberi susu." Terapi lain adalah yang disebut sinar biru (blue light therapy) . "Bisa juga dengan bantuan sinar matahari. Tapi jangan dijemur secara langsung di bawah matahari. Cukup asal terkena sinarnya saja." Namun jika kadar kuning tinggi sekali dan amat cepat kenaikannya, dokter akan melakukan transfusi tukar. Darah bayi yang sudah mengandung bilirubin dikeluarkan, diganti dengan darah baru. Sedangkan untuk bilirubin yang berasal dari penyumbatan, bila tidak segera ditangani akan menyebabkan kerusakan hati. "Hatinya bisa mengecil (sirosis) dan mengeras. Untuk ini, dokter akan membedah tempat yang tersumbat tadi," jelas Nartono. Ia juga mengingatkan, untuk bayi kuning yang disebabkan kekurangan enzym yang disebut G-6PD, sebaiknya tidak menggunakan kapur barus untuk baju-baju bayi. "Memang tidak semua bayi akan menjadi kuning bila pakaiannya terkena kapur barus. Tapi dalam kasus bayi yang G-6-PD ini, enzym di dalam darah merah si bayi kurang, sehingga sel darah merah mudah pecah dan menjadi bilirubin karena dampak kapur barus." Indah Mulatsih/nakita Tindakan Pencegahan * Cari sebab-sebabnya. Jika kuning karena fisiologis, tak perlu tindakan karena akan hilang sendiri. Jika terjadi karena patologis, harus diteliti oleh dokter lebih lanjut. * Perhatikan dan tandai kapan munculnya kuning, kecepatan peningkatan kuningnya, serta lamanya. Jika sudah menjumpai hal-hal mencurigakan seperti ini, segera bawa ke dokter. * Jangan memberi sembarang obat-obatan pada bayi. * Hindarkan bayi dari infeksi. Bayi juga sangat rentan, sebab itu usahakan selalu bersih dan tidak tercemar sesuatu dari luar. * Jangan biarkan bayi "puasa" terlalu lama. Berikan cairan tiap 3-4 jam. * Sebaiknya hindari pemakaian kamper/kapur barus saat menyimpan baju-baju bayi.

Bayi Kuning
August 4, 2010 Bayi

Bayi kuning merupakan kondisi yang sering ditemukan pada bayi baru lahir, warna kulit menjadi kuning, bagian putih dari bola mata juga menjadi kuning. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Secara normal, bilirubin diproduksi dari hasil pemecahan sel darah merah kemudian masuk ke dalam hati dan dieksresikan sebagai zat empedu melalui usus halus. Bayi kuning terjadi karena kadar bilirubin meningkat lebih cepat daripada kemampuan hati bayi untuk memecahkan dan membuangnya melalui empedu. Hal ini dapat terjadi karena : - Bayi baru lahir menghasilkan bilirubin lebih banyak daripada orang dewasa. - Organ hati pada bayi baru lahir masih dalam perkembangan sehingga kemampuannya masih belum memadai untuk membuang bilirubin dari dalam darah. - Terlalu besar jumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus sebelum bayi sempat mengeluarkannya sebagai feses. Kadar bilirubin yang tinggi, di atas 25mg, dapat menyebabkan ketulian, cerebral palsy atau bentuk lain dari kerusakan otak. Pada kondisi khusus, bayi kuning dapat mengindikasikan adanya kondisi lain seperti infeksi atau masalah tiroid. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua bayi baru lahir harus diperiksa kadar bilirubinnya selama beberapa hari setelah dilahirkan. Tipe-tipe bayi kuning secara umum adalah : - Bayi kuning normal : terjadi pada sebagian besar bayi baru lahir, disebabkan organ hati yang belum matang yang mengakibatkan proses pemecahan bilirubin menjadi lebih lambat. Umumnya muncul pada usia bayi 2-4 hari dan kemudian hilang setelah 1-2 minggu.

- Bayi kuning karena prematur : umumnya terjadi pada bayi yang dilahirkan prematur karena organ hati mereka masih belum matang bahkan bila dibandingkan dengan bayi normal. Perlu perlakuan khusus untuk mencegah komplikasi. - Bayi kuning pada bayi ASI : warna kuning muncul karena bayi tidak mendapatkan cukup ASI karena kesulitan pada saat pemberian ASI atau karena ASI belum diproduksi cukup banyak di payudara ibu. - Bayi kuning karena ASI : pada 1-2% bayi yang diberikan ASI, warna kuning dapat terjadi karena suatu bahan yang terdapat dalam ASI yang menyebabkan bilirubin bayi meningkat. Gejala ini akan muncul pada saat bayi berusia 3 5 hari dan kemudian berkurang secara lambat sampai bayi berusia 3 12 minggu. - Inkompatibilitas golongan darah (Rh atau masalah ABO) : jika bayi memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya, tubuh ibu memproduksi antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi. Hal ini mengakibatkan kadar bilirubin yang meningkat pada bayi. Hal ini terjadi pada hari pertama kelahiran. Masalah Rh dapat menyebabkan bayi kuning yang lebih parah tetapi saat ini hal tersebut dapat dicegah dengan menyuntikkan Rh Immune Globulin pada ibu selama 72 jam setelah melahirkan untuk mencegah pembentukan antibodi tersebut. Gejala dan Diagnosis Bayi kuning umumnya muncul pada hari ke-2 atau ke-3 setelah kelahiran. Berawal dari kepala dan kemudian menjalar ke kaki. Warna kuning biasanya terlihat pertama pada wajah kemudian dada dan perut, dan akhirnya di kaki. Segera kontak dokter anda jika terjadi kondisi sebagai berikut : - Bayi terlihat kuning pada hari pertama - Warna kuning tersebut menyebar dan semakin jelas - Bayi demam lebih dari 37.8C (suhu rectal) - Bayi terlihat sakit - Bayi tidak mendapatkan asupan makanan dengan baik - Bayi cenderung tidur lebih banyak dari biasanya Terapi/Pengobatan - Pada level ringan, setelah 1-2 minggu bayi akan mengatasi masalah ini dengan sendirinya - Pada level berat, perlu dilakukan terapi sinar - Tingkatkan frekuensi ASI atau tambahkan susu formula jika perlu untuk membantu bayi mengeluarkan bilirubinnya melalui feses - Pada kasus khusus, pergantian darah mungkin dibutuhkan untuk memberikan darah segar kepada bayi - Jika bayi anda menjadi kuning karena ASI, dokter mungkin meminta anda untuk menghentikan pemberian ASI untuk sementara. Jika ini terjadi, anda dapat memompa ASI anda sehingga anda tetap memproduksi ASI dan dapat mulai memberi ASI kembali ketika kondisi bayi sudah membaik. - Jika kadar bilirubin sangat tinggi, bayi anda mungkin harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi lebih lanjut. Ketika kadar bilirubin sudah turun, terapi dihentikan. Jarang sekali terapi untuk bayi kuning perlu diulang. PENYAKIT KUNING PADA BAYI BARU LAHIR

Seminggu setelah kelahiran dua putri saya kena sakit kuning.Pertama sempat panik juga sih..tapi saat anak kedua udah sedikit tenang.Nah biar para Bunda gak ikutan panik kyk saya nih ada ulasan tentang penyakit kuning pada bayi. Mudah2an bermanfaat buat para Bunda yah.. Penyakit kuning (jaundice) pada kulit bayi yang baru lahir adalah hal yang biasa dan biasanya bukan penyakit yang serius. Namun ada kalanya penyakit kuning yang berat dapat mengakibatkan cerebral palsy, ketulian atau kemunduran mental. Tetapi komplikasi ini jarang sekali ditemui karena adanya pengobatanpengobatan yang efektif untuk setiap bayi yang mengidap sakit kuning secara signifikan, yang kemudian tetap dilakukan pengobatan berjalan setelah keluar dari rumah sakit. Apakah penyakit kuning itu? Penyakit kuning adalah perubahan warna pada kulit bayi yang menjadi kekuningan yang diakibatkan karena kelebihan bilirubin dalam tubuh. Bilirubin adalah zat yang terdiri dari sel darah merah, dan kemudian hati yang menyingkirkan pigmen bilirubin melalui tinja. Pada bayi yang baru lahir, bilirubin yang diproduksi oleh tubuhnya jauh lebih banyak dibanding jumlah yang dikeluarkan sehingga mengakibatkan penimbunan bilirubin dalam darahnya. seringkali para orang tua melihatnya dari mata si bayi. Tetapi meski begitu memang sulit bila dilihat bayi terkena sakit kuning atau tidak dari matanya karena mata bayi lebih sering tertutup. Penyakit kuning biasanya terlihat pada bagian hidung dan wajah, kemudian menjalar ke arah bawah ke seluruh bagian tubuhnya. Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegahnya? Menyusui secara rutin dengan susu formula atau normal akan sangat membantu untuk membuang kotoran dalam tubuh bayi. Apakah penyakit kuning ini berbahaya? Apakah perawatan pada penyakit ini sangat dibutuhkan? Penyakit kuning ini termasuk penyakit yang sangat berbahaya. Bilirubin adalah racun bagi sel-sel pada syaraf yang membentuk jaringan otak. Penyakit ini juga bisa mengakibatkan cerebral palsy, ketulian, dan kemunduran pada mental anak. Ya, perawatan sangat dibutuhkan untuk menghindari dari kemungkinan-kemungkinan yang lebih membahayakan sang anak. Bagaimana perawatan pada penyakit kuning ini dilakukan? Bisakah dihindari dengan obat? Apakah lampu pijar atau sinar matahari bisa membantu? Phototherapi (perawatan dengan sinar) sangat aman dan efektif. Bayi akan dimonitor terus selama perawatan. Pelindung mata akan digunakan untuk memproteksi mata bayi selama perawatan berlangsung. Bila penyakit kuningnya parah dan tidak merespon kerjanya phototerapi, maka transfusi darah akan diperlukan. Mungkinkah penyakit kuning ini akan kembali? Tidak. Pada setiap bayi, penyakit kuning ini akan terpecahkan setelah 1 sampai 2 minggu dan tidak akan kembali lagi. Pada bayi yang menyusui penyakit kuning ini bisa bertahan hingga 10 minggu. Semua bayi yang baru lahir harus melakukan pemeriksaan dokter sampai solusi penyakit kuningnya terpecahkan. Bila penyakit kuning lama bertahan di tubuh si bayi ditakutkan ada hubungannya dengan hepatitis atau penyakit hati. Penting untuk diketahui, bila kotoran bayi Anda bewarna pucat atau coklat muda itu tergolong abnormal dan harus Anda periksakan ke dokter secepatnya.

Penyebab bayi kuning : Gejala serta perawatannya

Sekedar berbagi pengalaman tentang bayi kuning. Anaku yang kedua terlahir sehat namun pada pemeriksaan bayi di hari ke tujuh ternyata anaku dinyatakan kuning, setelah di cek melalui laboratorium kadar bilirubin nya 14.25 mg/dl padahal menurut dokter batas normalnya adalah 0.10 mg/dl sampai dengan 12.00 mg/dl, dokter menyarankan untuk dirawat karena jika dibiarkan akan menimbulkan kejang-kejang pada bayi atau bahkan bisa menimbulkan kematian, namun karena sesuatu dan lain hal akhirnya aku memutuskan untuk merawat bayi ku di rumah saja, setelah melalui beberapa pertimbangan akhirnya dengan berat hati dokter pun memberikan izin untuk berobat jalan.

Apa sebenarnya penyebab bayi kuning, apa gejalanya dan bagaimana perawatannya ? Berbeda dengan gejala kolik pada bayi, bayi kuning atau istilah medisnya ikterus merupakan gejala alamiah (fisiologis) yang dapat terjadi pada bayi usia dua hari sampai dengan usia dua minggu, menurut hasil penelitian hampir enam puluh persen bayi lahir sehat mengalami gejala ini. Ditandai oleh warna kekuningan pada kulit bayi jika ditekan, bola mata juga berwarna kekuningan, atau bahkan pada telapak tangan dan kaki, warna feces bayi berwarna pucat. Ikterus pada bayi disebabkan oleh kadar bilirubin yang meningkat akibat penguraian sel darah merah, biasanya terjadi pada bayi prematur atau bayi yang lahir dengan cara operasi caecar karena kandungan ASI yang kurang pada ibu.

Seyogyanya orang tua harus waspada terhadap gejala pada bayi kuning walaupun sebenarnya tidak berbahaya jika masih dalam batas wajar. Jika hal ini berlangsung lebih dari dua minggu sebaiknya segera bawa ke dokter untuk di tangani secara

serius dengan bantuan phototerapy karena selain alamiah gejala ini bisa jadi merupakan penyakit (patologis).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika bayi kita menunjukan gejala bayi kuning : 1. Berikan ASI sesering mungkin minimal dua jam sekali agar bayi menjadi sering pipis dan BAB yang dapat membantu menurunkan kadar bilirubin. Bangunkan bayi jika tertidur karena bayi yang kurang aktif dan sering tertidur dan tidak rewel malah merupakan tanda-tanda bayi anda terkena kuning. 2. Jemur dibawah sinar matahari pagi antara jam 7.30 sampai dengan jam 8.30 tanpa pakaian selama lebih kurang setengah sampai dengan satu jam. Hindari mata bayi terkena sinar matahari secara langsung. 3. Periksa bayi anda secara teratur sesuai dengan jadwal pemeriksaan dokter, hal ini memungkinkan dokter untuk segera mengambil tindakan medis jika kadar bilirubin pada bayi terus meningkat. Belajar dari pengetahuan yang saya peroleh dari berbagai sumber akhirnya anaku bisa sembuh dari gejala bayi kuning dan sekarang tumbuh menjadi bayi lucu yang sehat. Hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus dari kita para orang tua dalam memahami cara perawatan bayi baru lahir adalah menuntaskan serangkaian imunisasi bagi buah hati kita agar bayi kita kebal dari berbagai macam penyakit. Semoga bermanfaat.

You might also like