You are on page 1of 2

INDIKASI PENYAKIT PASCA PANEN DAN KERUSAKAN

Buah adalah salah satu diantara komoditas hortikultur yang mudah rusak. Kerusakan yang terjadi pada buah-buahan terdiri dari banyak jenis. Dapat disebabkan oleh fisik ataupun mikroorganisme. Setiap kerusakan mempunyai ciri-cirinya dan indikator kerusakan yang berbeda. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan terbenturnya buah dengan benda lain, adanya reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam buah, dan serangan dari hama dan mikroorganisme. Kerusakan dapat menyebabkan masalah yang lebih besar. Penanganan yang kurang tepat akan menyebabkan penurunan kualitas pada buah. Selain kerusakan, masalah lain yang sangat urgen dalam penanganan pasca panen adalah penyakit. Menurut Satuhu (1993), penyakit merupakan kendala yang terjadi pada produk hortikultur setelah masa pasca panen berlangsung. Penyakit umumnya disebabkan oleh adanya beberapa jamur yang bersifat laten. Penyakit ini kehadirannya tersembunyi dan tidak menampakkan gejala selama substrat atau buah yang ditempatinya belum cocok. Namun, apabila substratnya telah memenuhi kondisi tertentu yang diinginkan maka secara mendadak penyakit ini akan berkembang cepat. Dalam waktu yang singkat substrat menjadi rusak atau buah menjadi busuk. Adanya luka pada permukaan kulit buah akibat luka bakar karena panas matahari, retak-retak pada jaringan buah, letak buah terlalu dekat dengan tanah, gigitan serangga yang menyebabkan luka, dan luka alami merupakan hal yang menjadi indikasi awal terjadinya infeksi. Jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan infeksi pada buah akan semakin parah dan malah menurunkan kualitas buah tersebut. Selain itu, infeksi dapat terjadi saat buah masih berada di pohon atau selama dalam penyimpanan. Infeksi hanya menjadi indikasi awal dalam hal kerusakan akibat penyakit pasca panen pada buah ataupun sayuran. Penanganan infeksi yang intens menjadi salah satu pertimbangan untuk membuat kualitas komoditi tidak sampai jatuh. Infeksi yang terlalu parah akan menimbulkan beberapa penyakit timbul di buah tersebut. Jambu biji misalnya, memiliki tiga jenis penyakit yaitu busuk buah disebabkan oleh Botrydiplodia theobromae Penz, antraknose disebabkan oleh Calletotrichum gleosporiodes Penz, dan scab (kanker) disebabkan oleh Pestalotiopsis psidii (Pat)

Mordue. Lain buah lain pula penyakitnya, penyakit pada apel terdiri dari tiga jenis yaitu busuk pahit disebabkan oleh Gloeosporium fructigenum Berk, bercak gabus disebabkan oleh Alternaria mali Roberts, dan busuk buah disebabkan oleh Phytophtora cactorium (Leb et Cohn) Schrat. Jeruk juga mempunyai jenis penyakit yang malah lebih banyak jika dibandingkan dengan apel dan jambu biji. Terdapat sekitar 5 jenis penyakit pasca panen yang umum ditemukan di jeruk. Busuk buah poma merupakan penyakit yang lazim ditemukan pada jeruk dan disebabkan oleh Phoma citricarpa Mc. Alp. Selain itu, terdapat pula busuk buah nematospora yang terjadi karena adanya Nematospora crayli Pege yang tumbuh pada buah. Ada juga yang dinamakan dengan kapang biru disebabkan oleh Penicillium italicum Wehner dan kapang hijau yang dikarenakan serangan dari mikroba jenis Penicillium digitatum Sacc. Tambahan pula, busuk aspergillus yang disebabkan oleh Aspergillus niger V. Tiegh (Semangun dan Haryono, 1989).

SUMBER RUJUKAN
Satuhu, Suyanti.1993.Penanganan dan Pengolahan Buah.Jakarta : Penebar Swadaya Semangun dan Haryono.1989.Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di

Indonesia.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

You might also like