You are on page 1of 4

Struktur Pasar dan Privatisasi Dalam teori ekonomi mikro, yang dimaksud pasar monopoli adalah pasar yang

terdiri dari satu penjual dengan banyak pembeli; terdapat halangan untuk masuk bagi penjual lain sehingga penjual pada pasar monopoli adalah price maker yang dapat mempengaruhi harga produknya di pasar dengan membatasi jumlah produksi. Salah satu sebab munculnya pasar monopoli adalah pemberian hak monopoli (barrier entry) oleh pemerintah kepada perusahaan (seringkali perusahaan negara). Chaim Fershtman dalam tulisannya yang berjudul The Interdependence between Ownership Status and Market Structure: The Case of Privatization mengatakan bahwa pengaruh privatisasi terhadap perilaku dan kinerja perusahaan negara tidak bisa dilepaskan dari struktur pasar dimana perusahaan tersebut beroperasi.

Kepemilikan suatu perusahaan oleh negara akan menjadi barrier entry bagi perusahaan lain (swasta) dalam industri tersebut sehingga mengakibatkan struktur pasar yang monopolis. Dalam kesimpulannya Fershtman menyatakan bahwa privatisasi dapat mengarahkan perusahaan yang awalnya mendapatkan hak monopoli pemerintah pada perolehan profit yang lebih rendah jika beroperasi pada pasar duopoli. Struktur pasar di Indonesia berada antara struktur monopoli dan oligopoli, dimana hanya beberapa pihak yang menguasai perekonomian dan memegang kendali pasar. Yustika (2011:192-193) mengungkapkan bahwa sejak reformasi ekonomi pada tahun 1998 tidak terdapat perubahan pada struktur pasar Indonesia, walaupun banyak konglomerat yang berguguran pasca krisis moneter. Namun pada kenyataannya mereka masih menguasai mata rantai informasi dan lobi dengan berbagai strategi. Akibatnya kekuatan ekonomi domestik masih didominasi dan terpusat hanya pada segelintir orang. Isu utama dari privatisasi adalah pengalihan kegiatan ekonomi dari negara kepada pasar (swasta). Hal ini sejalan dengan pemikiran kaum klasik yang beranggapan bahwa hanya pasar yang dapat memberikan kesempatan terjadinya persaingan

sempurna sehingga memungkinkan tercapainya efisiensi. Sementara perekonomian yang terkonsentrasi pada pemerintah dianggap cenderung lebih banyak mengarahkan perekonomian pada kondisi disefisiensi. Contohnya adalah hak monopoli perusahaan yang diberikan pemerintah, sesuai dengan teori ekonomi mikro , perusahaan monopoli akan menetapkan harga yang tinggi karena tidak ada pesaing sehingga membebani pemerintah dengan subsidi agar harga yang diterima masyarakat menjadi murah. Beberapa tujuan utama dari privatisasi menurut Hunter dan Ryan. C. S. V. (2008) : 1. Mengalihkan perekonomian dari sistem perencanaan terpusat kepada sistem pasar yang maju dan akan mendorong berkembangnya sektor privat yang dinamis dan kompetitif; 2. Meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan sehingga lebih efisien dalam menggunakan faktor-faktor produksi; 3. Mengurangi dan memperkecil dominasi (monopoli) sektor publik serta mengeliminasi beban dari anggaran publik yang disebabkan oleh pemberian subsidi negara pada BUMN yang merugi; 4. Memperoleh dana dari penjualan perusahaan negara (BUMN) atau saham mereka untuk digunakan dalam proses transformasi; 5. Menjamin meluasnya penyebaran kepemilikan aset swasta; 6. Memberikan sistem yang efektif pada perusahaan negara sebagai perusahaan yang baru diprivatisasi. Privatisasi tanpa diikuti dengan perubahan struktur pasar yang kompetitif tidak akan memberikan dampak positif yang signifikan. Dengan melihat struktur pasar Indonesia yang lebih cenderung antara monopoli dan oligopoli, maka yang terjadi adalah privatisasi hanya akan memindahkan monopoli dari pemerintah ke swasta (domestik atau asing). Contoh riilnya adalah PT Indosat yang awalnya merupakan perusahaan dengan hak monopoli dari pemerintah di bidang telekomunikasi. PT Indosat dan Telkom diprivatisasi dengan tujuan untuk mengubah status mereka dari monopolis

menjadi duopolis yang nantinya diharapkan dapat bersaing dan memberikan harga yang kompetitif bagi masyarakat. Kenyataannya justru PT Indosat 42% sahamnya dimiliki oleh STT (Singapore Technologies and Telemedia) yang merupakan turunan dari perusahaan Temasek (holding company Singapura), sedangkan Singapore Telecom (Singtel) yang juga merupakan anak Temasek memiliki 35% saham dari PT Telkomsel (anak Telkom) atau dengan kata lain telekomunikasi kita berubah dari monopoli pemerintah Indonesia menjadi monopoli Singapura. Struktur pasar monopoli hampir selalu dipandang dari segi negatif, padahal monopoli juga mempunyai segi positif. Contohnya adalah peran pemerintah dalam memonopoli sektor-sektor tertentu yang memang strategis untuk kepentingan negara. Di Indonesia hal ini tertuang dalam amanat Konstitusi UUD 1945 Pasal 33 yang secara eksplisit memerlukan menyatakan bahwa peran pemerintah tetap dibutuhkan dalam perekonomian terutama sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. Seperti di Polandia, menurut Hunter dan Ryan C.S. V. (2008) sektor energi dan bahan bakar masih dikontrol oleh negara, sementara industri-industri yang memang sudah kompetitif seperti pertanian, furnitur, pariwisata, kulit, penerbitan dan percetakan diprivatisasi dengan keberadaan kepemilikan negara yang minoritas. Sebaliknya di Indonesia, amanat konstitusi yang jelas-jelas menekankan peran negara justru pada kenyataannya perusahaan asing bebas menguasai sektor-sektor ekonomi strategis seperti pertambangan, energi, dan bahan bakar. Undang-undang No 8 Tahun 1971 yang mengatur tentang Pertamina diganti dengan UU No 22 Tahun 2001 yang melemahkan posisi monopoli Pertamina dan PGN. Padahal dalam pasal 33 (2) dan (3) UUD 1945 secara jelas menyatakan : (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Daftar Pustaka Yustika, Ahmad Erani. 2011. Ekonomi Politik : Kajian Teoritis dan Analisis Empiris. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Hunter, Richard J., dan Ryan. C. S.V., Leo V. 2008. The legacy and Prospect of Polish Privatization. International Research Journal of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 21 dari website http://www.eurojournals.com/finance.htm

Fershtman, Chaim. 1990. The Interdependence between Ownership Status and Market Structure : The Case of Privatization. Economica, 57, 319-28 dari website http://www.tau.ac.il/~fersht/Papers/1990%20The%20Interdependence%20between% 20Ownership%20Status%20and%20Market%20Structure%20%20The%20Case%20of%20Privitization.pdf

You might also like