You are on page 1of 26

PENGUJIAN HIPOTESIS

STATISTICS
BAHASAN
Pengertian Hypothesis dan Hypothesis Testing
Tipe Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Lima Langkah Pengujian Hipotesis
Pengujian: Dua Sisi dan Satu Sisi
Uji Hipotesis: Rata-Rata
Uji Hipotesis: Proporsi
Hipotesis

Jawaban sementara.
Bisa salah bisa benar.
Belum terbukti kebenarannya.
Perlu dicek.
HIPOTESIS
HIPOTESIS ADALAH PERNYATAAN YANG MASIH LEMAH TINGKAT
KEBENARANNYA SEHINGGA MASIH HARUS DIUJI MENGGUNAKAN
TEKNIK TERTENTU.
HIPOTESIS DIRUMUSKAN BERDASARKAN TEORI, DUGAAN,
PENGALAMAN PRIBADI/ORANG LAIN, KESAN UMUM, KESIMPULAN
YANG MASIH SANGAT SEMENTARA.
HIPOTESIS ADALAH JAWABAN TEORITIK ATAU DEDUKTIF DAN BERSIFAT
SEMENTARA.
HIPOTESIS ADALAH PERNYATAAN KEADAAN POPULASI YANG AKAN DIUJI
KEBENARANNYA MENGGUNAKAN DATA/INFORMASI YANG
DIKUMPULKAN MELALUI SAMPEL.
JIKA PERNYATAAN DIBUAT UNTUK MENJELASKAN NILAI PARAMETER
POPULASI, MAKA DISEBUT HIPOTESIS STATISTIK
PERUMUSAN HIPOTESIS
DINYATAKAN SEBAGAI KALIMAT PERNYATAAN (DEKLARATIF)
MELIBATKAN MINIMAL DUA VARIABEL PENELITIAN
MENGANDUNG SUATU PREDIKSI
HARUS DAPAT DIUJI (TESTABLE)
DUA TIPE HIPOTESIS
HIPOTESIS KORELATIF YAITU PERNYATAAN TENTANG ADA ATAU TIDAK
ADANYA HUBUNGAN ANTARA DUA VARIABEL ATAU LEBIH
HIPOTESIS KOMPARATIF YAITU PERNYATAAN TENTANG ADA ATAU TIDAK
ADANYA PERBEDAAN ANTARA DUA KELOMPOK ATAU LEBIH

Perbedaan
Hypothesis dan Hypothesis Testing
Hypothesis
Suatu pernyataan tentang besarnya nilai
parameter populasi yang akan diuji

Hypothesis Testing
Suatu prosedur pengujian hipotesis tentang
parameter populasi menggunakan informasi dari
sampel dan teori probabilitas untuk menentukan
apakah hipotesis tersebut secara statistik dapat
diterima atau ditolak
Hipotesis Dalam Statistika
Suatu asumsi atau anggapan atau pernyataan yang
mungkin benar ataupun salah mengenai suatu
parameter satu populasi atau lebih.

Pengujian hipotesis :
Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan
dengan tujuan untuk memutuskan apakah kita
menerima atau menolak hipotesis mengenai
parameter populasi.
H
0
VS H
1
(H
a
)
H
0
(H nol) :
Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan untuk DITOLAK.

H
1
(H alternatif/tandingan) :
Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan untuk DITERIMA.
Contoh
Seorang dokter menyatakan bahwa lebih dari 60% pasien yang menderita
sakit paru-paru di suatu rumah sakit adalah karena merokok.
Hipotesisnya :
H0 : p=60%=0,6
H1 : p >0,6

Seorang dosen menyatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa laki-laki lebih
tinggi daripada mahasiswa perempuan.
Hipotesisnya :
H0 : prestasi belajar mahasiswa laki-laki = mahasiswa perempuan
H1 : prestasi belajar mahasiswa laki-laki > mahasiswa perempuan
Dasar Merumuskan Hipotesis

1. Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari teori.
2. Berdasarkan hasil penelitian.
3. Berdasarkan pengalaman.
4. Berdasarkan ketajaman berpikir.
Jenis Kesalahan
Ada dua jenis, yaitu :
1. Kesalahan jenis I, kesalahan akibat menolak
hipotesis nol padahal hipotesis nol benar
sehingga seharusnya diterima.
2. Kesalahan jenis II, kesalahan akibat menerima
hipotesis nol padahal hipotesis nol salah
sehingga seharusnya ditolak.

Probabilitas Kesalahan
Keputusan
Keadaan yang sesungguhnya
H
0
benar H
0
salah
Menolak H
0
Keputusan salah
= P(kesalahan
jenis I)
Keputusan tepat
1
Menerima H
0
Keputusan tepat
1 -
Keputusan salah
= P(kesalahan
jenis II)
Sifat-sifat Pengujian Hipotesis
1. Ada hubungan antara kesalahan jenis I dan kesalahan jenis II,
yaitu memperkecil probabilitas kesalahan jenis I akan
memperbesar probabilitas kesalahan jenis II, demikian pula
sebaliknya.
2. Probabilitas melakukan kesalahan jenis I dapat diperkecil dengan
menyesuaikan nilai kritis.
3. Makin besar ukuran sampel, maka nilai dan akan makin kecil.
4. Bila hipotesis nol salah, maka nilai akan mencapai maksimum
jika nilai parameter yang sesungguhnya dekat dengan nilai yang
dihipotesiskan.
Makin besar jarak antara nilai sesungguhnya dengan nilai yang
dihipotesiskan, makin kecil nilai .
RUMUSAN HIPOTESIS
Rumusan hipotesis terdiri dari H
0
dan H
A
H
0
: hipotesis observasi
H
A
: hipotesis alternatif
Rumusan hipotesis pada H
0
dan H
A
dibuat
menggunakan simbol matematis sesuai dengan
hipotesis
Beberapa kemungkinan rumusan hipotesis
menggunakan tanda matematis sebagai berikut:
H
0
:
H
A
:
=


>

<
Pengujian Dua Sisi dan Pengujian Satu Sisi
Pengujian dua sisi (two tail) digunakan jika parameter populasi
dalam hipotesis dinyatakan sama dengan (=).

Pengujian satu sisi (one tail) digunakan jika parameter populasi
dalam hipotesis dinyatakan lebih besar (>) atau lebih kecil (<).
Uji Satu Arah VS Uji Dua Arah
arah. dua uji disebut ini hipotesis pengujian maka
, : H alternatif hipotesis
dengan dilawan , : H nol, hipotesis Bila 2.
arah. satu uji disebut ini hipotesis pengujian maka
, : H atau : H alternatif hipotesis
dengan dilawan , : H nol, hipotesis Bila 1.
0 1
0 0
0 1 0 1
0 0
u = u
u = u
u < u u > u
u = u
Uji Satu Arah
0 1
: H arah satu Uji u < u
0
-Z


Daerah penolakan
H
0
Daerah
penerimaan
H
0
1 -
0
+Z


Daerah penolakan
H
0
1 -
0 1
: H arah satu Uji u > u
Uji Dua Arah
0
-Z
/2
/2
Daerah penolakan
H
0
Daerah
penerimaan
H
0
1 -
0 1
: H arah a du Uji u = u
+Z
/2
/2
Daerah penolakan
H
0
Langkah-langkah Pengujian
Hipotesis
1. Tetapkan dahulu rumusan hipotesis, uji satu arah atau uji dua
arah.
2. Tetapkan taraf nyata yang diinginkan untuk memperoleh nilai
kritis dalam tabel.
3. Tetapkan statistik uji (Z
h
) yang cocok untuk menguji hipotesis nol
(tergantung pada parameter populasi yang di uji).
4. Hitung nilai statistik uji (Z
h
) berdasarkan data dan informasi yang
diketahui baik dari populasi maupun dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut.
5. Simpulkan, tolak H
0
bila nilai statistik uji (Z
h
) terletak di daerah
penolakan H
0
dan terima H
0
bila nilai statistik uji (Z
h
) terletak di
daerah penerimaan H
0
.
Pengujian Hipotesis Dengan
Sampel Besar
1. Pengujian Parameter Rata-rata Populasi
2. Pengujian Parameter Proporsi Populasi
3. Pengujian Parameter Beda Dua Rata-rata
Dari Dua Populasi
4. Pengujian Parameter Beda Dua Proporsi
Dari Dua Populasi
Pengujian Parameter Rata-rata Populasi
Rumus statistik uji :

Contoh :
Suatu populasi berupa seluruh pelat baja yang diproduksi oleh suatu
perusahaan memiliki rata-rata panjang 80 cm dengan simpangan baku 7
cm. Sesudah selang 3 tahun teknisi perusahaan meragukan rata-rata
panjang pelat baja tersebut.
Guna menyakinkan keabsahan hipotesis tersebut, diambil sampel acak
sebanyak 100 unit pelat baja dari populasi diatas, dan diperoleh hasil
perhitungan bahwa rata-rata pelat baja adalah 83 cm, dan standar
deviasinya tetap. Apakah ada alasan untuk meragukan bahwa rata-rata
panjang pelat baja yang dihasilkan perusahaan itu sama dengan 80 cm
pada taraf signifikansi =5%?
X
0
h
- X
Z
o

=
Pengujian Parameter Rata-rata
Populasi (lanjutan)
Jawab :
- populasi : = 80 cm , = 7 cm
- sampel : n = 100 , X = 83 cm
- = 5%
ditolak. H hipotesis maka , H hipotesis penolakan daerah di jatuh uji statistik Nilai 5.
29 , 4
0,7
80 - 83
Z : adalah uji statistik nilai maka 7 , 0
100
7
n
4.
X
Z : adalah cocok yang uji Statistik 3.
1,96 Z Z maka 5% 2.
80 : H dan 80 : H
: yaitu arah, dua uji dengan uji di Hipotesis 1.
: hipotesis pengujian langkah - Langkah
0 0
h
X
X
X
0
h
0,025
2
1 0
= = = =
o
= o
o

=
= = = o
= =
o
Pengujian Parameter Rata-rata Populasi
(lanjutan)
0
-1,96

/2
Daerah penolakan
H
0
Daerah
penerimaan
H
0
1
=95%
0 1
: H arah a du Uji u = u
1,96

/2
Daerah penolakan
H
0
Z
h
=4,29

Pengujian Parameter
Proporsi Populasi
Rumus statistik uji :

Contoh :
Suatu perusahaan yang bergerak di bidang suku cadang
komputer akan memperkenalkan produk barunya di
pasaran. Untuk itu bagian pengendalian kualitas
perusahaan mengambil sampel secara acak sebanyak 170
buah suku cadang dan ditemukan ada 16 yang cacat. Dari
data tersebut apakah benar produksi yang ditemukan cacat
kurang dari 10%? Gunakan taraf signifikansi 2%.

p
0
h
p - p

Z
o
=
Pengujian Parameter Proporsi Populasi
(lanjutan)
( ) ( )
diterima. nol hipotesis maka kritis, nilai dari besar lebih Z . 5
26 , 0
023 , 0
1 , 0 094 , 0
Z
023 , 0
170
0,9 0,1

n
p - 1 p
4.
p p
Z 3.
-2,054 Z Z kritisnya nilai maka , 2% 2.
0,1 p : H dan 0,1 p : H : yaitu arah, satu uji dengan statistik hipotesis Pengujian . 1
094 , 0
170
16
p oporsi Pr
h
h
0 0
p
p
0
h
0,02
1 0
=

=
= = = o
o

=
= = = o
< =
= =
o

You might also like