You are on page 1of 38

KURSUS PETUGAS PROTEKSI RADIASI Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir 6 Februari 2012 16 Februari 2012

OHP No. 1

RADIASI NUKLIR
Secara umum dapat dikategorikan menjadi Partikel bermuatan Partikel tak bermuatan - Partikel berat - Neutron proton Reaksi pembelahan dan deutron penggabungan inti sinar alpha - Gelombang Elektromanetik - Elektron cepat sinar - X dan sinar gamma sinar beta (- dan +)

PRINSIP DASAR DETEKSI RADIASI


Apabila suatu radiasi melalui medium/bahan maka gejalanya dapat diamati yang merupakan hasil interaksi radiasi dengan medium/bahan tersebut sebagai akibat pemindahan energi radiasi ke medium/bahan. Gejala yang timbul adalah proses ionisasi, pancaran cahaya, pemanasan medium, reaksi kimia dan lain-lain.

Kualitas dan kuantitas radiasi dapat kita ukur dengan cara : jumlah ionisasi intensitas percikan cahaya intensitas panas/kenaikan suhu medium perubahan sifat bahan akibat reaksi kimia bahan peralatan radiasi detektor pulsa listrik penunjang jumlah dan tinggi pulsa.

BAHAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DETEKTOR


BAHAN GEJALA YANG TERJADI JENIS DETEKTOR

Gas

Muatan/arus/pulsa listrik

detektor berisi gas

Semikonduktor Muatan/pulsa listrik


Cairan kristal Kristal Emulsi Foto Logam berat Percikan cahaya Termoluminesen Pengnhitaman film Panas

detektor semikonduktor detektor sintilasi TLD film badge Kalorimeter

TEGANGAN KERJA
Daerah Rekombinasi
Pada aplikasi tegangan kerja detektor yang rendah beberapa pasangan ion melakukan rekombinasi membentuk atom netral sebelum mencapai elektroda. Rekombinasi akan semakin kecil apabila tegangan kerja dtektor dinaikan,oleh karena itu jumlah pasangan ion yang terkumpul bertambah besar dengan dinaikannya tegangan kerja detektor.

Daerah Kamar Ionisasi


Dengan bertambahnya tegangan kerja detektor semua pasangan ion terkumpul. Akhirnya pada batas rentang tegangan kerja tertentu, jumlah pasangan ion yang ter jadi dan terkumpul tidak tergantung pada tegangan tetapi tergantung pada energi radiasi yang diberikan pada medium detektor. Detektor yang bekerja pada daerah tegangan ini disebut Detektor Kamar Ionisasi.

Daerah Proporsional
Ion-ion negatif (elektron), yang bergerak menuju ke Anoda, dipercepat oleh medan listrik yang lebih besar. Disekitar anoda, elektron-elektron memperoleh energi yang cukup untuk memproduksi ionisasi sekunder pada saat berinteraksi dengan molekul gas. Hasil ionisasi ini memperbesar jumlah paangan ion yang terkumpul sebanding dengan energi yang dihamburkan oleh tumbukan partikel di luar detektor. Angka perbandingan akan semakin besar dengan bertambah besarnya tegangan kerja yang digunakan, Amplifikasi mencapai 104. Pada daerah ini tinggi pulsa yang terbentuk sebanding dengan jumlah ion primer yang terjadi. Oleh kareran itu dengan mengoperasikan detektor pada daerah tegangan ini dapat membedakan radiasi dari berbagai jenis dan energi. Detektor ini disebut Detektor Proporsional.

Daerah Geiger Muller


Apabila tegangan kerja terus dinaikan, volume sensitif akan meluas sepanjang tabung detektor. Tidak ada perbedaan pada tinggi pulsa untuk partikel-partikel ionisasi yang berbeda. Tinggi pulsa yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi pada Kamar Ionisasi ataupun Proporsioanal. Amplifikasi mencapai 108. Detektor yang bekerja pada daerah tegangan ini disebut Detektor Geiger Muller.

TINGGI PULSA
GEIGER MULER

PROPORSIONAL

BILIK IONISASI REKOMBINASI

TEGANGAN KERJA

DETEKTOR
DETEKTOR BERISI GAS
Bekerja berdasarkan prinsip ionisasi gas yang digunakan sebagai medium pendeteksian. Umumnya berbentuk selinder dengan elektroda di tengahnya yang merupakan elektroda positif atau anoda dan bagian dinding selinder merupakan elektroda negatif atau katoda yang bekerja seperti kapasitor. Fungsi gas di dalam detektor sebagai medium pengionan. Ion-ion yang terjadi di dalam gas terkumpul di katoda dan anoda dan melalui suatu rangkaian elektronik dirubah menjadi gejala/pulsa listrik.

SKEMA DIAGRAM ALAT UKUR RADIASI DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR BERISI GAS

Rangkaian Dasar Detektor berisi Gas

Detektor Kamar Ionisasi Detektor Kamar Ionisasi merupakan detektor yang dapat digunakan untuk bermacammacam hal. Ukuran kamar ionisasi, gas dan tekanan yang digunakan tergantung dari intensitas radiasi yang akan diukur. Tegangan operasi yang digunakan merupakan tegangan yang terendah diantara detektor berisi gas lainnya. Respon dari detektor Kamar Ionisasi tergantung pada energi.

Detektor Pencacah Proporsional Pencacah Proporsional merupakan tabung detektor berisi gas yang dioperasikan pada daerah tegangan proporsional, dimana elektron yang dilepaskan pada proses ionisasi pertama berlipat-ganda sebagai akibat dari tumbukan dengan molekul gas dan selanjutnya menghasilkan pasangan ion. Jumlah elektron yang terkumpul pada anoda sebanding dengan tinggi pulsa oleh karena itu sebanding dengan jumlah pasangan ion yang berasal dari proses ionisasi atau dengan kata lain sebanding dengan energi radiasi yang mengenai medium detektor. Sedemikian rupa Detektor ini dapat digunakan untuk menentukan spektrum energi dengan menganalisa tinggi pulsa yang terjadi dan Detektor proporsional mempunyai waktu Ketetapan Waktu (Resolving Time) yang lebih kecil dibandingkan dengan Detektor Geiger Muller, dalam orde mikrosekon, oleh karena itu dapat digunakan untuk mengukur intensitas radiasi yang tinggi.

Detektor Geiger Muller Detektor Geiger Muller adalah detektor yang kegunaannya sangat luas dalam pencacahan radiasi nuklir. Dalam detektor Geiger Muller, Anodanya berbentuk kawat Tungsten dengan diameter 0,02 mm sampai 0,1 mm yang dapat memperbesar medan listrik disekitar anoda. Katoda yang berbentuk silinder biasanya terbuat dari metal atau bahan konduktif lainnya yang dilapisi dengan bahan gelas dan gas yang digunakan sebagai medium deteksi adalah Argon dengan gas peredam seperti ethyl alkohol, halogen. Tegangan kerja dari detektor ini tergantung pada gas medium, tekanan dan gas peredam yang digunakan, biasa pada tegangan sekitar 1.400 volt. Daerah tegangan ini disebut Daerah Plateau.

IONISASI TIDAK LANGSUNG


Radiasi gamma akan berinteraksi dengan dinding detektor melalui proses efek foto listrik menghasilkan elektron yang akan mengionisasi gas dalam detektor. Untuk mendeteksi netron harus menggunakan gas yang mengandung Boron atau dinding detektor dilapisi Boron. n+B Li + alpha Partikel alpha akan mengionisasi gas dalam detektor.

DETEKTOR SINTILASI
Dalam detektor Sintilasi, radiasi dirubah menjadi kilatan cahaya. Radiasi gamma berinteraksi dengan material sintilasi melalui efek foto listrik, hamburan compton dan produksi pasangan. Hanya pada efek foto listrik seluruh energi radiasi gamma diserap oleh sintilator untuk menghasilkan pulsa-pulsa cahaya yang jumlahnya sebandingan dengan energi radiasi gamma. Pada hamburan compton sebagian energi diberikan pada elektron dan energi gamma yang lemah akan menghasilkan sejumlah kecil pulsa-pulsa cahaya sehingga radiasi gamma yang terhambur tidak tertangkap sintilator. Sedangkan pada produksi pasangan, proses anihilasi positron akan menghasil-kan dua buah photon dengan masing-masing energi sebesar 0,52 MeV dan photon-photon ini kembali berinteraksi dengan sintilator.

SKEMA DIAGRAM SISTEM PENGUKRAN RADIASI DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR SINTILASI

Anoda

Radiasi

Bahan Sintilator

cahaya

Photo Multiplier Tube


Katoda

dapat memancarkan cahaya

Meter

Sebagian cahaya yang berasal dari sintilator ditransmisikan ke foto-katoda (bagian dari fotomultiplier tube) yang digabungkan dengan sintilator. Apabila berkas cahaya jatuh pada fotokatoda, akan terjadi foto-elektron yang bebas dan akan digandakan oleh dinoda-dinoda yang yang ada pada PMT sehingga akan menghasilkan pulsa-pulsa listrik pada anoda. Ukuran pulsa akan tergantung pada intensitas foton-cahaya yang jatuh pada foto-katoda dari PMT dan sehingga akan tergantung juga pada energi gamma yang dilepaskan pada sintilator.

BAHAN-BAHAN SINTILATOR
Bahan Organik Sintilator Kristal Murni Sintilator Cair Sintilator Plastik Bahan Anorganik NaI(Tl) : untuk Radiasi Gamma dan sinar-X ZnS(Ag) : untuk radiasi Alpha Sintilator Gas : Ar, Kr, Xe, He, N, dll

DETEKTOR SEMI-KONDUKTOR
Mekanisme yang terjadi di dalam detektor ini sama seperti pada detektor berisi gas yaitu ionisasi bahan/medium. Pada detektor ini sebagai bahan atau medium nya digunakan zat padat seperti Germanium dan Silicon. Energi rata-rata yang diperlukan untuk menghasilkan 1 pasangan lubang dan elektron pada bahan semi-konduktor adalah 3,5 eV, bandingkan dengan energi yang dibutuhkan untuk hal yang sama pada medium udara sebesar 35 eV. Oleh karena mediumnya padat, maka bentuk detektornya menjadi kecil dan resolusi energinya lebih baik sehingga cocok untuk digunakan sebagai spektrometri. Bahan yang digunakan : Germanium dan Silicon.

SKEMA DIAGRAM SISTEM PENGURUAN RADIASI PADA DETEKTOR SEMI-KONDUKTOR


Anoda ( - )

Radiasi

+++++++++
____________

katoda ( + )

MONITOR RADIASI
MONITOR PERORANGAN

Dosimeter Saku
Suatu alat monitor radiasi yang digunakan untuk mengukur jumlah dosis yang diterima oleh pemakai alat tersebut. Dapat langsung dibaca tanpa alat bantu lainnya. Prinsip kerja Alat ini berdasarkan ionisasi yang terjadi pada tabung berisi gas yang berfungsi sebagai detektornya dan juga menggunakan prinsip elektroskop, dimana apabila pada anodanya diberi muatan, maka kedua tuas pada ujung anodanya (satu tetap, yang satu dapat bergerak bebas) akan saling menolak, sehingga tuas yang bergerak bebas akan menunjukan angka nol. Pengukuran dosis radiasi pada alat pada rentang yang sangat terbatas yaitu sampai dengan 200 mrem, atau tergantung pada tipenya dan yang paling besar adalah 1 Rem.

DOSIMETER SAKU

Film Badge
Prinsip kerja Alat ini berdasarkan kehitaman/densitas film. Emulsi AgBr yang digunakan sebagai detektornya apabila terkena radiasi akan terurai menjadi ion Ag+ dan ion Br- dan setelah memalalui tahapan proses pengambangan dan pemantapan akan terjadi bayangan laten pada film. Tingkat kehitaman pada film inilah yang akan dikonversikan dalam dosis radiasi yang diterima film tersebut. Tingkat kehitaman film akan sebanding dengan jumlah dosis radiasi. Pada holder film badge terdapat beberapa filter yang terbuat dari bahan Alumunium, timah hitam dan tembaga atau seng yang gunanya untuk membedakan jenis dan energi radiasi. Film badge dapat mengukur dosis radiasi sampai dengan 300 rem. Lebih dari itu emulsi film akan hangus/menjadi arang.

Gambar skema Film Badge Holder

Thermo Luminesence Dosimeter


Sama seperti film badge, bahan detektor menggunakan bahan kristal fosfor. Apabila terkena radiasi pada temperatur normal, elektron-elektron bebas yang terjadi diperangkap dalam kisi-kisi dalam bentuk cacad pada kristal. Hal ini menghasilkan kondisi tidak stabil yang panjang. Apabila fosfor dipanaskan, energi yang berasal dari elektron yang terperangkap akan timbul. Dengan pemanasan yang cukup, elektron akan terlepas dari perangkapnya dan kembali pada posisi semula sambil memancarkan cahaya. Cahaya yang timbul ini akan ditangkap oleh alat TLD Reader dan dikonversikan dalam pembacaan dosis radiasi. Dengan adanya proses pemanasan inilah maka detektor ini disebut Thermo Luminesence Dosimeter. Dapat mengukur dosis radiasi sampai dengan 4.000 rem.

Keuntungan dari kerugian masing-masing Monitor Perorangan


Keuntungan
Pen Dosimeter Dapat langsung dibaca Sebagai indikator awal

Kerugian
Pengukuran dosis radiasi terbatas

Film Badge

Mempunyai hard record Tidak dapat digunaDapat dibaca ulang kan ulang Bersifat medico legal Mempunyai hard record Tidak dapat dibaca ulang Bersifat medico legal Dapat digunakan ulang

TLD

MONITOR LINGKUNGAN
SURVEY METER Digunakan untuk mengetahui tingkat radiasi di suatu tempat dalam satuan laju dosis. Pemilihian survey meter yang akan digunakan harus didasarkan pada : Jenis Radiasi, Energi Radiasi, Kondisi tempat kerja.

MONITOR KONTAMINASI Suatu alat monitor radiasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat kontaminasi di suatu tempat kerja dalam satuan cacah per satuan waktu. MONITOR AREA Suatu alat monitor yang digunakan untuk memonitor suatu daerah radiasi secara terus menerus. Biasanya dihubungkan pada suatu sistem peringatan dini untuk kondisi kedaruratan nuklir.

KALIBRASI ALAT UKUR


Yang perlu diperhatikan dalam hal kalibrasi Alat Ukur Radiasi : faktor hambur dari ruangan kalibrasi sumber kalibrasi berumur paro panjang dilakukan secara berkala Alat ukur yang perlu dikalibrasi adalah : telah habis masa kalibrasinya, setelah diperbaiki, yang baru dibeli Sertifikat kalibrasi berisikan : - indentitas kalibrator, faktor kalibrasi - tanggal kalibrasi, masa berlaku kalibrasi.

Faktor yang mempengaruhi Ketelitian kalibrasi


penentuan jarak antara detektor dan sumber menentukan koreksi akibat hamburan, kelembaban dll ketelitian dalam menentukan aktivitas sumber

FILM BADGE

THERMO LUMINESENCE DOSIMETER

PEN DOSIMETER

SOUND MONITOR

BABY LINE

KALIBRASI

You might also like