You are on page 1of 25

A.

Judul HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN STRATEGI

COPING DENGAN PROKRASTINASI PENYELESAIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

B. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang mampu

menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapatnya melalui media perkuliahan kepada masyarakat. Perguruan tinggi akan memberikan gelar akademik kepada mahasiswa sesuai dengan jalur pendidikan yang ditempuhnya. Gelar sarjana atau strata 1 merupakan salah satu gelar yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus. Salah satu syarat kelulusan sarjana adalah

menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik dalam melakukan penelitian terhadap kasus-kasus atau fenomena yang muncul dan kemudian diteliti dengan menggunakan teori-teori yang relevan dan kemudian akan dianalisis untuk mendapat hasil dari penelitian tersebut. Menurut Poerwadarminta (1983: 957), skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di perguruan tinggi. Umumnya, mahasiswa diberikan waktu untuk

menyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang

lebih sekitar enam bulan. Namun kenyataannya, banyak mahasiswa yang membutuhkan waktu lebih dari enam bulan untuk menyelesaikan skripsi mereka. Hal tersebut terkait dengan kendala yang dialami mahasiswa dalam proses penyelesaian skripsi. Kendala yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis-menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian. Kesulitan lainnya antara lain karena mahasiswa mengalami perasaan takut dalam menghadapi dosen pembimbing (Slamet, 2003). Berdasarkan survey yang dilakukan Fibrianti (2009) ada dua faktor yang menyebabkan mahasiswa lama dalam menyelesaikan skripsi, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri mahasiswa yang menjadi hambatan, seperti kecemasan, persepsi terhadap dosen, dan ketidakmampuan mengatur waktu, sedangkan faktor eksternal merupakan merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa, seperti kurangnya dukungan, kesulitan memperoleh bahan-bahan, kurangnya sarana dan prasarana serta adanya aktivitas lain. Apabila hambatan-hambatan tersebut menimbulkan beban pada diri mahasiswa, dan beban itu dirasakan terlalu berat maka dapat menimbulkan stres. Lazarus (1976: 42), menyatakan bahwa stres muncul ketika ada tuntutan-tuntutan pribadi seseorang yang membebani atau melampaui

kemampuannya dalam menyesuaikan diri. Menurut Burka dan Yuen (Fibrianti, 2009: 17), stres yang timbul seringkali menyebabkan individu melakukan penundaan. Tice dan Baumeister (1997) melaporkan bahwa rata-rata mahasiswa dengan prokrastinasi yang tinggi memiliki tingkat stres yang tinggi yang disertai dengan kesehatan yang buruk. Dalam ranah ilmu psikologi, fenomena menunda-nunda suatu pekerjaan dikenal dengan istilah prokrastinasi. Pada kalangan ilmuwan, istilah prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan kecenderungan menunda-nunda penyelesaian tugas atau pekerjaan (Ghufron, 2010: 150). Fenomena prokrastinasi terjadi di setiap bidang kehidupan, salah satunya bidang akademik. Ellis dan Knaus (Rumiani, 2006: 38) menemukan bahwa hampir 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Pada hasil survey majalah New Statement (Ghufron, 2003: 3) memperlihatkan bahwa kurang 20% sampai dengan 70% pelajar melakukan prokrastinasi. Penelitian kebanyakan, menilai prokrastinasi hanya dari satu sisi. Prokrastinasi dilihat dari sisi negatifnya saja. Namun beberapa penelitian terbaru menemukan bahwa ada sisi positif dari prokrastinasi. Chui dan Choi (2005: 247) membagi prokrastinasi menjadi dua yaitu prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif. Prokrastinasi aktif adalah menunda suatu pekerjaan untuk melakukan pekerjaan lain yang lebih penting dan mendesak atau menunda pekerjaan untuk terlebih dahulu dalam membuat perencanaan dan persiapan atau mengumpulkan informasi-informasi penting yang mungkin berguna. Sedangkan prokrastinasi pasif adalah

prokrastinasi yang di dalamnya terdapat penundaan yang tidak rasional, tidak diperlukan dan tidak bermanfaat bagi penyelesaian tugas akademik yang dikerjakan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi prokrastinasi. Milgram et al (1994) menemukan bahwa perilaku menunda-nunda tugas terkait dengan task aversiveness yaitu persepsi siswa mengenai seberapa tidak menyenangkannya, membosankan, atau sulit tugas yang mereka kerjakan. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa prokrastinasi terkait dengan locus of control dan perfeksionisme (Janssen & Carton, 1999; Gunawinata, Nanik & Lasmono, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chui dan Choi (2005) terdapat aspek-aspek yang membedakan prokrastinasi aktif dengan prokrastinasi pasif yaitu motivasi, self-efficasy, penggunaan waktu, dan personal outcome. Penelitian tersebut juga mengungkap adanya perbedaan strategi coping yang digunakan pada pelaku prokrastinasi aktif dan pasif dalam mengatasi stres mereka. Weiten dan Lloyd (Yusuf, 2009: 128) mengemukakan bahwa strategi coping merupakan upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi, atau mentoleransi beban perasaan yang tercipta karena stres. Strategi coping yang digunakan individu bergantung kepada masalah yang dihadapi dan individu itu sendiri. Setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengatasi stres yang dialaminya. Strategi coping terbagi menjadi dua yaitu strategi coping yang berpusat pada masalah (problem focused coping) dan strategi coping yang berpusat pada emosi

(emotion focused coping). Problem focused coping orientasinya lebih pada pemecahan masalah dan strategi untuk menyelesaikannya, sedangkan emotion focused coping orientasinya untuk menghidari permasalahan untuk sementara dengan tujuan menyeimbangkan emosi dalam diri. Strategi coping berperan bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengalami tekanan-tekanan dalam proses penyelesaian skripsi mereka. Reaksi individu terhadap stres bervariasi tergantung dari individu tersebut dan masalah yang dihadapi. Mahasiswa yang menunda skripsi karena adanya hambatan dalam proses penyelesaian skripsi bisa termasuk ke dalam penunda pasif atau aktif. Strategi coping pun diperlukan oleh mahasiswa tingkat akhir untuk mengatasi stres mereka. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan

antara strategi coping dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran strategi coping pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang menyelesaikan skripsi? 2. Bagaimana gambaran prokrastinasi penyelesaian skripsi pada

mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia?

3. Apakah terdapat hubungan antara strategi coping dengan prokrastinasi penyelesaian Indonesia? 4. Apakah terdapat hubungan antara problem focused coping dengan prokrastinasi aktif dalam penyelesaian skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia? 5. Apakah terdapat hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi pasif dalam penyelesaian skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia? skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan

D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang strategi coping pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang menyelesaikan skripsi. 2. Untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia yang sedang menyelesaikan skripsi. 3. Untuk menguji secara empirik tentang hubungan antara strategi coping dengan prokrastinasi penyelesaian skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

4.

Untuk menguji secara empirik tentang hubungan antara problem focused coping dengan prokrastinasi aktif dalam penyelesaian skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

5.

Untuk menguji secara empirik tentang hubungan antara emotion focused coping dengan prokrastinasi pasif dalam penyelesaian skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan ilmiah pada pengembangan psikologi pendidikan khususnya tentang masalah yang menyangkut prokrastinasi penyelesaian skripsi dan strategi coping. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat memberi masukan secara tidak langsung kepada mahasiswa tentang perlunya

menggunakan strategi coping yang efektif dalam mengatasi stres yang disebabkan oleh adanya tekanan-tekanan akademik.

F. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi fokus kajian peneliti, yaitu variabel strategi coping yang terdiri dari problem focused

coping dan emotion focused coping sebagai variabel bebas dan variabel prokrastinasi penyelesaian skripsi yang terdiri dari prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif sebagai variabel terikat.

G. Definisi Operasional Kedua variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut: 1. Strategi Coping Dalam penelitian ini, strategi coping merupakan frekuensi responden melakukan upaya dalam mengatasi situasi stres yang mengarah pada masalah atau pada emosi. Bentuk strategi coping ada dua yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Problem focused coping terdiri dari confrontative coping dan planfulproblem solving. Sedangkan emotion focused coping terdiri dari distancing, self-control, accepting responsibilities, escape-avoidance, dan positive-reappraisal. Strategi coping yang terdiri dari problem focused coping dan emotion focused coping ini akan diukur dengan menggunakan skala Ways of Coping Checklist (WOC) yang akan dikembangkan oleh peneliti. 2. Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi Prokrastinasi penyelesaian skripsi dioperasionalkan sebagai

kecenderungan menunda untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi yang merupakan bentuk karya ilmiah untuk mencapai kesarjanaan. Bentuk prokrastinasi dalam penelitian ini dibedakan

menjadi prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif. Untuk mengukur prokrastinasi yang terdiri dari prokastinasi aktif dan prokrastinasi pasif digunakan Academic Procrastination Scale dari Morales yang akan dikembangkan oleh peneliti.

H. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : a. Terdapat hubungan antara strategi coping dengan prokrastinasi penyelesaian Indonesia. b. Terdapat hubungan antara emotion focused coping dengan skripsi pada mahasiswa Universitas Pendidikan

prokrastinasi pasif. c. Terdapat hubungan antara problem focused coping dengan

prokrastinasi aktif.

I. Landasan Teori 1. Strategi Coping Menurut Lazarus & Folkman (Yusuf, 2009: 128), strategi coping merupakan proses mengelola tuntutan (internal atau eksternal) yang diduga sebagai beban karena di luar kemampuan individu. Coping terdiri atas upaya-upaya yang berorientasi kegiatan dan intrapsikis (seperti menuntaskan, tabah, mengurangi atau memininalkan tuntutan internal dan eksternal).

Sementara Weiten & Lloyd (Yusuf, 2009 : 128) mengemukakan coping merupakan upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi, atau mentoleransi beban perasaan yang tercipa karena stres. Strategi coping menurut Lazarus & Folkman (1984) meliputi strategi coping yang berpusat pada emosi (emotion focused coping) dan strategi coping yang berpusat pada masalah (problem focused coping. a. Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk coping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh tekanan. artinya coping yang muncul terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi stres dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. b. Emotion Focused Coping (EFC) merupakan bentuk coping yang diarahkan untuk mengatur respon emosional terhadap situasi yang menekan. Individu dapat mengatur respon emosionalnya dengan pendekatan behavioral dan kognitif. Contoh dari pendekatan behavioral adalah penggunaan alkohol, narkoba, mencari dukungan emosional dari teman teman dan mengikuti berbagai aktivitas seperti berolahraga atau menonton televisi yang dapat mengalihkan perhatian individu dari masalahnya. Dalam pendekatan kognitif, individu melakukan redefine terhadap situasi yang menekan seperti membuat perbandingan dengan individu lain yang mengalami

10

situasi lebih buruk, dan melihat sesuatu yang baik diluar dari masalah. Lazarus & Folkman (1984: 152) mengemukakan strategi coping terbagi menjadi dua jenis coping yaitu problem-focused coping dan emotion focused coping dengan aspek-aspek sebagai berikut: a. Problem Focused Coping 1) Confrontative coping dilakukan dengan berusaha keras

mengubah situasi, bahkan dengan mengambil resiko. 2) Planful-problem solving yaitu usaha mengubah situasi yang menyebabkan stres dengan proses analisis untuk memecahkan masalah. b. Emotion Focused Coping 1) Distancing dilakukan dengan berusaha menjauhkan diri dari stresor, bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa, dan berusaha melihat sisi baik dari situasi. 2) Self-control yaitu berusaha mengendalikan perasaan dan tindakan. 3) Accepting responsibilities yaitu menyadari posisinya dalam suatu masalah, seperti menyadari bahwa masalah ditimbulkan oleh diri sendiri dan berjanji terhadap diri sendiri bahwa masalah tidak akan terulang.

11

4) Escape-avoidance merupakan tindakan berandai-andai dan usaha melarikan diri dan menghindari stres dengan melibatkan diri dalam suatu aktivitas. 5) Positive-reappraisal merupakan usaha menciptakan makna positif dengan berfokus terhadap pertumbuhan personal dan termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan doa dan agama. 2. Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Ghufron, 2010: 150). Pada kalangan ilmuwan, istilah prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Skripsi menurut Poerwadarminta (1983: 957 skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di perguruan tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi penyelesaian skripsi adalah kecenderungan menunda-nunda untuk memulai atau menyelesaikan karya ilmiah yang merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana.

12

Chu dan Choi (2005: 247) membagi perilaku prokrastinasi menjadi dua, yaitu prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif. Sedangkan Morales (2011: 85) menyebut prokrastinasi aktif sebagai structured procrastination dan unsructured procrastination untuk prokrastinasi pasif. Morales juga menyebutkan bahwa pelaku prokrastinasi aktif memiliki kesamaan dengan non-prokrastinator. Menurut Chu dan Choi (2005: 247) pelaku prokastinasi aktif dan pasif memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain ditinjau dari dimensi kognitif, afektif, perilaku dan hasil yang didapat. Pada dimensi kognitif, dilihat berdasarkan intentional decision to

procrastinate. Secara afektif, dilihat dari preference for pressure, ability to meet deadline untuk dimensi perilaku serta outcome satisfaction untuk hasil yang didapat. a. Intentational Decision to Procrastinate Secara kognitif, prokrastinator pasif tidak berniat untuk menunda, tetapi mereka akhirnya sering menunda tugas karena

ketidakmampuan mereka untuk membuat keputusan dan bertindak dengan cepat. Sebaliknya, prokrastinator aktif mampu bertindak atas keputusan mereka pada waktu yang tepat. Namun, mereka menangguhkan tindakan mereka sengaja dan memfokuskan perhatian mereka pada tugas lain yang lebih penting.

13

b. Preference for pressure Secara afektif, ketika mendekati deadline, prokrastinator pasif merasa tertekan dan menjadi pesimis, terutama mengenai kemampuan mereka untuk mencapai hasil yang memuaskan. Pikiran mereka akan keraguan dan ketidakmampuan diri

meningkatkan kemungkinan kegagalan dan mengarah pada perasaan bersalah dan depresi. Di sisi lain, prokrastinator aktif, seperti untuk bekerja di bawah tekanan. Ketika dihadapkan pada menit-menit terakhir pengumpulan tugas, mereka akan tertantang dan termotivasi. Selain itu, mereka merasa merasa mampu

melawan jenis penderitaan yang biasa dialami oleh prokrastinator pasif. Perbedaan respon kognitif dan afektif berinteraksi untuk menghasilkan pola perilaku yang berbeda yaitu prokrastinator aktif yang gigih dan mampu menyelesaikan tugas pada menit terakhir. Prokrastinator pasif, di sisi lain, lebih mungkin untuk menyerah dan gagal dalam menyelesaikan tugas. c. Ability to meet deadline Prokrastinator pasif memiliki kecenderungan untuk meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas yang penting dan merasa kewalahan atau merasa stres dengan tekanan waktu. Sedangkan prokrastinator aktif, memperkirakan dengan baik jumlah minimum waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

14

tugas dan mendorongnya untuk mengerjakan tugas secara efisien sesuai tujuan bahkan pada menit-menit terakhir. d. Outcome Satisfaction Karena penunda aktif tahu bagaimana cara memotivasi dirinya sendiri meskipun ketika berada di bawah tekanan, dan membuat keputusan yang disengaja untuk menunda dan menyelesaikan tugas, mereka biasanya mendapatkan hasil tugas yang memuaskan. Sedangkan penunda pasif gagal untuk mengatur perhatiannya pada tugas dan cenderung untuk memilih aktivitas yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas. Penunda pasif cenderung menginginkan kesenangan yang bisa mengatasi stres mereka sementara waktu dan menunda menyelesaikan mereka sehingga hasil yang didapat pun buruk. 3. Hubungan antara Strategi Coping dengan Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi Prokrastinasi penyelesaian skripsi adalah kecenderungan menundanunda untuk memulai maupun menyelesaikan skripsi yang merupakan bentuk karya ilmiah untuk mencapai gelar kesarjanaan. Dalam menyelesaikan skripsi tersebut, mahasiswa mengalami hambatanhambatan yang dapat menimbukan stres. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Bernard (Catrunada, 2007) bahwa faktor yang menyebabkan prokrastinasi diantaranya anxiety dan stres.

15

Prokrastinasi menurut Chu dan Choi (2995) dibagi menjadi prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif. Prokrastinasi aktif adalah menunda suatu pekerjaan untuk melakukan pekerjaan lain yang lebih penting dan mendesak atau menunda pekerjaan untuk terlebih dahulu dalam membuat perencanaan dan persiapan atau mengumpulkan informasi-informasi penting yang mungkin berguna. Sedangkan prokrastinasi pasif adalah prokrastinasi yang di dalamnya terdapat penundaan yang tidak rasional, tidak diperlukan dan tidak bermanfaat bagi penyelesaian tugas akademis. Weiten dan Lloyd (Yusuf, 2009: 128) mengemukakan bahwa strategi coping merupakan upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi, atau mentoleransi beban perasaan yang tercipta karena stres. Strategi coping yang digunakan individu bergantung kepada masalah yang dihadapi dan individu itu sendiri. Setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengatasi stres yang dialaminya. Strategi coping terbagi menjadi dua yaitu strategi coping yang berpusat pada masalah (problem focused coping) dan strategi coping yang berpusat pada emosi (emotion focused coping). Problem focused coping orientasinya lebih pada pemecahan masalah dan strategi untuk menyelesaikannya, sedangkan emotion focused coping orientasinya untuk menghidari permasalahan untuk sementara dengan tujuan menyeimbangkan emosi dalam diri akademik yang dikerjakan.

16

Mahasiswa

yang

sedang

menyelesaikan

skripsi

perlu

menggunakan strategi coping baik itu yang berfokus pada masalah ataupun emosi untuk mengatasi stres yang dialami akibat hambatanhambatan selama proses penyelesaian skripsi. Dengan pengatasan stres yang efektif, mahasiswa cenderung tidak akan menunda-nunda tugas skripsi mereka dan bisa mendapat gelar sarjananya tepat waktu.

J. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis data bersifat kuantitatif dan diuji dengan statistik korelasional yang menghubungkan dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Yang merupakan variabel X dalam penelitian ini adalah strategi coping dengan kecenderungan problem focused coping dan kecenderungan emotion focused coping. Sedangkan variabel Y adalah prokrastinasi penyelesaian skripsi yang terdiri dari prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif. 2. Subjek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sudah mengambil mata kuliah skripsi minimal satu semester. Teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling yaitu penetuan sampel mempertimbangkan

17

kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat yang sesuai dengan tujuan penelitian . Adapun kriteria yang ditentukan adalah: a. Berstatus sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia jenjang S1 reguler atau ekstensi. b. 3. Sudah mengontrak mata kuliah skripsi minimal satu semester.

Teknik Pengumpulan Data Tenik pengumpulan dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner dibagi atas daftar isian identitas subjek dan skala. Daftar isian identitas subjek terdiri nama, usia, jenis kelamin, fakultas dan jurusan, serta tahun angkatan. Sedangkan skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari The Ways of Coping Scale untuk mengukur strategi coping yang diadaptasi oleh peneliti. Sedangkan untuk membedakan prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif menggunakan skala prokrastinasi aktif yang dibuat oleh peneliti.

4.

Teknik Analisis Data Teknik analisis data diawali dengan uji normalitas data untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dengan menggunakan teknik Kolmogorov- Smirnov. Selanjutnya jika data berdistribusi normal data dihitung dengan menggunakan statistik parametrik yaitu teknik korelasi productmoment dari Pearson untuk melihat hubungan antara strategi coping dengan kecenderungan problem focused coping dan emotion focused coping dengan prokrastinasi akademik yang terdiri dari prokrastinasi

18

akademik aktif dan prokrastinasi akademik pasif. Apabila data tidak berdistribusi normal maka peneliti menggunakan statistik non parametrik yaitu teknik korelasi Spearman-Rank.

K. Sistematika Penulisan Laporan penelitian akan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Metode Penelitian E. Manfaat Penelitian

19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka B. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek B. Desain Penelitian C. Definisi Operasional D. Intrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data B. Pembahasan Data BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

L. Agenda Penelitian Tahapan penelitian yang akan dilakukan diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

20

Dalam tahap persiapan, peneliti terlebih dahulu membuat proposal penelitian dan mempersiapkan perizinan penelitian. Setelah itu, dilanjutkan dengan penyusunan atau adaptasi alat ukur dengan menguji validitas dan reliabilitasnya. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, peneliti mencari subjek penelitian yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Setelah itu, kuisioner diperbanyak sesuai dengan jumlah subjek penelitian dan kemudian subjek diminta kesediaannya untuk mengisi kuisioner tersebut. 3. Tahap Pengolahan Data Setelah mendapatkan data dari subjek, peneliti kemudian akan mengolah data tersebut sehingga peneliti dapat menganalisisnya dan menarik kesimpulan yang menjawab permasalah penelitian.

21

DAFTAR PUSTAKA Aldwin, C. M., Revenson, T. A. (1987). Does Coping Help? A Reexamination of The Relation Between Coping and Mental Health. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 53(2), 11 halaman. Bronlow, S., Reasinger, R. D. (2000). Puting off Until Tomorrow What is Better Done Today: Academic Procrastination as a Function of Motivation Toward College Work. Corte Madera: Select Press. Catrunada, L. (2007). Perbedaan Kecenderungan Prokrastinasi Tugas Skripsi Berdasarkan Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma: tidak diterbitkan. Choi, J. N. and Moran, S. V. (2009). Why Not Procrastinate?Development and Validation of a New Active Procrastination Scale. The Journal of Social Psychology. [Online], Vol. 149 (2), 16 halaman. Not Tersedia:

ftp://124.42.15.59/ck/2010-12/165/071/180/359/Why

Procrastinate

Development and Validation of a New Active Procrastination Scale. Pdf [5 Desember 2011] Chu, A. H. C and Choi, J. N. (2005). Rethinking Procrastination: Positive Effects of Active Procrastinastion Behavior on Attitudes and Performance. The Journal of Social Psychology. [Online], Vol. 145 (3), 19 halaman. Tersedia: http://www.motivationalmagic.com/library/ebooks/motivation/motivation 20-%20An%20article%20on%20procrastination.pdf [3 November 2011]

Clifford, C. (2010).Turning a Negative to a Positive. Can Passive Procrastinators Develop into Active Procratsination?. Bachelor of Arts Degree (Psychology Spesialization) at DBS School of Arts. [Online], 64 page. Tersedia: http://esource.dbs.ie/bitstream/handle/10788/78/ba_clifford_carol_2010.pdf ?sequence=1 [7 Desember 2011]

22

Dawson, B. A. (2007). An Analysis of Procrastination and Flow Experiences. Thesis to Graduate of Georgia Southern University. [Online], 74 page. Tersedia:http://www.georgiasouthern.edu/etd/archive/spring2007/bryan_l_d awson/Dawson_Bryan_L_200701_MS.pdf [8 Desember 2011] Fibrianti, I. D. (2009). Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. [Online], 145 halaman. Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/10517/1/SKRIPSI.pdf [10 November 2011]. Ghufron, M. N. (2003). Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja terhadap Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik. Tesis Magister pada Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. [Online], 110 halaman. Tersedia: http://www.damandiri.or.id/cetakartikel.php?id=303 [8 Desember 2011] Ghufron, M. N. dan Risnawita, R. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: ArRuz Media. Gunawinata, V. A. R., Nanik. dan Lasmono, H. K. (2008). Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa. Anima Indonesian Psychological Journal. [Online], Vol. 23 (3). 20 halaman. Tersedia: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/23308256276_0215-158.pdf [23 September 2011] Janssen, T., Carton, J. S. (1999). The Effect of Locus of Control and Task Difficulty on Procrastination. The Journal of Genetic Pychology. [Online], Vol. 160 (4). 6 halaman. Tersedia: http://search.proquest.com [12 Oktober 2011] Lazarus, R. S., Folkman, S. (1984). Stress Appraisal and Coping. New York: Spinger Publishing Company.

23

Lazarus, Richard S. (1976). Pattern of Adjustment, Third Edition. Singapore: Mc Grow Hill International Book. Milgram, N., Marshevsky, S. and Sadeh, C. (1994). Correlates of Academic Procrastination: Discomfort, Task Aversiveness, and Task Capability. The Journal of Psychology. [Online], Vol. 129 (2), 10 halaman. Tersedia: http://search.ebscohost.com [12 Oktober 2011] Morales, R. A. (2011). Confirmatory Factor Analysis of the Academic Procrastination Scale. The International Journal of Research and Review. [Online], Vol. 6 (2). 9 halaman.

Tersedia:http://journalofresearchandreview.books.officelive.com/Document s/A5V6_TIJRR.pdf [2 Desember 2011]

Nurishshifa, A. (2008). Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Coping Strategy Orang Tua yang Memiliki Anak Tunagrahita. Skripsi Sarjana pada Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2011. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Poerwadarminta, W. J. S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Prima, A. (2007). Hubungan antara Konsep Diri Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Skripsi Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. [Online], 70 halaman. Tersedia:

http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/digitalfiles.jsp?id=126193&lokasi=l okal [26 Oktober 2011] Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro [Online], Vol.3 (2),Tersedia:http://ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/downloa d/656/530 [10 [23 September 2011].

24

Slamet. (2003, 15 Januari). Banyak yang Melakukan Plagiat. Suara Merdeka. [Online], halaman 2. Tersedia: http://www.suaramerdeka.com/harian/0301/15/kha2.htm [7

November 2011]

Tice, D. M. and Baumeister, R.F. (1997). Longitudinal Study of Procrastinastion Performance, Stress, and Health: The Cost and Benefits of Dawdling. Psychological Science. [Online], Vol. 8 (6), 4 halaman. Tersedia: https://www.amherst.edu/media/view/230062/original/procrastinating.pdf [8 Desember 2011] Tondok, M. S., Ristyadi, H., dan Kartika, Aniva. (2008). Prokrastinasi Akademik dan Niat Membeli Skripsi. Anima Indonesian Psychological Journal. [Online], Vol. 24 (1). 11 halaman. Tersedia:

isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/241087687.pdf [23 September 2011]

Yusuf, S. (2009). Mental Hygiene: Terapi Psikospiritual untuk Hidup Sehat Berkualitas. Bandung: Maestro.

25

You might also like