You are on page 1of 9

Pencurian adalah orang yang mengambil benda atau barang milik orang lain secara diam-diam untuk dimiliki.

Hal ini, tidka ada salahnya bila dikemukakan, yaitu :

1. Menipu: yaitu mengambil hak orang lain secara licik sehingga orang lain menderita kerugian ;

2. Korupsi: yaitu mengambil hak orang lain, bik perorangan atau masyaarakat, dengan menggunakan kewenangan atasjabatan atau kekuasaannya sehingga merugikan orang lain ;

3. Menyuap: yaitu sesorang memberikan sesuatu baik berupa barang ataupun uang maupaun lainnya kepada orang lain agar pemberi memperoleh keuntungan baik materil maupun moril, sedangkan pemberianna itu ada pihak lain yang dirugikan.

B. Dasar Sangsi Hukum Bagi Pencuri Didalam Al-Quran, Hadits dan KUHP

Dasar sangsi dalam al-quran

Dasar sangsi dalam al-quran yatiu allah berfirman didalam surat al-maidah ayat 38 yang artinya Laki-laki

yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari allah. Dan aalh maha perkasa lagi maha bijaksana (Depag RI, 1985:165).

Dasar sangsi dalam hadits

Dasar sangsi dalam hadits yang artinya dari Ibnu Umar r.a katanya :

Rasulullah pernah memotong tangan seorang yang mencuri sebuah perisai yang bernilaisebayak tiga dirham (HR.
Bukhori Muslim)

Dasar sangsi dalam KUHP

Dasar sangsi dalam KUHP adalah yang tertera dalam pasal 362 yang berbunyi barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda sembilan ratus rupiah.

C. Persyaratan Hukum Bagi Pencuri, Potong Tangan (Al-Quran) dan Pidana Penjara (KUHP)

Berdasarkan ayat alquran

Berdasarkan ayat alquran yang secara tegas mengungkapakan bahwa sanksi hokum terhadap pelanggaran pidan pencurian, yaitu potong tangan dengan syarat sebagi berikut:

1. Nilai harta yang dicuri jumlahnya mencapai satu nisab, yaitu kadar harta tertentu yang ditetapkan sesuai dengan undang-undang.

2. Barang curian itu dapat diperjual belikan.

3. Barang atau uang yang dicuri bukan milik baitul mal.

4. Pencuri sudah baligh

5. Perbuatan dilakukan atas kehendaknya bukan atas paksaan orang lain.

6. Tidak dalam kondisidilandas krisis ekonomi.

7. Pencuri melakukan perbuatannya bukan untuk memenuhi kebutuhan pokok.

8. Korban pencuri bukjan orang tua sendiri dan bukan pula keluarga dekatnya.

9. Pencuri bukan pembantu korbannya.

Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

Berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang sesuai dengan pasal 363 terhadap

pelanggaran pidana pencurian, yaitu pidana penjara dengan syarat sebagai berikut:

1. Pencurian hewan ternak.

2. Pencurian pada waktu ada kebakaran,letusan, banjir, gempa bumi, atau gempau laut, tanah longsor, gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang.

3. Perncutian diwaktu malam dalam sebuah rumah atau perkarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang ada disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki oleh orang yang berhak.

4. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu.

5. Pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan, atau untuk sampai pada barang yang diambil, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

D. Hikmah atau Tujuan Hukum Bagi Pencuri

Salah satu yang dibanggakan oleh manusia adalah harta. Ajaran islam bukan materialisme, melainkan islam mengajarkan kepada umat islam untuk berusaha sekuat tenaga sesuai kemampuan untuk mencari harta. Syariat islam yang ditetapkan oleh allah swt. dan nabi Muhammad saw. Memuat seperangkat aturan dalam hal memperoleh harta. Memperoleh harta dengan cara haram seperti berbuat curang, merugikan orang lain, mencari keuntungan yang berlebihan, dan lain-lain yang harus dihindari oleh umat islam. Mengganggu dan merusak harta berarti mengganggu dan merusak system nilai yang berkaitan dengan bidang ekonomi. Asas-asas pembinaan dan perkembangan perekonomia yang ditetapkan oleh syariat Islam berlandaskan atas prinsip suka sam suka, tidak merugikan sepihak, jujur, transparan, dan lain-lain. Sebagai konsekuensi dari system dan tata aturan bagaimana cara memperoleh atau mendapatkan harta, maka syariat islam menetapkan aturannya.

Mengambil hak orang lain berarti merugikan sepihak. Ketentuan menunjukan bahwa pencuri yang di kenai sanksi hokum adalah mencuri yang bukan iseng, ataupun karena keterpaksaan. Sanksi hukuman bagi pencuri bertujuan antara lain sebagai berikut:

1. Tindakan preventif yaitu menakut-nakuti, agar tidak terjadi pencurian, mengingat hukumannya yanjg berat.

2. Membuat para pencuri timbul rasa jera, sehingga ia tidak melakukan untuk kali berikutnya.

3. menimbulkan kesadaran kepada setiap orang agar menghargai dan menghormati hasil jeri payah orang lain.

4.

Menimbulkan semangat produktivitas melalui persaingan sehat.

5.

Memberikan arahan agar para orang kayamelihat kondisi masyarakat, sehingga tidk hanya mementingkan diri sendiri.

Didalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap HARTA BENDA orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan perorangan. Jenis-jenis kejahatan terhadap orang termasuk dalam Buku II KUHP terdiri atas : - PENCURIAN BAB XXII - PEMERASAN DAN PENGANCAMAN BAB XXIII - PENGGELAPAN BAB XXIV - PENIPUAN BAB XXV - MERUGIKAN ORANG YANG BERPIUTANG DAN BERHAK BAB XXVI - PERUSAKAN BARANG BAB XXVII - PENADAHAN BAB XXX Pada umumnya kejahatan tersebut merupakan tindak pidana formil yang berarti perbuatannya yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh Undang-undang. [Brigjen. Drs. H.A.K. Moch. Anwar, S.H., (DADING), 1979 : 16] Dan dalam kejahatan komputer melalui jalur internet ini anggota komunitas kelompok berperan, jadi dalam hal ini ada keterkaitan pasal 55 KUHP yaitu tentang Penyertaan dalam tindak pidana karena para hacker yang senior akan selalu membimbing hacker-hacker baru dalam kelompoknya. 2.2. Pasal 55 dalam KUHP 1. Dipidana sebagai pelaku tindak pidana : 1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan; 2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan. 2. terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, berserta akibat-akibatnya. Yang dimaksud dengan pencurian menurut pasal 362 hukum pidana : Barang siapa mengambil barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu secara melawan hukum, dihukum karena melakukan pencurian dengan

hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya 15 kali enam puluh rupiah. [Brigjen. Drs. H.A.K. Moch. Anwar, S.H., (DADING1979 : 17] Unsur Obyektif : - Mengambil; - barang; - yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain Unsur Subyektif : - dengan maksud; - untuk memiliki; - secara melawan hukum; Unsur obyektif dalam kejahatan komputer melalui jalur internet ini adalah tidak nyata barang atau benda yang dicuri karena ada persamaan pada pencuraian energi listrik, yang secara nyata tidak dapat dilihat menurut [Soenarto Soerodibroto, S.H. 1994 : 221] sebagai berikut : Pada pencurian aliran listrik tidaklah penting apakah orang yang menghidupkan aliran dan dengan demikian mengambil energi, telah berbuat demikian untuk dipakai bagi kepentingannya sendiri ataupun untuk dikumpulkan bagi kepentingan sendiri. Pencurian telah selesai pada saat diambilnya aliran listrik itu. (HR 24 Mei 1937). Disyaratkan adanya maksud untuk secara melawan hukum menguasai barang yang diambilnya seolaholah sebagai miliknya sendiri. Pelaku telah mengambil aliran listrik dengan maksud secara melawan hukum menggunakannya untuk sementara waktu saja.(HR 25 Juli 1930) [Soenarto Soerodibroto, S.H. 1994 : 222].

arti mencuri atau merampok adalah : mungkin pengertian pencurian perlu kita bagi menjadi dua golongan, yaitu: pencurian secara aktif dan pencurian secara pasif. Pertama, pencurian secara aktif. Apa maksudnya? Pencurian secara aktif adalah tindakan mengambil hak milik orang lain tanpa sepengetahuan si pemilik . Kedua, pencurian secara pasif. Apa maksudnya? Bila pencurian secara aktif berarti tindakan mengambil hak milik seseorang, maka pencurian secara pasif berarti tindakan menahan apa yang seharusnya menjadi miliknya orang lain.

Menurut bahasa pencurian (sariqah) berasal dari kata saraqa, yang artinya mencuri. Sedangkan menurut istilah mencuri adalah mengambil benda dan atau barang milik orang lain secara diam-diam untuk dimiliki. Menurut A. Djazuli dalam bukunya Fiqh Jinayah, pencurian mempunyai makna perpindahan harta yang dicuri dari pemilik kepada pencuri. Menurut Mah}mud Syaltu>t (kata Rahmat Hakim)}, Pencurian adalah mengambil harta orang lain dengan sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh orang yang tidak dipercayai menjaga barang tersebut. Sedangkan dalam bukunya Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq berpendapat bahwa yang dimaksud mencuri adalah mengambil barang orang lain secara sembunyi-bunyi. Dasar hukum pencurian terdapat pada al-Quran surat al-Ma>idah ayat 38: Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka

kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. al-Ma>idah: 38). Selain dasar hukum yang bersumber dari al-Quran, juga dapat dilihat dalam hadis\ Nabi Muhammad SAW, diantaranya hadis\ yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah berikut ini: ( ) : Artinya: Diriwayatkan oleh Aisyah: Nabi SAW telah bersabda: Dipotong seorang pencuri karena dia mencuri (sebanyak) seperempat Dinar (HR. Muslim). Dan riwayat Ibn Umar: : Artinya: Diriwayatkan oleh Ibn Umar, katanya: Nabi SAW telah memotong tangan seorang pencuri karena mencuri sebuah perisai yang bernilai tiga Dirham

You might also like