You are on page 1of 12

Disusun oleh : Sri Ariny Nuryanti (109421426948)

BAB 1

AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

Standar Kompetensi :
Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

Indikator :
Mendefinisikan pengertian dasar akuntansi. Merumuskan kualitas informasi akuntansi. Menjelaskan proses akuntansi dan kualitas informasi akuntansi. Mengidentifikasi kegunaan informasi akuntansi bagi masing-masing pemakai. Mengidentifikasi macam - macam bidang spesialisasi akuntansi. Mengidentifikasi etika profesi akuntan.

Setiap jenis usaha apapun baik yang bergerak dalam bidang jasa, dagang atau manufaktur tidak akan terlepas dari masalah akuntansi sebab menurut Warren, at al (2004) akuntansi adalah sebagai suatu sistem informasi. Sistem informasi merupakan bagian dari sistem bisnis keseluruhan di era informasi. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan.
Siklus akuntansi adalah merupakan tahapan-tahapan dalam suatu proses akuntansi hingga menjadi informasi olahan yang siap untuk disajikan di dalam laporan keuangan. Tahapan proses akuntansi dimulai dari analisis transaksi keuangan sampai dengan pembuatan neraca saldo setelah penutupan, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar siklus akuntansi dibawah ini :
Menganalisa Transaksi Keuangan Menyiapkan Neraca Saldo Setelah Penutupan Menjurnal Transaksi

Menutup Saldo Akun Nominal

Memposting Jurnal ke Buku Besar

Menyusun Laporan Keuangan

Menyiapkan Neraca Saldo

Menyiapkan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Membuat Jurnal Penyesuaian

Gambar 1.1 Siklus Akuntansi Perusahaan

A. SEJARAH AKUNTANSI Pada dasarnya akuntansi berkembang dari sistem tata buku berpasangan (double entry system) yang pertama kali diperkenalkan di Italia pada tahun 1494. Seorang ahli ilmu pasti berkebangsaan Italia, Luca Pacioli yang menerbitkan buku berjudul Summa de

Aritmatica, Geometria, Proportioni et Proportionalita. Pada salah satu bagian yang berjudul Tractatus de computis et scriptorio, ia memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut dengan sistem kontinental. Sistem ini diperkenalkan oleh Luca Pacioli bersama Leonardo da Vinci, dan sudah dipakai untuk melakukan pencatatan upah sejak zaman Babilonia. Sistem Kontinetal merupakan pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debit dan kredit secara seimbang dan menghasilkan pembukuan yang sistematis serta laporan keuangan yang terpadu. Dengan menggunakan sistem ini perusahaan mendapatkan gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan perusahaan, serta hak pemilik. Oleh karena Luca Pacioli merupakan orang pertama yang menulis pengetahuan akuntansi, maka para penganutnya menamakannya Bapak Akuntansi (The father of Accounting). Sekitar pertengahan abad ke 18 sampai abad ke 19, setelah terjadi revolusi industri, muncul perkembangan di berbagai bidang, baik sosial, ekonomi, maupun perdagangan. Nah, dari kejadian tersebut akhirnya akuntansi tidak hanya berkembang di Eropa, tetapi juga sampai di daratan Amerika yang terkenal dengan sistem Anglo Saxon.

B. AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI Akuntansi adalah bahasa bisnis. Bahasa ini bisa diterjemahkan ke dalam suatu sistem informasi yang memberikan informasi penting mengenai aktivitas keuangan suatu organisasi (termasuk perusahaan), sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Informasi akuntansi ini terdiri atas data-data keuangan mengenai berbagai transaksi bisnis, yang dinyatakan dalam nilai uang.

1. Menurut American institute of Certified Public Accountants (AICPA) tahun 1953 "Akuntansi sebagai suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu, yang dinyatakan dalam uang, transaksi dan peristiwa paling tidak mengenai karakter keuangan dan penafsiran hasilnya". 2. Menurut "American Accounting Association (AAA) tahun 1966 : "Akuntansi sebagai proses. Proses itu meliputi identifikasi pengukuran dan

pengkomunikasian informasi ekonomi yang memungkinkan penilaian dan pengambilan keputusan yang berharga oleh penggunaan informasi." 3. Menurut Waren, et.al (2004) : Akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Sistem informasi merupakan bagian dari sistem bisnis keseluruhan di era informasi. 4. Menurut Kieso, et.al (2005) Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. C. KEGUNAAN AKUNTANSI 1. Pemakai Informasi Akuntansi Pihak intern adalah pihak yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan sehari-hari. Terdiri dari: komisaris, direksi, manajemen, dan karyawan perusahaan. Pihak ekstern adalah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tetapi tidak terlibat secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional perusahaan. Terdiri dari: a. Pemilik perusahaan atau pemegang saham atau investor b. Karyawan dan serikat pekerja c. Kreditor d. Badan-badan pemerintah e. Pelanggan f. Masyarakat

2. Manfaat Akuntansi a) Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit. b) Memberikan gambaran kondisi perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. c) Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan untuk

menghasilkan laba. d) Menjadi media komunikasi antar manajemen dengan pengguna informasi. e) Merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada stockholder. D. SYARAT-SYARAT KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI a. Dapat Dipercaya Dapat dipercayanya suatu informasi akuntansi tergantung pada 3 hal, yakni: Dapat diuji. Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh penguji independen (bebas) dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. Netral. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Menyampaikan yang seharusnya. Informasi akuntansi dikatakan dapat dipercaya bila informasi itu memang berasal dari kondisi ekonomi atau kejadian yang sebenarnya terjadi. b. Dapat Dipahami Informasi tersebut dinyatakan dalam bentuk dan dengan menggunakan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian atau pengetahuan pemakai sehingga informasi dapat dipahami oleh pemakai. c. Keandalan (Reliability) Suatu laporan keuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan disajikan secara tulus dan jujur (faithful representation). d. Perbandingan antara Manfaat dan Biaya Biaya sebuah laporan akuntansi tidak boleh lebih besar daripada manfaat yang dapat diterima oleh pemakai informasi akuntansi.

e. Relevan Laporan keuangan haruslah dapat membantu pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pada masa lalu. f. Materialitas Laporan keuangan dikatakan material, jika kelalaian mencantumkan atau kesalahan mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai. g. Lengkap (Complete) Informasi yang disajikan harus lengkap karena jika sengaja tidak mengungkapkan secara lengkap, informasi yang disajikan menjadi tidak benar atau menyesatkan, tidak dapat diandalkan, serta tidak sempurna jika ditinjau dari segi relevansi. h. Nilai Prediksi Laporan keuangan harus dapat menyajikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar memprediksi masa depan. i. Dapat Dibandingkan (Comparable) Laporan keuangan dapat memudahkan pemakai dalam membandingkan laporan keuangan antar periode sehingga dapat diindentikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangannya. Selain itu, pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar-perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan keuangan secara relatif. j. Tepat Waktu Informasi akuntansi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan perusahaan dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan. k. Umpan Balik (Feedback) Informasi yang ada dalam laporan keuangan harus dapat me num buh kan umpan balik. Umpan balik dapat berupa prediksi, pembenaran, atau penolakan terhadap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. l. Penyajian yang Jujur Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan harus menggambarkan secara jujur setiap transaksi atau peristiwa lainnya dan disajikan secara wajar.

m. Substansial Informasi yang ada dalam laporan keuangan harus disajikan sesuai transaksi dan peristiwa lainnya dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya. n. Pertimbangan Sehat (Prudence) Informasi akuntansi yang disajikan dapat berguna dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi karena pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian dalam melakukan perkiraan. E. SPESIALISASI DALAM AKUNTANSI No. 1. 2. 3. Bidang Akuntansi Keuangan Auditing Akuntansi Biaya Penjelasan Mengkhususkan pada proses pencatatan transaksi hingga penyajian laporan keuangan. Mengkhususkan pada pemeriksaan catatan-catatan akuntansi secara independen. Berhubungan dengan perencanaan, penetapan, dan pengendalian biaya produksi. Mengkhususkan pada pengmbangan dan penafsiran informasi 4. Akuntansi Manajemen akuntansi untuk membantu manajemen menjalankan perusahaan. 5. 6. 7. 8. 9. Akuntansi Perpajakan Sistem Akuntansi Akuntansi Anggaran Akuntansi Pemerintahan Akuntansi Pendidikan Mengkhususkan pada penyiapan data yang diperlukan untuk perhitungan pajak. Mengkhususkan diri dalam perencanaan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan serta pelaporan data keuangan. Berhubungan dengan rencana pengeluaran perusahaan dan membandingkannya dengan pengeluaran aktual. Mengkhususkan diri dalam penyajian laporan transaksi yang dilakukan oleh pemerintah. Berhubungan dengan kegiatan pengembangan dan penyebaran pendidikan akuntansi.

F. PROFESI AKUNTAN a) Akuntan Perusahaan Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan. Tugas akuntan perusahaan, antara lain (a) menyusun sistem akuntansi; (b) menyusun laporan akuntansi untuk manajemen dan pihak luar perusahaan; (c) anggaran perusahaan; (d) mengenai masalah perpajakan; (e) melakukan pemeriksaan intern. b) Akuntan Publik Akuntansi publik ialah akuntan yang bekerja secara independen untuk menjalankan fungsi pemeriksaan terhadap kebenaran laporan keuangan dan proses akuntansi yang dijalankan perusahaan. Jasa-jasa yang diberikan akuntan publik kepada perusahaan antara lain: (a) jasa pemeriksaan kewajaran laporan keuangan; (b) jasa penyusunan sistem akuntansi; (c) jasa perpajakan; (d) jasa penyusunan laporan keuangan dalam rangka pengajuan kredit; (e) jasa konsultasi manajemen perusahaan. c) Akuntan Pemerintah Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga pemerintah yang bertugas merencanakan, mengawasi, dan mengendalikan penggunaan uang atau

kekayaan negara. Tugas akuntan pemerintah antara lain: (a) menyusun APBN; (b) mengadakan pemeriksaan intern terhadap perusahaan negara; (c) mengadakan pemeriksaan keuangan pada lembaga-lembaga pemerintah. d) Akuntan Pendidik Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

G. ETIKA PROFESI AKUNTAN Etika profesional dalam praktik akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik, yang dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Etika profesi seorang akuntan diperlukan untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya di masyarakat.

Adapun etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia pada prinsipnya sebagai berikut. (1) Tanggung Jawab Profesi Untuk menjalankan tanggung jawabnya secara profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. (2) Kepentingan Publik Setiap anggota wajib untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas

profesionalismenya. (3) Integritas Integritas mempunyai pengertian sebagai suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional, kualitas yang mendasari kepercayaan publik, dan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. (4) Objektivitas Etika profesi berlandaskan objektivitas mengandung pengertian bahwa setiap anggota harus bersifat objektif dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. (5) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan prinsip kehati-hatian, kompeten, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan. (6) Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. (7) Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

(8) Standar Teknis Setiap anggota wajib melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. H. KONSEP DASAR AKUNTANSI 1) Dasar Tunai (Cash Basic) penghasilan dilaporkan pada saat uang telah diterima, dan biaya dilaporkan pada saat uang dikeluarkan. Sehingga pencatatan transaksi atau peristiwa ekonomi hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. 2) Dasar Akrual (Accrual Basic) dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. 3) Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity) setiap perusahaan dianggap sebagai suatu lembaga yang berdiri sendiri. Dengan demikian kejadian keuangan yang menyangkut suatu unit ekonomi tidak boleh dicampur dengan unit ekonomi lain maupun dengan pemiliknya. 4) Konsep Kesinambungan (Going Concern) laporan keuangan disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan usahanya di masa depan dan tidak bermaksud mengurangi skala usahanya, atau bahkan melikuidasi. 5) Asas Matching Concept membandingkan biaya dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya biaya tersebut. 6) Asas Harga Perolehan nilai atau biaya yang dikorbankan untuk memperoleh suatu barang hingga barang siap digunakan.

I. PRINSIP AKUNTANSI 1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) Prinsip biaya adalah aktiva dan jasa yang diperoleh harus dicatat menurut harga aktualnya atau harga yang benar-benar dibayarkan pada saat terjadinya transaksi. 2. Prinsip Obyektivitas (Objectives Principle) Catatan akuntansi haruslah didasarkan atas informasi yang berasal dari aktivitas yang didokumentasikan dan berdasarkan bukti-bukti objektif. 3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) Prinsip mempertemukan maksudnya mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Memadukan beban terhadap pendapatan berarti mengurangkan beban dari pendapatan untuk menghitung laba atau rugi bersih. 4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. 5. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclousure) Pada prinsip pengungkapan penuh, menekankan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara full (penuh), fair (wajar) dan adequate (memadai).

You might also like