You are on page 1of 48

KURIKULUM 2004

STANDAR KOMPETENSI

Mata Pelajaran
PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


Jakarta, Tahun 2003

Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha SD, - Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003 iv, 48 hal. ISBN 979-725-153-5

KATA PENGANTAR
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum. Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah. Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah. Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan. Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk satuan pendidikan SD. Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan pembelajaran di sekolah masing-masing. Jakarta, Oktober 2003 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dr. Boediono NIP. 130344755

Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Dr. Ir. Indra Jati Sidi NIP. 130672115

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. I. PENDAHULUAN ................................................................................. A. Rasional ......................................................................................... B. Pengertian Pendidikan Agama Buddha (PAB) ............................... C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Buddha ............................ D. Ruang Lingkup ............................................................................. E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ...................................... F Standar Kompetensi Bahan Kajian ................................................ . G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran SD ...................................... H. Rambu-rambu ............................................................................... 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 18 18 22 27 32 37 41

II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ...... Kelas I ......................................................................................................... Kelas II ....................................................................................................... Kelas III ...................................................................................................... Kelas IV ...................................................................................................... Kelas V ....................................................................................................... Kelas VI ......................................................................................................

PENDAHULUAN

Dewasa ini, perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi begitu cepat dan dampaknya menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan. Perubahan tersebut menuntut adanya paradigma baru dalam penanganannya, termasuk pada sektor pendidikan.Di antara ragam tuntutan perbaikan di sektor pendidikan adalah kebutuhan dilakukannya penyempurnaan kurikulum. Kurikulum disempurnakan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar lulusan pendidikan lebih memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Kurikulum berbasis kompetensi dipilih untuk mewujudkan harapan itu. Hal ini dilakukan agar Sistem Pendidikan Nasional dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan desentralisasi. Dengan cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan relevansi program pembelajarannya terhadap kepentingan daerah dan karakteristik siswa, serta tetap memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan kurikulum yang berdiversifikasi. Selain itu, basis kompetensi harus menjamin pertumbuhan keimanan (Saddha) dan ketakwaan (Bhakti) terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan keterampilan hidup, akademik, dan seni, serta pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak mulia. Penerapan kurikulum berbasis kompetensi sangat tepat dalam rangka implementasi pendidikan agama yang bertujuan mencapai nilai-nilai agama dalam kehidupan siswa pada setiap jenjang pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi memberikan ruang yang sama pada setiap siswa dengan keunikan yang berbeda untuk pemahaman iman terhadap setiap agama sesuai tingkat kemampuan serta daya pikir masing-masing.

Pendidikan Agama Buddha

A. Rasional
Pendidikan agama di sekolah seharusnya memberikan warna bagi lulusan pendidikan, khususnya dalam merespon segala tuntutan perubahan yang ada di Indonesia. Hingga kini pendidikan agama dipandang sebagai acuan nilai-nilai keadilan dan kebenaran, tetapi dalam kenyataannya dipandang hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian, terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Memang tidak adil menimpakan tanggung jawab munculnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada pendidikan agama di sekolah, sebab hal itu bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikan agama masih terdapat berbagai kelemahan. Ini mendorong dilakukannya penyempurnaan terus-menerus, di antaranya materi pendidikan agama yang selama ini lebih banyak terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), sementara pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik) sangat kurang. Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan nilai-nilai pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari, lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode pengajaran yang variatif atau beragam, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua siswa dalam pelaksanaan pendidikan agama di rumah. Di dalam kurikulum Pendidikan Agama tahun 1975, 1984, dan 1994, target yang harus dicapai (attainment target) dicantumkan dalam tujuan pembelajaran umum. Hal ini kurang memberi kejelasan tentang kemampuan siswa yang harus dikembangkan. Atas dasar teori dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dipraktikkan di berbagai negara seperti Singapura, Australia, Inggris, dan Amerika, juga didorong oleh arus reformasi, visi, misi, dan paradigma baru, maka penyusunan kurikulum Pendidikan Agama perlu dilakukan dengan berbasis kemampuan dasar (basic competencies). Dalam implementasinya kurikulum Pendidikan Agama tahun 1994 lebih banyak didominasi oleh pencapaian kemampuan kognitif dan sangat

Pendahuluan

kurang mengakomodasi keragaman kebutuhan daerah, meski secara nasional kebutuhan keberagamaan siswa pada dasarnya tidak berbeda. Dengan pertimbangan tersebut, perlu disusun Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Agama (KHB PA) yang memuat perencanaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara menyeluruh dan bertahap sejak Taman Kanak-kanak sampai dengan kelas 12 (TK12) dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama sesuai dengan kebutuhan daerah dan sekolah.

B. Pengertian Pendidikan Agama Buddha (PAB)


Pendidikan Agama Buddha adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana dan kontinyu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pemahaman terhadap Buddha Dharma yang diperoleh dari Pendidikan Agama Buddha di sekolah dapat diterapkan dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, sehingga memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, sesama dan lingkungannya. Dengan demikian tiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Buddha memiliki keyakinan (Saddha) dan motivasi untuk mengamalkan Buddha Dharma dalam kehidupan sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas masyarakat. Wilayah kajian Pendidikan Agama Buddha salah-satunya menitikberatkan kepada segi moral (sila). Sebagaimana diketahui bahwa kajian moral mencakup kajian atas duniawi dan keyakinan (saddha). Sedangkan kajian moral itu sendiri melampaui batas ilmu (batas dunia empiris manusia). Pendidikan Agama Buddha yang diberikan di semua sekolah termasuk pada Sekolah Dasar mengacu kepada Ajaran Sakyamuni Buddha (Buddha Gautama) yang terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka. Dengan demikian secara singkat Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Dasar memiliki karakteristik pokok yaitu penguasaan pengetahuan secara komprehensif (Pariyatti), mengamalkan hasil yang dipelajari menjadi pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Pariyatti), dan pada akhirnya

Pendidikan Agama Buddha

pencapaian kebenaran Dharma (Pativedha). Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Dasar tidaklah hanya berorientasi pada pelaksanaan formal belaka, tetapi lebih menekankan pada implementasi nilai-nilai keagamaan Buddha (Buddha Dharma) dalam berperilaku sehari-hari.

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Buddha


1. Fungsi Fungsi Pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar adalah: a. Membantu anak didik dalam menerima transformasi informasi nilai-nilai Dharma sesuai Tripitaka. b. Membantu anak didik dalam menghayati, mengamalkan, dan mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya. c. Menjadikan anak didik mampu bertanggung jawab terhadap segala tindakan melalui pikiran, ucapan, dan jasmani yang dilakukan sesuai dengan prinsip Dharma. 2. Tujuan Tujuan Pendidikan Agama Buddha pada siswa Sekolah Dasar yaitu: a. Meningkatnya keyakinan (Saddha) dan ketakwaan (Bhakti) kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, para Bodhisattva dan Mahasattva. b. Meningkatnya pelaksanaan Moral (Sila), Meditasi (Samadhi), dan Kebijaksanaan (Panna) sesuai dengan Buddha Dharma (Agama Buddha). c. Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan/menerapkan Dharma sesuai dengan Ajaran Buddha yang terkandung dalam Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka sehingga menjadi manusia yang bertanggung jawab (sesuai dengan prinsip Dharma) dalam kehidupan seharihari. d. Memahami dan meneladan sifat-sifat Buddha Gotama melalui riwayat hidup-Nya.

Pendahuluan

D. Ruang Lingkup
Melalui penyajian Kurikulum PAB diharapkan siswa mampu mengalami sutau proses transformasi nilai-nilai kehidupan berdasarkan Buddha Dharma yang dipelajari melalui Pendidikan Agama Buddha. Hal itu tercermin pada Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha pada tingkat Sekolah Dasar adalah: a. Melalui pengajaran yang didasarkan kepada Kurikulum Pendidikan Agama Buddha, anak didik tingkat Sekolah Dasar diharapkan menyelami proses transformasi informasi nilai-nilai kehidupan berdasarkan Buddha Dharma sesuai dengan tingkat kemampuan yang dipelajari pada tiap tingkat kelasnya. b. Fokus Kurikulum Pendidikan Agama Buddha adalah menyoroti kehidupan manusia sebagai pusat kehidupannya dan Tiratana (Buddha, Dharma, dan Sangha) sebagai teladan dan pelindung serta menjadikan Tipitaka/Tripitaka sebagai sumber ajaran Buddha sekaligus sebagai pedoman hidup. c. Berdasarkan hasil yang akan dicapai pada tingkat Sekolah Dasar diharapkan dapat membimbing siswa untuk memahami nilai-nilai keagamaan sesuai Buddha Dharma dan sekaligus dapat mengekspresikan Dharma dalam perilaku kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat belajar memahami, menganalisis, dan mempraktikkannya. d. Pada jenjang Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas diperkenalkan komponen-komponen: (1) Sejarah, (2) keyakinan (Saddha), (3) perilaku/moral (Sila), (4) Kitab Suci Agama Buddha (Tipitaka/Tripitaka), (5) Samadhi meditasi (Samadhi), dan (6) kebijaksanaan (Panna). Keenam aspek tersebut dalam penjabarannya disesuaikan dengan kemampuan dasar yang diharapkan pada setiap jenjang pendidikan. e. Seluruh rangkaian Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas adalah Pendidikan Agama Buddha yang menjadikan pedoman bagi peserta didik.

Pendidikan Agama Buddha

E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum


Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi: 1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman sesuai dengan agama yang dianutnya. 2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain. 3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknikteknik, pola, struktur, dan hubungan. 4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. 5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai untuk mengambil keputusan yang tepat. 6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis. 7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. 9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain.

F. Standar Kompetensi Bahan Kajian


Standar Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Buddha adalah kemampuan yang meliputi pengetahuan (kognitif), penghayatan (afektif), dan perubahan sikap (psikomotorik) yang dicapai melalui

10

Pendahuluan

proses kegiatan pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Kompetensi Dasar dalam pendidikan agama Buddha merupakan penjabaran ajaran tentang nilai-nilai Buddhis yang terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka yang berlaku untuk pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, yaitu: a. Siswa beriman (memiliki Saddha) dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Tiratana/Triratna, para Bodhisattva dan Mahasattva. b. Meningkatnya latihan dan pengamalan sila, samadhi, dan panna dalam kehidupan sehari-hari. c. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Buddha sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Kitab Suci Tipitaka/ Tripitaka. Dengan demikian, peserta didik diharpkan menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. d. Memahami dan meneladani perilaku Buddha sesuai riwayat hidup Buddha Gotama serta Sejarah asal-usul dan Perkembangan Agama Buddha.

G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran SD


1. Mengenal sikap menghormat, berdoa dan salam buddhis serta mengenal identitas agama Buddha. 2. Mengenal sejarah/riwayat kelahiran Bodhisattva Pangeran Siddharta. 3. Meneladan sifat-sifat Pangeran Siddharta. 4. Mengenal lambang-lambang dalam agama Buddha. 5. Meneladan sifat-sifat luhur Buddha dan Boddhisattva. 6. Mengenal puja bakti di Vihara, Cetiya, dan di rumah 7. Mengenal sikap sopan santun dalam kehiduan sehari-hari 8. Mengenal riwayat kehidupan pangeran Sidharta pada masa remaja dan masa berumahtangga. 9. Mengkontruksi sikap umat Buddha untuk menjadi manusia susila. 10. Mengkontruksi sikap umat Buddha dalam berbagai lingkungan. 11. Mengenal sejarah hari raya agama Buddha. 12. Mengenal semagat Bohisatta Pangeran Sidharta dalam mencapai ke Buddhaan. 13. Menerapkan sifat-sifat luhur Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

11

Pendidikan Agama Buddha

14. 15. 16. 17. 18. 19.

Mengidentifikasi kitab suci Tri Pitaka. Mengenal Puja Bakti. Mengenal tempat-tempat suci agama Buddha. Mengenal proses Bodhisattva Sidharta mencapai ke Buddhaan. Meyakini hukum-hukum alam. Mengkontruksi sikap umat Buddha untuk menjadi manusia yang bermurah hati. 20. Mengenal tujuan akhir umat Buddha. 21. Mengenal Meditasi untuk belajar mengendalikan diri. 22. Mengenal Kotbah Pertama Sang Buddha.

H. Rambu-rambu
1. Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian a. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha diterapkan melalui pendekatan terpadu yang meliputi: Pendekatan pembinaan, yaitu memberikan pembinaan keagamaan Buddha kepada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai ajaran Dharma. Pendekatan pengamalan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran Dharma. Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran Buddha. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan rangsangan/stimulus kepada rasio atau akal dalam memahami dan menerima kebenaran Dharma. Pendekatan fungsional, yaitu usaha menyajikan nilai-nilai ajaran Buddha dengan menempatkan segi kemanfaatan bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan keteladanan, yaitu menjadikan figur Buddha, Bodhisattva, siswa-siswa utama Buddha, guru agama, dan tokoh agama, maupun orang tua sebagai cermin manusia yang berkepribadian sesuai Buddha Dharma.

12

Pendahuluan

Selain beberapa pendekatan di atas, juga dijelaskan ramburambu sebagai berikut: 1. Kurikulum Pendidikan Agama Buddha pada dasarnya menyajikan: a. Kompetensi dasar merupakan uraian kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan) dan psikomotorik (perubahan sikap) yang dicapai melalui proses pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan tahap perkembangan siswa. b. Materi pokok, merupakan sarana atau wahana untuk mencapai/mengembangkan kompetensi dasar sebagai bagian dari bahan kajian yang berupa bahan ajar/ pengertian konseptual. c. Indikator pencapaian hasil belajar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian kompetensi dasar. d. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan proses yang mencakup seluruh komponen: kompetensi dasar, materi pokok dan indikator pencapaian hasil. e. Guru diharapkan dapat menyesuaikan materi dan kegiatan pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan daerah setempat. 2. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Buddha, Saddha, Sila, dan Samadhi diberikan perhatian khusus pada setiap level. 3. Pokok-pokok Buddha Dharma yang dipandang perlu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan tanpa membedakan sekte/aliran. 4. Dalam PAB ranah Psikomotorik lebih diutamakan tanpa mengabaikan ranah kognitif dan ranah afektif sehingga penilaian terhadap hasil belajar siswa dapat dilaksanakan dalam bentuk tes dan nontes. 5. Bila di suatu sekolah Pendidikan Agama Buddha tidak terlaksana karena tidak adanya guru Agama Buddha, maka pihak sekolah dapat mencari kemungkinan pelaksanaannya bersama pembimas atau penyelenggara bimas Buddha dan vihara setempat.

13

Pendidikan Agama Buddha

6. Sumber Pendidikan Agama Buddha adalah Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka, buku pegangan yang lain baik untuk guru maupun untuk siswa merupakan buku referensi yang saling melengkapi. 7. Alokasi waktu untuk pendidikan Agama Buddha adalah 2 (dua) jam per minggu. Guru diharapkan dapat menentukan alokasi waktu untuk setiap Materi Pokok dan Kompetensi Dasar dengan menyesuaikan dan mempertimbangkan kondisi setempat. b. Penilaian Penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perubahan perkembangan sikap, perilaku, dan pengetahuan yang telah dicapai anak didik dalam PAB. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan dengan aspek yang dinilai sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Tujuan penilaian proses dan hasil belajar siswa adalah untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan dasar yang diharapkan. Selain itu, penilaian juga dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan dan penyempurnaan Proses Belajar Mengajar serta output pembelajaran PAB. Penilaian hasil belajar siswa untuk PAB mencakup tiga tujuan pembelajaran yang meliputi tiga ranah yakni; kognitif, afektif, dan psikomotorik. Melalui pendekatan dialogis partisipatif maka hasil belajar diharapkan lebih berorientasi pada sikap, pertumbuhan perilaku siswa ke arah yang lebih baik dan benar menurut ajaran Buddha. Di samping itu, juga mempertimbangkan kemampuan siswa memahami pengetahuan agama Buddha dengan benar.

14

Pendahuluan

Penilaian hasil belajar PAB menurut jenjang dan satuan pendidikan terdiri atas: a. Pencapaian pembiasaan hidup beriman dan bertakwa kepada Tuhan dengan berperilaku susila pada keluarga, teman sesama, maupun masyarakat. b. Pencapaian kemampuan pengetahuan agama Buddha secara baik dan benar. c. Melalui kemajuan Dharma maka siswa tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, mandiri, kritis, dan rasional dalam menghadapi setiap aspek kehidupannya. 2. Pengorganisasian Materi Untuk melaksanakan kegiatan intra kurikuler terdapat berbagai cara pengorganisasian belajar di sekolah agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan minat dan motivasi yang besar. Kegiatan pengorganisasian tersebut mencakup: 1) Memeriksa keadaan kelas, Guru dalam aktivitas mengajar harus mengenal siswa, cara pengenalannya di antaranya dengan menggunakan peta kelas, mengajukan pertanyaan, menunjuk untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas dan lain sebagainya. Bilamana guru telah mengenal kelas dan mampu menguasai keadaan kelas, maka proses belajar-mengajar akan berjalan dengan lancar. Guru harus pandai-pandai memikat hati siswa dan membangkitkan serta memberikan motivasi besar sehingga dapat menimbulkan suasana yang baik antara guru dengan siswa, agar tercipta ketertiban, kemauan dan semangat belajar. 2) Memeriksa Keadaan Siswa, Pada waktu guru memasuki kelas hendaknya berusaha memelihara ketertiban kelas, membangkitkan semangat, motivasi dan minat belajar siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus melihat situasi dan kondisi siswa ketika pertama kali masuk, apakah dalam keadaan tenang, gaduh, ribut dan sebagainya. Selain itu guru juga harus peka terhadap kondisi fisik siswa, misalnya untuk siswa yang kurang dengar, dan kurang awas sehingga siswa tersebut merasa terbantu dengan tempat duduk yang disarankan guru. Jangan

15

Pendidikan Agama Buddha

sekali-kali memulai pelajaran dikala situasi belum tertib, upayakan dengan mengendalikan siswa yang membuat suasana belajar kurang tertib dengan cara menegur, memberikan pertanyaan dan sebagainya. 3) Menguasai Materi yang akan disampaikan, minat dan motivasi belajar siswa akan tumbuh bilamana guru mampu mengusai bahan atau materi yang akan diajarkannya, mampu menyampaikan dengan metode yang mudah dipahami oleh siswa. Apabila materi belum dikuasai guru, maka akan timbul suasana belajar yang tidak menyenangkan, siswa akan merasa jenuh, bosan dan tidak mempunyai minat, sehingga kemampuan yang hendak dicapai dalam proses belajar-mengajar tidak akan terwujud. Dalam menyampaikan materi guru seyogyanya melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian yang sangat penting dari pembelajaran. Proses pembelajaran dimulai dengan membaca Namaskara gatha, agar seluruh kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan tenang, damai, lancar dan tercapainya tujuan. Pendahuluan yang baik akan mengiringi kegiatan belajar-mengajar ke arah yang bermakna (meaningful learning). Sebaliknya, pendahuluan yang asal-asalan akan membuat kegiatan pembelajaran tidak akan tercapai. b. Kegiatan Inti Kegiatan Inti adalah kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan di kelas. Kegiatan ini adalah bagian pokok dari kegiatan pembelajaran atau proses belajar-mengajar. c. Diskusi Akhir Pada tahap ini semua kegiatan kelompok diakhiri dengan pemaparan hasil kerja kelompok yang dipimpin oleh guru atau seorang siswa yang ditunjuk oleh guru. Di akhir diskusi guru menuliskan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh

16

Pendahuluan

di papan tulis. Dapat juga siswa diminta untuk menuliskannya di papan tulis. Kemudian dapat didiskusikan penerapan-penerapan pengetahuan yang telah disimpulkan tadi dalam kehidupan sehari-hari. d. Doa Penutup Pada bagian ini guru atau siswa berharap agar seluruh kegiatan belajar-mengajar untuk diberkahi oleh Sang Tri Ratna, dan persiapan untuk pembelajaran yang akan datang. 3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Agama di era modern perlu didukung inovasi-inovasi baru seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Inovasi-inovasi baru tersebut erat kaitannya dengan kreativitas guru dalam memahami substansi agama yang permanen dan substansi informasi yang selalu berubah. Kedua hal tersebut saling terkait dan guru dituntut untuk mampu menjelaskan kepada siswa secara terpadu. Fasilitas yang dapat mendukung ke arah itu perlu diupayakan, misalnya penyediaan komputer yang dilengkapi dengan akses internet, kliping artikel-artikel dari surat kabar dan majalah yang topik-topiknya berkaitan dengan masalah agama dan kemoderenan. Demikian pula fasilitas-fasilitas teknologi lain yang dapat dipergunakan untuk keperluan serupa, antara lain; televisi, radio, video, OHP, slide dan media lainnya sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing sekolah.

17

2
Kelas
Kompetensi Dasar Menerapkan sikap-sikap menghormat, berdoa, dan memberi salam Buddhis.

KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK

: I (Satu)

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna Standar Kompetensi : 1. Mengenal sikap menghormat, berdoa dan salam Buddhis serta mengenal identitas Agama Buddha.
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Sikap hormat Melaksanakan Menjelaskan (anjali) sikap hormat. pengertian anjali dan namaskara. Membaca doa. namaskara. Memberi Menerapkan sikap salam anjali dan namaskara. Buddhis. Membaca doa. Membaca doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Menerapkan doa sesuai fungsi dan tujuannya. Salam Menyebutkan Buddhis. macam-macam salam Buddhis. Menerapkan cara memberi salam Buddhis.

Mengenal identitas Agama Buddha.

Tempat Mengidentifi- Menyebutkan nama ibadah. tempat ibadah agama kasi tempat/ Macam Buddha. ibadah, Rohaniwan Membedakan masingrohaniwan, Agama masing jenis tempat kitab suci, Buddha. ibadah agama Buddha. hari raya, dan Kitab Suci Menyebutkan nama Guru Agung kitab suci agama Tripitaka. agama Buddha. Buddha.

18

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Menyebutkan harihari raya agama Buddha. Menyebutkan nama Guru Agung agama Buddha.

Materi Pokok Hari-hari raya Agama Buddha. Guru Agung Agama Buddha.

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 2. Mengenal sejarah/riwayat kelahiran Bodhisattva Pangeran Siddharta.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Mengungkapkan Mengungkapriwayat kan mimpi kelahiran Ratu Pangeran Mahamaya. Siddharta. Menjelaskan proses kelahiran Pangeran Siddharta.

Menceritakan proses Mimpi Ratu Mahamaya. mimpi Ratu Mahamaya. Menjelaskan makna mimpi Ratu Mahamaya. Kelahiran Menyebutkan nama Pangeran orangtua, suku, dan Siddharta. kerajaan Pangeran Siddharta. Menyebutkan tempat dan tahun kelahiran Pangeran Siddharta. Menjelaskan keajaiban saat Pangeran Siddharta dilahirkan. Menyebutkan 8 kejadian yang bersamaan dengan kelahiran Pangeran Siddharta.

Mengungkap- Menceritakan Ramalan kembali isi ramalan kan petapa petapa Asita. petapa Asita terhadap Asita terhadap Pangeran Siddharta. Pangeran Siddharta.

19

Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Menceritakan keajaiban yang terjadi saat petapa Asita meramal Pangeran Siddharta.

Materi Pokok

Mengungkap- Menyebutkan jumlah Upacara pemberian kan kejadian brahmana yang hadir nama. saat upacara untuk meramal Masa kecil pemberian Pangeran Siddharta Pangeran nama. saat upacara Siddharta. pemberian nama. Menjelaskan isi ramalan 8 Brahmana dari 108 Brahmana yang hadir pada upacara pemberian nama. Menjelaskan makna kata Siddharta. Mengungkap Menjelaskan kan kembali kejadian setelah peristiwa Ratu tujuh hari Ratu Mahamaya Mahamaya setelah tujuh melahirkan hari Siddharta. melahirkan Menyebutkan nama Siddharta. ibu sambung yang mengasuh Pangeran Siddharta. Memiliki keyakinan (Saddha) yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meningkatkan Menguraikan macam- Keberadaan Tuhan Yang keyakinan macam sebutan Maha Esa. terhadap Tuhan dalam agama Tuhan Yang Buddha. Maha Esa. Mewujudkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

20

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator

Materi Pokok Brahmavihara.

siswa mampu Menyebutkan 4 Mengenal dan melatih dan Brahmavihara. mengembangkan mengembang- Mmengembangkan sifat-sifat luhur kan sifat-sifat sifat-sifat luhur (Brahmavihara). luhur (Brahmavihara) (Brahmavihara). dalam kehidupan sehari-hari. Mengungkapkan kisah-kisah sesuai dengan sifar-sifat luhur (Brahmavihara). Memiliki ketaatan terhadap peraturan. Mentaati peraturan dalam kehidupan sehari-hari. Menerapkan sifat malu berbuat jahat (hiri) dan sifat takut akibat perbuatan jahat (ottapa). Menyebutkan macam-macam peraturan. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan. Meningkatkan kedisiplinan dalam kehidupan seharihari. Terbiasa memiliki sifat malu berbuat jahat (hiri) dan sifat takut akibat berbuat jahat (ottapa).

Macammacam peraturan. Hiri dan ottapa.

21

Pendidikan Agama Buddha

Kelas

: II (Dua)

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 3. Meneladan sifat-sifat Pangeran Siddharta.


Kompetensi Dasar Mengikuti keteladanan Pangeran Siddharta pada masa kanakkanak. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok Masa kanakkanak Pangeran Siddharta.

Meneladan Menyebutkan sifatsifat Pangeran sifat Pangeran Siddharta Siddharta pada masa pada masa kanak-kanak. kanak-kanak. Terbiasa berperilaku sesuai dengan sifatsifat Pangeran Siddharta. Menceritakan kembali kisah Pangeran Siddharta menolong burung belibis yang dipanah Devadatta. Menyebutkan tiga Mengenal kolam untuk sarana untuk Pangeran Siddharta. membahagiakan Menjelaskan tujuan Pangeran dibangunnya tiga Siddharta kolam untuk pada masa Pangeran Siddharta. kanak-kanak. Mengungkap kan peristiwa masa pendidikan Pangeran Siddharta. Menguraikan jenisjenis pendidikan yang diberikan kepada Pangeran Siddharta. Menyebutkan nama guru Pangeran Siddharta pada masa kanak-kanak. Menjelaskan kelebihan-kelebihan Pangeran Siddharta saat menerima pendidikan.

Sarana untuk membahagiakan Pangeran Siddharta.

Masa pendidikan Pangeran Siddharta.

22

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator

Materi Pokok

Menceritakan Menceritakan suasana Perayaaan membajak kembali perayaan membajak. sawah. peristiwa Menjelaskan sikap perayaaan Pangeran Siddharta membajak ketika perayaan sawah. membajak berlangsung. Menceritakan dua keajaiban yang terjadi pada diri Pangeran Siddharta bertepatan dengan perayaan membajak.

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 4. Mengenal lambang-lambang dalam Agama Buddha.


Kompetensi Dasar Mengenal Panji Buddhis. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Mengenal dan Menjelaskan asal-usul Panji Buddhis. mendeskripsiwarna Panji Buddhis. kan Panji Menyebutkan enam Buddhis. warna dalam Panji Buddhis. Menjelaskan arti masing-masing warna dalam Panji Buddhis. Menjelaskan fungsi Panji Buddhis. Membiasakan mengunakan Panji Buddhis dalam acara keagamaan Buddha.

23

Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Keyakinan (Saddha) Standar Kompetensi : 5. Meneladan sifat-sifat luhur Buddha dan Bodhisattva.
Kompetensi Dasar Mengenal sifatsifat luhur Buddha dan Bodhisattva. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok Sifat-sifat Buddha dan Bodhisattva. Cerita-cerita Bodhisattva.

Meneladan Menjelaskan sifatdan sifat luhur Buddha mengembangdan Bodhisattva. kan sifat-sifat Mengembangkan luhur Buddha sifat-sifat luhur dan Buddha dan Bodhisattva. Bodhisattva. Terbiasa berperilaku sesuai dengan sifatsifat Buddha dan Bodhisattva. Mencontoh perilaku baik dari kisah Rusa Yang Cerdik (Tipallattha Jataka). Meneladan dan menerapkan sifat baik dari kisah Persahabatan Yang Baik (Kurunga Miga Jataka).

Prilaku baik. Mencertitakan kembali kisah Rusa Yang Cerdik. Cerita Rusa Mengambil manfaat yang cerdik. dari kisah Rusa Yang Cerdik. Cerita Menyebutkan tiga persahabatan sahabat dalam kisah yang baik. Persahabatan Yang Baik(Kurunga Miga Jataka). Menyebutkan sifatsifat dari tiga sahabat dalam kisah Persahabatan Yang Baik (Kurunga Miga Jataka). Menerapkan sifat saling menolong sesuai dengan kisah Persahabatan Yang Baik (Kurunga Miga Jataka).

24

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Meneladan pengorbanan Bodhisattva.

Materi Pokok

Pengorbanan Mendeskripsi Menjelaskan lima Bodhisattva. kan lima pengorbanan perngorbanan Bodhisattva. Bodhisattva. Memberi contoh lima bentuk pengorbanan Bodhisattva. Mengenal nama-nama dan macammacam figur Bodhisattva. Menyebutkan nama- Macammacam figur nama Bodhisattva. Bodhisattva. Mengamati perbedaan figur Bodhisattva melalui gambar atau rupang. Macammacam perbuatan.

Mengidentifikasi Membedakan Menyebutkan perbuatan baik perbuatan macam-macam dan buruk. baik dan perbuatan baik dan buruk. perbuatan buruk. Membiasakan Memberikan contoh berperilaku perbuatan baik baik. melalui pikiran, ucapan, dan jasmani. Membedakan perilaku baik dan buruk. Menjelaskan alasan berbuat baik dan berbuat buruk.

25

Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Keyakinan (Saddha) Standar Kompetensi : 6. Mengenal puja bhakti di Vihara/Cetiya dan di rumah.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Mengenal dan Membiasakan melaksanakan diri kebaktian agama melakukan Buddha. kebaktian setiap pagi dan sore. Membiasakan diri melakukan kebaktian bersama di Vihara/Cetiya

Menyebutkan tempat Kebaktian. kebaktian. Menjelaskan tujuan melaksanakan kebaktian. Menerangkan manfaat kebaktian. Menjelaskan arti lambang dalam persembahan di altar. Terbiasa melakukan kebaktian di vihara/ cetiya dan di rumah.

Aspek : Sila, Samadhi, dan Panna Standar Kompetensi : 7. Mengenal sikap sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar Menerapkan perilaku sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok Sopan santun.

membiasakan Menjelaskan diri bersikap pengertian sopan sopan santun. santun. Membiasakan Memberikan contoh sopan santun sikap sopan santun. di rumah, Terbiasa berperilaku sekolah dan di sopan santun dalam masyarakat. kehidupan seharihari. Memberikan contoh sopan santun di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.

26

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kelas

: III (Tiga)

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 8. Mengenal riwayat kehidupan Pangerah Sidharta pada masa remaja dan masa berumah tangga.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Masa remaja Mengenal dan Mengungkap- Menceritakan kisah Pangeran mendeskripsikan kan kembali masa remaja Siddharta. kisah kehidupan kisah Pangeran Siddharta. Pangeran kehidupan Menyebutkan tiga Siddharta pada masa remaja istana yang dibangun masa remaja dan Pangeran untuk Pangeran masa berumah Siddharta. Siddharta. tangga. Menjelaskan tujuan dibangun tiga istana. Menjelaskan sikap pengeran Siddharta terhadap tiga istana yang dibangun untuk Pangeran Siddharta. Masa berumah Mengungkap- Menceritakan kisah tangga. kan kembali kehidupan masa kisah berumah tangga kehidupan Pangeran Siddharta. masa berumah Menceritakan tangga sayembara yang Pangeran diikuti Pangeran Siddharta. Siddharta untuk memilih jodoh. Menyebutkan jumlah gadis yang siap dipilih Pangeran Siddharta sebagai calon permaisuri. Menjelaskan peristiwa pesta besar dalam perkawinan Pangeran Siddharta dengan Putri Yasodhara.

27

Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Menyebutkan macam-macam sayembara yang diikuti oleh Panageran Siddharta. Menceritakan keadaan rumah tangga Pangeran Siddharta dengan Yasodhara.

Materi Pokok

Mengungkap- Menjelaskan sikap kan kembali 4 Pangeran Siddharta peristiwa yang setelah melihat 4 dilihat oleh peristiwa. Pangeran Menjelaskan Siddharta. keputusan akhir Pangeran Siddharta setelah melihat 4 peristiwa. Meningkatkan Menjadikan kadar keyakinan Tiratana/ dan berlindung Triratna kepada Tiratana/ sebagai Triratna. pelindung. Melafalkan paritta Tisarana. Menyebutkan unsur Triratna. Menjelaskan makna Triratna. Menjelaskan tujuan yakin terhadap Triratna. Terbiasa membaca paritta Tisarana sebagai pernyataan berlindung kepada Triratna. Menyatakan permohonan maaf kepada Triratna. (Paritta Acaya Vivarana).

Empat peristiwa yang dilihat Pangeran Siddharta.

Tiratana/ Triratna.

28

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna Standar Kompetensi : 9. Mengkonstruksi sikap umat Buddha Untuk menjadi Manusia susila.
Kompetensi Dasar Memiliki dasar perbuatan baik sesuai dengan Pancasila Buddhis. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

menghayati Menyebutkan sila-sila Pancasila Buddhis. dan dalam Pancasila berprilaku Buddhis. sesuai dengan Melatih diri sesuai sila-sila sila-sila dalam Pancasila Pancasila Buddhis. Buddhis. Melafalkan sila-sila Pancasila Buddhis. Memberi contoh perilaku yang mencerminkan silasila dalam Pancasila Buddhis Menunjukkan Menjelaskan manfaat hubungan melaksanakan dengan Pancasila Buddhis. pelaksanaan Menjelaskan akibat Sila. melanggar Pancasila Buddhis. Menyanyikan Viharagita Pancasila.

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna Standar Kompetensi : 10. Mengkonstruksi sikap umat Buddha dalam berbagai lingkungan.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok Kewajiban anak terhadap orang tua.

Mengenal Mengamalkan Menyebutkan lima kewajiban anak kewajiban kewajiban anak terhadap orang tua anak terhadap terhadap orangtua. dan kewajiban orangtua. Melaksanakan lima siswa terhadap kewajiban anak guru dalam terhadap orangtua. Sigalovada Sutta.

29

Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Membaca kutipan/ syair bait ke-5 Mangala Sutta.

Materi Pokok

Mengamalkan Menyebutkan lima kewajiban siswa kewajiban terhadap guru. siswa Melaksanakan lima terhadap kewajiban siswa guru. terhadap guru. Menjelaskan hubungan siswa dengan guru (Vin. IV.45).

Kewajiban siswa terhadap guru.

Mengidentifi- Menyebutkan ciri-ciri Ciri-ciri Mengenal cirisahabat yang baik. kasi ciri-ciri sahabat baik ciri dan memilih dan memilih Memilih teman yang (kalyanamita). sahabat yang baik dalam pergaulan. sahabat yang baik. Menjauhi teman yang baik jahat dalam pergaulan. (kalyanamita). Bekerjasama dengan teman yang baik dalam pergaulan. Menjelaskan manfaat memiliki teman yang baik dalam pergaulan.

Aspek : Keyakinan (Saddha) Standar Kompetensi : 11. Mengenal sejarah hari raya agama Buddha.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok Hari-hari raya agama Buddha.

Mengidentifikasi- Melaksanakan Mengidentifikasikan kan hari-hari perayaan hari-hari raya magha raya agama peringatan puja. Buddha. hari raya Mengidentifikasikan agama hari raya Waisak. Buddha. Mengidentifikasikan hari raya Asadha.

30

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Mengidentifikasikan hari raya Kathina.

Materi Pokok

Mendiskripsikan Mengungkap- Menjelaskan alasan kan alasan memperingati hari makna hari raya dan makna raya agama Buddha. agama Buddha. memperingati Menjelaskan makna hari raya hari raya agama agama Buddha. Buddha.

Makna hari raya agama Buddha.

31

Pendidikan Agama Buddha

Kelas

: IV (Empat)

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 12. Mengenal semangat Bodhisattva Pangeran Sidharta dalam mencapai keBuddhaan.
Kompetensi Dasar Mengenal tekad dan semangat Pangeran Sidharta dalam upaya mewujudkan cita-cita untuk mencapai kebuddhaan. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Tekad dan Meneladan Menjelaskan tekad semangat tekad dan dan semangat Pangeran semangat Pangeran Siddharta. Siddharta Pangeran Mengambil makan mencapai Siddharta tekad dan semangat kebuddhaan. untuk Pangeran Siddharta. mencapai cita- Menyebutkan 8 cita menjadi (delapan) anugerah Buddha. yang dimohon Pangeran Siddharta kepada ayahnya. Menceritakan peristiwa kepergian Pangeran Siddharta di tengah malam untuk meninggalkan istana dan keluarga. Menjelaskan alasan Pangeran Siddharta meninggalkan istana dan keluarganya. Menceritakan kejadian di sungai Anoma. Menjelaskan kejadian yang dialami kuda Kanthaka setelah ditinggalkan Pangeran Siddharta. Mengungkapkan perasaan simpati raja Bimbisara terhadap petapa Siddharta.

32

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator

Materi Pokok Pangeran Siddharta bertapa dan berguru.

Mengungkap- Menyebutkan gurukan peristiwa guru yang ditemui saat Pangeran Pangeran Siddharta Siddharta selama bertapa. bertapa dan Menceritakan cara berguru. yang dilakukan oleh Pangeran Siddharta dalam bertapa bersama lima petapa. Menjelaskan pertolongan anak gembala terhadap petapa Siddharta. Menjelaskan lima MIMPI AGUNG petapa Siddharta menjelang pencapaian penerangan sempurna. Menceritakan pertemuan petapa Siddharta dengan Sujata.

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna Standar Kompetensi : 13. Menerapkan sifat-sifat luhur dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Sifat lemah Menghayati dan Menerapkan Menerapkan sikap lembut dan melaksanakan Dharma yang sabar dalam baik hati Dharma yang membuat kehidupan sehari(Khanti dapat membuat seseorang hari. Soracca). seseorang menjadi Menceritakan ulang menjadi lemah lemah lembut kisah tentang lembut dan baik dan baik hati kesabaran (Khanti). hati (Khanti (Khanti Mempraktikkan sikap Soracca).(A.I.94; Soracca). jujur dalam ucapan Vin.I.349) dan tindakan.

33

Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Memberikan pertolongan kepada orang/makhluk yang yang perlu ditolong. Memberi contoh orang/makhluk yang perlu ditolong. Menceritakan kembali Kisah Sutasoma. Meneladan cara menolong makhluk lain dalam Kisah Sutasoma. Pubhakari dan katannukatavedi. Menjelaskan cara berterima kasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan/berbuat kebaikan. Menerapkan rasa terima kasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan/berbuat kebaikan.

Materi Pokok Sifat lemah lembut dan baik hati (Khanti Soracca).

Mengenal orang- Berperan sebagai orang orang yang yang dapat memiliki sifat memberikan Pubhakari dan pertolongan katannukatavedi. sejati.

Mewujudkan rasa terima kasih kepada orang yang telah memberikan pertolongan sejati.

34

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Aspek : Tri Pitaka Standar Kompetensi : 14. Mengidentifikasi Kitab suci Tri Pitaka.
Kompetensi Dasar Meyakini kitab suci Tri Pitaka sebagai sumber ajaran Buddha. Hasil Belajar Menjadikan Tri Pitaka sebagai pedoman hidup seharihari. Indikator Materi Pokok

Kitab suci Menjelaskan pengertian Tripitaka. Tipitaka/ Menyebutkan hal-hal Tripitaka. yang dibahas dalam kitab suci Tripitaka. Menguraikan kelebihan dan keagungan kitab suci Tripitaka. Menjelaskan keajaiban dari ajaran/ Tripitaka (Digha Nikaya Sihananda Vagga 9.273).

Aspek : Keyakinan (Saddha) Standar Kompetensi : 15. Mengenal puja bakti.


Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Kebaktian. Melakukan Membiasakan Melaksanakan kebaktian dalam diri kebaktian baik secara kehidupan Melaksana individu maupun sehari-hari. kan kebaktian bersama-sama. Menyebutkan Menjelaskan manfaat jenis-jenis kebaktian. kebaktian. Menyebutkan rohaniwan yang membabarkan Dharma pada saat kebaktian. Menjelaskan tugas pemimpin kebaktian. Menjelaskan perlunya altar.

35

Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 16. Mengenal tempat-tempat suci agama Buddha.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Mengenal candi- Mengiden Menyebutkan candi Candi-candi candi Buddhis di tifikasi candicandi Buddhis di Buddhis di Indonesia. candi Buddhis Indonesia. Indonesia. di Indonesia. Menjelaskan fungsi candi. Mendeskrisikan sejarah singkat candi candi Buddhis di Indonesia. Menjelaskan candi candi yang digunakan dalam rangkaian upacara Waisak Nasional. Menerapkan sikapsikap terpuji terhadap keberadaan candi candi Buddhis.

36

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kelas

: V (Lima)

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 17. Mengenal Proses Bodhisattva Siddharta mencapai kebuddhaan.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Pencapaian Mendeskripsikan Mengungkap- Menceritakan kebudhaan proses kan proses kembali keajaiban di Bodhisattva pencapaian pencapaian sungai Neranjara. Siddharta. kebuddhaan kebudhaan Mengungkap ikrar Bodhisattva Bodhisattva petapa Siddharta Siddharta. Siddharta. untuk mencapai kebuddhaan. Menjelaskan godaan mara terhadap petapa Siddharta. Memiliki keteladanan petapa Siddharta yang tak tergoyahkan dalam mengalahkan godaan mara. Menyebutkan objek meditasi yang digunakan petapa Siddharta sehingga mencapai tingkat kebuddhaan. Menyebutkan waktu dan tempat pencapaian kebuddhaan. Mengungkap- Mengungkapkan kejadian saat petapa kan pekik Siddharta mencapai kemenangan. tingkat kebuddhaan. Membaca kutipan Pekik Kemenangan yang diucapkan petapa Siddharta setelah mencapai kebuddhaan. Pekik kemenangan.

37

Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator

Materi Pokok

Tujuh minggu Mengungkap- Menjelaskan setelah kan kembali peristiwa selama penerangan peristiwa tujuh minggu setelah sempurna. tujuh minggu petapa Siddharta setelah mencapai Penerangan penerangan sempurna. sempurna. Meneladan sifat rendah hati Sang Buddha terhadap pengetahuan yang dimilikinya.

Aspek : Keyakinan (Saddha) Standar Kompetensi : 18. Meyakini hukum-hukum alam.


Kompetensi Dasar Mengenal dan meyakini Hukum Kesunyataan. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Hukum Mendeskripsi- Mendefinisaikan Kesunyataan. kan Hukum pengertian Hukum Kesunyataan. Kesunyataan. Menyebutkan macam-macam Hukum Kesunyataan. Menjelaskan peranan Hukum Kesunyataan. Mengidentifikasi hakikat kehidupan menurut ajaran Buddha. Empat Menjelaskan Empat Kesunyatan Kesunyataan Mulia. Mulia. Menguraikan Empat Kesunyataan Mulia. Mengidentifikasi jenis penderitaan. Memberi contoh jenis penderitaan. Menjelaskan cara melenyapkan penderitaan. Mengatasi penderitaan dalam kehidupan sehari-hari.

38

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator

Materi Pokok

Hukum Mengdeskrip- Menjelaskan Mengenal dan Karma. sikan Hukum pengertian Hukum meyakini adanya Karma. Karma. Hukum Karma Menyebutkan Karma dan Hukum menurut sifatnya. Kelahiran Menyebutkan syarat Kembali. perbuatan baik dan buruk. Menunjukkan perbuatan baik dan buruk serta akibatnya dalam kehidupan sehari-hari. Melaksanakan karma baik dalam kehidupan seharihari. Menerangkan manfaat berbuat baik dan kerugian perbuatan buruk. Menyebutkan manfaat mempelajari hukum Karma. Mendeskripsi- Mendefinisikan hukum kelahiran kan Hukum kembali. Kelahiran Memberi contoh Kembali. adanya hukum kelahiran kembali. Menjelaskan bahwa hidup bukan hanya sekali. Menerapkan hubungan karma dengan kelahiran kembali. Hukum Kelahiran Kembali.

39

Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna Standar Kompetensi : 19. Mengkonstruksi sikap umat Buddha untuk menjadi manusia yang bermurah hati.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Menerapkan Memiliki sifat cara-cara Kemurahan Hati berdana yang baik.

Menguraikan macam- Macammacam dana. macam dana Menerangkan cara Cara-cara cara berdana yang memberi dana baik Menguraikan macam dana yang tepat waktu Menjelaskan manfaat berdana. Mengidentifikasi ladang yang subur untuk berdana sehingga memberikan manfaat berlipat ganda. Memberikan dana kepada yang menderita. Menjelaskan cara merawat orang sakit. Menerapkan cara merawat orang sakit. Menjelaskan cara menjaga pikiran agar jasmani tidak sakit. Melatih diri untuk menjaga agar pikiran tetap sehat. Membiasakan hidup sehat dalam kehidupan seharihari. Cara merawat orang sakit.

Mengenal cara merawat orang sakit dan menjaga pikiran agar jasmani tidak sakit.

Merawat orang sakit.

Menjaga pikiran agar jasmani tidak sakit.

40

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kelas

: VI (Enam)

Aspek : Keyakinan (Saddha) Standar Kompetensi : 20. Mengenal tujuan akhir umat Buddha.
Kompetensi Dasar Meyakini dan mengenalisis adanya Nibbana sebagai tujuan akhir umat Buddha. Hasil Belajar Indikator Materi Pokok Nibbana.

Mendeskripsikan Menjelaskan Nibbana. pengertian Nibbana. Menyebutkan dua jenis Nibbana. Mendefinisikan pengertian Saupadisesa-nibbana dan anupadisesanibbana. Menyebutkan beberapa contoh orang yang telah mencapai Nibbana. Menjelaskan cara untuk mencapai Nibbana. Mengenal persabahatan baik dalam kehidupan.

Menjalin persabatan Kalyanamita. baik dalam kehidupan. seharihari. Menjelaskan pengertian kalyanamitta. Menyebutkan ciri-ciri sahabat sejati dan sahabat palsu. Menyebutkan manfaat memiliki sahabat sejati. Menyebutkan alasan menghindari sahabat palsu. Menjelaskan akibat bersahabat dengan sahabat palsu.

41

Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Berperilaku baik kepada sahabat dalam kehidupan seharihari.

Materi Pokok

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna Standar Kompetensi : 21. Mengenal Meditasi Mengendalikan Diri.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator

untuk

Belajar

Materi Pokok Meditasi.

Mengenal dan Membiasakan Menjelaskan melatih cara-cara berlatih pengertian meditasi. bermeditasi. meditasi. Menyebutkan dua macam meditasi. Menjelaskan tujuan samatha bhavana dan vipassana bhavana. Menjelaskan jumlah objek samatha bhavana dan vipassana bhavana. Menjelaskan pengertian miccha samadhi. Menjelaskan hubungan miccha samadhi dengan samatha bhavana. Menjelaskan Menerapkan pengertian meditasi. sikap/posisi meditasi yang Menyebutkan dua macam meditasi. benar. Menjelaskan tujuan samatha bhavana dan vipassana bhavana. Menjelaskan jumlah objek samatha bhavana dan vipassana bhavana.

42

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator Menjelaskan pengertian miccha samadhi. Menjelaskan hubungan miccha samadhi dengan samatha bhavana.

Materi Pokok

Cara meditasi Menerapkan Menjelaskan empat yang benar. sikap/posisi posisi dalam meditasi yang melaksanakan benar. meditasi. Menjelaskan caracara sikap melaksanakan samatha bhavana dan vipassana bhavana. Menjelaskan pentingnya kalyanamita dalam meditasi. Menyebutkan tempat dan waktu yang tepat dalam melaksanakan meditasi. Menjelaskan manfaat samatha bhavana dan vipassana bhavana. Mengenal dan menganalisis enam macam abhinna dan tingkatan jhana. Mendiskripsi- Menjelaskan definisi Abhinna. kan enam abhinna. macam Menyebutkan enam Abhinna. macam abhinna. Menjelaskan caracara untuk mencapai abhinna. Menjelaskan manfaat memiliki abhinna. Menjelaskan ketidak kekalan dari abhinna.

43

Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator

Materi Pokok

Menguraikan Menjelaskan Jhana. tingkat jhana. pengertian jhana. Menjelaskan cara untuk mencapai jhana. Menyebutkan macam-macam jhana. Menyebutkan manfaat memiliki jhana.

Aspek : Saddha Standar Kompetensi : 22. Mengenal sutra-sutra Mahayana sebagai khotbah Buddha.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok Sutra-sutra Mahayana.

Mengenal sutra- Menguraikan Menyebutkan tiga sutra Mahayana. dan sutra Mahayana yang mendeskripsiterkenal. kan sikap Mejelaskan secara sutra-sutra singkat isi dari tiga Mahayana sutra Mahayana yang yang terkenal. terkenal.

Aspek : Sejarah Standar Kompetensi : 23. Mengenal Kotbah Pertama Sang Buddha.
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Mengungkapkan Menguraikan isi khotbah isi khotbah pemutaran roda pertama Sang Dharma Buddha (Dharmacakka kepada lima Pavathan Sutta). petapa.

Menunjukkan tempat Khotbah pertama Sang khotbah pertama Buddha. Sang Buddha Menceritakan peristiwa khotbah pertama Menyebutkan namanama petapa yang

44

Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

Indikator mendengarkan khotbah pertama Menjelaskan isi khotbah pertama Sang Buddha Menjelaskan istilah penahbisan bhikkhu yang dilakukan oleh Sang Buddha Menjelaskan peristiwa lahirnya sangha

Materi Pokok

45

NOTES:

46

NOTES:

47

Kutipan Pasal 44
Sanksi Pelanggaran Undang - undang Hak Cipta 1987 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

2.

You might also like