You are on page 1of 24

24

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hewan yang bertengkorak adalah vertebrata. Mengingat bahwa Vertebrata itu adalah subfilum dari chordata, maka penulisan Vertebrata dengan menggunakan istilah-istilah umum yang bertalian dengan filum lainnya. Vertebrata adalah hewan multisekular yang kalau diusut dari embrionya mempunyai tiga lapisan jaringan (lembaga) yaitu disebelah luar disebut ektoderm, ditengah mesoderm, dan di dalam membran rongga usus : endoterm badan bersifat bilateral simetris (samping kiri kanan, ujung anterior dan posterior, permukaan Dorsal dan Ventral). Terdapat rongga tubuh atau solom, yang dibatasi oleh mesoderm. Saluran pencernaannya sempurna, berarti dalam lubang mulut dan anus telah terpisah. Anus berasal dari suatu lubang permukaan tubuh embrio awal yang disebut blastoporus. Rangka awal berasal dari mesoderm dan mesoderm dibentuk sebagian dari jaringan yang berasal dari usus embrio (Hildebrand, 1983). Taksonomi disusun dengan mempergunakan sebagai dasar morfologi, fisiologi, ekologi dan genetika. Pada abad kedua puluh tersusun suatu buku mengenai prinsip-prinsip dan cara-cara penyusunan Taksonomi oleh Ernst Fayr, E. Gorton Linsey dan Robert L. Usinger (Saanin, 1968). Struktur Vertebrata tersusun atas bilateral yang simetris. Dengan memiliki fungsi yang penting sebagai pencerminan bagi yang lain (Romer, 1962). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum biologi dasar mengenai Sistematika, Anatomi, Fisiologi Dan Morfologi Ikan Nila dan Tikus adalah untuk mengetahui bagianbagian dan organ-organ dalam ikan nila dan tikus. Tujuan diadakan praktikum ini adalah praktikum mengetahui sistematika morfologi, fisiologi, dan anatomi dari ikan nila (Oreochromis Niloticus) dan tikus (mus musculus). 1.3 Waktu dan Tempat Pratikum ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 20 Oktober 2009, Pukul 18.00 20.00 WIB, di Laboratorium Ilmu Ilmu Perairan , Gedung C Lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang

25

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Nila Ikan Nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai Penelitian Perikanan air tawar, Bogor pada tahun 1969. Setahun kemudian, ikan ini mulai disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama Nila berdasarkan Ketetapan Dirjen Perikanan Tahun 1972. Nama tersebut diambil dari nama spesies ikan ini, yakni Nilotica yang kemudian diubah menjadi Nila (Amri, 2003). Ikan Nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman. Ikan Nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin Ikan Nila tak dapat hidup baik Ikan Nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarkan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia nyang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jendral Perikanan (Bappenas, 2009). 2.1.1 Klasifikasi ikan nila

Menurut Amri (2003), klasifikasi Ikan Nila, dijelaskan dari Sistematikanya, yaitu : Filum Subfilum Kelas Subkelas Suku Marga Spesies : Chordata : Vertebrata : Pisces : Acanthopterigii : Cichlidae : Oreochromis : Oreochromis SP.

26

2.1.2 Morfologi dan Anatomi Berdasarkan morfologi, kelompok ikan Oreochromis ini memang berbeda dengan ikan tilapia, secara umum, bentuk Ikan Nila panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah daripada letak garis yang memanjang diatas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip jumlahnya 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian sirip punggung berwarna abu-abu. Pola garis vertikal yang terlihat sangat jelas disirip ekor dan sirip punggung Ikan Nila. Jumlah garis vertikal disirip ekor ada enam buah dan disirip punggung ada delapan buah. Garis dengan pola yang sama (Garis Vertikal) juga terdapat dikedua sisi tubuh Ikan Nila dengan jumlah delapan buah. Ikan Nila memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepanjang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu bulat. Jika dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, Ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar daripada Ikan Nila betina. Alat kelamin Ikan Nila Jantan beru[a tonjolan agak runcing, yang befungsi sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Ikan Nila betina mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urin yang terletak di depan anus (Amri, 2003). A.Sisik dibedakan berdasarkan jenis bahan dan bentuknya, yaitu : 1. Sisik Placoid Terdapat pada Ikan bertulang rawan (chondrichthyes) 2. Sisik Cosmoid Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. a. Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler)

b. Isopedine, misalnya : Latimeria Chalumnae


3. Sisik Cycloid Sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan lingkaran pada bagian belakang bergigi.

27

4. Sisik Ganoid Terdiri dari beberapa lapisan, dari luar : a. Ganoine (Terdiri garam-garam an-organik) b. Lapisan yang seperti lapisan Cosmoine c. Isopedine 5. Sisik Ctenoid Sisik yang sangat tipis, fleksibel, transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. B. Ukuran Tubuh Ikan

a. Panjang Total (TL)

diukur

mulai

dari

bagian

moncong/bibir hingga ujung ekor.

(Premaxillae) mulai dari bagian

b. Panjang Standart (SL)

diukur

terdepan pangkal sirip ekor. (IPB, 2008). C. Sirip

moncong/bibir

(Premaxillae) hingga pertengahan

Pada ikan terdapat lima sirip ikan, yaitu sirip punggung, sirip perut, sirip dada, sirip ekor dan sirip dubur. a. Sisip Perut Sirip perut disokong oleh tulang-tulang rawan tempat menempelnya tulang basiterygium. b. Sirip Punggung Sirip punggung disokong oleh keping-keping tulang rawan, yang terletak dibagian bawah c. Sirip Dada Sirip dada disokong oleh tulang gelang bahu dinamakan cocacoscapula. Pada ikan Osteichthyes gelang bahu terdiri dari tulang rawan dan tulang dermal. d. Sirip Dubur yang terletak dibagian tulang rawan menunjang jari-jari keras. (IPB, 2008).

28

Pada ikan Osteichthyes tulang yang menyokong sirip dubur ada tiga termasuk di dalamnya masuk ke dalam bagian tubuh. e. Sirip Ekor Type sirip ekor ada lima macam : a) Rounded b) Truncate c) Lunate d) Emerginate e) Forked Macam bentuk ekor : a) Heterocercal b) Protocercal c) Homocercal D. Tipe Mulut Ada empat tipe mulut : a) Terminal : mulut terletak diujung kepala menghadap ke depan. b) Sub Terminal : mulut terletak sejajar kepala menghadap ke depan. c) Superior : mulut terletak dibawah kepala meeghadap kebawah 2.1.3 Anatomi Tubuh Ikan Organ-Organ dalam ikan adalah Jantung, Saluran pencernaan, gonad, Kandung kemih, dan Ginjal, Alat-alat pencernaan terdiri atas Oesophagus, Perut besar, Usus halus, Prankeas dan hati. Organ- organ internal tersebut biasanya diselubungi oleh Jaringan pengikat yang halus dan lunak ( Hadiwiyoto, 2009). Ada 10 sistem Anatomi pada tubuh ikan : a. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, Kelenjar racun, Kelenjar lendir, dan sumber-sumber pewarnaan. b. Sistem otot (urat daging) : penggerak tubuh, sirip-sirip, insang, organ listrik.

29

c. Sistem rangka (tulang) : Tempat melekatnya otot pelindung organ-organ dalam penegak tubuh. d. Sistem pernapasan (respirasi) : Organnya terutama insang, ada organ tambahan.

e. Sistem peredaran darah (sirkulasi): Organnya jantung dan sel-sel


darah, mengedarkan O2 dan nutrisi dsb. f. Sistem pencernaan : Organnya saluan dari mulut anus. hormon : Kelenjarkelenjar hormon, untuk g. Sistem syaraf : Organnya otak dan syaraf syaraf tepi. h. Sistem i. j. 2.1.3 pertumbuhan,reproduksi. Sistem ekskresi, osmoregulasi : Organnya terutama ginjal. Sistem Reproduksi, embriologi : Organnya gonad wanita dan jantan. SISTEM PENCERNAAN Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanise fisik dan kimiawi sehngga makanan menjadi ahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pada umumnya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan trdapat pada lambung, hati, pankreas. 1. Mulut Mulut digunakan untuk mendapatkan makanan. 2. Rongga Mulut Rongga mulut diselaputi sel-sel penghasil lendir yang berperan mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutya, juga terdapat organ pengecap yang berungsi menyeleksi makanan. 3. Faring Pada ikan filter feeding, proses penyaringan terjadi pada segmen ini. 4. Esofagus Membantu penelanan makanan, karena mengandung lendir dan berbentuk pipa. Sruktur dan Fungsi Saluran Pencernaan

30

5. Lambung Berfungsi sebagai penampung makanan. 6. Pilorus Membantu/mengatur pengeluaran makanan (chme) dari lambung ke segmen usus. 7. Usus Menyerap zat makanan, dan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan. 8. Rectum Berfungsi sebagai penyerapan air dan ion. 9. Kloaka Ruang bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiiki kloaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut. Pada kloaka, saluran pencernaan masuk dri bagian bawah, sedangkan urogenital masuk melalui bagian atas. Klep kloaka terdapat lubang pengeluaran. 10. Anus Merupakan ujung dai saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran geital ( Fujaya, 2004 ). 2.1.3 SISTEM EKSKRESI Sistem Ekskresi : Sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan dan padatan), melalui kulit, ginjal dan saluran pencernaan. Organ-organ dalam sistem Ekskresi : Ginjal : kulit, saluran pencernaan, dan ginjal. terletak diatas rongga perut, diluar peritonium dibawah tulang punggung, dan aorta dorsalis. Sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang. Fungsi Ginjal : a) Menyaring sisa-sisa metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan oleh tubuh diedarkan kembali. Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh. Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ika bertulang besar

b)

31

(teleostei) yang hidup dilaut dengan yang hidup di perairan air tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmabranchi), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda (ILKOMS GROUP, 2009 ). 2.1.4 SISTEM REPRODUKSI Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun. Ikan memiliki variasi yang luas dalam strategi reproduksi agar keturunannya mampu bertahan hidup. Ada tiga strategi reproduksi yang paling menonjol : 1. Memijah hanya bilamana energi (lipid) cukup tersedia. 2. Memijah dalam proporsi ketersediaan energi. 3. Memijah dengan mengorbankan semua fungsi yang lain, jika sesudah itu individu tersebut mati. Berdasarkan strategi reproduksi yang dimiliki oleh ikan, maka dikenal tipe reproduksi seksual dengan fertilisasi internal dan reproduksi seksual dengan fertilisasi eksternal. Reproduksi internal dilakukan dengan menempatkan sperma ke dalam tubuh betina sehingga mengurangi kemungkinan kekeringan atau mengatasi kekurangdekatan sperma dan telur sehingga fertilisasi dapat berlangsung. Sedangkan fertilisasi eksternal, merupakan penggabungan dua gamet (sperma dan telur) di luar tubuh masing-masing induk secara terkoordinasi. Sebagian besar species ikan adalah gonokoristik (dioecious), dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Gonokritik terdiri atas dua kelompok : 1. Kelompok yang tidak terdeferensiasi. 2. Kelompok yang berdeferensiasi. Selain Gonokristik, juga dikenal istilah hemaprodit yaitu di dalam tubuh individu ditemukan dua jenis gonad, hemaprodit terdapat berbagai macam yaitu : 1. Hemaprodit singkroni : Apabila kedua gonad berkembang, mampu berfungsi, dan matangnya bersamaan.

32

2. Hemaprodit prodit protandri : Apabila pada awalnya ikan berkelamin jantan, kemudian saat tua berubah kelamin menjadi betina. 3. Hemaprodit protogini : Apabila pada awalnya ikan berkelamin betina, kemudian saat tua berubah kelamin menjadi jantan ( Fujaya, 2004 ). Alat kelamin jantan meliputi kelenjar kelamin dan saluran kelamin. Kelenjar kelamin jantan disebut testis. Pembungkus testicular yang mengelilingi testis, secara luar menghubungkan jaringan-jaringan testis, membentuk batasanbatasan lobular yang mengelilingi germinal epithelium (Grier, 1992). Perkembangan gamet jantan dari spermatogonium menjadi spermatozoa melalui dua tahap :

1. Perkembangan
Spermatogenesis.

Spermatogonium

Spermatid

disebut

2. Metamorfosa spermatid Spermatozoa disebut spermiogenesis.


Menurut Davy dan Chouldnard (1980), penyimpanan gamet diluar tubuh ikan terutama gamet ikan jantan telah lama dilakukan. Adapun keuntungan penyimpanan gamet diluar adalah : 1. Dapat mengurangi jumlah ikan jantan yang dipelihara, sehingga biaya pemeliharaan untuk ikan jantan dapat diperkecil. 2. Dapat dilakukan pembuahan buatan. 3. Memudahkan melakukan persilangan antar jenis ikan yang berbeda waktu matang gonadnya. 4. Memudahkan penerapan teknologi ginogenesis, androgenesis, poliploidisasi, dsb. 5. Dapat mengatasi keterbatasan induk ikan jantan disuatu daerah yaitu melalui transparan semen. Perkembangan gamet betina atau disebut juga Oogenesis adalah proses kompleks yang secara keseluruhan merupakan pengumpulan kuning telur. Secara substansial, kuning telur terdiri atas tiga bentuk, yakni : kantung kuning telur (yolk vesicle), butiran kuning telur (yolk globule), dan tetesan minyak (oil droplet). Kantung kuning telur berisi glikoprotein, dan pada perkembangan selanjutnya menjadi kortikal alveolu. Butir-butir kuning telur terdiri atas lipoprotein, karbohidrat, dan karoten. Oli droplet secara umum terdiri atas gliserol dan sejumlah kecil kolesterol (Hibiya, 1982).

33

Tahap-tahap perkembangan telur ikan terjadi secara empat tahap : a) Awal pertumbuhan. b) Tahap pembentukan kantung kuning telur. c) Tahap vitelogenesis. d) Tahap pematangan. Pada awal pertumbuhan terjdi pelepasan hormone gonadotropin (GtH Independent) yang dicirikan dengan bertambahnya ukuran nukleus dan jumlah nukleous. Pada tahap pembentukan kantung kuning telur, dicarikan dengan terbentuknya kantung atau vesikel. Pada perkembangan telur selanjutnya kantung kuning telur ini akan membentuk kortikal alveoli yang berisi butir-butir korteks. Tahap ini juga dirikan dengan terbentuknya zona radiate, perkembangan ekstraselular, dan bakal korion. Tahap Vitelogenesis dicirikan oleh bertambah banyaknya volume sitoplasma yang berasal dari luar sel, yakni kuning telur / vitolegenin, selama proses ini terjadi penambahan ketebalan pada zona radiate, sel-sel granulose, dan theca. Tahap pematangan yakni tahap pergerakan germinal vesikel ke tepi dan akhirnya melebur lalu membentuk pranuklei dan polar bodi III. Proses Ovulasi terjadi dengan cepat setelah telur mengalami pematangan dan mengakibatkn pecahnya dinding Folikel. Pada waktu bersamaan sel-sel mikropil yang menutupi lubang mikropil berpisah. Sehingga spermatozoa dapat menembus karton setelah telur dikeluarkan. Pecahnya dinding folikel ini diduga disebabkan oleh pengaruh hormone prostaglandin. 2.1.5 JENIS BAGIAN DAN FUNGSI SISIK Sisik dibedakan menjadi : a) Sisik Placoid Terdapat pada ikan yang bertulang rawan. b) Sisik Cosmoid Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitive.

34

c) Sisik Cycloid Berbentuk bulat, tipis, transparan, dan lingkaran pada bagian belakang bergigi. d) Sisik Ctenoid Bagian sisik yang menempel pada tubuh (ITB, 2008). Fungsi sisik bermacam-macam : a) Sebagai pelindung dari serangan penyakit. b) Sebagai pembeda antar ikan. c) Sebagai pembantu ikan dalam bergerak, karena selalu bergesekan dengan air. d) Melindungi ikan dari perubahan cuaca. (Yuanita, 2007). 2.1.6 JENIS CAUDAL (EKOR) Sirip ekor, terdapat lima macam tipe : a) Rounded b) Truncate c) Lunate d) Emerginate e) Forked ( IPB, 2008 ). Gambar Caudal (ekor)

2.1 TIKUS (MUS MUSCULUS)

35

Mus musculus atau mencit adalah anggota Muridae (tikus-tikusan yang berukuran kecil). Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan penganggu karena biasanya menggigiti mebel, dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang disudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia. Setelah manusia. Mencit perco baan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan (Windy, 2009). 2.1.1 Klasifikasi Tikus

Klasifikasi Mencit ( Mus Musculus )

Kingdom : Animalia Phylum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus Species : Chordata : Mammalia : Rodentia : Muridae : Murinae : Mus : M. Musculus

( WiLSON, 2009 ). 2.1.2 Morfologi Dan Anatomi Tikus rumah 65-95 mm panjang dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka, mereka adalah ekor 60-105 mm. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam, dan mereka umumnya memiliki putih atau bellys buffy. Mereka memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik (annulations). Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor dan lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia. Mereka berkisar 12-

36

30 gr berat badan. Banyak bentuk-bentuk Domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dengan bintik-bintik (Syarif Fauzi, 2009). Sistem Pencernaan Menurut Amin (2009), langkah-langkah proses pencernaan makanan : a) Pencernaan dimulut dan rongga mulut : makanan daging menjadi kecil-kecil. b) Disalurkan melalui faring dan esophagus. c) Pencernaan dilambung dan usus halus ; dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino, monosakarida, gliserida, dan unsure-unsur dasar yang lain. d) Absorbsi air dalam usus besar : akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat (veses ). e) Veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke anus.

Sistem Ekskresi Dua buah ren terletak di daerah lumbalis sebelah atas peritoneum. Cairan urine akan keluar dari masing-masing ren ke bawah melalui pembuluh ureter ditampung dari rectum. Secara periodic musculus dinding vesica urinaria berkontraksi sehingga urine akan keluar melalui pembuluh urethra. Pada hewan betina berakhir pada aperture urogenitalis, tapi pada hewan jantan urethra berada dalam pennies dan berakhir pada ujungnya. Dengan demikian urethra pada pennies merupakan jalan umum untuk urine dan cairan sperma. Proses pembersihan darah dalam ren adalah proses filtrasi dan reabsorbsi selekstif (Jasin, 1984). Sistem Reproduksi Pada hewan jantan terdapat testis yang terletak dalam sorotum yang merupakan perluasan kulit ganda dari rongga abdomen disebelah bawah atau muka anus. Antara rongga scrotum dan abdomen terdapat saluran penghubung yang disebut canalis linguinalis. Dari masing-masing testes. Sperma dikumpulkan melalui pembuluh epidydemus terus ke saluran sperma atau Vasa deferensia.

37

Saluran ini bersama-sama pembuluh darah dan syaraf pada canalis inguinalis membentuk funiculus spermaticus masuk dalam rongga abdomen. Kedua vasa deferensia pada akhirnya masuk dasar uretra melalui alat kopulasi penis yang akan menstransfer sperma ke dalam vagina hewan betina pada waktu kopulasi. Hewan betina memiliki dua ovari yang terletak di belakang ren. Sebelah lateral dari masing-masing ovarium terdapat pembuluh ostium yang selanjutnya berhubungan dengan saluran silindris oviduct (tuba falopii). Kedua Oviduct itu membentuk saluran yang berdinding tebal disebut uterus. Dari uterus itu terjulur saluran yang disebut vagina yang terletak antara vesica urinaria dan rectum dan berakhir pada muara urogenitalis. Disebelah ventral dari muara urogenitalis terdapat badan kecil yang disebut clitoris yang homolog dengan pennies pada hewan jantan (Jasin, 1984).

38

3.METODOLOGI 3.1 Alat da Fungsi 3.1.1 Ikan Nila : sebagai alat untuk membantu membedah objest (ikan nilai). b) Baki (nampan) c) Mikroskop d) Masker e) Object glass f) Cover glass : sebagai alat untuk meletakkan object yang akan dibedah (ikan nila). : untuk mengamati penampang sirip ikan nila. : untuk membantu mengurangi bau tak sedap saat pembedahan. : untuk meletakkan sisik ikan nila yang akan dramati. : untuk menutup bahan yang diletakkan pada object glass. g) Lap Basah h) Jaring i) j) Sarung Tangan Penggaris Tikus : alat pengukur panjang object, baik morfologi/ anatomi. b) 1 set alat bedah c) Jarum pentul d) Sarung tangan e) Sterofoam f) Masker : sebagai alat untuk membantu membedah object (tikus). : untuk menjepit kaki dan tangan tikus. : agar tangan menjadi steriil. : tempat meletakkan object yang akan dibedah (tikus) : untuk membantu mengurangi bau tidak sedap saat pembedahan. : untuk mengkondisikan ikan agar tidak stress dan ikan masih merasa di dalam air. : menangkap ikan. : agar tangan menjadi steriil. : alat pengukur panjang objek, baik morfologi/anatomi. 3.1.2 a) Penggaris a) 1 set alat bedah

39

3.2 Bahan dan Fungsi 3.2.1 Ikan Nila a) Ikan Nila b) Aquades c) Tissue 3.2.2 Tikus : sebagai bahan object yang akan dan diamati bagian-bagiannya. b) Chloroform c) Tissue d) Kapas 3.3 Skema Kerja TIKUS (Mus musculus) : cairan untuk membius. : untuk membersihkan alat pembenahan. : media pembiusan. a) Tikus : sebagai bahan yang akan dibedah dan diamati bagian-bagiannya. : memperjelas mikroskop. : untuk membersihkan alat pembedahan. bayangan sisik pada

Tikus

Dibius dengan chloroform Diletakkan pada steroform Diamati bagiannya Dibedah

Diamati organ dalamnya seperti system ekskresi, reproduksi, pencernaan, respirasi

Dicatat

Hasil

40

IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Ikan Nila Ditusuk Medula Oblongata

Diamati bagiannya

Dibedah Diamati organ dalamnya seperti system ekskresi, reproduksi, pencernaan, respirasi

Hasil

SISIK

Ikan Nila

Diambil sisik Ikan Nila

Diletakkan pada object glass

Ditetesi aquades

Ditutup dengan cover glass dengan kemiringan 45o Diamati dengan mikroskop

Hasil

41

4.

PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Sebelum dibedah

Sesudah dibedah

Sebelum dibedah

Sesudah dibedah

Insang:

4.2 Analisa Prosedur

Ikan Nila (Oreochromis nilotica) Pertama-tama alat dan bahan praktikum pembedahan ikan nila

dipersiapkan. Ikan nila diambil dari aquarium kemudian ikan diletakkan pada baki yang dialasi oleh lap basah, kemudian ikan nila ditutup pada bagian anterior dengan lap basah agar ikan tidak stress dan mengira masih berada di dalam air.

42

Setelah ikan terkondisikan ikan ditusuk pada Medula Oblongata. Setelah itu diamati bagiannya kemudian dibedah mulai dari Anus hingga dada ikan agar terlihat organ dalamnya seperti slauran pencernaan, system reproduksi, respirasi, dan system ekskresi. Digambar dan dicatat hasilnya.

Tikus (Mus Musculus) Pertama-tama alat dan bahan praktikum pembedahan tikus dipersiapkan.

Tikus dibius dengan menggunakan chloroform. Setelah tikus pingsan tikus diletakkan pada steroform dan pada ujung-ujung ketiak tikus di tusuk dengan jarum pentul, kemudian diamati bagian luarnya, setelah itu tikus dibedah mulai dari anus hingga dada tikus agar terlihat organ dalamnya seperti saluran pencernaan, system reproduksi dan system ekskresi + respirasi. Sisik Ikan Nila Pertama tama alat dan bahan praktikum pengamatan sisik Ikan Nila dipersiapkan sisik Ikan nila diambil, kemudian diletakkan pada object gelas, setelah itu ditetesi Aquader 1-2 tetes, lalu ditutup dengan cover glass dengan kemiringan 45o, diletakkan pada meja preparat, kemudian diamati, lalu diamati kemudian digambar. 4.3 Analisa Hasil Dari praktikum yang dilakukan, data yang dihasilkan adalah : Pada ikan nila organ-organnya adalah : a) usus b) jantung c) ginjal d) hati e) gonad f) anus g) otak h) insang Gonad merupakan kelenjar kelamin pada ikan, pada Ikan Nila jantan berwarna putih tulang, sedangkan pada betina terdapat bintik-bintik. Bagian insang ikan yaitu gil racker yang menentukan jenis makanan, gil arch sebagai penopang dan filament sebagai penyaring jenis makanan.

43

Gambar sisik ikan yang diamati melalui mikroskop tampak sebagai berikut : Pada Tikus organ-organnya adalah : a) Diafragma b) Hati c) Jantung d) Lambung e) Pankreas f) Anus g) Usus Dari atas terdapat diafragma yang melindungi paru-paru, kemusia tampak hati dibagian kanan, terdapat lambung yang tersambung langsung dengan usus. Sistematika pencernaan adalah sebagai berikut : rongga mulut menuju kekerongkongan kemudian menuju esophagus, lalu bergerak menuju lambung. Setelah itu dilanjutkan ke usus halus dan usus besar, berakhir pada kloaka sebagai tempat ekskresi. A. Mekanisme Sistem Pencernaan Ikan Nila : Mulut : mendapatkan makanan dan terjadi pencernaan secara mekanik. Rongga mulut : penyeleksi makanan dan mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya. Faring Esofagus Lambung Pylorus Usus halus Usus besar Rectum Kloaka : penyaringan makanan. : membantu menelan makanan dan terjadi geraka peristaltic. : penampung makanan dan terjadi pencernaan secara kimiawi. : mengatur pengeluaran makanan dari lambung ke usus. : penyerapan zat-zat makanan : penyerapan kadar air di sisa-sisa makanan : Penyerapan air (mineral) dan ion / tempat penyimpanan feses sementara. : tempat penyimpanan sementara.

44

Anus

: alat ekskresi.

B. Mekanisme Sistem Pencernaan Tikus : Mulut : mendapatkan makanan dan terjadi pencernaan secara mekanik. Rongga mulut : Pelumat makanan Faring Esophagus Lambung Usus halus Usus besar Kloaka Anus : penyaring makanan : membantu menelan makanan dan terjadi gerakan peristaltic. : penampung makanan dan terjadi pencernaan secara kimiawi. : menyerap sari-sari makanan : menyerap kadar air di sisa-sisa makanan : tempat penyimpanan sementara : alat ekskresi

A.1 Sistem Eksresi pada Ikan Nila : Kulit : mengeluarkan hasil eksresi (keringat)

Saluran pencernaan : pencernaan makanan Ginjal Ginjal Kantung kemih sementara Ureter Uretra Gonad Jantan Gonad Betina : organ eksresi : organ eksresi : tempat penyimpanan hasil eksresi

B.1 Sistem Eksresi pada Tikus :

: saluran eksresi sebelum uretra : saluran eksresi sebelum anus : Alat reproduksi Ikan Nila jantan. : Alat reproduksi Ikan Nila betina.

A.2 Mekanisme Sistem Reproduksi Ikan Nila :

B.2 Mekanisme Sistem Reproduksi Tikus : Tetes Ovarium : Alat reproduksi jantan (tikus) : Alat reproduksi betina (tikus)

45

Sisik Pada penampang Sisik

Pada gambar dengan tanda nomor 1, bagian itu disebut dengan Posterior, pada tanda nomor 2, bagian itu disebut radical line. Pada tanda nomor 3, bagian itu disebut Serkuler Line.

46

5.

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika, Anatomi, Fisiologi, dan Morfologi Ikan Nila dan Tikus dapat disimpulkan bahwa Ikan Nila dan Tikus memiliki perbedaan. Pada Ikan Nila, ia bernafas dengan menggunakan insang, sedangkan tikus bernafas dengan menggunakan paru-paru. Dalam system pencernaan, system eksresi system reproduksinya pun berbeda antara Ikan Nila dengan tikus. Sistem Pencernaan pada Ikan Nila : Mulut rongga mulut faring esophagus lambung pylorus usus rectum kloaka anus. Sistem Pencernaan pada Tikus : Mulut esofagus lambung usus halus usus besar rectum anus. Sistem Eksresi pada Ikan Nila : Kulit saluran pencernaan ginjal. Sistem Eksresi pada Tikus : Gonad kantung kemih ureter uretra. Sistem Reproduksi pada Ikan Nila : Gonad jantan dan gonad betina. Sistem Reproduksi pada Tikus : Testes dan ovariom. 5.2 Saran Dalam praktikum Biologi Dasar Mengenai Sistematika, Anatomi, Fisiologi, dan morfologi Ikan Nila dan Tikus, diharapkan lebih berhati-hati dan santai, karena pabila tidak hati-hati dalam proses pembedahan, dikhawatirkan selaput pelindung pada hewan pecah dan dapat merusak organ dalam hewan tersebut.

47

DAFTAR PUSTAKA Amri, Ir. Khairul, M.Si, dkk.2003. Budidaya ikan Nila.Agromedia:Jakarta. Anton,2009.Anatomi dan Fisiologi Ikan Nila hitam.http://just another wordpress.comweblog.html. Bayu,2007.Fungsi Sisik pada Ikan.http://www.yahoo.com. Budi,2008.Morfologi Ikan.http://blogkesayangan.blogspot.com/2008/12/tinjauanpustaka-laporan-ikhtiologi.html. Cindy,2009.Teknologi Tepat Guna.http://www.warinteg.blogspot.com. Dody,2009.Tikus (mus musculus).http://www.wikipedia.com. Fujaya, Ir. Yushinta, M.Si.2004.Fisiologi Ikan (Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan). Rineka Cipta:Jakarta. Hildbrand, Milton.1974.Analisa struktur vertebrata untuk perguruan tinggi.Sinar Wijaya : Surabaya. Romer, Alfred Sherwood.1962.the Vertebrate Body. Philadelpia : London. Saanin, Hassanudin.1968. Taksonomi dan Kuntji Identifikasi ikan. Binatjipta : Bogor.

You might also like