You are on page 1of 23

1

1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan Pendidikan adalah memperkenalkan bahasa Inggris lebih dini, yaitu dimulai dari Sekolah dasar. Bahasa inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif dalam tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui penggunaan bahasa yang diakui dunia sebagai bahasa resmi internasional. Pendidikan bahasa Inggris di SD dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Dengan pengenalan bahasa Inggris di sekolah dasar maka siswa akan mengenal dan mengetahui bahasa tersebut lebih awal. Sehingga, mereka akan mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal Mata Pelajaran bahasa Inggris boleh di kenalkan di SD. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris di sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD. Selanjutnya kebijakan nasional itu ditindaklanjuti dengan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur No.

1702/105/1994 tanggal 30 Maret 1994, menyatakan bahwa di Jawa Timur

matapelajaran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal pilihan. Bahasa asing di SD sebenarnya untuk memperkenalkan kepada siswa bahwa ada bahasa lain selain bahasa ibu. Di Indonesia dengan adanya kebijakan di muka, seyogyanya bahasa Inggris diperkenalkan melalui kegiatan yang sesuai dengan kegiatan di dunia anak. Misalnya, belajar kosakata dan kalimat sederhana tentang apa yang ada di sekitarnya atau belajar sambil menggambar, menyanyi dan bermain. Bagaimana kenyataan di lapangan sekarang? Anak-anak SD ditugasi untuk menerjemahkan kalimat-kalimat yang sulit, mencatat tata bahasa dengan istilah yang tidak dimengerti oleh siswa. Pendidikan bahasa Inggris di SD dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Mengingat Bahasa Inggris merupakan bahasa asing di Indonesia, maka proses pembelajarannya harus dilakukan secara bertahap. Pemilihan materi yang sesuai dengan usia anak dan situasi belajar yang menyenangkan haruslah menjadi perhatian utama dalam berhasilnya suatu proses pembelajaran. Salah satu faktor penting dalam pembelajaran bahasa inggris untuk anak adalah guru yang peduli terhadap kebutuhan anak didiknya. Dari hasil penelitian dan kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris untuk anak-anak masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Selain penguasaan dan keterampilan bahasa inggris yang mumpuni, guru juga harus menguasai teknik-teknik mengajar bahasa inggris untuk anak.

Sudah bukan rahasia lagi dan seolah-olah sudah menjadi asumsi umum bahwa hasil pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan kurang memuaskan. Masalah yang dimaksud adalah dilihat dari hasil belajar siswa sebagai salah satu barometer keberhasilan pengajaran bahasa Inggris. Kenyataan tersebut juga pernah penulis jumpai dalam beberapa kali pengalaman mengoreksi hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris pada siswa sekolah dasar. Dari hasil belajar siswa tersebut banyak sekali dijumpai kelemahan-kelemahan siswa dalam penguasaan kosa kata bahasa inggris. Seorang guru dalam menjalankan tugas utamanya dalam mengajar, banyak sekali masalah pembelajaran yang dihadapi terutama di dalam kelas. Seperti halnya di MI Al-Khoiriyah kelas V khususnya dalam pelajaran bahasa inggris banyak ditemui masalah pembelajaran, seperti halnya banyak siswa yang tidak fokus dalam pembelajaran dengan adanya siswa yang mengobrol, melamun dan sebagainya. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang menurun dan tidak tuntas mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan. Guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap rendahnya pencapaian kompetensi bahasa inggris siswa. Kebanyakan guru di sekolah

langsung memegang buku teks dengan berceramah menyampaikan materi kepada siswa. Guru cenderung berceramah tanpa adanya persiapan, terkadang juga salah dalam menyampaikan konsep pelajaran. Hal ini mungkin dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya pencapaian kompetensi siswa. Selain itu, saat

pembelajaran berlangsung siswa hanya duduk diam, mencatat dan mendengarkan

apa yang disampaikan oleh guru.

Pembelajaran seperti ini akan membuat

pembelajaran bahasa inggris menjadi monoton dan membosankan. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemas pembelajaran bahasa inggris dengan semenarik mungkin. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan alternatif desain pembelajaran yang dapat menciptakan iklim pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan kerjasama antar siswa dapat menjadi pilihan pembelajaran yang dapat membuat siswa dapat lebih aktif dikelas terlebih dengan menggunakan permainan atau game. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif dengan menggunakan team game tournament diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada di kelas dan mampu menciptakan desain pembelajaran yang menyenangkan dan siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dengan pembelajaran yang disukai oleh anak. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya suatu pembelajaran yang efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran. Berangkat dari masalah tersebut bentuk perlu diadakan penelitian secara mudah dan akan dilaporkan dalam skripsi dengan judul PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAME

KOOPERATIF

MENGGUNAKAN

TOURNAMENT ( TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al- Khoiriyah Suci Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut). 1.2 Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut: 1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris pada materi kosa kata ( Vocabulary) kelas V MI Al-Khoiriyah dengan pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament? 2. Bagaimanakah upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament pada konsep kosa kata mata pelajaran bahasa inggris pada siswa Kelas V MI Al- Khoiriyah? 3. Apakah pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep kosa kata mata pelajaran bahasa inggris pada siswa kelas V MI Al-Khoiriyah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Tujuan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapakan

pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament pada konsep kosa kata mata pelajaran bahasa inggris Kelas V MI Al- Khoiriyah.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapakan pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament pada konsep kosa kata mata pelajaran bahasa inggris Kelas V MI Al- Khoiriyah. 3. Agar pembelajaran kooperatif menggunakan metode team game tournament diterapkan pada proses pembelajaran bahasa inggris di sekolah dasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi dua aspek yaitu aspek teoritis (pengembangan keilmuan) dan aspek praktis (guna laksana). Kegunaan penelitian ini secara jelas adalah: 1. Aspek teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan untuk pengembangan teori tentang pendidikan secara konseptual dan empirik. Penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi rekan- rekan mahasiswa khususnya bagi penulis sendiri dalam meningkatkan pembelajaran. 2. Aspek praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi siswa, guru, dan bagi sekolah. a. Bagi Siswa meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa inggris sebagai upaya perbaikan pembelajaran bahasa inggris. Meningkatkan penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. b. Bagi Guru Memperoleh gambaran tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif menggunakan metode Team Game

Tournament. Serta dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki guru sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan menjalankan tugas utamanya dalam mengajar sebagai pengabdian dan dedikasi terhadap jabatan dan profesinya sebagai guru. c. Bagi Sekolah Dapat dijadikan salah satu rujukan dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui Penelitian Tindakan Kelas. 1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1. Pembelajaran Kooperatif menggunakan Metode team Game Tournament (TGT) Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdidri dari empat atau enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok , walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif seperti yang dijelaskan Abdulhak (2001) yang dikutip oleh Rusman (2010: 203) bahwa: pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas,yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru ( Multi way traffic communication).

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisifasi dan kerjasama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku social. Menurut Isjoni (2007:21) tujuan utama dalam penerapan model belajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Slavin dalam Isjoni (2007:15) mengemukakan In cooperative learning methods, student work together in four member teams to master material initially presented by teacher. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4 6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Dan menurut Lie (2002), pembelajaran kooperatif dapat mencapai hasil yang maksimal apa bila menerapkan lima unsure pembelajaran kooperatif, yaitu; saling ketergantungan positif, tanggungjawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan

pembelajaran kelompok. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Roger dan David Johnson (Dalam Lie, 2002: 31) mengatakan bahwa: untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antara anggota, (5) evaluasi proses kelompok. Dari beberapa variasi model tipe pembelajaran kooperatif, maka dalam penelitian ini menggunakan salah satu model pembelajaran di atas, yaitu Team Game Tournament (TGT). Menurut Saco (2006) yang dikutip oleh Rusman (2010:224) bahwa: dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masingmasing. Metode TGT ini dikembangkan oleh Slavin melibatkan kompetisi antar kelompok. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya.

10

Prinsipnya soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation) belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan (team recognition). Berikut adalah cirri-ciri TGT: a. b. c. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil Games Tournament Penghargaan kelompok Dengan TGT, siswa akan menikmati bagaimana suasana turnamen itu, dan karena mereka berkompetisi dengan kelompok- kelompok yang memiliki kemampuan yang setara, maka kompetisi dalam TGT akan terasa lebih fair dibandingkan dengan pembelajaran-pembelajaran tradisional pada umumnya (Huda, 2011: 117). 1.5.2. Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami tiga kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar . Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.( Purwanto, 2009: 44). Hasil belajar adalah kemampuan tingkat pencapaian kompetensi peserta didik (Rusman, 2010:13). Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

11

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi kedalam tiga domain: kognitif, afektif, psikomotor (Purwanto, 2009: 48). Kerangka Pemikiran

Meningkatkan hasil belajar siswa dengan Pembelajaran Kooperatif menggunakan metode Team Game Tournament pada penguasaan kosa kata bahasa inggris.

Pembelajaran kooperatif 1) saling ketergantungan positif 2) tanggung jawab perseorangan 3) tatap muka 4) komunikasi antara anggota 5) evaluasi proses kelompok Metode TGT 1) Siswa bekerja dalam kelompokkelompok kecil 2) Games Tournament

Hasil Belajar a. Kognitif 1) Hapalan (C1) 2) Pemahaman (C2) 3) Penerapan (C3) 4) Analisis (C4) 5) Sintesis (C5) 6) Evaluasi (C6) b. Afektif 1) Penerimaan 2) Partisipasi 3) Penilaian 4) Organisasi 5) internalisasi c. Psikomotor 1) persepsi 2) kesiapan 3) gerakan terbimbing 4) Gerakan Kompleks

3) Penghargaan kelompok

12

1.6

Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

yaitu penelitian suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (arikunto, 2006:3). Untuk memahami definisi penelitian Tindakan Kelas Asrori (2007: 5) menguti beberapa pendapat para ahli sebagai berikut: 1. Suhardjono (2007: 58) Penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. 2. Rustam dan Mundilarto (2004: 1) Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya dengan jalan merancang, melaksanakan dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dari beberapa definisi tersebut diatas, penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk tindakan penelitian tertentu yang untuk bersifat reflektif dan

denganmelakukan

tindakan-

memperbaiki

meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

13

Adapun menurut mulyono (2008: 43) bahwa: PTK dilaksanakan dalam bentuk pengkajian siklus pemebelajaran yang terdiri dari empat komponen pokok yaitu: (1) Perencanaan (Planing), (2) Tindakan (acting), (3) Observasi (observing), (4) refleksi ( reflecting). Melalui planning guru mempersiapkan mempersiapkan kurikulum, yang dispesifikasi dalam silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran. Dan dilakukan Tindakan dengan observer mengamati secara langsung danmelaksanakan proses pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif menggunakan team Game Tournament. Serta merefleksikan Tindakan dengan mengevaluasi hasil pembelajaran, mengadakan tindak lanjut dan merencanakan kembali siklus selanjutnya jika masih ada masalah pembelajaran yang belum terselesaikan.

1.6.1. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Khoiriyyah , untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Sebagai subjek penelitian ini adalah kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Lokasi sekolah ini berada di kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

1.6.2. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat langkah, yaitu:

14

(1) Perencanaan (Planing), (2) Tindakan (acting), (3) Observasi (observing), (4) refleksi ( reflecting) (Taniredja dkk, 2010: 23). Model Lewin dapat digambarkan sebagai berikut:

Acting

Planning

Siklus I

Observing

Reflecting

Planning

Reflecting

Siklus II

Acting

Observing Siklus III

Dari gambar diatas, bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali keasal, yaitu dalam bentuk siklus. Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas model Kurt lewin, secara jelas akan diuraikan sebagai berikut:

15

1. Rencana (planning) Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan harus memiliki pandangan jauh kedepan, yakni untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa (Asrori, 2007:52). Adapun langkah-langkah perencanaan ini adalah sebai berikut: Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan tindakan, langkah-langkah perencanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Permohonan ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V, serta guru-guru kelas lainnya sebagai mitra peneliti. 2) Menentukan observer atau teman sejawat yang akan membantu dalam penelitian sekaligus menjadi kolabolator dalam penelitian. 3) Mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data dengan

mendiskusikan dengan kolabolator. 4) Menyusun rencana tindakan dan Menyusun rencana pembelajaran

kooperatif dengan metode Team Game Tournament. 5) Membuat pedoman observasi untuk siswa dan guru. 6) Menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan. 7) Membuat jadwal kegiatan PTK. 2. Tindakan (Acting) Pengertian tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana (asrori, 2007:53).

16

Adapun pelaksanaan tindakan PTK sebagai berikut: 1) Melakukan Pre test pada setiap siklus untuk melihat sejauh mana perkembangan siswa sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif metode TGT. 2) Peneliti akan menerapkan Pembelajaran kooperatif menggunakan

Team Game Tournament untuk penguasaan kosa kata bahasa inggris. 3) Melaksanakan Post test setelah melakukan pembelajaran.

3. Observasi ( Observing) Observasi atau pengamatan dilakukan oleh guru sebagai peneliti memperoleh gambaran secara cermat tentang tindakan yang sedang dilakukan dan kemudian mendokumentasi pengaruh atau dampak dari tindakan tersebut. Pengamatan dilakukan ketika sedang berlangsung tindakan dan

mengumpulkan dokumentasi serta data yang diperlukan dalam refleksi. 4. Refleksi ( Reflecting) Refleksi adalah mengingat, merenung, mencermati dan menganalisis kembali suatu kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan sebagaimana yang telah dicatat dalam observasi (Asrori, 2007: 54). Dalam tahap ini penulis akan menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil observasi, apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai target yang telah ditentukan atau belum, sehingga dapat ditentukan rencana pada siklus berikutnya.

17

1.6.3. Instrument Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan. Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Selain itu Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan teliti dan sistematis untuk tujuan tertentu. 2) Wawancara Wawancara marupakan teknik pengeumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan responden. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar yang dialami oleh mereka. 3) Tes Tes adalah sebuah alat atau prosedur sis matik bagi pengukuran sebuah contoh perilaku. Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes. Teknik tes, dilakukan setelah pembelajaran untuk mendapatkan informasi data hasil belajar. 4) Catatan Lapangan Catatan Lapangan digunakan sebagai pengumpul data dalam penilaian kualitatif untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses berlangsung.

18

1.6.4. Analisis Data Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpul data untuk memperoleh data yang sama. Data yang diperoleh dengan teknik wawancara dicek keabsahannya dengan teknik observasi dan begitu pula sebaliknya atau dengan pengecekkan silang dengan teman sejawat. Data yang diperoleh dari nilai tes kemudian diolah dengan menggunakan Pengolahan data dihitung dalam bentuk persentase yaitu dengan terlebih dahulu menentukan rata-rata hitung nilai tes pertama dan kedua. 1.6.5. Jadwal Penelitian Uraian Kegiatan 1. Persiapan a. studi eksflorasi b. penyusunan proposal c. pembuatan instrument penelitian 2. Pelaksanaan a. siklus Satu b. siklus dua 3. Analisis Data 4. Penyusunan Laporan April 1 2 3 4 Mei 1 2 3 4 Ket

19

1.7 Referensi Asrori, Mohammad. (2007). Penelitian tindakan kelas. Bandung. Wacana Prima. Lie, Anita.(2002). Cooperative learning. Jakarta . Grasindo. Rusman, Mpd. (2010). Model- Model Pembelajaran mengembangkan CV

profesionalisme guru. Jakarta . Rajawali Pers. Purwanto, . (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Bandung. Alfabeta Taniredja, Tukiran, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Alfabeta. Huda, Miftahul. ( 2011). Cooperatif Learning. Yogyakarta. Pustaka pelajar.

20

Lampiran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu I.

: MI Al- Khoiriyyah : Bahasa Inggris : VI / 1 :5 : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi 1. Mendengarkan Memahami instruksi dan informasi sangat sederhana baik secara tindakan maupun bahasa dalam konteks peserta didik.

II.

Kompetensi Dasar 1.1 Merespon instruksi sangat sederhana dengan tindakan secara berterima dalam konteks peserta didik

III.

Indikator 1.1.1. Menyebutkan nama sayur-sayuran dalam bahasa inggris dengan benar 1.1.2. Merespon dengan menirukan ucapaqn dari guru 1.1.3. Merespon dengan mengeja huruf dalam nama sayur-sayuran. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan siswa mampu: 1. Menyebutkan nama sayur-sayuran dalam bahasa inggris dengan benar 2. Merespon dengan menirukan ucapaqn dari guru 3. Merespon dengan mengeja huruf dalam nama sayur-sayuran

IV.

V.

Materi Ajar Vegetable

21

VI.

Langkah Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (5 menit) 1. Mengondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran dan berdoa. 2. Mengisi daptar hadir 3. Mmengadakan apersepsi dan memotivasi siswa untuk belajar.

B. Kegiatan Inti (60 menit) 1. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru : Siswa menirukan ucapan dari guru. Siswa bersama dengan guru membahas kosa kata terkait materi pembelajar. Siswa mengeja huruf dalam sayur-sayuran. 2. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Siswa secara kooperatif memainkan beberapa permainan bahasa inggris, diantaranya: Bingo Games dan Mix n Match. Tahapan permainan Bingo : Siswa diminta untuk menggambar 3 deret kotak ke samping dan 3 deret ke bawah sehingga jumlahnya menjadi 9 kotak Tulislah kotak-kotak tersebut dengan nama-nama benda secara random yang sudah ditentukan guru misanya tema: Vegetable. Guru mengucapkan nama buah misalnya carrot- anak harus memberi tanda silang pada kotak yang bertuliskan carrot, Selanjutnya guru mengucapkan garlic- anak menyilang kotak bertuliskan garlic dst

22

Pemenang dari permainan ini adalah anak yang berhasil membuat garis diagonal, vertikal atau horizontal dari kotakkotak yang telah bertanda silang. Ketika anak berhasil membuat garis dari 3 deret kotak bertanda silang ( boleh diagonal, vertikal atau horizontal), teriakkanlah BINGO!

Tahapan permainan Mix n Match Siswa mengenakan topi bergambar Vegetable dikepalanya.. Setiap kelompok berlomba mencocokan nama sayuran dengan gambar yang ada dikepala teman sekelompoknya. Cara mencocokkannya dengan cara menempel nama benda pada teman sekelompoknya yang sesuai dengan gambar yang ada diteman sekelompoknya. Setiap kelompok yang mendapatkan banyak point diberikan rewards. 3. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bersama siswa bertanya- jawab meluruskan kesalahan, kemudian memberi penguatan dan penyimpulan.

C. Kegiatan Akhir (5 menit) 1. Guru memberikan penugasan pada siswa. 2. Guru menjelaskan kegiatan tidak lanjut. 3. Guru menutup pembelajaran.

VII.

Metode Pembelajaran Ceramah Pembelajaran kooperatif. Team Game Tournament

VIII.

Media Pembelajaran

23

1. Get ready 3 for beginners bahasa inggris untuk sd kelas 6 2. Smile 3 (smart english learning) for elementary scool 3. Gambar sayur-sayuran. 4. Media pembelajaran lain yang relevan.

IX.

Evaluasi Pembelajaran A. Teknik penilaian. 1. Tes tertulis B. Bentuk penilaian. 1. Arrange The Words 2. Square Words

You might also like