You are on page 1of 202

BAB I PENDAHULUAN 1. 1.

Latar Belakang Era Globalisasi ditandai dengan kemajuan teknologi seperti: (1) transportasi (sekarang pesawat terbang digunakan sebagai angkutan masal), (2) telekomunikasi (kini telah berkembang teknologi informatika), dan ditandai juga dengan semangat perdagangan bebas. Pada era ini pula, orang terdorong atau cenderung berkeinginan menjadi warga negara dunia. Negara maju dan kaya, mencita-citakan dunia ini menjadi dunia tanpa batas. Dunia tanpa batas dapat merugikan bangsa yang sedang berkembang, apabila bangsa itu tidak memiliki karakter nasional yang kuat dan disertai dengan intelektual yang tinggi. Tidaklah mengherankan jika, dalam beberapa hal, globalisasi telah memicu konflik, baik konflik antar negara maupun konflik internal di dalam negara. Hal itu, dipicu, salah satunya, oleh berbedaan persepsi nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konflik fisik masih terjadi, baik dalam rangka memperebutkan wilayah secara fisik maupun wilayah mayapengaruh budaya, ekonomi dan sebagainyayang berawal dari perebutan sumber daya alam. Oleh karena itu tidaklah salah apabila, Quincy Wright (Wright, 1941: 4-6) berpendapat bahwa perang dipicu oleh: 1. dunia yang menciut sebagai akibat kemajuan teknologi transportasi; 2. percepatan jalannya sejarah sebagai akibat kemajuan teknologi telekomunikasi; 3. penemuan persenjataan baru, serta 4. kebangkitan demokrasi. Dari keempat penyebab perang tersebut, tiga di antaranya menyebabkan penggunaan sumber daya alam terutama yang tidak dapat diperbaruisecara berlebihan. Oleh karena itu issue Era globalisasi diidentikkan dengan perebutan wilayah (sumber daya alam) dan pemanasan global. Manusia dan tempat tidak dapat dipisahkan, demikian pidato Ir. Soekarno pada sidang BPU PKI tanggal 1 Juni 1945 (Setneg, tt: 66). Oleh karena itu, tidaklah dapat disalahkan apabila dalam tata kehidupannyacara berpikir, bergaul, dan bertindak orang, dipengaruhi oleh konstalasi wilayah yang dihuninya. Di suatu wilayah itulah setiap manusia akan mengelola sumber daya alam, sehingga dapat menghasilkan sesuatu untuk tata kehidupannya. Setelah manusia membangsa, mereka menamakan wilayah yang dihuninya dan diklaim sebagai miliknya dan dinamai negara (country). Dalam perjalanan sejarah, negara tidak saja

diartikan sebagai wilayah tempat tinggal bangsa, namun diartikan sebagai institusi yang bertujuan untuk membina bangsa dan wilayah. Negara sebagai institusi (state) memerlukan beberapa persyaratan pokok yang harus dipenuhi, antara lain: ada wilayah (geografi dengan sumber daya), ada penduduk (warganegara dan bukan warganegara) serta ada pemerintah yang berdaulat. Namun biasanya ada persyaratan tambahan antara lain: konstitusiyang memuat di dalamnya tujuan Negaradan pengakuan kedaulatan. Dalam upaya membina dan mengelola rakyat tidak jarang Negaraaparatur negara melakukan pemaksaan yang berlebihan. Hal itu mengakibat pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dapat dihindarkan. Eksplorasi dan eksploitasi wilayah yang berlebihan akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan, diperlukan pengenalan lebih lanjut tentang rahasia alam semesta dan isinya. Oleh karena itu, pada bahan ajar ini pembahasan akan meliputi masalah: penduduk, wilayah, serta kedaulatankonstitusi, sistem perintahan dan politikyang merupakan inti dari bahan ajar mengenai Negara, pengelolaan lingkungan hidup yang harus diperhatikan oleh bangsa. Ilmu pengetahuan alam yang menguak fenomena alam semesta diharapkan menjadi bahan pengetahuan bagi bangsa. 1. 2. Bangsa Indonesia

1. 2. 1. Pengertian Bangsa Ada beberapa pengertian tentang bangsa (nasion/nation) dan kebangsaan yang berkembang. Ernest Renan menyatakan bahwa bangsa adalah: bukan suatu ras, bukan orangorang yang mempunyai kepentingan yang sama, bukan pula dibatasi oleh batas-batas geografis atau batas alamiah. Nasion (bangsa) adalah suatu solidaritas, suatu jiwa, suatu asas spiritual, suatu solidaritas yang dapat tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah lampau dan bersedia dibuat di masa yang akan datang. Nasion memiliki masa lampau tetapi berlanjut masa kini dalam suatu realita yang jelas melalui kesepakatan dan keinginan untuk hidup bersama (le desire detre ensemble). Nasion tidak terkait oleh negara, karena negara berdasarkan hukum. Menurutnya, wilayah dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa. Bagi rakyat negara yang dikuasai ras lain (negara jajahan), para pemimpin pergerakan/kemerdekaan mengobarkan semangat nasionalisme berdasarkan teori Renan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa pada negara nasional baru (dikenal pula sebagai negara dunia ketiga) jiwa nasionalisme tumbuh seperti teori dari Ernest Renan. 2

Sementara itu, menurut Hans Kohn (Kaelan, 2002: 213): bangsa itu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Teori Kohn ini nampaknya berdasarkan perkembangan pengertian bangsa (nasion) di Eropa daratan (kontinental). Bangsa (nasion) di Eropa kontinental bangkit karena revolusi leksikografi, bahwa bahasa milik pribadi-pribadi kelompok khas (Anderson, 2001: 126). Eropakontinentaldikuasai oleh dinasti Habsburg di sebagian Eropa Tengah dan Timur, dinasti Romanov di Eropa Timur, Rusia dan Asia Barat hingga Siberia dan dinasti Usmaniah (Ottoman) di Balkan, Jazirah Arab dan Afrika Utara, sedangkan Eropa Barat dikuasai ex dinasti Bourbon. Bangsawanpenguasalokal diharuskan mampu berbahasa Latin sebagai bahasa resmi di dalam wilayah dinasti maupun sebagai lingua franca antara para bangsawandinasti dan lokalserta kaum intelektual. Persoalan timbul, bahwa yang mampu menguasai bahasa resmi hanya sedikit. Hal itu menyebabkan percetakan tidak dapat menerbitkan secara luas karya tulis para intelektual dan menimbulkan kerugian. Sebagai tindak lanjutnya, penerbitan lebih banyak menggunakan bahasa lokal agar masyarakat yang mampu membaca tulisan lebih banyak. Hans Kohn membuat definisi seperti itu. Definisi bangsa menurut paham bangsa Indonesia tertuang berdasarkan isi Sumpah Pemuda. Menurut Kaelan (2002: 213) adanya unsur masyarakat yang membentuk bangsa yaitu: berbagai suku, adat istiadat, kebudayaan, agama serta berdiam di suatu wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau. Selanjutnya bangsa juga mempunyai kepentingan yang sama dengan individu, keluarga maupun masyarakat yaitu tetap eksis dan sejahtera. Salah satu persoalan yang timbul dari bangsa adalah ancaman disintegrasi, dan yang menjadi penyebab utama biasanya perbedaan persepsi pada upaya masyarakat yang ingin merekatkan diri lebih ke dalam, yaitu ingin mempertahankan pola. Oleh karena itu pada bangsa yang baru merdeka atau berdiri diupayakan memiliki alat perekat yang berasal dari budaya masyarakat. Pada perkembangannya alat perekat ini, dikenal sebagai ideologi yang hendaknya dipahami oleh bangsa itu sendiri. 1. 2. 2. Sejarah Berdirinya Bangsa Indonesia. Sejarah lahirnya bangsa (nasion) Indonesia cukup panjang dan itu tidak lepas dari upaya Vereenigde Oost Indische Companie (VOC) yang dilanjutkan Pemerintah Belanda memecah belah rakyat nusantara, melalui kebijaksanaan pemilahan penduduk. Namun, reaksi rakyat nusantara Faham egaliterisme di kalangan masyarakat menumbuhkan nasionalisme berdasarkan budaya lokal. Rupanya faktor inilah yang menjadikan

justru ingin bersatu dan berkelompok atas dasar kesamaan: tempat tinggal, daerah asal dan agama. Inilah embrio semangat persatuan dalam prulisme. Gerakan Etika Politik di Eropa dilaksanakan juga di nusantara dengan maksud ingin membalas jasa rakyat. Dengan demikian rakyat akan mudah diatur oleh Belanda. Ternyata gerakan ini disambut baik oleh kaum pergerakan dan dibantu oleh para penguasa lokal. Para pemimpin pergerakan melakukan upaya pendidikan dan mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum pribumi. Boedi Oetomo merupakan organisasi masyarakat pribumi pertama melakukan pendidikan untuk kaum pribumi. Kaum pribumi menjadi haus bacaan dan ilmu pengetahuan. Sastra Barat mulai diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu dan Jawa yang akhirnya membangkitkan semangat egaliter. Dari semangat egaliter membangkitkan kesadaran berbangsa dan berpolitik, yang selanjutnya mejadi gerakan politik sehingga lahirnya bangsa Indonesia. Oleh karena itu Ben Anderson (2001) berpendapat bahwa nation state merupakan komunitas terbayang (imagined communities) yang menyatu. 1. 3. Nasionalisme Indonesia. Nasionalisme mengandung arti faham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme merupakan gerakan sentimen mencintai bangsa namun hendaknya dalam koridor universal. Dengan semangat nasionalisme yang tinggi akan terbangun kekuatan dan kontinuitas sentimen mencintai bangsa dalam bentuk identitas nasional. Faham nasionalisme terbangun melalui beberapa konsep antara lain: (1) konsep theologi yang identik dengan fitrah manusia untuk bersatu membentuk masyarakat dan membangsa; (2) konsep politik yang terbangun melalui hakikat budaya politik bangsa; (3) konsep budaya yang tetap menghormati tumbuh dan berkembangnya semangat multikultur. Namun, kini faham nasionalisme lebih menekankan pada aspek politik. Nasionalisme Indonesia bertitik tolak dari semangat sumpah pemuda yang pada dasarnya perubahan semangat kesukuan ke semangat kebangsaan (dikenal sebagai dari ke-kami-an menjadi ke-kita-an). Adapun beberapa ciri khas nasionalisme Indonesia adalah: (1) Bhineka Tunggal Ika; (2) Etis (paham etika Pancasila); (3) Universalitik; (4) Terbuka secara kultural; dan (5) Percaya diri. Pertumbuhan Nasionalisme Indonesia telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan rezim. Masa Orde Lama semangat persatuan mulai menguap dan identitas nasional

(sebagai salah satu bentuk nasionalisme) terdistorsi menjadi identitasnya Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Revolusi (PBR). Di zaman Orde Baru, spirit kebangsaan ditumbuh-kembangkan untuk mengatasi keterpurukan ekonomi warisan orde lama. Namun, ujung-ujungnya Pancasila secara manipulatif diritualisasikan untuk mengamankan proses kolusi, korupsi dan nepotisme dan kroniisme. Identitas nasionalyang merupakan salah satu ciri khas nasionalisme terdistorsi menjadi identitas nasionalnya presiden sebagai penguasa tunggal. 1. 4. Negara dan Bangsa Negara menurut Logemann adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan, dengan kekuasaannya, mengatur serta menyelenggarakan suatu masyarakat. Lebih jauh menurut Max Weber negara merupakan struktur politik yang diatur oleh hukum, yang mencakup suatu komunitas manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan menganggap wilayah yang bersangkutan sebagai milik mereka untuk tempat tinggal dan penghidupan mereka (Naning, 1983: 3 4). Ada pengadaan dan pemeliharan tata keteraturan (hukum) bagi kehidupan mereka. Ada monopoli kepemilikan dan penggunaan kekuatan fisik secara sah (legitimasi). Dengan demikian Negara merupakan alat masyarakat untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Negara. Adanya legitimasi pada Negara, organisasi ini dapat memaksa kekuasaannya secara sah terhadap semua kolektiva dalam masyarakat. merupakan kedaulatan. Ada tiga sifat yang Pertama sifat memaksa, yaitu negara memiliki kekuasaan untuk

menggunakan kekerasan fisik secara sah (legal) agar dapat tertib dan aman. Kedua sifat monopoli, yaitu negara berhak dan kuasa tunggal dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat atau bangsa. Ketiga sifat mencakup semua, yaitu semua peraturan perundang-undangan mengenai semua orang, baik warga negara maupun bukan warganegara. Menurut Konvensi Montevideo, diperlukan 3(tiga) syarat yang bersifat konstitutif. Pertama harus ada wilayah, yaitu suatu daerah yang telah dinyatakan sebagai milik bangsa tersebut, dan batas-batas wilayah ditentukan oleh perjanjian internasional. Kedua harus ada rakyat, yaitu orang yang mendiami di wilayah tersebut dan dapat terdiri dari atas berbagai golongan atau kolektiva sosial; yang harus patuh pada hukum dan Pemerintah yang sah. Ketiga harus ada Pemerintah, yaitu suatu organisasi yang berhak mengatur dan berwewenang merumuskan serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang mengikat warganya. Lebih lanjut menurut Prof DR Sri Soemantri, SH (Diknas, 2001: 50) dapat pula ditambahkan ada pengakuan kedaulatan

dari negara lain. Kedaulatan merupakan unsur mutlak yang harus ada dan merupakan ciri yang membedakan antara organisasi pemerintah dengan organisasi kemasyarakatan/sosial. Untuk lebih mampu menghadapi lawan, negara berhak menuntut kesetiaan para warganya. Demikian pula dapat ditambahkan adanya tujuan negara, baik tersurat maupun tersirat, melalui konstitusi. 1. 5. Lingkungan Negara Masalah negaradalam arti institusi atau statetidak dapat terlepas dari pengaruh negara lainnya yang berdekatan. Oleh karena itu harus diketahui dan dipahami dengan benar apa yang dilakukan oleh negara tetangga, baik secara regional maupun global. Sebagai tindak lanjutnya kita harus dapat memprediksi secara strategis masalah lingkungan dan kemitraan. Masalah lingkungan hidup menjadi penting dan ini harus dapat dipahami dan diresapi oleh masyarakat kita terutama di perbatasan dengan negara tetangga. Banyak garis batas antar negara berubah karena ketidak tahuan dan kesadaran masyarakat kita sendiri. Pergeseran batas wilayah sering diawali dengan kerusakan lingkungan karena eksploitasi wilayah yang berlebihan tanpa memikirkan dampak lingkungan. Kerusakan lingkungan tidak saja berakibat mundurnya batas wilayah tetapi juga menyebabkan banyaknya kecelakaan yang merugikan masyarakat, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. 1. 6. Sistimatika Pembahasan Berkenaan Buku Ajar III yang bermuatan Pokok Bahasan Bangsa, Negara dan Lingkungan Hidup di Indonesia, sistimatika pembahasan disusun sebagai berikut: 1. Pendahuluan. Dengan didahului membahas latar belakang yang berlanjut dengan membahas Bangsa dan Negara (termasuk nasionalisme Indonesia), serta Lingkungan Hidup, dan diakhiri dengan Sistematika Pembahasan.
2.

Kewarganegaraan Indonesia. Membahas masalah Rakyat Indonesia (WNI), Penduduk (WNI, WNA, Stateless), hak dan kewajiban penduduk (WNI, WNA, Stateless), serta pembatasan gerak penduduk pada suatu Negara (Imigrasi merupakan bentuk kedaulatan suatu negara).

3.

Negara Hukum dan Konstitusi. Penjelasan tentang Negara Hukum, makna konstitusi, hak asasi manusia dan Rule of Law di Indonesia Negara dan Sistem Politik. Membahas bagaimana Pancasila sebagai dasar negara dituangkan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang demokratis (good governance, accountable, transparant) 6

4.

5.

Wilayah sebagai Ruang Hidup.

Membahas teori geopolitik Indonesia dan geostrategi

Indonesia (ketahanan nasional) dan ketahanan regional (ASEAN, APEC, OPEC) serta implementasinya dalam hukum kewilayahan (hukum darat, laut, udara termasuk masalah otonomi daerah dan diakhiri dengan tata ruang. Membahas pula pasang surut hubungan antar negara.
6.

Lingkungan Hidup. Membahas masalah Lingkungan Hidup, Sumberdaya alam, serta implementasi pada rencana tata ruang wilayah untuk pengelolaan lingkunganmelalui Undang-Undang terkaitdalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Membahas pula ketidaktahuan dan ketidaktaatan masyarakat, bangsa (sumber daya manusia) terhadap hal-hal tersebut, hingga menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

7. Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Masalah upaya pengungkapan rahasia dan gejala alam semesta untuk memenuhi kebutuhan manusia.
8.

Keanekaragaman Hayati dan Konservasi. Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan perubahan pola pikir dan pola tindak manusia. Hal ini akan berlanjut dengan pemanfaatan teknologi yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan bersifat global. Dampak negatif eksploitasi yang berlebihan mengancam kehidupan manusia. Usaha-usaha untuk mengatasi kerusakan lingkungan global telah dilaksanakan (Undang-Undang, Konvensi, Deklarasi, dan Ratifikasi). Pembahasan akan diakhiri dengan kesimpulan dan harapan para penulis pada mahasiswa baru Universitas Indonesia.

BAB II KEWARGANEGARAAN INDONESIA

2. 1.

Latar Belakang Salah satu syarat yang bersifat konstitutif suatu Negara harus ada rakyat, yaitu orang yang

mendiami suatu wilayah atau negara. Namun pada kenyataannya, yang mendiami wilayah tersebut terdiri dari atas berbagai golongan. Keanekaan golongan ini harus patuh pada hukum dan Pemerintah yang sah. Pemerintah juga dituntut untuk melindungi rakyat dari tindak kesewenangan baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun sebaliknya rakyat dituntut pula untuk membela kepentingan Negara. Sebaliknya Negara (dalam hal ini Pemerintah) tidak dapat memaksa semua rakyatnya yang tinggal di wilayahnya untuk membela Negara, karena ada perbedaan status. Perbedaan status antara lain status kewarganegaraannya. 2. 2. Warga Negara Rakyat didefinisikan sebagai segenap penduduk suatu negara (KBBI, 1988: 722). Sementara itu, yang dimaksud dengan bukan penduduk ialah orang yang tinggal sementara di wilayah tersebut. Selanjutnya penduduk dibedakan antara warga negara dan bukan warga negara atau warga negara asing. Warga Negara (citizens, citoyen, staatsburger) adalah peserta dari otoritas Negara. Istilah ini bermula dari keinginan manusia mempersatukan diri dalam kebersamaan, semua daya kekuatan ditempatkan di bawah kehendak umum sebagai satu kekuatan kelompok. Jadi bermula dari pribadi umum (public person) membentuk persatuan semua orang yang disebut kota (city), dan sekarang disebut republik atau negara hukum (body politic), yakni kumpulan manusia dalam suatu negara. Unit ini oleh warganya disebut negara (state), apabila bersifat pasif, sedangkan bila Kaula Negara (subject, sujet, onderdaan) adalah mereka yang ditundukkan oleh Negara (dalam hal ini adalah raja/dinasti). Pada masa lampau Negara diidentikkan dengan penguasa/ hukum negara. Istilah itu sekarang dipakai untuk warga negara kerajaan. Namun, tidak berarti bahwa kebesannya tidak lebih jelek dari suatu Negara bukan kerajaan. Untuk menentukan kewarganegaraan dikenal ada 2 (dua) pendekatan, ditinjau dari segi kelahiran dan segi perkawinan. 1. Dari kelahiran ada dua pendekatan asas kewarganegaraan (Soetoprawiro, 1966: 10):
a.

bersifat aktif disebut penguasa (souvereign).

Ius Sanguinis (law of blood)

Dalam asas ini kriteria kewarganegaraan ditentukan

berdasarkan garis orang tua si anak.

b.

Ius Soli (law of soil). Dalam asas ini seseorang diakui kewarganegaraannya berdasarkan tempat dilahirkan, meski orang tuanya adalah warga negara asing.

Kedua asas itu dapat digunakan bersama dengan mengutamakan salah satu, namun dengan tidak menanggalkan kewarganegaraan yang lainnya. Sebagai akibatnya terjadi dwi kewarganegaraan (bipatride) dan sebaliknya dapat saja seseorang tidak memiliki kewarganegaraan (apatride). Hal itu biasanya diselesaikan dengan menggunakan hak opsi yaitu hak memilih kewarganegaraan dan dan hak repudansi (hak menolak kewarganegaraan). Cara lain untuk memperoleh kewarganegaraan melalui cara naturalisasi yaitu melalui proses hukum dengan syarat-syarat tertentu. 2. Dari segi perkawinan dengan dasar: a. b. Kesatuan hukum, dalam kaitan ini isteri mengikuti kewarganegaraan suami, apabila Persamaan derajat, dalam kaitan ini kewarganegaraan isteri tidak hilang setelah terjadi perkawinan antar bangsa (campuran). perkawinan campuran. 2. 3. Warga Negara Indonesia Pascaperang Dunia II, banyak berdiri negara nasional baru. Negara-negara tersebut umumnya adalah negara merdeka, setelah sekian tahun dijajah oleh dinasti-dinasti Eropa. Masa pemerintahan kolonial, penduduk asli kawasan itu pada umumnya diposisikan pada strata terendah kaula negara oleh para penguasa asing. Setelah merdeka penduduk asli/pribumi menjadi penguasa baru. Demikian pula yang terjadi di negara kita, di mana kaum pribumi pada posisi strata ketiga setelah keturunan Eropa dan Timur Asing. Hal itu perlu penentuan yang tepat agar negara yang baru dibentuk tidak timbul persoalan. Persoalan yang timbul pada tiap negara yang baru merdeka adalah kemungkinan disintegrasi rakyat/bangsa. Hal itu disebabkan penduduk negeri yang baru merdeka terdiri dari beberapa strata sosial yang diciptakan berbeda oleh Pemerintah Jajahan. Mereka kini diberikan status yang sederajat di Negara Republik Indonesia. Dengan demikian mereka akan merasa memiliki dan sekaligus mencintai negaranya. Apabila mereka dalam status yang sama kemungkinan disintegrasi akan menjadi kenyataan. Pada kenyataannya ketiga strata kaula negara bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Untuk menentukan status kewarganegaraan Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia menjabarkan pasal 26 UUD-1945 dengan UU no. 3/1946 tentang Kewarganegaraan Republik 9

Indonesia. Melalui UU tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menggunakan pendekatan ius soli untuk menentukan kewarganegaraan bagi rakyatnya. Hal itu untuk menampung kaula negara (onderdaan) yang ada di Indonesia sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 Selanjutnya setelah tahun 1950 (setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda) timbul masalah baru yaitu: Keputusan Pemerintah Kerajaan Belanda dan Pemerintah Republik Rakyat Cina yang tetap mengakui warganya yang tinggal di Indonesia tetap menjadi warganegaranya. Akibatnya terdapat keadaan dwi kewarganegaraan (bipatride) bagi orang keturunan Belanda dan Cina perantauan. Ini dapat menimbulkan loyalitas ganda bagi warganegara keturunan Belanda dan Cina. Untuk mengatasi hal ini Pemerntah Indonesia menerbitkan UU no. 62/1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang berasaskan ius sanguinis. Sebagai akibatnya mereka menjadi warganegara asing yang tidak mengenal tanah leluhurnya, bahkan banyak di antara mereka yang tidak mampu berbahasa ibu. Mereka bersatus sebagai warga negara asing dan harus mengajukan permohonan izin tinggal di Indonesia. Seiring dengan kemajuan zaman, perkawinan campuran makin sering terjadi di Indonesia. Pria warganegara asing sering menikahi putri-putri Indonesia, yang tidak jarang perkawinan itu hanya bersifat politis, agar dia dapat izin tinggal. Kasus yang sama sering terjadi juga di negara lain. Sebagai akibatnya banyak anak-anak hasil pernikahan perempuan Indonesia dengan orang asing dan lahir di Indonesia berstatus warganegara asing. Problema ini tidak begitu menjadi masalah selama orangtuanya masih akur (tidak bercerai). Namun, apabila terjadi perceraian, status anak-anak tersebut tetap orang asing dan yang paling menderita ialah ibunya (setelah perceraian biasanya si anak menjadi beban ibunya), yaitu ia memelihara serta membesarkan warga negara asing dengan segala macam konsekuensinya. Sejak Juli 2006 telah diundangkan UU no 12/2006 dengan pendekatan asas ius sanguinis dan ius soli terbatas. Mereka memiliki kewarganegaraan ganda hingga usia dewasa. Namun UU Kewarganegaraan yang baru agak menyulitkan buruh migran karena dapat kehilangan kewarganegaraanya apabila mereka tidak aktif berhubungan dengan perwakilan Pemerintah Indonesia di luar negeri. Asasi Manusia. Padahal, hak untuk memiliki, memperoleh, mengganti atau mempertahankan kewarganegaraannya telah dijamin melalui pasal 26 UU no 39/1999 tentang Hak

10

2. 4.

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945 dikaitkan langsung dengan kewajiban

karena memang mempunyai keterkaitan. Karenanya perumusan hak dan kewajiban itu dicantumkan dalam satu pasal seperti pasal 27 ayat (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Dalam kaitan ini dapat diketengahkan masalah hak-hak warga negara misalnya masalah pendidikan, kesejahteraan sosial dan pertahanan. Sebelum amandemen, tidak ada Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945. Hal itu disebabkan Hak Asasi Manusia tidak sesuai dengan paham negara integralistik yang dianut UUD 1945. Paham negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller dan Hegel bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan, namun untuk menjamin masyarakat secara persatuan (Kaelan, H., MS. 2002: 39). Menurut Dr. A. S. S. Tambunan, SH kini kita menganut paham individualisme dan liberalisme seperti waktu UUDS 1950, terbukti dengan rumusan pasal-pasal dalam Bab XA (Tambunan, 2002: 11). Hal ini berarti bahwa Bab XA (Hak Asasi Manusia) beserta pasal-pasalnya itu bertentangan dengan Pembukaan UUD NKRI 1945. UUD-1945 secara tegas menyatakan tentang:
1.

Hak, antara lain melalui pasal 27ayat (2) hak untuk mendapatkan pekerjaan, pasal 30 ayat (1) hak ikut serta dalam usaha pembelaan negara, dan pasal 31ayat (1) hak mendapatkan pengajaran.

2.

Kewajiban, antara lain melalui: pasal 27ayat (1) kewajiban untuk menjujung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecuali, pasal 30 ayat (1) kewajiban ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan pasal 31 ayat (2) mengikuti pendidikan dasar.

3.

Kemerdekaan warga negara, antara lain melalui: pasal 27 ayat (1) yaitu persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, pasal 29 ayat (2) kemerdekaan untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya, serta pasal 28 kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran.

2. 5.

Hak dan Kewajiban Warga Negara Asing di Indonesia Bagi warga negara asing yang medapat izin tinggal juga menerima hak dan memiliki

kewajiban selama berada di Indonesia: 1. Kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan. 2. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.

11

3. Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih. 4. Tidak mempunyai hak dan kewajiban untuk bela negara. 2. 6. Pembatasan Gerak Sifat manusia selalu ingin berkelana, lebih-lebih pada era globalisasi, karena itu gerak keluar masuk penduduk pada suatu negara perlu diawasi terutama orang-orang asing. Instansiinstansi: Pencatatan Sipil, Imigrasi, dan Kependudukan merupakan salah satu perwujudan kedaulatan negara. Aspek yang diatur: 1. 2.
3.

Perubahan status warganegara/penduduk. Paspor yaitu surat jati diri perjalanan, Visa: bukti persetujuan masuk dan tinggal dalam suatu negara,
4. 5.

Migrasi/mutasi penduduk antar wilayah, Pencegahan dan penangkalan, yaitu upaya Pemerintah mengawasi baik warganegara sendiri maupun warganegara asing, Deportasiorang asingyaitu upaya Pemerintah menangkal bahaya kejahatan dan penyakit menular, Namun, upaya pengendalian penduduk sering kurang dihayati oleh masyarakat, dan aparat

6.

Pemerintah sehingga sering diabaikan.

Akibatnya banyak terdapat tanda pengenalkartu

identitasganda, maupun sebaliknya. Akibat lanjutannya upaya pemerintah untuk menyiapkan single number identity terkendala. Dan pada gilirannya akan menyebabkan perselisihan pada saat pemilihan umum, yaitu banyaknya orang yang tidak masuk dalam daftar pemilih. Pada saat inilah banyak orang kehilangan hak konstitusionalnya. 2. 7. Hak dan Kewajiban Bela Negara Upaya pembelaan negara merupakan tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan pada Pancasila dan UUD-1945 (Basrie, 1992:14). Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban membela Negara diperlukan pengetahuan tentang bela negara dalam arti luas. Bela Negara dalam arti luas tidak hanya menyangkut Untuk itu setiap warganegara harus menghadapi bencana perang tetapi juga bencana lain.

disiapkan dengan baik dan sekaligus perlu diberi penjelasan secara meluas tentang hak dan kewajiban dalam upaya bela negara dan upaya pertahanan keamanan (pasal 27 dan pasal 30). 12

Untuk melaksanakan amanat UUD NKRI 1945 diperlukan: 1. Pengetahuan tentang bela negara dan pertahanan keamanan agar setiap WNI dapat: (a) menunaikan hak dan kewajibannya dengan tepat; (b) ikut serta menyumbangkan pemikiran terhadap perumusan dan penyelenggaraan konsepsi pertahanan keamanan negara; kewaspadaan dan kesiapan menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan. 2. Motivasi perlu ditumbuhkan melalui pemahaman: (a) sejarah pembelaan negara secara universal maupun nasional; (b) kondisi geografi, sumber daya manusia dan sumber daya alam kita; (c) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; (d) strategi pembangunan nasional dan (e) yuridis formal. Memahami, menghayati arti bela Negara dan pertahanan keamanan negara merupakan salah satu upaya memupuk semangat nasionalisme dan jati diri bangsa Indonesia.

BAB III NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

13

3. 1.

Pengantar Manusia setelah membangsa membentuk organisasi yang akan melindungi diri dan tempat

tinggalnya. Organisasi tersebut dinamakan negara (state). Istilah negara semula diartikan hanya sebagai tempat tinggal (country) yang diklaim sebagai miliknya. Membahas masalah negara (state) kita harus membahas pula sistem politik yang berlaku dalam suatu negara. Negara menurut Logemann adalah suatu organisasi masyarakat yang bertujuan dengan kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat (Naning, 1983: 3) Lebih jauh menurut Max Weber negara adalah suatu struktur masyarakat yang menpunyai monopoli dalam menggunakan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah (Budiardjo, 2008: 49). Dengan demikian negara merupakan alat masyarakat untuk mengatur hubungan manusia dengan masyarakat. Ada legitimasi, yaitu Negara dapat memaksa kekuasaannya secara sah terhadap semua kolektiva dalam masyarakat. Ada tiga sifat yang merupakan kedaulatan: (1) Sifat memaksa, di mana negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara sah (legal) agar dapat tertib dan aman; (2) Sifat monopoli, yaitu negara berhak dan kuasa tunggal menetapkan tujuan bersama dari masyarakat (tujuan nasional); (3) Sifat mencakup semua, yaitu semua peraturan perundang-undangan mengenai semua orang baik warganegara maupun penduduk. Dari ketiga sifat inilah timbul konsepsi negara hukum. Timbullah dalil: Tiada masyarakat tanpa hukum dalam teori ilmu hukum. 3. 2. Persyaratan Negara Berdasarkan Konvensi Montevideo, untuk suatu negara diperlukan 3 (tiga) syarat yang bersifat konstitutif. Persyaratan tersebut adalah: (1) Harus ada wilayah yang telah dinyatakan sebagai milik bangsa dan batas-batasnya ditentukan melalui perjanjian internasional; (2) Harus ada rakyat yang mendiami wilayah tersebut dan dapat terdiri dari atas berbagai golongan sosial. Rakyat negara harus patuh pada hukum dan Pemerintah yang sah; (3) Harus ada Pemerintah yang berhak mengatur dan berwewenang merumuskan serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang mengikat warganya. Lebih lanjut Prof. DR. Sri Soemantri, SH (Dikti, 2001: 36) dapat pula ditambahkan adanya pengakuan kedaulatan dari negara lain. Kedaulatan merupakan unsur yang mutlak harus ada dan merupakan ciri yang membedakan antara organisasi pemerintah dengan organisasi sosial. Agar mampu menghadapi lawan, negara berhak menuntut kesetiaan para 14

warganya. Demikian pula dapat ditambahkan adanya tujuan negara baik tersurat maupun tersirat melalui konstitusi. Rumusan tujuan nasional dalam konstitusi negara merupakan pedoman untuk pola tindak. Tujuan nasional bangsa Indonesia dalam bernegara tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, antara lain tertulis: melaksanakan ketertiban dunia. 3. 2. 1. Wilayah Negara Wilayah merupakan tempat tinggal suatu bangsa dan berbatasan dengan wilayah negara lain. Kekuasaan Negara mencakup tidak hanya tanah tetapi juga laut dan udara hingga ketinggian tertentu. Regim hukum laut modern (UNCLOS 1982) menjadikan negara kepulauan suatu entity besar. Hal ini harus dapat dipertahankan eksistensinya, dan untuk itu diperlukan kemampuan intelektual penduduk di samping masalah sumber-sumber daya lainnya, yang akan dibahas lebih lanjut dalam Bab V Buku Bahan Ajar III ini. 3. 2. 2. Warga Negara Rakyat merupakan unsur yang penting bagi suatu negara. Negara tanpa rakyat tidak ada artinya. Yang termasuk rakyat ialah semua orang yang mendiami suatu wilayah kekuasaan negara. Dalam wilayah kekuasaan negara subjek ?? dapat dibedakan antara penduduk dan bukan penduduk. Secara rinci telah kita bahas melalui Bab II Buku Bahan Ajar III. 3. 2. 3. Pemerintah Pemerintah adalah organisasi yang berwewenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk dalam suatu wilayah. Dalam hal ini bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan negara. Negara mencakup semua penduduk, sedangkan pemerintah mencakup hanya sebagian dari penduduk. Pemerintah sering berubah sedangkan negara relatif tetap bertahan, kecuali bila diserbu dan dikuasai oleh negara lain. Ada pembagian kekuasaan hingga menjadi eksekutif, legislatif dan yudikatif, meskipun sering semu. Lebih lanjut membahas Pemerintah dan Sistem Pemerintahan akan tertuang lebih perinci pada Bab IV Buku Bahan Ajar III ini. 3. 2. 4. Konstitusi melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

15

Syarattambahansuatu negara menurut Prof. DR. Sri Soemantri, SH (Dikti, 2001: 36) adanya konstitusi, kedaulatan (pengakuan kedaulatan) dan tujuan negara yang tersurat maupun tersirat melalui konstitusi. Konstitusi berfungsi sebagai pengatur dan pembatasan kekuasaan negara, agar 3(tiga) sifat negara (Max Weber) tidak disalahgunakan oleh penyelenggara negara. Konstitusi merupakan: (1) Pembatasan kekuasaan organ Negara; (2) Mengatur hubungan antar organ negara; (3) Mengatur hubungan kekuasaan organ negara dengan warganegara; (4) Pembatasan kekuasaan Pemerintah; (5) Memberi legitimasi kekuasaan pada Pemerintah; (6) Instrumen pengalihan kewenangan. Dengan demikian konstitusi merupakan alat: (1) Pengendalian sosial dan politik; (2) Reformasi sosial dan politik; (3) Rekayasa sosial dan politik. 3. 2. 5. Kedaulatan Negara Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi bagi negara untuk membuat undang-undang dan melaksanakan dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia dan berlaku di seluruh wilayah dan rakyat. Ada kedaulatan ke dalam (internal souvereignty) dan kedaulatan untuk mempertahankan diri dari gangguan dan serangan negara lain (external souvereignty). Kedaulatan merupakan konsep yuridis dan kedaulatan adalah mutlak harus ada pada suatu negara. Ciri khas kedaulatan adalah tidak terikatnya suatu negara dengan negara lain. Menurut Grotius (Loebis, 1997: 27) Negara merupakan ikatan-ikatan manusia yang insyaf akan arti dan panggilan hukum kodrat. Negara berasal dari perjanjian yang disebut pactum. Kedaulatan itu timbul dari hak Kedaulatan itu sekaligus untuk memerintah atas suatu komuniti (community) manusia. negara lain atau Perserikatan Bangsa Bangsa. 3. 2. 6. Tujuan Negara Seperti halnya dengan individu, keluarga, masyarakat dan bangsa, negara harus merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan utama mendirikan negara adalah agar tetap ada (eksis) dan memberi kesejahteraan bagi warganegaranya. Tujuan mendirikan negara biasanya tertuang dalam pembukaan konstitusi. Pembukaan konstitusi suatu negara menggambarkan cerminan kebutuhan bersama rakyat atau bangsa tersebut. Demikian juga tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV dan dirumuskan dalam satu kalimat.

memberikan status apakah suatu negara benar-benar merdeka atau masih di bawah perwalian

16

3. 3.

Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945sebutan untuk UUD

1945 yang telah diamandemenadalah salah satu hasil gerakan konstitusionalisme. Yaitu paham yang selalu mengawasi dan meninjau kembali agar pemerintahan tetap pada jalan yang tetap dan benar. Dalam sejarah negara kita UUD 1945 telah diamandemen sebanyak 4 (empat) kali agar sesuai dengan eranya. Pada amandemen UUD-1945 tidak ada lagi Penjelasan tentang Undang-undang Dasar Negara Indonesia. Padahal, dengan membaca teksnya saja masih sulit untuk mengerti maksud dan makna pada saat UUD tersebut dibuat. Pembukaan UUD dengan Batang Tubuh hendaknya relevan. Dalam Batang Tubuh UUD sebenarnya merupakan penjabaran dari pembukaan dengan melalui pasal-pasal. Pasal-pasal akan sulit dicerna oleh masyarakat oleh karena itu sebaiknya diikuti Penjelasan pada pasal-pasalnya melalui bagian atau bab tersendiri. Karena tidak ada penjelasan maka akan terlihat adanya ketidak samaan dalam isi UUD NKRI 1945. Dalam UUD NKRI 1945 tersurat prinsip penyelenggaraan Negara: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Prinsip persatuan dan keragaman dalam Negara Kesatuan; (3) Cita Negara Integralistik; (4) Negara Republik; (5) Sistem Pemerintahan Presidensiil; (6) Paham Kedaulatan Rakyat (demokrasi); (7) Demokrasi langsung/demokrasi perwakilan; (8) Cita Negara Hukum (nomokrasi); (9) Pemisahan kekuasaan dan prinsip check and balance; (10) Demokrasi Ekonomi; (11) Cita Masyarakat Madani, yaitu masyarakat yang rukun, adil dan beradab. UUD maupun pasal-pasal hasil amandemen. 3. 4. Konsepsi Negara Hukum Indonesia Pemikiran mengenai Negara Hukum diawali oleh Plato (429-347 S.M.), dalam dua buah bukunya yang terkenal, yaitu politeia (negara) dan nomoi (hukum). Semula ia berpendapat bahwa negara yang ideal adalah yang diselenggarakan oleh para ahli filsafat. Dari hasil pengamatannya, ia berkesimpulan bahwa penyelenggaraan negara yang baik adalah yang berdasarkan pengaturan (hukum) yang baik, yang disebutnya dengan istilah Nomoi. Sesuai dengan perkembangannya ide negara hukum tidak relevan lagi karena negara menjadi sangat berkuasa sehingga tumbuh konsep etatisme, yaitu suatu paham yang lebih mementingkan negara dari pada rakyatnya (KBBI, 2002: 309). Prinsip penyelenggaraan negara tersirat pada Pembukaan UUD dan penjabarannya melalui pasal-pasal asli

17

Ide negara hukum muncul kembali pada permulaan berkembangnya aliran liberal, yaitu menjelang dan saat revolusi kaum borjuis di Perancis. Dari Revolusi Perancis (1789) inilah berkobar semangat kebebasan (liberte), persamaan derajat (egalite) dan persaudaraan (fraternite). Faham individualistik atau perseorangan berkembang. Aliran liberal mendambakan suatu negara hukum yang menjamin ketertiban dan keamanan masyarakat, agar setiap orang dapat dengan aman dan bebas mencari penghidupan serta mengurus kehidupannya masing-masing. Negara hukum seperti tersebut pada dasarnya tidak memerhatikan kesejahteraan umum rakyatnya. Dalam perkembangan pemikiran liberal kemudian terbukti bahwa peran negara tidak dapat dihindarkan dari kewenangannya untuk ikut campur tangan dalam penentuan pola kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya, yang asumsinya untuk mencerminkan adanya perlindungan terhadap hak asasinya. Negara Hukum Liberal kemudian berkembang menjadi Negara Hukum Formal (peran raja harus berdasarkan undang-undang atau hukum). Negara Hukum Materiil (undang-undang tersebut telah berkembang menjadi yang melindungi hakhak asasi manusia). Perkembangan Negara Hukum Materiil menjadi Negara Kemakmuran (Welfare State), namun ciri khasnya masih menekankan pada kepentingan-kepentingan individualistik. Dengan demikian jelas bahwa Negara Hukum model Eropa tersebut bukanlah yang dikehendaki oleh para pendiri Republik Indonesia, dan bukan pula yang dimaksudkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Negara Hukum Indonesia adalah suatu konsepsi tentang Negara Hukum yang mempunyai lima macam unsur utama, yang semuanya tercantum dalam UUD 1945. Penjelasan Umum No. III UUD 1945: (1) Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan, yang ingin mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar Negara; (2) Rumusan yang terungkap:Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidak berdasar atas kekuasaan belaka, yang rumusannya tertuang dalam batang tubuh UUD NKRI 1945; (3) Pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi, tidak bersifat absulotisme (Penjelasan UUD 1945), yang berarti bahwa pemerintahan Republik Indonesia dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan atas kewenangan-kewenangan yang dirumuskan dalam UUD; (4) Segala warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya {pasal 27 ayat (1)}; (5). Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan Pemerintah {Pasal 24 ayat (1) UUD NKRI

18

1945}. Dari gambaran tersebut secara ringkas kelima unsur utama Negara Hukum Indonesia terbukti dengan adanya: 1. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. 2. Negara Indonesia yang berdasar atas hukum. 3. Pemerintahan yang berdasar atas sistem konstitusi. 4. Kesamaan kedudukan para warga negara dalam hukum dan pemerintahan, dan kewajiban mentaatinya tanpa kecuali (pola hak dan kewajiban asasi/manusia Indonesia). 5. Kekuasaan kehakiman yang merdeka terlepas dari pengaruh pemerintah. Kesemuanya menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila telah menjelma dalam konsepsi Negara Hukum Indonesia. Namun demikian masih ada lagi nilai-nilai lain yang lebih mengenai masalah pengaturan organisasi negara dan perihal pembentukan hukumnya. Indonesia sebagai negara hukum telah menentukan hirarki hukum di Indonesia yang dikukuhkan melalui Ketetapan MPR RI, dengan urutan: 1. Peraturan Dasar: Undang-undang Dasar dan Perubahannya, Piagam Dasar 2. Undang-undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang, Jurisprudensi. 3. Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden. 4. Peraturan Menteri/Peraturan Pejabat setingkat Menteri. 5. Peraturan Daerah Provinsi 6. Peraturan Gubernur. 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota 8. Peraturan Bupati/Walikota 9. Peraturan Desa 3. 5. Hak Asasi Manusia

3. 5. 1. Perkembangan Sejarah Hak Asasi Manusia Berdasarkan tiga sifat yang mendasari kedaulatan suatu negara, sering terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para penguasa negara. Menghadapi kesewenang-wenangan ini tumbuh gagasan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karena itu perkembangan perjuangan menegakkan HAM sama tuanya dengan perkembangan peradaban manusia. Gagasan HAM muncul ketika manusia yang satu merasa diperlakukan tidak manusiawi oleh pihak yang lain. Penguasa menindas rakyat, sehingga muncul diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, dan

19

perbedaan lainnya. Selanjutnya jatuh korban-korban sebagai akibat penindasan manusia atas manusia. Ide HAM itu semula berkembang di Inggris yaitu pada masa Pemerintahan Raja John of England, dan pada tahun 1215, ketika para kesatria memaksa Raja Inggris untuk menanda tangani suatu perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Besar (Magna Carta) (Ball, 1973: 100). Magna Carta itu sendiri sebenarnya tidak berarti banyak dalam upaya penegakkan HAM masa sekarang. Pelangaran hak asasi masih terus dilakukan oleh para penguasa. Oleh karenanya upaya penegakan HAM terus-menerus dilakukan oleh elit politik dan para intelektual. Pada abad Pertengahan antara lain melalui: (1) Undang-undang Hak (Bill of Rights) 1689, disyahkan oleh Raja JAMES II dari Inggris dan merupakan perlawanan badan legislatif dalam revolusi tak berdarah 1688; (2) Undang-undang Hak (Bill of Rights) 1789, disusun oleh Rakyat Amerika Serikat dan dimasukkan ke dalam konstitusi mereka. Bill of Rights ini sangat individualistik sifatnya dan mementingkan masalah hak daripada kewajiban manusia; (3) Deklarasi hak-hak manusia dan warganegara di Perancis (Declaration des droits de lhomme et du citoyen), merupakan hasil dari revolusi Perancis 1789. Naskah ini merupakan perlawanan rakyat terhadap monarkhi absolut. Pada masa ini perjuangan hak asasi manusia sangat dipengaruhi oleh pendapat John Lock dan Jean Jacques Rousseau yang bersifat politis tentang pengertian hak-hak tentang kebebasan. Akhir abad XIX sampai dengan medio abad XX perjuangan penegakkan HAM berfokus pada upaya menghukum para penjahat perang dan mereka yang terlibat dalam perencanaan perang dan penyiapan serta pembunuhan masal atas suatu masyarakat. Namun upaya ini diwujudkan dengan penggunaan asas retroaktif yang sebenarnya bertentangan dengan asas hukum pidana, yakni orang hanya dapat dihukum jika telah dibuat peraturan perundangannya. Proses Peradilan Militer di kota Nurenburg dan Tokyo serta deklarasi-deklarasi tentang kebebasan, baik semasa abad pertengahan hingga Perang II merupakan pilar bagi Deklarasi Universal HAM. Proses peradilan-peradilan militer kini berdampak positif bagi hukum internasional yaitu bahwa individu dapat dikenai hukum yang setimpal atas kejahatannya. Individu kini dapat dijadikan subjek dan objek hukum internasinal. Dampak lainnya adalah Resolusi PBB tanggal 11 Desember 1945 yang menyetujui asas hukum yang dipakai dalam kedua pengadilan militer tersebut sebagai konsep HAM. Komisi Hukum Internasional PBB kemudian menuangkan dalam rumusan resmi sehingga memberikan kontribusi tercapainya Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember 1948.

20

3. 5. 2. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Dari gambaran di atas jelaslah bahwa seusai Perang Dunia II kedudukan pribadi manusia memperoleh pengakuan yang luas dan kokoh dalam hukum Internasional. Namun untuk membuat deklarasi universal tentang hak asasi manusia membutuhkan perdebatan yang cukup panjang antara blok Barat dan blok Sosialis. Deklarasi HAM unversal didirikan atas empat tonggak utama, yaitu: (1) Hak-hak pribadi antara lain hak-hak: persamaan, hidup, kebebasan, kemanan dan lain sebagainya; (2) Hak-hak milik individu dalam kelompok sosial di mana ia ikut di dalamnya; (3) Kebebasan-kebebasan sipil dan hak-hak politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; (4) Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial. Bila ditinjau pasal demi pasal, HAM universal PBB menurut Abdul Hakim Garuda Nusantara (Cassese, 1994: xv) dapat disimpulkan dari 30 pasal, hanya 1 pasal yang membahas masalah kewajiban manusia, 25 pasal membahas tentang hak manusia sebagai individu. Timbul perbedaan dalam menerapkan HAM pada masing-masing negara anggota PBB. 3. 5. 3. Perbedaan Persepsi pada HAM Universal Ada perbedaan pandangan atau persepsi dari masyarakat internasional tentang HAM universal. Perbedaan pandangan itu sebenarnya menyangkut, masalah pandangan hidup dan adat istiadat masing-masing bangsa dan negara. Ada dua kelompok utama yang menanggapi masalah HAM, yaitu: kelompok universalis dan kelompok komunitarian. Kelompok universalis, yaitu negara-negara Barat ModernInggris, Perancis, Amerika Serikatdan Eropa Barat yang merupakan kelompok negara yang memerintah lebih dari separo dunia sampai akhir dekade 20an (Huntington, 1997: 92). Apalagi pasal-pasal dalam Deklarasi HAM Universal dipengaruhi oleh faham individualistik negara-negara pemenang PD II. Sementara itu, negara sosialis yang dipimpin Uni Soviet tetap berpendapat bahwa hak-hak asasi telah hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat. Pemikirannya adalah bahwa HAM tidak ada sebelum negara ada. Oleh karena itu negara berhak membatasi apabila situasi menghendakinya. Pemikiran HAM universal juga tidak sesuaibahkan bertentangandengan filsafat bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Perbedaan konsepsi Barat dengan Timurdalam hal ini Asia dan Afrikaadalah berkaitan dengan budaya dan agama. Kedudukan tinggi diberikan kepada kepala adat, dan bagi Islam asalkan tidak berbeda pendapat sepanjang tidak bertentangan dengan Al-Quran. Sebagai akibatnya tradisi Asia dan Afrika terkontaminasi dengan tradisi Barat sehingga 21

mempersulit perkembangan negara-negara Asia dan Afrika secara lebih modern (Cassasse, 1984: 70-75). Timbul beberapa interpretasi HAM. Perbedaan pandangan tersebut sebagai berikut: (1) Universal absolut, yang memandang HAM sebagai nilai seperti yang dideklarasikan oleh PBB. Pandangan ini tidak menghargai masalah sosial budaya yang melekat pada masing-masing bangsa atau negara; (2) Universal relatif, yang memandang secara universal dengan beberapa pengecualian demi suatu alasan tetrtentu; (3) Komuntarian absolut, seperti keinginan negara-negara sosialis, yang dipimpin Uni Soviet; (4) Komunitarian relatif, yang memandang persoalan HAM sebagai masalah universal, namun juga menjadi masalah nasional. Karena ada perbedaan itu, masing-masing region membuat kesepakatan HAM, yang berlaku di wilayah regional sehingga akhirnya adanya koreksi total atas HAM universal. 3. 5. 4. Upaya Perumusan Kembali Deklarasi HAM Situasi dan posisi negara-negara anggota Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) antara tahun 1946 1948 yang beranggotakan 58 negara terbagi atas 5 blok: (1) Blok Barat, 14 negara yang umumnya pemenang PD II, termasuk Australia dan New Zealand; (2) Blok Sosialis, 6 negara sosialis Eropa Tengah dan Timur; (3) Blok Asia, 14 negara (tidak termasuk Indonesia): (4) Blok Afrika 4 negara; dan (5) Blok Amerika Latin, 20 negara, yang dengan gigih ingin menegakkan HAM dan selalu memihak Blok Barat Untuk negara-negara yang baru merdeka umumnya tidak sadar dan tetap menghormati bekas penjajahnya, padahal budaya dan sistem politiknya akan berbeda. Negara-negara Barat tetap ingin mempertahankan apa yang telah dideklarasikan tahun 1948. Namun negara-negara sedang berkembang (NSB)dikenal juga sebagai Negara Dunia Ketiga (NDK), yang terdiri dari negara baru merdeka dan Amerika Latintetap menghendaki perubahan. Apabila tidak ada pembatasan pasal-pasal tentang HAM universal, negara-negara ini khawatir akan mengganggu stabiltas nasionalnya. Tahap awal melalui kesepakatanyang sulit mengenai hak sipil dan politik dengan Konsep Non-Derogable (Budiardjo, 2008: 222). Dalam konsep ini disepakati sifat HAM yang tidak boleh dibatasi/diretriksi dan yang boleh dibatasi dalam keadaan darurat. Adapun, hal yang tidak boleh diretriksi dalam keadaan apa pun ialah: (1) hak atas hidup; (2) hak untuk tidak disiksa; (3) hak atas kebebasan dan keamanan dirinya; (4) anti

22

pasang badan; (5) sifat kedaluwarsaan tindakan kriminal, dikenal sebagai asas non-retroaktif; (6) hak pribadi di hadapan hukum; (7) hak kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama. Dengan dasar kesepakatan ini secara berkala dilakukan pertemuan para tokoh hak asasi manusia yang akhirnya dikeluarkan Deklarasi Universal Kewajiban Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Responsibilities). 3. 5. 5. Deklarasi Universal Kewajiban Asasi Manusia Pada tahun 1997 suatu organisasi internasional mencanangkan deklarasi tentang kewajiban manusia yang intinya berusaha melengkapi pasal 29 tentang HAM universal. Deklarasi ini merupakan gagasan dari 60 tokoh pemikir dan para negarawan. Mereka mendengarkan dari banyak kesepakatan tentang kewajiban yang dibuat oleh NDK melalui pertemuan negara-negara regional. Kesepakatan itu antara lain: African Charter on Human and Peoples Rights (1981); Cairo Declaration on Human Rights in Islam (1990); Bangkok Declarationkesepakatan negaranegara Asia(1993); dan (4) Vienna Declaration and Program of Action (1993). Hasil pemikiran ke 60 tokoh dituangkan dalam deklarasi dan dikenal juga sebagai Kaidah Emas (golden rules) antara lain: (1) hak atas hidup, ada kewajiban menghormati hidup; (2) hak atas kebebasan, ada kewajiban menghormati kebebasan orang lain; (3) hak atas keamanan, ada kewajiban menciptakan kondisi human security; (4) hak berpartisipasi dalam politik dalam negara sendiri, berkewajiban berpartisipasi dalam memilih pemimpin terbaik; (5) hak bekerja dalam kondisi yang adil dan menguntungkan, wajib bekerja dengan penuh kemampuan kita; (6) hak kebebasan berfikir, memiliki hati nurani dan beragama, wajib menghormati pikiran dan agama orang lain; (7) hak memperoleh pendidikan, wajib belajar penuh sesuai dengan kemampuan dan membagi pengetahuan serta pengalamannya kepada orang lain; (8) memperoleh hak menikmati kekayaan alam, wajib menghormati, memelihara dan memulihkan bumi serta sumber-sumber alam. Di samping itu masih menambah pasal yang berisikan kewajiban umum, sehingga secara keseluruhan menggambarkan adanya etika global. Masalah agama dibahas bahwa kita hendaknya meningkatkan toleransi yang mengarah pada pluralisme. 3. 5. 6. Hak Asasi Manusia Awal Abad 21 Upaya penegakan HAM di dunia mengalami perubahan. Perubahan ini sehubungan dengan adanya tragedi 11 September 2001 di New York. Negara-negara yang awalnya ingin berkampanya tentang penegakan HAM secara global berubah menjadi negara yang melakukan kekerasan demi

23

keamanan dalam negerinya. Bahkan mereka berupaya masuk ke wilayah negara lain dengan dalih ingin memerangi terorisme. Banyak negara menyusun hukum anti terorisme yang sedikit banyak mengurangi kebebasan sipil (civil liberties). Selanjutnya dicari paradigma baru. Namun satu hal yang tetap berjalan bahwa kejahatan yang akan dituduhkan pada pelaku adalah seperti pada pengadilan di Nuremberg dan Tokyo (1945) yaitu: kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan perang dan kejahatan terhadap perikemanusiaan. Selanjutnya didirikan Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court) pada tahun 2002. Kekuasaan mahkamah ini sangat besar, sehingga dibatasi oleh ketentuan bahwa setiap pelanggaran yang akan diajukan untuk diadili di mahkamah ini harus dapat persetujuan Dewan Keamanan. Mahkamah Pidana Internasional harus membuktikan bahwa akan bertindak adil, efektif dan tidak menggunakan standar ganda. Dari gambaran di atas, pada dasarnya penegakan HAM tidak mudah dan sering menimbulkan ketidak adilan juga. Upaya penegakan HAM tidak jarang menggerogoti kedaulatan negara baik secara intern maupun extern. 3. 6. Hak Asasi Manusia di Indonesia.

3. 6. 1. Pandangan bangsa Indonesia Pandangan bangsa Indonesia tentang HAM agak berbeda dengan HAM universal, di mana HAM universal lebih mengutamakan hak individu daripada kewajiban individu. Negara Republik Indonesia seperti pada umumnya negara Asia dan negara sedang berkembang, pendekatan yang dipakai adalah: pendekatan partikularistik relatif. Dalam UUD 1945 tidak banyak membahas HAM universal kecuali dalam dua hal yakni pernyataan sila keempat Pancasila dan pasal 29. Selebihnya UUD 1945 membahas masalah Hak Asasi Warganegara (HAW). Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 menunjukkan bahwa HAM Indonesia lebih mendekati HAW, yaitu adanya pernyataan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dst. Oleh karena itu bangsa Indonesia menyatakan bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia dan selanjutnya manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara yang satu terhadap lain dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia tetap mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang HAM. Sesuai dengan amanat UUD 1945 kini Indonesia telah membuat UU no 39/1999 tentang HAM. Dalam UU tersebut selain memuat hak dasar manusia, memuat kewajiban dasar manusia,

24

kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah. Dalam UU tersebut memuat pula hak dan kewajiban masyarakat, pengadilan bagi pelanggaran HAM serta pembentukan Komisi Nasional HAM (KOMNAS HAM) yang bertujuan antara lain: mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksnaan HAM serta meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna perkembangan pribadi manusia. Hak asasi manusia yang menjadi kebebasan dasar manusia antara lain memuat pasal-pasal yang menyangkut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Hak untuk hidup. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan. Hak mengembangkan diri. Hak memperoleh keadilan. Hak atas kebebasan pribadi. Hak atas rasa aman. Hak atas kesejahteraan Hak turut serta dalam pemerintahan. Hak wanita Hak anak. 3. 6. 2. Beberapa Keunikan UU HAM Indonesia Kekhasan UU No. 39/1999 tentang HAM menyangkut : 1. masalah wanita antara lain (pasal 46, pasal 49, pasal 50 dan pasal 51) 2. masalah anak antara lain (pasal 53, pasal 54, pasal 59 dan pasal 60) 3. kewajiban dasar manusia (pasal 68). Penjelasan pasal 46 menentukan bahwa harus ada keterwakilan wanita pada ketiga badan (legislatif, eksekutif dan peradilan). Sebagai tindak lanjutnya dalam kampanye pemilihan umum di Indonesia menjadi issue sentral, meski hanya sebatas wacana, dengan memasang nama wanita sebagai daya tarik. Sementara itu, pengertian perlindungan lebih menitik beratkan pada perlindungan fungsi reproduksi. Hal ini menyangkut masalah kehidupan generasi penerus bangsa. Kebebasan menikah dibatasi adanya ketentuan agama, misalnya dalam hukum perkawinan Islam di mana adanya kewajiban persetujuan wali. Dalam hal ikatan perkawinan seorang isteri punya

25

kewajiban dan tanggung jawab yang sama terhadap pembinaan masa depan anak.

Dan ini

merupakan bentuk bahwa NKRI telah meratifikasi Convention on The Rights of The Child. Dalam hal hak anak secara tersirat pada pengertian bahwa anak telah dilindungi sejak janin hingga menjadi manusia (dilahirkan). Dan selanjutnya, mengharuskan kepada orang tua untuk mengakuinya dengan tersuratnya melalui pasal 53 ayat (2). Dengan demikian anak tersebut akan terangkat martabatnya. Kekhasan lain adalah ada salah satu pasal yang menyangkut Kewajiban Dasar Manusia (pasal 68) tersurat setiap warganegara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara, padahal menurut pasal 30 UUD-1945 (asli) dan pasal 27 UUD-2000sebutan bagi perubahan II mengisyaratkan ada hak dan kewajiban dalam pembelaan negara. Ini mengandung arti bahwa UUD 1945 menghormati demokrasi dalam upaya pembelaan negara. Sementara itu, dari UU HAM kita menghendaki suatu kewajiban yang berarti kurang/tidak demokrasi dalam upaya pembelaan negara, dan ini tampaknya dipengaruhi HAM universal. Pada UUD NKRI 1945 upaya pembelaan negara dan usaha pertahanan keamanan negara (pasal 30), hak dan kewajiban warganegara, mengandung pengertian bahwa warganegara dapat secara spontan membela dan mempertahanan keamanan negara. Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah termuat sebanyak 2 (dua) pasal yang membahas masalah kewajiban pemerintah untuk menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang disesuaikan dengan hukum internasional. Ini mengandung arti bahwa negara kita akan menghormati hukum internasional sepanjang dapat diterima oleh negara Republik Indonesia.

BAB IV NEGARA DAN SISTEM POLITIK 4. 1. Pengantar Setiap negara tentu akan selalu berjuang untuk mewujudkan tujuan nasionalnya (tunas), begitu juga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tunas NKRI tercantum dalam

26

Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Untuk melaksanakan tunas melalui pembengunan nasional (Bangnas). Pelaksanaan Bangnas tidak dapat dilakukan secara serempak, melainkan bertahap dan berkesinambungan. Pelaksaaan program bangnas dikenal sebagai politik nasional dan strategi nasional (Polstranas). Masa Orde Baru rencana bangnas dituangkan dalam suatu Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang bernama Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang berisi program pembangunan jangka panjang (PJP) 25 tahun dan program pembangunan jangka sedang (PJS) 5 tahun. Presiden yang dipilih oleh MPR-RI berkedudukan sebagai mandataris MPR, bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan GBHN itu. Untuk melaksanakan GBHN tersebut Presiden dibantu Kabinet menyusun Rancangan Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) yang dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden (KEPPRES). UUD NKRI 1945 tidak ada lagi GBHN yang dibuat oleh MPR, tetapi sebagai gantinya muncul Visi dan Misi pasangan Presiden/Wakil Presiden yang disampaikan mereka pada saat kampanye Pemilihan Presiden. Kemenangan Calon Presiden/Wakil Presiden terpilih dapat diartikan sebagai Persetujuan Mayoritas Rakyat pada Visi dan Misi yang dikampanyekan sehingga dapat disamakan sebagai pengganti GBHN. Setelah Presiden terpilih dilantik, maka Presiden dibantu Kabinet menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 5 tahun 2004 2009 dan dituangkan dalam bentuk Peraturan Presiden (PERPRES) yang dapat disamakan dengan REPELITA. Dengan demikian Bangnas yang berpedoman pada Visi dan Misi Presiden dan RPJMN dapat disebut sebagai Politik dan Strategi Nasional. Selanjutnya pada bab ini akan membahas masalah politik dan pelaksanaannya di Negara kita. 4. 2. Politik dan Perkembangannya Politik dari bahasa Yunani Kuno polis yang berarti kota/negara. Selanjutnya diartikan sebagai segala masalah yang dihadapi anggota polis. Kini pengertian itu diperluas menjadi: segala urusan dan tindakan mengenai Pemerintahan negara atau terhadap negara lain (KBBI, 2002: 886). Politik sebagai ilmu telah cukup tua dikenal di Yunani sejak tahun 450 SM melalui tulisan Plato dan pemikir di masanya. Di India terdapat karya sastra yang membahas masalah kenegaraan yang berjudul Dharmasastra dan Arthasastra (500 SM). Kira-kira pada tahun yang sama di Cina terdapat karya tulis filsuf Confuncius (Kung Fu Tzu), Mencius dan Mazhab Legalitas (+ 350 SM). Di Indonesia, kita kenal adanya kitab Negarakertagama (abad XIII) dan Babad Tanah

27

Jawi. Namun sayangnya penulisan politik di Asia menjadi mundur sejak abad XIX (Boediardjo, 2008: 5). Di Eropa sejak abad Pertengahan pengetahuan tentang politik berkembang dan menyebar ke benua lain hingga kini. Penulisannya berkembang melalui penulisan Jean J. Rousseau, Thomas Hobbes, John Lock, dan lain-lain. Tulisan-tulisan merekalah yang kini menjadi patokan mengaturan politik masa kini. Namun politik juga dianggap seni seperti dikemukakan oleh Quincy Wright the art of influencing, manipulating or controlling major groups, so as the advantage the purpose of some against the opposition of others (Chandra, 1979: 5) Sebagai lanjutannya definisi politik menjadi macam-macam: macam-macam kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan dan sistem pelaksanaan tujuan. Untuk melaksanakan tujuan ditentukan kebijakan umum (public policy) yang menyangkut kepentingan bersama masyarakat, bangsa dan negara, bukan perorangan atau golongan. Dalam pembahasan kuliah ini akan membatasi masalah konsep politik yang berarti kepentingan umum dan politik dalam arti kebijakan (policy). Hakikat politik: Pembinaan masalah bangsa dan negara, sedangkan pembinaan meliputi rangkaian kegiatan: perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian. Dengan demikian politik (politics) adalah segenap kegiatan yang berpengaruh pada alokasi nilai yang mengikat masyarakat untuk dapat memecahkan masalahnya dengan baik. Untuk dapat menyelesaikan masalah politik diperlukan kebijakan (policy). Lebih lanjut kebijakan adalah: penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu cita-cita atau usaha mencapai keinginan yang dikehendaki, dan disertai asas, jalan atau cara dan penggunaan alat dengan sebaik-baiknya. Formulasi masalah politik akan menyangkut masalah: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), pembagian (distribution) dan alokasi (allocation). Sudah barang tentu masalah legitimasi, rasionalisasi wewenang, deferensi struktur dan perluasan peran serta massa dalam politik akan menjadi bahan bahasan. Karena ketiga masalah terakhir ini makin menjadi pembicaraan yang hangat pada masa sekarang. Oleh karena itu dengan memahami politik sebagai ilmu, para peserta didik tidak hanyut pada percaturan politik yang sering kaliprimordial. Kelanjutan pelaksanaan politik biasanya adalah strategi. Strategi merupakan upaya penyelesaian politik dengan cara lain, yang semula hanya diajarkan pada sekolah militer Kini strategi juga diartikan sebagai metoda berpikir. Dengan

28

memperkenalkan pengertian strategi secara dini dapat membiasakan peserta didik untuk berpikir strategik. Menurut Prof Dr.Faisal Affif (2003: 123), kebiasaan berpikir strategik belum melekat sebagai bagian dari kepribadian bangsa kita. Akibatnya kita senantiasa berjalan tertatih-taih di barisan belakang bangsa lain (Barat) dan kehilangan kesanggupan untuk menjadi pelopor yang tangguh, melangkah di muka, menengadah selaku sang pemenang 4. 2. 1. Budaya Politik Membahas masalah konsep-konsep politik perlu diketahui terlebih dahulu apa itu budaya politik. Dengan demikian kita akan mengetahui sikap masyarakat dan sekaligus akan dapat Budaya Politik (Masoed, 1983: 39) adalah sistem kepercayaan dan sistem nilai yang berwujud suatu pola tingkah laku tertentu baik berupa perbuatan maupun simbol-simbol tertentu di mana tingkah laku dan simbol-simbol tersebut menjadi suatu keadaan yang mewarnai aktivitas politik. Atau sikap warga negara suatu negara yang di latar belakangi oleh sistem nilai dan sistem kepercayaan terhadap kehidupan pemerintahan dan politiknya. Penggolongan budaya politik ini, berdasarkan sikap, nilai, informasi dan kecakapan politik dari warga negara/rakyat. 4. 2. 2. Struktur Politik atau Kelembagaan Politik Struktur Politik adalah kerangka hubungan formal antara: rakyat-pemerintah-wilayahkedaulatan. Dalam kaitan ini struktur yang umum dimiliki oleh sistem politik meliputi: 1. Rakyat. Sebenarnya rakyat adalah pemegang kedaulatan. pemerintahan. 2. Kelompok kepentingan. Kelompok kepentingan adalah setiap organisasi yang berusaha memengaruhi kebijakan pemerintah, tanpa (pada waktu yang sama) berkehendak memperoleh jabatan publik. Kecuali dalam keadaan luar biasa, kelompok kepentingan tidak berusaha menguasai pengelolaan pemerintah secara langsung. Kelompok kepentingan yang terorganisasi akan sangat sulit dibedakan dengan dengan partai politik. Dalam melibatkan diri di bidang politik kelompok ini harus menyalurkan melalui partai politik. Oleh karena itu kelompok kepentingan ini sering disebut sebagai sayap partai politik. Pada masa orde lama setiap kelompok kepentingan harus menginduk pada satu partai politik. Kelompok Dengan dikemukakannya teori perjanjian, rakyat telah menyerahkan haknya melalui perwakilan, untuk membentuk mengantisipasi proses politik pada kawasan tertentu.

29

kepentingan ini di Indonesia dikenal sebagai organisasi massa (ormas), namun pada kenyataannya banyak yang tidak ingin disebut ormas, mereka ingin tetap menamakan diri sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Non Government Organization (NGO) dan lain sebagainya. 3. Partai Politik. Partai politik adalah suatu kelompok terorganisasi yang anggota-anggotanya berorientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya dengan cara konstitusional) untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Salah satu bentuk kebijakan pimpinannya harus bersifat kolektif. Salah satu penyebab diterbitkannya Maklumat Wakil Presiden no. X tahun 1945 adalah ingin membuktikan bahwa NKRI adalah negara demokrasi. 4. Badan Legislatif. Badan legislatif adalah badan yang membuat undang-undang. Anggotanya dianggap mewakili rakyat. Menurut teori yang berlaku maka rakyatlah yang berdaulat; rakyat yang berdaulat ini mempunyai suatu kemauan. Badan legislatif dianggap merumuskan kemauan rakyat dengan jalan menentukan kebijakan umum (public policy) yang mengikat seluruh masyarakat. Dalam kenyataannya, bentuk dan susunan badan-badan legislatif berbeda pada tiap negara. Dikenal sistem bikameral dan sistem unikameral. Indonesia kini memakai sistem bikameral dengan adanya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) setelah pemilihan umum tahun 2004 (Simak UUD NKRI 1945). 5. Badan Eksekutif. Badan ini melaksanakan tugas mengatur negara /pemerintah. Di negara demokrasi biasanya badan eksekutif terdiri dari kapala negara/kepala pemerintahan, beserta menteri-menteri, pegawai negeri sipil dan militer. Dalam naskah ini pengertian badan eksekutif dipersempit, yakni hanya menyangkut kepala negara, kepala pemerintahan dan menteri-menterinya. Tugas badan eksekutif menurut tafsiran tradisional asas trias politika, hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan oleh badan legislatif. Namun, pada kenyataannya badan eksekutif lebih leluasa ruang geraknya dibandingkan badan legislatif. 6. Birokrasi. Badan ini didirikan/dibentuk karena makin meluasnya tugas pemerintahan modern, sehingga tugas-tugas administrasi yang bersifat teknis tentunya tidak dapat ditangani oleh para politisi. Oleh karena itu tidak terelakkan perlu ditunjuk kaum ahli. Selanjutnya timbul kontroversi mengenai perlu tidaknya dibentuk birokrasi. Harold Laski tidak setuju dibentuk birokrasi dan menyebutkan bahwa kekuasaan kaum birokrat tidak mudah dikendalikan oleh lembaga-lembaga demokratis. Kaum birokrat secara terus menerus memperluas ruang lingkup

30

kekuasaannya sehingga sulit dikendalikan (Laski, 1966; 85).

Sedangkan Max Weber yang

setuju adanya lembaga ini menyatakan bahwa birokrasi mampu mencapai efisiensi yang paling tinggi dan bentuk administrasi yang paling rasional, karena birokrasi merupakan pelaksana. Pengendalian oleh pemerintah melalui ilmu pengetahuan. Dalam kaitan ini militer adalah bagian dari birokrasi, tetapi langsung di bawah Kepala Negara tidak di bawah Kepala Pemerintahan. 7. Badan Yudikatif. Badan ini dalam konsep politik sebenarnya berperan sebagai penguji Pada kenyataannya, pemisahanan tidak peraturan perundang-undangan (judicial review). Dalam konsep trias politika klasik, ketiga cabang kekuasaan harus benar-benar dipisahkan. mungkin dapat dilaksanakan sepenuhnya, sehingga pada jaman modern ini yang ada adalah distribusi kekuasaan saja; artinya hanya fungsi pokoknya saja yang dipisahkan sedangkan fungsi lainnya yang bersifat teknis dari ketiga cabang tersebut terjalin satu sama lainnya. Ini disebabkan tugas-tugas kenegaraan yang semakin kompleks. 4. 3. Pemerintahan di Indonesia Membahas sistem politik dan pemerintahan di Indonesia perlu menyimak latar belakang perkembangan politik di jaman modern tidak hanya di Indonesia tetapi di beberapa negara Eropa. Hal ini erat kaitannya dalam perjalanan politik bangsa Indonesa (baru) yaitu sebelum dan setelah Proklamasi 17 Agustus 1945. Sistem politik di negara kita sangat dipengaruhi oleh proses politik di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Politik nasional merupakan asas, haluan, usaha serta kebijakan tindakan dari negara tentang pembinaan dan penggunaan secara totalitas segenap potensi nasional, baik yang masih potensial maupun yang efetif untuk mencapai tujuan nasional. UUD 1945 (asli) dapat ditarik kesimpulan bahwa GBHN merupakan gambaran arah politik nasional. Namun mulai tahun 2004 (hasil Pemilu) akan tergambar bahwa arah politik nasional kita tidak/kurang jelas. Hal ini disebabkan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat yang akan datang tidak akan mengeluarkan Ketetapan MPR RI. 4. 3. 1. Undang-undang Dasar. Undang-undang Dasar juga dikenal sebagai konstitusi. Namun kita menganut istilah UUD diangkat dari pengertian Grondwet (Belanda) atau Grundgesetz (Jerman) yang mengandung pengertian berarti tertulis, sedangkan istilah konstitusi dianggap undang-undang 31

tidak tertulis, artinya setiap saat dapat diubah menurut perkembangan jaman. Terlepas dari pengertian yang bermacam perlu kita ketahui bahwa hakikatnya adalah merupakan hukum dasar dari suatu negara, di mana setiap hukum yang diciptakan harus mengacu pada hukum dasar. Hukum dasar merupakan perjanjian luhur dari bangsa dalam mendirikan negara. Dalam sejarah ketatanegaraan RI dapat diketemukan banyak kententuan konstitusional yang diketemukan di luar naskah UUD, bahkan ada peraturan yang sama sekali di luar naskah UUD. masyarakat kita sibuk menghadapi pergolakan revolusi. a. Periode 1945-1949. Pada periode ini perangkat/lembaga politik belum dapat dipenuhi sebagai syarat suatu Negara, meskipun 3 syarat utama telah ada. Negara Kesatuan Republik Indonesia dianggap sebagai jelmaan fasis baru. Untuk melengkapinya institusi politik, dikeluarkan Maklumat Wakil Presiden No X yang merupakan jawaban dari tuduhan negara pemenang perang. Sebagai akibatnya NKRI tidak konsekuen melaksanakan UUD 1945. Menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden, dengan demikian Pemerintahan bersifat parlementer. Dalam kurun waktu tersebut Pemerintahan parlementer dihentikan oleh Presiden sehubungan adanya keadaan darurat, yaitu pada saat adanya penculikan PM Sutan Syahrir, Jatuhnya Kabinet Syahrir dan adanya Pemberontakan PKI. b. Periode 19501959. Pada periode ini demokrasi parlementer makin menonjol hal ini disebabkan alam politik dunia sedang dalam pertarungan 2 blok (Barat dan Timur). Meskipun ketiga UUD tidak menyebutkan adanya partai politik, namun kenyataannya partai-partai politik yang memegang peranan penting pada percaturan politik di Indonesia. Perubahan UUD di Indonesia dianggap kaku karena forum untuk penentuannya harus 2/3 anggota hadir. c. Namun para Penyusun UUD1945 mempunyai pandangan mengenai fleksibilitas dengan penjelasan sebagai berikut: UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintah Pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial. Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan pokok, sedangkan aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabut. Hal ini karena

32

d. Pada masa Orde Baru (1966-1998). Pemerintah RI berupaya, melaksanakan UUD-1945 secara murni dan konsekuen. Lembaga Tinggi Negara yang belum ada, dibentuk melalui UU. Demikian pula pasal 3 UUD-1945 (tentang Ketetapan Garis Besar Haluan Negara) dibuat rancangannya sejak dini. Pembuatan Rancangan GBHN oleh Dewan Pertahanan Keamanan Nasional beserta tokoh masyarakat dan perguruan tinggi. Demikian juga Badan Pekerja MPR berupaya memonitor apakah GBHN yang sedang berjalan dapat dilaksanakan dengan tepat, sehingga dapat mengoreksi rancangan GBHN mendatang. Pada saat pelantikan/pengesahan Anggota MPR/DPR (baru) pada bulan Oktober mereka telah menerima rancangan GBHN dari Presiden. Sementara itu, pada masa persidangan MPR para anggota MPR membahas rancangan yang telah cukup lengkap dan siap. e. Pada masa Orde Reformasi tampaknya agak kacau, pembuatan GBHN singkat dan tidak begitu jelas. Pada masa ini amandemen UUUD-1945 telah dilakukan sebanyak 4 (empat) kali, yang nampaknya kurang dikaji secara ilmiah. Dari 4 kali perubahan jelas arah negara kita menuju kepada negara federal. Terbukti dengan perubahan pasal yang intepretasinya mengarah ke federalisme yaitu pasal 2 ayat (1) UUD 1945 (baru) menyebutkan bahwa MPR terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). f. UUD-1945 yang telah dirumuskan oleh para pendiri Negara Kesatuan mencakup: Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan-penjelasan. Namun berdasarkan amandemen IV pada sidang tahunan MPR, bagian ketiga telah dihapuskan. UUD-1945 telah mengakomodasi konsep-konsep dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang meliputi: (1) hak asasi bangsa/rakyat merdeka, (2) hak asasi manusia, (3) negara kesatuan/persatuan, (4) negara republik, (5) negara hukum, (6) demokrasi, (7) sistem pemerintahan negara, dan (8) penyelenggaraan negara. 4. 3. 2. Badan Eksekutif. Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh Kepala Negara (Presiden) dan para menteri. Dalam arti luas badan Eksekutif meliputi birokrasi (pegawai negeri dan militer). Dalam sistem presidensiil menteri merupakan Pembantu Presiden, sedangkan dalam sistem parlementer dipimpin oleh oleh Perdana Menteri. Dasar pemikiran ini adalah bahwa raja tidak dapat bersalah. Jumlah anggota badan eksekutif + 20 orang sedangkan anggota legislatif dapat mencapai 1000 orang.

33

Tugas badan eksekutif berdasarkan tafsiran tradisional asas trias politica, hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang dirumuskan dan menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif. Namun, pada masa modern pemisahan seperti yang dikehendaki oleh asas trias politika tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Oleh karena itu wewenang badan eksekutif menjadi lebih luas. Keberhasilan pelaksanaan menuju welfare state tergantung dari kreatifitas dan kemampuan para eksekutif. Wewenang Badan Eksekutif kini mencakup beberapa bidang: (1) diplomatik (hubungan dengan negara lain), (2) administratif (melaksanakan UU dan penyelenggaraan administrasi negara), (3) militer (mengatur TNI, menyelenggarakan perang serta keamanan), (4) yudikatif (memberi grasi, amnesti dan lain sebagainya), serta (5) legislatif (merancang UU dan membimbingnya dalam badan perwakilan rakyat sampai menjadi UU). 4. 3. 3. Badan Legislatif. Badan ini bertugas membuat undang-undang atau to legislate. Anggota dianggap mewakili rakyat. Menurut teori yang berlaku rakyatlah yang berdaulat. Menurut Jean J. Rousseau ada Volonte Generale/general will pada rakyat. Oleh karena itu disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Parlemen Inggris merupakan DPR yang tertua di dunia. Sementara itu, Jean J. Rousseau tidak setuju adanya DPR, tetapi menghendaki demokrasi langsung, permasalahan ini hanya dapat terjadi apabila jumlah rakyatnya sedikit. Sesuai dengan Pancasila kita menghendaki adanya DPR seperti tersurat pada sila keempat. Beberapa masalah yang perlu dicermati antara lain: Sistem Satu Majelis dan Sistem Dua Majelis. Sistem bikameral (dua majelis) biasanya ada pada negara federal sedangkan pada sistem uni kameral biasanya pada negara kesatuan. fungsi legislatif dan fungsi control. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Volksraad: 1912 1942. Komite Nasional Indonesia: 1945 -1949. DPR dan Senat RIS: 1949 1950. DPR Sementara: 1950 1956. DPR Hasil Pemilu: 1956 1959. DPR Peralihan: 1959 1960. DPR Gotong Royong (Demokrasi Terpimpin): 1960-1966. Indonesia secara tidak langsung kini pada sistem bikameral (adanya DPR dan DPD). Fungsi Badan Legislatif adalah Sebagai fungsi kontrol DPR memiliki: hak tanya, hak interpelasi, hak angket dan mosi. Badan Legislatif di Indonesia adalah :

34

8) 9) 10)

DPR Gotong Royong (Demokrasi Pancasila): 1966-1971. DPR hasil Pemilihan Umum, 1971-2004 secara periodik. DPR dan DPD hasil Pemilihan Umum 2004 4. 3. 4. Badan Yudikatif. Dalam pembahasan yang lebih tepat, badan ini lebih hanya dikaji pada ilmu hukum daripada ilmu politik. Badan ini dikenal sebagai Mahkamah Agung. Mahkamah Agung pada beberapa negara yang menggunakan koncep judicial review, banyak berperan dalam politik. Dalam teori klasik Trias Politika, pada negara-negara demokrasi ada pemisahaan kekuasaan secara mutlak. Pemisahan itu meliputi fungsi, tugas dan pranata, namun pada jaman modern ini pemisahan secara mutlak tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu ajaran Trias Politika murni diartikan sebagai distribution of powers. Suatu ciri khas yang terdapat pada kebanyakan negara, adalah adanya hak penguji pada lembaga yudikatif. Judicial Review sering tidak tertuang dalam Konstitusi suatu negara, namun biasanya secara umum diintepretasikan bahwa adalah hak setiap Mahkamah Agung untuk mengujinya. Hak ini terkait dengan falsafah, bahwa peraturanperundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan-perundanganundangan yang lebih tinggi. Banyak para pakar berpendapat bahwa keputusan Mahkamah Agung hampir selalu mempunyai dampak politik pada suatu negara. Meskipun sering tidak jelasnya pemisahan kekuasaan, namun pada dasarnya kebebasan Badan Yudikatif sangat diharapkan. Karena dari kebebasan Badan Yudikatif dapat dijamin akan ketidakberpihakan hakim dalam membuat suatu perkara. Keadilan serta hati nurani hakim dapat dijamin dari rasa takut. Berdasarkan pasal 10 Hak Asasi Manusia Universal setiap orang berhak diadili oleh pengadilan yang tidak memihak. Kebebasan badan yudikatif di Indonesia dapat ditemukan melalui Penjelasan UUD-1945 (sebelum amandemen), yang menyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan bahwa dalam undang-undang tentang kedudukan para hakim. Namun pada masa demokrasi terpimpin terdapat penyelewengan terhadap asas kebebasan. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya UU no 19/1964 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa Presiden dapat ikut campur dalam soal pengadilan. Masa orde baru telah ada perubahan undang-undang tentang badan yudikatif dengan digantinya UU no. 19/1964 dengan UU no 14/1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan

35

Kehakiman. Pada undang-undang ini secara implisit tidak menyebutkan adanya hak pengujian hukum, karena UUD-1945 tidak menyebutkan adanya hak pengujian hukum. Oleh karena itu hak menguji melalui Ketetapan MPR, yang berdasarkan amandemen baru MPR tidak berhak mengeluarkan 4. 4. Demokrasi

4. 4. 1. Latar Belakang Salah satu sifat negara adalah memaksa kehendaknya agar dalam pengaturan bangsa dapat berjalan sesuai dengan aturan (law and order). Dalam melakasanakan law and order negara Jika hukum dibuat atas kehendak hendaknya melaksanakan sesuai kehendak mayoritas bangsa.

mayoritas bangsa maka sistem pemerintahan itu dinamakan demokrasi. Oleh karena itu hakekat demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat untuk rakyat dan kepada rakyat (of the people, by the people, to the people). Hakekat inilah yang didambakan oleh rakyat, namun pada kenyataannya tidak mudah dilaksanakan. Tidak mudahnya dilaksanakan karena golongan mayoritas yang berkuasa sering tidak mengindahkan hak-hak minoritas dan sering berakibat konflik dengan kekerasan/perang (Wrights, 1941: 6). Oleh karena demokrasi tidak diwariskan melainkan harus diajarkan (democracy is not an inharritage but should be learned) Perwujudan sistem demokrasi akan berbeda pada berbagai negara : 1. 2. Pada masyarakat majemuk yaitu penduduknya beraneka ragam golongan seperti India, Indonesia, Filipina. Pada masyarakat yang homogen seperti Jerman, Jepang 3. Pada mayarakat yang terdiri dari imigran dan keturunan mereka seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia. 4. 4. 2. Ciri-ciri Sistem Demokrasi Pada umumnya ciri-ciri demokrasi sebagai berikut: 1. Apabila sistem politik secara berkala memungkinkan penggantian Pemerintah : Harus ada seperangkat keyakinan yang mengesahkan kehadiran pranata-pranata tertentu seperti: DPR, sejumlah partai politik, pers, peradilan. Apabila tidak ada ketentuan yang disepakati bersama mengenai pranata-pranata yang dibenarkan dalam kegiatan sistem politik suatu Negara, akan memudahkan timbulnya anarki.

36

2. Harus mempunyai sejumlah anggota masyarakat yang menempati kedudukan dalam pemerintahan untuk masa jabatan tertentu seperti Presiden, Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati dan lain sebagainya. 3. Harus mempunyai sejumlah anggota masyarakat yang diakui sebagai tokoh sah, berusaha berjuang untuk dapat menempati kedudukan-kedudukan dalam pemerintah, agar mereka berada dalam keadaan yang memungkinkan mereka melaksanakan pemerintahan sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Tanpa kehadiran pemimpin-pemimpin tandingan, kekuasaan pemerintahan cenderung bertambah besar, sehingga pengaruh rakyat menjadi kecil. 4. Berkaitan dengan itu, dalam sistem demokrasi terdapat pemilihan lain yang biasanya dilakukan secara berkala untuk memiliki : a. b. Pejabat-pejabat pemerintah tertentu atau Memilih anggota-anggota masyarakat yang diharapkan mewakili rakyat dalam pemilihan pejabat-pejabat tersebut 5. Agar masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemerintah dan anggota masyarakat lain, harus diakui adanya hak menyatakan pendapat baik secara lisan, dalam pertemuan-pertemuan dan media masa elektronik, maupun secara tertulis melalui media cetak. 6. Masalah adanya golongan-golongan penduduk yang tidak ikutserta dalam pemilihan umum 4. 4. 3. Perkembangan Sistem Demokrasi Perkembangan Sistem Demokrasi dipengaruhi oleh kekuatan pembauran anggota masyarakat yang berbeda-beda: 1. Kekuatan Pertama: perkembangan ekonomi yang memungkinkan semakin banyak anggota masyarakat memperoleh sumber nafkah sendiri dan melepaskan diri dari golongan asalnya. 2. Kekuatan Kedua: perkembangan pendidikan yang memungkinkan semakin banyak anggota masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk berpikir sendiri dan membuat keputusan sendiri mengenai dirinya. 3. Kekuatan Ketiga: perkembangan hukum yang dengan jelas menyatakan hak dan kewajiban masing-masing anggota masyarakat sebagai warga negara yang semakin sama bagi semua warga negara. 4. Kekuatan Keempat: perkembangan kebudayaan nasional yang memungkinkan semakin banyak anggota masyarakat berpedoman pada :

37

a. b. c. d.

Kepercayaan yang sama Pengetahuan yang sama Nilai-nilai dan aturan yang sama Termasuk pedoman yang mengatur sistem politik negara yang bersangkutan

4. 4. 4. Demokrasi di Masyarakat Pedesaan Indonesia Demokrasi sudah lama terwujud sebagai tradisi masyarakaat pedesaan, yaitu masyarakat yang terbatas jumlahnya di seluruh kepulauan Indonesia: 1. Kepentingan-kepentingan bersama biasanya dibicarakan bersama, dimusyawarahkan oleh warga masyarakat pedesaan yang bersangkutan yang kemudian bersepakat mengenai apa yang dianggap sebagai kepentingan bersama dan bagaimana kepentingan itu diupayakan. 2. Dalam kesepakatan (pembuatan keputusan) tidak jarang yang menggunakan sistem perwakilan yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok yakni penghulu adat, ulama dan cerdik pandai, seperti pada adat Mingkakabau yang mengetengahkan tigo tungku sajorangan. 3. Para pemimpin pedesaan terikat pada kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam penyelenggaraan pemerintahan pedesaan. 4. Para anggota masyarakat senantiasa dapat menyaksikan sendiri keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin mereka dan bilamana perlu dianggap menyimpang dari kesepakatan bersama, menggugat keputusan itu. 5. Suatu keputusan pimpinan yang dianggap tidak didasarkan atas kesepakatan bersama dianggap tidak sah. 6. Pimpinan pemerintahan masyarakat pedesaan berusaha untuk sungguh-sungguh menjalankan pemerintahan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh sekalian warga masyarakat, mereka tidak dapat bertindak tanpa dukungan dari masyarakat pedesaan ini. 7. Masing-masing masyarakat pedesaan merupakan kesatuan sosial tersendiri; orang luar dari masyarakat pedesaan itu dianggap orang asing. pedesaan yang bersangkutan. 8. Beberapa masyarakat pedesaan Di kepulauan Indonesia yang amat luas ini terdapat keanekaragaman masyarakat pedesaan, berkenaan dengan: Hanya warga masyarakat pedesaan itu dianggap orang yang mempunyai hak untuk ikut serta dalam kegiatan politik di masyarakat

38

1. Jumlah penduduk. 2. Nilai-nilai dan aturan-aturan yang dianggap berlaku dalam kegiatan politik. 3. Masalah-masalah yang dihadapi bersama dan sebagainya. Kemudian di berbagai daerah, masyarakat-masyarakat pedesaan telah menjadi bagian dari negara-negara pribumi, kerajaan-kerajaan, yang mengakibatkan kehadiran pejabat-pejabat yang berasal dari luar masyarakat pedesaan tersebut, atau tuntutan agar pimpinan masyarakat pedesaan tunduk dalam berbagai hal pada pejabat-pejabat dari satuan politik yang lebih besar, lebih luas/kuat dari pada masyarakat pedesaan yang bersangkutan. bersangkutan. 4. 4. 5. Demokrasi Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia UUD-1945 yang telah dirumuskan oleh para pendiri Negara Kesatuan mencakup : Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan-penjelasan. Namun berdasarkan amandemen keempat pada sidang tahunan MPR, Bagian ketiga telah dihapuskan. UUD-1945 telah mengakomodasi konsep-konsep dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang meliputi : 1. Hak asasi bangsa/rakyat merdeka. 2. Hak asasi manusia. 3. Negara Kesatuan/Persatuan. 4. Negara Republik. 5. Negara Hukum. 6. Demokrasi. 7. Sistem Pemerintahan Negara. 8. Penyelenggaaraan Negara. Konsep-konsep dasar penyelenggaaraan bernegara telah dilaksanakan sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga kini, termasuk konsep demokrasi. Konsep-konsep tersebut secara berlanjut dari kurun waktu ke waktu telah dilaksanakan oleh penyelenggara negara. Kebijakan tindakan para penyelenggara negara melaksanakan konsep tersebut, sangat dipengaruhi berbagai faktor seperti: 1. Dasar/landasan penentuan kebijakan. Kebijakan para pemimpin masyarakat pedesaan tidak lagi seluruhnya didasarkan atas kesepakatan para warga masyarakat pedesaan yang

39

2. Peristiwa atau kondisi yang dihadapi pada kurun waktu itu baik situasi kondisi dalam negeri, maupun pengaruh dari luar negeri. 3. Tindakan yang dilaksanakan. 4. Hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kurun waktu atau periodisasi dapat disusun sebagai berikut : 1. Periode 1945 1949 masa berlakunya UUD 1945. 2. Periode 1950 1959 masa berlakunya Konstitusi RIS (s/d 16 Agustus 1950) dan berlakunya UUDS 1950 (17Agustus 1950 5 Juli 1959). 3. Periode 1959 1965 masa berlakunya UUD 1945. 4. Periode 1966 1997 masa berlakunya UUD 1945 (masa ORBA). 5. Periode 1988 hingga kini masa berlakunya UUD NKRI 1945 (reformasi) Oleh karena itu konsep demokrasi pada setiap periode perlu dikaji secara cermat. Secara hakiki demokrasi merupakan : 1. Partisipasi Rakyat. 2. Pemilihan umum berfungsi sebagai: Legitimasi politik, tercapainya perwakilan politik, sirkulasi elite politik, serta pendidikan Politik. 3. Faktor demokrasi: Kebebasan, kebersamaan, keteraturan, dan accountability.

BAB V WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP 5. 1. Latar Belakang Menurut Ir. Soekarno di hadapan Sidang BPUPKI (Setneg, tt: 66), orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, setelah membangsa orang menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara, selanjutnya pengertian negara tidak hanya wilayah tempat tinggal, namun diartikan lebih luas (telah dibahas pada Bab III). Karena orang dan tempat tinggal tidak dapat dipisahkan, perebutan ruang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar antar manusia hingga kini. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional. Ilmuwan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik.

40

Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan erat dengan profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya) dan geografi. Kedua unsur pokok inilah yang harus diperhatikan dalam pembuatan konsepsi geopolitik bangsa dan negara. Untuk dapat melaksanakan wawasannya bangsa perlu menyusun konsep geostra-tegi. Strategi sendiri merupakan bagian dari politik, hal ini seperti diungkapkan dalam teori para panglima perang. Clauswitz menyatakan Perang merupakan kelanjutan dari politik, sedangkan strategi adalah ilmu/seni untuk memenangkan perang. Oleh karenanya membahas geopolitik tidak lepas membahas geostrategi. Konsep wawasan kebangsaan tentang wilayah mulai dikembangkan sebagai ilmu pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Konsepsi ini dikenal sebagai geopolitik, yang pada mulanya membahas geografi dari segi politik negara (state). Selanjutnya berkem-bang konsep politik (dalam arti distribusi kekuatan) pada hamparan geografi negara, sehingga tidaklah berlebihan bahwa geopolitik sebagai ilmu baru dicurigai sebagai upaya pembenaran pada kosepsi ruang (Sunardi. 2004: 157). Oleh karena itu dalam membahas masalah wawasan nasional, disamping membahas sejarah terjadinya konsep wawasan nasional perlu membahas pula teori geopolitik serta implementasinya pada negara kita. Sebelum membahas masalah geopolitik (suatu negara) perlu mendalami ciri khusus negara berdasarkan bentuk geomorfologinya, yaitu pada konstalasi wilayah secara utuh (darat, laut dan udara) dan perilaku manusia menghadapi tantangan berdasarkan bentuk geografinya. Negara (dalam arti wilayah) dapat dibedakan: (1) Dikelilingi daratan (land lock country); (2) Berbatasan dengan laut, yang dapat dibedakan: (a) negara pulau (oceanic archipelago), (b) negara pantai (coastal archipelago), (c) Negara kepulauan (archipelago). Menurut regim hukum laut lama, laut menjadi pemisah dari pulau-pulau. Akibat ketentuan ini, negara Indonesia dan banyak negara nasional baru (pasca Perang Dunia II) menjadi tidak utuh. Oleh karena itu sejak 1957 Pemerintah Republik Indonesia memperju-angkan agar asas kepulauan diperbaharui dan baru berhasil tahun 1982. Perjuangan berkat dukungan negara-negara nasional baru yang memiliki wilayah gugusan pulau. Kini pengertian asas Negara kepulauan, adalah (UNCLOS 1982, pasal 46): a. Negara Kepulauan berarti suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.

41

b. kepulauan berarti suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan dianta-ranya dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan suatu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau secara historis dianggap sebagai demikian. Geopolitik Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara, dengan alasan: (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan (Setneg RI, tt: 66); (2) Berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan (Lautan India dan Lautan Pasifik) sehingga tepatlah bila dinamakan Nusantara (nusa diantara air); (3) Keunikan lainnya adalah bahwa wilayah nusantara berada di Garis Khatulistiwa dan diliwati oleh Geo Stationary Satelite Orbit (GSO). Untuk melaksanakan konsepsi Wawasan Nusantara, disusun konsepsi geostrategi yang diberi nama Ketahanan Nasional. Dalam konsepsi ini bangsa Indonesia menguta-makan pembangunan kekuatan sosial sebagai prioritas utama dan pembangunan kekuatan fisik prioritas selanjutnya (Lemhannas 1980: 227). Kekuatan sosial yang terbina dengan baik secara persuasif akan mampu mengajak masyarakat untuk membangun kekuatan fisik untuk kesejahteraan dan keamanan negara dan bangsa.

5. 2.

Geopolitik dan Geostrategi serta Implementasi Istilah geopolitik semula sebagai ilmu bumi politik kemudian berkembang menjadi

pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan geomorfologi (ciri khas negara yang berupa: bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam) suatu negara untuk membangun dan membina negara. Para penyelenggara pemerintah nasional kini menyusun pembinaan politik nasional berdasarkan kondisi dan situasi geomorfologi dan unsur-unsur lain (penduduk, falsafat dan sejarah bangsa) secara ilmiah berdasarkan cita-cita bangsa. Sedangkan geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan geopolitik dalam Negara (Poernomo, 1972), yang pada awalnya diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer. Hal ini tentunya berkaitan dengan arti strategi itu sendiri, yaitu ilmu atau seni tentang jenderal (the art of generalship). Strategi itu sendiri semula banyak dikembang-kan oleh kaum militer yaitu: bagaimana memenangkan perang. Sedangkan perang menurut Carl von Clausewitz, adalah penyelesaian politik dengan cara lain (Paret, 1985: 393). Dari sejarah dunia kita ketahui bersama

42

bahwa para pemimpin negara dimasa lampau selalu berasal dari kalangan militer. Namun kini istilah strategi lebih populer pula di kalangan ekonom, industrialis, bahkan para ahli pendidikan. Jadi pemikiran strategi kini diartikan bagaimana kita akan memenangkan pasar untuk keperluan produk kita dan sekaligus untuk meyakinkan kita bahwa bahan baku dapat terjamin lebih lama (sampai lebih dari 20 tahun) dari awal perhitungan kita, serta bagaimana kita menggunakannya seefektif mungkin (Pearson, 1990: 22). Lebih lanjut geostrategi didefinisikan sebagai: Kebijakan untuk me-nentukan sarana-sarana, untuk mencapai tujuan politik dengan memanfaatkan konstelasi geografi. Sebagai akibatnya geostrategi menjadi upaya menguasai sumber daya (terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui) untuk tujuan kelangsungan hidup bangsa. 5. 2. 1. Beberapa Pandangan Para Pemikir Geopolitik Sebelum membahas wawasan nasional terlebih dahulu perlu pembahasan tentang beberapa pendapat dari para penulis geopolitik: 1. Friedrich Ratzel (1844-1904). Teori yang dikemukakan adalah teori Ruang yang konsepsinya dipengaruhi oleh ahli biologi Charles Darwin. Ia menyamakan negara sebagai makhluk hidup yang makin sempurna serta membutuhkan ruang hidup yang makin meluas. Pendapat ini dipertegas Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan teori kekuatan, yang pada pokoknya menyatakan bahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas. Dengan kekuatannya mampu ekploitasi negara primitif agar negaranya dapat swa sembada. Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme sosial. 2. Karl Haushoffer (1869-1946). Teori Ruang dan Kekuatan, dikenal pula sebagai Teori Pan Regional: (a) lebensraum (ruang hidup) yang cukup, (b) autarki (swasembada), (c) dunia dibagi 4 Pan Region, setiap region dipimpin satu bangsa yang unggul, (d) Pan region terdiri dari Pan Amerika (USA), Pan Asia Timur (Jepang), Pan Rusia India (Rusia), Pan Eropa Afrika (Jerman). Dari pembagian daerah inilah kita dapat segera tahu percaturan politik masa lalu (yang sedikit rasis) dan masa depan. 3. Sir Halford Mackinder (1861-1947). Teori Daerah Jantung (dikenal pula sebagai wawasan benua). Menurutnya, jika ingin menguasai dunia, harus kuasai Daerah Jantung, untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai. Teori ahli geografi ini mungkin terkandung agar negara lain selalu berpaling pada pembentukan kekuatan darat. Dengan demikian tidak mengganggu

43

pengembangan armada laut Inggris.

Tentang pembagian daerah dapat disimpulkan: (1) dunia

terdiri: 9/12 air, 2/12 pulau dunia (Eropa, Asia, Afrika), 1/12 pulau lain, (2) daerah terdiri: (a) Daerah Jantung (heartland), terletak di pulau dunia yaitu: Rusia, Siberia, Sebagian Mongolia, (b) Daerah Bulan Sabit Dalam (inner cresent) meliputi: Eropa Barat, Eropa Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, dan (c) Bulan Sabit Luar (outer cresent) meliputi: Afrika, Australia, Amerika/Benua Baru. 5. Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred Thayer Mahan (1840-1914). Teori Kekuatan Maritim yang dicanangkan oleh Raleigh, bertepatan dengan kebangkitan armada Inggris dan Belanda yang ditandai: dengan kemajuan teknologi perkapalan dan pelabuhan serta semangat perdagangan yang tidak lagi mencari emas dan sutera di Timur semata-mata (Simbolon, 1995: 425). Pada masa ini pula lahir tentang pemikiran hukum laut internasional yang berlaku sampai tahun 1994 (setelah UNCLOS 1982 disetujui melalui SU PBB). Menurut Sir W. Raleigh: Siapa yang kuasai laut akan kuasai perdagangan dunia/kekayaan dunia dan akhirnya menguasai dunia, oleh karena itu harus memiliki armada laut yang kuat. Sebagai tindak lanjut maka Inggris berusaha menguasai pantai-pantai benua, paling tidak menyewanya. Sementara itu, menurut Alfred T. Mahan, Laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. 6. Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1879-1936). Awal abad XX merupakan kebangkitan ilmu pengetahuan penerbangan. Kedua orang ini mencita-citakan berdirinya Angkatan Udara. Dalam teorinya, menyebutkan bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara. 7. Nicholas J. Spykman (1893-1943). Teori Daerah Batas (Rimland theory). Teorinya dipengaruhi oleh Mackinder dan Haushoffer, terutama dalam membagi daerah. Dalam teorinya tersirat bahwa: (a) Dunia menurutnya terbagi 4 daerah, yaitu: Heartland, Offshore continents belt (rimland), Oceanic belt dan New World (benua Amerika), (b) Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, udara untuk kuasai dunia, (c) Daerah Rimland akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia dari pada daerah jantung, (d) Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat. 8. Bangsa Indonesia. Wawasan bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945 antara lain: (a) Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional, (b) Setiap bangsa sama derajatnya,

44

berkewajiban menjaga perdamaian dunia, (c) Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat. 5. 2. 2. Geopolitik dalam Praktek Kenegaraan Dari teori geopolitik timbul upaya membuat perbatasan wilayah negara yang dikenal sebagai boundary. Pemikiran maritim dari Mahan, bahwa kekuatan negara tidak tergantung dari luas faktor daratan dengan isinya namun tergantung pula faktor luasnya akses ke laut berikut bentuk pantainya. Bentuk pantai yang memudahkan pengembangan menjadi pelabuhan besar membentuk masyarakat yang kosmopolitan. Oleh karena itu Mahan berpendapat bahwa ada 4 (empa) faktor yang harus diperhatikan yaitu: 1. Situasi geografi, yaitu topomorfologi yang dikaitkan dengan ada tidaknya akses ke laut dan penyebaran penduduk. 2. Kekayaan Alam dan Zona Iklim, yaitu faktor yang mengkaitkan kemampuan industri dengan kemandirian penyediaan pangan. 3. Konfigrasi Wilayah Negara, yang sangat memengaruhi karakter rakyat dan orientasi wawasannya. 4. Jumlah Penduduk Lebih lanjut Mahan menaruh perhatian pada konfigurasi wilayah negara serta pengaruhnya pada karakter rakyat. Karakter orang pegunungan akan berbeda dengan rakyat di daerah dataran rendah maupun di daerah kepulauan. Pendapat Mahan ini dikembangkan oleh Ratzel yang menyatakan bahwa agar negara menjadi kuat dibutuhkan daratan yang luas dan akses ke laut. Dari pendapat ini pada abad XX Jerman berupaya memperluas daratan ke arah Timur dengan semboyan Drang nach Osten. Pemikiran geografi politik sampai pada akhir abad XIX didominasi oleh pendapat Ratzel dan Mahan yang menganggap negara sebagai organisme dan memengaruhi perilaku kehidupan manusianya. Para penulis geopolitik memandang bahwa wilayah suatu negara merupakan hal yang utama yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi negara. Tokoh-tokoh penganut paham determinis dalam tulisannya menerbitkan doktrin kekuatan. Pada permulaan abad XX banyak penulis Perancis yang beranggapan bahwa negara sebagai organisme hidup memiliki moral dan spiritual sehingga negara bukan merupakan suatu ruang

45

hampa. Dalam negara ada semangat nasionalisme, yang berupa antara lain: rasa kebangsaan, faham kebangsaan, cinta tanah air. Rudolf Kjellen menamakan pengetahuan geopolitik menjadi Science of the State. Pengetahuan yang melahirkan ajaran untuk mengantisipasi berlakunya hukum alamiah tentang organisme pada negara. Menurut Kjellen akan muncul beberapa negara besar saja yang memengaruhi negara kecil. Bila dikaitkan pada masa itu maka negara yang akan menjadi besar adalah negara yang memiliki jalur-jalur pelayaran niaga. Dengan bertitik tolak pada doktrin wawasan maritim dari Raleight, Inggris mengembangkan kekuatan maritim dengan menguasai pantai-pantai sepanjang Eropa, Asia, Afrika dan Amerika untuk dapat mempertahankan the life line of the British Empire (Basrie, 1995: 11). Mackinder melihat bahwa konflik antar negara sebenarnya bukan karena konflik negara maritim tetapi justru pada negara dalam heartland (Euro-Asia). Yaitu konflik antara kekuatan negara daratan dengan negara kepulauan dan pinggiran, yang menurutnya negara jantung akan lebih unggul. Teori yang cukup kita dikenal ini adalah: Who rules East Europe commands the heartland. Who rules the Heartland commands the World Island. Who rules World Island commands the World. (Poernomo, 1973: 73) Haushoffer mengembangkan teori geopolitik antara lain tentang Lebensraum, (teori yang membenarkan perluasan wilayah sehubungan pertambahan penduduk untuk dapat menunjang swasembada). Kesatuan Region (teori pembagian daerah) yang membenarkan negara besar dan maju untuk mengatur dan sekaligus menyetujui ekspansi ke wilayah yang ditentukan. Teori-teori ini disitir Adolf Hitler dalam bukunya Mein Kampf. Doktrin Hoka I Chiu digunakan di Jepang, sehingga berkembang semangat rasialis dan mem-bangkitkan militerisme pada sejumlah negara di Eropa dan Asia. Meskipun teori gepolitik Haushofer dianut oleh Hitler, namun ia tidak sependapat untuk menyerbu Rusia sehingga ia tidak populer lagi di the Third Riech (Baker, dalam EA vol 13, 1971: 859). 5. 2. 3. Geostrategi dalam Praktek Kenegaraan Negara maju (terutama Imperium Barat) sangat terpengaruh oleh teori Haushoffer dan Mahan, sehingga mereka berusaha mengupayakan ruang hidup yang cukup. (budaya diartikan sebagai hasil upaya manusia untuk meningkatkan kehidupan-nya). Upaya itu Dengan dilaksanakan dengan bentuk kolonisasi atas negara yang mereka anggap masih kurang berbudaya

46

demikian sampai pada awal Perang Dunia I Imperium Barat (terutama Inggris dan Perancis) menguasai wilayah seluas 84 % daratan dunia (Huntington, 1996: 51). Sedangkan sisanya tidak sepenuhnya merdeka seperti negara-negara Amerika Latin dan beberapa negara Asia yang dijadikan buffer state karena adanya perebutan wilayah negara imporium Barat. Perebutan wilayah tersebut tidak lepas dari revolusi teknologi transportasi dan persenjataan. Imperium Barat berupaya menguasai sisa daratan yang masih merdeka. Gambaran tersebut tersirat bahwa geopolitik Imporium Barat berupaya menguasa dunia. Geostrategi yang digelarnya adalah strategi global yang menitik beratkan pada kemampuan teknologi bangsanya. Inggris dan Belanda melalui teknologi maritim sehingga menitik beratkan pada doktrin kekuatan laut sedangkan Perancis melalui doktrin kekuatan darat. Jerman yang bersatu (akhir abad XIX) berupaya bangkit sehingga untuk melebarkan ruang hidupnya kurang berarti dibandingkan Inggris dan Perancis. mengalami surut. Spanyol dan Portugal yang bangkit lebih dulu Sedangkan Rusia setelah kekalahannya dengan Jepang menitik beratkan

geostrateginya pada penguasaan daratan (doktrin Mackinder). Perang Dunia (PD) I pada hakikatkannya adalah upaya imperium Perancis dan Inggris untuk mengecilkan, Austria-Hungaria, Jerman (dan Turki) dan mengikat Rusia agar tidak mencari daerah panas dengan membantu Balkan yang sedang kacau. (Hirst, 2001: 95). Aliansi ini ikut berupaya memerdekakan Yunani dan memerangi rakyat Balkan yang ingin mendirikan negara nasional Akhir PD I seperti kita ketahui bersama kemenangan ada dipihak sekutu Mereka membagi wilayah Turki, yang (Inggris dan Perancis) yang dibantu Amerika Serikat.

dikenal sebagai The Ottoman Heritage (Robert, 2002: 932-944). Geostrategi yang diterapkan semboyan hak rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri.Pada kenyataannya imperium Barat memperkenalkan sistem protektorat, sebagai kontra dari konsep Rusia (Komunis) yang ingin memerdekan rakyat terjajah. Untuk tetap mempertahankan sistem negara liberal moderen, imperium Barat menekankan tetap perlunya mepertahankan keeksklusifan teritorial (Hirst, 2001: 83), yang meliputi: perdamaian internal, legitimasi pendinastian dan sistem perdagangan. Jerman mencoba bangkit dengan mempraktekkan teori geopolitik Haushoffer dengan mengajak Italia dan Jepang untuk bergabung dengan mendirikan persekutuan poros (Axis). Oleh karenanya Perang Dunia II tidak dapat dihindarkan dan lebih dahsyat, yang pada hakikatnya merupakan pelaksanaan geopolitik dari negara Axis, yaitu mencari pusat-pusat sumber daya alam. Jerman memperluas wilayahnya ke arah

47

Timur dengan semboyan Drang nach Osten (Sunardi, 2004: 164), sedangkan Jepang dan Italia ke arah Selatan, yaitu Asia Timur dan Afrika Utara bagian Timur. Demikian gambaran geopolitik dan geostrategi negara-negara yang berdaulat hingga pada akhir PD II. Pasca PD II, dunia seolah dibagi dua yakni blok negara-negara liberal (Negara Barat) dan blok negara-negara sosialis (Negara Sosialis). Kedua blok ini pada PD II dikenal sebagai sekutu (Alien) melawan blok Axis (poros). Negara Jerman Barat dan Jepang kini menjadi Blok Liberal. Oleh karenanya membahas geopolitik negara berdaulat kita akan membahas perimbangan kekuatan (balance of power). Perimbangan kekuatan akan berbeda pada setiap waktu namun pada dasarnya adalah bagaimana negara yang berdaulat berbagi wilayah untuk dikuasai. Perimbangan Kekuatan abad XVIII yaitu antara Dinasti Bourbon (Perancis) yang berhadapan dengan Dinasti Habsburg (Austria) untuk saling berebut wilayah daratan Eropa (Morgenthau, 2006: 348). Pasca PD II geostrategi negara-negara pemenang perang adalah strategi global yang kemudian dikenal sebagai globalisasi. Negara-negara pemenang perang, baik negara liberal maupun sosialis berlomba untuk mencari mitra baru. Mereka membentuk pakta pertahanan dan bahkan bermitra dengan ex musuh. Jepang dirangkul dan dipayungi oleh Amerika Serikat selama Jepang bersedia menjadi negara demokrasi liberal, termasuk sistem agraria dan pendidikan (Roberts, 2004: 1062). Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi dan teknologi Jepang lebih pesat daripada negara bekas jajahan dan bahkan negara pemenang perang. Demikian pula dengan Jerman Barat yang lebih pesat kebang-kitan sebagai akibat perang dari pada Perancis dan negaranegara Eropa kontinental pada umumnya. Sedangkan pada blok sosialis kemajuan ekonomi tidak begitu mengembirakan. Pasca PD II, melahirkan banyak negara nasional yang merupakan negara bekas jajahan. Negara-negara baru ini masih dalam upaya membangun identitas baru dan menjadi incaran kedua blok untuk dirangkul dan diberi bantuan untuk pembangunan wilayahnya dengan mencontoh pada salah satu blok. Akhirnya terbentuk negara dunia ketiga dan dikenal pula sebagai negara sedang berkembang. Dalam perjalanan sejarah selanjutnya negara ini menjadi sasaran rebutan oleh kedua blok yang bertikai. Perang fisik kemungkinan tidak terjadi, namun pada blok Barat berkembang Teori Domino yang menyatakan bahwa apabila satu negara jatuh ke blok timur maka tetangganya akan ikut bergabung dengan negara blok Timur. Cara mengatasinya dengan jalan persuasi kepada negara dunia ketiga agar bersedia bergabung ke dalam blok Barat melalui penetrasi teknologi mutahir yang pada hakekatnya merupakan kolonialisme baru.

48

5. 3.

Geopolitik Indonesia Geopolitik sebenarnya merupakan wawasan nasionaI suatu bangsa yang hendaknya

5. 3. 1 Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dipahami oleh pemimpin bangsa. Wawasan nasional bangsa terbentuk karena bangsa yang tinggal dalam suatu wilayahyang diakui sebagai miliknyaingin mengelola untuk kehidupannya. Oleh karena itu, apabila kita membahas bangsa akan terkait pula masalah: sejarah diri dan budaya, falsafah hidup serta tempat tinggal dan lingkungannya. Ketiga aspek tercetus aspirasi bangsa yang kemudian dituangkan dalam suatu perjanjian tertulis (konstitusi) maupun tidak tertulis namun tetap menjadi catatan hidup (motivasi) yang semuanya dituangkan menjadi ajaran (doktrin dasar) untuk membangun negara yang berupa wawasan nasional. Wawasan nasional bangsa Indonesia, dinamakan Wawasan Nusantara. wawas yang berarti meninjau, memandang, mengamati. Wawasan dari Dengan demikian wawasan dapat

diartikan konsepsi cara pandang (KBBI, 2002: 1271). Sedangkan nusantara yang semula diartikan sebagai akronim dari nusa diantara air/laut, kini diartikan sebagai sebutan bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia (KBBI, 2002: 789). Doktrin Wawasan Nusantara merupakan implementasi perjuangan pengakuan sebagai negara kepulauan yang disesuaikan dengan kemajuan jaman. Pada masa lampau paham negara kepulauan hanya meliputi kumpulan pulau-pulau (berdasarkan contour) yang dipisahkan oleh laut. Paham Nusantara menunjukkan adanya 2 (dua) arah pengaruh: (1) Ke dalam: berlaku asas kepulauan, yang menuntut terpadunya unsur tanah dan air yang selaras dan serasi guna merealisasikan wujud tanah air; (2). Ke luar: berlakunya asas posisi antara, yang menuntut posisi kuat bagi Indonesia untuk dapat berdiri tegak dari tarikan segala penjuru. Sayangnya pada era reformasi istilah ini menjadi kurang populer karena merupakan suatu doktrin, sehingga para politisipun enggan menggunakan istilah ini. Tidak lagi tersurat dalam GBHN 1999 sebagai wawasan bangsa, apalagi UUD NKRI-1945 tidak mengharuskan adanya GBHN. Wawasan Nusantara yang merupakan geopolitik Indonesia, secara umum didefinisikan sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka, dan lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan tujuannya adalah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional dan turut serta menciptakan dalam ketertiban dan perdamaian dunia. Kesemua itu dalam rangka

49

mencapai Tujuan Nasional.

Dengan unsur-unsur dasar: (1) Wadah (lingkungan) yaitu segenap

bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia (alinea ke-4 Pembukaan UUD-1945): bentuk wujud, lokasi geografi, bentuk negara Indonesia, kesadaran politik bangsa. (2) Isi (kondisi sosial) yang berupa perspektif bangsa Indonesia dalam eksistensinya mempunyai 2 komponen dasar yang terpadu yaitu : cita-cita dan tujuan nasional, yang berasas persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional ; (3) Tata Laku (terwujud akibat interaksi wadah dan isi), yang berwujud tatalaku bathiniah (berdasarkan falsafah dan sikap mental bangsa) dan lahiriah (dalam bentuk kata dan karya) yang dituangkan dalam tatalaksana. Hakikat tujuan wawasan nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebhi-nekaan, yang mengandung arti: (1) Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi, posisi dan potensi geografi serta kebhinekaan budaya ; (2) Pedoman pola tindak dan pola pikir kebijaksanaan nasional; (3) Hakikat Wawasan Nusantara adalah persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. 5. 3. 2. Kedudukan dan Peran Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara sebagai paradigma sistem kehidupan bangsa Indonesia yang urutannya sebagai berikut: (1) Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa dan dasar Negara; (2) UUD-1945 sebagai konstitusi Negara; (3) Wawasan Nusantara sebagai geopolitik bangsa Indonesia; (4) Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin dasar pengaturan kehidupan nasional. Doktrin adalah himpunan prinsip atau teori yang diajarkan, dianjurkan dan diterima sebagai kebenaran, untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan, dalam usaha mencapai tujuan. Doktrin dasar adalah doktrin yang timbul dari pemikiran yang bersifat falsafah. Sebagai doktrin (ajaran), Wawasan Nusantara berperan untuk: 1. Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang serasi dan selaras, segenap aspek kehidupan nasional. Oleh karena itu diharapkan dalam perencanaan pembangunan nasional dipakai sebagai pola dasar. 2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan lingkungannya. Peranan ini berkaitan dengan adanya hubungan yang erat dan saling terkait dan ketergantungan intra bangsa (antar masyarakat/ethnis) dengan ruang hidupnya. Oleh karena itu pemanfaatan lingkungan harus dapat dipertanggungjawabkan. Apabila tidak maka akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan bangsa itu sendiri. 50

3. Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional, merupakan jabaran pandangan geopolitik Indonesia dalam mengimplementasi konsep pertahanan kea-manan untuk menjamin segenap wilayah Indonesia. Sedangkan kepentingan nasional menjadi dasar hubungan antara bangsa. 4. Merentang hubungan internasional dalam upaya ikut menegakkan perdamaian. secara optimal dalam melaksanakan salah satu tujuan nasional. 5. 3. 3. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Kewilayahan Sebagai faktor eksistensi suatu negara wilayah nasional perlu ditentukan batas-batasnya agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga. Karena itu pada umumnya batas-batas wilayah suatu negara dirumuskan dalam konstitusi negara (baik tertulis maupun tidak tertulis). Pembukaan maupun dalam batang tubuh. Untuk dapat memahami manakah yang dimaksudkan dengan wilayah atau tumpah darah Indonesia itu, maka perlu ditelusuri pembahasan-pembahasan yang terjadi pada sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, adalah bersumberkan pada Rancangan UUD dan Piagam Jakarta yang dihasilkan oleh BPUPKI. Dalam rangkaian sidang-sidang BPUPKI bulan Mei-Juni 1945, telah dibahas masalah wilayah Negara Indonesia merdeka yang lebih populer disebut tanah air atau juga tumpah darah Indonesia. Dalam sidang-sidang ini yang patut dicatat adalah pendapat: Dr. Supomo, SH, yang menghendaki wilayah bekas Hindia Belanda (Setneg RI, tt: 25), Muh. Yamin, SH menghendaki Nusantara yang meliputi, Sumatera, Jawa-Madura, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku-Ambon, dan semenanjung Malaya, Timor dan Papua (Setneg RI, tt: 49), sedangkan Ir. Sukarno menghendaki kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan (Setneg, tt: 66). Yang disepakati sebagai wilayah negara Indonesia adalah bekas wilayah Hindia Belanda. Namun demikian dalam rancangan UUD maupun dalam keputusan PPKI tentang UUD 1945, ketentuan tentang mana wilayah negara Indonesia itu tidak dicantumkan. Hal ini dijelaskan oleh Ir. Namun UUD-1945 tidak memuat secara jelas ketentuan wilayah negara Republik Indonesia, baik dalam Dengan

kedudukannya di posisi silang dan negara kepulauan terbesar diharapkan dapat melaksanakan

51

Sukarno bahwa: dalam UUD yang modern, daerah tidak perlu masuk dalam UUD (Setneg RI, tt: 347). Untuk menjamin pelestarian kedaulatan, serta melindungi unsur wilayah dan kepentingan nasional dibutuhkan ketegasan tentang batas wilayah. Ketegasan batas wilayah tidak saja untuk mempertahankan wilayah tetapi juga untuk menegaskan hak bangsa dan negara dalam pergaulan internasional. Wujud geomorfologi Indonesia berdasarkan Pancasila (dalam arti persatuan dan kesatuan) menuntut suatu konsep kewilayahan yang memandang daratan/pulau, lautan serta udara angkasa diatasnya, sebagai satu kesatuan wilayah. Dengan dasar inilah laut bukan lagi sebagai alat pemisah wilayah. Sedangkan berdasarkan Ordonansi tahun 1939, laut merupakan pemisah wilayah. Atas dasar inilah Pemerintah RI mengeluarkan Pengumuman yang tidak lagi mengakui wilayah atas dasar contour line (secara rinci dibahas kemudian). 5. 4. Geopolitik Dan Hukum Kewilayahan

5. 4. 1. Pengantar Terjadi perubahan peta bumi pasca PD II, dimana telah lahir banyak negara nasional baru yang miliki laut. Konsep kuno laut menjadi warisan bersama (common heritage of mankind), mulai dipersoalkan karena laut untuk kelangsungan hidup bangsa dan kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya perlu pengaturan bersama pemanfaatan laut dan lingkungan untuk kepentingan bangsabangsa, konsep first come first serve menjadi alasan untuk kuasai lautan. Kemajuan teknologi berdampak pada meningkatnya kemampuan manusia memanfaatkan wilayah laut dan dirgantara. Bertambahnya jumlah penduduk, harus diimbangi dengan kenaikan produksi, khususnya dari sumber kekayaan laut dan kini manusia berupaya memanfaatkan wilayah dirgantara. Bagi bangsa Indonesia wilayah laut dan dirgantara untuk menjamin keutuhan wilayah. Merupakan sarana perhubungan dan transportasi serta salah satu sumber penghidupan. barang tentu bagi pertahanan: untuk pengamanan militer dalam arti military security. 5. 4. 2. Perkembangan Hukum Laut Perkembangan sejarah hukum laut tidak lepas dari kemajuan teknologi maritim (perkapalan dan kepelabuhanan) Belanda dan Inggris serta orientasi komoditi perdagangan dunia (Simbolon, 1995: 456). Sebelum abad XVII laut praktis hanya menjadi milik Spanyol dan Portugal, sehingga Sudah

52

ada semacam pembagian wilayah yuridiksi dari kedua negara tersebut. Dengan adanya jaman pencerahan, yang diikuti dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Teknologi maritim Belanda dan Inggris melampaui Spanyol dan Portugal. Oleh karena itu dasar hukum laut banyak ditentukan oleh polemik orang Belanda dan Inggris. Namun sebelum membahas kedua polemik ini perlu diketahui falsafah dasar tentang hukum laut yang berbuntut pada perebutan wilayah laut, yakni: 1. Res Nullius: Laut tidak ada yang memiliki, oleh karenanya dapat diambil dan dimiliki masingmasing negara. 2. Res Communis: Laut milik masyarakat dunia, oleh karena itu tidak dapat diambil/ dimiliki oleh masing-masing negara. Belanda dan Inggris merasa bahwa mereka tidak harus tunduk pada negara yang lebih primitif. Oleh karena itu para ahli hukum dari kedua negara tersebut saling berpolemik mengeluarkan argumentasi tentang hak atas laut. Hugo Grotius, seorang ahli hukum internasional Belanda memberikan teori Mare Liberum (laut bebas). Laut tidak dapat dikuasai suatu negara dengan jalan okupasi (menduduki), oleh karena itu laut menjadi bebas. John Selden, seorang ahli hukum Inggris tahun 1635 menulis tentang hukum laut dengan judul Mare Clausum (hak kuasai laut, bahwa setiap negara dapat menguasai laut), sebagai jawaban atas teori Hugo Grotius. Sebagai koreksi atas tulisannya, Grotius membuat argumen bahwa, laut wilayah dapat dimiliki sepanjang dapat dikuasai dari darat. membeli suplai segar dari negara pantai. Cornelis van Bijenkershoek (dari Belanda) berpendapat bahwa laut wilayah adalah 3 mil laut dari pantai pada saat pasang surut. Argumentasi ini didasari bahwa jangkauan meriam + 3 mil. Ketentuan ini berlaku hingga tahun 1994 yaitu dengan adanya pengesahan melalui Sidang Umum PBB, yang merupakan tindak lanjut dari United Nations Convention on the Law of the Sea (dikenal sebagai UNCLOS 1982), berdasarkan persetujuan di Montego Bay, Jamaica tahun 1982. Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Deklarasi 13 Desember 1957 mengajukan NKRI perlu laut wilayah (territory water) selebar 12 mil laut dari Garis Dasar (Base Line) atas dasar Point to point theory. Dengan demikian laut antar pulau menjadi Perairan Pedalaman (internal waters) laut pedalaman. Ini berarti laut hanya milik negara pantai. Selanjutnya Selden menginginkan adanya hak lintas damai bagi kapal-kapal dengan alasan untuk

53

Sebagai akibat konvensi hukum laut timbul bermacam tipe perairan, hal ini tidak terlepas karena perhatian orang yang besar pada laut. menyangkut hukum laut: 1. Laut Teritorial/Laut Wilayah (Territorial Sea): wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil dari garis pangkal/garis dasar. Garis dasar adalah garis yang menghu-bungkan titik-titik terluar pulau terluar. 2. Perairan Pedalaman (Internal waters): wilayah laut sebelah dalam dari daratan/sebelah dalam dari GP. Negara pantai mempunyai kedaulatan penuh. 3. Zona Tambahan (Contiguous Zone): wilayah laut yang lebarnya tidak boleh melebihi 12 mil dari Laut Teritorial, merupakan wilayah negara pantai untuk melakukan peng-awasan pabean, fiskal, imigrasi, sanitasi dalam wilayah laut territorial. 4. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone): wilayah laut yang tidak melebihi 200 mil dari GP, Negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan hayati perairan. 5. Landas Kontinen (Continental Shelf): wilayah laut Negara Pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya, terletak di luar laut teritorial sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah. Jarak 200 mil GP atau maksimal 350 mil, atau tidak melebihi 100 mil dari kedalaman 2.500 m. 6. Laut Lepas (High Seas) dikenal pula sebagai laut bebas/laut internasional: Wilayah laut 200 mil dari Garis Pangkal. 5. 4. 3. Jaminan Kebebasan Berlayar Sifat laut sebenarnya adalah bebas, merdeka dan bergerak. Relatif tetap dan tidak mudah dirusak, datar dan tidak dapat dipakai sembunyi, tidak dapat dikuasai secara mutlak serta tidak dapat dikapling karena sulit diberi tanda. Sebagai medium untuk alat angkut besar. Namun dengan adanya ketentuan di atas (hak negara archipelago) negara lain menuntut beberapa hak yang berupa jaminan dari negara kepulauan. Jaminan itu berupa: 1. Lintas: berlayar/bernavigasi melalui laut territorial, termasuk masuk dan keluar perairan pedalaman untuk singgah di salah satu pelabuhan. 2. Lintas Damai: bernavigasi melalui laut teritorial suatu negara sepanjang tidak merugikan kedamaian, ketertiban, atau keamananan negara yang bersangkutan. > Untuk itu dibahas beberapa masalah yang

54

3. Lintas Transit: bernavigasi melintasi pada selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara laut lepas/ ZEE yang satu dan laut lepas/ZEE yang lain. 4. Alur Laut Kepulauan: a. b. Alur yang ditentukan oleh Negara Kepulauan untuk alur laut dan jalur penerbangan diatasnya yang cocok digunakan untuk lintas kapal dan pesawat terbang asing. Alur ditentukan dengan merangkai garis sumbu pada peta, kapal dan pesawat terbang tidak boleh melintas lebih dari 25 mil kiri/kanan dari garis sumbu. 5. Laut Lepas: a. Semua bagian laut yang tak termasuk laut territorial, perairan pedalaman maupun ZEE. b. Laut terbuka untuk semua negara baik berpantai ma-upun tidak berpantai. c. Dalam laut lepas semua negara berhak berlayar, terbang, riset ilmiah dan menangkap ikan. 5. 4. 4. Perkembangan Hukum Dirgantara Perkembangan hukum dirgantara hamper sama dengan perkembangan hukum laut. Ada falsafah dasar yang mendasari pemikiran hukum dirgantara yaitu: 1. Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory). Bahwa ruang udara bebas dapat digunakan siapa saja, timbul perbedaan persepsi: kebebasan udara tanpa batas dan kebebasan udara terbatas. 2. Teori Negara Berdaulat di Udara (Air Sovereignty Theory). Bahwa negara kolong berdaulat penuh tanpa batas keatas, timbul perbedaan persepsi: kedaulatan negara kolong dibatasi oleh ketinggian tertentu, negara kolong berdaulat penuh tetapi dibatasi oleh hak lintas damai. Masalah ketinggian dan batas willayah udara dan pembagian wilayah juga menimbulkan polemik. Oleh sebab itu sampai kini masih belum ada kesepakatan batas ketinggian (1910 Sementara itu, Teori Udara Schacter mengatakan ditentukan + 500 km). Teori Penguasaan Cooper menetapkan bahwa batas ketinggian ditentukan kemampuan teknologi masing-masing negara. bahwa ketinggian s/d 30 km atau s/d balon dan pesawat terbang dapat mengapung dan diterbangkan. Sudah barang tentu teori Cooper sangat merugikan negara yang masih berteknologi dirgantara rendah. Penentuan batas wilayah udara terdapat perbedaan persepsi cara mengukur batas wilayah udara. masalah. Perbedaan tersebut antara lain: apabila ditarik garis tegak lurus dari permukaan bumi Akhirnya disepakati menarik garis dari pusat bumi sampai batas ruang keatas, luas daratan dan lautan = luas udara, ada daerah yang lowong dan dapat menimbulkan

55

angkasa/antariksa membentuk kerucut terbalik. Oleh karenanya luas daerah udara lebih luas dari pada luas daratan dan lautan. Kemajuan teknologi dirgantara menyebabkan manusia berupaya mengorbitkan bendabenda ke ruang angkasa. Selanjutnya ddisepakai pembagian wilayah udara (keatas). Space Treaty 1967 menyepakati: Penggunaan damai bagi antariksa. Antarariksa dan benda-bendanya menjadi wilayah inter-nasional. Sementara ini batas ruang udara dan ruang antariksa ditetapkan 100/110 km. 5. 4. 5. Geo Stationary Satellite Orbit (GSO) Geostationary satelit orbit adalah suatu orbit yang berbentuk cicin terletak pada enam radian bumi di atas garis khatulistiwa. GSO untuk menempatkan satelit komunikasi agar satelit tersebut berada pada posisi tetap di ruang angkasa terhadap bumi. Ketinggian GSO + 36.000 km di atas permukaan bumi. Tiga keunikannya: 1. GSO hanya pada padang khatulistiwa, ruas GSO ada di negara khatulistiwa. 2. Ukuran terbatas: tebal + 30 km dan lebar 150 km. 3. Satelit pada orbit ini akan mengelilingi bumi dari barat ke timur dengan masa orbit + 24 jam (23 jam, 56 menit, 4 detik). Panjang garis khatulistiwa Indonesia 6.110 km, GSO Indonesia 9.997 km atau 12,5 % keliling GSO. GSO menjadi Sumber daya alam terbatas. 5. 4. 6. Wilayah Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia Dalam menentukan batas wilayah negara, Pemerintah RI mengacu pada Aturan peralihan UUD-1945, pasal II yang memberlakukan peraturan perunngan sebelumnya. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan wilayah dan termuat dalam ordonansi 1939 yang diundangkan 26 Agustus 1939 dan dimuat dalam Lembaran Negara (Staatblad) No. 422/1939, tentang Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie. tentang 1. Masa Penjajahan (Belanda dan Jepang). luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah: Dasar : Ordonansi Laut Teritur dan Lingkungan Maritim no. 442/1939 (Territoriale Zee en Maritiem Kringen Ordonantie (TZMKO) no. 442/1939). Ukuran: 3 mil laut dari garis pantai pada saat pasang surut (low water), luas wilayah + 2 juta km2 Sebagai gambaran

56

2. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI s/d 13 Desember 1957 Dasar: Ketentuan Peralihan UUD-1945, Konstitusi RIS, UUDS-1950, tetap berlaku Ordonansi no. 442/1939 ttg TMKZO 3. Setelah 13 Desember 1957 Dasar: Deklarasi Pemerintah R.I. tanggal 13 Desember 1957 (dikenal sebagai Deklarasi Juanda). Isi Deklarasi: Perubahan atas ordonantie no.442/1939 ttg TMZKO. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada garis pasang surut (low water line), tetapi didasarkan pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar dari pada pulau-pulau atau bagian pulau yang termasuk kedalam wilayah negara Republik Indonesia (= point to point theory). Penentuan lebar laut wilayah menjadi 12 mil laut. Luas Wilayah bertambah + 3,9 juta km2, menjadi 5,9 juta km2 Deklarasi Juanda pada hakikatnya adalah menerapkan asas archipelago atau asas nusantara. Dalam deklarasi ini terkandung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia ialah keutuhan wilayah negara di lautan. Deklarasi Juanda diperkuat dengan PEPERPU no 4/1960 ttg Perairan Indonesia. 4. Deklarasi Pemerintah R.I. tanggal 17 Februari 1969 Dasar: Deklarasi Pemerintah RI tanggal 17 Februari 1969 UU no 1/1973 tentang Landas Kontingen. Luas Wilayah bertambah + 0,8 juta km2, menjadi + 6,7 juta km2 5. Pengumuman Pemerintah R.I. tahun 1980 Dasar: Pengumuman Pemerintah tentang Zone Ekonomi Eksklusif, UU no 5/1983 ttg Pembenahan Kekayaan Alam dan Potensi Alam. Luas Wilayah bertambah + 2,5 juta km2, menjadi + 9,2 juta km2 5. 4. 7. Tantangan Diterimanya Konsepsi Indonesia tentang Negara Kepulauan Konsepsi negara kepulauan telah disahkan oleh PBB tahun 1994 (melalui UNCLOS 1982), menimbulkan tantangan, ancaman, dan gangguan bagi Indonesia. Ada 4 (empat) macam negara yang sangat berkepentingan atas wilayah kita (Kusumaatmaja, 2003: 25), yaitu: 1. 2. 3. Negara tetangga (ASEAN termasuk Austalia), Negara dengan armada perikanan besar (a.l : Jepang), Negara pemilik perusahaan perkapalan (sea liners) dan

57

4.

Negara adidaya untuk memudahkan manuver armada militernya dalam rangka

melaksanakan global strategi geo-politiknya. 5. 5. Geopolitik dan Otonomi Daerah

5. 5. 1. Pengantar Menyelenggarakan pemerintahan dari jarak jauh atau dikenal dengan asas sentralisasi tidak akan efektif, lebih-lebih meliputi wilayah yang berbentangan sangat luas. Sentralisasi pelayanan dan pembinaan kepada rakyat tidak mungkin dilakukan dari Pusat saja. Oleh karenanya wilayah negara dibagi atas daerah besar dan daerah kecil. Untuk keperluan tersebut diperlukan asas dalam mengelola daerah, yang meliputi: 1. Desentralisasi pelayanan rakyat/publik. Dan filsafat yang dianut adalah: Pemerintah Daerah ada karena ada rakyat yang harus dilayanani. Desentralisasi merupakan power sharing (otonomi formal dan otonomi material). Otonomi daerah bertujuan untuk memudahkan pelayanan kepada rakyat/publik. Oleh karena outputnya hendaknya berupa pemenuhan bahan kebutuhan pokok rakyat (public goods) dan peraturan daerah (public regulation) agar tertib dan adanya kepastian hukum. Kebijakan desentralisasi dapat bertujuan politis dan tujuan administrasi, namun tujuan utamanya adalah pelayanan kepada rakyat/publik. 2. Dekonsentrasi: diselenggarakan, karena tidak semua tugas-tugas teknis pelayanan kepada rakyat dapat diselenggarakan dengan baik oleh Pemerintah Daerah (kabupaten/kota). Dekonsentrasi: fungsional (kanwil/kandep) dan terintegrasi (kepala wilayah). Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Nafas otonomi dari undang-undang ini menekankan asas desentralisasi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. kepada rakyat. 5. 5. 2. Pembagian Daerah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemer-intah daerah (ps 2 UU no 32/2004). Pemerintah provinsi yang berbatasan dengan laut memiliki kewenangan wilayah laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan atau ke Secara filsafati tujuannya pelayanan

58

arah perairan kepulauan (ps 18 ayat (4) UU no. 32/2004). Pasal 18 ayat (4) kelihatannya tidak memperhatikan UU no. 6/1996 ttg Perairan Indonesia, yang pada dasarnya menganut point to point theory. Sebagai akibatnya sering terjadi perebutan daerah tangkapan ikan antar nelayan daerah. 5. 5. 3. Pembagian Kewenangan Untuk dapat menjawab tantangan jaman diterbitkan UU no 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, yang dikenal sebagai UU Otonomi. Nafas otonomi dari undang-undang ini menekankan asas desentralisasi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Keleluasaan otonomi pada Kabupaten dan Kota adalah keleluasaan daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan pasal 10, pasal 13, pasal 14. Kewenangan otonomi yang utuh dan bulat itu mencakup masalah penyelenggaraan (manajemen) pemerintah di daerah. Dengan kewenangan otonomi yang nyata, daerah memiliki keleluasaan mengatur bidang pemerintahan dan sekaligus peningkatan pelayanan kepada rakyat (public service) secara akuntabel, efektif, efisien dan ekonomis. Sedangkan otonomi yang bertanggungjawab mengandung arti seperti tersebut diatas, adalah juga mengembangkan kehidupan demokrasi, terbinanya hubungan yang serasi antara Pemerintah dan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) serta hubungan antar Daerah, agar terjaga persatuan dan kesatuan. Namun pada kenyataannya sering terjadi konflik antar daerah mupun interen daerah dan konflik sebenarnya dipicu oleh keinginan mendapatkan Pendapat Asli Daerah UU no. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah tidak lagi menitik beratkan otonomi daerah pada Kabupaten dan Kota. Provinsi sesuai pasal 13 mempunyai wewewang dan tanggung jawab seperti kabupaten dan kota, namun dalam skala yang lebih luas, yang bermakna lintas Kabupaten dan Kota, serta kewenangan tertentu. Kewenangan tertentu pada Provinsi meliputi asas dekonsentrasi yaitu asas Pemerintah Pusat yang didelegasikan keapada Daerah. Provinsi bukan merupakan daerah atasan dari Kabupaten atau Kota. Provinsi diberikan otonomi dengan tujuan agar terdapat hubungan serasi antara Pusat dan Daerah. Pemilihan kepala daerah dilaksanakan secara langsung. Untuk tetap terjaminnya demokrasi

5. 5. 4. Sumber Penerimaan Pelaksanaan Desentralisasi

59

Untuk mendukung jalannya pemerintahan di daerah diperlukan dana, namun tidak semua daerah mampu mendanai sendiri gerak roda pemerintahan. Pemerintah hendaknya harus mampu membagi adil dan merata hasil potensi masyarakat. Agar adil dan merata diperlukan aturan yang baku. Dari ketentuan tersebut dikeluarkan beberapa istilah tentang dana untuk keperluan pembinaan wilayah: Pendapatan Asli Daerah (pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain), Dana Perimbangan Daerah (dana bagi hasil dar pajak dan sumber daya alam, dana alokasi umum dan khusus), Pinjaman Daerah (dengan persetujuan DPRD), lain penerimaan yang sah. Untuk pendapatan yang berasal dari eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam dibuat perimbangan pendapatan. Pendapatan jenis kedua ini kini menjadi semacam tawar menawar antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 5. 5. 5. Daerah Frontier Banyak pimpinan daerah (politisi dan pejabat di daerah) yang tidak menyadari dan mendalami makna filosofi otonomi daerah, sehingga ada wilayah yang terpecil bahkan terisolasi pada era globalisasi. Mereka sering mengabaikan daerah ini dan menamakannya dengan hinterland. Namun apabila hinterland ini berada di tapal batas (batas resmi, yang dikukuhkan melalui perjanjian internasional) dengan negara jiran daerah ini merupakan daerah frontier. Daerah frontier terbentuk karena sifat manusia yang saling tergantung, baik dengan manusia maupun alam sehingga terjadi simbiose. Kehidupan masyarakat Indonesia dengan masyarakat negara jiran menjadi saling pengaruh memengaruhi. Akibatnya terjadi pergeseran batas negara secara imajiner. Daerah antara batas resmi dengan batas imajiner disebut daerah frontier. Daerah frontier (Sunardi, 2004: 151) terjadi a. l.: 1. Dorongan ekonomi, berupa kemudahan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. 2. Dorongan sosial budaya, berupa kesamaan subkultur (suku) dan kemudahan menda-patkan fasilitas perlindungan masa depan (sekolah, kesehatan/social security). 3. Dorongan politik, antara lain adanya kepastian hukum dan tidak menutup kemung-kinan menuntut adanya referendum. Kemudahan di negeri jiran dapat pula mendorong perbuatan kriminal yang berupa a.l: pencurian kayu, penyelundupan barang dan orang, penggeseran patok batas, penjualan pasir di pulau terluar dan lain sebagainya.

60

5. 5. 6. Rencana Tata Ruang Wilayah Berkaitan dengan diundangkannya UU no 32/2004 perlu ditinjau kembali rencana tata ruang wilayah (RTRW), baik provinsi maupun kabupaten dan kota. Pada saat mengacu UU no. 22/1999 ttg Pemerintahan Daerah, RTRW Provinsi sudah sesuai, dan telah menjadi Perda. Namun RTRW Kabupaten dan Kota masih dibawah 50 % yang telah menjadi Perda (dikukuhkan). Dengan diundangkannya UU no. 32/2004, ternyata perlu mengubah RTRW. Pengubahan RTRW hendaknya mengacu pada Kepentingan Nasional, tidak hanya mengacu pada kepentingan daerah semata (UU no. 24/1992). Oleh karena itu perlu standarisasi penataan ruang, dan sudah barang tentu mengacu pada asas negara kepulauan. Selama ini sering RTRW lebih berorientasi pada negara kontinen, sehingga upaya pembenahan pantai kurang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Kurangnya pemahaman akan makna hakikat negara nusantara menyebabkan meningkatnya kerusakan lingkungan tidak saja di darat tetapi di daerah maritim. Reklamasi pantai utara DKI Jakarta dengan menebang hutan bakau menimbulkan banjir yang tidak saja di DKI Jakarta tetapi juga provinsi lain. Kasus yang sekarang masih terkatung-katung hingga kini adalah masih adanya limbah B-3 dari Singapura yang dionggokkan di pulau-pulau Provinsi Kepulauan Riau. Pulau-pulau tempat teronggokannya limbah B-3 ternyata belum terencana peruntukannya oleh Pemerintah, baik pusat maupun daerah. Masuknya limbah B-3 sebagai barang import menandakan bahwa kita masih belummungkin tidaktahu akan bahaya limbah B-3 yang dimasukkan sebagai pupuk untuk pertanian. Kerusakan lingkungan pada pulau-pulau yang tidak berpenghuni pada gilirannya akan merugikan kita. Dari gambaran tersebut diatas, jelaslah bahwa kita sering mengabaikan baku mutu lingkungan, terabaikannya salah satu sektor. Wajib memiliki analisa dampak lingkungan (amdal) sering terabaikan karena kurang disadari oleh para pejabat di daerah. Padahal kita hendaknya mengacu pada filsafat yang mendasarinya yaitu: 1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras dan berkelanjutan. 2. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum. Implementasi falsafah ini maka akan didapat hal-hal a.l.: 1. Tercapai kelestarian, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan alam.

61

2. Terwujud manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang miliki sikap untuk melindungi dan membina lingkungan hidup. 3. Terjamin generasi masa kini dan generasi masa depan. 4. Tercapai kelestarian lingkungan hidup. 5. Terkendali pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. 6. Terlindung NKRI terhadap dampak usaha kegiatan di luar. wilayah NKRI yang menyebabkan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu penyusunan RTRW perlu benar-benar terpadu. 5. 5. 7. Pendaftaran Wilayah Maritim (Marine Cadastre) Penjelasan pasal 18 ayat (4) dan ayat (6) UU no. 32/2004 ttg Pemerintahan Daerah sering menimbulkan kerancuan tafsir dikalangan pejabat daerah dalam membina dan mengelola wilayah. Pasal 18 ayat (4) dasar batas wilayah adalah garis pantai (low water line), bertentangan dengan UU no. 6/1996 ttg Perairan Indonesia (yang sejak 1957 kita memperjuangkan garis lurus), ini menimbulkan kerancuan intepretasi para pejabat di daerah, berkenaan penafsiran masalah nelayan dan perijinannya melaut. Apalagi UU tentang wilayah Daerah Otonomi tidak pernah menunjuk batas dengan titik koordinat peta wilayah (laut maupun darat). Dengan tercantumnya titik-titik koordinat peta (terutama di laut) akan mengurangi salah tafsir batas wilayah. Namun masalahnya bahwa kita sebagai negara maritim (dengan wilayah air yang duakali daratan) belum memiliki Dinas Pendaftaran Daerah Maritim, yang ada baru kantor Pendaftaran Tanah (dibawah kendali Badan Pertanahan Nasional). Akibat sampingan lainnya sering menimbulkan konflik antar nelayan satu daerah dengan daerah lainnya. Pendirian kantor Kadaster Maritim sangat mendesak karena : 1. Banyak pulau yang belum terdata dengan akurat dan belum bernama, untuk keperluan dokumentasi nasional. 2. Untuk didaftarkan ke PBB agar tidak diakui oleh negara lain (kasus Sipadan-Legitan tidak terulang). 3. Jangan sampai kita merasa kehilangan tetapi tidak tahu apa yang hilang. 4. Pembagian wilayah lebih akurat. 5. 6. Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi Indonesia

62

5. 6. 1. Pengantar Wawasan Nusantara dalam pengembangannya dipandang sebagai konsepsi politik ketatanegaraan dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Sebagai suatu konsepsi politik yang didasarkan pada pertimbangan konstelasi geografis, wawasan nusantara dapat dikatakan merupakan penerapan teori-teori geopolitik dari bangsa Indonesia. Dengan demikian wawasan nusantara selanjutnya menjadi landasan penentuan kebijakan politik negara. Dalam perjuangan mencapai tujuan nasional akan banyak menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Untuk keperluan itu diperlukan pembangunan kemampuan dan keuletan bangsa dan negara agar dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan. Konsepsi ini dikenal sebagai konsepsi geostrategi, yang merupakan konsep untuk mencapai tujuan nasional. Sesuai dengan tujuan setiap bangsa dan negara yang menghendaki rasa aman dan sejahtera, pembangunan nasional akan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan. Pendekatan yang sama tersebut, pada kenyataannya menurut Prof. Haryo Mataram, SH (Himpunan Lemhannas, 1980: 227) berbeda penerapan konsepsinya. Menurutnya di dunia terdapat 2 (dua) konsepsi: 1. Konsepsi kekuatan nasional (power concept). Konsepsi ini mengutamakan pembangunan kekuatan fisik negara dan kekuatan sosial sebagai prioritas selanjutnya. Dari konsep ini bangsa dan negara menggunakan kekuatan fisik lebih dahulu terhadap lawan-lawannya. 2. Konsepsi ketahanan nasional (resilience concept). Konsepsi ini mengutamakan pembangunan kekuatan sosial dan kekuatan fisik sebagai prioritas selanjutnya. Oleh karena dalam penerapan selanjutnya kekuatan sosial yang terbina digunakan secara persuasif terlebih dahulu, dilanjutkan penggunaan kekuatan fisik 5. 6. 2. Sejarah Gagasan Ketahanan Nasional sebagai Geo-strategi Indonesia Konsepsi geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 16 Juni 1948 di Kotaraja (kini Banda Aceh) setelah menerima defile Angkatan Perang (militer) dalam rangka kunjungan kerja ke daerah Sumatera yang belum/tidak diduduki Belanda (Basry, 1995: 50 51). Menurutnya, bila satu bangsa ingin menjadi besar dan kuat, bangsa harus mempunyai 3 (tiga) macam ketahanan: militer, ekonomi dan jiwa. Selanjutnya dari ketiga konsep ketahanan yang mendapat prioritas pertama adalah pembangunan ketahanan jiwa, kemudian pembangunan

63

ketahanan ekonomi dan yang terakhir pembangunan ketahanan militer. Ketahanan jiwa membentuk percaya pada diri sendiri, sehingga bangsa dapat berdiri teguh di tengah pergolakan dunia. Namun sayangnya gagasan beliau kurang/tidak dikembangkan oleh para pejabat bawahan karena seperti kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948. Setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis besar pembangunan politik kita adalah nation and character building, yang sebenarnya merupakan pembangunan jiwa bangsa. Sekolah Staf dan Komando TNI AD (awal 1960an) menelurkan konsep Ketahanan Nasional (Tannas) yang identik pertahanan wilayah oleh seluruh rakyat. Dalam menyusun konsep Tannas, pendekatan yang dipakai; mengkaji sejarah perjuangan antara 19451949 dan rasa bangga ingin menyumbangkan konsep bagi negara. Lembaga Pertahanan Nasional/Lemhannas (kini Lembaga Ketahanan Nasional) menyusun konsep melalui pendekatan: rasa khawatir menghadapi masa depan dan ingin mengadakan perubahan. Konsep: pembangunan dipersepsikan melalui perubahan 3 (tiga) dimensi, yaitu: fisik, sikap mental dan cara berfikir. Tannas diidentikan keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Dep. HANKAM (1974) sebagai lembaga yang membawahi Lemhannas meng-upayakan sosialisasi Tannas melalui MPR RI. Tannas didefinisasikan sebagai: Kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perju-angan mengejar tujuan perjuangan nasional. Konsep selanjutnya dikembangkan di perguruan tinggi: UI sejak 1983 dan UGM sejak 1989. Pengembangannya diarahkan pada upaya memantapkan pemikiran ontologi, epistomologi tentang konsepsi tannas sebagai ilmu. Mengembangkan konsep potensi kekuatan nasional dalam ilmu-ilmu sosial/politik pendukung tannas dengan model kuantitatif 5. 6. 3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Konsepsi Geostrategi Indonesia Konsepsi Tannas (geostrategi Indonesia) dipengaruhi:

64

1. Pengalaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pengalaman Negara Sedang Berkembang (NSB) dalam melaksanakan pembangunan nasional, dengan hasil ketidak seimbangan pembangunan fisik dan nonfisik. 3. Perang dingin (pasca PD II) antara Blok Timur (negara sosialis) melawan Blok Barat (negara liberal) dan berkembang Teori Domino yang menyatakan bila salah satu negara masuk/dikuasai oleh blok Timur, maka tetangganya akan bergabung (cepat atau lambat). 4. Tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan pada periode pembangunan lebih kompleks, penuh ketidak pastian dibanding pada masa Perang Kemerdekaan. 5. Tulisan Hans J. Morgenthau (secara tidak langsung) tentang elemen kekuatan bangsa menjadi bahan pengelompokan faktor elemen kekuatan/kehidupan bangsa (gatra) (Morgenthau, 2006: 123-161)

5. 6. 4. Konsepsi Geostrategi Indonesia Konsepsi disusun dengan sistimatika: Astagatra yang terdiri dari trigatra yaitu aspek kekuatan alamiah (geografi, kekayaan alam, kemampuan penduduk) dan pancagatra berupa aspek kekuatan sosial (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan). Dengan kaidah: 1. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yang komprehensif-integral, dalam IPTEK dikenal dengan pemikiran kesisteman. Sedangkan sub sistemnya berupa aspek keku-atan alamiah dan aspek kekuatan sosial. 2. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara (kehidupan nasional) masalah kea-manan dan kesejahteraan ibarat sebagai sebuah koin. Satu sisi merupakan gambaran kesejahteraan, sisi yang lain adalah gambaran keamanan. 3. Tannas merupakan integrasi dari ketahanan masing-masing aspek kehidupan sosial (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan). Oleh karena itu konsepsi tannas meliputi masa damai maupun perang. 5. 6. 5. Hubungan antar Gatra Hubungan antar gatra dalam trigatra dapat disimpulkan: Geografi dipengaruhi: letak, bentuk, iklim dan posisi. Sumber daya alam dipengaruhi geografi, dapat menjadi hambatan

65

maupun nilai tambah bagi penduduk. Penduduk (jumlah dan komposisi) dipengaruhi geografi dan sumber daya alam dan melahirkan konsep wawasan yang dikenal sebagai geopolitik. karenanya pemanfaatan dan penyebaran sumber daya tergantung dari penduduk. Hubungan antar gatra dalam pancagatra saling mempe-ngaruhi. Ideologi akan memengaruhi politik karena ketidak sesuaian pola pikir (ide) antar satu golongan bangsa, pembangunan nasional yang merupakan pelaksanaan geopolitik tidak dapat direalisasi. Sebagai akibatnya proses lain akan tersendat. Oleh karenanya pembangunan setiap gatra diperlukan untuk saling menunjang. Sedangkan hubungan dengan trigatra adalah bahwa trigatra inilah yang harus dibangun sehingga kejayaan negara dan bangsa dapat terwujud. 5. 6. 6. Fungsi Ajaran Geostrategi Indonesia Geostrategi Indonesia berfungsi sebagai: 1. Doktrin Nasional. Pada hakekatnya adalah suatu ajaran (konsensus) bangsa Indonesia dalam mengimplementasikan falsafah Pancasila, UUD-1945, geopolitik Indonesia guna menjamin pola pikir, pola tindak dan cara kerja guna mempersatukan usaha bersama bangsa yang bersifat inter sektoral dan multidisiplin. 2. Pola Dasar Pembangunan. Pada hakekatnya adalah arah pedoman dari setiap Program Kerja (dikenal Repelita, Prolita, Propena) Pemerintah. 3. Sistem Nasional Indonesia. Pada dasarnya adalah pola masyarakat Indonesia dalam mana falsafah Pancasila dan UUD 1945 diterapkan didalamnya. 4. Metoda Pembangunan. Menggunakan metoda Komprehensif integral (utuh dan menyeluruh) berdasarkan astagatra. 5. 6. 7. Perkembangan Konsepsi Geostrategi Globalisasi berdampak negatif pada negara sedang berkembang (NSB). Dalam globalisasi keinginan serba lintas (sosial, budaya, ekonomi dan wilayah) dari negara maju menyebabkan berkembang konsep ketahanan nasional yang berlapis. Konsep geostrategi Indonesia membangun dua elemen utama: trigatra (geografi, sumber daya alam, penduduk), pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam) diterapkan melalui upaya: ketahanan individu, ketahanan keluarga, ketahanan wilayah, ketahanan nasional dan dilanjutkan konsep ketahanan regional: Oleh

66

1. 2. 3. 4.

Ketahanan Individu (ketahanan rohani dan jasmani) yang baik, akan menciptakan kerukunan keluarga, dan akan meningkatkan kerukunan masyarakat. Ketahanan Keluarga harus dibina agar dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan fisik (Soemarno S., 1997: 50 s/d 72). Ketahanan Wilayah, yang merupakan bagian dari negara dan sangat tergantung dari hubungan individu baik dalam komuniti/grup maupun individu di luar komuniti/grup. Ketahanan Regional, dengan pengertian; (a) sekitar negara dengan penekanan wilayah yang homogen atas dasar ciri geostrategis, dan (b) dapat berupa persamaan ras, budaya, sumber daya dan dapat meningkatkan pembentukan kelompok (Persatuan Skandinavia, BENELUX, ASEAN dan lain sebagainya). Oleh karenanya keuletan ketahanan regional sangat tergantung dari semangat kebersamaan dan adaptif sesama anggota, dengan komponen: stabilitas politik, kekuatan ekonomi dan kekuatan militer yang siaga. Dari gambaran tersebut diatas yang seharusnya selalu diingat bahwa program Nation and

Character Building yang telah dilaksanakan sejak tahun 1950an, pada hakikatnya adalah untuk menumbuhkan cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, yakin terhadap ideologi bangsa dan negara Pancasila serta rela berkorban untuk negara dan bangsa. Konsep Ketahanan nasional yang berlapis itu hendaknya kita tumbuhkembangkan melalui proses pendidikan sejak sekolah dasar sampai dengan pendidikan tinggi. 5. 6. 8. Geostrategi Negara Lain. Sebagai negara kepuluan terbesar kita mendapat tan-tangan berupa geopolitiki dan geostrategi negara lain terutama yang berkepentingan dengan laut. Dengan asumsi bahwa negara tetangga (kecil dan maju) cenderung menerapkan teori Ratzel dan Haushoffer. Malaysia berupaya membangun daerah perbatasan lebih baik dan melakukan silent occupation di pulau terpencil. Singapura melakukan reklamasi pantai dan berupaya menjadi pusat perekonomian dan menjadikan negara lain hinterland. Philipina melalui pengaruh sosial, budaya dan ekonomi serta melakukan silent occupation (di p. Miangas berlaku pula mata uang Pesso). Palau melakukan silent occupation. Papua Nugini berupaya melalui pengaruh sosial, budaya dan ekonomi. Australia dengan menggelar proyek Australia Maritime Identification Zone (AMIZ), yang pada hakikatnya memantau apa yang terjadi pada radius 1.000 km dari Darwin. Timor Leste tidak mustahil akan meniru Malaysia (bila telah makmur).

67

5. 6. 9.

Menghadapi Geopolitik dan Geostrategi Negara Lain Menghadapi negara tetangga (ASEAN, non ASEAN): (1) mewaspadai upaya silent

occupation atas pulau-pulau di perbatasan yang belum terbina, (2) adanya AMIZ, kita harus lebih aktif menginventarisasi pulau yang belum bernama, (3) mewaspadai manuver Five Pillars Defence Arrangement (Pakta Pertahanan Inggris-Australia-New Zealand-Malaysia-Singapore), (4) Pemantapan dan pembinaan kekuatan maritim, dan (5) kunjungan Presiden dan Wakil Presiden ke perbatasan sangat perlu. Menghadapi negara yang berkepentingan dengan perikanan: (1) meningkatkan kemampuan nelayan, dari nelayan pantai menjadi nelayan laut (mampu membaca peta dan mampu menggunakan kompas modern), dan (2) pembangunan desa pantai serta memfungsikan nelayan sebagai monitor terhadap pengganggu negara kita yang berupa antara lain pencurian ikan, pencemaran lingkungan, perusakan alat navigasi. Menghadapi negara pemilik armada angkutan laut dan negara adidaya yang ingin tetap berperan dalam era globalisasi, mereka memiliki keterampilan dan modal. Sikap kita hendaknya: (1) tidak mengabulkan permintaan International Maritime Organization (IMO) untuk menambah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), (2). ALKI diinformasikan lebih intensif kepada masyarakat maritim dan diharapkan masyarakat maritim proaktif mengawasi ALKI, (3) perlu kita renungkan dan waspadai bersama bahwa konflik di daerah banyak terjadi di tempat yang dilalui ALKI

68

BAB VI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN 6. 1. Pengantar Kemajuan ilmu dan teknologi membawa berbagai tingkat kehidupan yang semakin tinggi. Namun di balik itu, sebagai ekses banyak menimbulkan kerugian bahkan bencana yang dahsyat. Di dalam penerapan ilmu dan teknologi perlu didasari oleh etika demi kesejahteraan manusia. Kerusakan lingkungan berlanjut sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan manusia sebagai penghuni jagat ini. Permasalahan lingkungan menjadi semakin serius karena dalam kenyataannya, upaya pemanfaatan lingkungan sebagian besar untuk kepentingannya sendiri. Manusia yang semakin besar jumlahnya dan semakin tinggi ke-mampuannya dalam memanfaatkan sumber daya alam, semakin berkurang perhatiannya terhadap kelestarian alam itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mencegah kerusakan lingkungan yang terus berlanjut diperlukan suatu kesepakatan bahwa masalah lingkungan sudah saatnya diangkat oleh semua pihak sebagai masalah moral dan bukan sekadar masalah manajemen ataupun teknologi. Berawal dari hal tersebut, maka semua pihak juga dituntut kembali menengok pada kearifan lokal yang sudah lama berkembang di masyarakat budaya kita. Manusia sejak lahir, bahkan sejak masih ada dalam kandungan, tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan. Begitu lahir, mulailah berhubungan dengan udara dalam proses bernapas. Dalam kehidupan lebih lanjut manusia tidak dapat lepas lagi dari pengaruh lingkungannya. Demikian pula mahluk hidup lainnya yang ada di muka bumi ini. Hubungan mahluk hidup, khususnya manusia, dengan lingkungannya mengundang pemikiran manusia untuk menelaah lebih lanjut. Berkembanglah konsep, azas, pengkajian yang berkenaan dengan hubungan organisme, khususnya manusia, dengan lingkungannya. Dengan demikian terjadilah jalinan hidup yang berlangsung pada satu wadah atau tempat yang membentuk suatu sistem kehidupan (ekosistem). Suatu mahluk, termasuk manusia, pada jaringan

69

kehidupannya memiliki fungsi, peranan dan kedudukan yang saling berkaitan dengan lingkungannya. Jalinan dan jaringan hidup yang demikian uniknya itu, mengandung perhatian untuk mencelaahnya lebih lanjut. Dengan demikian, berkembanglah bidang penelaahan yang disebut ekologi oleh Ernest Haeckel. Dalam konsep ekologi, terdapat dua komponen utama, yaitu mahluk hidup dan lingkungan. Mengingat pentingnya kedudukan lingkungan pada konsep ekologi, kadang-kadang jika orang berbicara tentang ekologi sering diidentikkan dengan pengertian lingkungan. Pendekatan ekologi yang menelaah hubungan antar mahluk hidup yang satu dengan yang lainnya pada suatu ekosistem, dapat diadaptasikan dalam menelaah kehidupan manusia, oleh karena itu, pendekatan ini dapat diterapkan pada ilmuilmu sosial, khususnya pada bidang sosiologi. Orang pertama yang menerapkan konsep ekologi dalam ilmuilmu sosial, khususnya sosiologi, adalah A.W. Hawley (Human Ecology, 1950 ). Dalam konsep ekologi manusia, ditelaah hubungan populasi manusia dengan lingkungannya. James A. Quinn menyatakan bahwa ekologi manusia pada bidang ilmu-ilmu sosial, meliputi geografi manusia yang menelaah hubungan antar kelompok manusia dengan lingkungan alamnya. Pola ruang yang terbentuk akibat adanya interaksi ekologi tersebut. Sementara Barrows menjelaskan bahwa geografi adalah ekologi manusia yang memberikan penjelasan tentang hubungan keberadaan lingkungan alam dengan pesebaran dan aktivitas manusia. Ini berarti bahwa manusia dengan aktivitasnya menyesuaikan diri dengan lingkungan, bukan hanya sekadar lingkungan memengaruhi manusia. Di sini manusia merupakan faktor ekologi yang aktif. Pada konsep ekologi secara umum, lingkungan dibedakan atas lingkungan biotik dan lingkungan abiotik, sedangkan pada konsep ekologi manusia lingkungan dibedakan atas lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Lingkungan biotik, yaitu segala kondisi yang ada di sekitar kita atau mahluk hidup lain yang berpengaruh terhadap kehidupan kita di muka bumi. Manusia termasuk ke dalam lingkungan biotik ini. Hewan, tumbuhan dan mikroorganisme yang berpengaruh pada kehidupan kita termasuk dalam lingkungan ini. Lingkungan abiotik, yaitu segala kondisi yang ada di sekitar mahluk hidup yang bukan berupa organisme hidup. Batuan, tanah, mineral, udara, air, energi matahari yang berpengaruh

70

pada kehidupan kita di muka bumi, di dalam bumi dan di ruang angkasa yang berpengaruh terhadap kehidupan di muka bumi termasuk dalam lingkungan abiotik. Lingkungan alam, yaitu kondisi alamiah baik biotik (hutan alam, tumbuhan, hewan) maupun lingkungan abiotik (tanah, air, udara, mineral) yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan manusia, yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Lingkungan sosial, yaitu manusia, baik secara individu maupun kelompok yang ada di luar diri kita. Keluarga, teman, tetangga, penduduk kampung sampai manusia antar bangsa, merupakan lingkungan sosial yang berpangaruh terhadap perubahan dan perkembangan kehidupan kita. Lingkungan budaya, yaitu segala kondisi, baik yang berupa materi maupun non materi, yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas, kreativitas dan penciptaan yang berpengaruh terhadap kehidupan umat manusia. Lingkungan budaya yang berupa materi meliputi bangunan, senjata, pakaian dan lain-lainnya, sedangkan yang non materi, yaitu tata nilai, norma, pranata, peraturan hukum, sistem politik, sistem ekonomi, sistem pemerintahan, kesediaan dan lain-lain. Dalam kesatuan ekosistem, manusia tidak dapat dipisahkan dari unsur unsur lainnya, kelangsungan hidup manusia tergantung dari kelestarian ekosistem. Manusia harus dapat menjaga keserasian hubungannya dengan lingkungan, sehingga keseimbangan ekosistem tidak terganggu. Apabila manusia sadar, dalam tingkah lakunya, manusia akan selalu menjaga agar keseimbangan sistem ekologi tidak goyah, keharmonisan dan keseimbangan lingkungan terjaga, maka akan terjamin kelangsungan hidup dari semua unsur-unsur lingkungan termasuk manusia. Pemanfaatan sumberdaya alam harus didasarkan atas kebijaksanaan memelihara keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kelestarian lingkungannya, jika mungkin, bahkan harus meningkatkan kualitas lingkungan sehingga dapat dinikmati oleh penghuninya. Manusia bukan hanya berhak memanfaatkan sumberdaya alam tersebut, melainkan berkewajiban juga untuk mengikuti ketentuan yang berlaku, baik yang tertulis dalam bentuk peraturan perundangan atau tidak tertulis dalam aturan adat budaya. 6. 2. Sumberdaya Alam Sumberdaya alam, seperti hutan, perairan dan tambang, adalah Rahmat Tuhan Semesta Alam yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya, bukan saja untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu, sumberdaya alam ini harus dikelola dengan baik dan tepat agar manfaat dan hasilnya dapat diperoleh secara maksimal dan lestari.

71

Kegiatan pembangunan pada umumnya menyangkut pendayagunaan sumberdaya alam. Sumberdaya ini beserta lingkungannya merupakan kesatuan sistem ekologis atau ekosistem yang mempunyai manfaat langsung dan tak langsung bagi manusia. Dalam ekosistem sumberdaya alam ini manusia merupakan konsumen dan berperan aktif dalam proses produksi dan pengelolaan. Pendayagunaan sesuatu sumberdaya alam oleh manusia, dengan eksploitasi, menimbulkan perubahan-perubahan dalam ekosistem sehingga memengaruhi pula sumberdaya lain beserta lingkungannya, yang akibatnya akan dirasakan pula oleh manusia. Perubahan dan gangguan terhadap sumberdaya alam dan lingkungannya sedikit banyak menimbulkan masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup ini ada yang langsung memengaruhi kesejahteraan masyarakat, seperti merusak kesehatan (polusi, keracunan), merusak usaha (erosi dan banjir yang merusak tanaman pertanian), menimbulkan keresahan sosial (pemindahan penduduk karena ada proyek) dan akibat-akibat lain yang merusak kualitas lingkungan hidup, ada pula yang tidak langsung dirasakan, yaitu kerusakan pada ekosistem alam, berupa merosotnya produktivitas dan diversivitas jenis, serta akselerasi proses erosi yang disebabkan oleh eksploitasi. Masalah lingkungan hidup yang pengaruhnya langsung itu, karena tampak jelas dan dapat dirasakan oleh masyarakat, tentu saja lebih banyak mendapat perhatian. Akan tetapi, sesungguhnya masalah yang tidak langsung itu, dalam jangka panjang akan lebih mengkhawatirkan, karena ibarat penyakit yang kronis, simptomnya tidak jelas sampai akhirnya sudah terlambat untuk diobati. Oleh karena itu, masalah lingkungan hidup berupa menurunnya kualitas lingkungan hidup dan menurunnya produktivitas dan diversivitas sumberdaya alam harus mendapat perhatian yang sama. Maka kebijaksanaan pendayagunaan sumberdaya alam dalam program pembangunaan harus bersifat menyeluruh (integral). Pengalaman telah membuktikan bahwa usaha-usaha pengelolaan yang dilakukan secara terpisah oleh masing-masing sektor, tanpa landasan pendekatan interdisiplin atau integrasi, seringkali menyebabkan bentrokan kepentingan antara satu sektor dengan sektor lain, misalnya antara sektor kehutanan dengan sektor pertanian, atau antara sektor kehutanan dengan sektor peternakan. Dengan berlandaskan pendekatan interdisiplin atau integrasi dalam tataguna tanah dan perencanaan wilayah, bentrokan kepentingan dapat dihindarkan. Jelaslah kiranya bahwa untuk mengelola sumberdaya alam dengan sebaik-baiknya diperlukan pemikiran yang luas, metode yang tepat dan organisasi perencanaan, pelaksanaan dan

72

pengawasan yang kuat. Pertimbangan ekonomis dan ekologis harus berimbang, kerena pengelola harus mengusahakan tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan mempertahankan sumberdaya alam dan lingkungan. Untuk mencegah benturan kepentingan antara sektor-sektor yang memanfaatkan sumberdaya alam perlu dicari pendekatan interdisiplin atau pengintegrasian dalam perencanaan pengelolaan, khususnya integrasi dalam tataguna tanah dan perencanaan wilayah. Kegiatan pengelolaan sumberdaya alam itu mencakup inventarisasi, perencanaan, pelaksanaan pengelolaan dan pengawasan. Sumberdaya alam beserta lingkungannya merupakan suatu ekosistem yang kompleks, oleh karena itu diperlukan metode inventarisasi dan perencanaan serta organisasi pelaksanaan dan pengawasan yang bersifat interdisiplin dan terintegrasi, dengan tujuan untuk menyerasikan usahausaha pengelolaan sumberdaya alam. Sumberdaya alam merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Berkurangnya ketersediaan sumberdaya tersebut akan berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. Sumberdaya alam tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup manusia, tetapi juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumberdaya alam yang baik akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dan sebaliknya pengelolaan yang tidak baik akan berdampak buruk bagi umat manusia. Sumberdaya alam merupakan salah satu faktor produksi nasional yang cenderung menurun kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke waktu. Dari sisi kuantitas, jumlah sumberdaya alam cenderung menurun, hal ini terlihat dari isu isu semakin menurunnya cadangan sumberdaya alam akibat adanya eksploitasi untuk pembangunan. Sedangkan dari sisi kualitas juga mengalami penurunan, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya polusi akibat proses produksi maupun konsumsi yang mencemari lingkungan. Pembangunan di satu sisi mempunyai kepentingan untuk meningkatkan produksi nasional, yang cenderung menguras sumberdaya alam dan cenderung merusak lingkungan dengan mencemari alam melalui polusi akibat adanya proses produksi. Sementara di sisi lain, sumberdaya alam mempunyai kepentingan untuk menjaga cadangan sumberdaya alam dan kualitas lingkungan. Pembangunan dalam suatu negara tidak akan dapat berjalan secara berkesinambungan apabila sumberdaya alam mengalami penurunan yang pesat. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan dalam suatu negara perlu upaya yang bersifat mengintegrasikan kepentingan

73

produksi nasional di satu sisi dan kepentingan sumberdaya alam di sisi lain, agar terjadi pembangunan yang berkelanjutan. 6. 2. 1. Konsep Sumberdaya Alam Keberadaan sumberdaya alam melalui proses alamiah, artinya hanya dengan proses alami sumberdaya ini dapat dihasilkan. Sesuatu disebut sebagai sumberdaya bila sesuatu itu berguna bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak semua yang ada di bumi ini disebut sumberdaya, karena manusia belum dapat memanfaatkan seluruhnya yang ada di bumi ini. Ketidakmampuan manusia untuk memanfaatkan seluruh apa yang ada di bumi ini disebabkan karena ketidakmampuan manusia untuk mengolah sumberdaya dan menemukan sumberdaya baru untuk kepentingan hidupnya. Berguna secara langsung berarti manusia tidak perlu melakukan pengolahan atau proses untuk mendapatkan manfaat dari sumberdaya alam tersebut, misalnya air, udara dll, sedangkan berguna secara tidak langsung berarti sumberdaya alam berperan sebagai faktor produksi, dengan kata lain untuk mendapatkan manfaat dari sumberdaya alam tersebut memerlukan proses atau pengolahan. Sumberdaya alam mempunyai sifat dinamis, artinya sesuatu itu saat ini sebagai sumberdaya alam, tetapi pada masa yang akan datang bukan sebagai sumberdaya alam atau sebaliknya tadinya bukan sumberdaya alam, pada saat ini sebagai sumberdaya alam. Faktor-faktor yang memengaruhi kedinamisan sumberdaya alam antara lain teknologi, kelangkaan sumberdaya alam lainnya dan kondisi ekonomi. Teknologi dapat mengubah sesuatu yang tadinya tidak bermanfaat menjadi bermanfaat bagi manusia. Misalnya sinar matahari, pada masa yang lalu hanya bermanfaat untuk menjemur pakaian namun dengan teknologi dapat diubah menjadi pembangkit tenaga listrik. Penggunaan sumberdaya alam dapat bersifat komplementer (saling melengkapi) dan bersifat substitusi (saling mengganti). Faktor kelangkaan akan mendorong seseorang untuk mencari dan menemukan sumberdaya alam alternatif yang sebelumnya belum berfungsi sebagai sumberdaya alam. Misalnya ditemukannya pembangkit listrik tenaga air, uap atau angin. Salah satu faktor penyebabnya adanya isu kelangkaan sumberdaya alam minyak bumi, karena minyak bumi termasuk sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.

74

Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara yang semakin tinggi biasanya semakin banyak menemukan jenis sumberdaya alam baru. Penemuan baru ini disebabkan semakin banyak dana yang tersedia untuk penelitian untuk penemuan sumberdaya alam. Mengingat bahwa sumberdaya alam merupakan ciptaan Allah SWT, maka sumberdaya alam bersifat publik. Artinya, setiap orang berhak untuk mendapatkan manfaat dari sumberdaya alam tersebut, misalnya udara segar, sinar matahari, air, ikan di laut, oleh karena itu perlu diperhatikan jumlah, kualitas, tempat dan waktu. Sumberdaya alam dibutuhkan oleh semua orang, sehingga proses pengeks-ploitasinya harus terencana, sehingga dapat mencegah habisnya sumberdaya alam tersebut. Proses produksi dan cara konsumsi manusia terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi kualitas sumberdaya alam, oleh karena itu setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kualitas sumberdaya alam. Pemanfaatan sumberdaya alam jangan sampai hanya dinikmati oleh sebagian orang saja, sementara orang lain tidak dapat menikmatinya padahal mereka juga mempunyai hak untuk menerima manfaatnya. Tidak hanya generasi sekarang yang mempunyai hak menikmati sumberdaya alam yang ada, tetapi generasi yang akan datang juga mempunyai hak untuk menikmatinya. Artinya, generasi saat ini bukan hanya mempunyai kewajiban untuk mengelola sumberdaya alam ini, tetapi juga mempunyai kewajiban untuk mewariskan sumberdaya alam ini kepada generasi selanjutnya. 6. 2. 2. Sumberdaya Alam sebagai Faktor Produksi Bumi sebagai tempat makhluk hidup, luasnya relatif tetap, sedangkan makhluk hidup, khususnya manusia, jumlahnya terus meningkat. Peningkatan jumlah manusia diikuti dengan peningkatan kebutuhan, baik dalam jumlah maupun jenis, yang harus dapat dipenuhi dan ini berarti dibutuhkan makin banyak sumberdaya alam dan makin banyak pula limbah dari proses produksi maupun proses konsumsi. Peningkatan total produksi menyebabkan peningkatan pula faktor produksi dan sebaliknya. Penambahan jumlah faktor produksi yang terus menerus tidak selalu menambah total produksi, artinya tambahan faktor produksi sampai batas jumlah tertentu tidak akan menambah total produksi, bahkan kalau tambahan faktor produksi terus dilakukan justru akan mengakibatkan penurunan total produksi.

75

Sumberdaya modal (dan teknologi) dan sumberdaya manusia (tenaga kerja) sebagai faktor produksi mempunyai peran yang searah dengan pertumbuhan ekonomi, artinya bertambahnya pertumbuhan ekonomi, diikuti dengan bertambahnya sumberdaya modal (dan teknologi) dan sumberdaya manusia (tenaga kerja). Berbeda dengan sumberdaya alam. Sumberdaya alam mempunyai hubungan yang tidak searah dengan laju pertumbuhan ekonomi, artinya meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi diikuti oleh menurunnya sumberdaya alam. Dengan kondisi yang demikian, banyak anggapan bahwa faktor sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi proses pembangunan ekonomi suatu negara. Negara yang banyak mempunyai sumberdaya alam akan mengalami proses pembangunan yang cepat. Misalnya, suatu negara yang tanahnya subur sangat mungkin memiliki tingkat produktivitas pertanian yang tinggi. Tingginya produktivitas pertanian merupakan modal awal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada tahap perkembangan ekonomi selanjutnya peningkatan produktivitas pertanian akan sangat memengaruhi perkembangan sektor industri dan jasa. Pada umumnya orang beranggapan bahwa kemunduran perekonomian suatu negara atau faktor penghambat proses pembangunan disebabkan karena tidak tersedianya sumberdaya alam di suatu negara. Faktor utama penyebab kemiskinan suatu negara karena tidak cukupnya sumberdaya alam yang dimilikinya. Negara miskin di Afrika, penyebabnya ialah faktor sumberdaya alam, khususnya tanah dan iklim tidak menunjang untuk sektor pertanian. Tingkat produksi total yang terbatas di suatu negara mengakibatkan rendahnya pendapatan dan ini disebabkan terbatasnya sumberdaya alam yang tersedia. Ini berarti alam dapat membatasi kemungkinan usaha manusia untuk hidup dan mencapai keinginannya. Sebenarnya sifat sumberdaya alam sangat unik, dapat juga bersifat searah dengan pembangunan ekonomi, artinya semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi justru akan semakin banyak sumberdaya alam, karena dengan berhasilnya pembangunan ekonomi akan semakin banyak sumberdaya alam yang dapat digali dan selanjutnya akan mendorong pembangunan. Suatu negara yang semula tidak memiliki sumberdaya alam, ternyata pada waktu kemudian karena proses pembangunan ekonomi, diketahui memiliki sumberdaya alam yang tinggi harganya. Misalnya di Papua dengan ditemukannya sumberdaya alam tembaga, di Kalimantan dengan sumberdaya alam hutan.

76

6. 2. 3. Sumberdaya Alam dan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan banyak faktor produksi yang diperlukan untuk proses produksi. Semakin banyak faktor produksi yang diperlukan akan mengurangi tersedianya faktor produksi. Menurunnya persediaan faktor produksi modal atau tenaga kerja, relatif lebih mudah diatasi dibandingkan dengan menurunnya persediaan faktor produksi sumberdaya alam, karena faktor produksi sumberdaya alam harus diambil dari tempat persediaan sumberdaya alam tersebut. Selain itu, proses terbentuknya sumberdaya alam membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tuntutan percepatan pertumbuhan ekonomis, seperti yang terjadi di negara-negara sedang berkembang, menuntut semakin banyak pula sumberdaya alam yang diambil dan semakin sedikit jumlah persediaan sumberdaya alam tersebut. Dengan demikian ada hubungan yang positif antara jumlah dan kualitas sumberdaya alam dengan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan persediaan sumberdaya alam di dalam bumi. Pertumbuhan ekonomi selain mengurangi persediaan sumberdaya alam, mempunyai dampak negatif juga terhadap lingkungan, karena percepatan pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti dengan peningkatan sektor industri. Dengan meningkatnya sektor industri tingkat pencemaran terhadap lingkungan akibat limbah proses produksi juga meningkat. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan bahwa dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang cepat untuk mengejar proses pembangunan, apabila tidak berhati-hati dapat dipastikan terjadi percepatan pengurasan sumberdaya alam suatu negara. menghambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Proses pembangunan ternyata tidak hanya menguras sumberdaya alam, namun juga mempunyai dampak lingkungan, karena untuk mempercepat terjadinya proses pembangunan biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan industri. Proses industrialisasi tidak hanya menciptakan jumlah total produksi yang meningkat akan tetapi juga meningkatkan jumlah polusi dari sisa produksi. muka bumi. Polusi akibat sisa produksi apabila tidak ditangani secara baik akan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan, yang pada saatnya akan mengancam kehidupan di Dengan terjadinya pengurasan sumberdaya alam secara cepat, berarti akan mempercepat habisnya sumberdaya alam yang pada saatnya akan

77

Proses pembangunan yang menyebabkan pencemaran lingkungan semakin meningkat bukan hanya disebabkan oleh faktor proses produksi saja, namun juga disebabkan oleh faktor konsumsi. Hal ini dapat terjadi karena meningkatnya konsumsi masyarakat akibat meningkatnya pendapatan. Meningkatnya pola konsumsi masyarakat pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, karena semakin banyak masyarakat mengkonsumsi barang atau jasa, maka semakin banyak juga sampah yang dihasilkan. Permasalahan sampah saat ini menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan di kota-kota besar. Proses pembangunan ternyata tidak hanya berpengaruh positif bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya namun juga berpengaruh negatif. cadangan sumberdaya alam menipis, dengan Proses industrialisasi menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, disamping itu proses industrialisasi mengakibatkan menipisnya cadangan sumberdaya alam akan mengakibatkan harga barang dan jasa meningkat. Selain itu, menipisnya cadangan sumberdaya alam juga akan mengakibatkan kerugian bagi generasi yang akan datang, karena tidak dapat menikmati manfaatnya. Proses industrialisasi akan menyebabkan pencemaran lingkungan, dengan semakin meningkat-nya pencemaran lingkungan akan mengganggu keseimbangan lingkungan yang pada gilirannya akan mengancam kehidupan manusia. Untuk mencegah dampak negatif proses pembangunan diperlukan program pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. negatifnya. 6. 3. Pengelolaan Sumberdaya Alam Alam menghasilkan sumberdaya yang sangat banyak jenisnya. Penggolongan sumberdaya alam antara lain berdasarkan sifat ketersediannya, kepemilikannya, pengelolaannya dan faktor penyebab terbentuknya. Penggolongan sumberdaya alam selain bertujuan untuk mempermudah mengenalinya, bermanfaat juga untuk tujuan pelestarian sumberdaya alam, serta untuk mengatasi konflik dalam hal pengelolaan dan pemanfaatannya. Penggolongan sumberdaya alam juga bermanfaat untuk perencanaan berkelanjutan. 6. 3. 1. Ketersediaan Sumberdaya Alam 78 pengelolaan sumberdaya alam, terutama berkaitan dengan pembangunan Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang memperlakukan sumberdaya alam dengan melihat hasil positif maupun

Penggolongan sumberdaya alam menurut ketersediaannya, maksudnya adalah bagaimana sumberdaya alam tersebut dapat diperbaharui atau diproduksi oleh alam setelah dieksploitasi. Sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable resources/stock resources), dan sumberdaya alam yang dapat diperbarui (renewable resources/flow resources). Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui atau tidak dapat pulih diartikan sebagai sumberdaya alam yang tersedia dalam jumlah dan kualitas yang tetap pada tempat dan waktu tertentu. Sementaraitu, sumberdaya alam yang dapat diperbarui atau dapat pulih merupakan sumberdaya alam yang selalu berubah jumlahnya. Sumberdaya alam yang tidak dapat pulih, permasalahannya proses pemulihan dari masingmasing sumberdaya alam mengalami waktu yang berbeda. sumberdaya alam terletak pada dimensi waktu. Jadi permasalahan pemulihan Sumberdaya alam yang mengalami proses

pemulihan atau pembuatan secara alami mengalami waktu yang sangat lama, maka sumberdaya alam tersebut digolongkan pada sumberdaya alam yang tidak dapat pulih. Selain diperlukan waktu yang lama untuk memulihkannya, sumberdaya alam jenis ini mempunyai sifat bahwa volume secara fisik yang tersedia tetap dan tidak dapat diperbarui atau diolah kembali melalui tangan manusia. Jenis sumberdaya alam yang tergolong tidak dapat diperbarui antara lain logam, batubara, minyak bumi, dan gas alam. Sumberdaya alam jenis ini tidak dapat diproduksi oleh tangan manusia namun hanya dapat diproduksi melalui proses alami. Oleh karena itu, menggantikan sumberdaya alam yang sudah dieksploitasi membutuhkan waktu yang sangat lama. Meskipun saat ini dengan adanya teknologi namun proses itupun masih juga membutuhkan waktu yang relatif lama karena memerlukan proses penelitian. Sumberdaya alam tidak dapat pulih dapat digolongkan lagi menjadi sumberdaya alam yang tidak dapat didaur ulang dan sumberdaya alam yang dapat didaur ulang. Sumberdaya alam yang tidak dapat didaur ulang mempunyai sifat berubah secara kimiawi melalui proses penggunaan, sehingga sumberdaya alam ini hanya dapat dipakai melalui satu kali proses penggunaan, akibatnya sumberdaya alam ini tidak dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali misalnya batubara, minyak bumi, gas alam. Sementara itu, sumberdaya alam yang dapat didaur ulang bersifat mempunyai umur penggunaan yang lama dan seringkali dapat dipakai ulang, karena sumberdaya alam ini tidak mengalami perubahan secara kimiawi akibat proses penggunaannya. Misalnya logam besi, kertas dan lain-lain.

79

Sumberdaya alam yang dapat pulih mempunyai sifat dapat habis dalam jangka pendek tetapi dapat diganti secara cepat pula melalui proses alami, misalnya pohon-pohon di hutan, persediaan air tanah, udara segar. Walaupun dapat pulih tetapi tidak berarti bahwa sumberdaya alam jenis ini tidak dapat habis atau pasti dapat diperbarui. Dapat atau tidak suatu sumberdaya alam diperbarui tergantung dari tingkat eksploitasi dan pemanfaatannya. Apabila pemanfaatannya melampaui kemampuan teknologi dan alam untuk memproduksi kembali, maka sumberdaya alam jenis ini dapat berkurang bahkan dapat saja habis atau punah. Kasus habisnya sumberdaya alam yang dapat diperbarui, dapat dijumpai pada punahnya hewan atau tumbuhan yang dahulunya ada, oleh karena itu semakin banyak hewan dan tumbuhan yang harus dilindungi. Hal itu menunjukkan bahwa tidak selamanya sumberdaya alam jenis ini dapat secara alamiah diperbarui, sehingga jenis sumberdaya alam ini disebut juga sumberdaya alam yang potensial untuk diperbarui. Sumberdaya alam jenis ini dapat dipertahankan ketersediannya bila proses eksploitasinya atau pemanfaatannya berada pada titik produksi yang berkelanjutan, yaitu pada kondisi dimana sumberdaya alam tersebut dapat dimanfaatkan tanpa mengurangi kemampuannya untuk memproduksi kembali pada suatu wilayah tertentu. Apabila pemanfaatan sumberdaya alam jenis ini melebihi tingkat sustainable (berkelanjutan) tersebut, maka penawaran sumberdaya alam ini akan berkurang atau bahkan dapat habis yang pada saatnya mengakibatkan proses degradasi lingkungan. 6. 3. 2. Kepemilikan Sumberdaya Alam. Menurut kepemilikannya sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sumberdaya alam milik pribadi (private property resources) dan sumberdaya alam milik umum (common property resources). Sumberdaya milik pribadi penguasaannya ada di bawah seseorang atau suatu institusi. Penguasaan sumberdaya alam di tangan seseorang atau suatu institusi, mengakibatkan pengeksploitasiannya relatif lebih rendah dibandingkan sumberdaya alam milik umum, sebab yang boleh mengambil dan memanfaatkan sumberdaya alam ini adalah pemiliknya. Sumberdaya milik umum atau milik bersama hak penguasaan dan pengelolaannya ada pada semua orang. Namun, sumberdaya alam ini akan menjadi milik pribadi apabila sumberdaya alam ini sudah dimiliki atau dikuasai oleh seseorang. Selama sumberdaya alam tersebut belum menjadi hak milik atau dikuasai oleh seseorang maka sumberdaya alam tersebut masih milik umum. Sumberdaya alam milik umum cenderung dieksploitasi secara besar-besaran atau

80

mengalami deplisi. Hal ini terjadi karena pada sumberdaya alam ini ada anggapan bahwa milik umum berarti bukan milik siapa pun dan berarti milik setiap orang. Oleh karena itu sumberdaya alam milik umum memiliki kecenderungan untuk segera habis atau punah, anggapan setiap orang terhadap sumberdaya alam ini adalah apabila seseorang tidak mengambil sumberdaya alam itu, maka orang lain akan mengambilnya. sumberdaya alam ini. 6. 3. 3. Pengelola Sumberdaya Alam. Berdasarkan pengelolaannya sumberdaya alam dapat digolongkan atas yang dikelola oleh pemerintah dan yang dikelola oleh swasta. Dasar pemikiran bahwa pengelola sumberdaya alam harus ada campur tangan pemerintah, karena pemerintah perlu memerhatikan aspek keadilan. Jadi meskipun sumberdaya alam tersebut milik pribadi dapat saja pemerintah yang mengelolanya, artinya tidak semua sumberdaya alam milik pribadi dapat dikelola secara pribadi. Adanya campur tangan pemerintah terhadap pengelolaan sumberdaya alam biasanya berlaku untuk sumberdaya alam publik (public goods), sedangkan untuk barang pribadi (private goods) tetap dikelola oleh pihak swasta. Penggolongan sumberdaya alam menurut pengelolanya tergantung pada sistem kenegaraan di negara yang bersangkutan. Untuk Indonesia pengelola sumberdaya alam diatur dalam UUD 1945 pasal 33. 6. 3. 4. Terbentuknya Sumberdaya Alam Penggolongan ini sangat bersifat subjektif atau masih sangat tergantung kepada sudut pandang seseorang dalam melihat sumberdaya alam ini. Menurut terbentuknya, sumberdaya alam sekunder merupakan sumberdaya alam yang keberadaannya karena sumberdaya primer, artinya sumberdaya alam sekunder tidak akan ada apabila sumberdaya alam primer tidak ada. Keberadaan sumberdaya alam primer memengaruhi kelangsungan sumberdaya alam sekunder. Tersedianya hewan, dapat disebut sebagai sumberdaya alam sekunder, apabila dihubungkan dengan tersedianya produksi tumbuhan. Tanpa ada tumbuhan (sumberdaya alam primer) maka sumberdaya alam hewan akan kehilangan sumber makanan pokoknya, yang pada saatnya akan mengganggu kelangsungan hidupnya. Dapat pula sebaliknya yang terjadi, adanya tumbuhan yang subur tergantung pada adanya hewan yang memasok kotoran sebagai pupuk alami. Akibat dari setiap orang beranggapan seperti itu , maka setiap orang cenderung akan segera mengambilnya dan hal ini jelas akan mempercepat habisnya

81

Tumbuhan dapat pula dianggap sebagai sumberdaya alam sekunder, apabila dihubungkan dengan curah hujan, karena tumbuhan akan terganggu kelangsungan hidupnya tanpa ada curah hujan sebagai sumberdaya alam primer. Sumberdaya alam dapat sebagai sumberdaya alam primer dan dapat sebagai sumberdaya alam sekunder, tergantung kemana mengaitkan sumberdaya alam tersebut. Pada umumnya sumberdaya alam yang tidak dapat pulih dan ketersediaannya tidak dipengaruhi oleh manusia merupakan sumberdaya alam primer. Sementara itu, sumberdaya alam yang dapat pulih dan ketersediaannya sangat dipengaruhi oleh manusia sebagian besar merupakan sumberdaya alam sekunder. 6. 3. 5. Penggunaan Sumberdaya Alam Sumberdaya alam yang berasal dari bumi ini sangat beragam jenis dan kegunaannya. Hubungan antara satu sumberdaya alam dengan sumberdaya alam lainnya ada yang bersifat komplementer (saling melengkapi) dan bersifat substitusi (saling mengganti). Hubungan komplementer dan substitusi dapat dilihat dari sisi penawaran dan permintaan. Penggunaan tanah untuk perkebunan dan sekaligus rekreasi (agrowisata), merupakan contoh penggunaan tanah yang sifatnya komplementer dari sisi penawaran. Hubungan yang sifatnya komplementer dari sisi permintaan juga terjadi, misalnya penggunaan batubara dan bijih besi untuk menghasilkan baja. Hubungan sumberdaya alam yang sifatnya substitusi juga dapat terjadi dari sisi permintaan maupun penawaran. Penggunaan suatu bidang tanah untuk pertanian bersaingan atau dapat diganti untuk penggunaan tanah waduk sebagai sumber air irigasi dan dapat juga digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Keadaan ini merupakan contoh hubungan substitusi dari sisi penawaran, sedangkan contoh dari sisi permintaan, terjadi antara permintaan tenaga hewan dan tenaga mesin traktor yang menggunakan bahan bakar minyak pada sektor pertanian. 6. 4. Penduduk dan Sumberdaya Alam Sumberdaya alam merupakan unsur lingkungan hidup yang mendukung kehidupan manusia. Permasalahan pokok yang dihadapi oleh sumberdaya alam adalah makin menipisnya cadangan persediaan, sedangkan permasalahan pokok yang dihadapi oleh lingkungan adalah semakin menurunnya kualitas lingkungan. Kedua permasalahan pokok tersebut perlu lebih

82

mendapat perhatian karena sumberdaya alam dan lingkungan telah berada dalam keadaan yang kritis. Kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan yang terjadi selama ini sangat terkait erat dengan penduduk, disebabkan faktor kebutuhan akibat pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dan cara pandang penduduk yang kurang menghargai sumberdaya alam dan lingkungan sebagai faktor pendukung kelangsungan hidup mereka. memadai, sehingga beberapa daerah menjadi daerah kritis. 6. 4. 1. Pertumbuhan Penduduk Sebelum abad XVII, jumlah penduduk yang tinggi masih diperlukan, tetapi sejak abad XVIII banyak pandangan yang menentang peningkatan jumlah penduduk yang besar. Pemikiran yang menentang peningkatan jumlah penduduk yang besar antara, lain Robert Malthus (17661834), Malthus mengatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk tidak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian. Pendapat Malthus ini didasari oleh gagasan bahwa manusia selalu memerlukan sandang dan pangan untuk hidupnya dan naluri seksual manusia selalu ada dan sifatnya tidak berubah. Cepatnya pertumbuhan penduduk direspons oleh negara maju dengan program keluarga kecil dalam masyarakat untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, sedangkan di negara sedang berkembang pertumbuhan penduduknya masih pesat. Semakin banyak jumlah penduduk akan semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dari alam. Apabila pertumbuhan penduduk jauh melebihi pertumbuhan persediaan sumberdaya alam, maka terjadi pengurasan sumberdaya alam secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yang suatu saat akan mengakibatkan habisnya sumberdaya alam. konsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi akan mengakibatkan semakin tingginya pencemaran lingkungan akibat proses produksi maupun Kerusakan sumberdaya alam juga merupakan akibat dari pengaturan penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan yang belum

6. 4. 2. Faktor Budaya Penduduk

83

Faktor budaya atau pola hidup manusia akan memberikan permasalahan pandang terhadap sumberdaya alam.

terhadap

tersedianya sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan melalui aspek pola konsumsi dan cara Dalam perkembangan kebudayaan manusia menunjukkan bahwa kebutuhan manusia cenderung mengalami penambahan seiring dengan perkembangan budaya, kebutuhan manusia tidak sekadar memenuhi kebutuhan hidup secara hayati atau memenuhi kebutuhan untuk hidup (makan, minum, tempat tinggal atau disebut kebutuhan primer). Selain kebutuhan untuk hidup (kebutuhan primer), manusia juga butuh kebutuhan sekunder (pakaian, kendaraan, pendidikan dll) dan kebutuhan tersier (kebebasan menentukan pilihan, kebutuhan untuk dihargai dll). Dengan kebutuhan tersier ini manusia dapat mengubah pola hidupnya, termasuk pola konsumsinya. Misalnya manusia tidak sekadar makan untuk keperluan secara hayati, melainkan dengan suatu pilihan menurut seleranya yang senantiasa berubah dan meningkat. Meningkatnya pola konsumsi masyarakat seiring dengan perkembangan budaya, sementara itu sumberdaya alam yang tersedia terbatas, akan mendorong tingginya harga sumberdaya alam dan pengurasan sumberdaya alam demi kebutuhan dan keuntungan. Perubahan pola komsumsi akan meningkatkan polusi yang berakibat pada pencemaran lingkungan, dengan demikian pola konsumsi atau pola kebutuhan yang senantiasa berubah dan meningkat secara tidak langsung akan menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Perkembangan peradaban dan budaya manusia, berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan primer, sekunder dan tertier, yang harus dipenuhi. Akibatnya rasio sumberdaya alam akan semakin kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan manusia, sehingga mengakibatkan kualitas hidup manusia semakin menurun, karena alam semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang semakin besar. Untuk mengatasi masalah menurunnya kualitas hidup manusia dilakukan dengan cara menekan pertumbuhan populasi, mengendalikan tingkat konsumsi pada batas yang tidak berlebihan, terutama pada barang barang yang merupakan kebutuhan pokok, yang hanya untuk kemewahan dan kehormatan. Kedua upaya tersebut akan berdampak pada mengecilnya populasi manusia dan kebutuhannya (primer, sekunder dan tertier). 6. 4. 3. Kaitan antara Penduduk dengan Sumberdaya Alam. Sumberdaya alam agar dapat diproduksi harus dikombinasikan dengan modal, tenaga kerja dan teknologi. Setelah sumberdaya alam, modal, tenaga kerja dan teknologi (faktor produksi)

84

dikombinasikan maka proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Semakin banyak barang dan jasa yang diproduksi akan semakin tinggi derajat kesejahteraan manusia. Akan tetapi, di sisi yang lain, peningkatan kegiatan produksi akan menghasilkan polusi yang makin banyak, yang pada saatnya akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang berdampak negatif terhadap manusia. Apabila permintaan barang dan jasa meningkat maka proses produksi juga akan semakin meningkat. Permintaan barang dan jasa akan meningkat jikaa ada peningkatan daya beli dan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Penduduk dapat meningkatkan daya beli karena mengalami peningkatan pendapatan melalui kesempatan kerja yang ditawarkan oleh adanya peningkatan proses produksi (industrialisasi). 6. 5. Kelangkaan Sumberdaya Alam Isu kelangkaan sumberdaya alam mulai sering terdengar setelah terjadinya proses industrialisasi. Ada dua pemikiran terhadap isu kelangkaan tersebut, yaitu kelompok pesimis dan kelompok optimis. Dari pemikiran yang bertolak belakang tersebut perlu adanya pengukuran kelangkaan sumberdaya alam, yaitu pengukuran secara fisik dan pengukuran secara ekonomi. 6. 5. 1. Meningkatnya Permintaan Kelangkaan sumberdaya alam yang terjadi saat ini, antara lain disebabkan semakin meningkatnya kebutuhan manusia, sementara alam mempunyai keterbatasan dalam menyediakan sumberdaya alam tersebut. Diperkirakan setelah abad 20, persediaan sumberdaya alam gas alam hanya cukup 38 tahun lagi, minyak bumi 30 tahun lagi, timah 11 tahun lagi, batubara 2300 tahun lagi, besi 240 tahun lagi, nikel 150 tahun lagi. Prediksi tersebut atas dasar laju tingkat kebutuhan sumberdaya alam sebelumnya dan kemampuan alam menyediakan sumberdaya alam. Selain disebabkan oleh semakin tingginya konsumsi atau kebutuhan meningkatnya permintaan akan sumberdaya alam juga disebabkan oleh mekanisme pasar. Peran yang diberikan pada mekanisme pasar dalam menentukan bagaimana sumberdaya alam dikelola, telah menciptakan dorongan untuk mengeksploitasi sumberdaya alam. Mekanisme pasar akan menciptakan harga tinggi untuk sumberdaya alam langka yang pada saatnya akan mendorong seseorang untuk mengeksploitasi sumberdaya alam tersebut karena tergiur dengan harga yang tinggi.

85

6. 5. 2. Rusaknya Lingkungan Lingkungan merupakan daya dukung alam dalam proses pembuatan sumberdaya. Dengan demikian rusaknya lingkungan akan menjadi faktor penghambat terhadap proses tersedianya sumberdaya alam yang pada saatnya akan berpengaruh juga terhadap kelangkaan sumberdaya alam. Isu tentang kelangkaan sumberdaya alam akibat rusaknya lingkungan biasanya lebih banyak terjadi pada sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti sumberdaya air, ikan, hutan dan lain-lain. Semakin rendah persediaan sumberdaya alam tersebut disebabkan oleh semakin rendahnya kualitas lingkungan akibat dari meningkatnya pencemaran atau limbah, baik dari industri maupun rumah tangga. Selain itu, memburuknya lingkungan juga sebagai akibat dari kemiskinan yang berkelanjutan dan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan. 6. 5. 3. Sosial dan Budaya Beberapa isu sosial budaya masyarakat yang menyebabkan terjadinya kelangkaan sumberdaya alam, antara lain ; 1. Pengalaman menunjukkan bahwa ada pergeseran penggunaan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui ke sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, misalnya batubara menggantikan arang kayu setelah persediaannya menjadi sedikit dan harganya naik. Tenaga ternak digantikan oleh mesin yang menggunakan bahan bakar minyak, pada sektor pertanian. 2. Pandangan masyarakat terhadap sumberdaya alam yang tidak bijaksana atau hanya berpikir untuk kepentingan sesaat telah menciptakan eksploitasi yang terlalu tamak terhadap sumberdaya alam. 3. Pengetahuan masyarakat yang masih kurang menghargai sumberdaya alam dan lingkungan. 6. 5. 4. Pandangan terhadap Sumberdaya Alam Tidak semua orang merasa pesimis terhadap kelangkaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dualisme pendapat tersebut, yang pertama adalah kelompok yang merasa pesimis mengenai tersedianya sumberdaya alam dan kelompok kedua adalah kelompok optimis terhadap tersedianya sumberdaya alam. Kelompok pesimis pada intinya mempunyai kekhawatiran akan adanya kelangkaan sumberdaya alam yang semakin dirasakan mengingat bahwa :

86

1. Tidak seimbangnya pertumbuhan sumberdaya alam dibandingkan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap sumberdaya alam. 2. Makin meningkatnya harga barang dan jasa akibat dari biaya produksi yang dise-babkan oleh semakin meningkatnya biaya pengambilan dan pengolahan sumberdaya alam. 3. Batas persediaan sumberdaya alam akan segera tercapai, yang berarti tercapainya pula batas pertumbuhan ekonomi, sehingga manusia harus membatasi kegiatannya sesuai dengan batasan alamiah. Walaupun kelompok ini pesimis terhadap pertumbuhan ekonomi akibat dari kelangkaan sumberdaya alam, tetapi tidak berarti putus asa bahkan menyarankan untuk mencari jalan keluarnya. Kelompok optimis terhadap tersedianya sumberdaya alam selain didasari oleh bukti empiris juga didukung oleh kemajuan teknologi yang mampu mencegah dan mengatasi kelangkaan sumberdaya alam. Menurut kelompok ini kemajuan teknologi tidak akan menguras sumberdaya alam, justru akan mengurangi pengurasan sumberdaya alam, dengan alasan : 1. 2. 3. 4. Kemajuan teknologi cenderung menemukan cara-cara produksi baru yang dapat Kemajuan teknologi dapat memungkinkan sumberdaya alam digunakan berulang kali, Kemajuan teknologi akan mempermudah ditemukannya sumberdaya alam baru, sehingga Kemajuan teknologi dapat menciptakan sumberdaya alam pengganti untuk sumberdaya menghemat penggunaan sumberdaya alam sebagai input dalam proses produksi. lewat proses daur ulang. meningkatkan persediaan sumberdaya alam. alam yang sudah menipis persediaannya, sehingga dimungkinkan adaya konservasi sumberdaya alam yang sudah mulai langka tersebut. Kelompok ini menyarankan agar sumberdaya alam diusahakan penggunaanya dengan cara yang lebih efisien, yaitu dengan tingkat produksi tertentu digunakan sumberdaya alam yang minimal dan tingkat pencemaran yang seminimal mungkin. 6. 5. 5. Mengukur kelangkaan sumberdaya alam Dualisme pemikiran tentang kelangkaan sumberdaya alam mendorong perlunya pengukuran terhadap persediaan sumberdaya alam. Hal ini diperlukan untuk perencanaan pada masa yang akan datang. Menentukan jumlah dalam arti volume sumberdaya alam bukanlah hal

87

yang mudah, mengingat bahwa terlalu banyak alat ukur yang digunakan dan perbedaan konsep langka yang dipakai oleh masing-masing alat ukur tersebut. Kelangkaan dapat diartikan sebagai suatu keterbatasan persediaan sumberdaya alam pada suatu tempat. Konsep yang lain, kelangkaan terjadi bila suatu sumberdaya alam hanya terkonsentrasi di suatu tempat dan karena proses distribusi tidak normal maka tempat lain yang membutuhkan sumberdaya alam tersebut mengalami kelangkaan. Kelangkaan dapat juga terjadi karena suatu sumberdaya alam dimanfaatkan terus menerus dari waktu ke waktu, sehingga persediannya berkurang atau habis. Ada dua kriteria untuk menentukan sumberdaya alam, yaitu pengukuran secara fisik dan pengukuran secara ekonomi. Pengukuran secara fisik seringkali dikatakan sebagai kelangkaan absolut, dan kelangkaan mulai terjadi saat permintaan (demand) terhadap suatu sumberdaya alam melebihi penawaran ( supply), sehingga pada suatu saat akan menguras sumberdaya alam tersebut. Habisnya sumberdaya alam ini dapat menentukan batas kegiatan ekonomi, bila sumberdaya alam tersebut esensial bagi kegiatan perekonomian, seperti minyak bumi, batubara,dll. Mengacu pada konsep langka secara fisik berarti harus tahu secara pasti berapa cadangan atau persediaan sumberdaya alam tersebut. Kelangkaan secara fisik masih belum dapat diketahui secara pasti, mengingat sumberdaya alam yang tersedia belum diketahui secara pasti. Oleh sebab itu untuk mengukur kelangkaan sumberdaya alam digunakan pendekatan lain, yaitu pendekatan ekonomi. Pengukuran secara ekonomi indikatornya antara lain harga sumberdaya alam, biaya penemuan sumberdaya alam dan nilai kelangkaan marginal. Semakin banyak jumlah barang yang diminta akan menyebabkan terjadinya peningkatan harga. Selain permintaan, tingginya harga dipengaruhi oleh persediaan (stock), tidak adanya sumberdaya substitusi dan ketergantungan yang sulit dihilangkan. Dengan demikian harga sumberdaya alam menggambarkan tingkat kelangkaan sumberdaya alam secara ekonomi. Biaya penemuan sumberdaya alam meliputi biaya penelitian, biaya pencarian melalui teknologi dll. Biaya penemuan sumberdaya alam menggambarkan bahwa semakin besar biaya penemuan per unit sumberdaya alam, menunjukkan bahwa sumberdaya alam tersebut semakin langka. Biaya dan harga lebih tepat digunakan sebagai alat ukur untuk melihat pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sumberdaya alam. Nilai kelangkaan marginal merupakan

88

harga bayangan satu satuan barang sumberdaya alam yang tersedia. Nilai kelangkaan marginal dipengaruhi oleh waktu dan besarnya tingkat bunga yang diperhitungkan. Nilai kelangkaan marginal dapat juga dipandang sebagai pembayaran yang bertambah dari pemilik sumberdaya alam ketika biaya pemakaiannya bertambah. Semakin berkurangnya sumberdaya alam sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan asalkan ada kemudahan untuk menggantikan sumberdaya alam yang langka tersebut dengan sumberdaya alam lain yang jumlahnya masih banyak. Jadi, sumberdaya alam tersebut tidak langka selama mudah dalam mencarikan penggantinya. 6. 6. Pengelolaan Sumberdaya Alam yang Bertanggung Jawab

6. 6. 1. Isu Kerusakan Lingkungan Global Sumberdaya alam mempunyai dimensi ruang dan waktu. Dampak kelangkaan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan tidak hanya dirasakan oleh orang di tempat tertentu dan pada saat itu saja. Kelangkaan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan akan dirasakan oleh banyak orang dan bersifat global. Bahkan tidak hanya itu, kelangkaan sumberdaya alam dan kerusakan lingkungan dapat dirasakan pada waktu yang akan datang atau generasi mendatang. Oleh sebab itu, pengelolaan sumberdaya alam harus secara hati-hati dan bertanggung jawab agar tidak memberikan dampak pada orang lain, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Pertumbuhan sektor industri yang semakin pesat merupakan pendorong bagi pembangunan ekonomi. Namun sektor industri menyebabkan eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan dan tingginya pencemaran lingkungan. Hal itu menyebabkan merosotnya kualitas lingkungan. Pesatnya pertumbuhan industri telah mendorong berbagai teknologi yang mengeksploitasi sumberdaya alam secara kurang bertanggung jawab, serta memacu konsumsi yang berlebihan, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Faktor utama yang mengakibatkan kemerosotan kualitas lingkungan secara global adalah teknologi yang mencemari lingkungan. Teknologi ini biasanya digunakan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dalam mengeksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan dan limbah yang dihasilkan mencemari lingkungan. Menurunnya kualitas lingkungan secara global berdampak tidak hanya kepada suatu proyek atau orang yang melakukan kegiatan yang merusak lingkungan, tetapi juga kepada

89

masyarakat umum. Contoh kasus rusaknya lingkungan yang dampaknya dirasakan secara global, antara lain pemanasan global, lubang ozon dan hujan asam. 6. 6. 2. Konsep Pengelolaan Sumberdaya Alam yang Bertanggung Jawab Isu-isu mengenai dampak lingkungan secara global menunjukkan bahwa proses pembangunan yang dilakukan selama ini kurang memerhatikan aspek lingkungan. Proses pembangunan yang cenderung mengejar pertumbuhan ekonomi cenderung egoistik, sehingga tidak memperhatikan kepentingan orang lain dan berorientasi jangka pendek. Akibat pembangunan yang seperti itu akan berdampak terhadap rusaknya lingkungan dan kelangkaan sumberdaya alam. Dampak tersebut tidak hanya merugikan masyarakat secara umum pada saat ini, tetapi juga akan merugikan generasi yang akan datang. Oleh sebab itu diperlukan suatu pedoman bagi pengelolaan sumberdaya alam. Pedoman tersebut diharapkan mampu mengarahkan setiap mengambil keputusan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan sumberdaya alam yang rasional dan bertanggung jawab. Pengelolaan sumberdaya alam yang bertanggung jawab dapat diartikan proses pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dengan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang. Selain itu, dalam proses pengambilan sampai dengan pengelolaannya tidak menimbulkan biaya atau kerugian yang harus ditanggung oleh orang lain, baik saat ini maupun masa yang akan datang. Kebijakan sumberdaya alam yang bertanggung jawab terhadap generasi saat ini maupun generasi yang akan datang terdiri dari satu himpunan peraturan serta tindakan yang berhubungan dengan penggunaan sumberdaya alam untuk membuat perekonomian bekerja secara efisien serta dapat bertahan dalam waktu yang tidak terbatas, tidak menurunkan pola konsumsi, tanpa tidak dipulihkannya lingkungan fisik yang rusak maupun tanpa menimbulkan resiko yang besar bagi generasi yang akan datang, tetapi justru akan membuat generasi yang akan datang lebih sejahtera. Meningkatnya masalah lingkungan dapat diatasi dengan cara melengkapi kemampuan teknologi dengan kearifan. Pelaksanaan pembangunan perlu melengkapi diri dengan etika, yang merupakan petunjuk bagaimana manusia harus menempuh kehidupan, berperilaku, dan bertanggung jawab. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kearifan manusia terhadap lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi dan pembangunan dapat dijabarkan menurut tiga bentuk, yaitu etika lingkungan, etika ilmu pengetahuan dan teknologi, etika pembangunan.

90

Dengan etika lingkungan tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kepentingan lingkungan hidup kita. Bahkan mungkin perlu diperjuangkan makna azasi kehidupan atau makna azasi lingkungan hidup, dimana hak azasi manusia adalah bagian dari kedua makna azasi yang terdahulu. Etika lingkungan diuraikan lebih lanjut pada 6.13. Dalam upaya meningkatkan kemampuan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam yang bertanggung jawab, diperlukan landasan yang kuat dari etika terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Etika ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi ;
1.

Kejujuran dan objektivitas. berbagai lapisan masyarakat.

2. Pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu lebih memerhatikan kepentingan 3. Penyelesaian masalah dan dampak lingkungan dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Dengan demikian diharapkan tidak menggunakan teknologi yang tidak disertai kemampuan untuk mengatasi masalah lingkungan yang ditimbulkannya. Manusia sebagai pelaku pembangunan perlu mengetahui etika pembangunan. Etika pembangunan meliputi: 1. Pembangunan merupakan ibadah kepada Allah SWT, sehingga perkembangan sikap dan perilaku pembangunan harus bersumber pada pengabdian diri kepada Allah SWT. 2. Pembangunan mencakup kegiatan mengejar kemajuan lahiriah (sandang, pangan dll) dan kepuasan batiniah (pendidikan, keadilan, kebebasan dll), kemajuan spiritual dan material dalam keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara keduanya. 3. Pembangunan tertuju pada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang memuat ciri-ciri keselarasan hubungan antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan masyarakat melalui peningkatan solidaritas sosial diantara sesama manusia, solidaritas alam dengan lingkungan hidup alam kita, serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan adanya kearifan manusia yang mampu mengintegrasikan etika lingkungan, etika ilmu pengetahuan dan teknologi dan etika pembangunan akan membuat pembangunan ekonomi yang mampu memanfaatkan sumberdaya alam secara bertanggung jawab. Dengan demikian

91

pembangunan yang terjadi tidak merugikan umat manusia, alam dan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

6. 7. Lingkungan Hidup 6. 7. 1. Ekosistem dan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup alam atau ekosistem terdiri atas lingkungan hidup fisik dan lingkungan hidup hayati. Dalam pengertian, lingkungan hidup alami ini juga terdapat manusia sebagai bagian dari lingkungan hidup hayati. Pengertian lingkungan hidup menurut Soemarwoto adalah sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup secara bersama-sama dengan benda hidup dan tak hidup lainnya yang ada di dalamnya. Atau dengan kata lain lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan ditinjau dari segi jenis, dapat dibedakan menjadi tiga yakni : 1. Lingkungan fisik (physical environment), yaitu : segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang berwujud benda tak hidup. 2. Lingkungan biologi (biological environment), yaitu : segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang berwujud makhluk hidup. 3. Lingkungan sosial (social environment), yaitu : manusia di sekitar kita. Manusia merupakan penentu dalam pengelolaan lingkungan, karena faktor-faktor yang lain sangat tergantung pada faktor manusianya, dengan kepeduliannya manusia mampu menyelamatkan alam. Berkembangnya manusia pada dominasi dalam ekosistem disertai dengan kemampuannya untuk mengubah lingkungan. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan adalah ciri hubungan antara berbagai unsur lingkungan hidup dalam kerangka sistem hubungan yang terbentuk secara alamiah. Sistem hubungan inilah yang disebut sistem ekologi, atau lebih dikenal dengan ekosistem. Ekosistem sebenarnya merupakan konsep dasar dalam ekologi yang menunjukkan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungan tempat mereka hidup. Namun sebagai tatanan, ekosistem tidak lain adalah interaksi yang teratur dan terpola di antara berbagai

92

unsur lingkungan hidup yang terkait secara alamiah. Keteraturan interaksi inilah yang menciptakan kondisi seimbang pada suatu ekosistem. Pada dasarnya konsep ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi yang terdiri atas komponen biotik atau hayati dan komponen abiotik atau non hayati. Menurut Resosoedarmo, apabila ekosistem dilihat dari penyusunnya maka dapat dibedakan menjadi : 1. Bahan tak hidup (abiotik), yaitu komponen fisik dan kimia serta merupakan medium untuk berlangsungnya kehidupan. 2. Produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya tumbuhan klorofil, yang mensintesis makanan dari bahan organik yang sederhana. 3. Konsumen, yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan dan manusia yang memakan organisme lain. 4. Pengurai, perombak atau dekomposer, yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Konsep ekosistem, dengan demikian, tidak menempatkan unsur-unsur lingkungan hidup secara parsial, melainkan secara holistik, yakni menempatkan semua unsurnya dalam hubungan saling mendukung sekaligus saling bergantung. Di seluruh bumi kita, hubungan demikian muncul dalam bentuk gejala alam yang unik yang dikenal dengan daur makanan dan daur biogeokimia. Daur makanan atau yang lebih dikenal dengan rantai makanan adalah rangkaian proses makan-memakan oleh makhluk hidup yang satu terhadap yang lain, baik di kalangan spesies yang sama maupun pada spesies yang berbeda. Daur makanan ini merupakan syarat mutlak bagi keseimbangan ekosistem, karena sepanjang daur makanan itulah berlangsung perpindahan materi dan aliran energi. Tanpa aliran energi ini, segala bentuk kehidupan di biosfer akan terhenti. Setiap mata rantai makanan, tidak boleh kehilangan perannya baik sebagai mangsa maupun pemangsa. Setiap organisme pada dasarnya memainkan peran ganda seperti itu sesuai dengan perilaku dan tabiat alamiah masing-masing. Dilihat dari proses peredaran unsur-unsur kimia yang tersimpan di dalam air, tanah, atau udara dan yang tersimpan di dalam tubuh tumbuhan, hewan, atau manusia, maka daur makanan merupakan sebagian dari rangkaian perjalanan unsur-unsur kimia tersebut. Sebagian yang lain berlangsung di alam, melalui air, tanah, dan udara. Perjalanan unsur-unsur kimia melalui makhluk hidup sebagai komponen biologis inilah yang disebut daur biogeokimia.

93

Kini menjadi jelas bahwa komposisi kumpulan organisme yang hidup di suatu lingkungan hidup tidaklah tercipta secara kebetulan. Keberadaan mereka merupakan hasil akhir dari interaksi alamiah diantara sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan benda-benda, keadaan, serta energi di sekitar mereka. Interaksi ini berlangsung secara terus menerus dalam suasana harmonis, sehingga tercipta ekosistem yang relatif seimbang. Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Keseimbangan itu diatur oleh berbagai faktor yang sangat rumit. Dalam mekanisme keseimbangan ini, termasuk mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan-bahan, pelepasan hara makanan, pertumbuhan organisme dan produksi, serta dekomposisi bahan-bahan organik. Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap perubahan, tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis, dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia. Sebagai contoh, sebuah sungai yang dikotori oleh pembuangan sampah yang tidak terlalu banyak, sungai dapat menjernihkan dirinya sendiri secara alami. Akan tetapi, jika sampah yang masuk itu terlalu banyak, apalagi jikaa mengandung zat-zat racun, maka batas homeostatis alami sungai itu akan terlampaui sehingga sungai akan rusak secara permanen. 6. 7. 2 Manusia dan Lingkungan Hidup Berbagai kerusakan lingkungan terjadi di bumi kita, dapat disebut diantaranya menipisnya lapisan ozon, pemanasan global, pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah, dan sebagainya. Kerusakan ini muncul akibat aktivitas manusia seperti pembangunan industri, perumahan, jalan, dan pelbagai pembangunan fisik lainnya. Dapat dikatakan bahwa kegiatan itu pada satu sisi menguntungkan sebagian orang tetapi pada sisi yang lain merugikan banyak orang terutama mereka yang terkena dampak. Makin besarnya jumlah populasi manusia, makin meningkat pula kebutuhannya. Ditinjau dari segi kebutuhan, manusia tidak lagi merasa cukup dipenuhi dengan kebutuhan primer, karena muncul kebutuhan baru seperti kenikmatan, keindahan, kebanggaan dan prestise. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks itu, manusia mengubah orientasi dan cara dalam mendayagunakan alam. Dengan daya nalarnya, manusia mendayagunakan teknologi untuk menundukkan alam, dengan alasan demi peningkatan kesejahteraan umat manusia.

94

Seiring dengan proses pembangunan yang mengupayakan pertumbuhan ekonomi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan, secara sadar dan tidak sadar dapat menimbulkan dampak yang tidak terduga terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Akibatnya terjadi pencemaran dan kemerosotan kualitas sumberdaya alam serta kesenjangan sosial dalam peran serta dan perolehan manfaat pembangunan yang tidak merata dirasakan semua pihak. Sumberdaya alam yang semestinya diperlakukan sebagai teman sejawat dalam mempertahankan fungsi ekosistem, justru diperlakukan sebagai musuh. Gejala ini nampak dalam bentuk penaklukan alam berupa penggunaan teknologi dalam skala yang makin besar dan makin tak terkendali. Manusia tidak lagi menjadi pendukung, melainkan justru menjadi perusak ekosistem. Ironisnya, kebanyakan orang bersedia memandangnya sebagai bagian dari kegiatan pembangunan. Oleh karena itu muncul paradigma atau arah baru dari pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh rakyat melalui perubahan-perubahan yang didukung segenap unsur pelaku dan sumberdaya yang diperlukan. Dalam hubungan inilah berkembang gagasan tentang pembangunan yang berkelanjutan. 6. 7. 3 Manusia dan Lingkungan Alam Hubungan manusia dengan lingkungan alam menimbulkan beberapa faham yang menjadi ciri pandang ilmiah pada masa tertentu. Sesuai dengan perkembangannya, telah terjadi perbedaan faham tentang kedudukan serta peran manusia terhadap lingkungan alamnya. Frederich Ratzel (1844-1904) mengemukakan faham bahwa manusia dengan kehidupannya sangat bergantung pada kondisi lingkungan alam. Faham ini diilhami oleh teori Darwin (18091882) tentang perkembangan mahluk hidup, yang dikenal dengan teori evolusi. Darwin mengemukakan bahwa mahluk hidup pada perkembangannya mengalami perjuangan hidup dan seleksi alam dan yang terkuat akan bertahan hidup. Dalam proses tersebut faktor lingkungan alam sangat menentukan. Proses tersebut tidak terkecuali bagi kehidupan manusia. Di sinilah kelihatan faham dan pandangan determinisme lingkungan alam (physical determinism). Tokoh lain yang berfaham determinisme adalah Elsworth Huntington (1876- 1947) menyatakan bahwa faktor iklim sangat menentukan perkembangan kebudayaan manusia. Iklim di muka bumi ini beragam, akibatnya kebudayaan manusia juga beragam. Pandangan ini dapat disebut sebagai determinisme iklim (climate determinism).

95

Perkembangan selanjutnya, Ellen Churchill Semple (1863-1932) menyatakan bahwa lingkungan alam tidak lagi merupakan faktor yang menentukan, melainkan sebagai faktor yang dimanfaatkan manusia sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan yang dapat ditempuh manusia. Manusia dengan kemampuan budayanya dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemungkinan yang diberikan oleh lingkungan alamnya. Peranan dan kedudukan manusia terhadap lingkungan alam ini telah dipandang aktif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Tokoh lain yang berfaham posibilisme adalah Paul Vidal de la Blache (1845-1919) menyatakan bahwa faktor yang menentukan bukanlah lingkungan lam melainkan proses produksi yang dipilih manusia yang berasal dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah dan iklim di suatu tempat. Faham yang dianut oleh Semple dan Blache disebut faham posibilisme. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dasar pendorong pemanfaatan sumberdaya alam bagi kesejahteraan manusia. Hasil penerapan teknologi bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan manusia, menimbulkan faham manusia mampu menguasai lingkungan alam bagi kepentingan hidupnya. Manusia dengan teknologinya dapat mengatasi segala hambatan yang datang dari lingkungan alam. Faham ini melepaskan diri dari determinisme alam tetapi justru menjadi determinisme teknologi. Penganut faham ini sangat optimis terhadap kemampuan teknologi dan menjadi bergantung pada teknologi. Adanya faham-faham tersebut, menuntut kita menentukan sikap yang bertanggung jawab atas kelestarian hidup manusia dan lingkungannya. 6. 7. 3. 1 Manusia Bagian dari Alam Manusia dan alam semesta ini adalah ciptaan Allah SWT. Bumi dan kekayaan yang ada di dalamnya serta mahluk yang ada di atasnya, merupakan titik di alam semesta yang belum kita ketahui ukurannya secara tepat. Apalagi kita manusia sebagai penghuni planet bumi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah dapat mengungkapkan rahasia alam semesta ini. Tetapi seberapa jauhkah rahasia alam semesta yang telah terungkap? Mengingat alam semesta demikian luasnya. Oleh karena itu, kita perlu mawas diri bila kita mengatakan kita telah mampu menguasai alam semesta ini. Hanya Allah SWT yang berhak disebut sebagai penguasa alam. Ilmu pengetahuan dan teknologi manusia telah dapat menjelajah ruang angkasa, manusia telah dapat memanfaatkan tenaga nuklir bagi kesejahteraan manusia. Tetapi tidaklah terduga bahwa pesawat ulak-alik ruang angkasa meledak dihadapan para penyaksinya, padahal secara

96

ilmiah telah diperhitungkan dengan cermat, tetapi ada yang tidak dapat diperhitungkan oleh manusia, yaitu ada kekuatan lain Penguasa Alam Semesta ini. Jelas terlihat ada keterbatasan kemampuan manusia. Manusia merupakan sebutir debu di tengah alam semesta yang luas dan belum kita ketahui secara pasti ukurannya. Manusia jelas tidak mampu menguasai alam semesta ini, kemampuan manusia hanyalah memanfaatkan dan mengelola dengan penuh tanggung jawab lingkungan alam ini. 6. 7. 3. 2. Perkembangan Populasi Manusia Dalam perkembangan bumi, manusia muncul sebagai mahluk hidup yang paling akhir. Perkembangan dan persebaran manusia di muka bumi selain dipengaruhi oleh lingkungan alam juga dipengaruhi oleh faktor manusianya. Khususnya perkembangan dan pertumbuhan ini dipengaruhi oleh kemampuan budaya manusia sendiri. Perkembangan perbedaan umat manusia yang berpengaruh terhadap perkembangan penduduk di muka bumi ini dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu : (1) zaman ketika umat manusia menggunakan teknologi yang sangat sederhana dalam mengatasi masalah kehidupannya sehubungan dengan pengaruh lingkungan alam. (2) zaman ketika manusia mengembangkan teknologi cocok tanam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan (3) zaman ketika manusia mulai mengembangkan industri. Pada peradaban manusia pertama, ketika manusia hanya meramu kebutuhannya, berupa berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan hasil hutan, pertumbuhan penduduk bumi saat itu sangat rendah akibat tingkat kematian yang tinggi, karena kelaparan, wabah penyakit dan peperangan antar kelompok manusia. Pada peradaban manusia ketika manusia mengembangkan teknologi cocok tanam, pertumbuhan penduduk mulai meningkat. Manusia mulai mampu menyediakan bahan pangan yang menjadi dasar kemakmurannya. Bercocok tanam sederhana dan penggembalaan sangat menopang kesejahteraan serta perkembangan penduduk saat itu. Peradaban manusia yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan penduduk, ketika manusia mulai mengembangkan industri. Disamping pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, juga terjadi migrasi ke daerah-daerah yang memberikan sumber kehidupan. Revolusi industri di bidang pertanian, pengobatan, perpabrikan dan lain-lain, membawa dampak yang luas terhadap mobilitas penduduk, baik horizontal maupun vertikal.

97

Pertumbuhan, perkembangan dan persebaran penduduk dunia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya, telah membawa dampak positif dan negatif terhadap lingkungan hidupnya. Dampak positif dialami manusia sebagai peningkatan kemakmuran serta kesejahteraan pada umumnya dari pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya lingkungan, sedangkan dampak negatif berupa perusakan lingkungan, seperti erosi, kekeringan, pencemaran dan lain sebagainya. Masalah pencemaran inilah yang wajib mendapat perhatian bersama yang mungkin akan menimpa kehidupan umat manusia bila kita sendiri tidak melakukan usaha menanggulanginya. Kemampuan lingkungan ada batasnya, meskipun kita belum mengetahui secara pasti batas daya dukung lingkungan terhadap perkembangan populasi manusia. Di sinilah fungsi ilmu pengetahuan dan teknologi bagi usaha menghindarkan terjadinya ketimpangan ekologi yang fatal terhadap kehidupan manusia. 6. 7. 3. 3 Peranan Manusia dalam Lingkungan Di bumi ini jumlah ekosistem yang belum dipengaruhi manusia hanya tinggal sedikit saja, malahan cukup banyak ekosistem yang dibuat oleh manusia. Mamusia memang makhluk paling penting dalam biosfer ini. Peranan manusia dalam lingkungan secara ekologis yaitu : a. Manusia sebagai makhluk yang dominan secara ekologis. Dominan secara ekologis maksudnya manusia dapat berkompetisi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam hal makanan bila dibandingkan dengan mahluk lain dalam ekosistem, dan manusia mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan tempat hidupnya, atau terhadap organisme yang lain. b. Manusia sebagai mahluk pembuat alat Bila dibandingkan dengan hewan besar lainnya, manusia tidak dapat bergerak cepat, pancaindera pencium dan pendengar kurang berkembang, kulit pelindung tidak punya. Kekurangan-kekurangan ini diatasinya dengan membuat alat bantu. c. Manusia sebagai makhluk perampok Sapi, kerbau, kambing, gajah dan lain-lainnya makanannya hanya tumbuhan (herbivora), harimau, singa, serigala dan lain-lainnya makanannya hanya daging saja (karnivora), sedangkan manusia makan tumbuhan dan hewan, sehingga menghabiskan makanan mahluk lainnya. Oleh karena itu manusia dimasukan dalam golongan Omnivora. d. Manusia sebagai makhluk penyebab evolusi

98

Anggrek yang tadinya merupakan tanaman hutan tanpa disiram dan dipupuk tetap akan berbunga bila waktu berbunga tiba, tetapi setelah anggrek ditanam di halaman rumah bila tidak disiram dan dipupuk tidak mau berbunga lagi. Hal ini berarti terjadi perubahan dalam kehidupan anggrek. e. Manusia sebagai makhluk pengotor Hewan buang kotoran dapat hancur secara alami, tumbuhan gugur daunnya akan hancur secara alami, tetapi buangan manusia ada yang dapat hancur secara alami (sisa makanan, tinja) dan ada yang tidak hancur secara alami. Dengan demikian berarti manusia merupakan satu-satunya makhluk yang mengotori ekosistem ini. 6. 7. 3. 4 Lingkungan yang Diharapkan oleh Manusia Setiap mahluk hidup ingin agar tempat hidupnya memberikan rasa aman, nyaman dan menyenangkan. Semuanya demi untuk kelangsungan hidup bagi individu itu dan bagi jenisnya. Suatu ekosistem mempunyai stabilitas lingkungan tertentu. Semakin besar keanekaragaman ekosistem, makin besar pula stabilitasnya. Hutan hujan tropis yang terdiri banyak sekali jenis tumbuhan dan hewannya walaupun tanpa perawatan tetap akan dapat melangsungkan hidupnya. Sebaliknya suatu ladang atau sawah yang terdiri atas satu jenis tumbuhan saja akan mempunyai stabilitas yang kecil. Walaupun hutan dikatakan mempunyai stabilitas yang tinggi tetapi kecil sekali memberikan daya dukung untuk kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungan dengan cara memberikan tambahan energi pada ekosistem, misalnya dengan pemupukan, pengkapuran (subsidi energi). 6. 8. Daya Dukung Lingkungan Populasi manusia terus berkembang, bahkan pada suatu saat terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat luar biasa yang disebut ledakan penduduk. Mengingat luas muka bumi yang merupakan ekosistem kehidupan manusia itu luasnya tetap, sedangkan pertumbuhan penduduk terus melaju, maka akan terjadi pembenturan antara pertumbuhan populasi manusia dengan daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah populasi jenis tertentu untuk dapat hidup dalam lingkungan tersebut. Dalam hal ini

99

lingkungan dapat berupa sebidang tanah, suatu wilayah geografis atau suatu ekosistem tertentu. Populasi jenis tertentu dalam hal ini dapat manusia, hewan maupun tumbuhan. Manusia sangat bervariasi dan daya dukung lingkungan juga bervariasi. Daya dukung lingkungan tidak mutlak, melainkan berkembang sesuai dengan faktor yang memengaruhinya. Lingkungan yang berada memiliki daya dukung yang berbeda, sedangkan suatu lingkungan daya dukungnya dapat berkembang sesuai dengan faktor serta sumberdaya yang memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain iklim, cuaca, kesuburan tanah, erosi, perilaku manusia dan lainlainnya. Dengan memperhatikan kemampuan lingkungan mendukung populasi di atasnya, kita dapat menghitung kemampuan maksimum lingkungan tersebut. Dengan demikian akan dapat diperhitungkan kepadatan populasi yang dapat didukung oleh lingkungan yang bersangkutan, sehingga populasi tersebut dapat hidup dengan wajar. Apabila terjadi kelebihan populasi akan terjadi ketimpangan ekologi. Apabila terjadi kelebihan populasi atau kepadatannya melebihi kepadatan yang mampu didukung, kita katakan lingkungan tersebut telah sampai kepada batasnya. Sehubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai manusia, maka manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan. Faktor sosial budaya dapat juga menurunkan daya dukung lingkungan, sehingga sampai kepada batas kemampuannya. Semua ini menuntut perhatian kita. Ketimpangan lingkungan dalam bentuk kekeringan, tanah longsor, erosi, pencemaran, merupakan ungkapan keterbatasan daya dukung lingkungan, sebagai akibat perilaku manusia yang tidak selaras dengan daya dukung lingkungan yang bersangkutan. Perluasan permukiman, perladangan, kawasan industri bila tidak didukung oleh kemampuan lingkungan, akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Manusia merupakan makhluk yang dikaruniai kemampuan budaya yang melebihi makhluk lainnya. Dengan kemampuan budaya itu, manusia telah mampu mengubah muka bumi seperti yang kita saksikan saat ini. Padahal manusia merupakan mahluk yang keberadaannya di muka bumi paling akhir. Dengan kemampuan manusia memanfaatkan lingkungan, manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Kemampuan manusia bervariasi, maka pemanfaatan sumberdaya alam juga bervariasi. Pemanfaatan sumberdaya alam tersebut juga dibatasi oleh kemampuan budaya manusia. Kelompok manusia yang tingkat budayanya telah tinggi, melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya, telah dapat merealisasikan sumberdaya alam bagi kesejahteraan hidupnya.

100

Kebalikannya, kelompok manusia yang kemampuan budayanya masih terbatas, sumberdaya alam yang ada tidak dimanfaatkan untuk kesejateraan hidupnya. Hutan lebat, sungai lebar dan deras, air terjun dan lainnya dipandang sebagai penghalang dan penghambat dari pada dimanfaatkan untuk kesejahteraan hidupnya. Daya dukung lingkungan bersifat relatif dan lingkungan memiliki keterbatasan. Bila pemanfaatan dan populasi yang dapat didukung oleh lingkungan tersebut telah melewati batas kemampuan, akan terjadi berbagai bentuk ketimpangan. Ketimpangan-ketimpangan tersebut menjadi masalah yang akan menimpa kehidupan mahluk di muka bumi, khususnya manusia. Muka bumi dengan segala sumberdayanya memiliki kondisi yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, daya dukung lingkungan terhadap populasi manusia juga sangat berbeda-beda. Suatu lingkungan yang curam sangat kecil kemampuannya untuk menampung populasi manusia. Bila jumlah populasi dengan kepadatannya dipaksakan melebihi daya dukung lingkungan tersebut dapat menyebabkan terjadinya erosi dan tanah longsor. Tanah yang kering memiliki kemampuan mendukung populasi dan aktivitas manusia sesuai dengan kondisinya. Bila populasi dan kegiatan di atasnya melebihi daya dukungnya, maka akan terjadi ketimpangan lingkungan berupa kekeringan dan erosi. Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dimanfaatkan untuk memperhitungkan berapa daya dukung maksimum lingkungan tanah kering tersebut mendukung populasi secara wajar. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan ungkapan budaya manusia, ternyata telah mampu merekayasa gurun menjadi tanah pertanian yang produktif. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perekayasaan pertanian berupa pemupukan (kimiawi dan organik), pengolahan tanah yang lebih baik (mekanik), pemilihan bibit unggul (hayati), perbaikan pengairan melalui organisasi dan kelembagaan (sosial), semua ini merupakan bukti kemampuan budaya manusia mengembangkan daya dukung lingkungan tanah pertanian. Penerapan teknologi bagi manusia selain berdampak positif juga negatif. Penerapan tersebut merupakan tekanan terhadap lingkungan. Eksploitasi hutan, sungai, laut dan lainnya yang diluar daya kemampuan lingkungan yang bersangkutan, merupakan tekanan yang mengubah keseimbangan sehingga menimbulkan masalah lingkungan. Penggunaan mesin-mesin berat untuk menebas hutan, sehingga dalam waktu yang singkat hutan tersebut menjadi gundul. Akibatnya, keseimbangan di lingkungan hutan tersebut terancam sehingga menimbulkan erosi dan banjir.

101

6. 9.

Ketimpangan Ekologi dan Lingkungan Manusia yang memiliki kemampuan rekayasa, memiliki kecenderungan tertentu dalam

mempertahankan kelestarian hidupnya. Tindakan, perilaku dan perbuatan manusia itu secara positif mampu mengembangkan daya dukung lingkungan, tetapi di lain pihak perbuatannya itu juga berkecenderungan mengganggu keseimbangan. Salah satu kecenderungan tersebut adalah sifat menyederhanakan komposisi komponen-komponen ekosistem dengan membuat ekosistem buatan. Bersama dengan pertumbuhan dan pertambahan populasi manusia, tumbuh pula kebutuhannya. Kebutuhan ini tidak hanya terbatas kepada kebutuhan fisik material yang sifatnya sangat mendasar, melainkan juga kebutuhan akan perlindungan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan harus diimbangi oleh alat pemuasnya. Untuk mencari dan mengadakan alat pemuas tadi, manusia sebagai makhluk budaya dapat mengembangkan budayanya dalam memanfaatkan lingkungan alam. Di sinilah manusia mulai campur tangan dalam memanfaatkan ekosistem alamiah menuju ekosistem budaya. Dalam memanfaatkan sumberdaya alam dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia berkecenderungan menyederhanakan ekosistem alamiah. Tentu saja hal ini didasarkan atas azas ekonomi yang menguntungkan pihak manusia. Hutan alam yang heterogen diubah menjadi hutan tanaman industri yang homogen. Sungai yang berliku-liku dibuat menjadi lurus. Sungai yang berjeram dipenggal untuk bendungan. Rawa yang kaya akan komunitas biotik ditimbun atau diurug untuk permukiman, jalan dan prasarana lainnya. Ekosistem alamiah yang memiliki keanekaragaman komponen dan komunitas biologisnya, ada pada suatu keseimbangan yang telah berlangsung ratusan sampai ribuan tahun. Oleh tangan manusia, keanekaragaman tersebut disederhanakan, paling tidak ada beberapa komponen atau unsur yang dikeluarkan dari ekosistem tersebut. Bila unsur atau komponen tersebut masih dapat disubstitusikan oleh unsur atau komponen yang lain, ekosistem dengan daya lentingnya dapat memulihkan kembali komposisinya sehingga tetap ada dalam keseimbangan. Bila perubahan akibat tangan manusia tersebut terlalu besar dan mendadak, dapat menyebabkan terjadinya kegoncangan sehingga terjadi ketimpangan ekologi. Meluasnya suatu jenis serangga atau ulat atau hewan pengganggu lainnya yang kita sebut sebagai hama, merupakan bukti adanya ketimpangan ekologi sebagai akibat musnahnya atau setidaknya berkurangnya hewan atau tumbuhan pengontrol

102

hama tersebut. Terjadinya kekeringan atau setidaknya kekurangan air di suatu tempat yang sebelum adanya campur tangan manusia tidak pernah terjadi, dapat diakibatkan oleh ketimpangan ekologi di tempat tersebut. Penebangan pohon-pohon tertentu yang bernilai ekonomis pada suatu tempat, padahal pohon tersebut memiliki fungsi menarik uap air dan menyimpan air yang jatuh, berarti memutuskan siklus yang selama ini berlangsung secara alamiah. Itulah ketimpangan ekologi yang menyebabkan terjadinya kekurangan air. 6. 10. Asas Dasar Ilmu Lingkungan Ilmu pengetahuan yang sudah berkembang dan menghasilkan teori serta model harus didasari oleh azas yang kuat dan kokoh. Azas adalah penyeragaman secara umum yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menguraikan gejala dan situasi yang lebih khusus. Azas dasar yang berkaitan dengan kehidupan manusia sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah : a. Semua energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dianggap sebagai energi tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah bentuknya tetapi tidak hilang atau tidak hancur. Azas ini sering disebut dengan Hukum Kekekalan Energi. Contohnya energi matahari diserap oleh tumbuhan, diubah menjadi energi kimia dan melalui proses fotosintesa membentuk energi yang tersimpan dan telah atau dapat diubah dalam bentuk lain, tetapi tidak hilang dari alam semesta. b. Tidak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Meskipun energi tidak pernah hilang dari alam, tetapi terus diubah ke dalam bentuk yang kurang bermanfaat atau tidak seluruh energi digunakan dalam proses. Contohnya, panas yang keluar dari tubuh organisme dalam suatu kegiatan, seperti lari, terbuang percuma. c. Materi, energi, ruang, keanekaragaman dan waktu, semuanya termasuk sumberdaya alam. Tubuh organisme dibangun oleh materi dan hidupnya bergantung pada energi. Ruang atau letak jasad hidup dari sumber makanan sangat menentukan perkembangan populasi jasad hidup tersebut. Perkembangan jasad hidup perlu waktu. Keanekaragaman jasad hidup akan menimbulkan dinamika. Contohnya pada musim kemarau persediaan air di gurun bagi hewan mamalia berkurang. Berhasil atau tidak mereka pindah ke tempat sumber air dari tempat semula tergantung tersedianya energi dan waktu untuk menempuh jarak tersebut. Jenis dan keanekaragaman sumber makanan juga merupakan sumberdaya alam yang berharga. Makin

103

banyak ragamnya makanan yang dimakan oleh hewan akan makin aman hewan tersebut dari kelaparan. d. Apabila pengadaan sumberdaya alam sudah mencapai optimum, maka penambahan jumlah justru akan mengurangi jumlah keuntungannya. Setelah mencapai batas maksimum maka penambahan jumlah justru tidak memberi keuntungan, kecuali keanekaragaman dan waktu, pengadaan semua sumberdaya alam akan berpengaruh merusak bila telah melampaui batas maksimum, bahkan menimbulkan kesan keracunan. Azas ini disebut azas penjenuhan. Pemanfaatan sumberdaya alam yang sudah jauh melewati batas maksimum akan menyebabkan penghancuran sumberdaya alam itu sendiri. Pemanfatan sumberdaya alam mempunyai batas optimum, berarti naik turunnya jumlah individu dalam populasi dipengaruhi oleh pengadaan sumberdaya alam. e. Terdapat dua macam sumberdaya alam, yaitu sumberdaya alam yang pengadaannya merangsang pemanfaatannya dan sumberdaya alam yang tidak merangsang pemanfaatannya. Contohnya pengadaan beras akan meningkatkan konsumsi manusia dalam jangka waktu tertentu, sedangkan peningkatan produksi ubi kayu tidak meningkatkan konsumsi tersebut. f. Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat mengalahkan saingannya. Mahluk hidup mempunyai sifat untuk menyesuaikan diri atau adaptasi terhadap lingkungannya. Sifat tersebut merupakan sifat keturunan yang dimiliki oleh masing-masing organisme. Organisme yang memiliki tingkat menyesuaikan diri lebih besar akan lebih luwes atau daya elasitasnya akan lebih tinggi, akan lebih besar kemungkinan kelangsungan hidupnya. Kemampuan suatu organisme dalam bersaing yang besar akan mendesak jenis yang lain bahkan dapat memusnahkan jenis organisme yang kemampuan bersaingnya rendah. Mahluk hidup mempunyai tiga cara adaptasi, yaitu proses fisiologis (kekebalan tubuh terhadap serangan organisme pengganggu), proses morfologis (perubahan bentuk atau bagian tubuh organisme) dan perilaku atau kebiasaan lingkungannya. Contohnya manusia tahan terhadap muntaber walaupun setiap harinya mandi di kali (proses fisiologis), akar padi tanah kering bentuknya berbeda dengan bentuk akar padi sawah (proses morfologis) dan manusia yang hidup di kota akan mempunyai kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan manusia yang hidup di desa (proses perilaku). g. Keanekaragaman suatu komunitas semakin mantap dalam lingkungan yang keteraturan tatanannya makin tinggi. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan sebuah

104

lingkungan yang terdiri dari banyak spesies. Semua spesies melaksanakan penyesuaian (secara evolusi) menuju ke tingkat keadaan lingkungan yang optimum. Keanekaragaman spesies suatu ekosistem lazimnya ditandai oleh keseimbangan ekologi, stabilitas yang tinggi dan keteraturan tatanan. Keanekaragaman spesies yang tinggi hanya akan terdapat dalam ekosistem yang sudah stabil pada masa yang lama. h. Kejenuhan sebuah habitat oleh keanekaragaman individu tergantung pada cara individu memisahkan habitatnya tersebut. Setiap spesies mempunyai nicia, keadaan lingkungan yang spesifik, maka masing-masing spesies mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam sehingga dapat hidup berdampingan satu sama lain tanpa persaingan. Spesies-spesies yang berasal dari satu nenek-moyang berkembang biak terus dan membentuk spesies baru. Sejalan dengan perkembangan dalam perjalanan evolusinya, maka akan terbentuk habitat masing-masing dalam lingkungannya. Seandainya suatu tempat terdapat sekelompok spesies dengan kebiasaan serupa, toleransinya terhadap lingkungan bermacam-macam dan luas, maka berarti lingkungan tersebut ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil. i. komunitas. j. Dalam perjalanan waktu (evolusi) perbandingan antara biomassa dan produktivitas pada lingkungan yang stabil akan naik. Apabila suatu sistem mengandung aliran energi melalui materi itu sebesar produktivitas maksimum, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersimpan dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk mendukung biomassa yang lebih besar melalui kompleksitas organisnya. Peristiwa tersebut merupakan proses maksimalisasi penggunaan energi dalam perjalanan evolusi organisme hidup (ekosistem). Penerapan azas ini senyatanya adalah apabila suatu saat masyarakat manusia berkembang makin maju, secara keseluruhan ada penurunan harga energi per unit produk nasional kotor per kapita naik dengan cepat, sehingga terdapat peningkatan pengeluaran energi per orang. k. Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengeksploitasi atau menguasai sistem yang belum mantap. Artinya ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Contohnya di daerah pasang surut hama tikus, beruk dan serangga hutan (sistem yang Keanekaragaman komunitas manapun sebanding dengan rasio antara biomassa dan produktivitas atau efisiensi penggunaan energi akan meningkat dengan makin kompleksnya

105

stabil dan beranekaragam) menyerang tanaman para transmigran sebagai daerah rawan yang belum mantap dan tidak beragam. Di sini terjadi aliran energi dari daerah pasang surut ke hutan rawa dan petani berusaha keras melawan tantangan alam. l. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepentingan relatif sesuai keadaan suatu lingkungan. Di dalam sebuah ekosistem yang sudah stabil, habitat yang sudah mantap, sifat responsif terhadap fluktuasi faktor alam yang tidak diduga ternyata tidak diperlukan. Di sini yang berkembang adaptasi dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi habitat itu. Implikasi yang penting, bahwa strategi evolusi di dunia ini tidak ada yang baik dan mandiri, tetapi tergantung pada keadaan lingkungan fisik. Populasi dalam ekosistem yang belum mantap kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibanding yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan yang telah lama kemantapannya tidak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi. Namun, perubahan yang drastis dalam ekosistem akan berakibat fatal, sebab secara genetika populasi tersebut kaku terhadap lingkungannya. m. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman dalam ekosistem mantap dan kemudian menggalakan stabilitas populasi yang lebih tinggi lagi. Kemantapan atau kestabilan, keanekaragaman populasi dan spesies suatu komunitas adalah hasil jalinan keseimbangan alam yang berlangsung dalam perjalanan masa yang lama sekali. Perombakan secara mendadak dan drastis yang menimpa ekosistem menyebabkan berbagai kerusakan dan terancam kemusnahan.
n.

Derajat pola keteraturan naik turunnya populasi tergantung jumlah keturunan dalam

sejarah populasi sebelumnya memengaruhi populasi itu. Asas ini kebalikan dari azas di atas, kalau tidak ada keanekaragaman tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi menjadi tinggi. Bila terjadi interaksi sejumlah kecil spesies satu sama lain, sehingga terjadi perpanjangan waktu, maka kemungkinan akan terjadi perubahan perilaku. 6. 11. Kebudayaan dan Lingkungan Berkelanjutannya pembangunan, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan biofisik semata, melainkan pula oleh faktor sosial-budaya (Soemarwoto, 1991). Oleh karena itu, usaha pembangunan yang telah menyebabkan pencemaran lingkungan dan merosotnya kemampuan

106

sumberdaya alam, perlu diimbangi dengan semakin timbulnya kesadaran manusia sebagai bagian dari ekosistem. Dalam upaya membangun, selalu ada kecenderungan keinginan manusia untuk mengubah lingkungan, sementara itu perubahan suatu lingkungan akan memengaruhi kehidupan manusia, baik itu menguntungkan atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, adakalanya perubahan lingkungan melampaui skala perencanaan, dan sebagai akibatnya terjadi suatu efek lingkungan yang sebelumnya tidak diperkirakan. Masyarakat bukan hanya sebagai obyek semata melainkan juga sebagai subyek yang berperan aktif dalam pembangunan, sementara upaya pembangunan juga harus selalu memperhatikan kondisi sosial-ekonomi warga masyarakat. Sebagai konsekuensi dari pendekatan yang menyatakan bahwa segala perubahan yang terjadi berasal dari manusia, muncul dua pandangan dalam melihat unsur manusia dalam konteks perubahan lingkungan. Pertama, pendekatan yang bersifat manipulatif yakni pendekatan yang melihat manusia sebagai obyek dalam pengelolaan lingkungan, dan jika perlu dapat bersifat memaksa. Kedua, pendekatan yang berlandaskan pada potensi manusia guna mengembangkan pemecahan dan pengelolaan suatu lingkungan. Pendekatan yang menekankan pentingnya unsur manusia dalam pengelolaan suatu lingkungan, memiliki dasar argumentasi, dan sekaligus konsekuensi yang berbeda. Pada pendekatan pertama, terkandung konsep rekayasa sosial , dalam hal ini suatu pengelolaan lingkungan dipandang sebagai upaya mengelola segala kegiatan manusia agar dapat mencapai batas toleransi lingkungan. Kelemahan dari pendekatan ini bersifat dari atas ke bawah sehingga kurang memberikan peluang kreativitas kepada warga masyarakat. Kreativitas warga masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan lingkungan, dimungkinkan dapat dilakukan melalui cara pendekatan yang ke dua. Dalam konteks tersebut, kreativitas dalam pengelolaan dan pengembangan lingkungan yang berasal dari warga masyarakat, lebih dipandang sebagai suatu proses belajar. Dengan kata lain, melalui pendekatan ini berbagai kepentingan yang berasal dari atas dan bawah dapat dipertemukan melalui suatu proses belajar. Pendekatan ke dua ini memungkinkan untuk menggali dan menghidupkan kembali nilai budaya masyarakat yang sejak lama ada dalam sistem pengelolaan lingkungan hidup mereka. 6. 12. Pembangunan Berkelanjutan

107

Untuk dapat mencapai pembangunan berkelanjutan haruslah pembangunan yang bersifat anti-lingkungan hidup diganti dengan pembangunan ramah lingkungan, baik lingkungan hidup fisik maupun lingkungan hidup sosial-budaya. Ramah terhadap lingkungan hidup mempunyai makna bahwa kita tidak menyakiti lingkungan hidup dan peranan ekologinya dalam proses pembangunan kita. Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh menjamah lingkungan hidup. Lingkungan hidup itu diubah dari kondisi yang mendukung kehidupan kita pada tingkat kesejahteraan yang rendah menjadi lingkungan hidup yang mendukung kehidupan kita pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Jadi pembangunan bukanlah melestarikan lingkungan hidup pada kondisi yang ada, melainkan mengubahnya menjadi lebih baik bagi kita. Pandangan ini memang bersifat antroposentris, yakni pandangan yang berpusat pada kepentingan manusia. Namun antroposentrisme ini diletakkan dalam konteks ekosistem tempat kita hidup. Pembangunan adalah rekadaya untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya pendukungnya, melalui perubahan tatanan lingkungan hidup serta kehidupan secara keseluruhan. Pembangunan berkelanjutan menurut komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan World Commision Environmental and Development (WCED) adalah pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Konsep pembangunan berkelanjutan menempatkan pembangunan dalam perspektif jangka panjang (a longer term perspective). Konsep tersebut menuntut adanya solidaritas antar generasi. Dalam konteks Indonesia, pembangunan berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan juga mengeliminasi kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan secara implisit juga mengandung arti memaksimalkan keuntungan pembangunan dengan tetap menjaga kualitas sumberdaya alam. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan mempersyaratkan melarutnya lingkungan dalam pembangunan. Pembangunan berkelanjutan pada dasarnya merupakan sebuah strategi pembangunan yang menjanjikan perbaikan mutu hidup manusia sekaligus melestarikan lingkungan hidup dan keragaman seluruh penghuninya saat ini dan yang akan datang. Kita hendaknya tidak lagi mengira bahwa pelestarian sumberdaya dan pembangunan adalah dua hal yang bertentangan, sebaliknya mulai menanamkan keyakinan bahwa antara keduanya terjalin hubungan yang tak terpisahkan.

108

Mengingat sebagian besar penduduk Indonesia masih banyak yang hidup pada tingkat kemiskinan maka pembangunan ekonomi mutlak diperlukan, guna mencapai kualitas hidup yang sepadan. Bagaimanapun juga pembangunan haruslah menyentuh kepentingan manusia dan didasarkan pada pelestarian sumber daya alam. Pembangunan berkelanjutan / berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumberdaya alam secara bijaksana dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidup. 6. 12. 1. Faktor-faktor lingkungan yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan/berwawasan lingkungan 1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial, seperti: a. b. c. Proses fotosintesis, merupakan proses esensial untuk menjaga kelangsungan hidup Pengendalian populasi, menjaga keseimbangan yang dinamis antara tingkat Kemampuan memperbaharui diri (sesudah mengalami gangguan). Kemampuan di bumi karena menghasilkan oksigen dan ozon. populasi dan daya dukung alam. memperbaharui diri dari sumberdaya alam yang bersifat dapat diperbaharui (udara, air, tanah) ada batasnya. Jadi dibutuhkan suatu kebijaksanaan dalam pemanfaatan. 2. Tersediannya sumberdaya yang cukup. Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan manfaat yang didapat dari sumberdaya. Kenaikan azas manfaat ini dapat dilakukan dengan: a. b. Menggunakan sumberdaya alam lebih banyak. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, tanpa meningkatkan jumlah

sumberdaya alam yang digunakan (misalnya melalui daur ulang). Peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui, sangat penting karena: 1) Bagi sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, meningkatnya eksploitasi ini dapat akan meningkatkan resiko kerusakan sumberdaya alam. Kerusakan

mengakibatkan sumberdaya alam itu menjadi tidak terperbaharui. Sedangkan untuk sumberdaya alam yang tidak terbaharui, meningkatnya intensitas eksploitasi akan mempercepat penyusutan sumberdaya alam tersebut.

109

2)

Penggunaan sumberdaya alam dengan kualitas yang semakin besar akan

meningkatkan pencemaran. Secara umum, pencemaran akan mengurangi kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Dibutuhkan usaha daur ulang yang mempunyai efek mengurangi resiko pencemaran dan penyusutan sumberdaya. 3) Mencari sumberdaya alam alternatif untuk menjamin persediaan sumberdaya alam dalam jangka panjang. Hal ini hanya mungkin bila terdapat keanekaragaman. c. Lingkungan sosial, budaya dan ekonomi yang cukup. Karena pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial, budaya dan ekonomi tertentu, maka lingkungan tersebut sangat penting bagi kesinambungan pembangunan yang berkelanjutan. Lingkungan sosial, budaya dan ekonomi yang sesuai dapat tercipta dengan : 1) Pendidikan dan latihan bagi penduduk setempat, yang merupakan bagian terpadu dalam setiap proyek pembangunan. 2) Perencanaan proyek harus mencakup aspek pembangunan proyek sebagai sarana pembangunan daerah tersebut. 3) Evaluasi proyek seharusnya tidak hanya cukup aspek nasional melainkan juga aspek lokal. 6. 12. 2. Dimensi Konsep Pembangunan Berwawasan Lingkungan/berkelanjutan Konsep pembangunan berwawasan lingkungan/berkelanjutan memiliki dua dimensi, yaitu: a. Dimensi Tekno-Ekologis 1) Setiap kegiatan pembangunan haruslah ditempatkan pada lokasi yang sesuai (konsep tata ruang). Kebijakan ini tidak hanya menyangkut peningkatan efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam dan jaminan kelajuannya agar tidak melampaui kemampuan sumberdaya alam tersebut untuk memperbaharui diri, tetapi juga menjamin kepastian dan kelaikan bagi investor yang ingin menanamkan modal di daerah tersebut. 2) Mekanisme pengendalian dan pemanfaatan sumberdaya alam. Pada penggalian sumberdaya alam yang dapat diperbaharui harus ada jaminan bahwa kelanjutannya tidak melampaui kemampuan sumberdaya alam yang tak terperbaharui, pelaksanaan harus dilakukan secermat dan seefisien mungkin.

110

3)

Pengelolaan limbah yang akan dibuang harus diolah terlebih dahulu agar

kuantitasnya tidak melampaui kapasitas asimilasi dari ekosistem (kemampuan ekosistem untuk menerima limbah sampai pada taraf tidak membahayakan lingkungan kehidupan manusia). b. Dimensi Sosio-Ekonomis. Prioritas kegiatan/kebijakan dan program pembangunan seyogyanya memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Pada masa revolusi industri, filsafat ekonomi yang dianut menyatakan bahwa pembangunan pada dasarnya hanya berkaitan dengan biaya produksi, tanpa mengkaitkannya dengan pengaruh lingkungan dan biaya sosial. Pembangunan pada saat itu merupakan pembangunan dengan falsafah faedah jangka pendek. Dalam pembangunan berwawasan lingkungan, komponen biaya terhadap resiko rusaknya lingkungan harus dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan. Jadi tidak menunggu sampai terjadinya pencemaran, karena pembangunan. Untuk itu dibutuhkan pemeliharaan lingkungan sosial (dimana pembangunan itu akan dilaksanakan) yang mencukupi : 1) 2) 3) Pertumbuhan ekonomi, menyangkut nilai tambah sebagai akibat adanya Pemerataan pendapatan, dengan membuka lapangan kerja yang lebih luas. Perbaikan alokasi sumberdaya alam, untuk meningkatkan kualitas hidup. pembangunan.

Sustainebelitas telah menjadi isu penting dalam pembangunan ekonomi dunia karena masyarakat dunia telah menyadari bahwa eksploitasi sumberdaya alam dapat mengakibatkan degradasi lingkungan. Semakin meningkatnya kasus dan masalah lingkungan baik di negara maju maupun negara sedang berkembang, memberikan andil utama bagi munculnya gagasan pembangunan berkelanjutan atau berwawasan lingkungan. Dalam beberapa hal, eksploitasi sumberdaya yang tidak terkontrol bukan hanya dapat mengakibatkan kelangkaan sumberdaya tetapi juga dapat mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Oleh karena pembangunan ekonomi harus mengarah ke pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Dalam konsep dasar pembangunan bekelanjutan mempunyai dua aspek penting yang menjadi perhatian utama, yaitu lingkungan dan pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan berwawasan lingkungan berarti pembangunan yang baik dari titik pandang lingkungan. Berwawasan lingkungan berarti adanya keharmonisan dalam hubungan manusia dan alam atau

111

lebih spesifik lagi antara masyarakat dan lingkungan fisiknya. Kedua aspek tersebut harus berjalan secara harmonis dan terpadu, dan memperoleh perhatian yang sama dalam kebijaksanaan pembangunan. Konsep dasar pembangunan berkelanjutan bertolak dari ide bahwa sumberdaya alam itu terbatas persediaannya dalam memenuhi kebutuhan manusia yang cenderung tidak terbatas, sehingga perlu dilestarikan dan dipelihara supaya dapat dimanfaatkan baik untuk generasi saat ini dan generasi yang akan datang. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah konsep pembangunan yang ingin menyelaraskan antara aktivitas ekonomi dengan ketersediaan sumberdaya alam. 6.13. Kearifan Lokal Sebenarnya kita pernah memiliki public rule dalam bentuk pamali dan norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan lingkungan. Oleh karena keinginan manusia untuk hidup harmoni dengan alam maka diciptakanlah pamali-pamali yang mengatur hubungannya dengan alam. Di Sulawesi Selatan, masyarakat Ammatea Kajang menaati apa yang disebut dengan tradisi Pasang . Melalui pasang, para anggota masyarakat mengatur kehidupan dan tingkah lakunya. Pola itu ditaati dan dipelihara dengan baik. Misalnya dalam hubungannya dengan pembukaan lahan-lahan pertanian, pasang mengatur :Kalau ditebang kayunya, diperkirakan akan mengurangi hujan dan air sumur. Dan, masih banyak lagi tradisi-tradisi lainnya, seperti : Pikukuh pada masyarakat Badui, Sistem Sasi di Maluku, dan lain sebagainya. Akan tetapi, lama kelamaan tradisi ini makin pupus seiring dengan kemajuan jaman. Pamali-pamali tersebut mulai melemah karena hanya bersifat lokal dan tidak diaktualisasikan dalam konteks sekarang. Padahal, jika tradisi kearifan lokal ini mampu diaktualisasikan dalam konteks sekarang, akan menjadi sebuah pegangan yang sangat baik dalam hal pengelolaan sumber daya alam. Kita harus mampu untuk merevitalisasi semangat kearifan lokal dalam konteks sekarang ini, dengan jalan : a. Mencoba untuk melarutkan tradisi ini ke hal-hal yang sifatnya ilmiah, sehingga nilai-nilai yang ada dalam tradisi tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah. Sebagaimana kita ketahui bahwa semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, masyarakat lebih membutuhkan hal-hal yang bersifat ilmiah sebelum menerima sebuah norma yang akan digunakan dalam berperilaku dalam hidup dan kehidupannya. Misal, kita mampu menjelaskan pada masyarakat terutama pada masyarakat

112

pendatang, bahwa dengan adanya pamali menebang pohon dihubungkan dengan lahan tandus yang akan menyebabkan banjir. b. Tradisi-tradisi ini perlu untuk disosialisasikan pada anak-anak sejak dini. Melalui dongeng yang terus menerus disosialisasikan, maka para generasi muda tidak kehilangan tradisi yang selama ini dipegang oleh leluhur mereka dan diharapkan mereka tetap menggunakannya sebagai pedoman dalam perilakunya terhadap lingkungan. Paling tidak tradisi ini digunakan sebagai pertimbangan utama kelak dikemudian hari apabila mereka terlibat dalam pengelolaan sumberdaya alam. Dengan mengangkat nilai-nilai budaya yang sudah ada diharapkan dari sekian banyak nilai budaya tersebut akan saling bersinergi membentuk suatu etika lingkungan dalam masyarakat luas. 6.14. Etika Lingkungan Etika merupakan ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (moral), berarti etika membicarakan kesusilaan (moralitas) secara ilmiah. Sekalipun demikian etika sama sekali tidak bermaksud untuk menggiring semua orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja. Himbauan etika untuk bertindak sesuai dengan moralitas, bukan karena keharusan untuk taat terhadap warisan nenek moyang, melainkan karena kesadaran diri bahwa suatu hal memang baik bagi dirinya. Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan. Jadi etika lingkungan merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika lingkungan kita tidak saja mengimbangi hak dengan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan hidup kita. Secara moral, sikap kita terhadap arah dan proses pembangunan perlu diubah dari sikap yang hanya peduli terhadap kepentingan diri sendiri, menjadi sikap yang peduli terhadap kepentingan bersama. Masalah penyikapan manusia terhadap arah dan proses pembangunan inilah yang membawa kita kepada etika lingkungan, untuk menggantikan mental frontier yang selama ini dianut oleh sebagian besar umat manusia. Dengan etika lingkungan ini diharapkan terwujud suatu pembangunan yang betul-betul melarutkan unsur lingkungan dalam prosesnya. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kebebasan dan tanggung jawab merupakan kondisi dasar bagi pengambilan keputusan atau tindakan yang etis dengan menempatkan hati nurani pada posisi sentral.

113

Salah satu sifat ciri dari etika adalah sifatnya yang aplikatif, yakni suatu etika yang sudah dikaitkan dengan bidang ilmu tertentu. Begitu juga dengan ilmu lingkungan maka kita juga mengenal etika lingkungan yang sebenarnya tidak lain adalah bagian dari filsafat tentang lingkungan. Konsep etika lingkungan merupakan penggabungan antara konsep etika yang berasal dari lingkup filsafat umum dan konsep lingkungan. Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan. Jadi etika lingkungan merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika lingkungan kita tidak saja mengimbangi hak dengan kewajiban terhadap lingkungan, tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan hidup kita. Pembicaraan di kalangan masyarakat luas mengenai lingkungan hidup sampai saat ini nampaknya didominasi oleh pembicaraan mengenai segi-segi yang bersifat teknis untuk mengatasi kegiatan manusia yang bermental frontier dalam mengelola lingkungan. Hal yang dibicarakan antara lain pencarian teknologi macam apa yang diperlukan dalam mengolah sumberdaya, produk jenis apa yang dapat menghindari pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Padahal ada satu hal yang terpenting dan sering kita lupakan adalah moralitas apa yang patut kita tumbuhkan dalam menghadapi masalah lingkungan hidup yang semakin kompleks. Moralitas ini dapat ditumbuh kembangkan melalui budaya yang sudah berakar di masyarakat. Kebutuhan akan teknologi yang efisien dalam penggunaan sumberdaya dan yang minimal dalam produksi limbahnya memang sudah sangat didambakan banyak kalangan. Namun, sejauh mana harapan itu terpenuhi sangat besar ketergantungannya pada kemauan umat manusia untuk kembali memperhatikan keseluruhan bumi kita ini sebagai sebuah sistem. Manusia adalah bagian dari sistem itu, yang dengan potensi pikir, rasa dan karsanya mempunyai tanggung jawab moral untuk mengelolanya. Sebagian anggota masyarakat tampaknya percaya sekali bahwa teknologi dapat mengatasi semua masalah yang kita hadapi. Sikap ini sangat berbahaya dan tidak searah dengan etika lingkungan. Teknologi yang tidak memberi cukup perlindungan terhadap lingkungan, justru bisa mengundang lebih banyak masalah dari pada pemecahannya. Banyak teknologi sekarang ini yang secara ekonomis menguntungkan, tetapi secara ekologis mengundang akibat yang sulit diterka sebelumnya. Inilah yang melatar belakangi munculnya pesan-pesan etika lingkungan agar siapa saja yang bertanggung jawab dalam

114

perencanaan dan pengelolaan sumberdaya atas nama pembangunan, mengambil sikap berhati-hati dan arif demi kebahagian yang berjangka panjang. Jadi, setiap orang hendaknya perlu menempatkan dirinya sebagai mitra bagi yang lain, sehingga dua kutub kepentingan, yakni kepentingan ekonomi demi kesejahteraan umat manusia, dan kepentingan lingkungan sebagai ruang tempat melangsungkan kehidupan dapat berjalan seimbang. Etika lingkungan adalah perekat antara keduanya. Kehadiran etika lingkungan dalam kehidupan sehari-hari mungkin lebih penting daripada yang selama ini kita duga. Dalam menjalankan peranan kita sebagai apa saja yang berkaitan dengan tugas profesi atau kedudukan sosial kita masing-masing, jika beragam tindakan profesinonal itu dijalankan secara etis dipandang dari segi lingkungan, maka akumulasi dari seluruh tindakan itu pasti akan positif bagi peningkatan kualitas hidup kita semuanya. Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam tindakan manusia tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian perilakunya diwarnai oleh sistem nilai yang berlaku pada masyarakat budaya tersebut. Itulah sebabnya mengapa prinsip-prinsip etika lingkungan tidak terlepas sama sekali dari ciri budaya masyarakat tertentu. Menurut Chiras, etika lingkungan merupakan dasar dari keberlanjutan sekelompok masyarakat. Selanjutnya Chiras menjelaskan tentang etika lingkungan yang berkelanjutan harus menggantikan etika frontier. Etika lingkungan yang berkelanjutan bercirikan : a. b. c. Sumber alam di bumi adalah terbatas. Manusia adalah bagian dari alam. Manusia harus bijaksana dan membantu alam untuk melangsungkan hidupnya. Alam dan bumi bukan untuk dikuasai. Konsep etika lingkungan yang berkelanjutan adalah pemahaman bahwa tidak selalu ada yang berlebih, dalam arti bumi adalah daya dukungnya terbatas. Untuk mengubah mentalitas frontier yang sudah lama dianut oleh masyarakat merupakan suatu hal yang sangat sulit sekali. Karena merupakan masalah sikap dan perilaku, dan sudah tentu akan memerlukan waktu yang relatif lama. Dan, masalah ini harus melibatkan segenap pranata yang ada dalam masyarakat. Etika lingkungan merupakan petunjuk praktis perilaku manusia dalam mengusahakan terwujudnya keseimbangan hak dan kewajiban terhadap lingkungan serta mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas toleransi lingkungan hidup kita.

115

Pembicaraan di masyarakat mengenai lingkungan hidup sampai saat ini masih didominasi oleh pembicaraan mengenai segi yang bersifat teknis untuk mengatasi kegiatan manusia, antara lain pencarian bentuk teknologi yang diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya alam, jenis produk yang dihasilkan dengan meminimalisasi pencemaran terhadap lingkungan. Ada satu hal yang sering dilupakan adalah moralitas yang patut ditumbuhkan dalam menghadapi masalah lingkungan hidup yang semakin kompleks. Moralitas ini dapat tumbuh melalui budaya yang sudah berakar di masyarakat. Kebutuhan akan teknologi yang efisien dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang minimal dalam produk limbahnya, (teknologi ramah lingkungan) sudah sangat didambakan oleh masyarakat. Sejauh mana hal tersebut dapat terpenuhi sangat tergantung pada kemauan manusia untuk kembali memperkaitkan keseluruhan bumi ini sebagai suatu sistem. Manusia adalah bagian dari sistem tersebut, dimana dengan kemampuan potensi pikir, rasa dan karsanya mempunyai tanggung jawab moral untuk mengelolanya. Sebagian anggota masyarakat percaya bahwa teknologi dapat mengatasi semua masalah yang ada. Sikap ini sangat berbahaya dan tidak sejalan dengan etika lingkungan. Teknologi yang tidak memberi cukup perlindungan terhadap lingkungan, justru akan menimbulkan masalah yang lebih banyak dari pemecahannya. Banyak teknologi yang secara ekonomis menguntungkan tetapi secara ekologis menimbulkan dampak yang sulit diramalkan sebelumnya. Inilah yang melatar belakangi munculnya pesan pesan etika lingkungan. Agar siapa saja yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, mengambil sikap arif dan bijaksana demi kesejahteraan berjangka panjang. Jadi, setiap manusia perlu menempatkan dirinya sehingga kepentingan ekonomis (demi kesejahteraan manusia) dan kepentingan ekologis (sebagai ruang tempat melangsungkan kehidupan manusia) dapat berjalan seimbang dan serasi dan etika lingkungan sebagai perekat antara keduanya. Prinsip prinsip moral yang relevan untuk lingkungan hidup: a. Prinsip sikap hormat terhadap alam. Manusia berkewajiban menghargai hak semua mahluk hidup untuk berada, hidup, tumbuh dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan penciptanya. Sebagai perwujudan nyata penghargaan tersebut, manusia perlu memelihara, merawat, menjaga, melindungi dan melestarikan alam beserta isinya, ini berarti manusia tidak

116

boleh merusak dan menghancurkan alam beserta seluruh isinya, tanpa alasan yang dapat dibenarkan secara moral. b. Prinsip tanggung jawab. Setiap manusia dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan rasa memiliki yang tinggi seakan merupakan milik pribadi. Alam ini tidak sekedar untuk kepentingan manusia tetapi juga untuk dirinya sendiri, maka rasa tanggung jawab akan muncul dengan sendirinya dalam diri manusia, kendati yang dihadapinya sebuah milik bersama. Tanggung jawab ini muncul sebagai perwujudan kearifan untuk menjaga dan merawat alam semesta ini sebagai rumah sendiri. Kearifan seperti itu bukan saja didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan demikian manusia betah tinggal di dalamnya, melainkan terutama karena alam semesta ini memang perlu dirawat sebagai rumah kediaman yang bernilai pada dirinya sendiri. c. Prinsip solidaritas kosmis. Manusia adalah bagian integral dari alam semesta, manusia mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua mahluk hidup di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan kenyataan ini membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama mahluk hidup lainnya. Manusia bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh mahluk hidup lain di alam semesta ini. Prinsip in mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam ini. Solidaritas ini juga mencegah manusia untuk tidak merusak dan mencari alam dan seluruh kehidupan didalamnya, sama seperti manusia tidak akan merusak kehidupannya serta merusak rumah tangganya sendiri. d. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam. Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk mencintai, menyayangi dan peduli kepada alam dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa sebagai anggota komunitas ekologis, semua mahluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti dan dirawat. Dalam mencintai alam, manusia menjadi semakin kaya dan semakin merealisasikan dirinya sebagai pribadi ekologis, manusia semakin tumbuh berkembang bersama alam, dengan segala watak dan kepribadian yang tenang, damai, penuh kasih sayang,luas wawasannya, demokratis seperti alam yang menerima dan mengakomodasi perbedaan dan keragaman. Manusia semakin terbuka bahwa ternyata bahwa ada cara pandang dan etika lain.

117

e. Prinsip no harm. Mengingat manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, maka manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu. Manusia berkewajiban untuk melindungi kehidupan ini dapat melakukan bentuk berupa tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam ekosistem mahluk hidup lain di alam semesta ini, sebagaimana manusia tidak dibenarkan secara moral untuk melakukan tindakan yang merugikan sesama manusia.Dalam masyarakat adat kewajiban ini biasanya di pertahankan dan dihayati melalui tabu/ pamali. Manusia diperkenankan untuk memanfaatkan segala isi alam semesta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini dilakukan secara bijaksana untuk menghargai hak hidup dan hanya dilakukan sejauh memenuhi kebutuhan hidup manusia yang bersifat kemewahan dan diluar batas yang wajar ditentang karena dianggap merugikan kepentingan mahluk hidup lain. f. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam. Krisis ekologi terjadi karena hanya melihat alam sebagai objek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia dan gaya hidup manusia modern yang konsumtif, tamak dan rakus. Hal ini bukan berarti manusia tidak boleh memanfaatkan alam itu untuk kepentingannya kalau manusia memahami dirinya sebagai bagian integral dari alam, ia harus memanfaatkan alam itu secara secukupnya. Ada batas untuk hidup secara layak sebagai manusia. Maka prisip hidup sederhana menjadi prinsip fundamental. Manusia akan hidup seadanya sebagaimana alam itu. Ia akan mengikuti hukum alam, yaitu hidup dengan memanfaatkan alam sesuai dengan yang dibutuhkan dan berarti hidup selaras dengan tuntutan alam itu sendiri. Tidak perlu menjadi rakus, tidak perlu menimbun sehingga membuatnya mengeksploitasi alam tanpa batas. g. Prinsip keadilan. Prinsip keadilan terutama berbicara tentang akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian alam dan dalam ikut menikmati pemanfaatan sumberdaya alam. Termasuk di dalamnya prinsip bahwa semua kelompok dan anggota masyarakat harus secara proposional menanggung beban yang disebabkan oleh rusaknya alam semesta yang ada. Masyarakat adat harus mendapat perhatian ekstra, mengingat masyarakat adat sangat tidak berdaya dari segi modal, teknologi, informasi, kemampuan manajemen dan sebagainya, bila harus berhadapan dengan masyarakat modern. Ini menyebabkan kepentingan masyarakat adat, baik ekonomis maupun budaya khususnya sangat rentan dan terancam dan pada gilirannya membahayakan eksistensi mereka sebagai kelompok budaya dan sebagai manusia. Kehidupan masyarakat adat

118

sangat bergantung pada keberadaan ekosistem alam di sekitar tempat tinggalnya. Alam tidak hanya memberi mereka sumber kehidupan ekonomi, tetapi juga menentukan budaya, cara pikir dan cara berada. Itu berarti, rusak dan hilangnya ekosistem alam sekitar mereka akan secara langsung menyebabkan rusak dan hilangnya budaya, dan berarti punahnya eksistensi mereka sebagai manusia. h. Prinsip Demokrasi. Isi alam semesta ini selalu beranekaragam. Keanekaragaman dan pluralitas adalah hakekat alam dan hakekat kehidupan sendiri. Demokrasi justru memberi tempat seluas luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman dan pluralitas. Oleh karena itu, setiap manusia yang peduli kepada lingkungan merupakan manusia yang demokratis. Kehidupan politik yang tidak demokratis dan sistem politik yang tidak menjamin adanya demokrasi akan membahayakan bagi upaya perlindungan lingkungan hidup. Demokrasi menjamin bahwa masyarakat mempunyai hak untuk berbeda pendapat dengan pemerintah, dengan menggugat setiap kebijakan publik yang berdampak merugikan lingkungan. i. Prinsip integritas moral. Prinsip ini terutama untuk pejabat publik, yang menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh prinsip prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik. Ia dituntut tidak menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya dengan merugikan kepentingan masyarakat. Apabila pejabat publik tidak mempunyai integritas moral, sehingga menyalahgunakan kekuasaannya kepentingan dirinya atau golongannya dengan mengorbankan kepentingan masyarakat, maka lingkungan hidup dapat diduga akan dengan mudah dirugikan. Secara kongrit, kebijakan publik yang berdampak pada rusaknya lingkungan maupun dalam kaitan dengan pemberian izin yang mempunyai dampak merugikan bagi lingkungan. 6.15. Pengelolaan Lingkungan Hidup Jika sasaran pengelolaan sumberdaya alam ialah ekosistem sumberdaya alam, maka sesungguhnya pengelolaan lingkungan atau lingkungan hidup sudah tercakup dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya alam. Akan tetapi, dalam beberapa keadaan, seperti dalam masalah kerusakan dan pengotoran lingkungan oleh kegiatan pertambangan dan industri, kegiatan pengelolaannya memang khusus ditujukan kepada perbaikan keadaan lingkungan, yaitu perbaikan kualita lingkungan hidup. Dalam hal inilah pengelolaan sumberdaya alam terpisah dari

119

pengelolaan lingkungan hidup, dan ruang lingkupnya ialah perlindungan dan perbaikan lingkungan. Chanlet (1973) membagi lingkungan hidup dalam tiga sistem, yaitu sistem lingkungan tanah, sistem lingkungan air dan sistem lingkungan udara. Dari sistem lingkungan hidup itu ternyata tanah, air dan udara dapat dianggap sebagai lingkungan hidup atau sumberdaya, yaitu sumberdaya fisik. Maka pada pengelolaan lingkungan hidup pun harus diusahakan melestarikannya. Pada sistem lingkungan tanah, usaha-usaha yang perlu dikerjakan ialah rehabilitasi, pengawetan, perencanaan dan pendayagunaan tanah yang optimum. Pada sistem air dan udara, yang perlu diusahakan ialah pembersihan dari pengotoran dan pencegahannya. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka lingkungan hidup akan mundur kualitasnya dan akhirnya manusia takkan dapat memanfaatkannya lagi. Jelaslah kiranya bahwa pengelolaan sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan hidup adalah kegiatan yang sama atau setidak-tidaknya sejalan dan saling mengisi (komplementer). Manusia memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Masyarakat manusia yang terpenuhi segala keperluannya disebut makmur. Kemakmuran akan cepat berkurang dengan bertambahnya penduduk secara eksponensial dan berkurangnya sumberdaya alam yang tersedia. Dalam hubungan ini Odum (1971a) mengemukakan pengertian daya dukung (carrying capasity) lingkungan dan sumberdaya alam untuk manusia. Daya dukung ini ialah jumlah populasi manusia yang optimal yang dalam jangka panjang dapat dipenuhi kebutuhannya oleh suatu satuan lingkungan/sumberdaya alam. Menurut Odum berdasarkan kebutuhan manusia akan makanan nabati daya dukung ekosistem yang sumber energinya hanya matahari adalah 0,00025 orang/m2 untuk masyarakat daerah pertanian pada iklim bermusim tropika dan 0,000025 orang/m2 untuk masyarakat primitif di daerah hutan tropika. Pada tingkat populasi seperti ini, ekosistem berada dalam keadaan stabil. Daya dukung tersebut dapat lebih besar apabila ada sumber makanan lain seperti perikanan. Selain itu, manusia tidak hanya memerlukan makanan melainkan juga kebutuhan-kebutuhan lain untuk menunjang kehidupannya.

120

Sampai batas tertentu daya dukung tersebut dapat dinaikkan dengan subsidi energi lain. Jadi, ada daya dukung maksimal dimana di atas itu lingkungan/sumberdaya alam takkan mampu mendukung lagi. Selain dari itu, pemanfaatan sumberdaya alam dapat menimbulkan akibat sampingan berupa :
1. 2. 3.

Kerusakan dan kemunduran pada sumberdaya alam Pencemaran kimiawi, terutama pencemaran air dan udara. Gangguan pada kesehatan, sebagai akibat pencemaran dan berjangkitnya wabah Gangguan sosial, yaitu tekanan yang dialami masyarakat manusia sebagai akibat

penyakit sebagai akibat adanya kegiatan yang mengganggu sumberdaya alam dan lingkungan. 4. kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam berupa proyek-proyek pembangunan. Keempat hal itu menimbulkan masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup ini makin besar dengan makin besarnya jumlah penduduk. Secara empiris itu dapat disimpulkan beberapa hal : 1.
2.

Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus didampingi Penduduk atau masyarakat manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam

program pembatasan jumlah penduduk. perlu mendapat pendidikan dan penyuluhan agar mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi kerusakan. 3. Disamping pendidikan dan penyuluhan harus ada pula undang-undang dan peraturan-peraturan yang mengatur pemanfaatan sumberdaya alam agar kerusakan-kerusakan dapat dicegah atau dikurangi. Makin banyak penduduk, masalah keterbatasan sumberdaya alam makin kritis. Oleh karena itu perlu ada usaha-usaha pembinaan, perlindungan dan pelestarian.Dalam beberapa hal, teknologi dapat mengganti kerugian akibat kerusakan pada sumberdaya alam, misalnya kerusakan pada hutan alam dapat diimbangi dengan adanya hutan tanaman atau tanaman pertanian yang lebih produktif. Tetapi pada umumnya, apabila manusia tidak melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, maka cepat atau lambat kelak manusia tidak dapat memanfaatkannya lagi. 6.16. Sistem Manajemen Lingkungan

121

Sistem manjemen lingkungan merupakan suatu proses yang menekankan upaya peningkatan efisiensi perusahaan dengan meminimalisasi keluaran limbah melalui proses produksi atau teknologi bersih lingkungan (yang dikenal dengan manajemen ekoefisiensi). Minimalisasi limbah terdiri dari tiga aktivitas yang disebut dengan 3R, yaitu reduce (kurang), recycle (daur ulang) dan reuse (penggunaan kembali). Dalam meminimalisasi limbah kegiatannya adalah : a. b. c. Mencegah timbulnya limbah dan pencemaran melalui substitusi bahan Mendaur ulang limbah yang tidak dapat dicegah keberadaannya. Mengamankan limbah yang telah diolah secara legal. Agar pengelolaan lingkungan dapat berjalan dengan efisien,dibutuhkan suatu kebijakan yang diterapkan dalam suatu sistem manajemen,dimana perlindungan menjadi prioritas utama.Dalam pengelolaan lingkungan perhatian utama umumnya pada aspek teknis pengawasan lingkungan dengan mengabaikan segi manusia .Hal ini sangat berbahaya terutama bila melihat fakta bahwa hak-hak yang menyangkut lingku ngan ,seperti limbah berbahaya,dapat menjadi topik yang sangat penting.Untuk menja dikan pengelolaan lingkungan sebagai salah satu bidang operasional yang penting dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan di muka bumi,maka dilakukan penggabungan standar pengelolaan lingkungan kedalam ISO (International Organitation for Standarization) yang selanjutmaya dikenal dengan ISO 9000 dan ISO 14000. Pertimbangan produk yang ramah lingkungan telah mengglobal dan saat ini produk tidak hanya harus bermutu dan ramah lingkungan tetapi juga ramah terhadap manusia.Dengan semakin baiknya penghasilan dan taraf hidup masyarakat ,konsumen dimana saja mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendak mereka. Produsen harus meyakinkan konsumen bahwa produk yang dihasilkan benar-benar baik dalam arti kualitas, ramah lingkungan dan ramah manusia.Untuk itulah muncul ISO 9000 dan ISO 14000. ISO 9000 merupakan jaminan bahwa produksi telah mengikuti standar yang ditentukan sehingga hasil yang diingin kan sesuai dengan mutu dan proses yang telah di tentukan. Jadi ISO baku, perubahan proses atau penggunaan teknologi alternatif.

d. Mengelola limbah yang tidak dapat dicegah/ daur-ulang.

122

9000 merupakan pedoman standar untuk desain, pembuatan barang, penjualan dan pelayanan untuk suatu produk. ISO 14000 membicarakan tentang prosedur dan sistem, bukan penentuan baku mutu ataupun ketentuan yang membatasi kegiatan perusahaan. ISO 14000 merupakan prosedur atau sistem pengelolaan lingkungan yang diusahakan untuk dipatuhi. Dalam perkembangannya, sebagian besar perusahaan yang menjual produk ke negara maju dihadapkan pada ketentuan bahwa mereka sekarang harus membuktikan, melalui sertifikat, bahwa sistem manajemen mutu mereka telah sesuai dengan ISO 9000. ISO 9000 muncul atas desakan konsumen dan pasar sehingga sifatnya adalah sukarela, sedangkan ISO 14000 muncul atas desakan perundang undangan agar produk yang dihasilkan memenuhi tuntutan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Lingkungan memberikan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia khususnya dalam bidang kesehatan, oleh karena itu kerjasama internasional di bidang perdagangan dan lingkungan merupakan hal yang penting dan perlu diintensifkan karena perdagangan internasional dapat membawa dampak positif maupun negatif, khususnya dalam bidang lingkungan hidup kebijaksanaan perdagangan dan lingkungan harus saling menunjang demi meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkelanjutan. Manfaat Sertifikat ISO 9000 dan ISO 14000, antara lain: a.
b.

Perlindungan terhadap lingkungan. Menunjukkan kesesuaian dengan peraturan. Pembentukan sistem pengelolaan yang efektif. Penurunan biaya. Penurunan kecelakaan kerja. Peningkatan hubungan masyarakat. Peningkatan kepuasan konsumen. Minimalisasi limbah adalah pengurangan sebanyak mungkin limbah berbahaya yang

c. d. e. f. g.

dihasilkan, diolah, disimpan, atau dikirim untuk dibuang. Minimalisasi limbah baik untuk industri, rumah tangga dan bentuk usaha lainnya, adalah langkah menuju masa depan. Keterbatasan lahan dan meningkatnya biaya pengelolaan dan pembuangan membuat minimalisasi limbah menjadi isu penting.

123

Dalam pengelolaan limbah berbahaya, minimalisasi limbah menjadi prioritas pertama dan prioritas kedua adalah pemulihan sumberdaya. Manfaat minimalisasi limbah adalah:
a. b. c. d. e.

Mengurangi dampak lingkungan. Meningkatkan keselamatan kerja. Menyesuaikan dengan peraturan. Mengurangi biaya operasional. Meningkatkan kepercayaan masyarakat. Mengurangi kewajiban berkaitan dengan denda dan tuntutan hukum Pilihan minimalisasi bahan berbahaya intinya adalah pengurangan sumber. Bahan bahan

f.

berbahaya sebaiknya tidak digunakan dalam kegiatan operasional sejak awal, atau minimalisasi jumlah yang digunakan. Minimalisasi bahan dapat dilakukan dengan pilihan pilihan sebagai berikut : a. Substitusi, menggantikan produk atau bahan baku yang mengandung bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya, bila dimungkinkan, atau dengan menggantikan proses dan peralatan yang menggunakan bahan yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya. b. Pengendalian persediaan, mempersiapkan persediaan bahan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan dan waktunya, persediaan bahan bahan berbahaya dapat ditekan pada tingkat minimal. Persediaan dapat juga ditekan dengan mengurangi jumlah yang digunakan. c. d.
e.

Pemurnian bahan baku, bila satu atau lebih bahan baku dapat dimurnikan sebelum Penjadwalan produksi,pengetatan jadwal produksi akan lebih sedikit aktivitas Hal ini dimungkinkan karena limbah semakin banyak dihasilkan saat mesin dalam Meningkatkan efesiensi, apabila seluruh aliran proses bahan berbahaya dibuat

dimasukan ke dalam proses, maka akan mengahasilkan limbah dalam jumlah yang sedikit. menghidupkan dan mematikan mesin untuk proses. kondisi dingin .Pengaturan kerja, shift kerja yang efesien juga dapat meminimalisasi limbah.
f.

seefisien mungkin,maka dapat dilakukan minimalisasi bahan-bahan berbahaya. Produksi, distribusi, penyimpanan dan pengggunaan bahan-bahan berbahaya secara efisien akan banyak membantu upaya tersebut. Minimalisasi limbah berbahaya harus diimplementasi-kan, terutama ditujukan pada pengurangan volume total atau kadar toksisitas dari limbah yang dihasilkan. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :

124

a.

Mendaur-ulang, mendapatkan dan menggunakan kembali limbah. Pengolahan. Pengurangan (Reduce);suatu prinsip yang berupa pengurangan penggunaan bahan Penggunaan ulang (Reuse): suatu prinsip pemanfaatan ulang bahan-bahan yang Pendaur ulang (Recycle): suatu prinsip yang berupa proses kembali bahan yang

b.
a.

Minimalisasikan bahan dan limbah dilakukan dengan prinsip 3R, yaitu: sehingga limbah yang sekarang harus juga ditangani.
b.

sudah dipakai. Melalui prinsip ini jumlah limbah yang harus ditangani akan berkurang.
c.

sudah dipakai. 6.17. Ekolabel (Eco-Labelling) Ekolabel merupakan salah satu syarat yang ditetapkan pada perdagangan bebas abad 21, sebagai tanda bahwa produksi mata dagangan tersebut memenuhi persyaratan tidak merusak lingkungan. Mata dagangan yang tidak memiliki ekolabel akan ditolak oleh negara konsumen sehingga mata dagangan tersebut tidak dapat dipasarkan. Label yang terpasang pada mata dagangan tersebut juga menyatakan bahwa merek tersebut ramah lingkungan, dalam arti produk dan proses produksinya tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Ekolabel muncul sebagai akibat desakan dari masyarakat konsumen yang semakin sadar akan lingkungan dan membutuhkan produk yang bersih dan tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Tidak peduli suatu negara yang terhadap ekolabel akan mempersempit pangsa pasar produk produk ekspornya karena semakin lama semakin banyak negara menerapkan standard tersebut. Bagi Indonesia, program ekolabel telah dimulai dari produk produk ekspor hasil industri kehutanan. Kemajuan yang diciptakan sektor industri di Indonesia telah memberikan kemakmuran bagi sebagian besar masyarakat, memperluas kesempatan kerja, menambah devisa negara, tetapi dari sisi lain menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Perkembangan industri membawa pesan dan harapan, tetapi juga ternyata beriringan dengan bencana ketika manusia belum bangkit kesadarannya. Apabila pencemaran menimbulkan bencana, kemudian mengundang protes dari berbagai lapisan dan golongan masyarakat, barulah disadari bahwa pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan industri harus mendapatkan proporsi sebagaiman mestinya.

125

Dengan penerapan ekolabeling dan ISO 14000, Indonesia akan termasuk yang dirugikan karena sebagian besar negara negara pengimpor komoditi non migas dari Indonesia akan menerapkan ekolabelling. Apabila produk komoditi perdagangan Indonesia tidak bersifat ramah lingkungan maka mau tidak mau produk Indonesia akan tidak diminati di pasaran internasional. Akibatnya ekspor kita akan menurun dan mengurangi penerimaan devisa Indonesia. Oleh karena itu Indonesia harus bergerak ke arah perbaikan kualitas komoditi perdagangan yang ramah lingkungan pula. Untuk melaksanakan sistem ekolabeling ini diperlukan suatu institusi yang sifatnya independen. Institusi ini harus mempunyai kredibilitas yang tinggi, sehingga apa yang diputuskannya akan diterima oleh masyarakat konsumen secara luas. Syarat selanjutnya ialah bahwa proses pemberian label ecolabelling itu harus transparan demi mendapatkan kredibilitas tersebut. Ekolabeling merupakan usaha untuk melindungi lingkungan. Usaha pemerintah dan masyarakat untuk secara langsung menekan produsen atau sektor industri untuk mengurangi pencemaran dari kegiatan usaha mereka masih belum begitu kuat. Oleh karena itu usaha untuk melindungi lingkungan harus dilakukan dengan cara menekan produsen melalui kemauan membeli konsumen (Pemakai produk). Pada dasarnya produsen membuat barang adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam masyarakat dimana konsumen bertindak sebagai raja, kepuasan konsumen harus menjadi tujuan utama. Tanpa ada konsumen yang mau membeli produk suatu industri, maka cepat atau lambat kegiatan industri tersebut pasti akan berakhir. Oleh karena itu peranan konsumen sangat besar dalam usaha untuk melindungi lingkungan. Dengan mempengaruhi kesediaan membeli di pihak konsumen akan terpengaruh pula kegiatan produksi dari industri yang bersangkutan. Dengan semakin tinggi kesadaran konsumen mengenai konservasi sumberdaya alam dan lingkungan, maka semakin hati hati mereka membeli produk yang digunakannya. Untuk memperoleh keyakinan mengenai produk dan proses produksi indutri yang bersahabat dengan lingkungan diperlukan institusi yang memberikan sertifikat bahwa produk tersebut telah bersahabat dengan lingkungan. Jadi ekolabel (ecolabelling) adalah suatu tanda yang menerangkan bahwa produksi mata dagangan tersebut telah memenuhi persyaratan untuk tidak merusak lingkungan.

126

6.18. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kegiatan yang perlu dilengkapi AMDAL, antara lain : a. b. c. Perubahan bentuk lahan dan bentuk alam (Pembuatan jalan, Pembukaan hutan dll). Eksploitasi sumberdaya alam (Penambangan, eksploitasi hutan). Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan perusakan, pemborosan dan kemerosotan pemanfaatan sumberdaya alam dan energi pemanfaatan tanah tanpa konservasi, penggunaan energi yang tidak diikuti dengan teknologi yang dapat mengefisienkan pemakaiannya. d. Proses dan hasilnya yang mengancam kesejahteraan penduduk, pelestarian kawasan konservasi alam dan cagar budaya (kegiatan yang proses dan hasilnya menimbulkan pencemaran). e. f. g. Introduksi jenis tumbuhan atau hewan (introduksi jenis tumbuhan baru yang dapat menimbulkan jenis penyakit baru). Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi mempengaruhi lingkungan. Dampak merupakan perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia termasuk di dalamnya dampak yang terjadi sebagai akibat kegiatan pembangunan ditentukan oleh : a. b. c. d. e. f. Jumlah manusia yang terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak. Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak. Sifat komunikatif dampak. Tujuan penerapan AMDAL antara lain untuk menjamin tetap terpeliharanya kemampuan lingkungan hidup guna menunjang pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian AMDAL merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan secara bijaksana. Pemantauan secara berkala ini penting untuk menilai aktivitas pengelolaan lingkungan agar bermanfaat dalam menjaga kualitas lingkungan dari kerusakan. Dari hasil AMDAL dapat diketahui apakah kegiatan

127

pembangunan berpotensi menimbulkan dampak atau tidak. Bila berdampak besar terutama yang negatif, tentu saja kegiatan tersebut tidak boleh dibangun atau boleh dibangun dengan persyaratan tertentu agar dampak negatif tersebut dapat dikurangi sampai tidak membahayakan lingkungan. Dampak negatif yang perlu diperhatikan adalah : a.
b.

Apakah dampak negatif yang mungkin timbul melampaui batas toleransi Apakah kegiatan yang dibangun ini akan menimbulkan gejolak terhadap Apakah dampak negatif ini dapat mempengaruhi kehidupan dan keselamatan Sejauh mana perubahan ekosistem yang akan terjadi sebagai akibat pembangunan Bila hasil AMDAL menunjukkan bahwa kegiatan tersebut tidak menimbulkan dampak

pencemaran terhadap kualitas lingkungan atau tidak. masyarakat atau mempengaruhi kegiatan lain atau tidak. c. d. masyarakat atau tidak. kegiatan ini. yang berarti, maka kegiatan dapat dilaksanakan sesuai usulan dengan tetap berpedoman agar memperkaitkan dampak negatif yang mungkin timbul diluar perkiraan semula. Dalam hal ini sebelum kegiatan dilaksanakan harus ditentukan dulu pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai usaha menjaga kelestarian lingkungan. Kegunaan AMDAL dalam usaha menjaga kualitas lingkungan, adalah : a. Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak, terutama sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui. b. Menghindari efek samping dari pengelolaan sumberdaya alam. c. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat. d. Agar dapat diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa, negara atau masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia dibina oleh lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya. Tetapi dalam prakteknya manusia mempengaruhi keadaan lingkungan secara dominan. Jadi terbentuk suatu keunikan dimana manusia dan lingkungan berinteraksi secara ekologis. Interaksi disini dapat berlangsung secara positif, bila interaksi ini mengakibatkan peningkatan daya dukung lingkungan dalam menjamin kesejahteraan manusia . Sedangkan interaksi negatif apabila terjadi interaksi yang merusak lingkungan sehingga daya dukung lingkungan menjadi menurun.

128

Manusia mempunyai keterbatasan, tetapi tidak terperangkap oleh keterbatasan tersebut melainkan berusaha meningkatkan diri. Dengan terbatasnya sumberdaya alam yang ada, manusia mencoba menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologinya untuk meningkatkan dan mempertahankan daya dukung lingkungan tempat hidupnya. Pengelolaan sumberdaya alam mempunyai hubungan erat dengan pelestarian karena azas pengelolaan lingkungan adalah pelestarian. Pelestarian bukan berarti membiarkan alam sebagaimana asalnya, tetapi merupakan usaha pemanfaatan yang diimbangi dengan upaya menjaga kualitasnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia. Pelestarian harus dilaksanakan secara terpadu karena ada keterkaitan yang sangat erat antara faktor lingkungan satu dengan lainnya, yang berarti bahwa kerusakan yang satu dapat menimbulkan kerusakan yang lainnya.

BAB VII ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DAN TEKNOLOGI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA 7. 1. Pengantar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan gejala alam, antara lain asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama tentang benda yang ada di sekelilingnya, seperti alam jagad raya beserta isinya bahkan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu tersebut mendorong manusia untuk dapat memahami dan menjelaskan gejala alam dan kehidupan di bumi ini. Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang didapat kemudian disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya. Informasi tersebut juga ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu, sehingga informasi tentang pengetahuan tersebut akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.

129

Saat ini perkembangan teknologi berjalan dengan sangat pesat, baik dalam jumlah maupun pemanfaatannya. Begitu banyak perkembangan di bidang teknologi, tetapi pembahasan tentang perkembangan teknologi pada pokok bahasan ini hanya difokuskan pada dua bidang saja, yaitu bioteknologi dan teknologi informasi. Pemilihan kedua teknologi tersebut didasarkan pada perkembangannya yang sangat pesat serta pengaruhnya yang besar terhadap kehidupan. Selama tiga dekade terakhir, telah terjadi revolusi besar besaran dalam bidang informasi dan life science (terutama bidang bioteknologi). 7.2. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Keahlian seseorang menguasai ilmu pengetahuan sebanding dengan kemampuannya menyerap, mendalami ilmu pengetahuan serta daya pikir kritis terhadap ilmu pengetahuan sendiri. Sampai mendekati abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan belum begitu luas dan dalam, sehingga seseorang yang mempunyai cara berpikir tajam dan kritis sangat mungkin dapat menguasai beberapa bidang ilmu sekaligus. Sebagai contoh Phytagoras (500 SM) dikenal sebagai seorang astronom yang juga ahli matematika dan transmutasi unsur, Copernicus (1473-1543 SM) dikenal sebagai ahli astronomi, metematika dan pengobatan. Setelah abad pertengahan perkembangan ilmu pengetahuan relatif lebih pesat dan mendalam sehingga semakin sulit bagi seseorang untuk menguasai berbagai ilmu dengan mendalam. Oleh karena itu, perlu dilakukan klasifikasi ilmu pengetahuan yang ada menjadi berbagai disiplin bidang ilmu, meskipun tetap memegang prinsip intgratif dan komprehensif. Secara garis besar ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bidang ilmu utama yaitu a. Ilmu Pengetahuan Sosial dan Budaya Ilmu ini secara umum mempelajari tentang tingkah laku manusia (humaniora) b. Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu ini mempelajari tentang mahluk hidup (biologi) dan makhluk tidak hidup (sains fisik), dan materi beserta proses-proses yang menyertainya (kimia). Matematika tidak termasuk dalam pembagian ilmu pengetahuan tersebut. Matematika merupakan penunjang pengembangan semua disiplin ilmu. Bagi sains fisik, matematika merupakan bahasa yang dapat menerangkan hukum-hukum alam. Statistika dimanfaatkan untuk pengumpulan, pengorganisiran serta peringkasan serta analisis data. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data yang diamati. Sementara itu, informatika banyak dimanfaatkan dalam pemodelan,

130

baik fisik maupun matematis pengumpulan data dan sekaligus untuk menganalisis data yang diperoleh. Di dalam Biologi, matematika juga memegang peran yang penting, karena dapat digunakan untuk memahami atau menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi pada makhluk hidup seperti pertumbuhan (individu, populasi), gerak, pengujian suatu bahan obat, dan sebagainya. 7. 3. IPA Klasik dan IPA Modern Ilmu pengetahuan pada mulanya berkembang sangat lambat sampai abad pertengahan (abad XV-XVI). Perkembangan tersebut sedikit lebih pesat, terutama setelah Copernicus, yang kemudian diperkuat oleh Galileo berdasarkan penemuannya mengubah konsep geosentris dan sekaligus mengubah kepercayaan penguasa dan agama pada saat itu. Penemuan tersebut sangat dimungkinkan karena berkembangnya alat bantu penelitian (teropong bintang) yang lebih baik. Periode ini dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimentasi. Perubahan konsep ilmu yang radikal ini juga memengaruhi cara berpikir dan sekaligus memacu perkembangan ilmu pengetahuan sampai terjadinya revolusi industri pada abad XIX. Perkembangan IPA yang sangat pesat terjadi setelah diperkenalkan konsep fisika kuantum dan relativitas pada awal abad XX. Konsep modern ini memengaruhi konsep IPA keseluruhan, sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan penyesuaian konsep ilmu pengetahuan ke arah pemikiran modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik, yang telaahnya bersifat makroskopik, dan IPA modern, yang bersifat mikroskopik. Penggolongan IPA menjadi klasik dan modern bukan berkaitan dengan waktu, maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada cara berpikir, cara memandang dan cara menganalisis suatu fenomena alam. Perkembangan ilmu yang sangat pesat akhir-akhir ini sangat ditunjang oleh perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan alat-alat pengujian atau alat-alat pengamatan, dan juga komputer yang semakin cepat dan canggih. 7. 4. IPA tentang Bumi Sebagai Tempat Kehidupan Wacana manusia tentang alam semesta selama beribu-ribu tahun yang lalu sangat dibatasi oleh kedudukan mereka di bumi. Manusia beranggapan bahwa bumi menduduki tempat sangat istimewa di alam semesta ini. Bersamaan dengan itu mereka melihat ada benda yang bercahaya di langit, memancarkan cahaya yang terang lalu bergeser secara perlahan-lahan dari timur ke barat hingga akhirnya menghilang. Benda tersebut adalah matahari. Sesudah matahari menghilang, bumi 131

menjadi gelap, terlihat benda-benda kecil bercahaya di langit, yang disebut bintang.

Selain

bintang, terdapat sebuah benda yang bersinar lembut, indah dipandang mata yang dari hari ke hari berangsur-angsur terlihat membulat, kemudian hanya terlihat setengah bagian hingga tidak terlihat sama sekali. Benda tersebut disebut bulan. Pengetahuan manusia tentang bumi, matahari, bintang dan bulan pun semakin berkembang dari yang sederhana hingga yang kompleks setelah melalui ribuan tahun. Terjadinya alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang ghaib dan penuh rahasia. Para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian untuk mengungkapkan tabir misteri tersebut. Sampai saat ini, manusia dengan mempergunakan segala kemampuannya dan memanfaatkan kecanggihan teknologi terus berusaha mengungkapkan misteri alam semesta. Pada awalnya, manusia menganggap bahwa bumi ini mempunyai kedudukan yang istimewa di alam semesta (pusat alam semesta), karena melihat bahwa matahari terbit di sebelah timur, pada tengah hari ada di atas kepala kita dan terbenam di sebelah barat. Berarti matahari mengitari bumi. Anggapan ini yang mendasari hipotesis,Geosentris. Pandangan geosentris berubah setelah Copernicus mengemukakan teori heliosentris, yang mengemukakan bahwa sebenarnya bumi tidak memiliki kedudukan istimewa di alam semesta ini. Bumi bersama planet-planet lain bergerak mengitari matahari. Saat ini, penerbangan pesawat ruang angkasa semakin maju. Gambar-gambar bumi hasil pemotretan pesawat-pesawat luar angkasa pun semakin membuktikan kebenaran teori heliosentris tersebut. 7. 4. 1 Bumi Sebagai Planet Bumi mengorbit matahari dalam lintasan berbentuk elips, maka jarak matahari bumi selalu berubah. Jarak matahari-bumi yang terdekat (perihelion) terjadi pada tanggal 4 Januari, dan jarak matahari-bumi yang terjauh (aphelion) terjadi pada tanggal 5 Juli. Jarak rata-rata dari pusat matahari ke pusat bumi disebut 1 AU (Astronomical Unit/ Satuan Jarak Astronomi). Ekuator bumi tidak sebidang dengan bidang orbit bumi, melainkan miring. Kemiringan ini menyebabkan terjadinya empat musim (panas, gugur,dingin dan semi) pada daerah Subtropika. Bentuk bumi tidak bulat sempurna, melainkan pepat pada kutub-kutubnya dan menggelembung pada ekuatornya. Pepatnya bola bumi ini disebabkan pada saat baru terbentuk bumi belum terlalu padat dan rotasinya membuat menggelembung pada bagian ekuator.

132

Bola bumi dibagi secara horizontal atas dua bagian sama besar, yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan, oleh garis ekuator/garis khatulistiwa (0o Lintang). Belahan Bumi Utara membentang antara 0o Lintang 90o Lintang Utara (LU) dan Belahan Bumi Selatan membentang antara 0o Lintang 90o Lintang Selatan (LS), yang dibagi atas : Daerah 23o LU - 23o LS = Daerah Tropika Daerah 23o LU - 66o LU = Daerah Subtropika Utara Daerah 66o LU 90o LS = Daerah Kutub Utara Daerah 23o LS 66o LS = Daerah Subtropika Selatan Daerah 66o LS 90o LS = Daerah Kutub Selatan. Bola bumi dibagi secara vertikal atas dua bagian sama besar, yaitu Bujur Barat (BB) dan Bujur Timur (BT) oleh garis bujur Standard (1800 BT/BB) dan garis bujur Standard (0o B). Garis bujur standard 0o BT, melalui Greenwich (Inggris), digunakan sebagai Garis Standard Waktu International (Greenwich Mean Time = GMT), sedangkan garis bujur standard 1800 BT/BB digunakan sebagai Garis Pergantian Tanggal International. Indonesia terletak antara 95o BT 141o BT, berarti paling barat dengan titik paling timur = 46o atau 46 X 4 menit = 184 menit (1o = 4 menit). Indonesia menetapkan 3 (tiga) daerah waktu, yaitu: Waktu Indonesia Barat (WIB), dengan garis bujur standard 105o BT Waktu Indonesia Tengah (WITA), dengan garis bujur standard 120o BT Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan garis bujur standard 135o BT. = (105o 0o) X 4 menit = 420 menit = 7 jam Perbedaan waktu WITA dengan GMT = (120o 0o) X 4 menit = 480 menit = 8 jam Perbedaan waktu WIT dengan GMT = (135o 0o) X 4 menit = 540 menit = 9 jam Apabila kita melewati garis Pergantian Tanggal Internasional (180o BT / BB) dari arah barat ke timur, maka waktunya kurang 1 hari, sebaliknya apabila kita melewati garis tersebut dari arah timur ke barat, maka waktunya ditambah 1 hari. Menurut garis lintang, Indonesia yang terletak antara 6o LU 11o LS termasuk dalam daerah tropika, berarti iklimnya tropis.

Perbedaan waktu WIB dengan GMT

133

7. 4. 2. Bagian-bagian Bumi Melalui pengamatan seismologi (hantaran pada gelombang gempa bumi) para ahli geologi memperoleh gambaran mengenai susunan bagian dalam bumi, karena arah kecepatan dan bentuk gelombang gempa ditentukan oleh komposisi dan kerapatan bagian dalam bumi. Bumi terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut: 7. 4. 2. 1. Inti Bumi (Barisfer / Centrosfer) Pengetahuan manusia tentang inti bumi masih sangat terbatas. Inti bumi terdiri dari inti luar (tebalnya 2160 km) dan inti dalam (tebalnya 1320 km). Diduga barisfer terdiri dari nikel dan ferum (besi) disingkat nife. Inti luar diduga berwujud cair, sedangkan inti dalam berwujud padat. Pengaruh panas matahari hanya terasa paling dalam 20 meter di bawah permukaan bumi. Setelah 20 meter ke bawah, temperaturnya telah konstan (tidak lagi dipengaruhi musim panas dan dingin). Akan tetapi, makin masuk ke dalam bumi temperaturnya makin tinggi. Umumnya tiap turun 33 m temperatur naik 1o C, Angka 33 m ini disebut jumlah geothermis, artinya jumlah meter yang diperlukan untuk kenaikan temperatur 10 C, apabila turun vertikal ke dalam lapisan bumi. Ada istilah derajat geothermis, artinya jumlah derajat Celcius yang dipakai apabila turun vertikal 100 m ke dalam bumi. Jumlah geothermis ataupun derajat geothermis tidak sama di setiap tempat. Batuan gunung berapi yang masih panas memperkecil jumlah geothermis, sedangkan air samudera dan air tanah memperbesar derajat geothermis. Makin besar jumlah geothermis suatu lapisan bumi, makin kecil derajat geothermisnya. Inti bumi ini yang diduga menyebabkan adanya sifat kemagnetan bumi. Bumi merupakan magnet raksasa dengan kutub selatan magnet terletak di bagian utara bumi dan kutub selatan magnet terletak dibagian utara bumi, meskipun ternyata tidak tepat betul pada kutub bumi. Bumi merupakan medan magnet yang luar biasa besarnya, dan sebagaimana diketahui jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara dan selatan kutub magnet bumi. Fenomena alam semacam ini dapat dimanfaatkan untuk mengungkap adanya batuan di permukaan bumi yang mempunyai kekuatan (gaya) untuk tarik menarik atau tolak menolak sesama benda. Arah kemagnetan bumi merupakan salah satu misteri alam semesta yang sampai saat ini belum terungkap. 7. 4. 2. 2. Selimut (Mantel) 134

Sesuai dengan namanya lapisan ini bersifat melindungi bagian dalam bumi. Lapisan ini terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu : a. Litosfer. Lapisan ini terdiri dari lapisan Sial (Silisium dan Aluminium) dan lapisan Sima (Silisium dan Magnesium). Tebalnya sekitar 50--100 km. Bersama kerak bumi disebut lempeng litosfer yang mengapung di atas meteri yang agak kental, yaitu astenosfer. b. Astenosfer, wujudnya agak kental, tebalnya 100--400 km. Diduga lapisan ini sebagai tempat formasi magma. Wujudnya tidak padat, maka massa di atasnya dapat bergerak. Mungkin kondisi macam ini sebagai dasar teori lempeng tektonik. c. Mesosfer, wujudnya padat dengan tebal sekitar 2400--2750 km, terletak di bawah astenosfer. 7. 4. 2. 3. Kerak Bumi Lapisan ini menempati bagian paling atas dari permukaan bumi dengan tebal rata-rata antara 10-50 km. Umumnya, tebal kerak bumi dipermukaan sekitar 20-50 km, tetapi di bawah permukaan laut tebalnya hanya sekitar 10--12 km saja, wujudnya padat. Kerak bumi terdiri dari zat padat yang disebut batuan. Menurut kejadiannya, batuan dibedakan atas tiga golongan, yaitu : a. Batuan beku. Terjadi dari magma cair dan panas membeku di dalam atau di luar bumi akibat temperaturnya turun. Menurut tempat membekunya dibedakan atas tiga macam, yaitu batuan beku luar, batuan beku sela dan batuan beku dalam. b. Batuan sedimen (endapan). Angin, air, es mengikis batuan dan hasil kikisannya diendapkan ke tempat lain. Di tempat baru ini hasil kikisan diendapkan. Hasil kikisan tersebut ada yang tetap gembur, ada yang menjadi keras (membantu), karena waktu atau tekanan dari lapisan di atasnya. c. Batuan metamorf (malihan). Batuan sedimen maupun batuan beku yang telah mengalami perubahan sifat, karena suhu yang tinggi atau tekanan yang berat. 7. 4. 2. 4. Lapisan air (Hidrosfer) Hidrosfer ialah semua perairan yang berada di bumi, yaitu samudera, lautan, danau, sungai dan air tanah. Air yang turun dari langit, sebagai hujan dan salju, tidak mengandung garam atau 135

mineral yang terlarut, masuk ke sungai, mengalir di atas permukaan tanah dan bawah permukaan tanah melarutkan garam mineral yang ada di tanah dibawa ke laut. Pemanasan matahari akan menguapkan air laut tetapi garam garam mineral tidak ikut menguap, sehingga air laut terasa asin. Garam mineral yang merupakan bagian besar dari air laut, yaitu garam dapur (NaC1 =Natrium Clorida) dan garam Inggris (MgSO4 = Magnesium Sulfat). Kira kira 71% dari planet bumi ini merupakan lapisan air. Air dari laut, sungai, danau menguap (evaporasi) ditambah penguapan dari vegetasi (transpirasi) akan membentuk awan. Awan yang terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan (kondensasi) sehingga terurai menjadi titik titik air yang karena gaya beratnya akan turun ke muka bumi sebagai hujan (presipitasi). Setelah sampai di permukaan bumi, sebagian mengalir di atas permukaan, dan sebagian lagi masuk ke dalam bumi (infiltrasi) sehingga terjadi aliran atas permukaan dan aliran bawah permukaan, mengisi kembali danau, sungai dan laut serta diserap kembali oleh tumbuhan. Dengan demikian terjadi siklus hidrologi (siklus air). Pada saat hujan turun, air hujan akan membawa Oksigen (O2) dan Karbon dioksida (CO2) yang ada di udara ke dalam sungai, danau dan laut, sehingga memungkinkan ada kehidupan di dalam air. 7. 4. 2. 5. Lapisan Udara Lapisan udara (Atmos=Uap/udara, sphaira=bulatan) menyelimuti bumi. Berdasarkan sifatnya, atmosfer dibagi dalam beberapa lapisan: a. Troposfer ; Di daerah tropika, tinggi troposfer bisa mencapai 18 km, sedangkan di daerah kutub tinggi troposfer hanya 6 km. Gejala cuaca seharihari seperti awan, embun, hujan, salju, angin terjadi pada lapisan ini. Pada lapisan ini terdapat gejala Lapse rate, artinya setiap naik 100 m suhu akan turun rata rata 0,60C. Contoh : Puncak Jaya (Irian Jaya) ketinggiannya 5.000 m Suhu di pantai (0m) rata rata = 260C Suhu di Puncak Jaya = 260C (5000m / 100mx0,60C) = - 40C

136

Suhu tersebut membuat air menjadi beku (salju). Gejala ini yang menjawab mengapa di daerah tropika dapat dijumpai salju. Pada lapisan troposfer terdapat penurunan suhu yang disebabkan oleh sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah memberi panas pada troposfer di atasnya. Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, karena itu suhu semakin rendah sesuai dengan bertambahnya ketinggian. Udara troposfer atas sangat dingin, dan lebih berat dibandingkan dengan udara di atas tropopause (lapisan pemisah antara troposfer dengan stratosfer) sehingga udara troposfer tidak dapat menembus tropopause. b. Stratosfer. Lapisan udara di atas tropopause disebut stratosfer. Kenaikan suhu pada lapisan tersebut disebabkan oleh unsur Ozon (O3) yang menyerap radiasi ultraviolet dari matahari. Stratosfer bagian atas dibatasi oleh stratopause, yang terletak pada ketinggian 60 km. Lapisan di atas stratopause disebut mesosfer, yang terletak antara ketinggian 60 km dan 80 km. c. Mesosfer. Pada lapisan ini ditandai penurunan suhu rata-rata 0,4o C setiap kenaikan ketinggian 100 km. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, lapisan pada atmosfer yang suhunya paling rendah (kira kira 1000C), terletak pada ketinggian 85 km. Di atas mesopause terdapat lapisan termosfer, terletak pada ketinggian 85 km dan 300 km, suhu pada lapisan ini dari 100 o C sampai ratusan bahkan ribuan derajat. 7. 4. 2. 6. Menentukan Umur Bumi Di kenal ada empat cara untuk menentukan umur bumi, yaitu: a. Teori sedimen Cara ini didasarkan pada perhitungan tebal lapisan sedimen rata-rata yang membentuk batuan. b. Teori kadar garam. Cara ini didasarkan atas perhitungan kenaikan kadar garam laut. c. Teori termal.

137

Menurut teori ini, pada saat bumi terbentuk merupakan batuan yang sangat panas dan karena bersentuhan dengan udara yang suhunya lebih rendah, maka batuan tersebut mendingin dan membeku seperti saat ini. d. Teori Radioaktivitas. Menurut teori zat radioaktif dalam waktu tertentu akan terurai separuhnya (meluruh) menjadi zat yang lebih rendah susunan zatnya. 7. 4. 2. 7. Terbentuknya benua dan samudera di bumi Benua merupakan bagian bumi yang tidak tertutup oleh perairan. Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya benua dan samudera di bumi ini. Alfred L. Wegener, (1915) mengemukakan teori tentang pergeseran benua (continental drift), sebagai berikut. Pada saat bumi terbentuk hanya berupa satu benua besar (superkontinental) Pangea, superkontinental ini retak-retak dan pecah menjadi tiga bagian, yaitu EropaAsia, AmerikaAfrika dan AustraliaAntartika. Kemudian AmerikaAfrika dan Australia Antartika pecah seperti keadaan sekarang. Pada saat Amerika dan Afrika pecah, celah diantaranya membentuk Samudera Atlantik. Anak benua India yang tadinya menempel di benua Afrika, retak dan pecah bergerak ke utara menempel pada benua Asia, akibatnya terjadi gerakan vertikal, yang naik membentuk pegunungan Himalaya dan yang turun membentuk Samudera Hindia. Pada saat bumi berotasi, ada sebagian massanya yang terlempar keluar, yang kemudian menjadi bulan (satelit bumi), sedangkan bagian yang ditinggalkan berbentuk cekungan menjadi Samudera Pasifik. Mc. Kenzie dan Robert Parker (1967) mengemukakan teori lempeng tektonik (Tectonic Plate theory), sebagai berikut : Bumi ini terdiri lempenglempeng tipis dan kaku yang retakretak dengan bentuk yang tidak beraturan dan dikelompokkan atas lempeng benua dan lempeng samudera. Di bumi ada enam lempeng utama, yaitu : - Lempeng Amerika - Lempeng Afrika - Lempeng Eurasia - Lempeng IndoAustralia - Lempeng Pasifik - Lempeng Antartika

138

Lempenganlempengan ini setiap saat mengalami gerakan (horisontal maupun vertikal) untuk mencari keseimbangan baru. Baik bergerak saling menjauh, saling mendekat maupun saling bergesekan. a. Apabila lempeng benua dan lempeng samudera saling bertabrakan, maka lempeng samudera tersebut akan menyusup atau menujam ke bawah lempeng benua, karena lempeng samudera mempunyai berat jenis yang besar. Pada bidang pertemuan kedua lempeng tersebut akan ditemui jalur palung laut, proses pelipatan dan sesar, disertai kegiatan vulkanisme serta merupakan wilayah rawan gempa. Contohnya pertemuan antara lempeng benua Eurasia dengan lempeng samudera Indo-Australia. b. Apabila dua lempeng bergerak saling menjauh, maka akan terjadi rekahan dan dari rekahan tersebut akan keluar magma yang banyak mengandung besi dan magnesium, yang kemudian membeku membentuk kerak bumi yang baru. Contohnya : perekahan lempeng samudera yang terjadi di Samudera Atlantik (Pematang Tengah Samudera Atlantik). c. Apabila dua lempeng saling bergesekan, maka pada bidang batasnya ditemukan patahan atau sesar mendatar. Contoh : Sesar San Andreas di Amerika Serikat. 7. 4. 3.Pembentukan relief bumi Permukaan bumi tidaklah rata, melainkan bervariasi, mulai dari dataran, bergelombang, berbukit hingga bergunung, bahkan banyak dijumpai adanya lembah. Semua ini merupakan bukti kongkrit bahwa ada suatu proses pembentukan permukaan bumi sehingga bentuknya seperti sekarang ini. Beberapa teori yang menunjukan pemikiran yang berkaitan dengan pembentukan permukaan bumi, antara lain : a. Teori Kontraksi oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Mereka berpendapat bahwa kulit bumi mengalami pengerutan, karena bagian dalamnya mengalami pendinginan. Dengan demikian, permukaan bumi menjadi tidak rata (keriput). b. Teori Laurasia Gondwana oleh Eduard Zuees (1884) dan Frank B. Taylor (1910). Mereka berpendapat bahwa di kedua kutub bumi masingmasing terdapat benua, di utara ada benua Laurasia dan di selatan ada benua Gondwana. Kedua benua tersebut bergerak ke arah ekuator secara perlahan dan berbenturan, hingga terpecah dan membentuk benua seperti sekarang ini,

139

ada gerakan vertikal ke atas membentuk pegunungan dan ada gerakan vertikal ke bawah membentuk lembahlembah. c. Teori Pergeseran Benua oleh Alfred Wegener (1915). Dalam teorinya Wegner mengemukakan bahwa di bumi ini pada awalnya hanya ada satu benua, yaitu Pengea. Akibat gerak sentrifugal saat bumi berotasi, benua tersebut retak retak dan retakannya makin lama makin lebar dan akhirnya pecah seperti bentuk sekarang ini. d. Teori Konveksi oleh Harry H. Hess (1962). Dalam teorinya mengemukakan bahwa ada aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak dan permukaan bumi menjadi tidak rata. e. Teori Pergeseran Dasar Laut oleh Robert Diesz. Dalam teorinya mengemukakan bahwa terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggungan dasar laut ke kedua sisinya, makin jauh dari punggungan dasar laut makin tua umurnya. Hal ini berarti ada gerakan yang arahnya dari punggungan dasar laut. Contohnya punggungan dasar laut tersebut adalah Mid-Atlantic Ridge. f. Teori Lempeng Tektonik oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker (1967). Mereka mengatakan bahwa lapisan batuan (Lithosfer) mengapung di atas lapisan astenosfer. Menimbulkan bentukan permukaan bumi yang berbedabeda. Gaya tektonik yang bekerja dari dalam menyebabkan pengaruh yang nyata di permukaan bumi. Secara garis besar, gaya tektonik dibedakan atas tektonik epirogenesa, bila gerakannya merupakan pengangkatan disebut epirogenesa negatif dan tektonik Orogenesa, suatu gerakan vertikal yang akan membentuk pegunungan. Disamping gerakangerakan tersebut di atas, ada gerakan lainya yang disebut pelengkungan (warping), pelipatan (fold), retakan (joint) dan patahan (fault). Gerakan vertikal yang tidak merata di suatu daerah berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur lapisan yang semula relatif horizontal menjadi melengkung ke bawah, menghasilkan bentuk cekungan (basin), yang melengkung ke atas, menghasilkan bentuk kubah (dome). Gerakan vertikal semacam ini disebut warping. Struktur batuan akan mengalami pelipatan (fold) bila mendapat tekanan yang lemah tetapi berlangsung dalam waktu yang lama. Besarnya tekanan masih dibawah titik patah batuan, sehingga masih dapat dinetralisir oleh keplastisan batuan. Bagian puncak lipatan disebut antiklin dan bagian lembahnya disebut sinklin. Derah pegunungan lipatan yang besar biasanya masih mengalami pelipatan kecil kecil lagi, demikian pula di bagian lembahnya. Puncak lipatan utama disebut

140

antiklinorium dan lembahnya disebut sinklinorium. Puncak dan lembah kecil-kecil di atas antiklinorium dan di sinklinorium disebut antiklinal dan sinklinal. Struktur yang terbentuk karena pengaruh gaya regangan, adalah batuan yang retakretak namun bersambung. Jadi gayanya tegak lurus pada bidang permukaan retakan, mengarah ke arah yang berlawanan. Biasanya terjadi pada batuan yang rapuh, sehingga dengan tenaga kecil saja sudah membuatnya retak (joint). Patahan (fault) terjadi karena tekanan yang kuat dan berlangsung sangat cepat serta melampaui titik patah batuan. Batuan tidak hanya retak, tetapi terpisah satu dengan yang lain. Daerah sepanjang patahan, umumnya merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran batuan. Beberapa istilah sehubungan dengan bentukan patahan antara lain : a. Graben (slenk), berupa tanah turun yang terbentuk antara dua patahan dimana blok batuan di tengah kedua patahan mengalami penurunan. b. Horst, berupa tanah naik yang terbentuk antara dua patahan dimana blok batuan di tengah kedua patahan mengalami pengangkatan. c. Fault Scarp (cliff), dinding terjal yang dihasilkan oleh patahan dimana salah satu blok bergeser ke atas/bawah, menjadi lebih tinggi/rendah. Sering kali fault scarp tidak tampak lagi, karena mengalami erosi. 7. 4. 4. Gerakan Rotasi Bumi Bumi berputar pada porosnya dengan arah barattimur dan sekali putar memerlukan waktu 23 jam 56 menit 4 detik. Gerakan bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali putar disebut satu kala rotasi bumi (satu hari bumi). Akibat rotasi bumi : a. Gerakan semu harian matahari, seolaholah matahari terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat. b. Pergantian siang dan malam, separuh dari bola bumi menerima sinar matahari (siang), sedang separuh bola lainnya mengalami kegelapan (malam). c. Pembiasan arah angin dan arus laut, seperti yang dijelaskan dalam hukum Buys Ballot. Angin di belahan bumi utara tidak bergerak lurus dari tekanan udara maksimum ke daerah tekanan udara minimum, tetapi dibiaskan ke kanan dan belahan bumi selatan dibiaskan kekiri. d. Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda garis bujur.

141

e. Bentuk bumi bulat pepat. 7. 4. 5. Gerakan Revolusi Bumi. Bumi disamping berputar pada porosnya, juga berputar mengitari matahari dan sekali putar memerlukan waktu 365,25 hari. Gerakan bumi berputar mengitari matahari disebut revolusi bumi. Waktu yang dibutuhkan bumi untuk sekali putar mengitari matahari disebut satu kala revolusi bumi ( satu tahun bumi). Akibat revolusi bumi yaitu : a. Di daerah sebelah utara Garis Balik Utara ( Tropic of Cancer ) dan sebelah selatan Garis Balik Selatan (Trafic of Capricorn) mengalami empat musim (panas-gugur-dingin-semi) secara berkala. b. Perbedaan lamanya siang dan malam, pada musim panas siang hari lebih panjang dari pada malam dan sebaliknya. c. Terlihat rasi bintang yang beredar dari bulan ke bulan. 7. 4. 6. Gravitasi Bumi Suatu fenomena alam yang tidak dapat dipungkiri adanya suatu kekuatan (gaya) yang senantiasa ke bawah (tegak lurus bumi). Mobil dapat berjalan dengan kecepatan tinggi di jalan raya,manusia dapat berjalan di muka bumi dan tumbuhan dapat tumbuh dengan akar menuju ke dalam bumi dapat dipastikan kesemuanya itu berkaitan dengan adanya gaya gravitasi bumi. Dengan adanya gaya tersebut maka semua benda di muka bumi ini tidak melayang ke ruang angkasa. Di bulan gaya gravitasi sangat kecil (1/6 gaya gravitasi di bumi,artinya bila di bumi berat suatu benda 60 kg, maka benda tersebut di bulan hanya 10 kg saja).Akibatnya astronot tidak dapat lari kencang dan tidak dapat berjalan di bulan. Gaya gravitasi di setiap tempat di muka bumi tidak sama,hal ini disebabkan adanya perbedaan : Jari-jari ke kutub dan ke ekuator tidak sama (pengaruhnya kecil saja) Ketinggian tempat (pengaruhnya juga kecil saja) Kerapatan batuan yang menyusun kulit bumi (pengaruhnya sangat besar sekali) Akibat gravitasi bumi, yaitu : a. Materi di bumi punya bobot, sehingga tidak melayang layang. 142

b. Semakin ke arah kutub, bobot suatu materi akan semakin besar, karena jari-jari bumi ke arah kutub menjadi pendek gravitasi di pusat bumi sama dengan nol. Semakin jauh dari pusat gravitasi, bobot materi makin berkurang. Sedangkan semakin tinggi seseorang mendaki gunung,bobot tubuh makin ringan. Sampai pada ketinggian tertentu, suatu materi tidak punya bobot lagi. Akibatnya, materi tersebut akan melayang-layang di udara. Dengan demikian, bobot suatu materi tergantung kepada kuatnya gaya tarik gravitasi. 7. 4. 7. Pasang Surut Laut Pasang surut adalah gerakan naik turunya muka laut secara berirama disebabkan oleh gaya tarik matahari dan bulan. Matahari mempunyai massa 27 juta kali lebih besar dari massa bulan,tetapi jaraknya sangat jauh dari bumi. Sedangkan bulan, jaraknya sangat dekat dengan bumi. Dalam mekanika alam semesta, jarak lebih menentukan dari pada massa. Oleh karena itu, bulan mempunyai peranan yang lebih besar dari pada matahari dalam menentukan pasang surut. Adanya gaya tarik bulan yang kuat, menyebabkan bagian bumi yang terdekat ke bulan akan tertarik membengkak hingga perairan samudera di situ akan naik dan menimbulkan pasang. Pada saat yang sama,bagian bola bumi dibaliknya akan mengalami keadan serupa atau pasang juga. Sementara itu pada sisi lainnya yang tegak lurus terhadap poros bumi-bulan, air samudera akan bergerak ke samping sehingga menyebabkan terjadinya keadaan surut. Apabila bulan-bumi-matahari terletak satu garis lurus, seperti saat bulan purnama, gaya tarik keduanya akan saling memperkuat. Dalam keadaan demikian terjadilah pasang surut purnama dengan tinggi muka air laut melebihi tinggi pasang yang umum. Sebaliknya surutnya pun sangat rendah,sehingga lokasi-lokasi tertentu dengan pantai yang landai bisa menjadi kering sampai jauh ke laut. Bila bulan-matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, maka gaya tariknya akan saling meniadakan.Akibatnya, perbedaan tinggi air laut antara pasang surut hanya kecil saja dan keadaan ini dikenal dengan pasang surut perbani. 7. 4. 8. Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan Gerhana bulan terjadi pada saat bulan berada pada fase purnama dan tentunya terjadi saat malam hari. Daerah di bumi yang dapat menyaksikan gerhana bulan meliputi daerah yang sangat luas. Gerhana bulan dapat dilihat dengan mata telanjang, karena cahaya bulan sebenarnya merupakan pantulan cahaya matahari. 143

Gerhana bulan sebagian terjadi apabila tidak seluruh bagian bulan memasuki daerah umbra, atau bulan hanya masuk pada daerah penumbra. Apabila seluruh bulan memasuki daerah umbra, maka akan terjadi gerhana bulan total yang dapat berlangsung lebih dari satu jam. Sementara itu, Gerhana matahari terjadi pada siang hari dan fase bulan baru. Berbeda dengan gerhan bulan, gerhana matahari hanya dapat terlihat dari daerah yang terbatas di muka bumi. Gerhana matahari sebagian terjadi, apabila tidak seluruh bagian bulan menghalangi cahaya matahari. Gerhana matahari total dialami pada daerah di bumi yang masuk pada umbra, yaitu seluruh cahaya matahari terhalang bulan. Pada daerah penumbra terjadi gerhana sebagian. Apabila daerah umbra tidak sampai pada muka bumi, maka akan terjadi gerhana matahari cincin. Hal ini dapat terjadi karena jarak bumi-bulan tidak selalu sama. Hal ini pula yang dapat mengakibatkan luas daerah gerhana pada permukaan bumi bervariasi. Pada gerhana matahari total yang dapat berlangsung sampai tujuh menit, kita dapat melihat fenomena alam yang indah, yaitu korona matahari. Kurang lebih 15 menit sebelum gerhana matahari total terjadi, alam sekitar pada saat itu menjadi gelap da suhu menurun. Mengamati gerhana matahari haruslah berhati-hati, berbeda dengan melihat gerhana bulan. Pada gerhana matahari sebagian atau cincin, walaupun agak redup, cahaya matahari sebenarnya masih cukup kuat dan berbahaya bagi mata telanjang. Kita dapat melihatnya dengan penyaring cahaya. Perlu diperhatikan saat gerhana total berlangsung, kita memang dapat melihat dengan mata telanjang, karena seluruh cahaya matahari terhalang oleh bulan. Namun saat gerhana matahari total belum terjadi atau telah usai, cahaya matahari yang keluar dari sisi piringan bulan sangat berbahaya bagi mata kita yang melihat langsung. Terlebih lagi saat matahari total usai, mata kita yang tadinya terbiasa dengan kegelapan, tiba-tiba langsung terkena cahaya yang kuat, sehingga dapat merusak retina mata dan mengakibatkan kebutaan. Daerah di muka bumi yang berada di luar jalur pusat gerhana, juga dapat melihat gerhana namun yang tampak hanyalah sebahagian. Bila kedudukan matahari-bumi-bulan menjadi terhalang, terjadilah gerhana bulan. Gerhana bulan terjadi karena permukaan bulan tertutup oleh bayangan bumi. Gerhana bulan akan terjadi pada fase bulan purnama. Kemiringan orbit bulan terhadap bidang ekliptika, menyebabkan gerhana bulan tidak terjadi pada setiap bulan purnama. Gerhana matahari terjadi karena ada bagian bumi yang tertutup oleh bayangan bulan. Ada tiga macam gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian (parsial)

144

dan gerhana matahari cincin. Kurang lebih dalam satu tahun tujuh kali bulan berada di dalam daerah bayangbayang bumi atau bumi berada dalam daerah bayangbayang bulan. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari. Oleh karena itu, paling banyak dalam satu tahun dapat terjadi tujuh kali gerhana bulan dan gerhana matahari dan paling sedikit terjadi dua kali gerhana bulan dan gerhana matahari. Untuk satu jenis gerhana terdapat satu siklus, yaitu setiap 18 tahun 10,3 hari (satu tahun gerhana). Untuk tempat di bumi gerhana matahari total dapat terlihat setiap 360 tahun sekali. Jadi untuk suatu tempat di bumi, gerhana matahari total merupakan kejadian yang sangat langka. 7.4. 9. Musim di Bumi Kombinasi dari revolusi dan kemiringan bumi akan memengaruhi sudut jatuh sinar matahari di permukaan bumi. Hal ini mengakibatkan terjadinya musim di permukaan bumi dan memengaruhi lamanya siang/malam. Dibumi ada 4 (empat) macam musim, yaitu : a. Musim dingin (winter), di Belahan Bumi Utara terjadi pada bulan Desember-JanuariPebruari, sebaliknya di Belahan Bumi Selatan terjadi musim panas . b. Musim Semi (spring), di Belahan Bumi Utara terjadi pada bulan Maret-April-Mei, sebaliknya di Belahan Bumi Selatan terjadi musim gugur . c. Musim Panas (summer), di Belahan Bumi Utara terjadi pada bulan Juni-Juli-Agustus, sebaliknya di Belahan Bumi Selatan terjadi musim dingin. d. Musim Gugur (fall, autumn), di Belahan Bumi Utara terjadi pada bulan SeptemberOktober-November, di Belahan Bumi Selatan terjadi musim semi . Pada tanggal 21 Maret dan 23 September, sinar matahari pada jam 12.00 vertikal pada garis ekuator (khatulistiwa /0o Lintang), karena itu sinar matahari menyinggung Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi, akibatnya lamanya siang hari dan malam hari sama di seluruh bumi. Saat tersebut energi matahari yang diterima pada daerah tropika adalah maksimum, kemudian makin berkurang ke arah kutub, sehingga di daerah kutub energi matahari menjadi nol. Pada tanggal 22 Juni, Kutub Utara condong 23o ke arah matahari, akibatnya energi matahari pada jam 12.00 vertikal pada Garis Balik Utara/Tropic of Cancer (23o LU), sinar matahari menyinggung Garis Artika (66o LU) setelah melewati Kutub Utara sedangkan di Kutub Selatan sinar matahari tidak menyinggung Kutub Selatan, tetapi berakhir pada Garis Antartika

145

(66o LS). Lingkaran terang tidak membagi lintang sama besar, kecuali pada daerah tropika, akibatnya lamanya siang hari tidak sama dengan lamanya malam hari. Belahan Bumi Utara mempunyai bagian yang lebih luas ke arah matahari dari pada Belahan Bumi Selatan, akibatnya siang hari di Belahan Bumi Utara lebih lama dari pada di Belahan Bumi Selatan. Daerah Kutub Utara siangnya sampai 6 bulan. Pada saat itu, belahan Bumi Utara menerima energi matahari yang maksimum, akibatnya di Belahan Bumi Utara temperaturnya menjadi tinggi dan terjadi musim panas. Pada tanggal 22 Desember, Kutub Selatan condong 23o ke arah matahari, akibatnya sinar matahari pada jam 12.00 vertikal pada Garis Balik Selatan/Tropic of Capricorn (23o LS), sinar matahari menyinggung Garis Antartika (66o LS) sehingga pada 66o LS ada cahaya, sedang pada 66o LU tidak ada cahaya. Daerah Kutub Utara mengalami malam sampai 6 bulan. Lingkaran terang tidak membagi garis lintang sama besar, kecuali pada daerah tropika. Akibatnya di Belahan Bumi Utara lamanya malam hari lebih panjang dan temperaturnya rendah, sehingga terjadi musim dingin. Saat Belahan Bumi Utara mengalami musim panas, sinar matahari jatuh di atas Kutub Utara akibatnya Kutub Utara selama 6 bulan tidak pernah mengalami malam hari. Selama itu matahari tidak pernah terbenam, tetap berada di atas kaki langit, mengitari kutub setiap hari. Pada saat yang sama Kutub Selatan selama 6 (enam) bulan mengalami malam hari, karena sinar matahari terhalang oleh cembungnya bola bumi. Pergantian siang dan malam hari di daerah kutub adalah enam bulan sekali. Makin jauh suatu tempat di muka bumi dari daerah kutub, pergantian siang dan malam harinya semakin pendek, misalnya di daerah tropika, cahaya matahari yang menimpa daerah ini tanpa terpengaruh oleh kemiringan sumbu bumi, sehingga perubahan siang dan malam hari berjalan sesuai dengan perputaran bumi pada sumbunya (rotasi). Bagi orang yang tinggal di Belahan Bumi Utara, pada tengah hari matahari akan tampak berada di langit sebelah selatan dan selama musim panas letaknya lebih tinggi. Sebaliknya, bagi mereka yang tinggal di Belahan Bumi Selatan, matahari akan tampak di sebelah utara, karena matahari berada sejajar dengan garis khatulistiwa (ekuator). 7.4.10. Bulan

146

Bulan merupakan satu-satunya satelit bumi, tidak mempunyai atmosfer, berdiameternya 3456 km dengan jarak dari bumi rata-rata 381.550 km (jarak terjauh bulan dari pusat bumi 406.700 km dan jarak terdekat 356.400 km). Permukaan bulan penuh dengan gunung, kawah, lembah, sama seperti di bumi. Gravitasinya 1/6 gravitasi bumi. Sinar bulan berasal dari pantulan sinar matahari. Sesuai dengan pantulan ini permukaan bulan dapat berubah-ubah. Perubahan penampakan bulan disebut fase dan fase bulan terjadi karena bulan mengitari bumi (revolusi). Ada delapan fase bulan, yaitu: a. Fase bulan baru, terjadi pada kedudukan dengan urutan matahari-bulan-bumi (konjugasi). b. Fase bulan sabit, terjadi pada kedudukan setelah konjugasi dan akan memasuki kedudukan akhir. c. Fase bulan setengah penuh, terjadi pada kedudukan bulan-bumi tegak lurus pada mataharibumi (kuartir). d. Fase bulan bungkuk, terjadi pada kedudukan setelah kuartir dan akan memasuki kedudukan oposisi. e. Fase bulan purnama, terjadi pada kedudukan dengan urutan matahari-bumi-bulan (oposisi). f. Fase bulan setengah bungkuk, terjadi pada kedudukan oposisi dan akan memasuki kedudukan kuartir. g. Fase bulan setengah penuh, terjadi pada kedudukan bulan-bumi tegak lurus pada mataharibumi. h. Fase bulan sabit, terjadi pada keadaan setelah kuartir dan akan memasuki kedudukan konjugasi. Bulan mengorbit bumi dengan periode 27,3 hari waktu ini disebut periode sideris, sedangkan selang waktu yang dibutuhkan bulan mencapai dua fase sama berturutturut, misalnya dari bulan purnama ke bulan purnama berikutnya, disebut periode sinodis. Waktu satu periode sinodis 29,5 hari. Dalam kalender yang mendasarkan pada peredaran bulan sebagai acuannya, tanggal 1 diambil pada saat bulan baru atau disebut bulan mati. Pada saat tersebut bulan berada diantara bumi dan matahari, sehingga tidak ada cahaya matahari yang bisa dipantulkan bulan ke bumi. Kemudian, karena bulan bergerak mengelillingi bumi, semakin lama semakin banyak permukaan bulan yang tampak disinari matahari.

147

Bulan mulai kelihatan sebagai bulan sabit, dan ini berlangsung sampai sekitar tanggal 7, yakni saat bulan dalam keadaan setengah penuh. Antara tanggal 7 dan tanggal 15, permukaan bulan yang disinari matahari semakin banyak. Keadaan ini disebut bulan bungkuk. Saat bulan purnama, yaitu sekitar tanggal 14, bumi berada diantara bulan dan matahari. Pada kedudukan ini bulan bersinar penuh, karena bulan persis berada di belakang bumi apabila dilihat dari matahari. Setelah bulan purnama berlangsung, bulan memasuki fase bungkuk lagi, terus menjadi setengah penuh pada tanggal 21, dan menjadi bulan sabit lagi sampai bulan baru berikutnya. Perhitungan tahun menurut bulan mengelilingi bumi disebut perhitungan qamariah (bahasa Arab, qamar=bulan). Penanggalan Hijriah dasarnya peredaran bulan mengelilingi bumi. Sementara perhitungan tahun menurut peredaran bumi mengitari matahari disebut perhitungan Syamsiah (bahasa Arab, Syam=matahari) contohnya penanggalan Masehi. Sampai saat ini belum jelas bagaimana bulan terbentuk dan menjadi satelit bumi. Bersama ini dipaparkan teori mengenai proses pembentukan bulan, sebagai berikut: a. Teori Fisi Menurut teori ini bulan berasal dari calon bumi pada saat masih belum memadat, bumi dan bulan sama. b. Teori Penangkapan Menurut teori ini bulan dari tempat lain di tata surya. Pada suatu ketika, benda tersebut bergerak cukup dekat dengan bumi, sehingga mengalami gravitasi bumi. Gaya tarik gravitasi bumi menyebabkan benda langit mengorbit bumi menjadi satelit bumi. c. Teori Kondensi Menurut teori ini, bumi dan bulan terbentuk bersamasama dari sumber bahan yang sama secara terpisah. Teori ini banyak penganutnya, karena proses kondensasi memang analog dengan pembentukan tatasurya. d. Teori Tumbukan Teori ini mengemukakan bahwa saat bumi belum padat sebuah benda langit menumbuk bumi. Akibat tumbukan ini sebagian materi bumi tersebut terlempar dan bergabung menjadi satu, membentuk bulan. e. Teori Lemparan Teori ini mengemukakan bahwa saat bumi belum padat dan berotasi, sebagian massanya terlempar keluar, kemudian mejadi bulan.

148

Bagian bulan yang sama selalu menghadap ke bumi. Hal ini terjadi karena rotasi bulan waktunya sama dengan waktu revolusi. Dengan demikian kita selalu melihat sisi bulan yang tetap, hanya fasenya saja yang berbedabeda, berulang dari bulan baru ke bulan purnama dan seterusnya. Di bulan tidak ada atmosfer, akibatnya: a. Suhu berubah sangat cepat (suhu tertinggi 110o C dan terendah 170o C). b. Bunyi tidak dapat merambat, akibatnya sangat sunyi. c. Tidak ada peredaran air, akibatnya kering kerontang. Sinar bulan berasal dari pantulan sinar matahari. Sesuai dengan pantulan ini permukaan bulan dapat berubah ubah. Perubahan penampakan bulan disebut fase dan fase bulan terjadi karena bulan mengitari bumi (revolusi). 7.4.11. Alam Semesta Terjadinya alam semesta telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu. Pada awalnya dipelajari atas dasar legenda yang berkembang dari mitos. Kemudian dikembangkan oleh orang orang Yunani Kuno. Sejak abad 17, perkembangannya sangat pesat dengan ditemukannya alatalat teropong bintang dan lainlainnya. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta adalah Astronomi. Pengamatan lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli Astronomi dengan menggunakan alatalat atau instrumen mutakhir menunjukkan bahwa di alam semesta ini terdapat bintangbintang beredar mengikuti suatu pusat yang berupa suatu kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompokkelompok bintang yang sangat dekat satu sama lain dan juga dikelilingi oleh gumpalan gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya dan ribuan bintang yang tersebar. Semua itu disebut galaksi, yang jumlahnya lebih dari satu. Galaksi ini terdiri dari ribuan bintang dan salah satu bintang itu adalah matahari kita (galaksi dimana matahari kita berinduk diberi nama Milky Way/Bhima Sakti). Matahari merupakan pusat sistem tatasurya kita (Heliosentris), dikelilingi oleh planet planet, komet-komet, meteor-meteor, debu dan gas antar planet. Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi. Planetplanet disamping mengitari matahari juga beredar mengelilingi sumbunya, gerakan ini disebut gerak rotasi. 7.4.11.1 Perkembangan Pemikiran Tentang Alam Semesta

149

Pemikiran tentang alam semesta telah dimulai sejak zaman Babylonia (700600 SM), yang menganggap bahwa bumi bentuknya datar dan langit merupakan selungkupnya, sehingga mereka membayangkan bahwa alam semesta bentuknya setengah bola. Namun yang menakjubkan bahwa mereka telah mengenal bidang edar matahari, satu kali matahari beredar kembali ke tempat semula memerlukan waktu 365,25 hari (satu tahun). Walaupun saat ini kita tahu , bahwa itu tidak benar. Pada zaman Yunani Kuno, Thales (624-546 SM), menyatakan bahwa bintang memancarkan sinarnya sendiri, sedangkan bulan hanya memantulkan sinar matahari. Ia juga berpendapat bahwa bumi seperti piring datar yang terapung di atas air. Anximander (610-546SM), berpendapat bahwa alam semesta berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Langit dan isinya beredar mengelilingi bumi. Faham yang mengatakan bahwa bumi sebagai pusat alam semesta disebut Geosentris. Anaximader juga mengajarkan penentuan waktu atas dasar bayangan suatu tongkat. Sementara Phytagoras (580-500 SM) berpendapat bahwa bumi itu bulat dan berputar, karena berputar maka tampaknya alam semesta yang berputar mengelilingi bumi. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa bumi itu bulat dan menjadi pusat dari alam semesta yang mengelilinginya. Ptolomeus (127-151) berpendapat bahwa bumi itu bulat dan diam.Bintang-bintang menempel tetap pada langit dan berputar mengelilingi bumi,sekali putar memerlukan waktu 24 jam. Planet planet beredar mengelilingi bumi dengan garis edar yang letaknya antar bumi dan bintang. Dengan makin berkembangnya alat pengamat bintang dan semakin meningkatnya kemampuan berpikir manusia, maka terjadi perubahan besar dalam pemikiran tentang alam semesta ini. Copernicus (1473-1543) mengajarkan bahwa sebenarnya bumi adalah salah satu planet yang bersama planet planet lain beredar mengitari matahari. Faham yang menyatakan bahwa matahari sebagai pusat alam semesta disebut Heliosentris. Copernicus juga menyatakan bahwa bulan mengelilingi bumi, bersama bumi mengelilingi matahari dan bumi berputar pada porosnya dengan arah barat ke timur. Bruno (1548-1600) menyatakan bahwa alam semesta ini tidak ada batasnya dan bintang-bintang tersebar di alam semesta. Keppler (1571-1630) mengungkapkan bahwa planet-planet beredar mengitari matahari dengan orbit berbentuk elips dengan satu fokus (Hukum Keppler I), bila ditarik garis khayal dari suatu planet ke matahari, sementara planet tersebut bergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama luasnya. Hukum Keppler II dan pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan

150

suatu planet mengelilingi matahari secara penuh sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet tersebut ke matahari (Hukum Keppler III). Galileo (1564-1642) mengatakan bahwa ada empat buah bulan (satelit) yang mengelilingi planet Yupiter, di bulan ada gunung-gunung,di matahari ada bintik hitam yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari, taburan bintang di alam semesta dimana matahari kita menjadi bagiannya diberi nama Milky Way dan ditemukan cincin Saturnus. 7.4.11.2. Terbentuknya alam semesta Ada dua teori tentang terbentuknya alam semesta,yaitu: a.Teori Ledakan (Big Bang) Georges Lematire (1930) mengatakan bahwa ada suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis yang sangat besar,meledak dengan hebat,melemparkan semua jasad ke segala arah menjauhi pusat ledakan.Massa yang bergerak ini membentuk kelompok kelompok bintang galaksi. b.Teori Ekspansi-Konstraksi. Herman Bondi,Thomas Gold dan Fred Hoyle (1948) mengatakan bahwa alam semesta dalam keadan diam hanya mengalami siklus masa ekspansi( mengembang ) dan masa kontraksi(mengkerut) pada masa ekspansi terbentuk galaksi serta bintang-bintangnya dan menghimpun energi sedangkan masa kontraksi bintang-bintang itu melepaskan energi .Berdasarkan teori ini alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. 7.4.11.3. Terbentuknya Galaksi. Ada satu hipotesis tentang terbentuknya galaksi,yaitu hipotesis Fowler. Menurut Fowler (1957),di alam semesta ada kabut gas hidrogen yang besar sekali mengadakan rotasi sehingga berbentuk bulat,karena gaya beratnya ia berkontraksi.Akibat kontraksi ini massa bagian luar banyak yang tertinggal,sehingga terbentuklah bintang-bintang.Bintangbintang ini kemudian berkontraksi,melepaskan energi dan panas.Setelah sekian lama mempunyai bentuk yang tetap,seperti matahari kita. 7.4.11.4 Terbentuknya Tatasurya Ada beberapa teori terbentuknya tatasurya, yaitu: a. Hipotesis Nebular.

151

Kant dan Laplace (1796), mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi massa kabut gas yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut, massa kabut gas yang jauh dari pusat massa tertinggal, tidak ikut tertarik ke arah pusat. Setelah mendingin, pusat massa menjadi bintang atau matahari dan massa yang tertinggal mengelilingi matahari menjadi planetplanet dan benda angkasa lainnya. b. Hipotesis Planettesimal Chamberlain dan Moulton (1905), mengemukakan bahwa pembentukan sistem tata surya tidak berasal dari satu massa, tetapi dua massa kabut gas saling berdekatan akan menimbulkan gaya tarik menarik, akibatnya sebagian massa dari kedua massa kabut gas tersebut terlepas dan setelah mendingin terbentuklah benda benda kecil yang padat (planettesimal). Bendabenda kecil yang padat tersebut akan menggumpal menjadi besar dan inilah yang menjadi planetplanet dan bendabenda angkasa lainnya. c. Hipotesis Tidal. James Jeans dan Harold Jeffreys (1919), mengemukakan bahwa planet dan bendabenda angkasa lainnya merupakan percikan dari matahari (tidal). Tidal ini terjadi karena ada dua buah matahari yang bergerak saling mendekat, maka terjadi gaya tarik menarik,terjadilah percikanpercikan dari matahari tersebut. Tidal-tidal inilah yang kemudian menjadi planet dan benda-benda angkasa lainnya. Usaha para ilmuwan hanyalah sekedar menguji hipotesis-hipotesis tersebut. Setelah teruji, hipotesis tersebut masih mungkin untuk diperbaiki dengan hipotesis/teori yang lebih akurat. Namun demikian hipotesis/teori-teori tersebut di atas masih diyakini orang pada saat ini. Tata surya kita terdiri dari matahari sebagai pusatnya,dikelilingi oleh planet-planet, satelit, komet, meteor, debu dan gas antarplanet. galaksi. Peristiwa matahari terbit maupun terbenam yang sering diabadikan orang adalah salah satu keindahan alam. Matahari merupakan sumber energi utama yang menunjang kehidupan di bumi dan satu-satunya dalam tatasurya yang memancarkan cahaya. Matahari adalah sebuah bintang yang paling dekat dengan bumi kita. Bagian-bagian dari tatasurya kita yaitu: a. Matahari. Matahari sangat penting bagi kehidupan di bumi, karena Keseluruhan sistem ini bergerak mengelilingi pusat

152

1) 2)

Merupakan sumber cahaya dan panas (energi). Mengontrol peredaran planet-planet, yang berarti mengontrol terjadinya siang dan

malam, pergantian hari, minggu, bulan dan tahun. Matahari merupakan suatu bola gas yang terdiri atom Hidrogen (H), atom Helium (He), campuran unsur unsur Karbon (C) dan atom lainnya. Cahaya matahari yang kita gunakan dalam penentuan siang dan malam sebenarnya berasal dari Fotosfer. Radiasi fotosfer sangat kuat pada gelombang tampak mata. Sedangkan atmosfer bumi dapat meloloskan panjang gelombang tampak mata. Mata manusia sangat sensitif pada panjang gelombang tampak mata ini. Apabila kita melihat matahari dengan menggunakan filter tembus cahaya merah, hanya bekas sinar merah gas Hidrogen yang tampak, maka kita akan dapat melihat lapisan Kromosfer. Kromosfer ini permukaannya tidak mulus, tetapi ada lidah lidah api (spikula). Pada saat gerhana matahari berlangsung dan saat fotosfer dan kromosfer terhalang oleh bulan, tampak bagian luar yang berwarna putih perak di sekeliling matahari. Bagian inilah yang disebut Korona. Pada saat biasa, korona terlampau lemah untuk dilihat, karena kalah terang dibandingkan dengan terangnya fotosfer. Gas pada korona sangat panas dan terutama memancarkan sinar X. Sumber energi matahari adalah perubahan atom Hidrogen menjadi atom Helium. b. Merkurius. Planet ini merupakan planet yang paling dekat dengan matahari. Waktu yang baik untuk melihat planet ini dari bumi sesaat sebelum matahari terbit dan terbenam. Saat Merkurius berada di sebelah barat matahari, akan terbit lebih dahulu dari pada matahari dan akan kelihatan sebagai bintang pagi. Sebaliknya, saat Merkurius di sebelah timur matahari, akan kelihatan sebelum matahari terbenam dan kelihatan sebagai bintang sore Orang awam menduga bahwa bintang pagi dan bintang sore dua bintang yang berbeda. Di Yunani sendiri, Merkurius disebut Merkurius saat sebagai bintang pagi, sedangkan saat sebagai bintang sore disebut Apollo. Merkurius tidak punya atmosfer dan tidak punya bulan (satelit). c. Venus (Bintang Kejora). Planet ini paling terang dari pada planet lainnya, karena cahaya yang dipantulkan sangat terang, orang Yunani menganggap planet ini paling cantik, oleh karena itu diberi nama Venus (Dewi kecantikan).

153

Pada saat Venus berada di sebelah barat matahari, terlihat sebelum matahari terbit, sehingga disebut bintang pagi. Pada saat Venus berada di sebelah timur matahari terlihat setelah matahari terbenam, sehingga disebut bintang sore. Orang Yunani dahulu kala menganggap dua planet yang berbeda, sehingga disebut Hesperus saat bintang pagi dan Phosphorous saat bintang sore. Rotasi Venus berlawanan dengan rotasi bumi, rotasinya timur-barat. Venus tidak punya satelit, tetapi punya atmosfer yang sangat tebal sekali dan banyak mengandung Gas Rumah Kaca. d. Bumi. Planet ini dijelaskan lebih detil pada bagian awal. e. Mars. (Planet Merah). Planet ini warnanya kemerah merahan, akibat dari oksida besi yang banyak terdapat di permukaannya. Mengingat warna merah berkaitan dengan darah dan darah tercecer saat perang, maka planet ini diberi nama Mars (Dewa Perang). Mars mempunyai dua satelit (Phobos dan Deimos), punya atmosfer yang hanya sedikit gas rumah kacanya. Permukaan planet Mars sangat dingin, sangat kering, banyak sinar ultraviolet, tidak ada bahan organik, sering terjadi badai, banyak pasir. f. Jupiter. Planet terbesar dalam sistem tatasurya kita, rotasinya tercepat. Gravitasinya 2,64 kali gravitasi bumi. g. Saturnus. Planet ini memiliki keunikan sendiri, ada kabut yang mengitari secara simetris, disebut cincin Saturnus. Cincin ini diduga satelit yang tidak pernah terbentuk, karena gaya ganggu Saturnus yang besar akibatnya calon satelit itu menjadi tidak stabil. h. Uranus Planet ini merupakan planet pertama yang dapat ditangkap oleh teleskop. Planet ini tidak akan kelihatan bila tidak menggunakan teleskop, karena letaknya cukup jauh dari matahari dan ukuran tidak cukup besar. Rotasinya berlawanan arah dengan rotasi bumi. i. Neptunus. Planet ini dilihat dengan teleskop dari bumi berwarna kebiru-biruan. Dari spektrum cahayanya, planet ini diketahui mempunyai atmosfer yang sebagian besar terdiri dari gas metana. 7.4. 12. Benda benda Angkasa Lain

154

Disamping sembilan planet yang mengitari matahari, ada benda-benda angkasa lain yang juga mengitari matahari, yaitu : a. Asteroid Asteroid merupakan benda angkasa kecil mirip planet, lintasannya antara planet Mars dan planet Jupiter. Asteroid pertama yang ditemukan diberi nama Ceres oleh penemunya Piazzi. Ternyata Ceres merupakan asteroid terbesar. Asteroid adalah benda angkasa bukan bahan planet dan bukan pecahan planet, oleh karena itu disebut planettoid (bukan planet). b. Komet (bintang berekor). Ketika melintas di dekat bumi dengan cepat, benda angkasa ini menampakan ekornya yang panjang. Pada saat jauh dari matahari, komet bergerak lambat, semakin mendekat matahari gerakan semakin cepat. Pada saat mendekat ke matahari, gas pada inti komet mulai menguap menjulur pada arah yang tetap, apabila komet bergerak mendekat ke arah matahari ekornya ini akibat dorongan angin matahari. c. Meteor ( Bintang Jatuh ) Pada malam hari kadang kadang terlihat seperti ada bintang beralih tempat di langit, orang menyebutnya bintang jatuh atau bintang beralih. Sebenarnya peristiwa itu merupakan masuknya benda angkasa ke dalam atmosfer bumi. Benda tersebut bergesekan dengan udara, sehingga suhu meteor akan naik, kemudian memijar lalu menguap. Pada umumnya benda tersebut habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi. Benda angkasa yang memasuki atmosfer bumi disebut meteoroid, sedangkan peristiwa pemijaran disebut meteor. Meteorit yang tidak habis terbakar dan sampai ke permukaan bumi disebut meteorit. Beberapa meteorit yang jatuh ke permukaan bumi menimbulkan lekukan yang dalam dan lebar di muka bumi,tempat jatuhnya meteor disebut kawah meteor. Kawah meteor dapat ditemukan di Arizona (Amerika Serikat), Aljazair, Siberia, Australia dan Kanada. d. Satelit. Satelit merupakan pengiring planet. Satelit beredar mengelilingi planet (revolusi), disamping berputar pada porosnya (rotasi). Bersama planet satelit mengitari matahari. Satelit yang paling dikenal adalah bulan, satelitnya bumi. Ruang diantara benda benda angkasa bukanlah ruang kosong melainkan ruang yang isinya adalah pertikel debu antar planet. menjauh dari matahari, apabila komet bergerak menjauh dari matahari ekornya tetap menjauh dari matahari. Hal

155

7.4.13. Perkembangan dalam Astronomi Pada bulan November 2000 ditemukan obyek di angkasa yang diberi nama Varma dan pada bulan Oktober 2002 ditemukan lagi obyek yang diberi nama Quaoar. Varma dan Quaoar dipastikan bukan planet, karena memiliki orbit yang berubah-ubah dan terletak di wilayah sabuk Kuiper, yakni suatu cakram yang mengandung ribuan serpihan batu yang diselimuti es dan mencapai orbit Neptunus. Pada bulan Oktober 2003, seorang astronom dari Amerika Serikat berhasil memotret pertama kali benda angkasa yang diduga merupakan planet ke 10, yang untuk sementara diberi nama 2003UB313. Jaraknya 14,5 miliar km dari matahari (+ 97 kali jarak mataharibumi). Planetplanet mengorbit matahari nyaris dalam satu bidang (ekliptika), tetapi orbit obyek ini menyilang 44o dari ekliptika. Secara informal, para astronom memberi nama obyek ini dengan Xena. Ukurannya lebih besar dari Pluto (diameter Pluto 3000 km). Pada bulan Maret 2004, ditemukan obyek yang jaraknya 10 miliar km dari matahari dan diberi nama Sedna, diameternya 1770 km. Pada sidang umum Himpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) di Praha (Republik Ceko) tanggal 24 Agustus 2006, meredefinisi planet sebagai berikut: 1. Planet adalah benda angkasa yang mengelilingi bintang, sementara benda itu sendiri bukan bintang 2. Memiliki masa yang besar (> 1/500 masa bumi) atau diameternya > 800 km dan gravitasinya cukup besar, sehingga mampu mempertahankan bentuknya yang bulat. 3. Memiliki orbit yang jelas dan bebas dari benda angkasa lain. Mengingat hal tersebut, maka planet Pluto ditetapkan bukan lagi termasuk kelompok planet, karena: 1. Orbit Pluto membentuk sudut 170 dengan ekliptika dan memotong orbit planet Neptunus, sehingga terkadang Pluto lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus. 2. Planet lain kemiringan orbitnya yang terbesar 70 (Merkurius) dan yang terkecil 0.80 (Uranus) terhadap ekliptika (bidang orbit Bumi mengitari Matahari). 3. Satelit Pluto (Charon) diameternya 1/2 x Pluto, padahal bulan (satelit bumi) diameternya x bumi.

156

Dengan demikian maka Pluto tidak dimasukkan dalam golongan benda angkasa planet, tetapi digolongkan dalam planet kerdil, bersama Sedna, Xena, Charon. Tanggal 24 April 2007, peneliti dari observatorium Geneva (Swiss) menyatakan bahwa mereka berhasil menemukan planet yang mengelilingi bintang redup Gliese 581 yang letaknya 20,5 tahun cahaya dari Bumi (jarak dari Bumi ke Gliese 581 setara dengan 20,5 x 9.500.000.000.000 km). Para astronom penemu planet yang serupa dengan bumi ini dengan sebutan Super Earth. Suhu rata-rata planet ini kurang dari 40o C, radiusnya 1,5 kali radius Bumi dan dari model yang dibuat diketahui bahwa planet ini merupakan planet batuan yang tertutup lautan, seperti halnya bumi. Planet ini mengorbit Gliese 581 sekali dalam 12,9 hari bumi. Karena sifat khas planet ini, Super Earth diyakini akan jadi fokus penyelidikan para astronom, terutama yang bertujuan untuk mencari kehidupan di luar bumi (ekstraterestrial). Planet semacam ini, pasti diluar tatasurya, yang jaraknya pasti masih di luar jangkauan teknologi manusia saat ini. 7.5. Peranan IPA dan Teknologi Bagi Kehidupan 7.5.1. Peranan Bagi Kebutuhan Primer Manusia a. Sandang Manusia sebagai mahluk yang berbudaya memerlukan pakaian, yang pada mulanya hanya sekedar penutup aurat, kemudian berkembang fungsinya menjadi alat untuk melindungi diri dari sengatan panas dan dinginnya udara. Untuk ini kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah banyak memberikan sumbangan. Apabila pada abadabad yang lalu mesinmesin dapat mempercepat pembuatan tekstil yang umumnya terbuat dari kapas, maka pada abad sekarang teknologi telah mampu menyumbangkan kepada manusia seratserat sintetik yang lebih baik sebagai hasil sampingan dari sulingan minyak bumi ataupun batubara. Dengan demikian, manusia tidak perlu menunggu terlalu lama pertumbuhan kapas. Di samping itu, kekurangan dari serat sintetik dapat diperbaiki dengan teknologi nuklir sehingga cukup nyaman dipakai, sebagai aspek negatif yang terutama terlihat dari bahan sintetik ini adalah seratserat sintetik ini lebih sulit hancur bila dibandingkan dengan serat kapas. Bakteri pengurai lebih mudah menghancurkan serat kapas apabila dibandingkan dengan serat sintetik, dan hal inilah yang dapat menimbulkan polusi. b. Papan

157

Dengan kemajuan teknologi manusia mulai pula memperbaiki tempat tinggalnya. Dimulai dengan tempat tinggal di goa, selanjutnya di rumah yang sederhana, dan makin sempurna tentu saja menambah kenyamanan hidup, tetapi juga akan memerlukan bahan baku yang lebih banyak. Hal tersebut tentu akan berdampak negatif dengan perambahan hutan secara berlebihan, yang akan sangat mengganggu lingkungan. c. Pangan Dampak positif kemajuan teknologi di bidang pangan terutama di bidang produksi bahan makanan. Dengan bantuan teknologi yang canggih dapat dibuat bibit-bibit unggul yang akan menghasilkan lebih banyak apabila dibandingkan dengan bibit-bibit yang biasa. Dengan mekanisasi pertanian orang akan mendapatkan hasil yang jauh lebih besar. Namun demikian dampak negatifnya juga cukup besar. Pemakaian racun pemberantas hama tanaman ternyata tidak hanya memberantas hama tetapi juga membunuh hewan ternak, meracuni hasil panen, ataupun meracuni manusia itu sendiri. 7.5.2. Peranan bagi Kebutuhan Non-Primer a. Industri Dengan kemajuan teknologi, memberikan dampak positif pada kehidupan manusia, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun demikian kemajuan industri ini memberi dampak negatif kepada manusia. Polusi yang disebabkan oleh limbah industri ini menimbulkan gangguan bagi penduduk terutama yang bertempat tinggal di sekitar lokasi industri tersebut. Berbagai usaha ke arah pengendalian pencemaran ini telah dilakukan oleh pemerintah dengan menetapkan syarat syarat pembuangan limbah. b. Transportasi Kemajuan teknologi memberikan pula kemampuan kepada manusia menciptakan berbagai kendaraan seperti mobil, bus, kereta api, kapal terbang, dan sebagainya yang kesemuanya memudahkan dan meningkatkan hubungan antara manusia. Bersama dengan kenikmatan yang diadakan manusia ini, maka diperoleh pula sejumlah aspek negatif, seperti pencemaran udara oleh kendaraan darat dan oleh sisa-sisa bahan bakar pesawat udara, tercemarnya lautan, polusi pendengaran oleh kebisingan kendaraan, dan makin banyaknya kecelakaan yang ditimbulkan oleh transportasi. c. Komunikasi

158

Salah satu keperluan hidup manusia adalah berkomunikasi antara sesamanya. Untuk itu ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak menyumbangkan alat-alat bantu untuk komunikasi ini. Percetakan sebagai alat komunikasi menjadi sangat penting artinya bagi manusia sejak awal abad ke 15 sebagai komunikasi masa, yaitu surat kabar. Dengan media cetak ini suatu berita diikuti oleh banyak orang dalam waktu yang singkat, meskipun persebarannya masih tergantung pada alat transportasi yang ada pada saat itu. Pada pertengahan abad yang ke 18 ditemukan pula telegrafi. Keunggulan telegrafi adalah orang dapat berkomunikasi jarak jauh hanya dalam waktu beberapa menit saja. Telepon yang diciptakan oleh Bell pada tahun 1876 merupakan alat komunikasi yang diciptakan setelah telegrafi. Keunggulan telepon dibandingkan dari telegrafi adalah dengan telepon orang dapat berkomunikasi langsung seperti layaknya orang berbicara satu dengan lainya. Radio yang diciptakan oleh Marconi pada tahun 1896 merupakan alat komunikasi yang dipancarkan melalui udara. Dengan demikian hubungan antar tempat tidak perlu lagi melalui kawat penghubung. Pesan yang dikomunikasikan menjadi lengkap setelah ditemukannya sinema (gambar hidup), yang kemudian ditemukannya televisi. Dengan televisi orang akan dapat mengirimkan suara dan gambar. Ditemukannya satelit komunikasi, kebutuhan manusia untuk mengadakan hubungan secara lebih cepat makin terpenuhi. Aspek negatif dari kemajuan teknologi untuk bidang komunikasi ini lebih banyak disebabkan oleh sifat manusia itu sendiri. Keserakahan manusia ini menjadi makin memuncak dengan bantuan berbagai alat komunikasi yang makin canggih. d. Kesehatan Dengan kemajuan teknologi maka bidang kesehatan mendapatkan kemajuan pula dan manusiapun ikut merasakannya. Dengan kesehatan yang makin meningkat umur manusia kian dapat diperpanjang, karena banyak penyakit yang tadinya merupakan penyakit yang mematikan tetapi dengan kemajuan teknologi dapat disembuhkan. Aspek negatif dari makin penuhnya dunia ini menyangkut masalah sandang, pangan, papan, lapangan kerja, pendidikan, dan sebagainya. Salah satu usaha untuk menanggulangi ini adalah Keluarga Berencana. e. Sumberdaya Dampak positif sumberdaya terhadap manusia, adalah dengan adanya minyak bumi, batubara, dan sumberdaya lainnya yang sangat membantu dalam bidang energi, industri,

159

transportasi, dan sebagainya. Di samping itu, adanya sumberdaya alam ini memberikan aspek negatif terutama dalam masalah lingkungan. Gas CO yang ada karena pembakaran minyak bumi dapat meracuni sel-sel darah merah sehingga sel-sel ini tidak berfungsi lagi sebagai pengangkut oksigen dalam jaringan tubuh. Pada awal penggalian lingkungan sumberdaya alam itu juga tidak lepas dari pencemaran di sekitar pemboran yang dapat merusak tumbuhan dan hewan yang hidup di sekitar daerah tersebut. Dampak positif kemajuan teknologi di bidang pertanian antara lain adalah intensifikasi terhadap lahan pertanian. Dengan intensifikasi, diharapkan tanah pertanian menjadi lebih subur. Perlu diperhatikan bahwa intensifikasi ini bila tidak berhatihati dilakukan akan menyebabkan kerusakan pada lahan. Zat-zat radio aktif merupakan sumberdaya alam yang ikut menentukan nasib manusia di masa kini. Aspek positif didapatkan untuk pembangkit tenaga listrik, di bidang kedokteran, di bidang pertanian, di bidang perairan, dan sebagainya. Aspek negatif yang paling utama adalah polusi sinar radio aktif akan sangat berbahaya bagi manusia. Dampak dari perkembangan IPA dan Teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dapat bersifat positif (kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan menyenangkan, artinya benarbenar bermanfaat) dan dapat juga bersifat negatif (menimbulkan efek samping). 7. 6. Dampak Perkembangan IPA dan Teknologi Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave mengatakan bahwa menjelang abad XXI umat manusia akan menghadapi suatu revolusi baru bidang teknologi, yaitu revolusi informasi dan telekomunikasi. Revolusi ketiga ini ditandai dengan perubahan teknologi terutama di bidang mikro elektronika, teknologi energi alternatif, aeronautika, bioteknologi dan teknologi informasi. 7.6.1. Bioteknologi Bioteknologi sebenarnya bukanlah hal yang baru bagi manusia.Berbagai peninggalan dari bangsa Babylonia (6.000 SM) telah mencatat adanya pembuatan anggur, dan sebagainya. Bioteknologi ini baru diangkat kembali, dengan perkembangan yang cukup maju sehingga banyak membantu manusia dalam kehidupannya. 7.6.1.1. Perkembangan Bioteknologi

160

Perkembangan biotenologi dapat dibedakan dalam beberapa generasi sebagai berikut: Generasi pertama, dimulai sejak proses-proses bioteknologi sederhana, seperti pembuatan anggur, bir, tempe, dan sebagainya. Generasi kedua dimulai tahun 1949, dengan ditemukannya antibiotika penisilin oleh Alexander Fleming melalui cara fermentasi. Pada generasi ini terbukalah usaha industri besar-besaran untuk memproduksi antibotika,vitamin asam organik, dan sebagainya. Karena itu periode ini dikenal juga sebagi revolusi biologi molekuler. Generasi ketiga, dimulai pada tahun 1970, setelah dikenalkannya teknik rekayasa. Teknik rekayasa ini mencakup rekayasa genetika,seperti teknik rekombinasi DNA (Deoxy Ribonucleic Acid) dengan teknik hibridoma, rekayasa kultur jaringan, dan rekayasa fermentasi. Teknik rekombinasi DNA, yang tergolong pada rekayasa genetika, dilakukan dengan menyambungkan potongan DNA dari satu sel organisme lain. Hubungan ini akan memberikan DNA kombinasi. Salah satu contoh lain dari rekayasa genetika adalah teknik hibridoma. Teknik ini disebut juga sebagai fusi sel, yang dilakukan dengan penggabungan (fusi) dua buah sel yang menghasilkan sel hibrida. Rekayasa kultur jaringan,tekniknya disebut juga teknik kultur sel, dilakukan dengan Rekayasa fermentasi dengan teknik mengembangkan jaringan (sel) pada medium yang sesuai. alkohol,penisilin,dan obat-obatan lain. Proses bioteknologi di negara maju pada saat ini sangat cerah karena berbagai persyaratan yang diperlukan untuk kemajuan bioteknologi telah terpenuhi, seperti: a. Kesiapan dan sikap membangun, pemerintah yang sadar akan pentingnya bioteknologi b. Kesiapan dana yang dapat dipakai untuk penelitian. c. Pengadaan sarana infrastruktur sepenuhnya. d. Staf ahli bioteknologi yang berkelayakan dan mencukupi. Proses bioteknologi di negara yang sedang berkembang,masih dalam tahapan Optimistic Prediction. Hal ini disebabkan karena sebagian besar berbagai persyaratan yang diperlukan belum terpenuhi. 7.6.1.2. Bioteknologi di Bidang Pertanian Salah satu keunggulan teknologi di bidang pertanian adalah pemuliaan tanaman. Di bidang pemuliaan tanaman, dikembangkan berbagai jenis baru yang berdaya produksi tinggi dan lebih

fermentasinya adalah proses penumbuhan mikroba untuk menghasilkan zat tertentu seperti

161

bergizi, lebih tahan terhadap penyakit,mengurangi kebutuhan pupuk dan kebutuhan berbagai bahan kimia. Untuk memperoleh bibit unggul yang tahan racun, dapat menggunakan dilakukan teknik kultur sel. Sejumlah populasi sel yang ditumbuhkan, diberi perlakuan racun (toksin) sehingga sebagian kecil saja yang dapat bertahan hidup inilah yang dapat dibiakkan lebih lanjut. Ada jenis tumbuhan yang menghasilkan senyawa kimia yang mampu mengganggu perkembangbiakan seranggga. Gen yang dihasilkan tumbuhan ini dapat ditransfer ke tumbuhan lain, sehingga tumbuhan yang telah ditransfer ini mampu pula mengganggu perkembangbiakan serangga tersebut. Di samping itu, berbagai hormon serangga yang dapat digunakan pemberantasan hama, seperti hormon Feromon yang dapat digunakan sebagai pemikat seranggga, dan hormon Alaromon yang digunakan untuk mengusir serangga. Produksi endoktoksin yang potensial sebagai insektisida bagi serangga tertentu juga merupakan suatu unggulan lain dari bioteknologi di bidang pertanian. fluorescens. Untuk itu, gen yang menghasilkan endotoksin di transfer dari Bacillus thurungiensis ke bakteri Pseudomonas Bakteri rekombinan tersebut dikembangbiakan, dibekukan, dikeringkan, dan kemudian dilapiskan pada biji sebelum ditanam atau disebarkan di ladang. Kacang-kacangan merupakan jenis tumbuhan yang dapat menyuburkan tanah. Hal ini disebabkan karena akar tumbuhan ini mengandung bintilbintil pada akar yang berisi jutaan bakteri Rhizobium yang mampu mengisap nitrogen bebas (N2 dan NH3) dari udara. Kemudian mengubahnya menjadi bentuk nitrogen terikat NH4 + dan NO3) yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan induk. Di bidang pemuliaan tanaman, regenerasi tumbuhan dapat dilakukan dengan cara seksual ataupun cara aseksual. Cara seksual terjadi dari percampuran serbuk sari (polen) dan sel telur (ovul), sedangkan cara aseksual dilakukan melalui organorgan khusus, seperti umbi ataupun potongan batang. Pemuliaan tanaman dan hewan pada saat ini umumnya dilakukan dalam dua cara, cara tradisional dan cara bioteknologi. Dengan cara tradisional pemuliaan dilakukan dengan menyilangkan dua macam tumbuhan atau hewan yang berkembang biak secara seksual. Hasil silangannya menjadi sangat beragam dan tidak dapat diramalkan. Pemuliaan dengan cara bioteknologi dilakukan dengan cara menyisipkan gen-gen yang bersifat tertentu dan yang diinginkan ke dalam genom yang telah ada di tiap organisme. Dengan cara tersebut akan

162

memberikan hasil yang lebih akurat. Di samping itu, cara bioteknologi juga dapat digunakan untuk mempertukarkan gen antar organisme yang tidak dapat disilangkan secara seksual.

7.6.1.3. Bioteknologi di Bidang Peternakan Pemuliaan hewan dengan tujuan untuk dapat menghasilkan yang terbaik telah dilakukan sejak zaman dulu. Pemuliaan hewan dilakukan agar dapat mengembangkan hewan yang akan tumbuh lebih besar, air susu akan dihasilkan lebih banyak, melahirkan keturunan yang lebih baik dan lebih tahan terhadap penyakit. Penerapan bioteknologi pada hewan ini antara lain adalah penggunaan antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal adalah antibodi yang sejenis dan dihasilkan melalui teknik hibridoma. Di bidang peternakan antinbodi ini digunakan untuk : a. Diagnosis kehamilan pada lembu. Deteksi kehamilan ini dapat dilakukan 24 hari setelah perkawinan. b. Deteksi masa birahi dari lembu betina. Deteksi ini menguntungkan dalam penentuan waktu inseminasi (kawin suntik) dan untuk menjaga agar produksi susu yang optimum. Dengan kegunaan ini terlihat bahwa antibodi monoklonal sangat berkaitan dengan efisiensi di bidang peternakan. Di samping itu para ahli bioteknologi di bidang peternakan telah pula berhasil menyisipkan gen yang menjadi kulit protein virus, yaitu VP 1 yang bila diproduksi dapat bekerja sebagai vaksin yang efektif terhadap penyakit mulut dan kuku lembu. 7.6.1.4. Bioteknologi di Bidang Produksi Bahan Pangan Di bidang produksi bahan pangan, dengan bioteknologi manusia mampu membuat produksi baru ataupun produk lama dengan cara baru. Karena itu di bidang ini bioteknologi dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu (1) bioteknologi konvensional, (2) bioteknologi media, dan (3) bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional, umumnya terdapat di negara Timur. Bioteknologi ini masih menggunakan mikroba alamiah tanpa seleksi. Beberapa contoh hasil dari bioteknologi antara lain, pembuatan tempe, oncom, tape, dan tauco. Bioteknologi media, umumnya terdapat di negaranegara Barat. Bioteknologi ini dilakukan dengan menggunakan mikroba murni yang unggul hasil seleksi yang dikembangkan secara 163

vegetatif melalui kultur sel. Beberapa contoh dari bioteknologi ini antara lain pada pembuatan bir, keju, mentega, dan kue mikroba. Bioteknologi modern melibatkan teknik rekombinan yang umumnya penggunaannya masih belum banyak. Hal ini disebabkan karena biaya penelitiannya yang cukup tinggi, sedangkan produk makanannya berharga yang relatif murah. Beberapa dari bahan pangan yang diproduksi dengan bantuan bioteknologi adalah sebagai berikut: a. Roti dan kue Secara sederhana roti dan kue dibuat dari adonan yang terdiri dari tepung, air, garam, dan ragi. Jenis ragi yang umum adalah jenis Sacharoyes cerevisae. Proses fermentasi yang terjadi adalah diubahnya monosakarida dan disakarida menjadi alkohol dan gas CO2. Agar gula dapat difermentasi lebih banyak, maka dapat ditambahkan enzim alfa aminase yang berasal dari jamur yang akan mengubah pati menjadi maltosa. b. Pembuatan glukosa dan fruktosa dari pati Cara yang umum mengubah pati menjadi glukosa/fruktosa adalah dengan cara hidrolisa. Menurut cara konvensional cara hidrolisa ini dalam suasana asam, sedangkan isomerisasi glukosa menjadi fruktosa adalah dengan menggunakan enzim glukoisomerase yang dihasilkan oleh mikroorganisme B. cogulanes, Sctinoplnes missouriensis, dan Streptomyces spp. Hidrolisa dengan cara bioteknologi adalah menggunakan enzim alfa amilase dari B. Subtilis dan enzim amiloglukosidase dari A niger dan A orizae. c. Pembuatan keju Apabila ke dalam susu segar ditambahkan bakteri Streptococus atau Lactobacillus, maka gula laktosa yang ada dalam susu ini akan berubah menjadi asam laktat. Apabila ditambahkan enzim renin untuk pengurai protein, padatan di dalam susu ini akan menggumpal (terkoagulasi). Koagulan dipisahkan dengan cairannya dan kemudian dibiarkan menjadi masak untuk membuat keju. Dengan mahalnya harga enzim renin, maka dengan cara bioteknologi dapat diperoleh renin dari mikroba kapang Mucor pussillus, Mucor meihei, dan Endothia Parasitica. d. Pembuatan bir Untuk pembuatan bir digunakan ragi Sacharomyces cerevisae yang mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi bir (alkohol). Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembuatan bir

164

adalah ragi yang digunakan tidak mampu melakukan fermentasi dekrin yang menyusun sekitar 25% dari karbohidrat di dalam cairan fermentasi semula. Dengan bioteknologi telah berhasil ditemukan jenis ragi yaitu Saccharomyces diasticus yang dapat mengubah dekrin menjadi alkohol sehingga mengurangi kandungan karbohidrat dalam air. Kadang kadang dalam produksi bir terjadi bentuk bir yang berkabut. Hal ini disebabkan oleh kelebihan protein dalam cairan. Pada masa ini telah mampu diproduksi enzim protease pemecah protein sehingga warna bir menjadi lebih jernih. e. Kue mikroba Kue mikroba kaya akan protein mulai dapat diproduksi terutama untuk konsumsi masyarakat negara miskin. Pembuatan kue ini dilakukan dengan pengembang biakan berbagai jenis ganggang spirulina yang kemudian diproses lebih lanjut sehingga menghasilkan kue. Kue ini kaya akan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Protein ini disebut Protein Sel Tunggal (PST). Di Jerman, produk PST ini diberi nama Probion, sedangkan di Inggris produk ini diberi nama Mikroprotein. 7.6.1.5. Bioteknologi di Bidang Kesehatan Masih terdapatnya masalah di bidang kesehatan, antara lain dengan masih terdapatnya berbagai penyakit yang belum ada obatnya atau vaksinnya, menyebabkan meningkatnya usaha bioteknologi untuk menemukan obat yang ampuh. Salah satu diantaranya adalah hasil penemuan dari Alick Isaacs dan Jean Lindermann pada tahun 1956 yaitu Interferon. Interferon adalah zat yang disekresikan oleh sel tubuh yang terisi oleh virus, bekerja sebagai tanda bahaya bagi selsel di sekelilingnya agar bersiaga menetapkan dan mengahancurkan virus penyerang. Interferon yang awalnya dibuat dengan menginfeksikan darah dari donor virus, kemudian interferon yang dihasilkan dikumpulkan. Interferon berkasiat untuk pengobatan kanker, serta pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit virus. Di samping itu interferon juga memberi harapan dalam pengobatan penyakit rabies, penyakit kuning, dan herpes. Melalui cara-cara bioteknologi adanya berbagai penyakit ini dapat diketahui lebih dini dan lebih tepat, disamping lebih mempermudah produksi obat-obatannya. Dengan bioteknologi produksi yang dihasilkan juga akan lebih banyak. Berbagai peranan bioteknologi di bidang kesehatan antara lain :

165

a. Pengembangan antibiotika. Fleming pada tahun 1940 menemukan penisilin sebagai antibiotika yang pertama sebagai suatu obat yang ampuh terhadap penyembuhan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba. b. Antibodi monoklonal Antibodi adalah zat yang termasuk protein yang disekresikan oleh sel tubuh untuk mengatasi serangan terhadap bibit penyakit seperti virus, bakteri, kapang, dan racun. Antibodi dibuat oleh sel khusus limpa, darah, dan kelenjar getah bening. Antibodi dalam tubuh bekerjanya dengan mengenali benda-benda asing yang masuk, mengikatnya, dan menghancurkannya. Sedangkan antibodi monoklonal adalah antibodi yang sejenis, diproduksi dengan cara hibridoma, berguna sebagai antibodi dan diagnosis penyakit. c. Vaksin Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dimatikan atau dilemahkan kemudian dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Sebagai tanggapan tubuh mengeluarkan antibodi sehingga kebal terhadap bibit penyakit tersebut. Melalui vaksinasi puluhan juta manusia terselamatkan dari penyakit seperti cacar, rabies, difteri, tetanus, malaria, hepatitis, dan berbagai penyakit lainnya. Pembuatan vaksin anti virus secara konvensional adalah dengan membiakan virus pada binatang yang cocok, kemudian dikumpulkan atau dilemahkan. Dengan cara ini hanya dapat dihasilkan vaksin dengan jumlah yang relatif kecil. Dengan bioteknologi diusahakan membuat vaksin dengan jumlah yang besar dan harga yang relatif lebih murah. Cara ini dilakukan dengan memotong gen dari DNA yang menjadi salut protein virus yang dihasilkan dapat bekerja sebagai vaksin. d. Insulin Insulin adalah satu hormon polipeptida yang amat penting bagi tubuh yang berperan menyampaikan bermacammacam informasi, seperti telah tersedianya pangan untuk dicerna, bahwa sel otot harus siap bereaksi atau berkurang atau berlebihnya zatzat kimia di dalam jaringan. Secara konvensional insulin diekstraksi dari kelenjar pankreas hewan. Tentu saja jumlahnya makin lama makin terbatas. Dengan bioteknologi diusahakan membuat insulin dengan jumlah yang banyak dengan harga yang relatif murah. Hal ini dilakukan dengan penerapan teknologi DNA rekombian, yaitu dengan mengikatkan gen-gen penyandi pembuatan insulin yang

166

disintesiskan secara kimiawi plasmide, kemudian menyiapkan ke dalam E coli untuk selanjutnya dibiakan untuk menghasilkan insulin. e. Pencakokan organ Salah satu bioteknologi yang saat ini berkembang adalah pencangkokan organ. Pencangkokan yang sekarang banyak berkembang adalah pencangkokan jantung dan ginjal. Obat yang dipakai untuk pencangkokan adalah Siklosporin A. Obat ini juga ampuh untuk suatu penyakit kekebalan itu sendiri yang disebut uvetius, suatu radang mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Di samping itu obat ini juga memberi harapan besar untuk membunuh skistomiasis parasit pada malaria. Sisklosporin A. Ini dihasilkan oleh cendawan Tolypoclatum. Penyakit jantung yang dapat dibantu dengan pemakaian bioteknologi terutama adalah serangan jantung yang disebabkan karena adanya penyumbatan pembuluh darah yang membawa oksigen di sekitar otak. Ada dua produk bioteknologi yang dipakai untuk penyembuhan penyakit ini, yaitu: 1) Urokinase, yang selama ini diekstraksi dari air seni atau sel ginjal yang dibiakan di laboratorium. Karena urokinase ini berasal dari dalam tubuh sendiri, maka tidak akan terjadi tanggapan kekebalan tubuh. 2) Streptokinase, yang berasal dari bakteri. Streptokinase ini secara bertahap akan menimbulkan tanggapan kekebalan tubuh, sehingga khasiatnya akan berkurang. Fungsi kedua obat ini adalah untuk dapat membantu membersihkan pembuluh darah dari penyumbatan. 7.6.2. Teknologi Informasi Seperti diketahui bahwa pemanfaatan komputer saat ini sudah memasuki segala bidang kegiatan, seperti dalam bidang, pendidikan, sains, teknologi, perdagangan, pengobatan, dan militer. Pemanfaatan komputer sudah tidak lagi hanya untuk kebutuhan profesional saja tetapi juga sudah merupakan kebutuhan atau penunjang kegiatan masyarakat umum baik itu dalam kebutuhan sosial maupun penunjang studi. Kemajuan yang sangat pesat ini ditunjang oleh begitu pesatnya pengembangan ilmu dan produk elektronika. 7.6.2.1. Perkembangan Komputer dan Teknologi Informasi Komputer berasal dari kata to compute yang berarti menghitung. Namun pengertian komputer bukanlah sekedar mesin atau alat hitung saja, melainkan mesin yang dengan konstruksi 167

elektronika yang mampu menginterpretasikan dan mengeksekusi perintahperintah dalam bentuk program dengan suatu input tertentu dan output yang diharapkan yang memuat perhitungan dan operasi logika. Bila kita perhatikan definisi di atas maka paling tidak ada 4 hal penting yang ada pada sistem komputer, yaitu: 1. Alat dengan konstruksi elektronika 2. Tempat Penyimpanan 3. Sistem Operasi 4. Program Dasar komputer pertama kali ditemukan oleh Herman Hollerith (Biro Sensus AS) pada tahun 1890 yang disebut juga sebagai Bapak Komputer modern berkat penemuannya berupa mesin punced card. Sedangkan pembuatan komputer pertama yaitu MARKI, dilakukan oleh Howard Aiken (Harvard University) yang bekerja sama dengan Internasional Busines Machines (IBM) pada tahun 1944 yang mampu melakukan perhitungan aritmatika secara otomatis. Pembuatan mesin komputer elektronik pertama dilakukan oleh J. Presper dan J.W. Mauchly (Univ. Of Pensylvania) dengan nama ENIAC (Electronic Numeric Integer and Calculator) pada tahun 1945. Pada saat itu kemampuan mesin tersebut sudah termasuk hebat, yaitu dapat melakukan 500 operasi per detik, sebagai perbandingan pada tahun 80-an komputer CRAY-1 mampu melakukan 800 juta operasi per detik. Kedua orang tersebut kemudian mengembangkan komputer elektronik yang menggunakan angka biner dalam operasi aritmatikanya pada tahun 1952. Sedangkan komputer pertama diperdagangkan pada tahun 1949 oleh Eckert Mauchly Computer Company dengan nama UnivacI, selanjutnya IBM pada tahun 1953 dengan produk IBM-701. Komponen elektronik utamanya adalah Vacuum Tube (Tabung Hampa) sehingga ukuran komputer jenis ini masih sangat besar. Bila ditinjau dari proses dan kapasitas memori komputer jenis ini, masih lambat dan sangat terbatas sekali. Sejak ditemukannya transistor sebagai pengganti tabung hampa menyebabkan ukuran fisik komputer menjadi jauh lebih kecil namun mempunyai kecepetan proses yang semakin tinggi serta memorinya yang semakin besar. Saat ini telah menemukan Semi Conduktor dan Integrated Circuit (IC) yang digunakan pada memori dalam mesin komputer. Dengan menggunakan bahan Super Condutor dibuatlah rangkaian yang lebih baik lagi dibandingkan dengan IC, sehingga proses yang dilakukannyapun jauh lebih cepat lagi.

168

Pembagian generasi komputer dikelompokkan berdasarkan komponen peralatan komputer yang digunakan yang sekaligus juga menunjukan efisiensi (kecepatan) kerja. Saat ini dinyatakan sudah mencapai lima generasi. Generasi pertama merupakan komputer dengan elektronik vacum tube, yaitu dari 1945 1958. Generasi kedua dengan menggunakan komponen transistor, yaitu antara 19581966. Generasi ketiga diketemukan komputer yang lebih kecil ukurannya yaitu berupa Solid Logic Technology dan Monolithic Integrated Circuit, pada periode 1966-1972. Generasi keempat 1972-1978 dengan diketemukannya IC dengan kemampuan lebih baik dan ukuran lebih kecil. Pada periode 1982-sekarang dikenal sebagai generasi kelima dengan perkembangan microprocessor yang lebih canggih. Berdasarkan kapasitas memori dan kecepatannya maka perkembangan PC (personal komputer) dimulai tahun 1971 dengan ditemukannya prosesor Intel 8008 dengan memori 16 KB, dilanjutkan dengan prosesor 8080 pada 1974 dengan memori 64 KB. Selanjutnya tahun 1983 IBM PC-XT 8088 mempunyai memori sampai 1 MB dan sekarang dengan Pentium IV bisa lebih dari 512 MB. Kecepatan aksesnya sendiri dari sekitar 1 MHz pada XT-8088, menjadi antara 8-40 MHZ pada AT-286, 32-64 pada AT-386 dan sekitar 100 MHz pada AT-486. Kemudian dilanjutkan dengan pentium I, II, III, dan IV yang sekarang mencapai lebih dari 3 GHz.

7.6.2.2. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat Keras merupakan sistem peralatan yang digunakan untuk melakukan programprogram dalam suatu proses informasi, Contohnya Printer, Monitor, Mouse, Keyboard dll. Sebagaimana kita ketahui bahwa komputer adalah serangkaian peralatan elektronika yang terpadu dan terkoordinasi oleh suatu sistem operasi. Peralatan peralatan yang kita sebut dengan perangkat keras komputer. Pada umumnya suatu kesatuan peralatan komputer haruslah terdiri dari minimal oleh 4 komponen, yaitu : a. b. c. d. Piranti Masukan (Input Device). Satuan Tempat Penyimpanan (Storage Unit : hard disk, disket, CD). Central Processing Unit (CPU). Piranti Keluaran (Output Device : monitor, printer) Perkembangan teknologi sekarang membutuhkan penyampaian informasi yang cepat, yang disampaikan antar komputer secara cepat. Kebutuhan tersebut dimungkinkan dengan adanya

169

perangkat Communication Control Unit (CCU:modem), yaitu suatu peralatan yang berfungsi untuk memindahkan atau memancarkan sinyal-sinyal data atau instruksi dari satu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu komputer ke komputer lain dengan jarak yang jauh. Secara garis besar, suatu komputer memiliki organisasi. Piranti masukan dan Luaran Piranti Masukan (Input Device) adalah komponen sistem komputer yang berfungsi untuk memasukan data input maupun perintah-perintah kepada komputer. Alat-alat yang termasuk dalam media input ini antara lain : Keyboard,CD ROM. Piranti Luaran (Output Device) adalah komponen sistem komputer yang berfungsi sebagai tempat mengeluarkan hasil-hasil pengolahan komputer, dalam bentuk penampilan /penyimpanan informasi data output. Alat-alatnya antara lain: pencetakan (printer), Monitor, dan pemploteran (Plotter). Piranti tersebut hanya berfungsi sebagai masukan saja atau sebagai keluaran saja. Ada juga alat-alat lain yang bisa berfungsi sekaligus sebagai masukan dan keluaran. Alatalat tersebut antara lain : a. Magnetic Tape Unit b. Magnetic Disk Unit ( Disket, Harddisk, CD WROM) c. Display Unit d. Multimedia Tempat penyimpanan Media penyimpanan atau disebut juga memori, dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu : Internal Storage dan Eksternal Storage. Internal Storage yang disebut juga Primary Storage adalah storage yang terletak di dalam atau berhubungan langsung dengan Central Processing Unit (CPU). Eksternal Storage yang disebut juga Secondary Storage atau Auxilary Storage merupakan storage yang berfungsi membantu memori utama pada saat proses pengolahan berlangsung, misalnya untuk penyimpanan sementara infomasi yang tidak begitu diperlukan storage ini terpisah atau yang tidak berhubungan langsung dengan CPU, misalnya Disket, CD. Main storage/Memory merupakan otak dari komputer, tempat dimana semua proses pengolahan informasi berlangsung, juga merupakan tempat untuk menyimpan program dan data. Sebelum diproses, program dan data harus dimasukkan ke dalam main storage lebih dahulu melalui input device. Pada saat pelaksanaan (eksekusi), instruksi (bagian dari program) yang ada di

170

main storage dibawa ke kontrol unit untuk dianalisa. Kemudian data yang diperlukan untuk diproses, diambil dari main storage untuk dikirim ke satuan Aritmatika Logika (SAL atau ALU). Data ini diproses sesuai dengan yang diterimanya. Setelah diproses hasil dikembalikan ke main storage dan proses dilanjutkan untuk instruksi selanjutnya. Main storage ini, biasa dikenal sebagai Random Access Memory (RAM). Satuan dari kapasitas storage dinyatakan dengan Kilo Byte atau K (1 K=1024 byte). Kapasitas ini tergantung dari model dan sistem komputernya, sehingga komputer yang mempunyai kapasitas 64 K, berarti storage dari komputer tersebut mampu menampung 64X1024 byte=65.536 byte (1 byte = 1 karakter) pada satu saat. CPU juga dilengkapi dengan Time of Day Clock dan Interval Timer. Time of Day clock digunakan untuk mengukur dan menyatakan waktu (hari, jam,dan detik). Keunggulan komputer dilihat dari faktor, antara lain : 1. Kecepatan (milliseconds, microseconds, nanoseconds, picoseconds) 2. Ketepatan (Zero Erros) 3. Konsitensi (All Strikes, No Balls) 4. Reliabilitas (No downtime) 5. Kapasitas Memori(Virtually Unlimited). Sedangkan kategori Komputer dapat dikelompokkan menjadi: a. Micro computer (PC seperti IBM PC, Desktop, Notebook, Palmtop) b. Waorkstation : berhubungan dengan server, kecepatan lebih tinggi, graphies lebih baik. c. Mainframe (IBM Mainframe), multi user. d. Super Computer, kecepatan tinggi, aplikasi untuk simulasi dan teknologi tinggi. 7.6.2.3. Perangkat Lunak (Software) Software adalah komponen dalam data processing system yang berupa intruksi dalam prosedur yang disebut dengan program. Pada umumnya istilah software menyatakan cara-cara yang menghasilkan hubungan yang lebih efisien antara manusia sebagai pengguna dengan komputer.

171

Salah satu bagian /elemen dari system software adalah yang biasa dikenal sebagai sistem operasi (operating system) yang berfungsi sebagai pengatur kerja komputer. Contoh sytem operasi adalah DOS, Windows, Linux, dll. 7.6.2.4. Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan hubungan antara dua atau lebih sistem komputer melalui media komunikasi untuk melakukan komunikasi data, penggunaan perangkat lunak dan peripheral secara bersama. Sistem jaringan komputer ini dapat bersifat terbatas pada suatu lokasi tertentu saja yang dikenal dengan PC LAN (Personal Computer Local Area Network), atau sistem jaringan komputer jarak jauh (antar daerah/negara dengan menggunakan bantuan satelit atau dengan sistem bantuan Modem). Kebutuhan PC LAN umumnya sejalan dengan perkembangan manajemen sistem informasi yang dikembangkan pada organisasi tersebut ataupun sistem komputerisasi yang digunakan di dalam organisasi tersebut. Kebutuhan dasar yang menjadi alasan pembuatan PC LAN cukup banyak, di antaranya karena : Dibutuhkan pertukaran data/informasi antar pemakai komputer PC yang dilakukan secara Keperluan penggunaan data oleh lebih dari satu pemakai komputer pada saat yang Diperlukan penyimpanan data yang terjamin keamanannya. Dengan menggunakan PC LAN diharapkan akan : 1. Menghemat biaya. 2. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya. 3. Meningkatkan produktivitas personal dari organisasi tersebut. 4. Mudah dikembangkan sesuai dengan perkembangan organisasi. Going OnLineLAN (Local Area Network) WAN (Wide Area Network) Intranet & Internet Internet Services Provider (ISP), contoh : CBN, RadNet, TelkomNet Information Services. Contoh : Yahoo, Google, Plaza, Compu Serve Banking On Line (ATM, Phone Banking, Credit Card, Online payment) langsung (on-line). bersamaan (sharing data).

172

Global village adalah sebuah komunitas di mana manusia menggunakan komputer yang terhubung satu dengan lainnya di seluruh dunia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Internet adalah interkoneksi antara jaringan komputer di seluruh dunia (world wide network) di mana teknologi informasi membawa kita ke dalam global village. Internet service : E-mail, Chat, Videophone, Gaming, Newsgroups, World Wide Web. 7.6.2.5. Penggunaan Komputer dan Sistem Informasi Komunitas Informasi (Information Society) merupakan sebuah komunitas di mana para elemen-elemen pekerjanya menghasilkan informasi yang diolah dengan menggunakan komputer. Telah diketahui bersama bahwa terdapat dua proses utama dalam sitem komputer, yaitu input/output dan bagian pengolahan. Dalam bagian input muncul istilah data dan pada bagian output muncul istilah informasi, yang diperoleh dari hasil pengolahan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Data dan infomasi merupakan dua hal yang sangat penting dalam komunitas sistem informasi. Data adalah faktafakta dari berbagai sumber dalam dunia nyata menyangkut entitas manusia, objek, kejadian dan lain lain, yang dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif serta bersifat internal maupun eksternal. Informasi adalah data yang diorganisasikan, disimpan, mempunyai arti tertentu, dan dapat dipakai untuk pengambilan keputusan. Data dan Informasi dapat dianggap sama ataupun berbeda dan dapat diperlakukan sebagai aset. Berikut, beberapa contoh penggunaan komputer dalam berbagai bidang: a. sebagai alat komunikasi: Internet Phone (VoIP), Telekonferensi, Email, SMS via Internet, Fax, Telekopi, Teleprinting. b. Sebagai alat antara lain pada kegiatan penelitian, design, pengembangan, simulasi, pengambilan data, analisis data, intelegensi buatan (AI), word processor. c. Edukasi dan Referensi, contoh : Multimedia Ensiklopedia, Computer Bases Training (CBT), Entertainment dan Edutainment, Distance Learning. d. Sebagai hiburan, antara lain : Computer Game, multimedia. 7.6.3. Dampak Negatif Perkembangan IPA dan Teknologi Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya, manusia berupaya dengan segala daya untuk mengolah dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Akal pikiran dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai sasaran tersebut. 173

Melalui akal pikirannya, manusia menciptakan peralatan baru, berupa mesin-mesin dan alat bantu lainnya, yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu yang singkat. Penggunaan mesin dan peralatan berteknologi tinggi, dapat mengeruk sumberdaya alam secara besar-besaran, kemudian dikirim ke industri-industri untuk diolah sehingga menjadi barang jadi. Tentunya kegiatan ini akan berdampak terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam, yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Sementara itu, dampak terhadap manusia akan mengurangi atau menurunkan kualitas hidup manusia. Kegiatan IPA dan teknologi yang pada mulanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, ternyata pada sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Kegiatan IPA dan teknologi dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Apabila keseimbangan lingkungan terganggu, maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung lingkungan atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia. Dampak langsung bersifat negatif akibat kegiatan IPA dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya : - Pencemaran udara - Pencemaran air - Pencemaran tanah Ketiga macam pencemaran tersebut akan mengurangi daya dukung alam, karena itu perlu dihindari sebagai usaha menjaga kelestarian lingkungan. 7.6.3.1 Pencemaran udara Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan. Bila keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar, berarti kenyamanan hidup manusia terganggu. Udara merupakan campuran berbagai macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Dalam udara terdapat

174

oksigen (O2) untuk bernapas, Karbon dioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh hijau daun (klorofil) dan Ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Namun, udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar. Udara tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Kerusakan lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya mengurangi kualitas hidup manusia. Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya. Komponen pencemar udara dapat mencemari udara secara sendiri -sendiri atau secara bersama-sama. Pencemar udara digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu: 1. Karbon monoksida (CO). Suatu komponen gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Karbon monoksida terbentuk dari proses pembakaran tidak sempurna terhadap Karbon atau pada suhu tinggi Karbon dioksida terurai menjadi Karbon monoksida dan atom Oksigen. Sumber Karbon monoksida yang paling banyak adalah transportasi yang menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Sumber CO yang kedua terbanyak adalah pembakaran hasilhasil pertanian (sampah, sisa-sisa kayu di hutan). Sumber CO yang ketiga adalah industri besi dan baja. Pengaruh CO terhadap tubuh terutama disebabkan karena reaksi antara CO dengan haemoglobin (Hb) di dalam darah. Haemoglobin dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa Oksigen (O2) dari paru-paru ke sel tubuh, dan membawa Carbon dioksida (CO2) dari sel-sel tubuh ke paru paru. Dengan adanya CO, haemoglobin dapat membentuk karboksihaemoglobin (COHb). Jika reaksi demikian yang terjadi maka kemampuan darah untuk mentransfer oksigen menjadi berkurang. COHb lebih tinggi, dapat mengakibatkan kematian. 2. Nitrogen oksida (NOx) Nitrogen oksida adalah kelompok gas di atmosfer, terdiri dari gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya NO2 mempunyai warna coklat kemerahan dan berbau menyengat. Gas NOx di udara terutama berasal dari buangan hasil pembakaran yang ke luar dari generator pembangkit listrik stationer atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alam, kebakaran hutan, pembakaran sampah padat, pembakaran sampah pertanian. NO mempunyai kemampuan membatasi kadar

175

oksigen dalam darah, seperti halnya CO. Mudah bereaksi dengan oksigen membentuk NO2. Bila NO2 bertemu dengan uap air di udara atau dalam tubuh manusia akan terbentuk HNO3 yang sangat merusak tubuh. Karena itu NO2 akan terasa pedih bila mengenai mata, hidung, saluran napas dan jantung. Konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian. NO2 akan merusak barang-barang logam, menimbulkan karat. NO2 dapat mengabsorpsi sinar ultraviolet dari matahari. 3. Hidrokarbon (Hydrocarbon = HC) Komponen hidrocarbon hanya terdiri dari unsur Hidrogen dan Carbon. Pembakaran tidak sempurna dalam mesin mobil, pengisian bensin ke dalam tangki bensin kendaraan, selalu terjadi penguapan, HC dapat berupa gas, cair dan padat, senyawa HC dapat menyebabkan kanker. 4. Sulfur oksida (SOx) SOx terutama disebabkan oleh dua komponen gas yang tidak berwarna, yaitu Sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3). SO2 mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan SO3 merupakan komponen yang tidak reaktif. SO2 bila beraksi dengan uap air akan membentuk asam sulfat, yang akan merusak permukaan logam (rel kereta api, kendaraan, pagar halaman rumah), merusak batu-batuan (granit, pualam), merubah warna benda dan benda menjadi rapuh (plastik, karet, kertas), SOx mengakibatkan iritasi pada sistem pernapasan. Pencemaran SOx di udara terutama dari pemakaian batubara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, proses industri. 5. Partikel Partikel adalah pencemar udara yang dapat ada bersama-sama dengan bahan atau pencemar lainnya. Partikel meliputi berbagai macam bentuk dan dapat berupa: Aerosol, partikel yang terhambur dan melayang di udara. - Fog atau kabut, partikel berupa butiran air yang berada di udara. - Smoke atau asap, pertikel berupa campuran antara butiran padat dan cairan yang terhambur melayang di udara. - Dust atau debu, partikel berupa butiran padat yang terhambur dan melayang di udara karena ada hembusan angin. - Mist, mirip kabut, butiran cair yang terhambur dan melayang di udara (bukan butiran air) - Fume, mirip asap hanya penyebabnya aerosol yang berasal dari kondensasi uap panas. - Plume, asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri ( pabrik )

176

- Haze, semua aerosol yang mengganggu pandangan di udara. - Smog, bentuk campuran antara smoke dan fog. - Smaze, campuran smoke dan haze. Polutan tersebut akan berpengaruh pada manusia bila pertikel tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah dimensi pertikel yang akan menentukan seberapa jauh penetrasi partikel ke dalam sistem pernafasan. Sistem pernafasan memiliki beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya pertikel-partikel tersebut ke dalam paru-paru. Pertikel berpengaruh terhadap tanaman terutama kerena debunya, dimana debu tersebut bila bergabung dengan uap air atau air hujan (gerimis) akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun yang tidak dapat dibilas oleh air hujan, kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu berlangsungnya proses fotosintesa pada tanaman, kerena menghambat masuknya sinar matahari ke permukaan daun dan mencegah adanya pertukaran CO2 dengan oksigen. Akibatnya tanaman akan terganggu. Pencemaran partikel yang berasal dari alam seringkali dianggap wajar. Kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi tingkat kenyamanan hidup, maka hal tersebut akan dianggap sebagai musibah bencana alam. Contohnya abu dan bahan vulkanik dari letusan gunung api. Sumber pencemaran pertikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan, gas buang alat transportasi. 7.6.3.1.1. Nilai Ambang Batas (NAB) Nilai Ambang Batas (NAB) diartikan sebagai batas aman suatu polutan agar kualitas udara masih tetap terlindungi. Ada istilah lain, yaitu Kadar Tertinggi Diperkenankan (KTD). NAB dapat digunakan bagi udara bebas untuk suatu polutan, sedangkan KTD lebih sesuai digunakan pada lingkungan kerja, misalnya di suatu ruang pabrik, di dalam kompleks industri, yang pada dasarnya untuk melindungi para pekerja yang sehari hari berada dalam lingkungan dimana bahan bahan pencemar secara terus menerus ada. 7.6.3.1.2. Kebisingan Ada pencemaran udara yang tidak termasuk pada komponen pencemar udara CO, SOx, NOx, HC maupun pertikel, berpengaruh terhadap lingkungan yang akhirnya dapat memengaruhi kenyamanan hidup manusia. Pencemaran tersebut antara lain kebisingan.

177

Kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan maupun barang yang dibutuhkan oleh manusia secara cepat. Untuk membantu mobilitas manusia dalam melaksanakan tugasnya digunakanlah alat-alat transportasi bermesin. Untuk mencukupi segala prasarana dan sarana digunakan pula peralatan bermesin untuk keperluan membangun konstruksi fisik. Pemakaian mesin tersebut sering kali menimbulkan kebisingan. Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan dan merambat melalui udara, maka kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran udara, walaupun susunan udara tidak mengalami perubahan. Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Apabila syaraf pendengaran tidak menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan kebisingan. 7.6.3.1.3. Penyemprotan Insektisida. Sudah sejak lama serangga (insekta) menjadi pengganggu kenyamanan hidup manusia. Serangga dengan jumlah yang lebih akan menjadikan hama. Serangga dapat menyerang dan merusak lahan pertanian sehingga mengakibatkan kegagalan penen. Serangga di sekitar rumah juga sangat mengganggu, bahkan dapat menjadi media persebaran penyakit tertentu. Oleh karena itu manusia berusaha untuk memberantas serangga yang mengganggu tersebut. Pada umumnya insektisida pembunuh serangga disemprotkan ke udara. Penyemprotan insektisida pada lahan pertanian dan serangga pengganggu di sekitar rumah (nyamuk, kecoa, semut) juga dibunuh dengan menyemprotkan insektisida. Penyemprotan insektisida ke udara tanpa disadari sebenarnya merupakan penyebab pencemaran udara. Walaupun pemakaian insektisida ditujukan untuk membunuh serangga, namun apabila pemakaiannya berlebihan dan dalam waktu yang cukup lama maka insektisida dapat berdampak negatif terhadap manusia. Oleh karena itu pemakaian insektisida harus dilakukan secara seksama.

7.6.3.2. Pencemaran air Pencemaran air adalah penyimpangan sifatsifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Adanya bendabenda asing yang

178

mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan sesuai peruntukannya secara normal disebut dengan pencemaran. Sifat kimia-fisika air yang umumnya diuji dan dapat digunakan untuk menentukan pencemaran air adalah : 1. Nilai pH, Keasaman dan Alkalinitas. Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara 6-8, sedangkan air yang tercemar, nilai pH-nya tergantung jenis pencemarannya (limbahnya). Air segar dari pegunungan biasanya mempunyai pH yang lebih tinggi, semakin lama pH air akan menurun menuju kondisi asam. Hal ini karena bertambahnya bahanbahan organik yang membebaskan CO2 bila mengalami proses penguraian. Air limbah industri bahan anorganik pada umumnya mengandung asam mineral dalam jumlah yang tinggi sehingga keasamannya juga tinggi atau pH-nya rendah. Adanya besi sulfur (FeS2) dalam jumlah tinggi di dalam air juga akan meningkatkan keasamannya, karena FeS2 dengan udara dan air akan membentuk H2SO4 dan besi (Fe) yang larut. Perubahan keasaman pada air limbah, baik ke arah alkali (pH naik) maupun ke arah asam (pH turun), akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya.Selain itu,air limbah yang mepunyai pH rendah bersifat sangat korosif terhadap baja dan sering mengakibatkan pipa besi menjadi berkarat. Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa. Keasaman yang tinggi belum tentu mempunyai pH yang rendah.Suatu asam lemah dapat mempunyai keasaman yang tinggi artinya potensi untuk melepaskan hidrogen, misalnya asam karbonat, asam setat dan asam organik lainnya. Alkalinitas berkaitan dengan dengan kesadahan air, yang merupakan salah satu sifat air. Adanya ion Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam air akan mengakibatkan sifat kesadahan air tersebut.Air dengan tingkat kesadahan tinggi dapat menimbulkan korosi pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa,dapat menimbulkan endapan atau kerak dalam wadah pengolahan. 2. Suhu Air sering digunakan sebagai media pendingin dalam berbagai proses industri. Air pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya,yaitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu lebih tinggi daripada air asalnya.

179

Naiknya suhu air akan menurunkan jumlah oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya,yang bila batas suhu yang mematikan terlampaui,ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati. Suhu air kali atau limbah yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen. 3. Oksigen Terlarut. Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Kehidupan dalam air dapat bertahan bila terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 mg oksigen untuk setiap liter air. Selebihnya bergantung pada kepada ketahanan organisme, derajat keaktifan, kehadiran bahan pencemar, suhu air. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dan dari atmosfir (udara) yang masuk ke dalam air. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan dan hewan air lain yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya oksigen terlarut terlalu tinggi juga mengakibatkan proses korosi yang semakin cepat, karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi permukaan logam. 4. Karbon dioksida dalam air Kepekatan oksigen terlarut dalam air bergantung kepada kepekatan Karbon dioksida yang ada. Bila udara bersentuhan dengan permukaan air, maka Karbon dioksida dari udara bertukar dengan yang ada di air. Pada air yang tenang terjadi sedikit pertukaran, bila air bergelombang maka pertukaran akan menjadi semakin cepat. Proses pertukaran yang terjadi disebut difusi. Karbon dioksida juga terdapat dalam air hujan yang terbawa pada saat tetes air turun dari udara. Hal ini mengakibatkan air hujan agak bersifat asam. 5. Warna dan Kekeruhan Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau hijau. Air sungai biasanya berwarna kuning kecoklatan karena mengandung lumpur. Air limbah yang mengandung besi dalam jumlah yang besar berwarna coklat kemerahan. Warna air yang tidak normal biasanya merupakan indikasi terjadinya pencemaran air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik jasad

180

renik, lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang atau terapung dan sangat halus sekali. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan semakin banyak pula padatannya. 6. Padatan Padatan di dalam air akan mengendap pada dasar air, yang lambat laun akan menimbulkan pendangkalan. Akibat lain dari padatan adalah tumbuhnya tanaman air tertentu dan menjadi racun bagi makhluk lain. Banyaknya padatan menunjukan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air. Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung padatan. 7. Nitrat Nitrogen sebagai sumber nitrat banyak terdapat di udara. Hanya sedikit organisme yang dapat langsung memanfaatkan nitrogen dari udara. Tumbuhan dapat menghisap Nitrogen dalam bentuk Nitrat (NO3). Pengubahan dari nitrogen bebas di udara menjadi nitrat dapat dilakukan secara biologis maupun kimia. Transformasi ini disebut Fiksasi (pengikatan) Nitrogen. Fiksasi kimia terjadi karena petir di udara memberikan cukup energi untuk menyatukan Nitrogen dan Oksigen, membentuk Nitrogen dioksida (NO2). Gas ini bereaksi dengan air membentuk asam nitrat (NO3). Tumbuhan dan hewan yang telah mati akan diuraikan proteinnya oleh pembusuk menjadi amoniak dan senyawa amonium. Nitrogen dalam air seni dan kotoran akan berakhir menjadi amoniak juga. Bila amoniak diubah menjadi nitrit, maka dalam air akan terdapat nitrit. Nitrit sangat beracun di dalam air, tetapi tidak bertahan lama. Nitrat akan berubah menjadi nitrit dalam perut. Keracunan nitrit akan mengakibatkan wajah membiru dan kematian. 8. Phospor. Protein dan zat-zat organik lainnya mengandung phospor. Herbivora yang memakan tumbuhan akan mendapatkan phospor. Bila tumbuhan dan hewan tersebut mati, maka bakteri pengurai akan mengembalikan phospor itu ke dalam air sebagai zat organik terlarut. Kotoran sisa metabolisme hidup dimana akhirnya bakteri menguraikan senyawa organik ini menjadi phospor. Organisme pengurai akan menguraikan senyawa organik menjadi Karbon dioksida dan air. Bakteri ini mengubah amoniak dan nitrit menjadi nitrat. Untuk proses ini diperlukan oksigen. Bila bahan organik dalam air hanya sedikit, maka bakteri akan dengan mudah menguraikannya tanpa gangguan keseimbangan Oksigen dalam air.

181

Oksigen yang digunakan akan tergantikan dengan cara-cara alamiah. Bila jumlah bahan organik tersebut banyak, maka bakteri pengurai akan melipat gandakan diri. Hal ini pada umumnya akan mengakibatkan terjadinya kekurangan Oksigen, seperti di rawa rawa dan di dasar kolam dan danau yang airnya tidak mengalir. Manusia terus-menerus membuang sampah organik ke dalam air sehingga akan terjadi kekurangan Oksigen dalam air. Pengujian yang berhubungan dengan kandungan Oksigen dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu : - Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand), uji kebutuhan oksigen biokimia. - Uji COD (Chemical Oxygen Demand), uji kebutuhan oksigen kimia. 1. Biochemical Oxygen Demand (BOD). BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk mengurai atau mengoksidasi bahan bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah Oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan bahan buangan tersebut. Bila konsumsi Oksigen tinggi, yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa Oksigen terlarut di dalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan Oksigen adalah tinggi. Pada umumnya air yang tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. Hal ini karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikro organisme untuk mencegah bahan buangan organik menjadi bahan yang mudah menguap (ditandai dengan bau busuk). Selain itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan Oksigen yang terlarut di dalam air mengikuti oksidasi biasa. Bahan organik biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pengolahan bahan makanan (industri roti, industri susu, industri mentega, industri pembekuan udang, industri pengalengan ikan), bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia. 2. Chemical Oxygen Demand (COD) Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji yang lebih cepat dari uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksigen. Uji COD adalah suatu pengujian yang menentukan jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, untuk mengoksidasi bahan organik yang terdapat di dalam air.

182

Banyak bahan organik yang tidak mengalami penguraian biologis secara cepat berdasarkan pengujian BOD selama 5 hari, tetapi senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas air. Bakteri dapat mengoksidasi bahan organik menjadi CO2 dan H2O. Bahan Pencemar Lainnya. Ada beberapa bahan pencemaran lain yang berpengaruh terhadap kualitas air. Bahan pencemaran tersebut antara lain logam berat. 1. Merkuri (Hg) Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan, terdapat dalam bentuk senyawa dengan elemen lain. Merkuri hampir semuanya diproduksi dengan cara pembakaran merkuri sulfida (HgS) di udara, merkuri dilepas sebagai uap, yang kemudian mengalami kondensasi. Merkuri digunakan dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperluan, misalnya lampu merkuri, baterai merkuri. Merkuri digunakan juga sebagai fungsida, membunuh jamur dalam cat, pulp, kertas dan industri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal sering ditambah merkuri oksida (HgO) sebagai anti jamur atau merkuri asetat sebagai anti lapuk. Merkuri juga digunakan dalam proses bahan dasar plastik. Logam merkuri juga digunakan dalam termometer dan alat alat pencatat suhu karena bentuk cairnya ada pada kisaran suhu yang lebar. Penggunaan merkuri dalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan. Dalam kasus keracunan merkuri di Teluk Minamata (Jepang), merkuri sulfat yang digunakan dalam industri, dibuang ke laut Teluk Minamata. Komponen merkuri dapat mengkontaminasi ikan dan mahluk air lainnya, termasuk ganggang dan tumbuhan air. Selanjutnya ikan ikan kecil dimakan oleh ikan atau hewan air yang lebih besar atau masuk ke dalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan merkuri dalam rumahnya. Ikan dan hewan air tersebut kemudian dikonsumsi manusia, sehingga manusiapun dapat mengumpulkan merkuri dalam tubuhnya. Semua komponen merkuri merupakan racun terhadap tubuh, merkuri di dalam tubuh dapat menghambat kemampuan kerja enzim dan mengakibatkan kerusakan sel. 2. Timbal (Pb). Penggunaan timbal untuk produksi baterai penyimpanan untuk mobil, dimana digunakan timbal metalik, untuk produk-produk logam, seperti amunisi, pelapis kabel, pipa, solder, bahan

183

pewarna, produk-produk logam yang harus tahan karat, misalnya pipa yang digunakan untuk mengalirkan bahan-bahan kimia yang korosif. Sifat dari timbal antara lain titik cairnya yang rendah, merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah bentuknya, menjadi logam yang berfungsi sebagai lapisan pelindung bila kontak dengan udara lembab. 7.6.3.3. Pencemaran Tanah. Dalam keadaan normal, tanah harus dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan maupun permukiman. Tanah merupakan sumberdaya alam yang mengandung bahan organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung air dan mineral, yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis dipakai. Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung, misalnya penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan (seperti plastik). Air yang mengandung bahan pencemar akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad hidup dalam tanah atau di permukaan tanah. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar tersebut, akibatnya tanah juga akan tercemar. Bentuk dan macam limbah yang dihasilkan manusia tergantung pada tingkat budaya manusia. Sebelum manusia mengenal kemajuan industri dan teknologi, limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia pada umumnya bersifat organik. Dari segi kelestarian lingkungan, limbah bersifat organik lebih menguntungkan, karena dengan mudah dapat diuraikan oleh mikroorganisme menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam tanpa menimbulkan pencemaran pada lingkungan. Kemajuan industri dan teknologi ternyata telah menambah jenis limbah manusia, yang semula sebagian besar bersifat organik menjadi bersifat organik dan anorganik. Bahan buangan anorganik yang sulit diurai oleh mikroorganisme dipisahkan dari bahan buangan organik dan dikumpulkan menjadi satu, dipisahkan dari bahan buangan gelas dan plastik, untuk memudahkan proses daur ulang bahan buangan tersebut. Proses daur ulang membuat bahan buangan menjadi bahan yang masih dapat dimanfaatkan lagi bagi kehidupan manusia.

184

BAB VIII KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KONSERVASI 8. 1. Pengantar Indonesia merupakan megabiodiversitas. Indonesia negara kaya akan sumber daya hayati. Apa artinya? Benarkah? Seberapa kayakah? Apa tanggung jawab pemilik negara ini terhadap kekayaan yang dimilikinya? Untuk siapa kekayaan itu semua? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebaiknya diketahui, supaya pemilik Indonesia tidak terlena oleh predikat kaya sumber daya hayati. Bumi atau wilayah Indonesia kaya, namun dalam keseharian, sebagian besar pemilik bagian bumi yang kaya tersebut miskin. Meskipun tidak selalu, kemiskinan seringkali identik dengan martabat yang rendah. Hal itu dikarenakan kemiskinan seringkali diiringi dengan kebodohan, dan kebodohan dapat mengakibatkan tingkat ketergantungan bangsa kepada negara lain semakin tinggi. Jika tingkat ketergantungan suatu bangsa kepada bangsa lain tinggi, yang terjadi adalah penjajahan model baru atau neokolonialisme. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang komprehensif dari seluruh bangsa Indonesia tentang kekayaan hayatinya. 8. 2. Pengertian keanekaragaman hayati dan konservasi Keanekaragaman hayati atau disebut juga biodiversitas memiliki pengertian yang cukup beragam, di antaranya, World Wild Fund (1989) mendefinisikannya sebagai jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, termasuk gen yang dimiliki, serta ekosistem yang menjadi 185

lingkungan hidupnya. Selain itu, keanekaragaman hayati juga diartikan sebagai keragaman berbagai makhluk hidup di bumi, termasuk manusia. Seringkali, keanekaragaman hayati digambarkan sebagai jumlah spesies dari berbagai kelompok organisme yang hidup di bumi. Beberapa sumber menyebutkan bahwa jumlah organisme yang telah ditemukan atau dicatat mencapai 1,75 juta, termasuk manusia itu sendiri. Diperkirakan jumlah organisme yang ada di bumi ini antara 10 dan 50 juta spesies. Spesies-spesies yang dimaksud ada di dalam kelompok archaeabakteri, bakteri, fungi, protista, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia). Jumlah spesies yang banyak dan beragam memiliki arti penting dalam keberlangsungan kehidupan di bumi atau dengan kata lain berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem (Campbell dkk., 2008). Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian dan kegiatan yang mengarah pada pengelolaan spesies dan ekosistem agar diperoleh manfaat yang adil bagi setiap spesies yang ada. Artinya, meskipun spesies-spesies saling memanfaatkan, namun hak hidup dari masing-masing spesies harus dijaga. Ketidakseimbangan ekosistem akan terjadi apabila di dalam pemanfaatan spesies-spesies tersebut mengabaikan hak hidup spesies yang lain. Pengelolaan tersebut berdasar pada asas manfaat untuk keberlanjutan makhluk hidup di bumi, atau konservasi. Oleh karena itu, berkembanglah ilmu lintas disiplin yang dikenal dengan istilah Biologi Konservasi. Biologi konservasi dikembangkangkan untuk menghadapi berbagai tantangan demi melindungi spesies dan ekosistem dari kerusakan dan kepunahan. Secara alami, kerusakan dan kepunahan spesies atau ekosistem selalu terjadi. Sebagai contoh, peristiwa gunung meletus. Hal itu mengakibatkan ekosistem di sekelilingnya rusak, dan spesies endemiknya pun dapat punah. Contoh lain, pulau-pulau kecil yang tenggelam akibat permukaan air laut naik. Penyebab permukaan air laut meningkat beragam. Bisa jadi akibat pergeseran lempeng bumi, dapat pula akibat meletusnya gunung berapi yang terdapat di lautan, atau hal-hal lain yang juga alamiah. Indrawan dkk.(2007) mengungkapkan bahwa kerusakan dan kepunahan yang terjadi secara alami, biasanya diimbangi dengan pembentukan atau perbaikan ekosistem melalui berbagai mekanisme yang ada, di antaranya penyebaran alami berbagai propagul. Keberadaan berbagai spesies yang bersifat pioner juga mendukung proses perbaikan dan pemulihan ekosistem. Namun, proses perbaikan dan pemulihan tersebut seringkali tidak terjadi, jika proses perusakan melibatkan aktivitas manusia yang memanfaatkan spesies lain secara berlebihan atau memanfaat sumber daya alam non hayati tanpa memerhatikan hak hidup spesies

186

yang ada. Oleh karena itu, penting bagi spesies manusia memahami dan menerapkan prinsip keanekaragaman dan pengelolaan keanekaragaman secara berkeadilan.

8. 3. Keanekaragaman hayati tingkat spesies, genetik, dan komunitas Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat spesies? Sebagaimana telah diketahui, spesies ialah sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik penting yang berbeda dengan kelompok lain. Namun, ada juga yang memberi pengertian bahwa spesies ialah sekelompok individu yang berpotensi untuk berbiak dengan sesamanya, dan tidak mampu berbiak dengan individu dari spesies lain (Indrawan dkk., 2007). Dengan demikian, keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat diartikan beragam spesies atau jenis makhluk hidup di bumi. Contoh spesies ialah: kucing, sapi, kerbau, kuda, ayam, lele, cacing tanah, dan berbagai hewan lainnya. Untuk golongan tumbuhan, contoh spesies ialah rambutan, salak, jeruk keprok garut, jeruk nipis, lumut hati, dan lain sebagainya. Sedikit berbeda dengan pengertian tersebut, Supriatna (2008) mengatakan bahwa keanekaragaman hayati ialah seluruh kekayaan makhluk hidup di bumi, yang meliputi jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, berikut genetik yang dikandungnya serta ekosistem yang dibangunnya sehingga menjadi lingkungan hidup. Untuk lebih memahami konsep keanekaragaman hayati, perhatikan sekeliling Anda, dan catat ada berapa spesies makhluk hidup yang ada dan berapa yang Anda kenal. Di antara satu macam spesies makhluk hidup pun ternyata juga terdapat keanekaragaman. Contoh yang mudah dan jelas ialah manusia. Meskipun manusia merupakan spesies Homo sapiens, tampak keragamannya tinggi sekali, baik ditunjukkan oleh etnis maupun bangsa. Fenomena tersebut menunjukkan ada keanekaragaman genetik. Dengan kata lain, keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies, baik di antara populasi yang terpisah secara geografis, maupun di antara individu-individu dalam satu populasi (Resosudarmo, dkk., 2002; Indrawan, dkk. 2007). Keanekaragaman spesies, keaneka ragaman genetik, diiringi dengan keragaman bentang alam yang memiliki faktor-faktor fisik berbeda seperti tanah, suhu, iklim, kelembapan dan sebagainya, memunculkan keragaman ekosistem. Indonesia, dengan keragaman bentang alam, memiliki keragaman ekosistem yang sangat tinggi seperti ekosistem pantai, ekosistem mangrove,

187

ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem savana, ekosistem hutan hujan tropis dan lain sebagainya. 8. 4. Mengapa keanekaragaman hayati penting? Saat manusia ada di muka bumi, di alam telah tersedia berbagai spesies makhluk hidup dengan berbagai ekosistemnya. Manusia dan alam merupakan satu kesatuan, yang sampai saat ini, tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya, setiap makhluk hidup memerlukan faktor-faktor pendukung untuk keberlangsungan hidupnya. Faktor-faktor pendukung tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik (Starr, 2006). Baik faktor biotik maupun abiotik yang diperlukan oleh makhluk hidup pun beragam. Sebagai contoh, faktor pendukung biotik untuk kehidupan manusia sangat beragam, tidak dapat hanya disediakan hanya satu macam saja. Untuk hidupnya, manusia perlu berbagai macam tumbuhan untuk berbagai keperluannya mulai dari makan, pakaian, tempat tinggal, obat, sampai pada ketersediaan oksigen di udara. Selain tumbuhan manusia juga memerlukan hewan seperti domba, ikan, ayam, udang, sapi, kuda, serangga, dan sebagainya. Pun mikrooranisma, sangat diperlukan oleh manusia. Berbagai mikroorganisme hidup di tubuh manusia, yang memiliki berbagai fungsi. Sementara itu, kebutuhan abiotik pun juga sangat beragam seperti air, mineral, batu, pasir, tanah, udara, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut baru menunjukkan hubungan secara langsung. Sementara itu, hubungan secara tidak langsung akan dapat menunjukkan betapa makhluk hidup tidak dapat berdiri sendiri dan saling terkait. Sebagai contoh, mikroorganisme pendekomposisi sampah. Jika mikroorganisme tersebut tidak ada, sampah akan menumpuk, dan akan memenuhi permukaan bumi. Siklus berbagai unsur di alam pun akan terhambat, dan akhirnya akan menimbulkan ketidak seimbangan ekosistem. Uraian singkat di atas, dapat mencerminkan nilai penting keanekaragaman hayati, baik dari segi nilai kehidupan maupun nilai manfaat. Nilai kehidupan lebih ditekankan pada nilai eksistensi atau keberadaan makhluk hidup di alam, dalam mendukung keberlangsungan ekosistem. Adapun, nilai manfaat lebih kepada nilai ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemahaman akan nilai penting keanekaragaman hayati dapat memberikan perspektif yang sama tentang keaneka ragaman hayati dan ekosistemnya (Indrawan dkk. 2007). Keanekaragaman hayati dan ekosistemnya merupakan sumber daya milik bersama. Akses sumber daya tersebut dianggap terbuka bagi siapa pun. Namun, dalam pemanfaatannya, sumber daya tersebut seringkali tidak dihargai dengan nilai keuangan yang semestinya. Kalau pun

188

dihargai, seringkali tidak diiringi dengan perencanaan waktu yang matang. Ada beberapa hal yang sering dilupakan dalam perencanaan, di antaranya, pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup Jika suatu bangunan hancur karena bencana, asal ada dana, dapat diperbaiki dalam waktu yang relatif singkat. Namun, jika ekosistem yang rusak, hal itu tidak dapat diperbaiki dalam waktu yang singkat. Walaupun dana yang ada tidak terbatas, manusia tidak dapat membayar makhluk hidup, tumbuhan misalnya, untuk tumbuh besar dalam waktu singkat. Terlebih jika salah satu makhluk hidup tersebut telanjur punah. Manusia tidak sanggup lagi mengembalikan makhluk hidup yang telah punah tersebut. 8. 5. Ancaman bagi keanekaragaman hayati Keaneka ragaman hayati Indonesia, tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik daratan maupun lautan. Khusus untuk daratan, keanekaragaman hayati yang terdapat di hutan jauh lebih tinggi dibanding dengan wilayah non-hutan. Di hutan, terdapat berbagai makhluk hidup, mulai yang besar seperti gajah sampai yang tak terlihat dengan mata telanjang seperti bakteri. Demikian pula untuk kelompok tumbuhan, baik yang berukuran besar, yaitu pohon-pohon besar dan tinggi, maupun lumut yang tingginya hanya beberapa milimeter sampai satu atau dua centimeter. Mengingat hutan merupakan tempat hidup berbagai jenis makhluk hidup, hutan memiliki peran yang sangat tinggi di dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sumarwoto (lihat Resosudarmo dkk. 2004) menyebutkan 6 peran hutan di dalam ekosistem, yaitu: 1. Hutan sebagai sumber keanekaragaman hayati. Keanekaragaman yang ada mengakibatkan stabilitas ekosistem terjaga dengan baik. Stabilitas bukan berarti statis, namun tetap dinamis dalam interaksi antar penghuni hutan maupun penghuni di luar hutan.
2. Hutan juga berfungsi sebagai penimbun Karbon, tetapi dalam timbunan yang aman dan

tidak membahayakan lingkungan. Karbon tesebut tersimpan di dalam biomassa, yang pada gilirannya akan dilepaskan kembali ke atmosfir, namun secara evolutif.
3. Hutan pun berperan sebagai pengatur CO2 di udara. Hutan, dalam hal ini dilakukan oleh

tetumbuhan yang ada, mampu mengikat CO2 yang ada di udara, melalui proses fotosintesis, dan akan diubah menjadi karbohidrat. Karbohidrat, pada giliriannya akan dimanfaatkan makhluk hidup lain, yaitu hewan dan manusia sebagai sumber energi. Selain itu, tumbuhannya pun juga memanfaatkan karbohidrat tersebut untuk pertumbuhan dan perkemabangannya. Tumbuhan merupakan satu-satunya kelompok makhluk hidup yang 189

dapat memanfaatkan CO2 di udara. Jika jumlah tumbuhan berkurang, jumlah CO2 di udara akan berlebih, berarti terjadi ketidakseimbangan CO2 di udara.
4. Hutan, berperan di dalam mencegah terjadinya pemanasan global. Hal itu terkait erat

dengan peran hutan nomor 3. Jika CO2 di udara berlebih, maka suhu permukaan bumi akan meningkat. Pemanasan suhu permukaan bumi akan berdampak pada berbagai hal termasuk kesehatan manusia, karena kenaikan suhu dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan organisme patogen dan organisme penular penyakit (vektor penyakit). 5. Hutan, sudah lama diketahui sangat berperan di dalam pengendalian erosi, banjir, dan ketersediaan air. Jika hutan dihilangkan, akan berakibat munculnya berbagai bencana. 6. Hutan, juga merupakan sumber ekonomi bagi manusia baik yang di dalam hutan, di sekitar hutan, maupun yang jauh dari hutan. Jika pemanfaatan hutan dilakukan secara adil dan berkelanjutan atau sistem lestari, maka manfaat ekonomi akan dapat dipetik sepanjang waktu sampai kehidupan berakhir. Namun, peristiwa-peristiwa yang digolongkan oleh manusia ke dalam bencana alam, banyak di antaranya yang merupakan akibat tekanan manusia terhadap makhluk hidup, khususnya yang bukan manusia dan terlebih yang terdapat di hutan. Aktivitas manusia diketahui banyak memberi tekanan terhadap makhluk hidup lain, tanpa menyadari bahwa tekanan tersebut akan berdampak pada kehidupan manusia, terutama ditinjau dari kesejahteraan dan kenyamanan hidup. 8. 6. Peran manusia dalam keanekaragaman hayati. Soemarwoto (lihat Resosudarmo, 2004) menegaskan, bahwa manusia Indonesia tidak boleh tinggal diam, meskipun fakta yang ada menunjukkan sumberdaya hayati Indonesia sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Harus ada perubahan cara pengelolaan keanekaragaman hayati, khususnya hutan,dari pendekatan ADA (Atur-Dan Awasi) menjadi Atur-Diri-Sendiri. Dengan ADA, peraturan perundang-undangan bersifat sentralistik, top-down, tak-demokratik, kaku, dan birokratik. ADA tidak atau sedikit sekali memberi insentif kepada masyarakat, terutama masyarakat lokal, untuk mengambil inisiatif ikut merumuskan peraturan perundang-undangan dan mengawasi pelaksanaannya. ADA mengandalkan pada penegakan hukum, namun penegakan hukum sangat lemah oleh adanya KKN. Kerusakan yang parah pada lingkungan khususnya hutan, menunjukkan bahwa ADA telah mengalami kegagalan. 190

Untuk dapat mengarah pada ADS, setiap warga negara harus peduli pada keberadaan keanekaragaman hayati Indonesia. Jangan hanya diserahkan kepada pihak terkait langsung. Rantai makanan, jejaring ekosistem harus menjadi perhatian setiap individu penghuni bumi ini, termasuk penghuni wilayah Indonesia. Setiap individu harus mengambil peran sebagai pengelola lingkungan, agar lingkungan tetap lestari. Jangan diam terhadap kasus-kasus pembalakan liar, pengalih fungsian lahan hutan yang tidak lestari, kebakaran hutan, perdagangan satwa liar, pencurian sumber hayati oleh pihak asing, konversi lahan pertanian menjadi pemukiman, dan sebagainya. Peningkatan kewaspadaan di setiap lini kehidupan masyarakat akan dapat melindungi keanekaragaman hayati Indonesia, yang merupakan salah satu sumber kehidupan di bumi ini. 8. 7. Fakta kerusakan alam dan Isu Global Permasalahan lingkungan, terutama yang berkaitan dengan pencemaran udara, menjadi isu global karena meliputi seluruh permukaan bumi. Tidak ada satu bangsa dan Negara pun yang dapat menghindari dari dampak tersebut. Masalah lingkungan juga berkaitan dengan ekonomi global sehingga merupakan masalah yang rumit. Karena kerumitan tersebut dan sifatnya yang global, penanganan masalah lingkungan membutuhkan solidarisasi dan kerjasama antara bangsa. Permasalahan lingkungan tidaklah bertentangan dengan pembangunan, bahkan pembangunan dibutuhkan untuk mengatasi masalah lingkungan, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. Tata ekonomi dunia saat ini merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan. Misalnya, untuk membayar kembali hutangnya dan untuk mengingatkan pembangunan, negara-negara yang sedang berkembang terpaksa harus mengekploitasi sumber dayanya secara membabi-buta sehingga akan semakin memperparah rusaknya lingkungan negaranegara tersebut. Sistem proteksionisme di negara maju juga mempunyai dampak yang sama, karena mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar pada negara-negara sedang berkembang. Dengan demikian, baik kerena sifat masalah lingkungan yang global maupun karena keterkaitannya dengan ekonomi dunia yang telah mengalami globalisasi, masalah lingkungan pun kini bersifat global. Tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat menangani masalah lingkungan sendiri tanpa campur tangan negara lain, walaupun sebagai negara adikuasa. Untuk menangani masalah lingkungan dibutuhkan solidaritas dunia, karena sifatnya yang global dan berkaitan pada perekonomian global.

191

Masalah lingkungan yang menjadi isu global antara lain pemanasan global, lubang ozon dan hujan asam. 8.7.1. Pemanasan global. Pemanasan global sangat besar dampaknya bagi lingkungan. Dampak tersebut berupa perubahan iklim di bumi dan naiknya permukaan air laut. Diperkirakan, akan terjadi peningkatan curah hujan pada suatu daerah sementara di daerah lain akan sangat kekurangan curah hujan. Hal itu tentu akan mengacaukan sistem pertanian. Selain itu, frekuensi dan intensitas badai topan akan meningkat. Naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan tenggelamnya daerah dataran rendah, meningkatnya erosi pantai (abrasi), meningkatnya intrusi air laut. Pemanasan global umumnya diakibatkan oleh adanya gas rumah kaca (GRK), yaitu uap air (H2O), Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Dinitrogen oksida (N2O) dan Clorofluorocarbon (CFC) di atmosfer. Untuk mengurangi bahaya pemanasan global, emisi GRK harus dikendalikan. Usaha itu meliputi penghematan energi pada industri, transportasi dan rumah tangga, pendauran ulang CO2 dengan menggunakan energi biomassa dan pengembangan energi yang tidak menghasilkan CO2 (energi angin, energi surya atau energi alternatif). 8.7.1.1. Gas Rumah Kaca Di samping uap air dan CO2, terdapat GRK lain, yaitu metana (CH4), Ozon (O3), Dinitrogen oksida (N2O) dan Chlorofluorocarbon (CFC). CFC merupakan sekelompok zat buatan manusia yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan sehari-hari. GRK lainnya terbentuk di alam secara langsung maupun sebagai akibat dari pencemaran.Masing-masing GRK mempunyai sifat absorbsi sinar infar merah dengan sangat intensif sehingga hal ini dengan sangat efektif menaikan suhu muka bumi. Masa tinggal GRK di atmosfer juga memengaruhi efektifitasnya dalam meningkatkan suhu muka bumi. Semakin panjang masa tinggal gas di atmosfer, semakin efektif pengaruhnya terhadap kenaikan suhu muka bumi. GRK sebahagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas alam) untuk rumah tangga industri dan transportasi. GRK yang dihasilkan terutama Karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), Dinitrogen oksida (N2O), Ozon (O3).

192

8.7.1.2. Efek Rumah Kaca (ERK) Efek Rumah Kaca (ERK) disebut juga green house effect. Pada siang hari dalam kondisi cuaca yang cerah, tanpa alat pemanas pun, suhu di dalam rumah berdinding kaca akan lebih tinggi dibanding suhu di luarnya, yang terjadi adalah radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan melalui dinding kaca dipantulkan kembali oleh benda-benda yang berada di dalam ruangan sebagai gelombang/radiasi panas berupa sinar inframerah. Oleh karena itu udara di dalam rumah kaca meningkat suhunya, dan panas yang dihasilkan terperangkap dalam rumah kaca tersebut dan tidak bercampur dengan udara di luar ruangan. Dipancarkan radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi (setelah melalui penyerapan dari berbagai gas di atmosfer), sebagian diserap oleh permukaan bumi, dan sebagian lain dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan lagi oleh permukaan bumi sebagai sinar inframerah yang bergelombang panjang. Sinar tersebut di atmosfer kembali diserap oleh GRK, sehingga tidak terlepas ke angkasa luar, dan mengakibatkan panas terperangkap di troposfer. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata di permukaan bumi akan meningkat menjadi 33C, bila tidak ada ERK suhu di permukaan bumi 18C, suhu permukaan bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Dengan demikian meningkatnya GRK di atmosfer di luar kemampuan untuk absorbsi, mengakibatkan suhu permukaan bumi akan menjadi lebih tinggi. Kenaikan intensitas ERK akibat peningkatan kadar GRK, terutama diakibatkan oleh pencemaran udara. Hal itu akan mengakibatkan terjadinya pemanasan global, yaitu peningkatan suhu permukaan bumi dan kenaikan permukaan air laut. 8.7.2. Fenomena El Nino dan La Nina El Nino dan La Nina adalah gejala yang terjadi karena ada interaksi atmosfer dan laut yang aktivitasnya terletak pada daerah 120 BT-180 BT dan 5 LU-10 LS. El Nino merupakan fase panas di mana suhu muka laut Samudera Pasifik sekitar ekuator bagian tengah dan timur naik sampai 4 C di atas normal. Pada saat El Nino udara bergerak turun di atas wilayah Indonesia, dan karena udara yang bergerak turun itu bersifat kering dan panas, maka gejala alam ini ditandai oleh tekanan dan suhu udara yang berbeda di atas normal dan cuaca yang cerah. Beberapa wilayah di daerah tropika secara langsung dipengaruhi oleh kodisi kekeringan. Hal ini akan mempermudah kebakaran hutan dan kegagalan panen.

193

La Nina merupakan fasa dingin di mana suhu muka laut samudera Pasifik sekitar ekuator bagian tengah dan timur lebih rendah di bawah normal. Di Indonesia mengakibatkan peningkatan pembentukan awan di sekitar ekuator, yang mengakibatkan meningkatnya jumlah curah hujan. Beberapa wilayah di Indonesia mengalami curah hujan di atas normal dan dampaknya terjadi banjir. Dampak berikutnya muncul penyakit muntah-berak, gatal-gatal, penyakit saluran pernapasan. Di samping itu juga kegagalan panen, hancurnya infrastruktur. Kegagalan panen akan berdampak timbulnya bahya kelaparan, dan krisis pangan yang berkepanjangan akan meningkat kriminalitas. Pada kejadian El Nino yang lemah, suhu permukaan laut bagian tengah dan timur Samudera Pasifik di ekuator naik hanya beberapa derajat dan meliputi daerah yang relatif kecil saja. Sementara itu, El Nino yang besar mengakibatkan terjadi peningkatan suhu permukaan laut yang besar pula dengan daerah cakupan yang luas sepanjang ekuator di Samudera Pasifik. Walaupun fenomena tersebut terjadi berulang, tetapi dengan periode yang tidak tetap dan tidak ada dua kejadian El Nino atau La Nina yang sama persis karena secara alamiah fenomena tersebut merupakan hasil interaksi antara laut dan udara yang sangat kompleks. El Nino dan La Nina disebabkan oleh perubahan angin di atas permukaan Samudera Pasifik bagian tropis yang mengakibatkan perubahan pool arus laut di daerah tersebut dan pada akhirnya menyebabkan perubahan (kenaikan atau penurunan) suhu permukaan air laut. Pola perubahan suhu tersebut akan mengakibatkan perubahan pola cuaca dan iklim dalam skala global. Oleh karena itu fenomena ini menarik minat banyak ahli untuk mencoba mengerti dan menjelaskan serta berusaha memprediksi fenomena tersebut. 8.7.3. Lubang Ozon Di lapisan stratosfer Ozon (O3) yang melindungi kehidupan di muka bumi dari sinar ultraviolet bergelombang pendek dan berenergi tinggi. Penurunan konsentrasi Ozon yang terjadi pada lapisan stratosfer disebut lubang ozon. Lubang ozon dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah penyakit kanker, penyakit katarak mata, menurunkan daya imunitas tubuh dan menurunkan produksi pertanian dan perikanan. Penyebab utama lapisan ozon berlubang ialah zat Chlorofluorocarbon (CFC) suatu zat kimia buatan manusia yang biasa digunakan untuk aerosol (gas pendorong), alat pendingin udara

194

(kulkas/AC), industri plastik, karet busa, dan styrofoam. Oleh karena itu penggunakan CFC harus dibatasi dan dicairi zat pengganti, sehingga akhirnya dapat dihentikan. Ozon dalam lapisan stratosfer berfungsi melindungi makhluk hidup di muka bumi dari sinar ultraviolet matahari, sedangkan ozon dalam lapisan troposfer mempunyai dampak lain terhadap makhluk hidup di muka bumi, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer bersifat racun dan merupakan salah satu dari GRK. Ozon merupakan oksidan yang kuat, beracun dan merupakan zat pembunuh jasad renik yang kuat, oleh karena itu ozon digunakan untuk mensterilkan air minum dalam kemasan plastik. Di lapisan stratosfer, ozon terbentuk secara lamiah dari molekul oksigen (O2) yang terkena sinar ultraviolet dalam gelombang pendek. Ozon yang terbentuk tinggal di atmosfer sebagai lapisan yang menyelimuti bumi, pada ketinggian 12-25 km. Oleh karena ozon berasal dari gas oksigen, sebelum ada oksigen di atmosfer bumi, tidak ada ozon di lapisan stratosfer. Pada saat itu sinar ultraviolet yang bergelombang pendek dengan leluasa samapai di permukaan bumi sinar ultraviolet yang berenergi tinggi itu masuk sel hidup sehingga pada saat itu kehidupan di atas daratan tidak mungkin. Kehidupan hanya ada di dalam air yang cukup dalam. Di dalam air yang dalam tersebut makhluk hidup terlindung dari sinar ultraviolet. CFC adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unsur, yaitu chlor (Cl), Fluor (F) dan Karbon (C). CFC tidak dijumpai di alam, merupakan zat rekayasa manusia, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Oleh karena itu CFC merupakan zat yang sangat ideal untuk industri pembuatan plastik busa untuk bantal kursi dan jok mobil, plastik pelindung dalam kemasan, piring dan gelas plastik. Banyak pula digunakan sebagai bahan pendingin (refrigerant) pada kulkas dan AC. Kebutuhan plastik busa meningkat sejak digunakan sebagai bahan isolasi panas atau dingin, karena meningkatnya harga energi untuk memanasi/mendinginkan ruangan. CFC merupakan bahan utama sebagai gas pendorong (aerosol), yaitu bahan yang dikemas dalam kaleng bertekanan tinggi (misalnya untuk parfum, pewangi ruangan, hairspray dll). Dalam industri elektronika, CFC digunakan sebagai zat untuk pembersih permukaan microchip dari berbagai jenis kotoran dan digunakan pula dalam proses dary cleaning. Mengingat sifat CFC yang stabil, maka CFC tidak akan mengalami dekomposisi dengan melepaskan atom C1yang sangat reaktif. Atom C1 yang sangat reaktif ini akan merusak ozon. CFC di lapisan troposfer tidak bereaksi dengan zat lain dan tidak mengalami penguraian.

195

8.7.4. Hujan Asam. Pembakaran bahan bakar fosil mengakibatkan terbentuknya asam sulfat dan asam nitrat. Asam asam ini dapat diseposisikan pada hutan, tanaman pertanian, danau, dan gedung, sehingga mengakibatkan kerusakan dan kematian organisme hidup. Kerusakan mejadi lebih parah dengan terbentuknya ozon yang beracun dari pencemar NOx. Untuk mengurangi kerugian tersebut, perlu dilakukan berbagai usaha, antara lain: a. Menggunakan bahan bakar dengan kadar belerang yang rendah. b. Mengurangi kadar belerang dalam bahan bakar sebelum dibakar. c. Melakukan penghematan energi. Hujan yang normal adalah yang tidak tercemar, mempunyai pH sekitar 5,6 jadi agak bersifat asam. Hal ini disebabkan terlarutnya asam karbonat (H2CO3) yang terbentuk dari gas CO2 dalam air hujan. Asam karbonat in bersifat asam lemah sehingga tidak merendahkan pH air hujan. Bila air hujan terkontaminasi oleh asam kuat pH, air hujan turun menjadi di bawah 5,6 dan hujan yang demikian disebut hujan asam 8.8. Peraturan perundang-undangan Dalam rangka pengelolaan sumber daya hayati dan ekosistemnya, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai peraturan baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, maupun Keputusan Menteri. Berbagai peraturan tersebut hendaknya diketahui dan dimengerti oleh warga negara Indonesia, mengingat warga negara atau manusia Indonesia lah yang bertindak sebagai pengelola dan pemanfaat dari sumber daya hayati Indonesia dan ekosistemnya tersebut. Berikut, diinformasikan beberapa peraturan yang terkait dengan sumber daya hayati dan ekosistemnya, perlindungan hutan, dan peraturan yang terkait dengan penerimaan negara bukan pajak (Departemen Kehutanan, 2004). 1. UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 2. UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. 3. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
4. Peaturan Pemerintah No. 13 Tahun 1994 Tentang Perburuan Satwa Buru.

196

5. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. 6. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. 7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar. 8. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2002 Tentang Tata Hutan dan Rencana Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfatan Hutan dan Penggunaan Kawasan. 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan 10. Surat Keputusan Mentri Kehutanan No. 447/Kpts-II/2003 Tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa liar. 11. UU RI No. 20 Tahun 1997 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. 12. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1997 Tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak. 13. Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1997 Tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak. 14. Peraturan Pemerintah RI No. 59 Tahun 1998 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
15. Keputusan Menteri Keuangan RI No.656/KMK.06/2001 Tentang Tata Cara Pengenaan,

Pemungutan Penyetoran Pungutan dan Iuran Bidang PHKA. 16. Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 28/Kpts-/2003 Tentang Pembagian Rayon di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam dan Taman Buru Dalam Rangka Pengenaan Penerimaan Negara Bukan Pajak 17. Keputusan Menteri Kehutanan RI No. SK.223/Menhut-II/04 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan No. 28/Kpts-II/2003 Tentang Pembagian Rayon di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam dan Taman Buru Dalam Rangka Pengenaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

197

8.9. Konservasi di Indonesia. Konservasi, sering dimaknai sebagai upaya menjaga keberadaan anekaragam makhluk hidup, tanpa dapat dimanfaatkan oleh manusia. Padahal, keberadaan makhluk hidup di alam merupakan jejaring yang saling memanfaatkan. Dengan demikian, sudah barang tentu, keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sudah seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia itu sendiri. Namun, perlu diingat bahwa untuk menjamin kesejahteraan manusia akan berlangsung secara terus menerus, maka daya dukung lingkungan, termasuk keanekaragaman hayatinya, harus dijaga keberadaan dan komposisinya. Menurut Supriatna (2008), dikatakan bahwa sebagian ahli biologi konservasi menghendaki tidak boleh ada spesies yang punah. Namun, lebih lanjut Supriatna mengatakan bahwa pada kenyataannya, spesies punah setiap hari. Langkahlangkah apa yang harus dilakukan agar dapat menekan laju kepunahan spesies dengan melihat kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan keuangan yang ada. Perlu diketahui, beberapa jenis fauna seperti harimau jawa (Panthera tigris sondaica) dan harimau bali (Panthera tigris balica) merupakan contoh fauna yang telah punah. Meskipun sampai Maret 1998, Indonesia telah memiliki 375 kawasan konservasi, termasuk 30 taman nasional (Supriatna, 2008), namun kepunahan masih terus terjadi. Lebih lanjut Supriatna menjelaskan, bahwa strategi terbaik pelestarian jangka panjang bagi keanekaragaman hayati adalah perlindungan populasi dan komunitas alami di habitat alami, yang dikenal sebagai pelestarian in-situ. Namun, jika populasi berukuran kecil, sementara habitat alaminya dalam kondisi terancam, maka tindakan pelestarian ex-situ (pelestarian di luar habitat alaminya) harus diambil. Taman Nasional merupakan salah satu contoh dari konservasi in-situ, sementara itu kebun binatang dan kebun raya merupakan contoh dari konservasi ex-situ. Harapan Demikian pembahasan bahan ajar terkait dengan Bangsa, Negara dan Lingkungan Hidup. Dari Buku Ajar III, yang masih bersifat berbasis konten dan Pemicu-pemicu yang bersifat konstektual, diharapkan dapat merasakan manfaat pengetahuan yang didapat sebagai bekal yang akan datang sebagai pemimpin bangsa. Dengan kesadaran dan mendalami pengetahuan dasar yang tertuang dalam buku-buku ajar (I s/d III) ini harapan para penulis dapat menjadikan alumni Universitas Indonesia menjadi warganegara yang bertanggung jawab menuju keberlangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan kokoh, mandiri, dan bermartabat. 198

DAFTAR KEPUSTAKAAN Anderson, Benedict, 2002. Imagined Communities, Komunititas-komunitas Terbayang (terjemahan). Yogyakarta: INSIST Ball, Grant T., 1973, Civics, New Revised Edition, Chicago, Follet Publishing Co. Basrie, Chaidir, 1995. Wawasan Nusantara. Serpong: Lembaga Ilmu Humaniora ITI Basrie, Chaidir. 2001. Bela Negara. Serpong: Lembaga Ilmu Humaniora ITI Basry, M. Hasan, 1995. Untuk Apa Kita Merdeka, Kumpulan Amanat Bung Karno di Sumatera dalam Masa Perang Kemerdekaan1945-1948. Jakarta: KOPKAR PTP Budiardjo, Prof. Miriam, 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V. Minorsky, & R. B. Jakson. 2008. Biology. 8th ed. Pearsons Benjamin Cummings, Boston: xlvi + 1267 + (A1--A45) + B1 +C1 +D1 + (E1E2) + (CR1--CR8) + (G1--G39) + (I-1--I54) hlm. Cassesse, Antonio, 1994. Hak Asasi Manusia di Dunia yang Berubah, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Casyono, B. 2003. Geoscience. Penerbit ITB Bandung. Casyono, B. 2006. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Remaja Rosda Karya Bandung. Chiras, D Daniel, (1985), Environmental Science. California: The Benyamin/Cumming Publ. Comp. Inc Departemen Kehutanan. 2004. Peraturan Perundang-undangan Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam: 617 hlm. Dikti, 2008. Modul Acuan Proses Pembelajaran Matakuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta, Ditjen Dikti Dikti., 2001. Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan (untuk Mahasiswa) Bagian I dan II. Jakarta: Ditjen Dikti Dep Diknas. Fauzi, Akhmad, 2006, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gie, The Liang (1979), Suatu Konsepsi ke Arah Penertiban Bidang Filsafat. Yogyakarta : Karya Kencana. Hadi, P Sudharto (2001), Dimensi Lingkungan Perencanaan dan pembangunan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

199

Hardjasumantri, Kusnadi, 1989. Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta, UGM Press Hirst, Paul, 2001. War and Power in the 21st Century (ter), Jakarta: Murai Kencana Huntington, Samuel P., 1996. The Clash of Civilization and the Remaking of World Order. London: The Belknap Press of Harvard University Press Indrawan, M., R.B.Primack, & J.Supriatna. 2007. Bologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: xvii + 625 hlm. Jasin, Maskoeri (2002), Ilmu Alamiah Dasar, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Juniarto, Ridwan. 1983. Manusia Teknologi Mitos dan Realita. Angkasa Bandung Kaelan, Dr. H. MS., 2002. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: PARADIGMA Kansil, Prof. Drs. C.ST dan Christine Kansil, SH, MH, 2002. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta, Pradnya Paramita. Koentjaraningrat (1993), Masalah Kesukubangsaan dan Integritas Nasional. Jakarta UI. Kusumatmadja., 2003. Konsepsi Hukum Negara Nusantara. Bandung, Alumni. Lubis, Prof..DR..M.Solly,SH,,2002, Ilmu Negara, Bandung, Penerbit Alumni Mangun Wijaya, Y.B.(ed), 1983. Teknologi dan Dampak Kebudayaan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta. Masoed, Mochtar, 1983, Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta, UGM Press Mirhad, R.P. Purnomo, 1973. Geopolitik dan Geostrategi Indonesia. Jakarta, Lemhannas. Morgenthau, Hans J., 2006, Politics Among Nationss The Struggle for Power and Peace, 7th Edition, New York, NY, USA : Mc Graw Hill Higer Education . Naisbitt, John, 1994, Global Paradox (terjemahan), Jakarta: Binarupa Aksara. Naning, Ramdlon, SH, 1983. Gatra Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty Oetama, Jakob (edt), 2001, Demokrasi, Kekerasan, Distegrasi, Jakarta : Kompas. Ohmae, Kenichi, 1991. The Borderless World, Power and Strategy in the Interlink Economy. London UK: Fontana. Paret, Peter, 1985, Clausewitz and the State, Princenton University Press, New Jersey. Poerbo, H. (1986), Mencari Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Kota yang Lebih Efektif. Jakarta Prisma. Poespowardojo, Soerjanto, 1989. Filsafat Pancasila. Jakarta, PT Gramedia. Pranarka, A.M.W., 1985, Sejarah Pemikiran tentang Pancasila. Jakarta, CSIS Purnama, Heri. 1996. Ilmu Alamiah Dasar. Reineka Cipta Karya. Pusat Bahasa Indonesia, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Resosudarmo, I.A.P. & C.J.P.Colfer. 2002. Ke Mana Harus Melangkah : Masyarakat, Hutan dan perumusan Kebijakan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: xxxiv + 516 hlm. Roberts, J.M., 2004, The New Penguin History of The World, London, UK : Penguin Books. Sadikin, Sutrisno(et.al).2000. Ilmu Alamiah Dasar. Universitas Tarumanegara Jakarta. Sahlin, M.D. (1968), Culture and Environment. London : Routledge&Kegan Paul. Salim, Emil (1989), Sustainable Development :An Indonesian Perspective. Jakarta : Paper Presented at AISEC, March. Santoso, Heru.2000. Landasan Etis bagi Perkembangan Teknologi. Tiara Wacana Yogyakarta. Sardjoko.1991.Bioteknologi, Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya. Gramedia Jakarta Setneg R.I. (tanpa tahun). Himpunan Risalah Sidang-sidang dari BPUPKI dan PPKI yang berhubungan dengan Penyusunan UUD 1945. Jakarta: Setneg R.I. Simbolon, Parakitri T., 1995. Menjadi Indonesia, Buku I Akar-akar Kebangsaan Indo-nesia. Jakarta: Kompas

200

Soedarsono, Soemarno, 1997, Ketahanan Pribadi dan Ketahanan Keluarga sebagai Tumpuan Ketahanan Nasional. Jakarta: Intermassa Soemarwoto, O. (1989), Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan Soemiarno, S, 2005, Hak Asasi Manusia (utk Pelatihan Dosen Dikwar), Jakarta, Ditjen Dikti. Soeriaatmadja, R.E. (1977), Ilmu Lingkungan, Penerbit ITB, Bandung. Soerjani M. Rofiq A, dan Rozy M. (1987), Lingkungan : Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta : UI Press. Soerjani, Mohammad (1997), Pembangunan dan Lingkungan, Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan, Jakarta. Soetoprawiro, Koerniatmanto, 1996. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia. Jakarta, Gramedia Pusaka Utama Starr, C., Evers C.A., & L. Starr. 2006. Biology. Concepts and Applications. 6th ed. Thomson Brooks/Cole. Toronto: xx + 795 + (A1-A7) + (G1G9) + (CR1--CR7) + (I1-I-24) hlm. Sumaatmadja, Nursid (1989), Studi Lingkungan Hidup, Penerbit Alumni, Bandung. Sumardji, Juajir, 1996. Hukum Ruang Angkasa. Jakarta, PT. Pradnya Paramita Sunardi, R.M. (2004), Pembinaan Ketahanan Bangsa. Jakarta: PT. Kuadernita Adidarma. Sunardi, R.M., 2004, Pembinaan Ketahanan Bangsa, Dalam Rangka Memperkokoh NKRI, Jakarta : PT. Kuaternita Adidarma. Sunoto, 1981. Mengenal Filsafat Pancasila. Yogyakarta, Bag. Penerbitan FE UII Supardi, I. (1994), Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Penerbit Alumni, Bandung. Supriatna, J. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. xx + 482 hlm. Suradinata, Ermaya, Alex Dinuth (Pnyt), 2001, Geopolitik dan Konsepsi Ketahanan Nasional. Jakarta:Paradigma Cipta Tatrigama. Suseno, Franz Magnis (1988), Kuasa dan Moral. Jakarta : Gramedia. Sutikno dan Maryunani, 2006, Ekonomi Sumberdaya Alam, Badan Penerbit Fak. Ekonomi Univ. Brawijaya, Malang. Wardhana, Wisnu Arya (1995), Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Widio Siswoyo, S. 1999. Ilmu Alamiah Dasar. Galia Indonesia Jakarta. Wikenfeld, Jonathan (edt), 1973, Conflict Behavior & Lingkage Politics, New York, David McKay Co.Inc, Wright, Quincy, 1942. Study of War. Chicago III. The University of Chicago Press Zen, M. T. 1984. Science, Teknologi dan Hari Depan Manusia. Gramedia Jakarta.

201

Tentang Tim Penulis


Slamet Soemiarno, tenaga pengajar luar biasa UI, Mk Pendidikan Kewarganegaraan sejak 1995. Pendidikan : S-1 Administrasi Negara, di Lembaga Administrasi Negara dan S-2 Pengkajian Ketahanan Nasional di Universitas Indonesia. Pendidikan jenjang militer : AAU hingga SESKOAU. Sebelum bergabung di UI (MKU dan Tim PDPT), sebagai pengajar luar biasa pada Proyek Diklat Administrasi Perlengkapan, Dep Keu RI dan SESPANAS LAN RI dengan bahan ajar Penyelenggaraan Administrasi Perlengkapan Pemerintah, di samping bertugas tetap sebagai anggota TNI maupun anggota Legislatif. Hari Kartono, tenaga pengajar tetap Departemen Geografi FMIPA-UI. Latar belakang pendidikannya S1 bidang studi Geografi dan S2 bidang studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan IPB. Selain sebagai tenaga pengajar, aktif dalam berbagai kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. Susiani Purbaningsih, tenaga pengajar tetap Departemen Biologi FMIPA-UI. Latar belakang pendidikan: S1, Fakultas Biologi-UGM, S2 dan S3, Universit Montpellier II-Perancis, bidang Fisiologi Tumbuhan/Kultur in vitro Tumbuhan. Member dari International Association for Plant Tissue Culture & Biotechnology, Anggota Perhimpunan Anggrek Indonesia, Pemerhati dan Penggiat Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat.

202

You might also like