Professional Documents
Culture Documents
Elektronika Dasar 2
Modul 5
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
PENERAPAN OP-AMP
1.
Pengantar
Pada modul 5 Anda telah belajar tentang dasar-dasar op-amp. Anda telah belajar menggunakan op-amp untuk memperkuat isyarat, menjumlahkan isyarat, melakukan integral dan diferensial, dan guna membandingkan isyarat dengan suatu tegangan dc. Anda juga telah belajar tentang tanggapan frekuensi penguat op-amp dan juga tentang hambatan masukan dan hambatan keluaran op-amp. Pada modul ini akan dibahas beberapa penerapan op-amp, agar Anda mengetahui bagaimana op-amp digunakan untuk pengelolaan isyarat audio, pengaturan tegangan dan arus; dan penerapan op-amp sebagai penguat diferensial. Tiga buah contoh penerapan op-amp ini hanyalah beberapa dari sekian banyak penerapan op-amp. Dengan memahami tiga jenis penerapan op-amp ini diharapkan Anda dapat memahami penerapan-peneraoan yang lain. Selain itu hal-hal yang akan dibahas di sini akan bermanfaat untuk membina hasta karya elektronika. Contoh penerapan pertama berhubungan dengan pra penguat kaset yang mengolah isyarat dari kepala kaset dan rangkaian kendali nada aktif, yang memperkuat bagian frekuensi rendah dan frekuensi tinggi pada musik agar dihasilkan bunyi musik yang tajam dan mantap. Contoh penerapan kedua menyangkut penggunaan op-amp pada pengaturan tegangan dan arus yaitu upaya agar tegangan catu daya atau catu arus dipasang catu tegangan tetap diperlukan pada setiap peralatan pengguanaan dioda sebagai sensor suku, motor kaset, dan sebagainya. Contoh penerapan ketiga tentang penguat diferensial yang dapat digunakan untuk mengolah isyarat mengambang yaitu dengan sumber yang kedua ujungnya terlepas dari tanah. 2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai melakukan seluruh kegiatan belajar pada modul ini Anda diharapkan telah memiliki kemampuan berikut: a. Menggunakan pengetahuan tentang sifat-sifat dasar op-amp untuk membahas berbagai penerapan op-amp b. Menjelaskan latar belakang berbagai penerapan op-amp c. Melakukan berbagai penerapan op-amp untuk berbagai kegiatan hasta karya elektronika
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
1.
Secara lebih terperinci, setelah selesai melaksanakan kegiatan modul ini Anda diharapkan telah memiliki kemampuan-kemampuan berikut: a. Menjelaskan kerja rekaman pada pita mengetik dan pengambilan informasi dari pita mengetik. b. Menjelaskan kerja rangkaian pengelohan isyarat untuk merekam dan isyarat dari pita magnetic pada pra penguat kaset c. Menjelaskan kerja rnagkaian pengolahan isyarat musik agar dihasilkan ciri tanggapan frekuensi tertentu. d. Menjelaskan rangkaian pengatur arus tetap e. Menjelaskan kerja dan penerapan rangakaian penguat diferensial menggunakan op-amp.
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
1.
Kegiatan Belajar
1.1 Kegiatan Belajar 1 PENGELOLAAN ISYARAT AUDIO 1.1.1 Uraian dan Contoh 1.1.1.1 Pengantar
Pengelolaan isyarat kaset mencakup pra-penguatan utuk menghasilkan isyarat yang sesuai dengan sifat-sifat kepala kaset. Tanggapan frekuensi isyarat kaset mempunyai tegangan isyarat rendah pada frekuensi rendah dan tegangan isyarat yang besar pada daerah frekuensi tinggi. Oleh sebab itu pra penguat kepala kaset harus mempunyai penguatan besar pada frekuensi rendah dan penguatan kecil pada frekuensi tinggi agar isyarat keluaran mempunyai tegangan isyarat yang sejauh mungkin tak banyak bergantung pada frekuensi. Keluaran prapenguat kaset diolah lebih lanjut oleh pengatur nada (time control), agar diperoleh isyarat dengan bas yang kuat dan treble (suara tinggi) yang jernih dan tajam. Pengatur nada yang dibahas di sini adalah jenis pengatur nada Baxandall aktif. Sebelum membahas pra penguat kepala kaset kita perlu memahami sedikit bagaimana suara atau musik disimpan dalam pita kaset. 1.1.1.2 Rekaman dan Reproduksi Suara dengan Pita Magnetik
Pada perekaman magnetic isyarat dari arus listrik menghasilkan fluks magnetic pada kepala kaset yang bekerja sebagai kepala perekam. Fluks magnetic ini tersimpan di dalam pita magnetic yang bergerak relatif kepala kaset (Gambar 1).
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
I (t)
K p la ea k se a t
Lp n a isa os a k id bs ei
F k lu s te k m re a
{
(a) p k se re a a ita a t k m n
v (a)
V(t)
(b)
Arus i(t) dihasilkan oleh bunyi yang akan direkam. Kepala kaset tak lain adalah suatu elektromagnet yang menghasilkan flugs magnet sesuai dengan arus isyarat yang masuk. Fluks isyarat ini disimpan di dalam bahan feromagnetik berupa lapisan oksida besi pada permukaan pita magnetik. Pada waktu kaset berganti menjadi pembangkitr tegangan imbas yang disebabkan oleh perubahan fluks magnetic karena fluks yang terekam dalam pita melewati kepala kaset. Tegangan imbas yang dihasilkan pada kepala kaset ini kemudian diperkuat untuk menghasilkan suara.
184 Gambar 1
30 dB 20 10
dengan penyamaan
20
50
100
200
500
1K
2K
5K
10K
20K
50K
100K
f (log)
Gambar 2
Tanggapan frekuensi kepala kaset adalah seperti pada gambar 2. Kita lihat bahwa untuk frekuensi di bawah 1KHz= VvV adalah linier terhadap frekuensi. Perhatikan bahwa sumber vertikal adalah dalam dB=20logV0V1 dan sumbu mendatar menggunakan skala logaritmik. Diatas frekuensi 3 KHz tanggapan frekuensi turun dengan amat tajam. Ini disebabkan oleh lebar celah kutub magnet yang membatasi jarak terkecil antara dua rekaman fluks berturutan. Jadi oleh rekaman isyarat frekuensi rendah akan teredam. Makin tinggi frekuensi makin kurang redamannya, hungga satu nilai frekuensi tertentu. Pelemahan isyarat main dari kepala kaset pada frekuensi tinggi akan membatasi kemampuan kaset untuk menghasilkan frekuensi tinggi (trable) sehingga bunyi yang dihasilkan akan terdengar tumpul. Untuk mengatasi masalah turunnya isyarat keluaran kepala kaset pada frekuensi tinggi, maka prapenguat perekam harulah memiliki tanggapan frekuensi datar hingga nilai frekuensi untuk mana isyarat kepala kaset turun tajam, dan selanjutnya penguat bertambah dengan frekuensi, seperti tampak pada grafik dengan garis putus-putus pada gambar 2.
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
1,14
C2 20f
C5 0,27f
Gambar 3 Rangkaian prapenguat rekam Rangkaian ini menggunakan op-amp LM 381, yaitu op-amp yang khusus dibuat untuk keperluan audio. Ic LM 381 berisi dua buah op-amp, sehingga dapat digunakan untuk membuat prapenguat kaset stereo. Nomor-nomor kaki dicantumkan pada gambar 2, untuk kedua buah op-amp di dalam IC. LM 381 dapat bekerja dengan satu tegangan unipolar (+ V dalam tanah). Agar tegangan dc pada keluarga sama dengan setengah VCC perlu dipasang R4 dan R5. Kapasitor C2 mempunyai nilai cukup besar 20 F untuk membuat agar R6 bersama dengan R8, C5 dan R5 membentuk umpan balik reaktif sehingga dihasilkan tanggapan frekuensi prapenguat rekam seperti yang diharabkan, yaitu seperti pada gambar 2. Resistor R9 dipasang agar dilihat dari V0 penguat mempunyai hambatan keluaran yang besar sehingga penguat akan berprilaku seperti suatu sumber arus. Indikator L1 dan kapasitor C6 yang merupakan rangkaian LC paralel akan mempunyai impedensi maksimum pada frekuensi, w= 1L1C6 , yaitu frekuensi isyarat bias. Isyarat ini biasanya mempunyai frekuensi 100 KHz yang merupakan bantalan isyarat audio, agar cacat isyarat yang terekam karena sifat magnetik teras magnet kepala rekam menjadi berkurang (Gambar 4).
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
B Lengkung B(H)
Isyarat bias
Gambar.4 Penggunaan isyarat bias untuk mengatasi ketaklinearan lengkung B(H) pada teras kepala rekam.
Pada Gambar 4 besaran B adalah induksi magnet yang menyatakan banyaknya senko yang terekam dalam pita, dan H adalah intensitas magnetik, yang sebanding dengan arus rekam. Pada reproduksi suara (play back) dalam rekaman yang ada dalam pita magnetik digunakan penguat dengan tanggapan frekuensi tertentu, yaitu yang menguatkan isyarat frekuensi, lebih besar daripada isyarat-isyarat frekuensi tinggi, (Lihat Gambar 5).
Frekuwensi : Hz (Log)
Gambar 5. Tegangan penguat playback Tampak bahwa untuk frekuensi di bawah 50 Hz isyarat diperkuat sebesar 60 dB = 1000 X dan untuk isyarat dengan frekuensi lebih 2 KHz penguat
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
hanyalah 30 dB = 30X. Hal ini dibuat dengan mengimbangi keluran kepala kaset playback yang lemah pada frekuensi rendah dan kuat pada frekuensi tinggi. Dengan demikian diharapkan keluran penguat playback akan memberikan keluaran yang sama kuat untuk isyarat dari kaset bagi seluruh daerah frekuensi audio. Rangkaian penguat playback yang menghasilkan tanggapan frekuensi di atas adalah seperti pada Gambar 6.
0,1 f
9 (1,8) + (2,7) -
LM381 (3)
Kepala kaset
R4 47K
V0
R5 2,5K
R6 12 C2 220f
Gambar 6. Rangkaian prapenguat kaset untuk playback Resistor R4 dan R5 adalah untuk panjar tegangan,agar tegangan dc pada keluaran mempunyai nilai VCC . Komponen-komponen R4, R6, R7 dan R6 membentuk rangkaian umpan balik negatif yang menghasilkan tanggapan frekuensi yang diinginkan. Pada daerah frekuensi tinggi kapasitansi C4 mempunyai reaktansi kecil, sehingga R4 menjadi paralel dengan R7. Oleh karena penguatan pada frekuensi tinggi akan turun, sehingga suara kaset yang dihasilkan akan banyak mengandung suara bas.
Prapenguat playback yang mengolah isyarat reproduksi suara dari pita kaset mempunyai tanggapan frekuensi yang datar. Apabila keluaran prapenguat ini langsung diperkuat oleh penguat daya suara yang dihasilkan akan terdengar datar pula. Pada umumnya orang lebih suka mendengar musik dengan nada bas kuat dan nada trebel (suara tinggi) kuat pula. Dengan demikian musik yang dihasilkan akan terdengar mantap dan tajam. Bentuk tanggapan frekuensi yang diinginkan adalah seperti pada Gambar 7.
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Penguatan 20 KHz 10
8 6 4 2
10
100
1K
10K
100K
F (log) Hz
Gambar 7 Untuk memperoleh tanggapan frekuensi seperti di atas digunakan rangkaian kendali nada (tone-control). Suatu bentuk rangkaian kendali nada yang sering digunakan adalah rangkaian kendali nada Baxandall aktif dengan op-amp, seperti pada Gambar 8.
C1 0,1 C1 0,1 R1 100 K 2 OA I 3 Vi R3 24K + 1 LM 349 C3 0,05 1 C2 1f R5 11K
C5 0,05
+1M C6 0, 1
R6 3K9 c
C5 0,005
Op-amp OA1 berfungsi sebagai penyangga oleh adanya hambatan keluaran yang amat kecil. Penguatan tahap ini adalah sama dengan:
R2R1= 100K100K
Tahap OA2 adalah untuk pengendali nada, yaitu menguatkan daerah frekuensi rendah (bas) dan bagian frekuensi tinggi (trebel). Untuk bas maksimum maka kontak geser potensometer RV1 harus ada di titik a, dan untuk trebel maksimum kontak geser Rv2 harus ada di titik c. Pada keadaan ini rangkaian kendali nada menjadi seperti pada Gambar 9.
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
R4 10K
OA 2 + V0
C5 0,005 Vi
R6 3K9
RV2 500 K
R7 3K9
Gambar 9. Rangkaian kendali nada baxandall untuk keadaan bas dan trebel maksimum Untuk daerah frekuensi rendah reaktansi kapasitor C4 mempunyai nilai amat besar sehingga dapat dianggap terbuka. Untuk daerah frekuensi ini reaktansi kapasitor C5 amatlah besar sehingga dapat dianggap terbuka, sehingga R6, RV2 dan R7 tak membentuk umpan balik, sehingga tak berpengaruh pada penguatan adalah kira-kira sama dengan:
2) 3)
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
5)
Perhatikan Gambar 3
a. Terangkan apa yang terjadi jika R8 diperbesar b. Terangkan fungsi R9 c. Terangkan fungsi indikator L1 dan C6
1) Perhatikan gambar 6
Av d B
F(lo ) g
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
isyarat frekuensi tinggi sehubungan dengan tanggapan frekuensi dari kepala kaset play back yang lemah pada frekuensi rendah. 4. 5. Isyarat bias digunakan untuk mengatasi sifat tak linier pada lengkung BH kepala kaset agar tak terjadi cacat bentuk isyarat keluaran. Pada gambar 3
Av=R4R3
10
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
AVBas=R4R3=1=0 dB
4.1.3 rangkuman Pada kegitan belajar ini and telah belajar tenatang penerapan op-amp pada pengelahan isyarat kaset kaset audio. Pada dasarnya kita memerlukan panguat dengan tanggapan frekuensi terlalu, sesuai dengan tanggapan frekuensi sumber isyarat. Untuk mendapat memahami bentuk tanggapan frekuensi yang diperlukan. Pada penguat rekam dan penguat main ada (play back) kita perlu memahami tanggapan frekuensi kepala kaset dan dasar kerja rekaman manegnetik. Karena berbeda. batasan Penguat pada kecepatan dibuat gerak pita kaset dan batas celah yang
elektromagnetik pada kepala kaset maka penguat rekam dan main ulang perekam dengan tanggapan frekuensi memperlebar tanggapan frekuensi pita kaset oleh karana keterbatasan kecapatan gerak pita kaset dan lebar celah elektromagnetik. Penguat main ulang dirancang untuk mengatasi tanggapan kepala kaset yang lemah pada frekuensi rendah oleh karena pada waktu merekam besar fluk yang direkam adalah sebanding dengan
sudut isyarat dan L induksi lilitan kawat pada kepala kaset. Tanggapan frekuensi yang sesuai dengan dihasilkan oleh umpan balik yang mengandung resistor (R) dan kapasitor ( c). Pada kegiatan belajar ini kita juga telah membahas rangkaian rendah pada Baxandall aktif agar music yang dihasilkan dapat diatur kekuatan bas dan trembelnya sesuai dengan selera kita.
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.1.4 Tes Formatif 1) Prapenguat perekam mempunyai hambatan keluaran yang amat besar Sebab Fluk magnetic yang tersimpan di dalam pita magnetic sebanding dengann arus pada kumparan kepala kaset. 2) Isyarat bias mempunyai sifat sifat berikut a. Frkuensi ultrasonic b. Digunakan untuk playback c. Dimaksudkan untuk mengurangi cacat berbentuk isyarat d. Dimaksudkan untuk mengurangi bising Untuk soal soal no 3 s/d 5 digunakan gambar 12
C1
+v
10n
74I
R1
1M
R2 -v
22
R4 R3 150
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
b. 220 c. 333 d. 1003 1) Pada frekuensi rendah penguatan adalah: a. 113 b. 148 c. 333 d. 667 Untuk soal soal no 6 hinga no 9 gunakan gambar 13
R6 R2 330 K a C 330 K R5 680 K R1 680 K + OA 1 2 2A lf C4 R1 0 1K8 C8 4,7n C P3 500 K
d
C5 =5 6n R9 a 1 0K
P1=1 00 K
R1 1 1 0K C1 0=1 0 0 p O A2 + R1 4 1K8
1 0K
1) Jika P1ada pada posisi b maka penguatan pada frekuensi renda adalah
a. 100 X
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
b. 10 X c. 1 X d. 0,1 X
1. Jika kontak pada P3 ada pada titik maka pada frekuensi tinggi peguatan
adalah a. 878 b. 500 c. 278 d. 139 4.1.5 umpan balik dan tindak lanjut Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada di bagian belakang modul ini. Hitungkah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus
melanjutkan
kegiatan
Bagus
penguasaan anda masih dibawah 80%, anda harus mengulangi kegiatan belajar 1 terutama bagian yang belum anda kuasai.
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.2 Kegiatan Belajar 2 PENGUAT DIFERENSIAL DAN PENERAPANNYA 4.2.1 4.2.1.1 Uraian dan Contoh Pengantar
Pada kegiatan belajar 1 kita telah membahas penerapan op-amp untuk mengolah isyarat audio. Pada dasarnya kita jernih dan mantap. Pada kegiatan belajar ini kita akan membahas penggunakan op-amp untuk mengolah isyarat transduser, yaitu komponen yang mengubah besaran alam seperti suhu, tekanan dan dsb menjadi tegangan listrik. Isyarat yang dihasilkan transduser pada umumnya adalah dc dan mempunyai nilai amat kecil, yaitu pada orde 1 mV atau kurang. Selain itu isyarat transduser merupakan sumber tegangan mengambang, artinya kedua ujungnya berada pada tegangan diatas tanah. Untuk mengolah isyarat transduser diperlukan suatu penguat yang mengolah tegangan dc, dan mempunyai dua masukan mengambang. Agar lebih jelas lihatlah gambar 1 merancang agar penguat memiliki tanggapan frekuensi yang tepat sehingga diperoleh suara yang
+ -
Gambar 1
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Penguat mengolah isyarat berapa tegangan dioda (dc) dengan kedua ujung deoda mengambang ( tak berada pada tegangan tanah ). Penguatan semacam ini disebut penguat selisih atau penguat diferensial. Pada kegiatan belajar ini kita akan mempelajari rangkaian penguat difensial dan penerapannya untuk membuat thermometer elektronik dan milivoltmeter ac 15 4.2.1.2 Penguat diferensial Penguat diferensial mempunyai dua masukan dan satu keluaran, seperti pada gambar 2.
Gambar 2 Penguat diferensial Penguat diferensial dinyatakan sebagai AV,d yang memberi hubungan antara tegangan isyarat keluaran dan selisih tegangan isyarat masukan, Vi = Vi 1 - Vi
2,
Yaitu
2)
V0 0.
Isyarat yang terhubung pada kedua masukan disebut isyarat modus bersama dan tegangan isyara masukan dinyatakan sebagai Vi,CM, dengan CM menyatakan common-mode(modus bersama). Contoh isyarat modus bersama adalah isyarat dengung oleh radiasi tegangan PLN, isyarat gangguan dari radio CB, dan sebagai nya. Penguatan untuk modus bersama dinyatakan sebagai AV,CM, Yaitu
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
V0 = AV,CM V1,CM Secara ideal AV,CM harus lah sama dengan nol. Namun dalam kenyataan nya AV,CM mempunyai jarak lebih kecil dari satu, jadi tak sama dengan nol. Perbandingan antara penguatan diferensial dan penguatan modus bersama
yaitu
Sehubungan dengan ini orang menggunakan tabel nisbah penolakan modus bersama ( common-mode rejection ratio), yang didefinisikan sebagai
CMRR(Db) = 20 log Sebagai contoh, nilai CMRR = 80 dB sudah termasuk bagus. Untuk nilai ini
CMRR = 80 Db = 20 log
kita dapat membuat suatu penguat diferensial dengan menggunakan op-amp seperti pada gambar 3. Tegangan masuk diferensial Vid= Vi1- Vi2
Jika R1 =R3 dan R2= R4 maka didapat bahwa masukan diferensial adalah R1,d = 2R1
= -
Hambatan
R1 Vi d Vi 1 Vi 2 R3 R4 V0
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Gambar 3 Agar CMRR mempunyai nilai yang tinggi maka isyarat R1 = R3 dan R2 = R4 Harus benar-benar dipenuhi. Untuk itu perlu digunakan resitorresistor,presisi, yaitu toleransi 1%. Rangkaian penguat diferensial diatas mempunyai penguatan yang tetap, sebab apabila kita ingin mengubah penguatan dengan merubah R1, maka R3 harus diubah juga, agar nisbah penolakan modus bersama (CMRR) mempunyai nilai yang besar. Untyk mengatasi ini rangkaian pada gambar 3 ditambah satu tahap di bagian depannya seperti gambar 4.
1M R6 A1
R1
R2
A3
Vi.d
V0 1M A2 R4=R2 R7
Penguatan
diferensial
selruh
nya
menjadi
dan
A2
diubah melalui CMRR. Selaian itu hambatan masukan dapat dibuat amat
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
misalnya LM 357 untuk A1 dan A2. Untuk rangkaian pada gambar 4 hambatan
Rangkaian penguat pada gambar 4 disebut rangkaian penguat instrumentasi yang sering memperkuat isyart transduser.
4.2.1.3 Termometer Elektronik Rangkaian pada gambar 5 dapat digunakan untuk membuat termometer elektronik
VCC:7,1V IN4148 V+:15V 6KB 3,5V R6 3 2 6KB R7 6KB 4 A1 11 1 Q R2 470 100K R10 R8 1K8 d A3 R15 100K R13 R18 2K2 R16 100K
C A2 100K 1K-2K8
R 17 100K
A4
Op-amp A1, A2, A3, A4 seluruhnya ada di dalam satu IC LM 324 yang berisi empat buah op-amp. Penguat A2, A3, dan A4 membentuk penguat
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
yang
Sebagai sensor suhu digunakan dioda D4 yaitu dioda isyarat biasa dari jenis IN 4281. Untuk daerah suhu tertentu, yaitu dari 00C hingga sekitar 500Cada hubungan linier antara tegangan dioda dengan suhu, jika pada dioda dialiri arus tetap( lihat gambar 7)
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Agar lebih jelas, rangkaian transduser suhu dilukiskan lagi pada gambar 8.
VCC:7,1V R6 6KB R7 D
b R8
I0 6KB
Gambar 8
VCC =
= 3,55 V
tidak sama 0,5 Ma Karena masukan op-amp mempunyai hambatan amat besar, maka arus I. sebagian besar, maka arus I sebagian besar berasal dari arus kolektor, transistor q maka dioda akan dialiri arus tetap. Kembali ke gambar 6 maka tegangan masukan diferensial adalah: Vid =V0-Vd Dengan VC = VCC dan Vd = VCC Vd. Sehingga Vid = VC- Vd = VCC (VCC- Vd(T)) Vid=AVd (T) (1- ) VCC Dengan Vd(T) adalah tegangan dioda yang berubah dengan suhu. Dengan mengubah mengubah melalui potensiometer P2 kita dapat membuat agar V1d = 0 untuk suatu nilai suhu. Selanjutnya V0 = -Av,d Vid
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
= - Av,d (VDG)-(1- ) Vcc) V0 = Av,d ((1- ) Vcc-VD((T)) Sebagai pendekatan dapatlah digunakan hubungan VD(T) tidak sam (A BT) Sehingga VO = AV,d ((1- ) Vcc+BT A). Dengan memilih ( 1- ) Vcc = A maka kita peroleh V0 yang dibanding lurus dengan.suhu.
4.2.1.4 Milivolter AC Kebanyakan voltmeter ac bekerja untuk isyarat tegangan bolak balik yang besar, yaitu diatas 1 V.
C1 a +V
R1
R4 -V D4 D3 D1 C D2 R4 dR 4 = R 3 R6 R7 R3
A
+V
2
+V Q
-V
A 1 = A 2 = LF 330
1M
Selain itu voltmeter ac biasanya tak dapat digunakan untuk untuk mengukur tegangan isyarat ac untuk frekuensi diatas 1 KHz. Suatu multimeter ac yang dapat mengukur isyarat dari nilai sekitar mV hingga V amat berguna untuk menguji rangkaian penguat alat yang biasa digunakan untuk alat ini adalah osiloskop, namun osiloskop mahal hargannya. Selama isyarat kita berbentuk sinusoida, seperti yang biasa digunakan untuk menguji penguat, kita dapat menggunakan milivolter ac. Suatu milivolter ac harus mengandung suatu penyearah, untuk membuat tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah. Seperti kita tahu dioda silikon memiliki tegangan potong sebesar 0,6V. dibawah nilai ini dioda mempunyai hambatan amat besar, sehingga kalau
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
digunakan utuk menyearahkan tegangan bolak-balik kurang dari 0,5 V tegangan keluaran sama dengan nol. Untuk mengatasi ini digunakan op-amp. Salah satu bentuk rangkaian yang dapat digunakan adalah seperti pada gambar 9. Dengan memasang jembatan D1, D2,D3, dan D4 Di dalam lingkaran umpan balik maka tegangan umpan balik yang kecil yaitu dibawah 1mV dapat dibuat nya searah Karna tegangan teanagn titik a sama denga titik b, maka arus isyarat yang mlalui R1, dioda D1-D4 dan R2 ditentukan oleh R3. tegagan dc yang dihasilkan pada resistor R2 diperkuat oleh penguat diferensial A2 kemudian diubah menjadi arus yang diukur oleh miliam permeter M. untuk miliampermeter dengan kepekaan 100 Ma arus keluaran op-amp A2 Harus deperkuat dengan transistor Q. perhatikan bahwa transistor q ada di dalam lingkaran umpan
. V1
V0
=-
VCD= +
. V1
4.22
1)
Latihan 2
Suatu penguat diferensial mempunyai penguatan difernsial sebesar 100X dan CMRR = 80 Db. Aapabila isyarat masukan modus bersama adalah 10V hitung keluaran untuk isyarat ini.
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
2)
dan
maka
R1 = R3
R1 = R2
Av ,d =
3)
R2 R1
dan
A1
A2
adalah
Av = 1 +
4) Pada Gambar 6
R3 + R5 R1
a. Apa fungsi P2 b. Tentukan penguatan maksimum dan minimum oleh penguat diferensial c. Ceritakan bagaimana dioda digunakan sebagai sensor suhu d. Tentukan arus yang melalui diode D 5) Gambar 9 a. Hambatan masukan penguat
b. Mengapa
dibuat variabel ?
R6
c. Kalau diinginkan agar untuk isyarat 10 mVac dihasilkan arus
tegangan dengan tentukan nilai
Vcd = 1V
R2 = 1k
R8
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
CMRR = 20 log
Av , d Av ,CM
Av ,CM = 20log Av ,C M
Akibatnya
Vi ,CM = 10V
V0,CM =
2)
R1 V1 b V2 R1 I2 R4
0
R4 I1 + V0
0 0
ya=V0+I1R4
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
3)
V 01
0
+ -
Vi1
R3
R4
Vi2
R5
0
V 02
Va=Vi1 Kedua masukan op-amp dalam Vb=Vi2 Keadaan terhubung singkat Sehingga : I=Va-VbR4=Vi1-Vi2R4 Vo1-Vo2=IR3+R4+R5=I+R3+R5R4Vi1-Vi2 4) a. Fungsi P2 adalah untuk membuat agar pada suatu nilai suhu
(misalya 00C) tegangan keluaran menjadi model. b. Arus yang melalui diode D adalah
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
a. Hambatan masukan penguat adalah R1 = R2 b. R6 dibuat variabel agar CMRR sebesar mungkin. c. Arus I=V1R8=10 mVR8
Vcd = IR2 =
maka
Agar = Vcd = 1V
1V =
1 0V R8
R8 = 1 0
4.2.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang penerapan opamp untuk mengolah isyarat diferensial, dan penerapannya pada rangkaian termometer elektronik dan milivoltmeter ac. Hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penguat diferensial adalah yang disebut penolakan modus bersama. Isyarat semacam ini misalnya disebabkan oleh dengung PLN atau gangguan radio cb. Gangguan-gangguan ini amat besar artinya untuk isyarat-isyarat dari transduser suhu (termokopel), transduser biomedis, transduser getaran, dan sebagainya. Kita juga telah membahas rangkaian penguat instrumentasi yang
menggunakan op-amp, yaitu penguat diferensial dengan penguatan yang dapat diubah tanpa mempengaruhi CMRR.
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Kita terapkan pengertian-pengertian kita tentang penguat diferensial untuk membahas 2 alat penting, yaitu thermometer elektronik dan milivoltmeter ac. Termometer elektronik dapat digunakan untuk pengukuran dengan tegangan suhu yang cepat, dan dapat dikaitkan dengan pengukuran data oleh computer. Milivoltmeter ac dapat dikembangkan sebagai alat uji ukur elektronik untuk menguji penguat atau isyarat-isyarat lain yang lemah. Kedua alat ini hanyalah sekedar contoh penerapan op-amp yang dapat dimanfaatkan di sekolah-sekolah menegah.
R1 4 R 12 5 6 0k
0 0
5 6 0k
0
A4
c D1
R10 10 k
D2
C1
330 n
R1 IM8 V1 0,2 v
R2 IM8
D4 I + a
0 0 0
D3 d R1 3 5 6 0k
P3 R15 390k 250 k
b 1M R8
R9
0
+ A2
R1 1 + A3 P o la rita s
R3 1 0 0k
1 0 0k
R7
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
b. 0,1 V c. 0,02 V d. 0,01 V e. 0,005 V 2) Tegangan pada titik b adalah a. 2,2 V b. 2,0 V c. 0,22 V d. 0,20 V e. 0,022 V 2) Besar arus I adalah a. 2,2 mA b. 2,0 mA c. 0,22 mA d. 0,20 mA e. 0,022 mA
2) Tegangan V0 adalah
a. 2,2 V b. 0,22 V c. 0,20 V d. 2,0 V e. 0,022 V 2) Potensio P3 digunakan untuk : a. Memperbesar penolakan terhadap isyarat diferensial b. Memperbesar terhadap penolakan isyarat bersama c. Memperkecil penolakan terhadap isyarat diferensial d. Memperkecil penolakan terhadap isyarat modus bersama
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
e. Untuk memberi panjar tegangan 2) Tegangan pada polaritas adalah a. 0 V b. 2,2 V c. 6 V d. 6,6 V e. 12 V
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat melanjutkan dengan kegiatan Belajar 3. Bagus ! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.3
Kegiatan Belajar 3
PENERAPAN OP-AMP UNTUK PENGATURAN TERAPAN 4.3.1 Uraian dan Contoh 4.3.1.1 Pengantar Pada modul 2 kita telah belajar tentang pengaturan tegangan dengan diode zener, dan pada modul 3 kita telah belajar tentang pengaturan tegangan menggunakan rangkaian pengikut emitor. Pada tegangan bagian ini kita akan membahas penerapan op-amp untuk mengatur tegangan. Rangkaian ini memungkinkan kita membuat catu daya dengan pengaturan untuk tegangan keluaran yang dapat diubah (variabel). Dengan memahami cara kerja rangkaian kita mudah untuk memahami berbagai rangkaian pengatur tegangan yang ada di dalam literatur. Selain itu dengan memahami kerja op-amp kita akan dengan mudah memahami rangkaian (transistor). Keuntungan lain adalah kita dapat mengubah suatu rangkaian untuk daerah tegangan yang lebih lebar dan kemampuan arus besar. pengatur tegangan yang menggunakan rangkaian diskrit
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.3.1.2 Pengatur Tegangan OP-AMP Dua rangkaian dasar yang umum dipergunakan orang ialah pengatur tegangan pengikut tegangan dan pengatur tegangan lingkar tertutup (closedloop). Kedua pengatur tegangan di atas tak lain adalah rangkaian penguat opamp tak membalik yang menggunakan penyangga. Pengatur pengikut tegangan tak lain adalah suatu penyangga dengan penguatan tegangan sama dengan satu, dan pengatur lingkar tertutup tak lain adalah penguat tak membalik dengan penguatan tak sama dengan satu. Rangkaian pengatur pengikut tegangan adalah seperti pada Gambar 1.
+ V ref +V
+Vcc
RV Rv
OA
Q -V I0
R1
V0
R2
Hubungan antara isyarat keluar dan isyarat masukan pada rangkaian di atas adalah seperti pada gb.2 Gambar 2
0 CC 1 V -V + MV VCC o
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Tampak bahwa disekitar tegangan ambang Vb ada suatu jendela nilai tegangan masukan sebarang (m V). ini berarti ada derau menumpang di atas tegangan Vi maka pada keluaran akan terjadi pula tegangan -Vcc yang dapat mengganggu kerja rangkaian berikutnya. Agar ini tak terjadi kita perlu membuat agar jendela di sekitar ambang mempunyai nilai besar dan dapat diatur. Untuk ini digunakan rangkaian di bawah.
Vio +1 -V V R2CC CC
Gambar 3
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
gambar b
Vo -V + C A1 V R2CC CC
picu atas
osilator,
Gambar a
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Gambar c Pada saat mulai diberikan daya kapasitor masih kosong, yaitu V B = + VCC. kapasitor akan diisi muatan dengan tetapan waktu RC. Setelah tegangan pada kapasitor mencapai ambang atas, yaitu
akan segera menjadi -VCC. kapasitor akan membuang muatan keluaran dengan tetapan waktu RC lagi. Ini berlaku selama V1 masih segera setelah Vi melampaui tegangan ambang VO akan berubah lagi menjadi +VCC, dan seterusnya. Demikian dan seterusnya, sehingga terjadi isyarat keluaran berupa tegangan segitiga. Pada kapasitor akan terjadi isyarat-isyarat berupa segitiga. Frekuensi isyarat keluar adalah f=0,632RC=1RC 4.3.1.3 contoh penerapan
Gambar 5
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Penyelesaian
b. Gambar 7
Contoh 2
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
10 5R -+ Vo R RVCC 1 3 2 VCC 10 R
10 R
+ VCC
Vi
R1
5v
a. Tentukan VO maks dan VO min. b. Tentukan nilai Vi yang membuat VO = V maks. c. Tentukan nilai Vi yang membuat VO = V min.
d. Lukis bentuk isyarat keluaran kalau ada isyarat periodok dengan amplitude lebih dari 5 V Penyelesaian
a. VO maks = + 5 V
VO min = - 5 V
ELEKTRONIKA DASAR 2
Va > 0 apabila
V0maksR1R1+R2-ViR1R1+R2+Vi(R1+R2)R1+R2>0
Atau VO maks R1R1+R2+ViR2R1+R2>0> Atau Vi > -R1R2VO maks= -5 V
V t -5V 0o +5V Vi
Va=VOR1R1+R2+R2R1+R2Vi<0
Atau Vi<R1R2VOmin=--5 V=+5 V Gambar 9
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.3.2 Latihan 3
1. Rangkaian diatas adalah a. Suatu penguat dengan penguatan 9 kali. b. Suatu penguat dengan penguatan 10 kali. c. Mempunyai isyarat keluaran berbentuk persegi. d. Mempunyai isyarat keluaran berbentuk segitiga.
1. Mempunyai dua ambang V1 dan V2 a. V1 = 0 dan V2= +9 b. V1 = -9 dan V2= +9 c. V1 = -1 dan V2= +1 d. V1 = 0 dan V2= +1
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
1. Kalau diinginkan agar terjadi histeresis seperti pada gambar 11, maka A harus dilepas dari tanah dan diberi tegangan sebesar Gambar 11
a.
10 V
b. 9 V c. 6 V d. 5 V
Va 0V -V +V Vo -10 +10V Vi Vs Rs V
1. Pada
berikut
rangkaian lebar
V
a
tegangan
a. V = 20 V b. V = 0 V c. V = 10 V
V a= 0 V V a= 0 V V a= 10 V
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
d. V = 0 V
1. Pada rangkaian berikut
V a= 10 V
Gambar 13
V0=R'VRVVref
Suatu rangkaian nyata yang menggunakan prinsip di atas adalah seperti pada
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
Vcc
+1 8
R1 1K2 R ref
3 2 12 V R2 10 K RV
+ -
7 4
71 4
Q1 : 2N3 0 74
+ C1 10 F 15 V
-9 V
R3 1K2
V0 :0-1 V 2
Gambar 2 Perhatikan bahwa sebagai rangkaian acuan digunakan dioda zener. Pembagi tegangan R2 tak terbebani oleh op-amp sebab arus masukan op-amp amatlah kecil. Kapasitor C1 digunakan untuk menghilangkan tegangan riak. Perhatikan bahwa suatu tegangan op-amp adalah antara -9V dan +18V. Catu negatif diperlukan agar pada masukan OV transistor di dalam op-amp 741 dapat bekerja. Bentuk pengatur tegangan yang kedua adlah sebagai penguat tak membalik dengan kekuatan tak sama dengan satu. Prinsip kerja rangkaian adalah seperti pada gambar
+Vcc
R1 Vref V0
R2
Gambar 3
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
V0=1+R1R2Vref
Ini berarti bahwa V0 tak mungkin kurang dari Vref Suatu contoh rangkaian praktis yang menggunakan prinsip di atas adalah pada gambar 4.
+40-45 V R1 1K
Q2
R5 470 Q1
2N3055 Q2
R4 2K7 R7 470
R8 1K
Gambar 4 Pada rangkaian ini dioda zener ZD1 digunakan untuk memberi catupada opamp, sedang dioda zener ZD2 adalah untuk menghasilkan tegangan acuan setelah diperkecil lagi oleh pembagi tegangan R3 dan R4. Transistor Q3 digunakan sebagai pelindung terhadap transistor Q2. Jika aru keluaran adalah I0 maka akan terbentuk beda tegangan sebesar I0R9 antara basis dan emitor Q3. Jika I0R9 > 0,6 V maka transistor Q3 akan saturasi, sehingga transistor Q1 tak dapat arus basis sehingga terputus. Akibatnya tegangan keluaran akan turun oleh karena arus harus melalui transistortransistor yang ada dalam keadaan terputus.
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.3.1.3 Pengatur Arus Tetap Pada pemakaian tertentu kita memerlukan sumber arus tetap. Suatu contoh adalah pada rangkaian termometer elektronik yang telah kita bahas terdahulu. Penggunaan lain adalah untuk mengukur hambatan untuk membangkitkan medan magnet, untuk membuat agar motor kaset atau motor yang lain berputar dengan kecepatan tetap. Secara prinsip kerja satu bentuk rangkaian sumber arus tetap adalah seperti pada gambar 5
Gambar 5 Karena kedua masukan op-amp terhubung singkat maya maka tegangan pada titik a adalah sama dengan tegangan masukan, yaitu :
Va = R1 I0 = Vi
Sehingga I0 = ViR1 Rangkaian pada gambar 5 menyedot arus melalui beban. Rangkaian pada gambar 6 menghasilkan arus melalui hambatan beban. Gambar 6
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
I0 = Vcc-VaR1 = Vcc-V1R1
Rangkaian ini merupakan sumber arus tetap karena nilai arus I0 tak bergantung pada hambatan beban (R2) yang di pasang 4.3.2 Latihan 3 1) 2) pada gambar 2, tentukan arus yang mengalir pada dioda zener pada gambar 2, jika pengusap RV tepat ada di tengah dan arus panjar masukan 741 adalah 1 MA, tentukan tegangan pada masukan op-amp dengan memperhatikan pembebanan oleh op-amp 3) 4) 5) 6) pada gambar 2, jika arus keluaran adalah 100 mA berapa daya yang hilang pada transistor jika pengusap RV tepat di tengah? pada gambar 4 apa yang harus di lakukan agar batas bawah tegangan keluaran menjadi 1,5V? pada gambar 4, jika R6 tepat ditengah dan R8 = 0 , tentukan tegangan keluaran ? pada gambar 5, andaikan R1 = 100 , dan Vi = 5V, dan R1 = 10, dan Vcc = 60V. Tentukan :
a. Arus Ic b. VCE
c. Daya disipasi pada transistor Q. Kunci Jawaban Latihan 3 1) Arus yang mengalir pada dioda zener adalah
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
Vcc =18V
Vcc =18V
RV 1 5K
Vref 1A + -
RV2 5K
(a)
(b)
a. Rangkaian dioda Zener b. Rangkaian Thevelin Vi = Th R0 I = 6 V (2,5 x 103 ) (10-6A) = 6 V 2,5 x 10-3 = 5,9975 V 3) jika arus keluaran adalah 100 mA berapa daya hilang pada transistor Q1 Dengan pengusap RV tepat di tengah maka No = 6 V0 = Ve VCE = Vcc VE = 6 V Dengan arus keluaran Io = Ic = 100 mA Maka daya disipasi adalah P = Io VCE = 0,6 watt = 600 mW
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
4) pada gambar 4 agar batas bawah tegangan keluaran menjadi 1,5 V maka masukkan op-amp juga harus 1,5 V. Yaitu R4R3+R4 VZD2=1,5 V Andaikan R3 = 3 k9 maka R4 . VZD2 = (1,5) (R3 + R4) R4 x 6,8 = 1,5 R3 + 1,5 R4 R4 x 5,3 = 1,5 R3
R4=1,5R35,3=1,55,33k9=1,1k
Jadi agar batas bawah menjadi 1,5 V ganti R4 dengan nilai kira-kira 1,2K 5) pada gambar 4 jika R8 = 0 Maka V0 = R4R3+R4VZD2 X 1 +R61R7-R62 Dengan R61=R62=12R6=500 =2,73,9+2,76,8V x 1+ 10000470 =2,8 x ( 1+5K5K+470 ) = 2,8 x 1x 55,47 = 5,32V 6) a. Arus I0 = V1R1 = 5V0,5 A b. VCE = Vcc I0.RL = 60V (0,5A) (100)=10V c. Daya disipasi pada transistor Pdi5 = I0 . VCE = (0,5) (10V) = 5W 4.2.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang penerapan op-amp untuk pengaturan tegangan dan pengaturan arus. Pengaturan tegangan dengan op-amp ini tak lain adalah penguat tak membalik menggunakan penyangga dengan masukan tegangan dc acuan.penyangga di perlukan guna menompang arus dc keluaran yang besar. Pengatur tegangan pengikut tegangan tak lain adalah penguat tak membalik dengan penguatan satu. Ini tak lain adalah perkembangan dari pengatur tegangan pengikut emitor pada pengatur tegangan distrit (tanpa IC). Pengatur tegangan yang di kenal sebagai pengatur lingkar tertutup (closed loop regulator) tak lain adalah penguat tak membalik dengan masukkan tetap
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
(dc) dan penguatan variabel. Dengan cara ini anda akan mudah mempelajari kerja rangkaian pengatur tegangan mana saja. Seringkali diperlukan sumber arus tetap, seperti pada elektromagnet, pada pengukuran hambatan, dan pada pengukuran suhu dengan dioda, untuk menyalakan LED dengan intensitas tetap di 6. Kita telah memahami bagaimana kita membuat sumber arus tetap dengan menggunakan op-amp. Prinsip dasar yang digunakan disini hanyalaj bahwa kedua masukan op-amp selalu ada dalam keadaan hubung tingkat maya.
4.3.4 Tes formatif 3 Unsur soal soal no. 1 s/d no. 5 gunakan gambar 8
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
+30v R1
470 Q1 R1 Q2 Q3 R5
0,3 IL
R6
10K Vo RL
R7
1k
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
+12v
R1
RL 20k
10
R2
10k
R3
50
183
ELEKTRONIKA DASAR 2
4.3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 3 yang ada di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini mengetahui tingkat penguasaan anda dalam kegiatan belajar 3. Rumus :
mencapai
dapatnmelanjutkan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi kalau nilai anda dibawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 3.
184
ELEKTRONIKA DASAR 2
5. Kunci Jawaban Tes Formatif 5.1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1) a Keterangan : Penguat dengan hambatan keluaran amat besar bersifat sebagai sumber arus tetap. 2) b Keterangan : fbias 25 kHz digunakan untuk mengurangi cacat karena lengkung B(H) pada bahan magnet pada pita tidak linier. 3) d Rin = 1 M 4) d Pada frekuensi tinggi sekali C mempunyai reactansi amat kecil sehingga penyusutan adalah :
Av=1+R2R3// R4
5) b pada frekuensi rendah C terbuka ( tak dilengkapi arus isyarat ), maka penyusutan
Av=1+R2R3 =148
6) a
Av=R14+P3R11 =278
185
ELEKTRONIKA DASAR 2
Sehingga : y = x3 5x + 8
C1 = 6 C2 = -2
4) y'=2x-6x2+C1 y= x2-2x2+ C1x+ C2 Melalui 2, -2: 2 C1 + C2 = 10
1, 3: C1 + C2= 4
y = x 2x3 + 6x 2 5) y = ex + c melalui ( 0,4 ), 4 = e0 + c c = 3 y = ex + 3 4.4.3 Rangkuman
2
186
ELEKTRONIKA DASAR 2
I0,mak=0,6R5= 0,60,3=2A
6) d keterangan
5. referensi Dennis Bohn, Audio Handbook, National Semi Conductor Coorporation, 1980. __________, Elector : 301 Circuits Sutrisno, Elektronika ; Dasar Dasar dan Penerapanya , Penerbit ITB (akan terbit).
187