You are on page 1of 57

ELEKTRONIKA DASAR 2

Elektronika Dasar 2

Modul 5
183

ELEKTRONIKA DASAR 2

PENERAPAN OP-AMP

1.

Pengantar

Pada modul 5 Anda telah belajar tentang dasar-dasar op-amp. Anda telah belajar menggunakan op-amp untuk memperkuat isyarat, menjumlahkan isyarat, melakukan integral dan diferensial, dan guna membandingkan isyarat dengan suatu tegangan dc. Anda juga telah belajar tentang tanggapan frekuensi penguat op-amp dan juga tentang hambatan masukan dan hambatan keluaran op-amp. Pada modul ini akan dibahas beberapa penerapan op-amp, agar Anda mengetahui bagaimana op-amp digunakan untuk pengelolaan isyarat audio, pengaturan tegangan dan arus; dan penerapan op-amp sebagai penguat diferensial. Tiga buah contoh penerapan op-amp ini hanyalah beberapa dari sekian banyak penerapan op-amp. Dengan memahami tiga jenis penerapan op-amp ini diharapkan Anda dapat memahami penerapan-peneraoan yang lain. Selain itu hal-hal yang akan dibahas di sini akan bermanfaat untuk membina hasta karya elektronika. Contoh penerapan pertama berhubungan dengan pra penguat kaset yang mengolah isyarat dari kepala kaset dan rangkaian kendali nada aktif, yang memperkuat bagian frekuensi rendah dan frekuensi tinggi pada musik agar dihasilkan bunyi musik yang tajam dan mantap. Contoh penerapan kedua menyangkut penggunaan op-amp pada pengaturan tegangan dan arus yaitu upaya agar tegangan catu daya atau catu arus dipasang catu tegangan tetap diperlukan pada setiap peralatan pengguanaan dioda sebagai sensor suku, motor kaset, dan sebagainya. Contoh penerapan ketiga tentang penguat diferensial yang dapat digunakan untuk mengolah isyarat mengambang yaitu dengan sumber yang kedua ujungnya terlepas dari tanah. 2. Tujuan Instruksional Umum

Setelah selesai melakukan seluruh kegiatan belajar pada modul ini Anda diharapkan telah memiliki kemampuan berikut: a. Menggunakan pengetahuan tentang sifat-sifat dasar op-amp untuk membahas berbagai penerapan op-amp b. Menjelaskan latar belakang berbagai penerapan op-amp c. Melakukan berbagai penerapan op-amp untuk berbagai kegiatan hasta karya elektronika

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

1.

Tujuan Instruksional Khusus

Secara lebih terperinci, setelah selesai melaksanakan kegiatan modul ini Anda diharapkan telah memiliki kemampuan-kemampuan berikut: a. Menjelaskan kerja rekaman pada pita mengetik dan pengambilan informasi dari pita mengetik. b. Menjelaskan kerja rangkaian pengelohan isyarat untuk merekam dan isyarat dari pita magnetic pada pra penguat kaset c. Menjelaskan kerja rnagkaian pengolahan isyarat musik agar dihasilkan ciri tanggapan frekuensi tertentu. d. Menjelaskan rangkaian pengatur arus tetap e. Menjelaskan kerja dan penerapan rangakaian penguat diferensial menggunakan op-amp.

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

1.

Kegiatan Belajar

1.1 Kegiatan Belajar 1 PENGELOLAAN ISYARAT AUDIO 1.1.1 Uraian dan Contoh 1.1.1.1 Pengantar

Pengelolaan isyarat kaset mencakup pra-penguatan utuk menghasilkan isyarat yang sesuai dengan sifat-sifat kepala kaset. Tanggapan frekuensi isyarat kaset mempunyai tegangan isyarat rendah pada frekuensi rendah dan tegangan isyarat yang besar pada daerah frekuensi tinggi. Oleh sebab itu pra penguat kepala kaset harus mempunyai penguatan besar pada frekuensi rendah dan penguatan kecil pada frekuensi tinggi agar isyarat keluaran mempunyai tegangan isyarat yang sejauh mungkin tak banyak bergantung pada frekuensi. Keluaran prapenguat kaset diolah lebih lanjut oleh pengatur nada (time control), agar diperoleh isyarat dengan bas yang kuat dan treble (suara tinggi) yang jernih dan tajam. Pengatur nada yang dibahas di sini adalah jenis pengatur nada Baxandall aktif. Sebelum membahas pra penguat kepala kaset kita perlu memahami sedikit bagaimana suara atau musik disimpan dalam pita kaset. 1.1.1.2 Rekaman dan Reproduksi Suara dengan Pita Magnetik

Pada perekaman magnetic isyarat dari arus listrik menghasilkan fluks magnetic pada kepala kaset yang bekerja sebagai kepala perekam. Fluks magnetic ini tersimpan di dalam pita magnetic yang bergerak relatif kepala kaset (Gambar 1).

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

I (t)

K p la ea k se a t

Lp n a isa os a k id bs ei

F k lu s te k m re a

{
(a) p k se re a a ita a t k m n

v (a)

V(t)

(b)

Arus i(t) dihasilkan oleh bunyi yang akan direkam. Kepala kaset tak lain adalah suatu elektromagnet yang menghasilkan flugs magnet sesuai dengan arus isyarat yang masuk. Fluks isyarat ini disimpan di dalam bahan feromagnetik berupa lapisan oksida besi pada permukaan pita magnetik. Pada waktu kaset berganti menjadi pembangkitr tegangan imbas yang disebabkan oleh perubahan fluks magnetic karena fluks yang terekam dalam pita melewati kepala kaset. Tegangan imbas yang dihasilkan pada kepala kaset ini kemudian diperkuat untuk menghasilkan suara.

184 Gambar 1

Tanggapan frekwensi kepala kaset (tanpa penyamaan) V0/V1

Tanggapan frekwensi kepala kaset (penyamaan rekaman) ELEKTRONIKA DASAR 2

30 dB 20 10

dengan penyamaan

20

50

100

200

500

1K

2K

5K

10K

20K

50K

100K

f (log)

Gambar 2

Tanggapan frekuensi kepala kaset adalah seperti pada gambar 2. Kita lihat bahwa untuk frekuensi di bawah 1KHz= VvV adalah linier terhadap frekuensi. Perhatikan bahwa sumber vertikal adalah dalam dB=20logV0V1 dan sumbu mendatar menggunakan skala logaritmik. Diatas frekuensi 3 KHz tanggapan frekuensi turun dengan amat tajam. Ini disebabkan oleh lebar celah kutub magnet yang membatasi jarak terkecil antara dua rekaman fluks berturutan. Jadi oleh rekaman isyarat frekuensi rendah akan teredam. Makin tinggi frekuensi makin kurang redamannya, hungga satu nilai frekuensi tertentu. Pelemahan isyarat main dari kepala kaset pada frekuensi tinggi akan membatasi kemampuan kaset untuk menghasilkan frekuensi tinggi (trable) sehingga bunyi yang dihasilkan akan terdengar tumpul. Untuk mengatasi masalah turunnya isyarat keluaran kepala kaset pada frekuensi tinggi, maka prapenguat perekam harulah memiliki tanggapan frekuensi datar hingga nilai frekuensi untuk mana isyarat kepala kaset turun tajam, dan selanjutnya penguat bertambah dengan frekuensi, seperti tampak pada grafik dengan garis putus-putus pada gambar 2.

Rangkaian untuk menghasilkan ekualisai ini adalah seperti pada gambar 3.

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

1,14

+24 V (6) R9 200K LM 381 (7,8) R4 22K

Isyarat bias L1 Kepal kaset

3,12 Sumber isyarat 2,13 R6 150 R5 1K2 R8 33 C6 V0

C2 20f

C5 0,27f

Gambar 3 Rangkaian prapenguat rekam Rangkaian ini menggunakan op-amp LM 381, yaitu op-amp yang khusus dibuat untuk keperluan audio. Ic LM 381 berisi dua buah op-amp, sehingga dapat digunakan untuk membuat prapenguat kaset stereo. Nomor-nomor kaki dicantumkan pada gambar 2, untuk kedua buah op-amp di dalam IC. LM 381 dapat bekerja dengan satu tegangan unipolar (+ V dalam tanah). Agar tegangan dc pada keluarga sama dengan setengah VCC perlu dipasang R4 dan R5. Kapasitor C2 mempunyai nilai cukup besar 20 F untuk membuat agar R6 bersama dengan R8, C5 dan R5 membentuk umpan balik reaktif sehingga dihasilkan tanggapan frekuensi prapenguat rekam seperti yang diharabkan, yaitu seperti pada gambar 2. Resistor R9 dipasang agar dilihat dari V0 penguat mempunyai hambatan keluaran yang besar sehingga penguat akan berprilaku seperti suatu sumber arus. Indikator L1 dan kapasitor C6 yang merupakan rangkaian LC paralel akan mempunyai impedensi maksimum pada frekuensi, w= 1L1C6 , yaitu frekuensi isyarat bias. Isyarat ini biasanya mempunyai frekuensi 100 KHz yang merupakan bantalan isyarat audio, agar cacat isyarat yang terekam karena sifat magnetik teras magnet kepala rekam menjadi berkurang (Gambar 4).

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

B Lengkung B(H)

Isyarat bias

Gambar.4 Penggunaan isyarat bias untuk mengatasi ketaklinearan lengkung B(H) pada teras kepala rekam.

Pada Gambar 4 besaran B adalah induksi magnet yang menyatakan banyaknya senko yang terekam dalam pita, dan H adalah intensitas magnetik, yang sebanding dengan arus rekam. Pada reproduksi suara (play back) dalam rekaman yang ada dalam pita magnetik digunakan penguat dengan tanggapan frekuensi tertentu, yaitu yang menguatkan isyarat frekuensi, lebih besar daripada isyarat-isyarat frekuensi tinggi, (Lihat Gambar 5).

60 50 40 30 20 10 0 20 50 100 200 500 1k 2k 5k 10k 100 k

Frekuwensi : Hz (Log)

Gambar 5. Tegangan penguat playback Tampak bahwa untuk frekuensi di bawah 50 Hz isyarat diperkuat sebesar 60 dB = 1000 X dan untuk isyarat dengan frekuensi lebih 2 KHz penguat

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

hanyalah 30 dB = 30X. Hal ini dibuat dengan mengimbangi keluran kepala kaset playback yang lemah pada frekuensi rendah dan kuat pada frekuensi tinggi. Dengan demikian diharapkan keluran penguat playback akan memberikan keluaran yang sama kuat untuk isyarat dari kaset bagi seluruh daerah frekuensi audio. Rangkaian penguat playback yang menghasilkan tanggapan frekuensi di atas adalah seperti pada Gambar 6.

0,1 f

9 (1,8) + (2,7) -

24 V (4,5) C4 68n R7 1K2

LM381 (3)

Kepala kaset

R4 47K

V0

R5 2,5K

R6 12 C2 220f

Gambar 6. Rangkaian prapenguat kaset untuk playback Resistor R4 dan R5 adalah untuk panjar tegangan,agar tegangan dc pada keluaran mempunyai nilai VCC . Komponen-komponen R4, R6, R7 dan R6 membentuk rangkaian umpan balik negatif yang menghasilkan tanggapan frekuensi yang diinginkan. Pada daerah frekuensi tinggi kapasitansi C4 mempunyai reaktansi kecil, sehingga R4 menjadi paralel dengan R7. Oleh karena penguatan pada frekuensi tinggi akan turun, sehingga suara kaset yang dihasilkan akan banyak mengandung suara bas.

4.1.1.3 Pengtur Nada

Prapenguat playback yang mengolah isyarat reproduksi suara dari pita kaset mempunyai tanggapan frekuensi yang datar. Apabila keluaran prapenguat ini langsung diperkuat oleh penguat daya suara yang dihasilkan akan terdengar datar pula. Pada umumnya orang lebih suka mendengar musik dengan nada bas kuat dan nada trebel (suara tinggi) kuat pula. Dengan demikian musik yang dihasilkan akan terdengar mantap dan tajam. Bentuk tanggapan frekuensi yang diinginkan adalah seperti pada Gambar 7.

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Penguatan 20 KHz 10

Bass dan Trebel maksimum

8 6 4 2

Bass dan Trebel Sedang

10

100

1K

10K

100K

F (log) Hz

Gambar 7 Untuk memperoleh tanggapan frekuensi seperti di atas digunakan rangkaian kendali nada (tone-control). Suatu bentuk rangkaian kendali nada yang sering digunakan adalah rangkaian kendali nada Baxandall aktif dengan op-amp, seperti pada Gambar 8.
C1 0,1 C1 0,1 R1 100 K 2 OA I 3 Vi R3 24K + 1 LM 349 C3 0,05 1 C2 1f R5 11K

Bass RV1 100K R4 -11K

C5 0,05

+1M C6 0, 1

R5 11K 5 OA 2 + d RV2 Trebel R7 3K9 -1M

R6 3K9 c

C5 0,005

111 LM 349 V0 C7 0,1

Gambar 8. Rangkaian kendali nada Baxandall aktif

Op-amp OA1 berfungsi sebagai penyangga oleh adanya hambatan keluaran yang amat kecil. Penguatan tahap ini adalah sama dengan:

R2R1= 100K100K
Tahap OA2 adalah untuk pengendali nada, yaitu menguatkan daerah frekuensi rendah (bas) dan bagian frekuensi tinggi (trebel). Untuk bas maksimum maka kontak geser potensometer RV1 harus ada di titik a, dan untuk trebel maksimum kontak geser Rv2 harus ada di titik c. Pada keadaan ini rangkaian kendali nada menjadi seperti pada Gambar 9.

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

RV1 100 K R3 10 K C 4 (0,05)

R4 10K

OA 2 + V0

C5 0,005 Vi

R6 3K9

RV2 500 K

R7 3K9

Gambar 9. Rangkaian kendali nada baxandall untuk keadaan bas dan trebel maksimum Untuk daerah frekuensi rendah reaktansi kapasitor C4 mempunyai nilai amat besar sehingga dapat dianggap terbuka. Untuk daerah frekuensi ini reaktansi kapasitor C5 amatlah besar sehingga dapat dianggap terbuka, sehingga R6, RV2 dan R7 tak membentuk umpan balik, sehingga tak berpengaruh pada penguatan adalah kira-kira sama dengan:

AV= RV1+ R4R3 11 kali


Untuk daerah frekuensi tinggi reaktansi kapasitor C4 menjadi amat kecil sehingga dapat dianggap terhubung singkat, sehingga RV1 tak lagi berpengaruh terhadap penguatan. Sebaliknya pada daerah frekuensi tinggi reaktansi kapasitor C5 menjadi amat kecil, sehingga dapat dianggap terhubung singkat pula. Oleh karena itu kini R 6, RV2 dan R7 membentuk umpan balik dan penguatan menjadi.

RV2+ R7R6200 kali


4.1.2 Latihan 1 1) Beri keterangan mengapa tegangan isyarat yang fihasilkan oleh isyarat rekam dengan frekuensi rendah lebih daripada isyarat dengan frekuensi tinggi. Beri keterangan mengapa tanggapan frekuensi hasil rakaman turun dengan curam pada frekuensi di atas 15 KHz Menggunakan sumbu tegak menyatakan penguatan dalam dB dan sumbu horisontal menyatakn frekuensi dengan skala logaritmik, lukiskan bentuk tanggapan frekuensi penguat playback dan beri keterangan 4) Pada rekaman magnetik orang menggunakan bias, apa maksutnya?

2) 3)

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

5)

Perhatikan Gambar 3

a. Terangkan apa yang terjadi jika R8 diperbesar b. Terangkan fungsi R9 c. Terangkan fungsi indikator L1 dan C6
1) Perhatikan gambar 6

a. Terangakan fungsi R5 b. Terangkan apa yang terjadi jika R7 diperbesar


1) Perhatikan gambar 8 a. Berapa hambatan masukkan seluruh rangkaian?

b. Apa yang terjadi jika C5 diperbesar?


1) Perhatikan gambar 9 Perapa penguat oleh ranngkaian bas pada frekuensi tinggi?

Kunci jawaban latihan 1

1. Tegangan isyarat dari rangkaian sebanding dengan impedensi kumparan


kepala kaset yaitu sebading dengan L=2fL. oleh sebab itu untuk frekuensi rendah diperoleh regangan isyarat yang rendah pulah. 2. Tanggapan frekuensi hasil rekaman turun dengan curam untuk isyarat dengan frekuensi diatas 15 KHz sebab kemampuan frekuensi tinggi dibatasi oleh jarak antara fluks dalam pita magnet tidak mungkin lebih kecil dari lebar magnet tidak mungkin lebih kecil dari lebar celah magnet pada kepala kaset 3.

Av d B

F(lo ) g

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

Isyarat frekuensi rendah

harus diperkuat lebih banyak dari

isyarat frekuensi tinggi sehubungan dengan tanggapan frekuensi dari kepala kaset play back yang lemah pada frekuensi rendah. 4. 5. Isyarat bias digunakan untuk mengatasi sifat tak linier pada lengkung BH kepala kaset agar tak terjadi cacat bentuk isyarat keluaran. Pada gambar 3

a. Jika R8 diperbesar pada frekuensi tinggi saat C5 mempunyai


reaktansi kecil penguap berkurang sebab

Av=R4R3
10

b. R9 berfungsi untuk membuat prapenguat rakam berperilaku


sebagai sumber arus tetap

c. Fungsi inductor L1 dan C6 adalah untuk membuat agar isyarat bias


tak mempengaruhi kerja op-amp 1. Gambar 6

a. Adalah untuk memberi tagangan panjar pada op-amp agar


tegangan dc keluaran sama dengan 12Vcc

b. Kalau R7 diperbesar maka isyarat frekuensi tinggi akan lebih besar


penguat 1. Gambar 8 nya sehingga bunyi yang dihasilkan akan banyak mengandung treble.

a. Hambatan masukan rangkaian adalah Ri =R1 =100K karena


masukan tak membalik pada tanah virtual.

b. Kalau C5 diperbesar maka tanggapan frekuensi treble mulai bekerja


pada frekuensi ang terlalu rendah, maka akibatnya pengurangan penguat pada daerah frekuensi tengah terlalu banyak (lihat gambar).

Av d anggapan 0 Anggapan bas

Gambar 11 tanggapan basis

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

1. Lihat gambar 9 pada frekuensi tinggi C3 dan C4 terhubung singkat maka


RV1 terhubung singkat pula sehingga penguat oleh rangkaian bas menjadi.

AVBas=R4R3=1=0 dB
4.1.3 rangkuman Pada kegitan belajar ini and telah belajar tenatang penerapan op-amp pada pengelahan isyarat kaset kaset audio. Pada dasarnya kita memerlukan panguat dengan tanggapan frekuensi terlalu, sesuai dengan tanggapan frekuensi sumber isyarat. Untuk mendapat memahami bentuk tanggapan frekuensi yang diperlukan. Pada penguat rekam dan penguat main ada (play back) kita perlu memahami tanggapan frekuensi kepala kaset dan dasar kerja rekaman manegnetik. Karena berbeda. batasan Penguat pada kecepatan dibuat gerak pita kaset dan batas celah yang

elektromagnetik pada kepala kaset maka penguat rekam dan main ulang perekam dengan tanggapan frekuensi memperlebar tanggapan frekuensi pita kaset oleh karana keterbatasan kecapatan gerak pita kaset dan lebar celah elektromagnetik. Penguat main ulang dirancang untuk mengatasi tanggapan kepala kaset yang lemah pada frekuensi rendah oleh karena pada waktu merekam besar fluk yang direkam adalah sebanding dengan

L dengan adalah frekuensi

sudut isyarat dan L induksi lilitan kawat pada kepala kaset. Tanggapan frekuensi yang sesuai dengan dihasilkan oleh umpan balik yang mengandung resistor (R) dan kapasitor ( c). Pada kegiatan belajar ini kita juga telah membahas rangkaian rendah pada Baxandall aktif agar music yang dihasilkan dapat diatur kekuatan bas dan trembelnya sesuai dengan selera kita.

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.1.4 Tes Formatif 1) Prapenguat perekam mempunyai hambatan keluaran yang amat besar Sebab Fluk magnetic yang tersimpan di dalam pita magnetic sebanding dengann arus pada kumparan kepala kaset. 2) Isyarat bias mempunyai sifat sifat berikut a. Frkuensi ultrasonic b. Digunakan untuk playback c. Dimaksudkan untuk mengurangi cacat berbentuk isyarat d. Dimaksudkan untuk mengurangi bising Untuk soal soal no 3 s/d 5 digunakan gambar 12

C1

+v

10n

74I

R1

1M

R2 -v

22

R4 R3 150

Gambar 12 1) hambatan masukan penguat adalah

a. 22k b. 150K c. 33K d. 1M


1) Pada frekuensi tinggi penguatan adalah: a. 113

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

b. 220 c. 333 d. 1003 1) Pada frekuensi rendah penguatan adalah: a. 113 b. 148 c. 333 d. 667 Untuk soal soal no 6 hinga no 9 gunakan gambar 13
R6 R2 330 K a C 330 K R5 680 K R1 680 K + OA 1 2 2A lf C4 R1 0 1K8 C8 4,7n C P3 500 K
d

C5 =5 6n R9 a 1 0K
P1=1 00 K

R1 1 1 0K C1 0=1 0 0 p O A2 + R1 4 1K8

1 0K

1) jika saklar S1 ada pada posisi B maka penguatan tahap O A1 adalah:


a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali

1) Pada posisi C maka hambatan masukkan O A1 adalah


a. 110 K b. 220 K c. 330 K d. 680 K

1) Jika P1ada pada posisi b maka penguatan pada frekuensi renda adalah
a. 100 X

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

b. 10 X c. 1 X d. 0,1 X

1. Jika kontak pada P3 ada pada titik maka pada frekuensi tinggi peguatan
adalah a. 878 b. 500 c. 278 d. 139 4.1.5 umpan balik dan tindak lanjut Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada di bagian belakang modul ini. Hitungkah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus

tingkat penguasaan=jumlah jawaban anda yang benar9x 100%


Arti tingkat penguasaan yan anda capai: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% -79% =cukup 60% - 69%= kurang Kalau anda mencapai dengan tingkat penguasaan belajar 2. 80% ! keatas, tetapi anda bila dapat tingkat

melanjutkan

kegiatan

Bagus

penguasaan anda masih dibawah 80%, anda harus mengulangi kegiatan belajar 1 terutama bagian yang belum anda kuasai.

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.2 Kegiatan Belajar 2 PENGUAT DIFERENSIAL DAN PENERAPANNYA 4.2.1 4.2.1.1 Uraian dan Contoh Pengantar

Pada kegiatan belajar 1 kita telah membahas penerapan op-amp untuk mengolah isyarat audio. Pada dasarnya kita jernih dan mantap. Pada kegiatan belajar ini kita akan membahas penggunakan op-amp untuk mengolah isyarat transduser, yaitu komponen yang mengubah besaran alam seperti suhu, tekanan dan dsb menjadi tegangan listrik. Isyarat yang dihasilkan transduser pada umumnya adalah dc dan mempunyai nilai amat kecil, yaitu pada orde 1 mV atau kurang. Selain itu isyarat transduser merupakan sumber tegangan mengambang, artinya kedua ujungnya berada pada tegangan diatas tanah. Untuk mengolah isyarat transduser diperlukan suatu penguat yang mengolah tegangan dc, dan mempunyai dua masukan mengambang. Agar lebih jelas lihatlah gambar 1 merancang agar penguat memiliki tanggapan frekuensi yang tepat sehingga diperoleh suara yang

+ -

Av V0 V0=Av Vab =Av(Va-Vb)

Gambar 1

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Penguat mengolah isyarat berapa tegangan dioda (dc) dengan kedua ujung deoda mengambang ( tak berada pada tegangan tanah ). Penguatan semacam ini disebut penguat selisih atau penguat diferensial. Pada kegiatan belajar ini kita akan mempelajari rangkaian penguat difensial dan penerapannya untuk membuat thermometer elektronik dan milivoltmeter ac 15 4.2.1.2 Penguat diferensial Penguat diferensial mempunyai dua masukan dan satu keluaran, seperti pada gambar 2.

AV,d Vi 1 Vi 2 V 0 = Av,d(Vi 1-Vi 2)

Gambar 2 Penguat diferensial Penguat diferensial dinyatakan sebagai AV,d yang memberi hubungan antara tegangan isyarat keluaran dan selisih tegangan isyarat masukan, Vi = Vi 1 - Vi
2,

Yaitu
2)

V0 = AV, d (Vi 1 - Vi Kalau VI 1 = Vi = Vi


2, 2

tentunya V0 = 0. Namun dalam kenyataan nya walauipun VI 1

V0 0.

Isyarat yang terhubung pada kedua masukan disebut isyarat modus bersama dan tegangan isyara masukan dinyatakan sebagai Vi,CM, dengan CM menyatakan common-mode(modus bersama). Contoh isyarat modus bersama adalah isyarat dengung oleh radiasi tegangan PLN, isyarat gangguan dari radio CB, dan sebagai nya. Penguatan untuk modus bersama dinyatakan sebagai AV,CM, Yaitu

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

V0 = AV,CM V1,CM Secara ideal AV,CM harus lah sama dengan nol. Namun dalam kenyataan nya AV,CM mempunyai jarak lebih kecil dari satu, jadi tak sama dengan nol. Perbandingan antara penguatan diferensial dan penguatan modus bersama

yaitu

Menyatakan kemampuan penolakan modus bersama.

Sehubungan dengan ini orang menggunakan tabel nisbah penolakan modus bersama ( common-mode rejection ratio), yang didefinisikan sebagai

CMRR(Db) = 20 log Sebagai contoh, nilai CMRR = 80 dB sudah termasuk bagus. Untuk nilai ini

CMRR = 80 Db = 20 log

Yang berarti : jadi misalkan maka

kita dapat membuat suatu penguat diferensial dengan menggunakan op-amp seperti pada gambar 3. Tegangan masuk diferensial Vid= Vi1- Vi2

Jika R1 =R3 dan R2= R4 maka didapat bahwa masukan diferensial adalah R1,d = 2R1

= -

Hambatan

R1 Vi d Vi 1 Vi 2 R3 R4 V0
184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Gambar 3 Agar CMRR mempunyai nilai yang tinggi maka isyarat R1 = R3 dan R2 = R4 Harus benar-benar dipenuhi. Untuk itu perlu digunakan resitorresistor,presisi, yaitu toleransi 1%. Rangkaian penguat diferensial diatas mempunyai penguatan yang tetap, sebab apabila kita ingin mengubah penguatan dengan merubah R1, maka R3 harus diubah juga, agar nisbah penolakan modus bersama (CMRR) mempunyai nilai yang besar. Untyk mengatasi ini rangkaian pada gambar 3 ditambah satu tahap di bagian depannya seperti gambar 4.

1M R6 A1

R1

R2

A3
Vi.d

V0 1M A2 R4=R2 R7

Gambar 4 Rangkaian penguat instrumentasi

Penguatan

diferensial

selruh

nya

menjadi

Keuntungan menggunakan tahap A1

dan

A2

adalah bahwa penguatan dapat

diubah melalui CMRR. Selaian itu hambatan masukan dapat dibuat amat

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

tinggi dengan menggunakan masukan adalah: R1,d = R6 + R7

op-amp dengan masukan JFET seperti

misalnya LM 357 untuk A1 dan A2. Untuk rangkaian pada gambar 4 hambatan

Rangkaian penguat pada gambar 4 disebut rangkaian penguat instrumentasi yang sering memperkuat isyart transduser.

4.2.1.3 Termometer Elektronik Rangkaian pada gambar 5 dapat digunakan untuk membuat termometer elektronik
VCC:7,1V IN4148 V+:15V 6KB 3,5V R6 3 2 6KB R7 6KB 4 A1 11 1 Q R2 470 100K R10 R8 1K8 d A3 R15 100K R13 R18 2K2 R16 100K

C A2 100K 1K-2K8

R14 100K R12 P3

R 17 100K

A4

(Gambar 6) A1, A2, A3, A4 : LM 324, Transistor Q = BC 109


V

Gambar 6 Rangkaian termometer elektronik

Op-amp A1, A2, A3, A4 seluruhnya ada di dalam satu IC LM 324 yang berisi empat buah op-amp. Penguat A2, A3, dan A4 membentuk penguat

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Instrumen dengan penguatan mempunyai nilai 80 higga 200 kali.

yang

Sebagai sensor suhu digunakan dioda D4 yaitu dioda isyarat biasa dari jenis IN 4281. Untuk daerah suhu tertentu, yaitu dari 00C hingga sekitar 500Cada hubungan linier antara tegangan dioda dengan suhu, jika pada dioda dialiri arus tetap( lihat gambar 7)

ID 13 T02 V1 = Arus tetap D 3 2 1

Gambar 7 tegangan Dioda Berubah terhadap suhu

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Agar lebih jelas, rangkaian transduser suhu dilukiskan lagi pada gambar 8.

VCC:7,1V R6 6KB R7 D

b R8

I0 6KB

Gambar 8

Tegangan pada titik a adalah Va =

VCC =

= 3,55 V

Vb = Va=3,55 V, akibatnya arus yang melalui R8 adalah: I0 =

tidak sama 0,5 Ma Karena masukan op-amp mempunyai hambatan amat besar, maka arus I. sebagian besar, maka arus I sebagian besar berasal dari arus kolektor, transistor q maka dioda akan dialiri arus tetap. Kembali ke gambar 6 maka tegangan masukan diferensial adalah: Vid =V0-Vd Dengan VC = VCC dan Vd = VCC Vd. Sehingga Vid = VC- Vd = VCC (VCC- Vd(T)) Vid=AVd (T) (1- ) VCC Dengan Vd(T) adalah tegangan dioda yang berubah dengan suhu. Dengan mengubah mengubah melalui potensiometer P2 kita dapat membuat agar V1d = 0 untuk suatu nilai suhu. Selanjutnya V0 = -Av,d Vid

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

= - Av,d (VDG)-(1- ) Vcc) V0 = Av,d ((1- ) Vcc-VD((T)) Sebagai pendekatan dapatlah digunakan hubungan VD(T) tidak sam (A BT) Sehingga VO = AV,d ((1- ) Vcc+BT A). Dengan memilih ( 1- ) Vcc = A maka kita peroleh V0 yang dibanding lurus dengan.suhu.

4.2.1.4 Milivolter AC Kebanyakan voltmeter ac bekerja untuk isyarat tegangan bolak balik yang besar, yaitu diatas 1 V.
C1 a +V

R1

R4 -V D4 D3 D1 C D2 R4 dR 4 = R 3 R6 R7 R3
A

+V
2

+V Q

-V

A 1 = A 2 = LF 330

1M

Selain itu voltmeter ac biasanya tak dapat digunakan untuk untuk mengukur tegangan isyarat ac untuk frekuensi diatas 1 KHz. Suatu multimeter ac yang dapat mengukur isyarat dari nilai sekitar mV hingga V amat berguna untuk menguji rangkaian penguat alat yang biasa digunakan untuk alat ini adalah osiloskop, namun osiloskop mahal hargannya. Selama isyarat kita berbentuk sinusoida, seperti yang biasa digunakan untuk menguji penguat, kita dapat menggunakan milivolter ac. Suatu milivolter ac harus mengandung suatu penyearah, untuk membuat tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah. Seperti kita tahu dioda silikon memiliki tegangan potong sebesar 0,6V. dibawah nilai ini dioda mempunyai hambatan amat besar, sehingga kalau

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

digunakan utuk menyearahkan tegangan bolak-balik kurang dari 0,5 V tegangan keluaran sama dengan nol. Untuk mengatasi ini digunakan op-amp. Salah satu bentuk rangkaian yang dapat digunakan adalah seperti pada gambar 9. Dengan memasang jembatan D1, D2,D3, dan D4 Di dalam lingkaran umpan balik maka tegangan umpan balik yang kecil yaitu dibawah 1mV dapat dibuat nya searah Karna tegangan teanagn titik a sama denga titik b, maka arus isyarat yang mlalui R1, dioda D1-D4 dan R2 ditentukan oleh R3. tegagan dc yang dihasilkan pada resistor R2 diperkuat oleh penguat diferensial A2 kemudian diubah menjadi arus yang diukur oleh miliam permeter M. untuk miliampermeter dengan kepekaan 100 Ma arus keluaran op-amp A2 Harus deperkuat dengan transistor Q. perhatikan bahwa transistor q ada di dalam lingkaran umpan

balik. Besar arus I yang melalui R2adalah sama dengan I=

Sehingga beda tegangan VCD = Vc-Vd = -1 R2 = -

. V1

oleh penguat diferensial tegangan ini diperkuat lagi menjadi

V0

=-

VCD= +

. V1

4.22
1)

Latihan 2

Suatu penguat diferensial mempunyai penguatan difernsial sebesar 100X dan CMRR = 80 Db. Aapabila isyarat masukan modus bersama adalah 10V hitung keluaran untuk isyarat ini.

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

2)

Pada Gambar 3, buktikan bahwa jika

dan

maka

R1 = R3

R1 = R2

penguatan diferensial sama dengan

Av ,d =
3)

R2 R1
dan

Pada Gambar 4 buktikan bahwa penguatan oleh tahap

A1

A2

adalah

Av = 1 +
4) Pada Gambar 6

R3 + R5 R1

a. Apa fungsi P2 b. Tentukan penguatan maksimum dan minimum oleh penguat diferensial c. Ceritakan bagaimana dioda digunakan sebagai sensor suhu d. Tentukan arus yang melalui diode D 5) Gambar 9 a. Hambatan masukan penguat

b. Mengapa

dibuat variabel ?

R6
c. Kalau diinginkan agar untuk isyarat 10 mVac dihasilkan arus
tegangan dengan tentukan nilai

Vcd = 1V

R2 = 1k

R8

Kunci Jawaban Latihan 2 1)

Av ,d = 110X = 20log100 = 40dB

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

CMRR = 20 log

Av , d Av ,CM

CMRR = 20 log Av ,d 20 log Av ,C M


Jadi :

80dB = 40dB 20 log Av ,CM

Av ,CM (dB) = 80dB + 40dB = 40dB

Av ,CM = 20log Av ,C M
Akibatnya

Av ,CM = 40dB = 102


Jika maka

Vi ,CM = 10V

V0,CM =

10V = 0,1V 100

2)
R1 V1 b V2 R1 I2 R4
0

R4 I1 + V0
0 0

ya=V0+I1R4

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

I1=V1-V0R1+R4 Vb=R4R1+R4V2 Va=Vb V0=-R4R1V1-V2

3)
V 01
0

+ -

Vi1

R3

R4

Vi2

R5
0

V 02

Va=Vi1 Kedua masukan op-amp dalam Vb=Vi2 Keadaan terhubung singkat Sehingga : I=Va-VbR4=Vi1-Vi2R4 Vo1-Vo2=IR3+R4+R5=I+R3+R5R4Vi1-Vi2 4) a. Fungsi P2 adalah untuk membuat agar pada suatu nilai suhu
(misalya 00C) tegangan keluaran menjadi model. b. Arus yang melalui diode D adalah

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

I=3,5 VR8=3,5 V6,8 k0,5 mA


c. Dioda dapat digunakan sebagai transduser suhu oleh karena pada tegangan maju, tegangan dioda berubah dengan waktu. 5) Gambar 9

a. Hambatan masukan penguat adalah R1 = R2 b. R6 dibuat variabel agar CMRR sebesar mungkin. c. Arus I=V1R8=10 mVR8

Vcd = IR2 =

(10mV )(1k ) = 10V


R8 R8

maka

Agar = Vcd = 1V

1V =

1 0V R8

R8 = 1 0
4.2.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang penerapan opamp untuk mengolah isyarat diferensial, dan penerapannya pada rangkaian termometer elektronik dan milivoltmeter ac. Hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penguat diferensial adalah yang disebut penolakan modus bersama. Isyarat semacam ini misalnya disebabkan oleh dengung PLN atau gangguan radio cb. Gangguan-gangguan ini amat besar artinya untuk isyarat-isyarat dari transduser suhu (termokopel), transduser biomedis, transduser getaran, dan sebagainya. Kita juga telah membahas rangkaian penguat instrumentasi yang

menggunakan op-amp, yaitu penguat diferensial dengan penguatan yang dapat diubah tanpa mempengaruhi CMRR.

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Kita terapkan pengertian-pengertian kita tentang penguat diferensial untuk membahas 2 alat penting, yaitu thermometer elektronik dan milivoltmeter ac. Termometer elektronik dapat digunakan untuk pengukuran dengan tegangan suhu yang cepat, dan dapat dikaitkan dengan pengukuran data oleh computer. Milivoltmeter ac dapat dikembangkan sebagai alat uji ukur elektronik untuk menguji penguat atau isyarat-isyarat lain yang lemah. Kedua alat ini hanyalah sekedar contoh penerapan op-amp yang dapat dimanfaatkan di sekolah-sekolah menegah.

4.2.4 Tes Formatif 2


Untuk soal-soal no.1 hingga no.8 gunakan gambar 12
C2
330 n

R1 4 R 12 5 6 0k
0 0

5 6 0k
0

A4

c D1
R10 10 k

D2

C1

330 n

R1 IM8 V1 0,2 v

R2 IM8

D4 I + a
0 0 0

D3 d R1 3 5 6 0k
P3 R15 390k 250 k

b 1M R8

R9
0

+ A2

R1 1 + A3 P o la rita s

R3 1 0 0k

1 0 0k

R7

1) Tegangan pada titik a adalah a. 0,2 V

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

b. 0,1 V c. 0,02 V d. 0,01 V e. 0,005 V 2) Tegangan pada titik b adalah a. 2,2 V b. 2,0 V c. 0,22 V d. 0,20 V e. 0,022 V 2) Besar arus I adalah a. 2,2 mA b. 2,0 mA c. 0,22 mA d. 0,20 mA e. 0,022 mA

2) Besar Vcd adalah


a. 2,2 V b. 2,0 V c. 0,22 V d. 0,20 V e. 0,022 V

2) Tegangan V0 adalah
a. 2,2 V b. 0,22 V c. 0,20 V d. 2,0 V e. 0,022 V 2) Potensio P3 digunakan untuk : a. Memperbesar penolakan terhadap isyarat diferensial b. Memperbesar terhadap penolakan isyarat bersama c. Memperkecil penolakan terhadap isyarat diferensial d. Memperkecil penolakan terhadap isyarat modus bersama

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

e. Untuk memberi panjar tegangan 2) Tegangan pada polaritas adalah a. 0 V b. 2,2 V c. 6 V d. 6,6 V e. 12 V

2) Pengaruh kapasitor C2 adalah


a. Untuk menghindari osilasi b. Memperlebar tegangan frekuensi c. Mempersempit tanggapan frekuensi d. Menghindarkan dengung

4.2.3 Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Rumus : Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban Anda yang benar8 X 100% Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 %= 80 % - 89 % = 70 % - 79 % = - 69% = baik sekali baik cukup kurang

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat melanjutkan dengan kegiatan Belajar 3. Bagus ! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2 terutama bagian yang belum Anda kuasai.

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.3

Kegiatan Belajar 3

PENERAPAN OP-AMP UNTUK PENGATURAN TERAPAN 4.3.1 Uraian dan Contoh 4.3.1.1 Pengantar Pada modul 2 kita telah belajar tentang pengaturan tegangan dengan diode zener, dan pada modul 3 kita telah belajar tentang pengaturan tegangan menggunakan rangkaian pengikut emitor. Pada tegangan bagian ini kita akan membahas penerapan op-amp untuk mengatur tegangan. Rangkaian ini memungkinkan kita membuat catu daya dengan pengaturan untuk tegangan keluaran yang dapat diubah (variabel). Dengan memahami cara kerja rangkaian kita mudah untuk memahami berbagai rangkaian pengatur tegangan yang ada di dalam literatur. Selain itu dengan memahami kerja op-amp kita akan dengan mudah memahami rangkaian (transistor). Keuntungan lain adalah kita dapat mengubah suatu rangkaian untuk daerah tegangan yang lebih lebar dan kemampuan arus besar. pengatur tegangan yang menggunakan rangkaian diskrit

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.3.1.2 Pengatur Tegangan OP-AMP Dua rangkaian dasar yang umum dipergunakan orang ialah pengatur tegangan pengikut tegangan dan pengatur tegangan lingkar tertutup (closedloop). Kedua pengatur tegangan di atas tak lain adalah rangkaian penguat opamp tak membalik yang menggunakan penyangga. Pengatur pengikut tegangan tak lain adalah suatu penyangga dengan penguatan tegangan sama dengan satu, dan pengatur lingkar tertutup tak lain adalah penguat tak membalik dengan penguatan tak sama dengan satu. Rangkaian pengatur pengikut tegangan adalah seperti pada Gambar 1.

+ V ref +V

+Vcc

RV Rv

OA

Q -V I0

R1

V0

R2

Hubungan antara isyarat keluar dan isyarat masukan pada rangkaian di atas adalah seperti pada gb.2 Gambar 2

0 CC 1 V -V + MV VCC o

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Tampak bahwa disekitar tegangan ambang Vb ada suatu jendela nilai tegangan masukan sebarang (m V). ini berarti ada derau menumpang di atas tegangan Vi maka pada keluaran akan terjadi pula tegangan -Vcc yang dapat mengganggu kerja rangkaian berikutnya. Agar ini tak terjadi kita perlu membuat agar jendela di sekitar ambang mempunyai nilai besar dan dapat diatur. Untuk ini digunakan rangkaian di bawah.

Vio +1 -V V R2CC CC

Gambar 3

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Gambar a Dapat ditunjukkan bahwa nilai

gambar b

V=R1R1+R2VO, max+R1R1+R2VO, min


Dalam hal op-amp yang digunakan tegangan catu + Vcc dan Vcc, maka VO, max=VCC dan VO, min=VCC sehingga V=2R1R1+R2VCC nilai tegangan ambang adalah Va=R2R1+R2V ref 4.3.1.3. Osilator picu Schmitt

Vo -V + C A1 V R2CC CC

Rangkaian seperti membuat rangkaian di digunakan

picu atas

Schmitt dapat untuk yaitu yang isyarat persegi. yang

osilator,

menghasilkan tegangan Rangkaian + pada gambar 4. Gambar 4.

digunakan adalah seperti

Gambar a

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Gambar c Pada saat mulai diberikan daya kapasitor masih kosong, yaitu V B = + VCC. kapasitor akan diisi muatan dengan tetapan waktu RC. Setelah tegangan pada kapasitor mencapai ambang atas, yaitu

R1R1+R2VCC, maka keluaran VO

akan segera menjadi -VCC. kapasitor akan membuang muatan keluaran dengan tetapan waktu RC lagi. Ini berlaku selama V1 masih segera setelah Vi melampaui tegangan ambang VO akan berubah lagi menjadi +VCC, dan seterusnya. Demikian dan seterusnya, sehingga terjadi isyarat keluaran berupa tegangan segitiga. Pada kapasitor akan terjadi isyarat-isyarat berupa segitiga. Frekuensi isyarat keluar adalah f=0,632RC=1RC 4.3.1.3 contoh penerapan

Vo 6V R2 -12 V +12V Vi 2R 1 10R

Pernatikan rangkaian berikut

Gambar 5

a. Lukis histeresis yang terjadi


pada hubungan antara VO dan Vi. b. Andaikan ada isyarat masukan berbentuk sinisoida dengan amplitude 9 V. lukiskan bentuk isyarat keluarannya.

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Penyelesaian

a. Bentuk histeresis antara VO dan Vi Vi 7V 5V 3V -V o + CC VoVCC


Gambar 6

b. Gambar 7

-12V +12V t Vo 05V 3V 7V 9V

Contoh 2

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Perhatikan rangkaian berikut Gambar 8

10 5R -+ Vo R RVCC 1 3 2 VCC 10 R

10 R

+ VCC

Vi

R1

5v

a. Tentukan VO maks dan VO min. b. Tentukan nilai Vi yang membuat VO = V maks. c. Tentukan nilai Vi yang membuat VO = V min.
d. Lukis bentuk isyarat keluaran kalau ada isyarat periodok dengan amplitude lebih dari 5 V Penyelesaian

a. VO maks = + 5 V
VO min = - 5 V

b. VO = VO maks =+ 5 V apabila Va > Vb atau Va > 0 Va=VOmaks-ViR1+R2R1+Vi


183

ELEKTRONIKA DASAR 2

Va > 0 apabila

V0maksR1R1+R2-ViR1R1+R2+Vi(R1+R2)R1+R2>0
Atau VO maks R1R1+R2+ViR2R1+R2>0> Atau Vi > -R1R2VO maks= -5 V

c. VO min =- 5 V apabila Va < Vb atau Va < 0


Dalam hal ini Va=-(Vi-VOmin)R1R1+R2+Vi

V t -5V 0o +5V Vi

Va=VOR1R1+R2+R2R1+R2Vi<0
Atau Vi<R1R2VOmin=--5 V=+5 V Gambar 9

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Vo A1 R2=1R -10V +10V Vi =1 Vs=Vsp.cos wt R


-

4.3.2 Latihan 3

Untuk soal-soal nomor 1 hinggan nomor 3 gunakan ganbar 10 Gambar 10 +

1. Rangkaian diatas adalah a. Suatu penguat dengan penguatan 9 kali. b. Suatu penguat dengan penguatan 10 kali. c. Mempunyai isyarat keluaran berbentuk persegi. d. Mempunyai isyarat keluaran berbentuk segitiga.

1. Mempunyai dua ambang V1 dan V2 a. V1 = 0 dan V2= +9 b. V1 = -9 dan V2= +9 c. V1 = -1 dan V2= +1 d. V1 = 0 dan V2= +1

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Vi 2V 4,5V -10V 0 +10V Vo

1. Kalau diinginkan agar terjadi histeresis seperti pada gambar 11, maka A harus dilepas dari tanah dan diberi tegangan sebesar Gambar 11

a.

10 V

b. 9 V c. 6 V d. 5 V

Va 0V -V +V Vo -10 +10V Vi Vs Rs V

1. Pada
berikut

rangkaian lebar

histeresis dan adalah Gambar 12 ambang +

V
a

tegangan

a. V = 20 V b. V = 0 V c. V = 10 V

V a= 0 V V a= 0 V V a= 10 V

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

d. V = 0 V
1. Pada rangkaian berikut

V a= 10 V

Vo 2R 1R 20R 100R -12V 12V Vs=Vp cos wt Vs Rs

Gambar 13

VO mempunyai bentuk dan nilai tegangan puncak ke puncak sebagai berikut:

a. Sinusoida, Vpp= 24 V b. Persegi, Vpp= 24 V c. Sinusoida, Vpp= 16 V d. persegi, Vpp= 16 V


Jelas bahwa op-amp OA, bekerja sebagai suatu penguat tak membalik dengan penguatan sama dengan satu. Transistor Q dipasang agar rangkaian mampu menyampaikan arus I0 yang besar. Untuk rangkaian di atas, tegangan keluaran adalah

V0=R'VRVVref
Suatu rangkaian nyata yang menggunakan prinsip di atas adalah seperti pada

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

Vcc

+1 8

R1 1K2 R ref

3 2 12 V R2 10 K RV

+ -

7 4

71 4

Q1 : 2N3 0 74

+ C1 10 F 15 V

-9 V

R3 1K2

V0 :0-1 V 2

Gambar 2 Perhatikan bahwa sebagai rangkaian acuan digunakan dioda zener. Pembagi tegangan R2 tak terbebani oleh op-amp sebab arus masukan op-amp amatlah kecil. Kapasitor C1 digunakan untuk menghilangkan tegangan riak. Perhatikan bahwa suatu tegangan op-amp adalah antara -9V dan +18V. Catu negatif diperlukan agar pada masukan OV transistor di dalam op-amp 741 dapat bekerja. Bentuk pengatur tegangan yang kedua adlah sebagai penguat tak membalik dengan kekuatan tak sama dengan satu. Prinsip kerja rangkaian adalah seperti pada gambar

+Vcc

R1 Vref V0

R2

Gambar 3

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Jelas bahwa tegangan keluaran

V0=1+R1R2Vref
Ini berarti bahwa V0 tak mungkin kurang dari Vref Suatu contoh rangkaian praktis yang menggunakan prinsip di atas adalah pada gambar 4.
+40-45 V R1 1K

R2 10K 3 2 R3 3K9 2D 2 6,8 V + 7 4 Q3 2D1 33V R9 2N3704 0.6 V R6 10K


V0=3-30V 0-1A

Q2

R5 470 Q1

2N3055 Q2

R4 2K7 R7 470

R8 1K

Gambar 4 Pada rangkaian ini dioda zener ZD1 digunakan untuk memberi catupada opamp, sedang dioda zener ZD2 adalah untuk menghasilkan tegangan acuan setelah diperkecil lagi oleh pembagi tegangan R3 dan R4. Transistor Q3 digunakan sebagai pelindung terhadap transistor Q2. Jika aru keluaran adalah I0 maka akan terbentuk beda tegangan sebesar I0R9 antara basis dan emitor Q3. Jika I0R9 > 0,6 V maka transistor Q3 akan saturasi, sehingga transistor Q1 tak dapat arus basis sehingga terputus. Akibatnya tegangan keluaran akan turun oleh karena arus harus melalui transistortransistor yang ada dalam keadaan terputus.

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.3.1.3 Pengatur Arus Tetap Pada pemakaian tertentu kita memerlukan sumber arus tetap. Suatu contoh adalah pada rangkaian termometer elektronik yang telah kita bahas terdahulu. Penggunaan lain adalah untuk mengukur hambatan untuk membangkitkan medan magnet, untuk membuat agar motor kaset atau motor yang lain berputar dengan kecepatan tetap. Secara prinsip kerja satu bentuk rangkaian sumber arus tetap adalah seperti pada gambar 5

Gambar 5 Karena kedua masukan op-amp terhubung singkat maya maka tegangan pada titik a adalah sama dengan tegangan masukan, yaitu :

Va = R1 I0 = Vi
Sehingga I0 = ViR1 Rangkaian pada gambar 5 menyedot arus melalui beban. Rangkaian pada gambar 6 menghasilkan arus melalui hambatan beban. Gambar 6

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Karena tegangan pada titik a adalah sama dengan V1 maka arus

I0 = Vcc-VaR1 = Vcc-V1R1
Rangkaian ini merupakan sumber arus tetap karena nilai arus I0 tak bergantung pada hambatan beban (R2) yang di pasang 4.3.2 Latihan 3 1) 2) pada gambar 2, tentukan arus yang mengalir pada dioda zener pada gambar 2, jika pengusap RV tepat ada di tengah dan arus panjar masukan 741 adalah 1 MA, tentukan tegangan pada masukan op-amp dengan memperhatikan pembebanan oleh op-amp 3) 4) 5) 6) pada gambar 2, jika arus keluaran adalah 100 mA berapa daya yang hilang pada transistor jika pengusap RV tepat di tengah? pada gambar 4 apa yang harus di lakukan agar batas bawah tegangan keluaran menjadi 1,5V? pada gambar 4, jika R6 tepat ditengah dan R8 = 0 , tentukan tegangan keluaran ? pada gambar 5, andaikan R1 = 100 , dan Vi = 5V, dan R1 = 10, dan Vcc = 60V. Tentukan :

a. Arus Ic b. VCE
c. Daya disipasi pada transistor Q. Kunci Jawaban Latihan 3 1) Arus yang mengalir pada dioda zener adalah

IZ = VCC- VrefR1= 18 V-12 V1 K2=5mA


2) Dengan mengusap RV ada di tengah-tengah, maka rangkaian dioda zener menjadi

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

Vcc =18V

Vcc =18V

RV 1 5K

Vref 1A + -

RV2 5K

(a)

R 0 =RV1 //RV2 =2,5 k 6V+ Vi 1A

(b)

a. Rangkaian dioda Zener b. Rangkaian Thevelin Vi = Th R0 I = 6 V (2,5 x 103 ) (10-6A) = 6 V 2,5 x 10-3 = 5,9975 V 3) jika arus keluaran adalah 100 mA berapa daya hilang pada transistor Q1 Dengan pengusap RV tepat di tengah maka No = 6 V0 = Ve VCE = Vcc VE = 6 V Dengan arus keluaran Io = Ic = 100 mA Maka daya disipasi adalah P = Io VCE = 0,6 watt = 600 mW

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

4) pada gambar 4 agar batas bawah tegangan keluaran menjadi 1,5 V maka masukkan op-amp juga harus 1,5 V. Yaitu R4R3+R4 VZD2=1,5 V Andaikan R3 = 3 k9 maka R4 . VZD2 = (1,5) (R3 + R4) R4 x 6,8 = 1,5 R3 + 1,5 R4 R4 x 5,3 = 1,5 R3

R4=1,5R35,3=1,55,33k9=1,1k
Jadi agar batas bawah menjadi 1,5 V ganti R4 dengan nilai kira-kira 1,2K 5) pada gambar 4 jika R8 = 0 Maka V0 = R4R3+R4VZD2 X 1 +R61R7-R62 Dengan R61=R62=12R6=500 =2,73,9+2,76,8V x 1+ 10000470 =2,8 x ( 1+5K5K+470 ) = 2,8 x 1x 55,47 = 5,32V 6) a. Arus I0 = V1R1 = 5V0,5 A b. VCE = Vcc I0.RL = 60V (0,5A) (100)=10V c. Daya disipasi pada transistor Pdi5 = I0 . VCE = (0,5) (10V) = 5W 4.2.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang penerapan op-amp untuk pengaturan tegangan dan pengaturan arus. Pengaturan tegangan dengan op-amp ini tak lain adalah penguat tak membalik menggunakan penyangga dengan masukan tegangan dc acuan.penyangga di perlukan guna menompang arus dc keluaran yang besar. Pengatur tegangan pengikut tegangan tak lain adalah penguat tak membalik dengan penguatan satu. Ini tak lain adalah perkembangan dari pengatur tegangan pengikut emitor pada pengatur tegangan distrit (tanpa IC). Pengatur tegangan yang di kenal sebagai pengatur lingkar tertutup (closed loop regulator) tak lain adalah penguat tak membalik dengan masukkan tetap

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

(dc) dan penguatan variabel. Dengan cara ini anda akan mudah mempelajari kerja rangkaian pengatur tegangan mana saja. Seringkali diperlukan sumber arus tetap, seperti pada elektromagnet, pada pengukuran hambatan, dan pada pengukuran suhu dengan dioda, untuk menyalakan LED dengan intensitas tetap di 6. Kita telah memahami bagaimana kita membuat sumber arus tetap dengan menggunakan op-amp. Prinsip dasar yang digunakan disini hanyalaj bahwa kedua masukan op-amp selalu ada dalam keadaan hubung tingkat maya.

4.3.4 Tes formatif 3 Unsur soal soal no. 1 s/d no. 5 gunakan gambar 8

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

+30v R1

R2 20mA R3 ZD 10mA 12y ZDz 4,8V R4 1K2 10mA 1K2 + -

470 Q1 R1 Q2 Q3 R5

0,3 IL

R6

10K Vo RL

R7

1k

1) Nilai R1 sesudah ( nilai terdekat ) a. 250


b. 560 c. 750 d. 820 2) Tegangan pada masukan tak membalik adalah : a. 4,8 V b. 3,6 V c. 2,4 V d. 1,2 V

2) Tegangan keluaran V0 adalah :


a. 2,4 V b. 4,8 V c. 2,4 V d. 26,4V

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

2) Jika arus keluar I1 = I A daya di sipasi Q :


a. b. c. d. e. 1,1 W 2,4 W 3,2 W 4,8 W

2) Arus maksimum untuk repulator diatas adalah : a. 0,3 A b. 0,6 A c. 1 A d. 2 A

Untuk soal no 6 hingga no. 8 gunakan gambar 9.

+12v

R1

RL 20k

10

R2

10k

R3

50

gambar 9 2) Tegangan pada emisator transistor Q adalah : a. 1 V b. 2 V c. 3 V d. 4 V

183

ELEKTRONIKA DASAR 2

2) Arus yang mengalir pada R1 adalah :


a. 40 mA b. 60mA c. 80mA d. 100mA 2) Daya di sipasi pada transistor Q adalah: a. b. 8 W c. 10 W d. 3,60 W e. 5,76 W

4.3.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 3 yang ada di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini mengetahui tingkat penguasaan anda dalam kegiatan belajar 3. Rumus :

Tingkat penguasaan=jumlah jawaban anda yang benar8 X 100%


Arti tingkat penguasaan yang anda capai 90% 80% 70% s/d s/d s/d 100% 89% 79% = baik sekali = baik = cukup = kurang tingkat penguasaan 80% ke atas anda

< 69% Kalau anda

mencapai

dapatnmelanjutkan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi kalau nilai anda dibawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 3.

184

ELEKTRONIKA DASAR 2

5. Kunci Jawaban Tes Formatif 5.1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1) a Keterangan : Penguat dengan hambatan keluaran amat besar bersifat sebagai sumber arus tetap. 2) b Keterangan : fbias 25 kHz digunakan untuk mengurangi cacat karena lengkung B(H) pada bahan magnet pada pita tidak linier. 3) d Rin = 1 M 4) d Pada frekuensi tinggi sekali C mempunyai reactansi amat kecil sehingga penyusutan adalah :

Av=1+R2R3// R4
5) b pada frekuensi rendah C terbuka ( tak dilengkapi arus isyarat ), maka penyusutan

Av=1+R2R3 =148
6) a

Av=R5R1 =600 K600 K=1


7) d R1 = R1 = 600 K 8) d

Av=R11R9 + P1 =10 R10 K+100 K 0,1


9) c

Av=R14+P3R11 =278

185

ELEKTRONIKA DASAR 2

Sehingga : y = x3 5x + 8

C1 = 6 C2 = -2
4) y'=2x-6x2+C1 y= x2-2x2+ C1x+ C2 Melalui 2, -2: 2 C1 + C2 = 10

1, 3: C1 + C2= 4
y = x 2x3 + 6x 2 5) y = ex + c melalui ( 0,4 ), 4 = e0 + c c = 3 y = ex + 3 4.4.3 Rangkuman
2

Integrasi dengan mengubah variabel

fx dx , jika diumpamakan x = (t), maka fx dx= f t . '(t) dt


Biasanya lebih mudah mengumpamakan t = (x) 4.4.4 Tes Formatif 4

1) sec2x2 tg x2 dx=? a. tg2 x2+ c b. 2tg2 x2+ c c. 122tg2 + c d. 142tg2 x2 + c


e. Semua jawaban benar 3) d tegangan keluaran V0

V0=1+R2R3 R4R3+ R4 VZD2 V0=2,68 V


4) c

186

ELEKTRONIKA DASAR 2

VCE = 30 V 26,8 V = 3,2 V IC = 1A Pdiss = VCE IC = 3,2 W 5) d

I0,mak=0,6R5= 0,60,3=2A
6) d keterangan

VE=R2R1 + R2 X 12 V= 10 K10 K+20 K X 12V=4 V


7) c

I=VE R3= 4V 50=80 mA


8) d keterangan Pdiss = VCE IC VCE = VCC I R2 - VE = 12 V ( 80 mA ) (10) 4V = 12 V 0,8 V 4 V = 7,2 V Pdiss= (7,2 V) (80 mA) = 5,76 w.

5. referensi Dennis Bohn, Audio Handbook, National Semi Conductor Coorporation, 1980. __________, Elector : 301 Circuits Sutrisno, Elektronika ; Dasar Dasar dan Penerapanya , Penerbit ITB (akan terbit).

187

You might also like