You are on page 1of 22

JARINGAN PADA SISTEM SYARAF DAN HORMON

Pelaksanaan Asistensi

: Senin, 13 April 2009 : Drs. Saikhu Akhmad Husein, M.Kes.

Nama Kelompok:

Thieara Ramadanika Yudhistira Suryanto M. Taufiq Bachrowi Putra Arifianda Masta

(080810281) (080810285) (080810719) (080810727)

Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Jaringan syaraf dan hormon


I. TUJUAN Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan membandingkan struktur sel pada jaringan syaraf dan kelenjar hormon yang terdapat pada hewan dan manusia. II. DASAR TEORI Jaringan syaraf merupakan jaringan yang terspesialisasi, untuk mampu bereaksi terhadap stimuli dan mengantarkannya dari bagian tubuh yang satu ke tubuh yang lainnya. Secara anatomi sistem syaraf dibagi atas sistem syaraf pusat (SSP) dan sistem syaraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak (ccerebrum dan cerebellum) serta sumsum tulang belakang (medulla spinalis), sedangkan SST terdiri atas serabut syaraf dan gangglion. Secara struktural jaringan syaraf tersusun atas sel syaraf (neuron) yang merupakan unut fungsional dari jaringan syaraf, dan sel-sel glia (neuroglia) yang merupakan penyokong, pemberi nutrisi dan pelindung neuron. Neuron dapat dibedakan atas bagiang-bbagian badan sel (perikarion), dendrit dan akson (prosesus sel) perikarion dapat berbentuk bulat, lonjong, bersudut-sudt dengan ukuran yang beragam, tetapi intinya selalu berukuran relatif besar di banding ukuran perikarion. Jaringan pada sistem syaraf pusat dapat dibagi menjadi bagian abu-abu (substansia grisea/ gray matter) dan bagian putih (substansia alba / white matter). Bagian abu-abu banyak mengandung perikarion, sedangkan bagian putih banyak mengandung serabut syaraf atau akson yang bermielin. Pada otak substansia griseberada pada lapisan luar sedangkan pada medulla spinalis sebaliknya. Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme dan tingkah laku organisme. Sistem hormon terdiri atas berbagai sel dan kelenjar yang mensekresikan hormon ke aliran darah. Salah satu kelenjar hormon adalah pankreas. Pankreas merupakan campuran antara kelenjar hormon atau endokrin (pulaupulau langerhans) dan kelenjar pencernaan atau eksokrin (sel-sel acinus). Sel-sel acinus dari kelenjar pankreas tersusun atas sel-sel serous nirip dengan kelenjar parotis yang dalam perwarnaan HE berwarna biru tua sedangkan pulau-pulau langerhans dalam pewarnaan HE berwarna pucat kemerahan dan tersusun atas sel alpha dan sel beta. Sel-sel alpha berperan menghasilkan glukagon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar gula darah sedangkan sel-sel beta pankreas berperan untuk menghasilkan insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah. Kekurangan hormon insulin dapat mmenyebabkan penyakit diabetes melitus atau kencing manis.

III.

ALAT DAN BAHAN Preparat Cerebrum Preparat Cerebellum Preparat Medulla spinalis Preparat Pankreas Kertas Tissue Kertas pembersih lensa Mikroskop cahaya

IV.

CARA KERJA Sediakan preparat awetan dibawah mikroskop cahaya, untuk mencegah preparat tidak pecah, usahakan mengamati dengan lensa obyektif lemah terlebih dahulu (4X) , setelah didapatkan fokus yang tepat baru saudara putar lensa obyektif denagn perbesaran yang lebih kuat (10X dan 40X) hindari penggunaan obyektif 100X, kecuali atas bimbingan dosen atau asdos. Gambarlah masing-masing preparat yang saudara amati pada hasil kerja, berilah keterangan gambar dan jangan lupa mencamtumkan pada perbesaran berapa pengamatan saudara lakukan.

V. 1.

HASIL PENGAMATAN Sediakan bahan praktikum berupa sediaan awetan / permanen : Keterangan Foto : A. Awetan Pankreas dan Medulla Spinali B. Awetan Medulla Spinalis C. Awetan Cerebrum & Cerebelum

2.

Siapkan Mikroskop Cahaya untuk mengamati awetan.

3.

Sediakan preparat awetan di bawah mikroskop cahaya. Amati dan gambarlah masing masing preparat yang di amati pada hasil kerja.

4.

Hasil pengamatan Mikroskop struktur Sel Syaraf pada Cerebrum (Perbesaran 400X)

5.

Hasil pengamatan Mikroskop struktur Sel Syaraf pada Cerebellum (Perbesaran 400X)

6.

Hasil pengamatan Mikroskop struktur Sel Syaraf pada Medulla Spinalis (Perbesaran 400X)

Keterangan Foto : Gray Matter (Substansia Grisea) White Matter (Substansia Alba)

7.

Hasil pengamatan Mikroskop struktur Kelenjar Acinus dan Pulau pulau Langerhans pada Pankreas (Perbesaran 400X) a. Struktur Pankreas

b. Pulau Pulau Langerhans

c. Sel Sel Acinus

Hasil Pengamatan ( Gambar Manual ) : I. Gambar struktur sel syaraf pada cerebrum (perbesaran 400x) Keterangan :

II.

Gambar struktur sel syaraf pada cerebellum (perbesaran 400x) Keterangan :

III.

Gambar struktur sel syaraf pada medulla spinalis (perbesaran 400x) Keterangan :

IV.

Gambar struktur kelenjar Acinus dan pulau-pulau Langerhans pada pankreas (perbesaran 400x) Keterangan :

VI.

DISKUSI 1. Apakah perbedaan pokok antara jaringan syaraf pada cerebrum dan medula spinalis? Perbedaan yang pokok antara jaringan ssyaraf cerebrum dan medulla spinalis adalah letak dari substansia gresia / grey matterdan substansia alba/white matter. Pada cerebrum, grey matter terletak pada permukan dari cerebral contex, sedangkan pada medulla spinalis terletak masuk ke dalam. Pada cerebrum, white matter terletak pada bagian dalam, sedangkan pada medulla spinalis sebaliknya

2. Apakah perbedaan dan persamaan antara jaringan pada kelenjar Acinus dengan kelenjar pada pulau pulau Langerhans ?? Perbedaan Kelenjar Acinus berfungsi untuk menghasilkan enzim pada proses pencernaan makanan yang ada di lambung.

Kelenjar pada pulau pulau langerhans berfungsi untuk mengekskresikan glkukagon dan insulin selama lambung dalam keadaan kosong ( tidak kemasukan makanan ) dan juga mempengaruhi peredaran glikosa dalam darah pada tubuh manusia.

Persamaan Kelenjar Acinus dan kelenjar pulau pulau langerhans sama sama terletak dalam pangkreas dan berperan dalam pembatasan epitel lambung dan usus.

VII.

PEMBAHASAN Secara anatomis, sistem saraf dapat dibagi menjadi dua bagian susunan saraf pusat ( ssp ), terdiri dari otak, dan medula spinalis yang berlokasi di kranium dan kanalis vertebralis ( jadi dilindungi oleh tulang ), dan susunan saraf tepi ( sst ), yang meliputi semua jaringan saraf yang lain. Susunan saraf pusat menerima semua rangsangan saraf berasal dari luar tubuh ( eksteroseptif ) dan semua impuls impuls saraf dari tubuh ( interoseptif ) dan bertindak sebagai pusat integrasi dan komunikasi. Sistem saraf tepi ( perifer )melayani hubungan antara semua jaringan jaringan dan organ organ lain dengan sistem saraf pusat. Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi bagian bagian somatik dan otonom, yang masing masing terdiri atas bagian pusat dan bagian tepi ( perifer ). Sistem saraf sendiri adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama yaitu

Input sensorik Sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor, yang terletak di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral).

Antivitas Integratif. Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa terjadi. Output motorik. Input dari otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor. Sistem saraf pusat adalah sistem saraf yang mengandung pusat pengelola rangsang saraf, rangsang ini setelah ditafsirkan dapat disimpan atau diteruskan ke sistem saraf tepi untuk menimbulkan tanggapan. Sistem saraf pusat dibedakan tiga pusat : Cerebrum, Cerebellum dan Medulla spinalis. Jaringan pada Sistem Syaraf Pusat ( SSP ) dibagi menjadi Substansi Putih dan Kelabu ( White Matter dan Gray Matter).Kedua substansia ini terlihat pada potongan melintang Cerebrum, Cerebellum, dan medulla spinalis. Perbedaan warna ini disebabkan karana distribusi myelin yang berbeda. Komponen utama dari substansia putih adalah akson yang bermielin dan oligodendrosit yang memproduksi myelin, dan tidak mengandung badan sel neuron. Substansia kelabu mengandung badan sel neuron, dendrite dan bagian awal dari akson dan sel glia yang tidak bermielin, merupakan daerah timbulnya sinaps. Substansia kelabu biasanya berada pada permukaan Cerebrum dan Cerebelum, membentuk korteks Cerebral dan Cerebelar, sedangkan substansia putih berada pada daerah yang lebih sentral. Kumpulan nadan sel neuron yang membentuk pulau-pulau substansia kelabu yang dikelilingi oleh substansia putih disebut nuclei. Pada korteks Cerebri, substansia kelabu terdiri atas enam lapis sel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Neuron-neuron pada beberapa tempat di korteks Cerebri mengatur implus aferen (sensorik), dan di tempat lain neuron

eferen (motorik) mengaktifkan implus motorik yang mengatur pergerakan volunteer. Korteks serebri memiliki tiga lapisan : lapisan molekular luar, lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel purkinye besar, dan lapisan granular dalam. Sel-sel purkinye memiliki badan sel yang mencolok dengan dendritnya yang berkembang dengan sempurna sehingga menyerupai kipas. Lapisan granular disusun oleh sel-sel yang sangat kecil yang cenderung merata, berbeda dengan lapisan molecular yang kurang padat sel. Sedangkan pada potongan melintang medulla spinalis substansia putih berada di tepi dan substansia kelabu berada di tengah berbentuk huruf H. Pada palang horizontal huruf H terdapat lubang yang disebut kanal sentral, yang merupakan sisa dari lumen tabung neural embrionik. Kanal itu dilapisi oleh sel ependim. Substansia kelabu pada bagian kaki dari huruf H membentuk kornu anterior. Kornu ini mengandung neuron motorik yang aksonnya membentuk akar ventral dari saraf spinal. Substansia kelabu juga membentuk kornu posterior (bagian lengan dari huruf H), yang menerima serat sensorik dari neuron di ganglion spinal (akar dorsal). Neuron pada medulla spinalis besar dan multipolar. Perbedaan pokok antara Jaringan syaraf pada Cerebrum, Cerebellum, dan medulla Spinalis sebagai berikut : CEREBRUM Di dalam serebrum, substansia grisea terdapat di permukaan berupa korteks serebri dan di tengahnya, di kelilingi substansia alba, sebagai ganglia atau nuklei.Permukaan hemisfer berkelok-kelok, yang berarti memperluas daerah permukaan lipatan-liptan yang menonjol itu disebut grie dengan lekukan lekukan pemisah atau sulsi. Di dalam korteks berisikan sel-sel syaraf, seratserat syaraf, neuroglia dan pembuluh darah. Sebagian besar sel itu berbentuk piramid, bercabang cabang, dan berbentuk fusiformis atau seperti kumparan. Mereka tersusun dari 6 lapisaan diantaranya:

1. Lapisan molekuler, terdiri terutama atas serat-serat yang berasal dari sel-sel lapi lebih dalam, yang berjalan paralel terhadap permukaan , dan sedikit badan sel syaraf tepi 2. Lapis granular luar, terdiri atas badan badan sel syaraf kecil berbentuk segitiga 3. Lapis sel-sel pyramid, terdiri atas sel sel pyramid besar dan banyak sel granula kecil. 4. Lapis granular dalam, terdiri atas sel-sel granula bercabang ( stelata ) halus 5. Lapis pyramid dalam atau lapiosan ganglion, terdiri atas sel-sel piramid besar dan sedang 6. Lapis sel- sel multiform atau polimorf terdiiri atas sel-sel dengan macammacam bentuk Perlu ditegaskan bahwa lapis-lapis itu saling itu berbaur dan bahwa lapislapis itu mengandung neuroglia. Substansia alba di bawah korteks kelabu itu terdiri atas gabungan serat-serat saraf bermielin yang menyebar kesegala arah.

CEREBELLUM Pada cerebelum (otak kecil) substansia grisea serebeli terdapat di

permukaan berupa korteks tipis di atas substansia alba yang terdapat di tengah, tetapi di bagian tengah serebellum terdapat juga kelompok-kelompok kecil sel-sel syaraf. Potongan melalui korteks serebeli memperlihatkan 3 lapisan: 1. Terluar adalah lapisan tipis molekular terdiri atas sedikit sel saraf kecil dan banyak serat saraf tanpa mielin. 2. Lapisan tengah terdiri atas selapis sel-sel besar (sel Purkinje). 3. Paling dalam adalah lapis granular terdiri atas banyak badan sel saraf kecilkecil. Dikorteks terdapat pula ujung-ujung serat mossy dan serat-serat yang naik, yang masuk korteks serebeli dari substansia alba batang otak dan medula

spinalis. Serat-serat mossy itu tebal dan bersinapsis pada sel-sel lapis granular. Serat-serat yang naik melintasi lapis granular dan berakhir pada sel-sel purkinje. Secara fungsional serebelum itu berhubungan dengan gerakan otot rangka, berhubungan dengan koordinasi , sikap tubuh dan keseimbangan .

MEDULA SPINALIS Pada semua tingkatan pada bagian tengah potongan melintang, terlihat suatu daerah berbentuk H yang merupakan substansia grisea terdiri atas sel-sel saraf. Badan sel saraf terletak pada berkelompok di dalam substansia grisea, neuron motorik yang besar-besar terdapat di kornus anterior. Subtansia alba, terbentuk dari serat-serat saraf, mengelilingi substansia grisea dan terbagi atas jalur-jalur memenjang (funikuli). Sel-sel saraf pada subtansia grisea bersifat multipolar. Akson-akson yang berasal dari beberapa diantaranya meninggalkan medula sebagai serat-serat akar ventralis, yang lain menyalurkan aksonnya kedalam substansia; yang lain lagi memiliki akson-akson pendek yang berakhir pada neuron-neuron dekat asalnya, terbatas pada substansia grisea. Substansia alba pada umumnya tidak mengandung badan-badan sel saraf atau dendritdendrit dan terbentuk oleh serat-serat saraf bermielin dan tidak bermielin. Pada permukaan medula terdapat daerah marginal sempit yang hanya diisi selsel glia (neuroglia). Berikut Ini hasil Gambar menurut Literatur : 1. Cerebellum

2.

Medulla Spinalis

3.

Pankreas

Sel Sel Acinus

Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme dan tingkah laku organisme. Sistem hormon terdiri atas berbagai sel dan kelenjar yang mensekresikan hormon ke dalam aliran darah. Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular. Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target. Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya. Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.

Glukagon adalah antagonis dari insulin. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Glukagon diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesisnya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glukagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon).

SKEMA KERJA HORMON INSULIN DAN GLUKAGON Pankreas Pankreas merupakan campuran antara kelenjar hormon/endokrin (pulau-pulau Langerhans) dan kelenjar pencernaan / eksokrin ( sel-sel acinus ). Sel-sel acinus terdiri atas lima sampai delapan sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen

sempit. Enzim pencernaan pankreas disintesis di bagian basal sitoplasma dan berkumpul di dalam saluran RE. Cairan pankreas mengandung enzim proteolitik yaitu tripsin dan kimotripsin yang memecah protein, karboksipeptidase yang memecah peptida dll. Kelenjar hormon (endokrin) pankreas, yaitu pulau Langerhans, tersebar di seluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel-sel pucat dengan banyak pembuluh darah. Pulau-pulau dipisahkan secara tidak sempurna oleh jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di sekitarnya dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau. Pulau langerhans tersusun atas sel alba dan beta. Setiap tipe sel mensekresikan hormon yang berbeda. Sel beta menghasilkan insulin yang bekerja terhadap membran sel (terutama hati dan otot), memudahkan transpor glukosa ke dalam sel sehingga gula darah turun. Sel beta sesungguhnya mensintesis proinsulin, yang dalam aparat Golgi dipecah menjadi insulin dan peptida C. Pelepasan insulin dirangsang oleh kadar gula darah yang rendah. Glukagon menyebabkan pelepasan glukosa (terutama hati) dengan glikogenolisis, jadi menaikkan kadar gula darah. Terutama dapat bukti bahwa sel A juga melepaskan peptida aktif lainnya termasuk adrenokortitoprik (ACTH) dan endorfin atau pendahulunnya.
Tiap pankreas

mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta. Disamping sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja

sebaliknya dari insulin yaitu mengingkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang mengeluarkan somatostatin.

Sel alpha

Sel beta

Anatomi Pankreas Pankreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar setelah hepar. Terdiri atas dua bagian, yaitu: - Kelenjar eksokrin - Kelenjar endokrin Pankreas terdapat retro peritoneal yang melintang dari bagian kanan menyerong ke kiri atas diantara duodenum. Ujung kiri yang disebut cauda pankreatis menempel pada lien. Ukuran pada prang dewasa yaitu: Panjang 2030 cm Berat 60160 cm

Bagian-bagiannya yaitu: Caput pankreatis Corpus pankreatis Caudal pankreatis KELENJAR EKSOKRIN Kelenjar ini terdiri dari gabungan kelenjar acinus yang membentuk lobulus dan digabungkan masing-masing oleh jaringan pengikat longgar yang dilalui oleh pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut dan saluran keluar kelenjar-kelenjarnya. Tiap acinus dibentuk oleh selapis sel yang berbentuk piramidal yang pada bagian basalnya bertumpu pada anyaman retikuler. Bagian puncaknya membatasi lumen membesar berisi sekret. Diantara sel asini tadi terdapat kapiler sekretoris yang bermuara dalam lumen kelenjar. Di daerah basal terlihat gambaran bergaris-garis yang merupakan granular endoplasmik retikulum yang saling beranyaman tampak basofil. Daerah supranuklear

terlihat butir-butir sekresi yang asidofil, butir-butir sekresi ini berisi enzim-enzim proteolitik, lipolitik dan penghancur karbohidrat. Diantara butir-butir terlihat celahcelah yang sebenarnya adalah kompleks golgi. STRUKTUR HALUS Nukleus tampak dibatasi oleh membrana nuklearis yang rangkap dengan di sana-sini terdapat porus nuklearis. Di dalamnya terdapat 12 nukleoli yang jelas dengan di tengah-tengahnya kurang padat (ini yang menyebabkan warna eosinofil pada sediaan biasa)

Pada bagian basal sel asiner terdapat banyak sekali granular endoplasmik retikulum yang berjalan sejajar dan saling berhubungan. Dalam sitoplasma terdapat pula ribosom yang bebas. Riboson tersebut yang menyebabkan warna basofil. Mitokondria tidak begitu banyak terdapat. Sebagian besar terdapat di bagian basal sel di antara granular endoplasmik retikulum. Kompleks golgi terletak di daerah supranuklear yang bermacam bentuknya. Butir sekresi yagn telah terbentuk berkumpul di puncak sel. Butir-butir sekresi ini diliputi membran yang permukaannya halus. SALURAN KELUAR Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel saluran kelenjar yang masuk ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus ternalatus yang kemudian menjadi duktus interlobularis. Duktus interlobularis mempunyai dinding berepitel silindris pendek selapis yang bertumpu pada bagian retikulum di bawahnya. Duktus pankreatikus warsungi merupakan saluran keluar utama pankreas. Duktus ini dimulai dari cauda pankreatis berjalan melintang sepanjang pankreas dan menerima saluran-saluran yang lebih kecil sepanjang perjalanannya. Kadang-kadang saluran utama ini bermuara sendiri di dalam duodenum pada ampula vateri. Sebelah cranial dari duktus ini terdapat duktus accessorius Santorini. Saluran ini mempunyai epitel silindris selapis yang diperkuat oleh jaringan pengikat padat.

VIII.

KESIMPULAN
1. Jaringan syaraf merupakan jaringan yang terspesialisasi maksudnya mampu bereaksi terhadap stimuli dan mengantarkannya dari bagian tubuh yang satu ek bagian tubuh yang lain. Secara anatomi, sistem syaraf di bagi atas sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem syaraf tepi (serabut syaraf dan gangglion) Secara struktural jaringan syaraf tersusun atas sel syaraf (neuron) dan sel-sel glia (neuroglia). Neuron ttersusun atas badan sel (perikarion) , dendrit dan akson (prosesus sel) Jaringan pada sistem syaraf pusat dapat dibagi menjadi bagian abu-abu atau substansia grisea dan bagian putih atua substansia alba. Hormon merupakan zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme dan tingkah laku organisme. Salah satu kelenjar hormon adalah pankreas yang merupakan campuran antara kelenjar hormon dan kelenjar pencernaan.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

IX.

DAFTAR PUSTAKA Cermin dunia Kedokteran, 2007. Acinus. http://id.cerminkedokteran.org/Acinus. Diakses tanggal 17 April 2009 pukul 15.00 Husen, S. A.,dkk, 2009. Petunjuk Praktikum Biologi Medis BIM 201, Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Noorhayati. 2006. Buku Ajar Histologi. http://noorhayati.blogger.id/. Diakses tanggal 17 April 2009 pukul 14.30 Wikipedia, 2008. Hormon. http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon. Diakses tanggal 17 April 2009 pukul 14.00 Wikipedia,2008.sistem saraf pusat.http://wikimedia Diakses tanggal 12 april 2009 pukul 08.00 foundation,inc/31/05.

Team histologi fakultas kedokteran universitas Airlangga, 2008, Buku Histologi Paket I , Surabaya: Laboratorium anatomi histologi fakultas kedokteran universitas Airlangga Surabaya Strete, Dennis PH.D., 1995, A Color Atlas of Histology 1st edition, New York: Library of Congress.

You might also like