You are on page 1of 8

Profil Sumatera Barat Propinsi Sumatera Barat, tempat bermukimnya masyarakat Minangkabau dan tidak berlebihan disebut sebagai

surga yang terakhir. Propinsi ini dikaruniai dengan budaya dan keindahan alamnya yang sulit dicarikan tandingannya. Tidak mengherankan kalau Sumatera Barat telah lama dikenal sebagai daerah tujuan wisata bagi wisatawan. Berikut ini adalah informasi profil mengenai propinsi Sumatera Barat yang berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia: - Nama Provinsi : Sumatra Barat / Sumbar / Sumatera Barat - Tanggal Berdiri : 3 Juli 1958 - Dasar Pendirian : UU No. 61 Tahun 1958 - Ibu Kota : Padang - Luas Wilayah : Kurang lebih 42.297 km2 - Posisi/Letak Geografis : 0 derajad lintang utara - 2 derajat lintang selatan dan 98 derajat - 102 derajat bujur timur - Pulau : Pulau Sumatra - Jumlah Kabupaten : 19 Kabupaten / kota Kawasan Sumatera Barat pada masa lalu merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung. Setelah perjanjian yang dibuat oleh pemuka Adat serta kerabatYang Dipertuan Pagaruyung, dan berakhirnya Perang Padri, kawasan ini menjadi dalam pengawasan Belanda.] Selanjutnya dalam perkembangan adminisitrasi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, daerah ini tergabung

dalam Gouvernement Sumatra's Westkustyang juga mencakup daerah Tapanuli, kemudian tahun 1905 wilayah Tapanuli menjadi Residentie Tapanuli selain Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden. Kemudian di tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, diturunkan statusnya menjadiResidentie Sumatra's Westkust dan di tahun 1935 wilayah Kerinci digabungkan ke dalam Residentie Sumatra's Westkust. Pada masa pendudukan tentara Jepang Residentie Sumatra's Westkust berubah nama menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu serta daerah Bangkinang dikeluarkan masuk ke dalam wilayah Riau Shu Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah Sumatera Barat tergabung dalam provinsi Sumatera yang berpusat di Bukittinggi. Provinsi Sumatera kemudian dipecah menjadi tiga, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sumatera Barat merupakan bagian dari keresidenan di dalam provinsi Sumatera Tengah beserta Riau dan Jambi. Berdasarkan Undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957, Sumatera Tengah kemudian dipecah lagi menjadi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya tergabung dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, residensi Sumatera Barat, digabungkan ke dalam provinsi Jambi sebagai kabupaten tersendiri. Pada awalnya ibukota provinsi baru ini adalah Bukittinggi, namun kemudian dipindahkan ke Padang.

Kondisi dan sumber daya alam -Geografi Sumatera Barat berada di bagian barat tengah pulau Sumatera, memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk Bukit Barisan membentang dari barat laut ke tenggara. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia dan beberapa puluh kilometer lepas pantai Sumatera Barat termasuk dalam provinsi ini. Sumatera Barat memiliki beberapa danau diantaranya Maninjau (99,5 km), Singkarak (130,1 km), Diatas (31,5 km), Dibawah (Dibaruh) (14,0 km) danTalang (5,0 km). Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di provinsi ini, diantaranya Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Inderagiri (disebut sebagai Batang Kuantandi bagian hulunya), Sungai Kampar dan Batang Hari. Semua sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di provinsi Riau dan Jambi. Sementara sungai-sungai yang bermuara di pantai barat berjarak pendek. Beberapa di antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan. Gunung-gunung di Sumatera Barat adalah Marapi (2.891 m), Sago (2.271 m), Singgalang (2.877 m), Tandikat (2.438 m), Talamau (2.912 m), Talang (2.572 m), Pasaman (2.190 m), Kelabu (2.179 m), Rasan (2.039 m), Mande Rubiah (2.430 m), Tambin (2.271 m), Ambun (2.060 m).

Sumber daya alam Batubara, batu besi, batu galena, timah hitam, seng, manganase, emas, batu kapur (semen), kelapa sawit, kakao, gambir dan perikanan. Ekonomi Secara bertahap perekonomian Sumatera Barat mulai bergerak positif setelah mengalami tekanan akibat dampak gempa bumi tahun 2009 yang melanda kawasan tersebut. Dampak bencana ini terlihat pada triwulan IV-2009, dimana pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,90%. Namun demikian pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan perhitungan sebelumnya yang diperkirakan akan terjadi kontraksi 0,14%. Secara keseluruhan, pada tahun 2009 ekonomi Sumatera Barat tumbuh sebesar 4,16%, lebih baik dibandingkan perkiraan semula sebesar 3,92%. Dan pada triwulan I2010 perekonomian Sumatera Barat diperkirakan akan dapat tumbuh sebesar 3,56% Potensi Wilayah Sumatera Barat Propinsi Sumatera Barat memiliki potensi sumber daya alam yang belum banyak dimanfaatkan. Demikian pula ada potensi pembangunan yang telah dimanfaatkan tetapi belum optimal dikembangkan, antara lain adalah pertanian, pertambangan, industri, dan pariwisata. Potensi pertanian yang tersebar di wilayah Sumatera Barat meliputi pertanian dengan komoditas antara lain kelapa sawit, kopi, karet, kulit manis, dan gambir, sedangkan potensi pertanian lainnya adalah kehutanan, perkebunan, dan perikanan. Potensi perikanan meliputi usaha perikanan darat, tambak, dan perikanan laut di

kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dan sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Propinsi Sumatera Barat memiliki potensi kehutanan yang tersebar di seluruh wilayah daerah tingkat II dengan komoditas antara lain kasiavera, gambir, kayu meranti, dan damar. Di bidang industri, baik yang memanfaatkan hasil hutan dan hasil pertanian seperti antara lain minyak sawit, rotan, dan kulit manis, yang banyak terdapat di Kabupaten Agam, Limapuluh Kota, dan Tanah Datar maupun industri yang memanfaatkan sumber daya alam lainnya serta ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi seperti industri semen di Indarung memiliki potensi untuk dikembangkan. Pariwisata juga merupakan sektor yang amat berpeluang untuk dikembangkan. Sumatera Barat memiliki objek dan daya tarik wisata yang beragam baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah. Wisata alam meliputi panorama Ngarai Sianok di Bukittinggi; pantai di Pantai Padang dan Pantai Bumpus; danau antara lain Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Maninjau dan Danau Singkarak; cagar alam seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS); gunung seperti Gunung Merapi Singgalang; air terjun di Lembah Anai. Wisata budaya meliputi antara lain Pusat Kebudayaan Minang di Padang Panjang; serta wisata sejarah yang meliputi antara lain Gua Jepang di Kabupaten Agam dan Istana Kerajaan Pagaruyung di Batusangkar.

Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat#Kondisi_dan_sumber_ daya_alam http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat#Sejarah http://www.sumbarprov.go.id

You might also like