You are on page 1of 8

ALUR, PROSES dan PERSYARATAN PENGURUSAN IZIN TENAGA KEFARMASIAN SIPA-SIKA

Disusun oleh : Tary Nuryana Ufia Dinata 1041011147 1041011154

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG 2012

I.

Definisi
SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker) adalah surat izin yang diberikan kepada apoteker untuk dapat melaksanakan kegiatan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian. SIKA (Surat Izin Kerja Apoteker) adalah surat izin praktek yang diberikan kepada apoteker untuk dapat melaksanakan kegiatan kefarmasian produksi atau fasilitas distribusi atau penyaluran. pada fasilitas

II.

Izin praktek dan izin kerja Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja. Surat izin berupa: 1. SIPA bagi Apoteker penanggung jawab pada fasilitas pelayanan kefarmasian SIPA bagi Apoteker penanggung jawab hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas kefarmasian. SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian berupa puskesmas dapat menjadi Apoteker pendamping di luar jam kerja. 2. SIPA bagi Apoteker pendamping pada fasilitas pelayanan kefarmasian SIPA bagi Apoteker pendamping dapat diberikan paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian. Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker Pendamping harus dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk tempat kefarmasian pertama,kedua atau ketiga. 3. SIKA bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran SIKA hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas kefarmasian.

4. SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian SIKTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas kefarmasian. Masa berlaku STRA, SIPA, SIKA diberikan berdasarkan tanggal kelahiran Apoteker.

Masa berlaku SIPA, SIKA, atau SIKTTK : a. STRA atau STRTTK masih berlaku; dan b. Tempat praktik / bekerja masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIPA, SIKA, atau SIKTTK.

III.

Alur pengurusan izin tenaga kefarmasian tentang SIPA-SIKA

Apoteker yang telah memiliki STRA

Surat Rekomendasi

Organisasi Orofesi

Persyaratan

Dinas kesehatan kabupaten atau kota

20 hari

SIPA

SIKA

APOTEK

RS

PUSKESMAS

INDUSTRI

PBF

GUDANG FARMASI

Keterangan:

1. Apoteker baru ataupun lama yang telah memiliki STRA dan bekerja pada tempat kerja tenaga kefarmasian WAJIB memiliki SIPA atau SIKA sesuai Permenkes No. 889 Tahun 2011 Pasal 21. 2. Apoteker tersebut mengajukan permohonan Surat Rekomendasi kepada Organisasi Profesi.
3. Permohonan SIPA atau SIKA diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten atau Kota dengan menggunakan Formulir 6 serta melampirkan persayaratan : a. Fotokopi STRA yang telah dilegalisir oleh KFN.
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat

keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/penyaluran.
c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi. d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3 x 4

sebanyak 2 (dua) lembar.


4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota menerbitkan SIPA atau SIKA

paling lama 20 hari kerja sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap dengan menggunakan Formulir 7 atau Formulir 8.

IV.

Pencabutan SIPA-SIKA
Pencabutan SIPA atau SIKA dilakukan bila : a. Atas permintaan yang bersangkutan. b. STRA tidak berlaku lagi. c. Yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum dalam surat izin.

d. Yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan pembinaan dan pengawasan dan ditetapkan dengan surat keterangan dokter. e. Melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian berdasarkan rekomendasi KFN. f. Melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan dengan putusan pengadilanPencabutan dikirimkan kepada pemilik SIPA/SIKA dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Organisasi Profesi. g. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian SIPA/SIKA serta pencabutannya setiap 3 bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. h. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi wajib melaporkan Rekapitulasi pemberian SIPA/ SIKA serta pencabutannya setiap 6 bulan sekali kepada Direktur Jenderal

V.

Lampiran 1. Formulir 6

2. Formulir 7

3. Formulir 8

You might also like