You are on page 1of 14

RAGAM BAHASA

Makalah ini di susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester 4

Disusun oleh : Riana Maharani Asti aliani Dwi Ariyanti Kurniasih Rina yulianti (1110046200002) (1110046200010) (1110046200019) (1110046200020) (1110046200032)

JURUSAN ASURANSI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanya bagi Allah Azza wa Jalla, Sang Pencipta dan Pengatur langit dan bumi, serta diantara keduanya. Semoga salam dan salawat selalu dilimpahkan kepada Muhammad Rasulallah saw, yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia, sebagai penerang bagi seluruh mahluk agar mau berjalan di jalan Allah taala. Alhamdulliah setelah berusaha akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang merupakan salah satu tugas mata Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini kami sajikan beberapa pembahasan mengenai ragam bahasa. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak terlepas dari banyak dukungan yang kami terima, karena itu kami ucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan yang besar bagi kami, kepada dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang telah membimbing kami, kepada teman-teman mahasiswa jurusan asuransi syariah yang memberikan semangat. Penyususn juga minta maaf karena dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang belum,m bisa kami sempurnakan. Dan harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat dan tujuan penulispun bisa tercapai.

Jakarta, maret 2012

Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5 2.1 Pengertian Ragam Bahasa...................................................................................................5 2.2 Macam-macam Ragam Bahasa...........................................................................................5 2.3 Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku................................................................................8 2.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.......................................................................10 2.5 Contoh Ragam Bahasa.......................................................................................................11 BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam kenyataan di masyarakat terdapat bermacam-macam pemakaian bahasa. Tidak disadari oleh kebanyakan orang. Akibatnya, timbul anggapan pemakaian bahasa Indonesia tidak memuaskan, terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa, bahkan dikalangan guru dan cendekiawan. Ada bermacam-macam fungsi bahasa. Salah satu fungsi bahasa itu adalah sebagai alat komunikasi yang efektif antar manusia. Tujuan utama pembahasan ini adalah untuk memberikan dasar-dasar kemahiran berbahasa Indonesia. Dalam berbagai situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicaraan kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Tentu saja, pada tiap-tiap situasi komunikasi yang dihadapi dipilih salah satu dari sejumlah variasi pemakaian bahasa. Untuk itu, dalam pembahasan ini kami membicarakan ragam bahasa Indonesia agar kita. Dapat membedakan bermacam pemakaian bahasa Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ragam Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif atarmanusia. Dalam berbagai macam situasi, bahasa dapat dimanaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicaraan kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Tentu saja, dalam setiap situasi komunikasi yang dihadapi dipilih salah satu dari sejumlah variasi pemakaian bahasa. 1. Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Factor pembicara, pendengar pokok pembicaraan, tempat dan suasana pembicaraan berpengaruh pada seseorang dalam memilih variasi bahasa. Istilah yang dipergunakan untuk menunjuk salah satu dari sekian variasi pemakaian bahasa disebut ragam bahasa.2 Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Bebeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, gaya, atau berbagai variasi sosiolingusitik lain, termasuk variasi bahsa baku itu sendiri.3 Variasi di tingkat lenksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tikat formalita tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

2.2 Macam-macam Ragam Bahasa Mengingat fungsi dan situasi yang berbeda-beda dalam setiap komunikasi antarmanusia, maka tersedia bermacam-macam ragam bahasa. Diantaranya yaitu : 1. Dari segi pembicara/ penulis a. Ragam daerah Sebagaimana kita ketahui, bahasa Indonesia tersebar luas ke seluruh Nusantara. Bahasa Indonesia yang digunakan di suatu daerah berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di daerah lain. Penggunaan bahasa yang berbeda-beda karena perbedaan daerah seperti itu disebut ragam daerah atau (istiah yang telah lama dikenal) disebut logat. Logat yang paling menonjol/tampak yang mudah
1 2

Sugihastuti, Rona bahasa dan sastra Indonesia, hal. 121 Idem, 122 3 Gani, Ramlan A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (jakarta : FITK PRESS), hal 4

diamati ialah lafal. Logat bahsa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota seperti mBandung, mBanyuwangi. Logat bahasa Indonesia orang Bali dan Aceh akan tampak dalam realisasi pelafalan /t/ sebagai retrofleks, seperti tampak pada kata thethapi, canthik, ithu, dan kitha.4 Perbedaan Logat bahasa Indonesia antara daerah yang satu dan daerah yang lain biasanya dapat diterima atau tidak dipermasalahkan selama bahasa yang digunakan itu dapat dipahami dan tidak mengganggu kelancaran komunikasi.

b.

Ragam bahasa pendidikan Ragam bahasa ditinjau dari segi pendidikan pembicara/ penulis dapat dibedakan menjadi ragam cendekiawan dan ragam noncendekiawan. Pembedaan ini didasaekan pada tingkat pendidikan formal dan nonformal pembicara/ penulis. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang yang berasal dari bahasa asing, misalnya pidio (video), pilem(film), komplek (kompleks), pajar (fajar), dan pitamin (vitamin). Ragam bahasa yang dituturkan oleh kelompok penutur berpendidikan memiliki ciri keterpeliharaan. Ragam bahasa itulah yang digunakan dalam dunia pendidikan. Lembaga pemerintahaan, media massa, ilmu, dan teknologi. Ragam bahasa itu memiliki prestise yang tinggi. c. Ragam bahasa ditinjau dari sikap Ragam bahasa ditunjau dari sikap pembicara/ penulis bergantung kepada sikap terhadaap lawan komunikasi. Ragam ini dipengaruhi oleh antara lain pokok pembicaraan, tujuan dan arah pembicaraan, sikap pembicara dan sebagainya. Segi inilah yang membedakan raga mini menjadi ragam resmi dan nonresmi.

2. Dari segi pemakaiannya a. Ragam bahasa menurut pokok persoalan Dilihat dari pokok persoalaan yang dibicarakan,ragam bahasa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Sehari-hari,kita bergerak di dalam bermacam-macam lingkungan masyarakat. Di lingkungan masyarakat yang berbeda terdapat
4

Sugono, dendy., Mahir Berbahasa Indoneia dengan Benar, hal. 13

penggunaan bahasa yang berbeda. Misalnya, bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahsa yang digunakan dalam lingkungan olahraga, hukum, bidang tersebut. Variasi dalam bidang tata bahasa sebenernya juga tampak dalam ragam bahasa menurut pokok persoalan tersebut. Kita dapat mengenali kalimat-kalimat dalam khotbah/doa, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam undangundang, dan kalimat-kalimat dalam sastra. b. Ragam bahasa ditinjau dari segi sarananya Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, penggunaan bahasa dapat dibedakan dalam dua macam ragam bahasa, yaitu : Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis atau politik. Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/istilah/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang-

Bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya dinamakan ragam bahasa tulis.

Tata bahasa Kosa kata

Pada bagan itu terlihat bahwa bahasa ragam lisan mencakup aspek lafal, tata bahasa (bentuk kata dan susunan kalimat), dan kosakata. Sedangkan ejaan merupakan aspek pembeda ragam bahasa tulis dari ragam bahasa lisan. Jadi dalam

ragam bahasa lisan,kita berurusan dengan lafal,dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisaan (ejaan). Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa dalam ragam bahasa lisan, penutur (pembicara) dapat memanfaatkan peragaan (dramatisasi), seperti gerak tangan, air muka, tinggi rendah suara atau tekanan, untuk membantu kepahaman pengungkapan diri, ide, gagasan, pengalaman, sikap, dan rasa, sedangkan dalam ragam bahasa tulis,peragaan seperti itu tidak dapat digambarkan/dilambangkan dengan tulisan c. Gangguan campuran Ragam bahasa dalam pemakaiannya, sering terjadi gangguan campuran unsure (kosakata misalnya) daerah maupun asing. Anatara bahasa daerah Indonesia terjadi kontak aktif yang mempengaruhi perkembangan kosakata, demikian juga pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang terpengaruh karena gangguan percampuran unsure-unsur itu mendorong pembicara/ penulis bersikap bijaksana dalam memilih.

Dilihat ari berbagai segi, terlihat bahwa ada berbagai ragam bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya. Semua ragam bahasa itu termasuk ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi, tidak semua ragam bahasa termasuk ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2.3 Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku a. pengertian ragam baku dan tidak baku Sesuai dengan fungsi bahasa Indonesia, tidak mengherankan bila bahasa Indonesia terdiri dari berbagai dialek; berdasaarkan sarananya disapati ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis; berdasarkan bidang penggunaaannya didapati ragam bahasa ilmu, ragam bahasa sastra, ragam bahasa surat kabar, ragam bahasa undang-undang, dan lain-lain; dan berdasarkan suasana penggunaannya bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi dua ragam bahasa, yaitu bahasa resmi dan bahasa tidak resmi (santai). Ragam bahasa baku disebut juga sebagai ragam bahasa ilmu. Ragam bahasa ilmu dapat dijelaskan sebagai suatu ragam bahasa yang tidak termasuk dialek, yang dalam suasana resmi,

baik lisan maupun tulisan, digunakan oleh para cendekiawan untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuannya.5 Dalam hubungannya dengan ragam bahsa tulis baku, ragam bahasa itu merupakan hasil penataaan secara cermat oleh penggunaannya sehingga ragam bahasa tulis itu memenuhi kriteria : 1) Jelas (bertalian dengan makna yang terkait dengan unsur-unsur gramatikal ,seperti subjek, predikat ,atau dan objek/keterangan) 2) Tegas (bertalian dengan interprestasi,tidak rancu) 3) Tepat (bertalian dengan pilihan kata/istilah) 4) Lugas (tidak bermajas dan tidak berpanjang-panjang) b. Ciri-ciri ragam baku 1. Baik secara lisan maupun tulis a. Digunakan dalam situasi resmi, seperti surat-menyurat dinas, perundangundangan, karangan ilmiah, laporan penelitian, ceramah ilmiah, pidato kenegaraan, pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati atau orang-orang yang belum atau baru saja dikenal dan sebagainya. b. Ragam bahasa baku tidak diwarnai oleh dialek atau logat tertentu c. Pelafalan dan penulisan kata, frasa, kalimat dan tata bahsa yang tepat menandai ciri-ciri ragam bahasa baku. 2. Baik secara lisan maupun tulis, ragam baku menggunakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam EYD dan pendoman umum pembentukan istilah. 3. Baik secara lisan maupun tulis,ragam baku memenuhi fungsi gramatikal seperti subjek, predikat dan objek secara eksplisit dan lengkap.

Ramlan, M. dkk. 1992. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta : Andi Offset. Dan terdapat dalam Sugihastuti, 2005, Rona Bahasa dan Sastra Indonesia, hal. 134.

2.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Lahirnya konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar pada dasarnya tidak terlepas dari konteks pemakaian bahasa yang beragam-ragam seperti yang telah disebutkan dalam pembahasan sebalumnya. Bahasa Indonesia yang baik dalam hal ini adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan yang benar adalah bahsa Indonesia yang pengguanaanya sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dengan demiikian yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah baha Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan situasi pemakaiannya dan sekaligus sesuai pula dengan kaidah yang berlaku.6 Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa. Kaidah itu meliputi aspek : 1) Tata bunyi (fonologi) 2) Tata bahasa (kata dan kalimat) 3) Kosakata (termasuk istilah) 4) Ejaan 5) Makna7 Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi /f/, /v/, dan (z). Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, fakir (miskin), motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat ,zebra dan izin, bukan pajar, pakir (miskin), motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, sebra, dan ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bunyi. Pelafalan yang benar adalah kompleks, korps, transmigrasi, ekspor, bukan komplek, korps, transmigrasi, dan ekspot. Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya ,bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak. Dari segi kalimat, pernyataan dibawah ini tidak benar karena tidak mengadung subjek. Kalimat mandiri harus mempunyai subjek, predikat atau dan objek/keterangan. Pada aspek kosakata, kata-kata seperti bilang, kasih, entar, dan udah, lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, member, Indonesia yang benar.
6 7

sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa

Mustakim, 1994, Membina Kemahiran Bahasa Indonesia. Sugono, dendy., 2009, Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, hal.22.

Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, hakikat. Dari segi makna,penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna . Jadi , pemggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa. Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Selain itu, bahasa yang baik itu bernakar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita. Kalimat dibawah ini tidak sesuai dengan tata nilai masyarakat Indonesia karena tidak cocok dengan logika penutur bahasa Indonesia. Gadis itu jalan-jalan di sungai. Jadi kalimat tersebut tidak baik bagi penutur bahasa Indonesia walaupun benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Karena walaupun kalimat tersebut memenuhi kaidah bahasa (subjek, predikat, keterangan), tetapi tidak dapat menyampaikan pesan secara efektif karena orang akan bertanya-tanya tentang maksudnya.

Jadi penggunaan bahasa yang benar tergambar dalam penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahsa, kosakata, istilah dan ejaan. Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan/ informasi secara tepat.

2.5 Contoh Ragam Bahasa

Berikut diberikan beberapa contoh ragam bahasa untuk melengkapi penjelasan tentang ragam bahasa di atas, yaitu: a. Ragam Bahasa Lisan Baku Saudara-Saudara , Salah satu lambang kebangsaan kita adalah bahasa Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia harus kita jaga baik-baik dan dengan rasa tanggung jawab yang sebesatbesarnya.

b. Ragam Bahasa Lisan Tak Baku Nenek bikin setumpuk peraturan yang harua gua jalanin. Habis sekolah kagak boleh ke mana-mana. Siang harus istirahat , sore mandi, terus belajar. Jajan es atau gado-gado pun nggak boleh. c. Ragam Bahasa Tulis Baku Dalam suatu penelitian lapangan tidak mungkin seorang peneliti dapat mengamati (observasi) seluruh jumlah subjek yang diteliti. Seorang peneliti yang harus mengamati kehidupan kaum gelandangan di kota tidak mungkin mempunyai waktu dan biaya yang cukup untuk mendatangi semua gelandangan yang ada di kota itu. Ia hanya dapat meneliti beberapa ratus orang di beberapa tempat saja. d. Ragam Bahasa Tulis Tak Baku Konsumen potensial daripada nilai barang dan jasa tidak hanaya dari aspek-aspek fungsional. Konsumen tertarik akan kwalitas artistik serta keindahan barang dan jasa. e. Ragam Bahasa Sastra Hanya berdua. Memang, menurut laporan PBB penghuni bumi sudah berjejalan. Tapi apa salahnya jika keduanya menganggap hanya ada mereka saja selama ini? Perempuan itu segalanya baginya. f. Ragam Bahasa Ilmu Kolestrol adalah senyawa yang termasuk golongan lemak atau lipid. Kolestrol dibutuhkan dalam tubuh antara lain sebagai membuat hormone-hormon kelamin pria ataupun wanita, serta hormon kelenjar anak ginjal yang pentingguna memelihara hidup. g. Ragam Bahasa Jurnalistik Clara Shinta, anak penyiar kondang W.S .Rendra, makin asyik menekuni seni peran. Saya benar-benar sudah kepincut, ujarnya sembari tersenyum .Ternyata darah seni dari kedua orang tuanya tidak bias dibendung. Alumnus STIE Perbanas Jakarta ini makin merasa mendapat kesempatan di tengah perkembanagan stasiun televise swasta beberapa tahun ini. Terus terang, dia tidak membatasi peran yang ditawarkan.

BAB III KESIMPULAN

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Bebeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, gaya, atau berbagai variasi sosiolingusitik lain, termasuk variasi bahsa baku itu sendiri. Macam-macam ragam bahasa dapat dibedakan menjadi : pertama, dari segi pembicara/ penulis, ragam bahasa dapat dirinci berdasarkan (1) daerah, (2) pendidikan, (3) sikap. Kedua, dari segi pemakaiannya ragam bahasa diperinci berdasarkan (1) pokok persoalan, (2) sarana, (3) gangguan campuran. Dilihat dari berbagai segi, terlihat bahwa ada berbagai ragam bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya. Semua ragam bahasa itu termasuk ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi, tidak semua ragam bahasa termasuk ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa yang benar tergambar dalam penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahsa, kosakata, istilah dan ejaan. Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan/ informasi secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, A. (2008). Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Persfektif. Yogyakarta: Tiara Wacana. Gani, R. A. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press. Sugihastuti. (2005). Rona Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugono, D. (2009). Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Mustakim. (1994). Membina Kemahiran Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

You might also like