You are on page 1of 7

Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang

melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.[1] Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsipprinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif.
Toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri (Kamus Besar B.Indonesia Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995). Sedangkan pengertian toleransi sebagai istilah budaya, sosial dan politik, ia adalah simbol kompromi beberapa kekuatan yang saling tarik-menarik atau saling berkonfrontasi untuk kemudian bahu-membahu membela kepentingan bersama, menjaganya dan memperjuangkannya. Demikianlah yang bisa kita simpulkan dari celotehan para tokoh budaya, tokoh sosial politik dan tokoh agama diberbagai negeri, khususnya di Indonesia. Maka toleransi itu adalah kerukunan sesama warga negara dengan saling menenggang berbagai perbedaan yang ada diantara mereka. Sampai batas ini, toleransi masih bisa dibawa kepada pengertian syariah islamiyah. Tetapi setelah itu berkembanglah pengertian toleransi bergeser semakin menjauh dari batasanbatasan islam, sehingga cenderung mengarah kepada sinkretisme agama-agama berpijak dengan prinsip yang berbunyi semua agama sama baiknya. Prinsip ini menolak kemutlakan doktrin agama yang menyatakan bahwa kebenaran hanya ada didalam islam. Kalaupun ada perbedaan antara kelompok islam dengan kelompok non muslim, maka segera dikatakan bahwa perkara agama, adalah perkara yang sangat pribadi sehingga dalam rangka kebebasan, setiap orang merasa berhak berpendapat tentang agama ini, mana yang diyakini sebagai kebenaran (lihat definisi toleransi dalam kamus filsafat, Lorens Bagus, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Th. 1996, halaman 1111-1112). Dalam kerangka berfikir yang demikian inilah muncul berbagi wacana (konsepsi) agama dalam apa yang dinamakan dialog bebas konflik (lihat antara lain buku yang diterbitkan oleh pustaka al-hidayah yg berjudul Atas Nama Agama, berisi berbagai artikel para tokoh intelektual tentang toleransi). Para tokoh ilmuwan dari berbagai agama rupanya sedang bersusah payah merubah status agama yang diopinikan sebagai sumber konflik, kemudian dirubah menjadi sumber kerukunan dan persatuan dengan cara menyingkirkan doktrin kemutlakan kebenaran bagi masing-masing agama kemudian diganti dengan wawasan kenisbian kebenaran untuk mencari titik temu semua agama, khusunya tiga agama samawi (Yahudi, Kristen, Islam) yang dinyatakan sebagai agama-agama besar (lihat antara lain Tiga Agama Satu Tuhan, kumpulan naskah beberapa pemikir, editor : George Bush dan Benjamin J. Hubbard, penerbit mizan). Semua upaya tersebut tidak lepas dari orbit gerakan zionisme yahudi yang ingin mengkebiri peranan agama Allah di masyarakat manusia dan menawarkan alternatif pengganti yaitu sekularisme yang diterapkan dalam segala bidang kehidupan. Dengan demikian lengkaplah jaringan-jaringan persengkokolan zionisme yang semuanya diatas namakan dalam rangka toleransi beragama dalam bentuk : 1. Teror fisik dan mental menjadikan issue toleransi beragama sebagai faith acomply sosial, politik terhadap umat islam. 2. Penggiringan opini lengkap dengan sekularisasi agama dan sekularisme politik, sosial, dan ekonomi serta budaya, guna menyingkirkan peranan islam dari segenap kehidupan.

tasamuh adalah sabar menghadapi keyakinan-keyakinan orang lain, pendapat-pendapat mereka dan amal-amal mereka walaupun bertentangan dengan keyakinan dan batil menurut pandangan, dan tidak boleh menyerang dan mencela dengan celaan yang membuat orang tersebut sakit dan tersiksa perasaannya. Asas ini terkandung dalam banyak ayat Al-Qur'an diantaranya, "Dan janganlah kalian mencela orang-orang yang berdo'a kepada selain Allah, yang menyebabkan mereka mencela Allah dengan permusuhan dengan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menghiasi untuk setiap umat amalan mereka, lalu Dia mengabarkan kepada apa yang mereka lakukan". (QS.Al-An'am:108)

Toleransi, yang bahasa Arabnya tasamuh adalah "sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf." Dalam pengertian istilah umum, tasamuh adalah "sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran Islam." Setidak-tidaknya ada dua macam tasamuh. Pertama, tasamuh antar sesama manusia muslim yang berupa sikap dan perilaku tolong menolong saling menghargai, saling menyayangi, saling menasehati, dan tidak curiga mencurigai. Kedua, tasamuh terhadap manusia non muslim, seperti menghargai hak-hak mereka selaku manusia dan anggota masyarakat dalam satu negara. Dengan kata lain, toleransi didasarkan atas prinsip-prinsip : 1. bertetangga baik; 2. saling membantu dalam menghadapi musuh bersama; 3. membela mereka yang teraniaya; 4. saling menasehati, dan 5. menghormati kebebasan beragama. Ajaran Islam tentang toleransi beragama atau hubungan antar ummat beragama ini meliputi lima ketentuan, yakni : Pertama, tidak ada paksaan dalam agama, "Tidak ada paksaan dalam agama (karena) sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah." (Q.S. Al-Baqarah : 256). Kedua, mengakui eksistensi agama lain serta menjamin adanya kebebasan beragama, sebagaimana digariskan dalam Q.S. Al-Kafirun : Katakanlah : "Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalian agama kalian dan untukku agamaku." (Q.S. Al-Kafirun 1-6). Ketiga, tidak boleh mencela atau memaki sesembahan mereka (Q.S. AlAn'am : 108). Keempat, tetap berbuat baik dan berlaku adil selama mereka tidak

memusuhi (Q.S. Al-Mumtahanah 8-9; Q.S. Fushshilat : 34). Kelima, memberi perlindungan atau jaminan keselamatan. Pesan Nabi SAW, "Barangsiapa menyakiti orang dzimmi berarti ia menyakiti diriku!" Dari ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa toleransi yang diajarkan Islam bukanlah toleransi yang pasif -- yang sekedar "menenggang, lapang dada dan hidup berdampingan secara damai" -- tapi lebih luas lagi; bersifat aktif dan positif, yakni untuk berbuat baik dan berlaku adil. Agama Islam juga mengakui adanya orang-orang ahli kitab yang baik dan perlunya perlindungan tempat-tempat ibadah agama lain (Q.S. Al-Ma'idah : 82; Q.S. Al-Hajj : 40).

Praktek Toleransi Islam ----------------------Ajaran Islam tentang toleransi ini bukan hanya merupakan teori belaka, tapi juga terbukti dalam praktek, sebagaimana tercatat dalam sejarah Islam dan diakui oleh para ahli non-muslim. Sejak agama Islam berkembang, Rasulullah SAW sendiri memberi contoh betapa toleransi merupakan keharusan. Jauh sebelum PBB mencanangkan Declaration of Human Rights, agama Islam telah mengajarkan jaminan kebebasan beragama. Melalui "Piagam Madinah" tahun 622 Masehi, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar-dasar bagi keragaman hidup antar ummat agama di antara warga negara yang berlainan agama, serta mengakui eksistensi kaum non muslim dan menghormati peribadatan mereka. Ketika ummat Islam berkuasa di Spanyol selama hampir 700 tahun, soal toleransi ini pun menjadi acuan dalam memperlakukan penduduk asli, baik yang beragama Nasrani maupun Yahudi. Toleransi Islam ini juga nyata di India, waktu Islam memerintah India, terutama pada masa Sultan Akbar, Kesultanan Humayun Kabir, di mana kaum Hindu juga mendapat keleluasaan.

Batas Toleransi --------------Sudah tentu sikap toleransi ini pun bukannya tanpa batas, sebab toleransi yang tanpa batas bukanlah toleransi namanya, melainkan "luntur iman." Batas toleransi itu ialah, pertama : apabila toleransi kita tidak lagi disambut baik atau ibarat "bertepuk sebelah tangan," di mana pihak lain itu tetap memusuhi apalagi memerangi Islam. Kalau sudah sampai "batas" ini, kita dilarang menjadikan mereka sebagai teman kepercayaan.

Firman Allah SWT, "Sesungguhnya Allah hanya melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama dan mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang zhalim." (Q.S. Al-Mumtahanah : 9). Akan tetapi hal ini tidak lantas berarti bahwa kita boleh langsung membalas, melainkan lebih dulu menghadapinya dengan pendekatan untuk "memanggil" atau menyadarkan. Bukankah Islam mengajarkan ummatnya agar menolak kejahatan dengan cara yang baik? "Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang antaramu dengannya ada permusuhan itu seolah-olah menjadi teman yang setia." (Q.S. Al-Fushshilat : 34). Apalagi kalau yang "memusuhi" aqidah kita adalah orang tua kita sendiri, maka penolakannya harus dengan cara yang lebih baik lagi dan t

materi referensi:
id.wikipedia.com

A. Pengertian Qanaah dan Tasamuh

1. Qanaah Menurut bahasa qanaah berarti merasa cukup, sedangkan menurut istilah qanaah berati merasa cukup dan menerima atas apa yang telah diberikan Allah swt kepada kita, sehingga mampu menjauhkan diri dari sikap tamak, dan sikap tidak puas yang berlebihan. Qanaah bukan berarti diam berpangku tangan dan bermalas-malasan tidak mau meningkatkan kesejahteraan hidup tapi sesungguhnya orang yang qanaah adalah orang yang sangat kuat dan bersahaja, dia giat berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan yang dicitacitakan. Namun apabila menemui kegagalan dia tidak pernah berpuus asa dan kecewa, bahkan ia selalu sabar dan husnuzhan dengan keputusan Allah, karena dia punya keyakinan bahwa dibalik semua peristiwa dalam hidup pasti ada hikmahnya. Dan beruntunglah orangorang yang selalu merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Sabda Nabi Muhammad SAW :

Yang Artinya : Dari Fadlolah bin Ubaid bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda : Sungguh berbahagialah orang yang mendapatkan hidayah Islam dan penghidupannya sederhana serta mau menerima apa adanya. (HR. Tirmidzi) 2. Tasamuh Menurut bahasa tasamuh berarti toleransi atau tenggang rasa, sedangkan menurut istilah tasamuh adalah sifat dan sikap tenggang rasa atau saling menghargai antar sesama manusia, walaupun pendirian atau pendapatnya berbeda (bertentangan) dengan pendiriannya sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan pernah bisa untuk tidak membutuhkan orang lain, semua manusia tentu saling membutuhkan. Oleh karena itu antara satu manusia dengan manusia yang lainnya harus saling memperhatikan dan saling tolong menolong dalam kebajikan dan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, kemasyarakatan dan aspek kehidupan kemanusiaan lainya. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Maidah ayat 2 yang berbunyi : Yang Artinya : ... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al Maidah : 2) 4 Qanaah dan Tasamuh Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar : 4.1. Menjelaskan pengertian qanaah dan tasamuh 4.2. Menampilkan contoh perilaku qonaah dan tasamuh 4.3. Membiasakan perilaku qanaah dan tasamuh dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam SMP Kelas IX Semester 1 28 Tasamuh atau toleransi hanya dibenarkan dalam bidang muamalah dan aspek kemanusiaan saja, tidak ada toleransi dalam aspek Aqidah dan ibadah, tidaklah dibenarkan jika seorang muslim ikut merayakan hari natal dan hari kebesaran agama lainnya demi kepentingan toleransi. Bahkan jika seorang muslim mengikuti ritual agama lain karena alasan toleransi bukanlah kebaikan yang akan dia dapatkan tetapi justru khawatir si muslim itu terjebak ke dalam kemusyrikan dan kemurtadan, naudzubillahi min dzalik. Masalah ritual atau ibadah tidak bisa dikaitkan dengan toleransi karena ibadah dan aqidah masing-masing agama tidak bisa dan tidak boleh dicampur adukan. Firman Allah swt dalam Surat Al kafirun ayat 6 berbunyi : Yang Artinya : untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." Walaupun menghargai peribadatan pemeluk agama lain sangat penting artinya dalam kehidupan manusia, tapi menghargai peribadatan bukan berarti harus terlibat ikut

melaksanakan peribadatan mereka, cukuplah dengan cara membiarkan mereka beribadah sesuai dengan keyakinannya tanpa harus menggangunya itupun sudah merupakan bagian dari toleransi. B. Contoh Perilaku Qanaah dan Tasamuh. 1. Qanaah Banyak sekali perilaku dalam kehidupan yang mencerminkan qanaah, dan perilaku-perilaku itu harus kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari, diantara contoh perilaku yang mencerminkan qanaah adalah : a. Giat bekerja dan berusaha untuk mencapai hasil terbaik b. Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak mudah kecewa dan berputus asa c. Selalu bersyukur atas apa yang menjadi hasil usahanya, dan tidak pernah merasa iri atas keberhasilan yang diperoleh orang lain d. Hidupnya sederhana dan menyesuaikan diri dengan keadaan, tidak rakus dan tidak tamak e. Selalu yakin bahwa apa yang didapatnya dan yang ada pada dirinya merupakan anugerah dari Allah swt. 2. Tasamuh Islam mengajarkan agar para pemeluknya selalu bersatu dan tidak bercerai berai, selalu hidup dalam damai dan penuh kasih sayang, bila terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat segeralah selesaikan dengan sebaik-biknya. Bahkan terhadap pemeluk agama lainpun Islam memerintahkan umatnya untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Ada beberapa prilaku yang mencerminkan sikap tasamuh yaitu : a. Meghormati pelaksanaan ibadah pemeluk agama lain b. Tidak mencela atau memaki sesembahan pemeluk agama lain c. Saling membantu dalam bidang kemasyarakatan d. Lapang dada dalam menerima setiap perbedaan, dan tidak memaksaan kehendaknya sendiri e. Selalu menjaga ketenangan dan ketentraman di masyarakat, dan selalu menciptakan hubungan yang baik dengan sesama warga masyarakat. Pendidikan Agama Islam SMP Kelas IX Semester 1 29 C. Membiasakan Perilaku Qanaah dan Tasamuh dalam Kehidupan sehari-hari 1. Qanaah Sebagai manusia yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan sekitar, maka pembiasaan perilaku qanaah dapat dilakukan pada tiga keadaaan/lingkungan, yaitu qanaah dalam lingkungan sekolah, dalam lingkungan keluarga, dan dalam lingkungan masyarakat. Bila perilaku qanaah itu telah bisa kita laksanakan pada ketiga lingkungan tersebut maka kita akan mendapatkan hikmah yang besar, diantaranya : a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah b. Mendorong setiap muslim untuk berlapang dada, berhati tentram, dan selalu merasa berkecukupan. c. Memupuk jiwa sabar dan tawakal

d. Terhindar dari sikap tamak, serakah dan dengki e. Membiasakan diri untuk hidup sederhana sesuai ajaran Islam 2. Tasamuh Sama halnya dengan qanaah tasamuhpun bisa dilakukan dalam tiga keadaan/lingkungan, yaitu tasamuh dalam lingkungan keluarga, dalam lingkungan sekolah, dan dalam lingkungan masyarakat. Banyak hikmah yang akan didapat bila kita bisa membiasakan perilaku tasamuh pada ketiga lingkungan tersebut, diantaranya adalah : a. Mempererat persatuan dan kesatuan serta persaudaraan diantara sesama manusia b. Mendorong manusia saling tolong menolong dan saling hormat menghormati c. Berlapang dada atas segala perbedaan dan menghindari sifat egois d. Menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama dan menghindarkan dari kekerasan e. Menjauhkan sifat sombong dan menumbuhkan sifat bertanggung jawab.

You might also like