You are on page 1of 48

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Di era Modernisasi komputer menjadi kebutuhan utama dalam menjalankan tugas sehari-hari di perusahaan maupun home industri, komputer sudah seperti kebutuhan pokok dalam mengerjakan pekerjaan kita sehari-hari mulai dari mengerjakan pekerjaan kecil sampai pekerjaan besar, selain itu komputer juga berguna untuk mencetak foto, dan mencetak dokumen, oleh Semakin majunya teknologi dalam berbagai bidang menuntut setiap perusahaan untuk berkompetisi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal dengan pengeluaran seminimal mungkin. Dari banyaknya prasarana dan sarana penunjang usaha yang ada mengakibatkan fokus utama perusahaan lebih ditekankan kepada upaya untuk meningkatkan pemasaran yang ditujukan untuk memuaskan konsumen. Dan dengan tingginya tingkat persaingan pada periode sekarang, perusahaan dituntut juga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari berbagai sumber dayanya yang ada agar menjadi lebih besar atau meningkat. Iklim usaha yang semakin menantang seperti dalam dunia industri komputer sekarang membuat manajemen perusahaan baik yang baru maupun yang lama untuk dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan peluang pasar dalam struktur persaingan sempurna dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran,

mencari

dan

menemukan

peluang-peluang

pasar

akan

mempengaruhi

kelangsungan hidup perusahaan dan posisi perusahaan dalam persaingan. Dalam keadaan ini pihak perusahaan ditantang untuk lebih berperan aktif dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar laku terjual atau setidaknya dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Tingkat persaingan dalam dunia industri komputer di Indonesia sekarang ini cukup ketat, dan saat ini terdapat sekitar 2 perusahaan besar yaitu, AMD dan Intel yang tercatat di Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag). Tujuan utama dari bisnis yang di jalankan perusahaan adalah untuk memuaskan pelanggan. Namun bagaimana cara perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan tersebut tidak dapat diputuskan begitu saja. Ketika pasar masih dalam kondisi 2C di mana hanya ada perusahaan (company) dan pelanggan (customer), perusahaan masih lebih santai dalam melayani pasar tersebut. Dalam kondisi ini kekuatan penawaran perusahaan sangat kuat karena tidak ada persaingan dan perubahan yang dapat memaksa perusahaan untuk mengubah kebijaksanaan. Banyak perusahaan yang berlaku seenaknya ketika melayani pelanggan. No way! Take it or leave it! Seperti yang diungkapkan oleh Hermawan Kertajaya (1996:28) ketika menyinggung pergeseran paradigma dari 2C menuju 4C yaitu : company, customer, competitor, dan change. Kondisi pasar 2C tidak akan berlangsung selamanya, kecuali ada peraturan pemerintah mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tertentu. Pada akhirnya kondisi pasar yang dilayani oleh perusahaan berubah menjadi 3C dengan tambahan C yaitu pesaing (competitor). Perusahaan

mau tidak mau harus menetapkan strategi untuk mempertahankan pelanggan, karena pelanggan dapat dengan mudah berpindah ke pesaing. Dalam kondisi ini kekuatan menawar dari pelanggan sudah semakin kuat karena mempunyai pilihan yang lebih banyak. Situasi ini akan menstimulasi persaingan yang sengit untuk merebut dan mempertahankan, dan menguasai pelanggan. Persaingan sengit antara perusahaan dengan pesaing akan membawa perubahan yang bermacam-macam. Peningkatan persaingan, kondisi politik yang berubah dan ketidak pastian keadaan ekonomi, dominasi konsumen, serta peningkatan kompleksitas pasar menunjukkan faktor C keempat (change) yaitu perubahan terhadap perubahan lingkungan, menghindari ancaman, dan dapat memanfaatkan dengan baik setiap kesempatan yang ada, dipastikan dapat memperoleh keberhasilan. Dengan adanya persaingan dan perubahan, kekuatan menawar konsumen menjadi sangat kuat. Di tengah banyaknya pilihan, konsumen cenderung untuk memilih tawaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka sebagai berikut dengan perbandingan dan nilai serta harapan konsumen. Setiap perusahaan hendaknya memperhatikan mutu dan pelayanan untuk memenuhi harapan konsumen. Pemasar hendaknya tahu kapan harus meraih pasar besar, dan kapan harus meraih pasar kecil (ceruk pasar) dan kapan harus mengarah ke segmen pasar tertentu, kapan harus meluncurkan produk baru serta kapan mengembangkan produk yang ada.

Setiap pasar yang di layani perusahaan, pesaing, yang muncul untuk merebut pangsa pasar perusahaan, dan perubahan dalam struktur pasar maupun struktur yang lain, membawa implikasi yang bermacam-macam. Dan untuk memenangkan pasar yang tengah dilayani, perusahaan perlu membuat suatu formulasi strategi yang efektif. Penelitian ini memilih perusahaan komputer yang memproduksi processor AMD sebagai obyek penelitian karena komputer adalah salah satu yang sangat membantu pekerjaan kita dalam sehari-hari seperti dari membuat laporan keuangan, laporan laba rugi, membuat bagan/grafik naik turunnya laba rugi atau income suatu perusahaan Persaingan akan menjamin efisiensi ekonomi dengan cara memuaskan (Bertens,2000). Artinya adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang terbanyak dan berkualitas terbaik atas biaya terendah. Bila tidak ingin digeser dan memenangkan persaingan perlu dibenahi keunggulannya meliputi : mutu produk, harga yang bersaing, distribusi yang merata serta program komunikasi yang menunjang, untuk meyakinkan konsumen. Semakin seru persaingan akan mendorong masing-masing pihak terus berbenah diri meningkatkan berbagai keunggulannya. Persaingan inipun terjadi pada perusahaan komputer AMD dan Intel, dimana perkembangan industri komputer di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya nama merek produk processor AMD untuk PC seperti Duron dimana duron processor pertama di ciptakan setelah Duron pihak perusahaan AMD kemudian mengeluarkan Athlon 64bit, AthlonX2,

Athlon II, Sempron, SempronX2, Phenom v1, Phenom v2, Phenom v3. Bukan sampai disini saja pihak AMD juga mengeluarkan processor untuk Laptop yang meliputi dari AMD sempron untuk notebook, AMD sempron untuk notebook tipis, AMD AthlonX2 untuk notebook, AMD Athlon Neo untuk slim notebook, AMD turion neoX2, AMD TurionX2 Ultra, AMD TurionX2, AMD Turion 64bit. Masing-masing merek bersaing berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menawarkan kelebihan produk masing-masing. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti akan meneliti tentang : Analisa Produk dan Harga terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah produk dan harga secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya 2. Apakah produk dan harga secara separsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya

1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah produk dan harga secara stimultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya

2. Untuk mengetahui apakah produk dan harga secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis Bagi penulis, berharap dari penelitian ini akan mampu menambah wawasan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama proses perkuliahan dimana berhubungan dengan manajemen pemasaran yaitu Marketing Communication 1.4.2 Manfaat praktis a. Bagi almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini. juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam ilmu manajemen pemasaran dan perilaku konsumen. b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu 2.1.1 Penelitian yang dilakukan oleh : Haryani. 2006. Dengan judul Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Hasil penelitian sebagai berikut : Keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah harga, produk, dan promosi. Oleh karena itu perusahaan harus mampu menciptakan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Sebagian besar Ibu rumah tangga di Kecamatan Gebang menggunakan deterjen Daia yang mendapatkan Superbrand untuk tahun ini. Oleh karena itu peneliti tertarik malakukan penelitian tentang: Pengaruh, Harga, Produk, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Permasalahan dari penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang?, dan 2. Faktor manakah diantara harga, produk, dan promosi yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui adanya pengaruh harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang, dan 2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian deterjen Daia di Kecamatan Gebang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang menggunakan deterjen Daia di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo, dengan jumlah populasi sebanyak 3352 orang. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik area random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari harga, produk, dan promosi sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan deskriptif prosentase.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan Y= 3,092 + 0,325X1 + 0,410X2 + 0,228X3. Uji keberartian persamaan regresi dengan Uji F diperoleh Fhitung = 57,590 > 3,07 Ftabel, yang berarti secara simultan ada pengaruh antara harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia. Hasil uji parsial diperoleh t1 = 3,641 > 1,98 t t a b e l , hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian, t2 = 7,858 > 1,98 ttabel, hal ini menunjukkan ada pengaruh antara produk dengan keputusan pembelian, dan t3 = 4,251 > 1,98 ttabel, hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian. Besarnya pengaruh secara simultan antara harga, produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian adalah 64,8%. Besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu harga sebesar 12,4% produk sebesar 39,7% dan promosi sebesar 16,2%. Dari hasil penelitian, dimana produk memberikan pengaruh yang paling besar terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian deterjen Daia tersebut hendaknya pihak perusahaan mempertahankan kualitas dari produk. Perusahaan juga harus meningkatkan promosi agar semakin dekat dengan para konsumennya disamping menyesuaikan harga yang dipandang konsumen telah kompetitif tersebut. Jurnal Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki beberapa variabel yang berhubungan dengan keputusan konsumen, proses membeli komputer merek Acer. Variabel adalah jaminan ogf membeli komputer merek Acer, evaluasi pendapat lain, dan motivasi untuk mengikuti pendapat lain. Penelitian ini melibatkan 145 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli komputer merek Acer dipengaruhi oleh kepastian membeli komputer merek Acer, evaluasi pendapat lain dan motivasi untuk mengikuti

Perbedaan 1. Terdahulu Menggunakan 98 responden dan sekarang menggunakan 100 responden 2. Terdahulu lokasi di Semarang sekarang lokasi di Surabaya 3. Terdahulu Obyek penelitian sabun cuci baju DAIA sekarang obyek penelitian komputer berplatform AMD

4. Terdahulu menggunakan 4 variabel bebas (produk, harga, harga, promosi) sekarang menggunakan 2 variabel bebas (produk dan harga)

Persamaan 1. Sama-sama menggunakan hipotesis 2. Sama-sama menggunakan questionnaire 3. Sama-sama menggunakan analisa faktor dan regresi 4. Sama-sama menggunakan program SPSS untuk mengelolah data

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Definisi Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan laba. Menurut Kotler yang dikutip oleh Saladin (2006:1) Pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Saladin (2003:1) Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

10

Menurut Stanton yang dikutip oleh Dharmesta dan Irawan (2002:5) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. 2.2.2 Definisi Bauran Pemasaran Carty dalam bukunya Kotler (2000 :125) bauran pemasaran adalah kiat pemasaran yang digunakan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Kotler (2000 : 124) kiat yang ada pada bauran pemasaran terdiri dari empat faktor yang disebut 4 P; produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi.

Tabel 2.1 Bauran Pemasaran Dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:

11

Strategi bauran pemasaran oleh Kotler (1997, 83) dijelaskan melalui Bagan berikut : Tabel 2.2 Bauran Promosi

Menurut Stanton yang dikutip Saladin (2006:172) Bauran Promosi adalah kombinasi dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisiti, dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Swastha dan Irawan (2005:349) Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabelvariabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa promotional Mix merupakan kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), dan

12

penjualan perseorangan (personal selling) yang semuannya direncanakan untuk membantu pencapaian tujuan program penjualan perusahaan. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai pasar sasaran yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan

perusahaan jangka pendek dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat strategi bauran pemasaran yang menetapkan komposisi yang terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Unsur strategi bauran pemasaran tersebut adalah: harga, produk, promosi, distribusi.

13

2.2.3 Harga 2.2.3.1 Pengertian harga Menurut Buchari (2002:169) harga adalah Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang Menurut Saladin (2003:95) Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk dan jasa Menurut Dharmesta dan Irawan (2005:241) Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut. 2.2.3.2 Peranan harga Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu: 1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

14

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. (Tjiptono,1997:152) Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen. 2.2.3.3 Strategi penetapan harga Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga (Stanton,1984:31) 1. Berorientasi pada laba untuk: a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan. b. Memaksimalkan laba 2. Berorientasi pada penjualan untuk: a. Meningkatkan penjualan. b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar. 3. Berorientasi pada status quo untuk: a. Menstabilkan harga b. Menangkal persaingan.

15

Menurut Alma (1992:45) dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3 kemungkinan: a. Penetapan harga diatas harga saingan Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran. b. Penetapan harga dibawah harga saingan Kebijakan ini dipilih untuk menarik lebih banyak langganan untuk barang yang baru diperkenalkan dan belun stabil kedudukannya dipasar. c. Mengikuti harga saingan Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain menurut Swasta (1997:246) tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : 1. Keadaan Perekonomian Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. 2. Permintaan dan penawaran Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. 3. Elastisitas permintaan Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.

16

4. Persaingan Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. 5. Biaya Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. 6. Tujuan perusahaan Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah : a. Laba maksimum b. Volume penjualan tertentu c. Penguasaan pasar Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu. 7. Pengawasan pemerintah Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek- praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli. Tujuan penetapan harga menurut Swasta (1997 : 242) tersebut adalah: a. Meningkatkan penjualan b. mempertahankan dan memperbaiki market share c. Stabilisasi harga d. mencapai target pengembalian investasi e. Mencapai laba maksimum

17

2.2.3.4 Strategi penyesuaian harga Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Dibawah ini merupakan strategi penyesuaian harga diantaranya adalah: 1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga. Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk. Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan: a. Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar tagihan mereka tepat waktu. b. Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam volume besar. c. Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi- fungsi tertentu. d. Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang atau jasa diluar musim. 2. Penetapan harga tersegmentasi. Menyesuaikan harga untuk membuat perbedaan diantara pelanggan, produk maupun lokasi.

18

a. Penetapan harga psikologis. Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi secara psikologis. b. Penetapan harga promosi. Sewaktu-waktu mengurangi harga untuk meningkatkan dalam jangka pendek c. Penetapan harga geografis. Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi pelanggan. 3. Penetapan harga internasional. Menyesuaikan harga untuk pasar tradisional. (Kotler dan Amstrong, 2001:485). 2.2.4 Produk Swasta (1984:950) Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk warna, bungkus, prestise perusahaan dan pegecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Alma (1992:55) Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan. Tjiptono (2000:95) Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang geografis

19

bersangkutan. Alma (1992:40) menjelaskan kombinasi komponen produk barang konsumsi terdiri dari: a. Barang itu sendiri b. Potongan model c. Warna cap dagang d. Pembungkus dan labelnya e. Kualitas f. Tampang serta keawetan Kotler (1994:55) karakteristik yang ada di produk yaitu: a. Ciri-ciri khas b. Corak c. Gaya/model d. Merek e. Kemasan 2.2.5 Promosi Istilah promosi yang dikemukakan oleh Swasta (1997:349) adalah arus informasi atau persuasi searah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Rahmadi (1992:39) Promosi adalah salah satu dari empat unsur utama dari bauran pemasaran (marketing mix), dengan sarana promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, dan publisitas.

20

Untuk memperoleh pengertian promosi yang sebenarnya sebaiknya mengetahui tujuan dari promosi oleh Swasta (1997:355) yaitu: a. Modifikasi tingkah laku Orang-orang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan, atau instruksi, memberi informasi, mengemukakan

ide/pendapat. Disini promosi berusaha merubah tingkah laku yang ada. b. Memberitahu Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberi tahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. c. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk mendorong pembeli. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih menyatu, maka untuk menciptakan kesan positif ini dimaksud agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. d. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus produk. Sutoyo (1983:179) menjelaskan Titik Berat kegiatan Promosi

21

1. Jumlah dan promosi Sebelum memutuskan jenis kegiatan promosi ataupun jenis media komunikasi apa yang akan dipilih perlu setiap perusahaan mempertimbangkan jumlah dan promosi untuk jangka waktu tertentu. 2. Daur hidup produk Tugas utama produk adalah memperkenalkan produk dan manfaatnya kepada pembeli. 3. Pembeli sasaran yang dituju Dalam hal ini sasaran pembeli ada 2 yaitu kelompok pembeli, pemakai sendiri dan perusahaan yang membeli produk untuk keperluan usaha. 4. Ciri khusus produk Produk dapat dibedakan antara yang membutuhkan

pengetahuan teknis dalam penggunaan produk biasa. Dalam kegiatan promosi dikenal adanya bauran promosi yaitu kombinasi dari strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat-alat promosi yang lain yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (J. Stanton dalam

Swasta,1979:238) 5. Personal selling Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman

22

pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 6. Mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling namun merupakan alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar sasaran) yang

jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas a. Periklanan Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam memproduksikan produknya. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. b. Publisitas Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.

23

7.

Promosi penjualan Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/ atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

8.

Public relations (hubungan masyarakat) Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,

keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. 9. Direct Marketing Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.(Tjiptono, 2000 :222)

24

Masing-masing bauran

promosi tersebut

diatas

dapat

diterapkan dengan

memanfaatkan berbagai alat yang tersaji dalam tabel berikut :

IKLAN

PROMOSI PENJUALAN

PUBLIC RELATION - Kotak pers

PERSONAL SELLING - Presentasi

DIRECT MARKETING - Katalog

- Iklan cetak dan siaran - Film - Poster dan selebaran - Simbol

- Kontes, permainan, undian, lotere - Demonstrasi - Pameran

- Seminar - Publikasi

- Sampel - Program Insentif

- Surat - Telemarketing

- Diskon

- Lobbying

- Pameran Dagang

- Electronic shopping

Sumber : Tjiptono, 2000:222 Untuk memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode promosi diperlukan adanya srtategi bauran promosi yang tepat. Tugas tersebut tidak mudah mengingat efektifitas masing-masing berbeda dan yang paling susah, setiap metode kadang-kadang tumpang tindih (overlap) dengan metode yang lain. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menentukan bauran promosi (Tjiptono,1997:235) 1. Faktor Produk Yaitu dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara produk itu dibeli, dikonsumsi, dan dipersepsikan. a. Apabila produk itu adalah produk industri yang bersifat sangat teknis, personal selling paling tepat untuk mempromosikannya,

karena penjual harus memberikan penjelasan-penjelasan teknis dan menjawab pertanyaan- pertanyaan pelanggan. Untuk convenience

25

product yang bersifat distribusinya insentif, mass selling adalah metode yang paling efektif. Untuk shopping product yang mana pembelinya harus memilih, perusahan harus menggunakan promosi penjualan. b. Apabila pelanggan memandang resiko pembelian suatu produk tinggi, penekanan promosi adalah pada personal selling. c. Untuk produk-produk yang tahan lama, karena lebih jarang dibeli daripada produk-produk yang tidak tahan lama, dan memerlukan komitmen tinggi terhadap sumber-sumber, maka personal selling

lebih cocok daripada iklan. d. Untuk produk-produk yang dibeli dalam jumlah kecil dan sering dibeli, perusahaan harus lebih memilih iklan dari pada personal selling. e. Untuk produk-produk yang dibeli dalam jumlah kecil dan sering dibeli, perusahaan harus lebih memilih iklan dari pada personal selling.

2. Faktor Pasar a. Tahap-tahap daur hidup produk. Pada tahap perkenalan, penekanan utama untuk produk konsumen adalah pada iklan, guna

menginformasikan keberadaan produk dan menciptakan permintaan awal, yang didukung oleh personal selling dan promosi penjualan. Untuk produk industrial, hanya personal selling yang cocok untuk tahap ini. Pada tahap pertumbuhan, karena adanya peningkatan permintaan dan masuknya pesaing dalam industri, maka bagi produk konsumsi metode-metode promosi harus digeser pada iklan saja. Dilain pihak,

26

iklan dan personal selling digunakan untuk produk industri pada tahap ini. Pada tahap kedewasaan, iklan dan promosi penjualan dibutuhkan untuk membedakan produk perusahaan (produk konsumen) dari milik pesaing, sedangkan personal selling semakin insentif dilakukan untuk mempromosikan produk industrial. Dalam tahap penurunan, promosi penjualan mungkin diperlukan untuk memperlambat penjualan produk. b. Pada produk-produk tertentu, jika pangsa pasar tinggi, perusahaan harus menggunakan iklan dan personal selling bersama-sama, karena pangsa pasar yang tinggi menunjukkan perusahaan melayani beberapa segmen dan saluran distribusi ganda. Sebaliknya jika pangsa pasarnya rendah, penekanannya diberikan pada iklan atau personal selling (tergantung pada produknya). c. Iklan lebih cocok digunakan didalam industri yang jumlah penurunan

perusahaannya sedikit. Hal ini dikarenakan iklan yang besar-besaran dapat menjadi hambatan masuk kedalam industri, dan iklan yang besar-besaran tersebut dapat digunakan sebagai jaminan kualitas produk dan mengurangi ketidakpastian pelanggan terhadap produk baru. d. Apabila persaingan sangat ketat, ketiga metode promosi (personal selling, mass selling, dan promosi penjualan) dibutuhkan untuk mempertahankan posisi produk. Sebaliknya pada persaingan yang terbatas, penekanan promosi dapat hanya pada mass selling atau personal selling saja.

27

e. Secara hipotesis iklan lebih tepat untuk produk-produk yang memiliki permintaan laten. Namun jika permintaan terbatas dan tidak bertambah, maka iklan hanya satu pemborosan diharapkan

3. Faktor Pelanggan a. Pelanggan rumah tangga lebih mudah dipikat dengan iklan,karena untuk mencapai mereka metode tersebut paling murah, sedangkan sasaran yang dituju adalah pelanggan industri, maka perusahaan harus menggunakan personal selling agar dapat memberi penjelasanpenjelasan dari jasa- jasa tertentu yang berkaitan dengan produk. Dalam hal sasarannya adalah armada penjual, maka promosi penjualan merupakan metode paling baik untuk memotivasi mereka. Sementara itu jika sasaran promosi adalah perantara, maka personal selling dan mass selling berguna bagi perusahaan untuk memberikan informasi dan bantuan agar dapat menjual produk perusahaan dengan baik. b. Personal selling lebih baik digunakan pada geografis pasar yang kecil dan penduduknya padat. Sebaliknya jika geografis pasar semakin luas dan penduduknya jarang iklanlah yang paling tepat. c. Tahap-tahap kesiapan pembeli. Pada tahap awal kesiapan pembeli, peranan mass selling lebih penting. Sedangkan pada tahap-tahap akhir, sales promotion dan personal selling harus dititik beratkan.

28

4. Faktor Anggaran Jika perusahaan memiliki dana dan promosi yang besar, maka peluangnya untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya jika dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih personal selling, promosi penjualan, dalam wilayah lokal atau regional. atau iklan bersama di

5. Faktor Bauran Pemasaran a. Harga yang tinggi sering dianggap dengan kualitas yang pelanggan berkorelasi positif

tinggi pula. Dalam kasus demikian, maka

penggunaan iklan lebih tepat untuk mengkomunikasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal. b. Jika pendistribusian dilakukan secara langsung, maka karakteristiknya mensyaratkan penggunakan personal selling, sedangkan bila secara tidak langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah armada penjual yang dipakai. c. Sebagaimana halnya dengan produk, merek juga memiliki daur hidup. Pada tahap perkenalan, suatu merek baru Fungsi-fungsi promosi dalam pemasaran oleh Sigit (1987:52) antara lain: a. Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau dimana barang itu dapat diperoleh. b. Membantu expansi

29

c. Membantu dan mempermudah penjualan yang akan dilakukan oleh para penyalur. d. Memberi keterangan/penjelasan kepada pembeli atau calon pembeli. e. Membantu mereka yang melakukan penjualan 2.2.6 Keputusan Pembelian a. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan dalam pembelian produk barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen itu sendiri. Kotler (1997:257) mengemukakan bahwa proses membeli melalui lima tahap yaitu: 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan. 2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari banyak informasi. Salah satu yang menjadi perhatian pokok pemasar adalah sumber informasi utama yang dicari konsumen dan pengaruh relatifnya terhadap keputusan pembelian berikutnya. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu: a. Sumber pribadi b. Sumber komersial : keluarga, teman, tetangga, dan kenalan : Iklan, wiraniaga, pedagang perantara, pengambilan keputusan

30

kemasan, pajangan c. d. Sumber publik Sumber pengalaman : Media massa, organisasi : Penanganan, pemeriksaan, penggunakan produk Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui merek-merek yang bersaing dan keistimewaan masing-masing merek. 3. Evaluasi Alternatif Tahap ini terdiri dari dua tindakan yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian. Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan altenatif-alternatif seperti uang, informasi, waktu dan resiko kesalahan dalam memilih. 4. Keputusan Pembelian a. Proses Pengambilan Keputusan Disini konsumen harus memutuskan dari setiap komponen pembelian, apa yang mereka beli, bagaimana membeli, atau dimana membeli. b. Perilaku Purna Beli Setelah membeli produk, konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Apabila konsumen merasa puas akan produk tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang, dan bahkan menginformasikan kepada pelanggan lain, tetapi apabila konsumen tidak puas dengan produk tersebut

31

maka konsumen akan kecewa dan tidak melakukan pembelian lagi pada produk tersebut. Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah kepada keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi dari hasil keputusannya, proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi. Tingkat keterlibatan merupakan karakteristik konsumen, bukan karakteristik produk sebagaimana yang sering disalah artikan. Konsumen dikatakan mempunyai tingkat keterlibatan yang tinggi jika dalam membeli suatu produk/jasa, mereka meluangkan cukup banyak waktu, perhatian dan usaha untuk membandingkan berbagai

merek dan toko.( Tjiptono, 2000:20) b. Keputusan pembelian Assuari (1996:130) keputusan pembelian adalah suatu

proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian

32

dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Dalam keputusan pembelian/ membeli barang konsumen ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Kegiatan keputusan pembelian meliputi; pilihan akan produk, merek, pemasok, penentuan saat pembelian, jumlah pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun sering kali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi: 6. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali

menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu. 7. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau pendapat-pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian. 8. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian. 9. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual. (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau

10. Pemakai

menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

33

2.3 Kerangka Berpikir Berdasarkan permasalahan yang ada antara harga, produk dan promosi terhadap keputusan pembelian diduga mempunyai pengaruh. Oleh karena itu dapat digunakan untuk menggambarkan kerangka berfikir penelitian ini. Kerangka berfikir yang telah dibahas merupakan dasar penyusunan diafragma

2.4 Hipotesis 1. Produk dan harga secara stimultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya 2. Produk dan harga parsial secara berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian AMD di Surabaya.

34

BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian terhadap hipotesis kerja yang telah dikemukakan ada bab yang terdahulu, yaitu diduga ada pengaruh kepuasan pelanggan terhadap keputusan pembelian terhadap komputer berplatform AMD. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.1 Variabel Penelitian Pada penelitian ini menggunakan dua variabel analisis yakni : 1. Variabel bebas (X) Terdapat dua variabel bebas yang merupakan atribut-atribut kepuasan pelanggan yaitu : X1 adalah Produk X2 adalah Harga 2. Variabel terikat (Y) Y adalah Keputusan konsumen dalam melakukan pembelian Merek AMD di Surabaya

3.2 Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas (X) : adalah produk (X1) suatu produk yang pertama kali membuat teknologi prosessor untuk perusahaan AMD itu sendiri untuk perusahaan komputer merk lain, dimana teknologi tersebut masih dipakai sampai saat ini oleh perusahaan itu sendiri maupun perusahaan merk lain.

35

Sedangkan dari segi harga (X2) adalah suatu harga yang diberikan oleh produk yang telah di keluarkan oleh perusahaan maupun belum dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Harga tersebut diberikan dengan adanya jaminan kualitas dan garansi replace selama 3 tahun (tidak termasuk garansi terbakar dan overclock atau kerusakan oleh yang disebabkan kesalahan sendiri atau kerusakan yang disebabkan cacatnya fisik barang yang ada). Atribut-atribut keputusan pembelian pelanggan yang hendak diteliti sebagai berikut : a. Produk (X1), adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu konsumen untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan Dengan indikator sebagai berikut menurut Tantan Munggaran (Senin, 17 November 2008) : - Merek sudah dikenal oleh konsumen - Kemasan berbentuk box dan mempunyai kolaborasi warna lebih yang dapat menarik perhatian konsumen - Produk mempunyai manfaat bagi pengguna - Memiliki prestise - Kualitas produk terjamin dengan garansi - Memiliki teknologi 3D Now b. Harga (X2) yaitu suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Dengan indikator sebagai berikut : 1. Tingkat harga terjangkau 2. Harga bersaing dengan perusahaan merk lain

36

c. Keputusan konsumen (Y) adalah sikap dari konsumen terhadap merek Komputer AMD sehingga komitmen terhadap merek tersebut dan tetap mempunyai niat terus membeli Merk AMD tersebut di masa yang akan datang. Dengan indikator sebagai berikut: 1. Pilihan type produk 2. Luasnya pengetahuan penjual tentang produk AMD 3. Harga lebih murah dibanding produk lain 4. Teknologi lebih unggul 5. Suhu lebih dingin daripada produk lain 6. Kinerja lebih cepat daripada produk lain 7. Tidak menimbulkan kebisingan pada waktu di gunakan

3.3 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan komputer berplatform AMD. Konsumen yang dimaksud adalah end user atau pengguna akhir, artinya konsumen yang benar-benar telah atau pernah menggunakan komputer berplatform AMD. Adapun penelitian ini digeneralisasikan, dimana tidak akan dibedakan antara konsumen yang mengggunakan benar-benar pernah komputer berplatform AMD dengan konsumen yang biasanya menggunakan komputer berplatform Intel.

37

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Data Kualitatif Data-data yang berupa bukan angka seperti sependapat atau teori, yang bermanfaat untuk memberikan kerangka pemikiran di dalam pembuatan kuesioner 2. Data Kuantitatif Data-data yang berupa angka-angka, dimana data ini berasal dari kuesioner yang disebarkan kepada responden. 3.4.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Data Primer Data yang diperoleh dari responden secara langsung dengan menggunakan kuesioner, dimana pengisian kuesioner tersebut berdasar pengalaman langsung responden. 2. Data Sekunder Data-data yang diperoleh melalui literatur-literatur dan sumber lain yang mendukung penelitian ini.

38

3.5 Pengukuran Data Data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner menggunakan skala pengukuran Likert , dalam hal menggunakan lima angka penilaian yaitu : Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Skala Likert ini digunakan dalam pengukuran variabel bebas yang terdiri dari Product, price, place, promotion dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian.

3.6 Alat dan Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Alat Pengumpulan Data Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yakni demgan menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) tersebut kepada 100 responden

3.6.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan daya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sesuai prosedur sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari perpusatakaan dengan cara membaca, mencatat, dan memperlajari buku-buku literatur, kumpulan buku kuliah manajemen pemasaran dan perilaku konsumen yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini. Serta bahan bacaan lain yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis sajikan.

39

2. Studi Lapangan Yaitu terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh penelitian terhadap obyek yang sedang diteliti oleh penulis, melalui : a. Observasi Mengadakan penelitian langsung terhadap obyek yang sedang diteliti untuk memperoleh gambaran nyata agar data maupun informasi yang didapat lebih obyektif b. Kuesioner Daftar pertanyaan yang ditujukan kepada konsumen yang

menggunakan komputer berplatform AMD yang digunakan untuk mengetahui atribut-atribut kepuasan dan keputusan pembelian terhadap komputer berplatform AMD. Melakukan penyebaran kuesioner yang sudah ditentukan sebagai sumber data primer.

3.7 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.7.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono 2006:90). Populasi target dalam penelitian ini adalah seorang yang menggunakan komputer berplatform AMD. Karakteristik populasinya

40

adalah seorang yang sangat menyukai komputer, pernah membeli dan menggunakan komputer berplatform AMD dan yang lebih banyak sering membeli dan menggunakan komputer berplatform AMD dibanding dengan merek lain. Adapun responden yang dituju oleh penulis adalah pria dan wanita dewasa yakni berusia 18 tahun keatas. 3.7.2 Sampel Sampel (Sugiyono 2003:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini berjumlah 100 responden pria dan wanita dewasa sebagai sumber data primer yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan waktu penelitian Aaker (1998) menyarankan besarnya sampel yang diambil sebagai berikut ...that sample should be large enough so that when it is divided into group will have a minimum sample size of 100 or more. Pengambilan sampel dengan 100 responden dilakukan di Hitech Mall Surabaya

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen (alat ukur). Untuk melakukan uji validitas,

41

metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan keseluruhan. Menurut Arikunto (2002) : Apabila instrumen tersebut berbentuk daftar pertanyaan (kuesioner) maka, dengan mengikuti langkah-langkah penyususnan instrumen, yakni memecah variabel menjadi elemen dan indikator, kemusian baru merumuskan butir-butir pertanyaan, maka peneliti sudah bertindak hatihati. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk menguji kuesioner yang digunakan uji reliabilitas yang menunjukkan kestabilan dalam mengukur (konsisten). Jika digunakan untuk mengukur konsep atau dari suatu kondisi yang lain. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Repead Measure atau pengukuran berulang. Pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang pada waktu yang berbeda, dengan kuesioner atau pertanyaan yang sama. Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan pengukuran sebelumnya. b. One Shot yaitu pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran korelasi antar jawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cranbach Alpha lebih besar dari 0.60.

42

3.8.2 Uji Asumsi Klasik Dalam menggunakan teknik analisis regresi, perlu menguji asumsi terhadap datanya, yaitu : 1. Uji Normalitas Merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah model regresi. Uji ini digunakan untuk menguji model regresi variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal. Karena model regresi yang layak digunakan harus memiliki distribusi normal. 2. Pengujian Multikolinearitas Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004), multikolinearitas

menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel-variabel bebas, dalam model regresi. Dimana korelasinya mendekati sempurna atau sempurna (korelasinya tinggi bahkan satu), kemudian dilakukan uji multikoleniaritas dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Model regresi yang layak digunakan harus terbebas dari multikoleniaritas. Tujuannya adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas. Adapun pengujian analisis multikoleniaritas ditunjukkan dari hasil nilai Variance Inflation Factor (VIF), menurut Santoso (2001) pada umumnya jika VIF lebih besar dari angka 4 (empat) dan kurang dari angka 1 (satu), maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikoleniaritas.

43

3. Pengujian Heteroskedastisitas Pengujian gejala heteroskedastisitas dilakukan agar variabel yang masuk ke dalam persamaan regresi berganda benar-benar homogen datanya. Pengujian dilakukan dengan uji koefisien korelasi spearman. 4. Pengujian Autokorelasi Asumsi penting dari model regresi linear adalah bahwa kesalahan yang masuk ke dalam fungsi regresi, populasi adalah tidak berkorelasi. Jika asumsi ini dilanggar, maka terdapat gejala serial korelasi atau autokorelasi. Pengujian terhadap gejala ini dilakukan dengan test Durbin-Watson, dengan cara sebagai berikut (Alhusin, Syahri;2003) : a. Menghitung regresi (ordinary least square) b. Hitung d, dengan rumus :

t=n t=2 d = t=n t=2 c. Nilai kritis dL dan dU dapat diperoleh dari tabel statistik atau d DurbinWatson yang tergantung pada ukuran sampel dan banyaknya variabel bebas. Et (et - et-1)2

44

d. Ho yang digunakan adalah dua, yaitu bahwa tidak ada autokorelasi baik positif ataupun negativ, maka jika : d < dL d < 4 dL dU < d < 4 dL atau, dL d dL pengujian tidak meyakinkan dU d , = 4 dL : menolak Ho : tidak menolak Ho : tidak menolak Ho

3.8.3 Teknik Analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang lebih menitikberatkan pada teknik analisis data yang berkenaan dengan

pengujian/pembuktian hipotesis yang diajukan dan atau rumusan atau model yang dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, sehingga akan menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan . Maka pendekatan yang digunakan adalah metode statistik inferensial. a. Regresi Linear Berganda Data-data yang terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan regresi linear berganda. Menurut Arcana (1996), analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengukur pengaruh bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y. Bentuk persamaan regresinya dapat dirumuskan dengan : Y = a + b1 X1 + b2 X2

45

b. Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi berganda dinyatakan dengan bilangan bergerak antara -1 sampai dengan 1. Artinya : Jika R= -1, berarti hubungan antara variabel X (X1, X2) dengan Y

sempurna negatif (mendekati -1, hubungan kedua variabel sangat tinggi dan berlawanan) Jika R= 0, berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (X1, X2) dengan Y (mendekati 0, hubungan kedua variabel sangat lemah) Jika R= +1, berarti hubungan antara variabel X (X1, X2) dengan Y

sempurna positif (mendekati 1,hubungan kedua variabel sangat tinggi dan searah) c. Koefisien Determinasi Berganda Koefisien Determinasi berganda menunjukkan seberapa besar kontribusi variabel bebas X1, X2terhadap variabel Y. Nilai R terletak antara 0 sampai dengan 1. Semakin dekat dengan 1, semakin besar kontribusi variabel X (X1, X2) terhadap variabel Y yang berarti semakin tepat garis

regresi tersebut untuk mewakili hasil observasi yang sebenarnya.

3.8.4 Pengujian Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang dirumuskan diterima atau tidak.

46

1. Uji F Dilakukan pengujian uji F yaitu alat analisis untuk mengetahui apakah semua variabel bebas X1, X2 secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya Y. Kriteria yang dipakai adalah bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel berarti semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Adapun prosedur pengujian uji F, sebagai berikut : a. Ho : i = 0 (X1, X2, secara bersama tidak berpengaruh terhadap Y) H1 : i 0 (X1, X2 secara bersama berpengaruh terhadap Y) b. Penelitian ini digunakan = 0.05 dengan derajat bebas (nkl), yaitu: n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel c. Dengan F hitung sebesar :

(Alhusin, Syahri;2003) Fhitung = ESS RSS

Dimana : ESS (explained sum of square) RSS (residual sum of square) pengganggu d. Kurva pengujian uji F, sebagai berikut : H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel H0 diterima jika Fhitung Ftabel = jumlah kuadrat regresi = jumlah kuadrat kesalahan

47

Gambar 3.1 : Pengujian Uji F

Daerah dimana Ho diterima/H1 ditolak Daerah dimana Ho ditolak/H1 diterima

0 2. Uji t

F tabel

Dilakukan uji t yaitu alat analisis untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria yang dipakai adalah bila nilai t hitung lebioh besar daripada nilai t tabel berarti variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. adalah untuk mengetahui ada pengaruh secara individu variabel bebas. Adapun prosedur pengujian uji t, sebagai berikut : Ho : = 0 (tidak ada pengaruh) H1 : 0 (ada pengaruh) Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t, sebagai berikut :

48

Syarat : A. Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. B. Apabila thitung ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Gambar 3.2 : Pengujian Ujit Daerah Ho ditolak Daerah Ho ditolak

Sumber : Alhusin, Syahri, Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS 10 For Windows, Edisi Revisi, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta; 2003.

You might also like