You are on page 1of 17

1. Bagaimana wilayah geografi Indonesia yang berada pada posisi silang dapat menimbulkan kerusuhan national?.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian. Berdasarkan posisi geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas: o Utara - Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan. o Selatan - Negara Australia, Samudera Hindia. o Barat - Samudera Hindia. o Timur - Negara Papua Nugini, Timor Leste, Samudera Pasifik Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain di muka bumi. Secara geografis, Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia menempatkan Indonesia di posisi silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi perdagangan yang ramai. Bahkan sejak zaman dahulu, perairan Nusantara merupakan perairan yang ramai dilalui kapal-kapal dagang dari India, Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa. Selain itu, letak di antara dua benua dan dua samudra mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Posisi dan letak goegrafis Indonesia menyebabkan Indonesia mempunyai karakteristik khas dan juga menguntuntungkan sebagai berikut : 1) Indonesia dilalui jalur perdagangan internasional 2) Benua dan samudra yang memiliki karakteristik iklim yang berlainan, secara periodic memengaruhi keadaan cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa Indonesia memiliki iklim tropika. Kondisi iklim di dunia dpengaruhi oleh garis lintang. Berdasarkan garis lintang, Supandan Rubner membagi iklim menjadi tujuh wilayah. 3) Kondisi vegetasi yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sangat beragam. 4) Adanya pembagian tig pembagian tiga daerah waktu di Indonesia 5) Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia 6) Keragaman jenis tanah di Indonesia

(http://limitedheart.blogspot.com/2010/01/pertanyaan-1.html)

Faktor Disintegrasi Bangsa ditinjau dari Asta Gatra a.Geografi. Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan letak yang sangat strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian dunia selain itu juga memiliki berbagai permasalahan yang sangat rawan terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari ribuan pulau yang dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau tergantung dari daerah lain.

Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan horizontal serta konflik komunal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, sikap primodialisme bernuansa SARA, konflik antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan HAM serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah. Dari hasil penelitian diatas dapatlah dianalisis dengan menggunakan pisau astra gatra sebagai berikut : a. Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah. Dari penjelasan diatas Kerusuhan-kerusuhan yang mengganggu stabilitas dan keamanan bangsa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dapat disebabkan letak geografis bangsa Indonesia yang berada dalam posisi silang ini. Rendahnya pemerataan pembangunan dan letak Indonesia yang dekat dengan Negara maju (Asia dan Australia) akibat letak geografis Indonesia ini turut mengambil peranan penting akan terjadinya kerusuhan nasional, gerakan separatis banyak berlandaskan semangat kedaerahan, semangat perkembangan pembangunan daerah, Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga menimbulkan potensi terjadinya kerusuhan nasional akibat gerakan

separatis, yang akhirnya ingin memisahkan diri dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah. Sebagai contoh, akibat wilayah geografi Indonesia yang terletak pada posisi silang, Berbagai pemberontakan PKI, RMS (Republik Maluku Selatan), PRRI Permesta dan juga gerakan sparatis di Timor- Timur yang pernah menyatakan dirinya berintegrasi dengan Indonesia. Gerakan separatis rakyat Timor-timor yang didasarakan semangat kedaerahan dan dekatnya dengan perbatasan Australia. Gerakan ini banyak dilator belakangi dekatnya hubungannya dengan Australia dan jauhnya hubungan wilayah ini dengan pemerintahan Indonesia. (http://argamakmur.wordpress.com/cara-mengatasi-agar-tidak-terjadi-integrasi-suatubangsa/) 2. Bagaimana Sumber Daya Alam di Indonesia baik alami maupun buatan dapat menyebabkan kerusuhan sosial ?.
Sumber Daya Alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan perekonomian nasional. Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait dengan Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan segala permasalahannya.

Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. http://argamakmur.wordpress.com/cara-mengatasi-agar-tidak-terjadi-integrasi-suatu-bangsa/

Sebagai contoh, Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 743.330 Km2. Di
dalam pulau tersebut terdapat tiga negara, yaitu : Brunei, Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, pulau Kalimantan sebagai bagian dari kepulauan Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Dulu, sebelum reformasi, kehidupan di Kalimantan sangatlah bersahaja, aman dan damai. Sangat jarang terjadi kerusuhan dari demo atau kerusuhan yang berbau bisnis. Namun, setelah reformasi bergurlir, isu kejadian kerusuhan berbau bisnis sangat kental, walau masih bisa diredam oleh pihak-pihak terkait (Aparat, Pemerintah dan Media). Seperti yang terjadi di Desa Luwe Kalimantan Tengah, pada tanggal 10 Februari 2012, telah terjadi demo penutupan ruas jalan HPH PT Wahana Inti Kahuripan Intiga (WIKI) yang dilakukan karyawan tambang batu bara PT Sinar Barito Global (SBG). http://weblogask.blogspot.com/2012/02/indonesia-jangan-mau-diprovokasi.html Pemberdayaan sumber daya alam yang dialkuan besar-besaran tanpa memperhatikan akibatnya terhadap lingkungan juga memicu terjadinya kerusuhan sosial, konflik antara para investor dan masyarakat sekitar kerap terjadi. Kerusuhan yang diakibatkan pemberdayaan sumber daya alam seperti ini jika tidak ditindak lanjuti juga dapat mengganggu stabilitas kesatuan bangsa Indonesia.

3. Bagaimana Sumber Daya Manusia di Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sosial ?. Salah satu masalah krusial di Indonesia adalah Sumber daya alam (SDA) melimpah, namun sumber daya manusia (SDM) kurang. Hal ini merupakan akar dari semua masalah yang melanda Indonesia. Mengapa demikian? Ini berdasarkan pada kenyataan yang terjadi. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun sayangnya sumber daya manusianya tidak memadai (dalam konteks kualitas yang rendah). Jika kualitas SDM Indonesia rendah, maka jangan salahkan jika kualitas SDA pun menjadi rendah. Seandainya kualitas SDM tinggi, tentu mutu dan pengelolaan hasil SDA pun

tinggi. SDA Indonesia yang melimpah belum terkelola secara baik karena SDM yang diharapkan semestinya mampu mengelolanya justru memiliki kualitas yang rendah. Jangankan mengelola lingkungann, dengan kualitas SDM yang rendah justru akan membawa kerusakan pada lingkungan. Buktinya, masyarakat Indonesia justru gencar melakukan penebangan liar, penggundulan hutan, pembukaan lahan tanpa tebang pilih, dan lain sebagainya. Tidak heran zamrud katulistiwa Indosesia justru hanya semboyan lama yang kini hampir tidak terdengar lagi. Kemudian contoh lain, SDM Indonesia yang rendah lebih parah lagi terlalu mengikuti arus westrnisasi. Terkesan lebih membudayakan budaya orang daripada budaya sendiri. Maka jangan salahkan jika negara lain justru dengan bebas mengklaim budaya kita. Selain itu, seandainya kualitas SDM Indonesia mencapai pada taraf yang disebut dengan SDM yang menjunjung norma bangsa, maka tidak akan ada kasus perkelahian, pembunuhan, korupsi serta tindak pidana lainnya. Contoh diatas hanya merupakan masalah kecil dari segelintir masalah di Indonesia yang timbul akibat rendahnya kualitas SDM Indonesia (kualitas dari segi pendidikan, norma, sopan santun, kemanusiaan, hingga pada ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa). http://shout.indonesianyouthconference.org/article/mawinda-edelweiss/1992-rendahnyakualitas-sdm-masalah-besar-yang-melanda-indonesia/
Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan orang yang berkepentingan sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan. Masalah sumber daya alam ini juga berkaitan erat dengan jumlah pengangguran di Indonesia. Tidak meratanya pembangunan juga menjadi factor penting dibalik masalah pengangguran ini. Banyak orang berada di bawah tingkat kemiskinan sehingga jika tidak dibekali moral yang baik akan cenderung bertindak criminal yang memicu terjadinya kerusuhan sosial.

Contoh, kerusuhan yang dilatarbelakangi hasutan yang tidak jelas di Ambon, dimana jika kualitas sumber daya manusia Indonesia memiliki moral dan intelektual tinggi tak akan terjadi kejadian seperti ini.

VIVAnews - Rusuh melanda sejumlah tempat di Kota Ambon, Maluku, 11 September 2011. Massa saling melempar batu. Sepeda motor dihentikan lalu dibakar. Letusan senjata api terdengar. Toko-toko tutup. Warga pun tak berani keluar rumah, bahkan sebagian mengungsi. Sementara pasukan polisi bekerja keras mengendalikan situasi. Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, mengatakan bahwa kerusuhan terjadi akibat hasutan informasi berantai yang salah. Bermula dari kabar kematian seorang tukang ojek, Darmin Saiman, akibat kecelakaan namun diisukan dibunuh. Anton mengatakan bahwa keluarga tak percaya Darmin tewas kecelakaan karena sepeda motornya tidak mengalami kerusakan parah. Sementara hasil otopsi menunjukkan Darmin mengalami kecelakaan murni. "Itu bisa dibuktikan dari hasil otopsi. Semua tidak ada tanda-tanda kekerasan," katanya. Simpang siur kematian warga Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, itu rupanya menyulut emosi dua kelompok yang kerap bertikai. Kerusuhan pecah yang meluas ke sejumlah kawasan, termasuk jantung kota Ambon. "Ada dua kelompok lama. Ya kami tidak usah sebutkan," kata Anton. Mendapat tambahan pasukan dari Makassar, aparat akhirnya menguasi keadaan beberapa jam kemudian. Tidak ada korban tewas, walau banyak yang mengalami luka. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, meminta Polri dan TNI bekerja sama meredam ricuh yang terjadi. Ia juga meminta Gubernur Maluku segera mengumpulkan aparat dan sejumlah tokoh masyarakat agar kericuhan berunsur SARA ini tidak terulang dan meluas. Meski sudah dapat mengidentifikasi kelompok bertikai, kepolisian masih memburu provokator utama yang memicu ricuh. "Tentu itu menjadi target kami, supaya jangan melaksanakan kegiatannya, memanas-manasi dan sebagainya," kata Anton. (ren) 4. Bagaimana ideology dapat menyebabkan kerusuhan sosial ?.
Ideologi Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam penghayatan dan pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok tertentu yang

mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas, demikian pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.

Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan. Perbedaan ideologi politik juga dapat menimbulkan konflik sosial, ideology politik yang berbeda ini biasanya didapatkan dari sejarah yang dialami daerah tersebut akibat perbedaan bangsa penjajah yang secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi ideology politik suatu daerah. Sebagai contoh konflik social di Papua yang dilatarbelakangi perbedaan ideologi yang dianut beberapa kelompok masyarakat Papua dengan bangsa Indonesia. Adanya keyakinan
itu, kemudian oleh sebagaian orang melakukan berbagai upaya sebagai gugatan kembali dalam bentuk aksi-aksi politik dan kekerasan yang menimbulkan konflik berkepanjangan hingga saat ini.

(http://id.berita.yahoo.com/konflik-papua-dilatarbelakangi-perbedaan-ideologi-politik055945662.html)

5. Bagaimana Politik bangsa Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sosial ?. Berbagai masalah politik masih banyak yang harus dipecahkan bersama oleh bangsa Indonesia saat ini, seperti diberlakukannya Otonomi daerah, sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri serta penghapusan dwi fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok inilah yang paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial

karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.

http://argamakmur.wordpress.com/cara-mengatasi-agar-tidak-terjadi-integrasi-suatubangsa/ Semangat primordialisme, kepartaian yang semakin menjadikan terpecah-pecahnya masyarakat menjadi kelompok-kelompok tertentu. Bentuk-bentuk pengumpulan massa yang dapat menciptakan konflik horizontal maupun konflik vertikal harus dapat diantisipasi guna mendapatkan solusi tepat dan dapat meredam segala bentuk konflik yang terjadi. Kepemimpinan dari tingkat elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan untuk menanggulangi konflik pada skala dini. Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait dengan Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan segala permasalahannya. Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok, golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus ke arah terjadinya kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan. Sebagai contoh, kerusuhan sosial Partai Demokrasi Indonesia yang terjadi pada 27 Juli 1996.

Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar. Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman terberat, yakni 13 tahun penjara.
PERISTIWA KERUSUHAN 27 JULI 1996, Jakarta Membara Peristiwa kerusuhan pada hari Sabtu 27 Juli 1996 (kemudian di Jakarta meninggalkan luka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Sebuah fragmen kekerasan yang kehadirannya dalam sejarah mungkin tak pernah dikehendaki. Inilah perhentian penting dalam perjalanan kapal Orde Baru. Partai Demokrasi Indonesia semakin tercabik-cabik. Sejumlah anak muda tertumpah getah. Para aktivis Partai Rakyat Demokratik dituduh menunggangi, dikejar, ditangkap, ditahan dan dituduh subversif. Organisasi non pemerintah digebuk, seorang pemimpin gerakan buruh diadili. "Pemerintah malah makin cenderung menggunakan kekerasan fisik dalam menghadapi gerakan perubahan masyarakat," kata Arbi Sanit, seorang pengajar Universitas Indonesia, dalam pengantar buku ini. Pemerintah menuduh komunisme di belakang semua ini. Tetapi poll terhadap kalangan kelas menengah di berbagai kota di Indonesia menyimpulkan bahwa pemerintahlah yang menjadi penyebabnya. Pemerintahkan yang berada di belakang kudeta terhadap pemimpin PDI Megawati Soekarnoputri. Perampasan paksa markas besar PDI menimbulkan kemarahan banyak orang. Tak terkendali. Meletuslah kerusuhan. Gedung-gedung dibakar, korban tak berdosa berjatuhan. Ratusan bahkan aktivis dinyatakan hilang atau diculik. Kubangan darah terjadi di jalanan Jakarta. Kerugian material yang tercatat akibat kemarahan massa antara lain rusak dan terbakarnya 56 gedung, 197 mobil, bus dan kendaraan roda dua. Lebih dari 200 orang ditangkap. Menurut Gubernur DKI Jakarta, Soerjadi Soedirja, total kerugian material mencapai Rp100 miliar. Praktisi politik menilai, peristiwa ini terjadi karena ada keinginan penguasa untuk memperlancar jalannya Pemilu, sekaligus meratakan jalan naiknya kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR

1998. Sebab, Megawati dengan kendaraan Partai Demokrasi Indonesia bisa menjadi ancaman serius. Karena itu perlu disingkirkan sejak awal. Inilah salah satu cuplikan wacana politik demokrasi Indonesia yang dalam perkembangannya justru mengajarkan kekerasan fisik daripada realitas demokrasi itu sendiri. Bagi generasi belakangan, buku penting untuk dibaca sebagai bahan referensi sejarah politik di Indonesia. http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2057749-peristiwa-kerusuhan-27-juli1996/#ixzz1tdSFL2JW

6. Bagaimana Ekonomi bangsa Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sosial ?.


Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk, yang dapat pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional, serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan dengan krisis moneter yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata pencaharian yang layak.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN. http://argamakmur.wordpress.com/cara-mengatasi-agar-tidak-terjadi-integrasi-suatubangsa/ Pemerataan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi dirasa sangat penting saat ini. Banyak permasalahan yang ditimbulkan akibat masalah ekonomi ini. Yang paling baru terjadi adalah isu pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, kenaikan harga BBM ini mendapat tanggapan keras dari masyarakat karena akan berujung semakin mahalnya kebutuhan hidup masyarakat Indonesia yang sebagian besar tingkat ekonominya dalam keadaan yang lemah. Gelombang demokrasi besar-besaran yang tak jarang berakhir kerusuhan dan bentrok terjadi di berbagai daerah. Kejadian seperti ini seharusnya ditanggapi lebih oleh pemerintah karena dapat menimbulkan perpecahan akibat menurunnya tingkat kepercayaan masyrakat terhadap pemerintah dan secara jelas mengganggu stabilitas kesatuan bangsa.

Berikut beberapa kerusuhan akibat kenaikan BBM yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia: Demo Pembakaran mobil polisi di Salemba, Jakarta Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jalan Diponegoro, Salemba, Jakarta Pusat, pada Kamis malam berlangsung ricuh. Sebuah mobil polisi dibakar saat berlangsung bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan. Menurut Bambang Sri Pujo Sukarno Sakti, Koordinator Tim Advokat Mahasiswa dan Rakyat, aksi pembakaran bukan dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami). Demo yang Merugi EMPAT PULUH LIMA JUTA di Makassar, Sulsel Kerugian sarana Lalulintas (Lalin) sementara akibat aksi demonstrasi rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Makassar, Sulawesi Selatan mencapai Rp45 juta."Paling banyak jumlah lampu pengatur lalulintas yang dirusak pendemo," kata Kepala Dinas Perhubungan Makassar Chairul Andi Tau di Makassar Sulawesi Selatan, Kamis (29/3).Ia menyebutkan, jumlah lampu pengatur lalu lintas yang dilaporkan rusak seperti di jalan Andi Pengeran Pettarani, ada lima boks, selanjutnya di jalan Peritintis Kemerdekaan empat boks. Sementara delapan rambu-rambu dan marka jalan juga dilaporkan rusak dan hilang. Demo Rusak Pos Polisi di Kendari, Sulawesi Tenggara Aksi ribuan mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM di DPRD Sulawesi Tenggara, berakhir ricuh, Selasa (27/3/2012). Kaca jendela DPRD pecah berantakan dan pos polisi rusak.Kekisruhan berawal ketika mahasiswa berniat masuk ke kantor DPRD. Polisi membarikade pintu masuk. Karena mahasiswa terus memaksa masuk, polisi mengeluarkan tembakan peringatan.Mahasiswa tidak menggubris. Mereka merangsek masuk. Lalu polisi mengeluarkan tembakan gas air mata, sehingga mahasiswa kocar-kacir. Kemudian mahasiswa melempari kantor DPRD dengan batu.Seorang pegawai kesekretariatan DPRD terluka akibat lemparan batu. Selain melempari kantor DPRD, massa juga merusak pos polisi yang terletak di ujung kampus Universitas Haluloeo. http://black-marbles.blogspot.com/2012/03/kerusuhan-akibat-kenaikan-bbm-maret.html

7. Bagaimana Sosial Budaya bangsa Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sosial ?.

Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di dalam masyarakat. Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang bernuasa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI akibat dari ketidak puasan dan perbedaan kepentingan, apabila kondisi ini tidak dimanage dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi bangsa. Kemajemukan akan menjurus ke arah konflik yang sangat potensial apabila faktor kemajemukan horizontal bersatu dengan faktor kemajemukan vertikal. Dengan kata lain, apabila suatu kelompok etnis tertentu tidak hanya dibedakan dengan kelompok etnis lainnya karena faktor-faktor ascribed (faktor Horizontal) lainnya seperti bahasa daerah, agama, dan lain-lain, tetapi juga karena perbedaan faktor achievement (faktor Vertikal) seperti ekonomi, pemukiman dan kedudukan politis, maka intensitas konflik akan dapat menjurus kepada suasana permusuhan. Sebaliknya, apabila kemajemukan faktor-faktor horizontal tidak diperkuat oleh faktor-faktor vertikal, maka intensitas konflik sangat kecil dan mudah untuk dijuruskan kepada persesuaian atau harmoni. Sederhananya dapat dikatakan bahwa faktor utama dari konflik terbuka dalam masyarakat adalah faktor achievement yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan faktor ascribed (terkecuali bila dimasukkan juga perspektif generalisasi dan asumsi). Sedangkan faktor ascribed cenderung hanya menghasilkan konflik kecil (tertutup) dan lebih mudah untuk di harmonisasikan. Namun bilamana faktor horizontal ini diperkuat dengan jiwa etnosentrisme yang kental maka faktor horizontal itu sendiri akan menjadi sama esensialnya seperti faktor vertikal dan dapat menghasilkan konflik terbuka. http://mascondro212.blogspot.com/2011/05/konflik-antar-suku-bangsa-dan-upaya_16.html

Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang. Konflik yang terjadi di daerah-daerah di Indonesia kerap dengan konflik fisik yang cenderung menggunakan kekerasan. Berawal dari masalah jati diri orang perorang akhirnya berkembang menjadi jati diri golongan atau kelompok. Konflik konflik itu terjadi karena adanya pengaktifan jati diri etnik untuk solidaritas memperebutkan sumber-sumber daya yang ada dan harga diri sebagai kekuatan social yang besar untuk mendorong mereka melakukan hal tersebut. http://kehidupan-reno.blogspot.com/2009/11/penyelesaian-konflik-antar-suku.html

Perang Antara Suku Dani Dan Damal di Mimika Masih Berkobar


http://beritasore.com/2007/10/18/perang-antara-suku-dani-dan-damal-di-mimika-masihberkobar/ Timika, Papua ( Berita ) : Perang di antara suku Amungmue yang mendiami Kampung Banti berhadapan dengan gabungan antara suku Dani dan Damal yang mendiami Kampung Kimberli, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang dimulai sejak Senin (15/10) hingga Kamis dini hari masih terus berkobar. Sementara itu, jumlah korban yang meninggal dunia mencapai delapan orang, dan ada puluhan anggota suku yang terluka akibat terkena panah dan senjata tajam lainnya, serta kerusakan rumah dan harta benda lainnya. Dari Distrik Tembagapura, Kamis [ 18/10 ] dini hari, wartawan melaporkan, perang antar-suku tersebut belum juga berakhir. Suku-suku yang bertikai itu masih saling menyerang menggunakan alat tempur tradisional, seperti panah, parang, dan bebatuan. Menurut Kepala Distrik Tembagapura, Yosias Lossu, jika pada Rabu (17/10) ada korban yang meninggal dunia sebanyak empat orang dengan rincian tiga orang dari suku Dani dan seorang dari suku Amungme, maka pada Kamis dini hari jumlah korban bertambah menjadi delapan orang, terdiri atas lima orang dari suku Dani dan Damal, sedangkan tiga orang dari suku Amungme. Kami telah berkoordinasi dengan aparat keamanan dari Polsek Tembagapura dan Polres Mimika untuk menghentikan perang suku ini. Begitu pula telah berkoordinasi dengan aparat Brimob Polda Papua yang bertugas mengamankan wilayah tambang PT Freeport.

Walaupun begitu perang suku masih juga berkobar, karena setiap kubu belum ingin berdamai, katanya. Menurut dia, Rabu (17/10) Kapolres Mimika, AKBP Godhelp Mansnembra, dan Ketua DPRD Mimika, Yosef Kilangin, sudah datang ke Distrik Tembagapura untuk mendamaikan suku-suku yang bertikai itu, namun mereka tidak berhasil datang ke lokasi perang suku karena pada saat itu perang masih berkobar. Yosias mengatakan, ada dugaan bahwa perang suku dipicu oleh kematian salah seorang pria dari suku Dani bernama Magai yang akhirnya menimbulkan kecurigaan bahwa yang bersangkutan dibunuh oleh suku lain. Dia mengatakan, belum genap sebulan suku-suku yang bertikai itu menyepakati perdamaian, namun pada akhirnya kesepakatan itu tidak dilaksanakan lagi. Warga kedua kelompok saling berhadap-hadapan dengan panah, parang dan berbagai jenis senjata tajam lainnya. Pemukiman masyarakat dari kedua kelompok berjarak kurang lebih 4-5 kilometer dari kota Tembagapura. Sementara kedua kampung yang terletak di dataran tinggi itu cuma dipisahkan oleh Kali Kabur, sungai yang mengalirkan material tailing PT Freeport Indonesia (PTFI) ke dataran rendah Mimika. Ketua DPRD Mimika, Drs Yosep Yopi Kilangin, melalui telepon seluler (ponsel)-nya, setelah kembali dari Tembagapura, mengemukakan bahwa perang suku yang terjadi di wilayah itu merupakan rentetan dari konflik yang sudah terjadi sebelumnya. Pada minggu ke tiga September 2007, katanya, warga Banti dan Kimberli sempat terlibat perang suku selama beberapa hari yang dipicu oleh masalah keluarga. Sampai sekarang, kami belum mengetahui secara jelas masalah apa yang melatarbelakangi warga saling bertikai. Namun, dari informasi yang disampaikan masyarakat dari Tembagapura, konflik yang terjadi sekarang merupakan lanjutan dari persoalan sebelumnya, ujar Kilangin. Dia juga membenarkan kalau korban terus berjatuhan dari kubu-kubu yang bertikai di kampung Banti dan Kimberli, namun identitas para korban belum diketahui secara jelas. Pada minggu ke tiga September 2007, kedua kelompok sempat menandatangani tujuh butir kesepakatan yang isinya, antara lain masing-masing pihak berjanji untuk menghentikan perang dengan menggunakan senjata tajam seperti panah, korban yang terkena panah tidak menuntut ganti rugi, dan jalan umum yang menghubungkan Kampung Banti menuju Tembagapura yang melewati Dusun Kimbeli dibuka kembali untuk digunakan secara bersama oleh semua warga. Kesepakatan itu ditandatangani oleh para tokoh dari kedua kelompok antara lain Elian Kogoya, Kolinus Beanal, Paulus Kimbak, Janes Natkime, Yanus Magai,

Eliaser Wamang, Tomi Jamang, Pius Waker, Janes Alom, Marthen Magal, Pdt Obet Jayame, Ayub Elas. Surat kesepakatan perdamaian itu juga ditandatangani oleh Wakil Ketua I DPRD Mimika, Stef Rahangiar. Selain itu, surat tersebut juga ditandatangani Ketua Komisi C DPRD Mimika, Agustinus Anggaibak, Wakapolres Mimika, Kompol Drs M. Yusuf SH, Komandan Detazemen B Brimob Mimika, Kompol Yunus Wali, dan Kepala Distrik Tembagapura, Yosias Lossu. ( ant )

8. Bagaimana Pertahanan dan Keamanan bangsa Indonesia dapat menyebabkan kerusuhan sosial ?. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan negara.

TNI-Polri Tegang Hingga Dini Hari


Diduga Masih Terkait Bentrok di Stadion Mattoanging ; Seorang Polisi Luka Parah Usai Diserang di Kamar Kosnya ; PMProvos Gelar Razia, Jl Perintis Kemerdekaan Macet Total

(http://202.146.4.121/read/artikel/138575/sitemap.html)
Sabtu, 27 November 2010 | 03:13 WITA

Makassar, Tribun - Prajurit TNI AD dan Polri di Makassar dikabarkan memanas menyusul penyerangan seorang anggota Samapta Polda Sulsel, Briptu Kasman (24), di kawasan Jl Bung, Tamalanrea, Makassar, Jumat (26/11) subuh. Hingga Sabtu (27/11) dini hari, hubungan TNI-Polri dikabarkan tegang. Aparat polisi militer bersama provos TNI dan Polri melakukan patroli bersama.

Insiden peyerangan diduga masih buntut bentrokan oknum polisi dengan TNI di Stadion Mattoanging di sela-sela pertandingan PSM Makassar melawan Persiwa Wamena, Rabu (24/11) malam lalu. Kapolda Sulsel Irjen Polisi Johny Wainal Usman dan Kepala Staf Kodam Brgjen TNI Subekti mengatakan, insiden tersebut masih dalam penyelidikan dan belum pasti melibatkan prajurit TNI. "Mungkin ada pihak ketiga yang memanfaatkan situasi ini. Saya sudah cek tidak ada anggota yang keluar asrama pada saat kejadian (penuerangan polisi di Tamalanrea)," kata Subekti usai membesuk Briptu Kasman di Rumah Sakit Bhayangkara, kemarin. Banjir Isu Menyusun hubungan TNI-Polri yang memanas, sejumlah isu bersebaran melalui pesan pendek (SMS) maupun situs jejaring sosial facebook. sekitar pukul 22.30 wita, Kasman dikabarkan meninggal dunia. Isu tersebut berembus kencang membuat wartawan mendatangi RS Bhayangkara. Namun diperoleh kepastian, bintara polisi ini masih menjalani perawatan insentif di ruangan ICU. Sementara isu lain yang beredar menyebutkan, sekelompok pria berbaju loreng mengamuk dan merazia orang yang dicurigai polisi di sekitar Jl Urip Sumoharjo hingga Jl Perintis Kemerdekaan yang menyebabkan kemacetan panjang hingga empat jam. Belakangan diketahui, prajutit polisi militer Kodam VII Wirabuana bersama petugas provos polisi dari Polrestabes Makassar dan Polda Sulsel melakukan razia terhadap anggota TNI dan Polri. "Tidak ada ketegangan. Kita sudah melakukan patroli bersama dengan teman-teman PM dan provos TNI di sejumlah lokasi. Semuanya sudah saling memahami," kata Kepala Bagian Operasi Polrestabes Makassar AKBP Audi Manus. Kondisi Briptu Kasman dilaporkan masih kritis di RS Bhayangkara. Korban mengalami luka akibat senjata tajam di sekujur tubuhnya dan di bagian kepala.

Korban yang masih bujang ini mengalami luka serius di bahu sebelah kiri, tangan kanan, bagian kepala, dan paha sebelah kanan. Dua alat khusus dipasang di bagian dadanya. Sementara selang infus juga masih terus digunakan untuk membantu korban. Ibu Kasman bersama belasan rekannya dari Samapta Polda Sulsel melakukan pengamanan dengan senjata lengkap di RS Bhayangakara. Informasi yang dihimpun, sejak siang kemarin, polisi diminta untuk tidak memakain pakain dinas. Polisi lalu lintas juga hanya bertugas di pusat kota. Sementara pos polisi yang berada di sekitar Jl AP Pettarani, Jl Urip Sumoharjo, dan Jl Perintis Kemerdekaan dirusak oleh orang tak dikenal. Ketegangan antara polisi dengan TNI menjadi pembicaraan di kalangan kepolisian di Polda Sulsel. Bahkan, seusai salat Jumat digelar, imam masjid Polda Sulsel mengumandangkan salawat badar. Kapolda Irjen Johny mengaku masih mendalami kasus tersebut. Akibat penyerangan anggotanya dan beberapa pos polisi lalu lintas, Johny mengaku sudah memerintahkan agar sejumlah kantor meningkatkan meningkatkan kewaspadaan, khususnya di tingkat kepolisian sektor (polsek). "Saya tidak mau berspekulasi. Siapa pun bisa memiliki rambut cepak," ujarnya tersenyum. Namun, Johny yang menggunakan baju koko warna putih mengimbau kepada seluruh jajarannya untuk menahan emosi dan tidak terprovokasi. "Penyelidikan akan kami lakukan. Tapi saya meminta agar seluruh jajaran tidak terprovokasi akan hal ini," imbaunya. Johny, juga mengatakan, dalam waktu dekat pihakya akan melakukan pertemuan dengan Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Amril Amir. Ditanyai apakah peristiwa penganiayaan tersebut terkait keributan antara polisi dan tentara beberapa hari lalu saat PSM bertasnding, Johny tidak memastikannya. "May be yess, may be no," katanya singkat.

Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Amril Amir, yang dikonfirmasi mengatakan masih menyelidiki kasus ini. "Ke depan akan kami bersama pihak polda duduk bersama membahas masalah ini," jelasnya.(cr6/ali/axa)

You might also like