You are on page 1of 12

TEHNIK PEMBUATAN BOKASI

Oleh : Nasir, SP., MBA

Latar Belakang Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Dalam tahun 1980-an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut: - memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman - memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah - meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman - menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik - meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik pada lahan pertanian sedikit demi sedikit semakin berkurang. Jika hal tersebut tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan produksi akan terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran. Berbicara mengenai masalah penurunan produksi, tentunya bukan saja menjadi masalah petani atau masyarakat, tetapi juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat. Hal ini seyogyanya harus menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam mengatasinya secara bijak. Untuk dapat mengatasi hal tersebut, pada tahun anggaran 2003 ini Pemda Kabupaten Pandeglang secara khusus mengalokasikan dananya melalui Proyek Peningkatan Produksi Padi Palawija dan Sayuran. Pada kegiatan Proyek ini terdapat pertemuan teknis yang berisikan materi pengaruh penggunaan pupuk bokashi terhadap produksi padi palawija dan sayuran, dan materi tehnik pembuatan bokashi. Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di lapangan. Manfaat Bokashi Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.

Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.

Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi a. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang - Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi : 1. Pupuk kandang = 300 kg 2. Dedak = 50 kg 3. Sekam padi = 150 kg 4. Gula yang telah dicairkan = 200 ml 5. EM-4 = 500 ml 6. Air secukupnya Cara Pembuatannya : 1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air 2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata 3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 % 4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar) 5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm 6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari 7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik 8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni 9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan 10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali 11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi - Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi : 1. Jerami padi yang telah dihaluskan 2. Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang 3. Dedak halus 4. Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa

= = = =

500 kg 300 kg 100 kg 100 kg

5. 6. 7.

Molase/Gula pasir/merah EM-4 Air secukupnya

= 1 liter/250 gr = 1 liter

Cara Pembuatannya: Membuat larutan gula dan EM-4 1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter 2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata 3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata. Membuat pupuk bokashi 1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata 2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 % 3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal 4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm 5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari 6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik 7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan 8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. c. Pembuatan Bokashi Cair - Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair : 1. Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang = 30 kg 2. Molase/Gula pasir/merah = 1 liter/250 gr 3. EM-4 = 1 liter 4. Air secukupnya Cara Pembuatannya: 1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya 2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter 3. Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum, kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata 4. Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga bersatu dengan larutan tadi 5. Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduk sampai rata dan tutup rapat-rapat

6. Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali 7. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan. Bila tidak ada molase, setiap macam gula dapat digunakan sebagai penggantinya. Beberapa bahan pengganti tersebut adalah nira tebu gula, sari (juice) buahbuahan,dan air buangan industri alkohol Jumah kandungan air adalah merupakan petunjuk. Jumlah air yang perluditambahkan tergantung pada kandungan air bahan yang digunakan. Jumlah air yang paling sesuai adalah jumlah air yang diperlukan membuat bahan-bahan basah tetapi tidak sampai berlebihan dan terbuang.

Penggunaan Pupuk Bokashi untuk Padi, Palawija dan Sayuran


Bahan bokashi sangat banyak terdapat di sekitar lahan pertanian, seperti misalnya jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam padi, sebuk gergaji, dan lain-lain. Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme frmentasi dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C. Hasil fermentasi bahan organik berupa senyawa organik mudah diserap oleh perakaran tanaman. a. Cara penggunaan secara umum : - 3-4 genggam bokasi (150-200 gram) untuk setiap mtr persegi tanah disebar marata diatas permukaan tanah. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih. - Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul/bajak. Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan tanah. - Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit ditanam. - Untuk tanaman buah-buahan, bokasi diebar merata dipermukaan tanah/perakaran tanaman dan siramkan 3-4 cc EM-4 perliter air setiap minggu sekali. b. Cara penggunaan secara khusus : Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan pertanian juga banyak digunakan pada tanah swahkarena ketersediaan bahan yang cukup. Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk pembibitan/ menanam bibit yang masih kecil. - Bokashi expres baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan buah-buahan. CARA MEMBUAT BOKASHI (untuk 1 ton) A. Bokashi Padat Bahan: - Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll) - Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Dedak/bekatul 50 kg - EM-4 1 liter - Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air - Air secukupnya

Tahapan Pembuatan: 1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam 2. Campurkan Sampah basah pupuk kandang dedak/bekatul, hingga rata 3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air. 4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotorandedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar. 5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 7 hari. 6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 50 derajad Celsius. 7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan. Aplikasi: Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam. B. Bokashi Cair (untuk 200 liter) Bahan: - Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Hijauan daun (secukupnya) - EM-4 1 liter - Gula pasir 1 kg - Terasi 1 kg - Air bersih 200 liter - Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi Tahapan Pembuatan: 1. Pupuk kandang dihaluskan 2. Gula pasir Terasi EM-4 NPK dilarutkan dalam air 3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter. 4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit. 5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 7 hari. Aplikasi: 1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 1 liter tergantung jenis tumbuhan.

TEHNIK PEMBUATAN BOKASI


Latar Belakang Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Dalam tahun 1980-an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut: - memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman - memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah - meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman - menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik - meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik pada lahan pertanian sedikit demi sedikit semakin berkurang. Jika hal tersebut tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan produksi akan terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran. Berbicara mengenai masalah penurunan produksi, tentunya bukan saja menjadi masalah petani atau masyarakat, tetapi juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat. Hal ini seyogyanya harus menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam mengatasinya secara bijak. Untuk dapat mengatasi hal tersebut, pada tahun anggaran 2003 ini Pemda Kabupaten Pandeglang secara khusus mengalokasikan dananya melalui Proyek Peningkatan Produksi Padi Palawija dan Sayuran. Pada kegiatan Proyek ini terdapat pertemuan teknis yang berisikan materi pengaruh penggunaan pupuk bokashi terhadap produksi padi palawija dan sayuran, dan materi tehnik pembuatan bokashi. Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di lapangan. Manfaat Bokashi Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.

Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman. Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi a. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang - Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi : 1. Pupuk kandang = 300 kg 2. Dedak = 50 kg 3. Sekam padi = 150 kg 4. Gula yang telah dicairkan = 200 ml 5. EM-4 = 500 ml 6. Air secukupnya - Cara Pembuatannya : 1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air 2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata 3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 % 4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar) 5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm 6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari 7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik 8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni 9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan 10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali 11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi - Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi : 1. Jerami padi yang telah dihaluskan 2. Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang

= 500 kg = 300 kg

3. 4. 5. 6. 7.

Dedak halus Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa Molase/Gula pasir/merah EM-4 Air secukupnya

= = = =

100 kg 100 kg 1 liter/250 gr 1 liter

- Cara Pembuatannya: Membuat larutan gula dan EM-4 1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter 2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata 3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata. Membuat pupuk bokashi 1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata 2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 % 3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal 4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm 5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari 6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik 7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan 8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik. c. Pembuatan Bokashi Cair - Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair : 1. Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang 2. Molase/Gula pasir/merah 3. EM-4 4. Air secukupnya

= 30 kg = 1 liter/250 gr = 1 liter

- Cara Pembuatannya: 1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya 2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter 3. Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum, kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata

4. Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga ersatu dengan larutan tadi 5. Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduksampai rata dan tutup rapat-rapat 6. Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali 7. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan.

Menuai Berkah dari Limbah Rumah Tangga sampah organik


Bau tak sedap, lalat yang beterbangan dan kesan jorok, lazim kita lihat di bak sampah atau tempat-tempat sampah di depan rumah. Apalagi kalau tukang sampah yang tidak kunjung datang sampai berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Wah, bisa-bisa membuat kita jadi pusing kepala, tidak hanya bau yang ditimbulkan tetapi juga merusak pemandangan. Lingkungan sekitar juga menjadi tidak sehat. Alangkah bijaknya seandainya kita terutama buat ibu-ibu rumah tangga mampu menyulapnya atau mendaur ulang menjadi barang yang bermanfaat, terlebih dapat dimanfaatkan sebagai barang yang bernilai ekonomis dan dapat dijadikan sebagai lahan bisnis. Sampah rumah tangga ada 2 macam, yaitu sampah organik dan sampah nonorganik.Sampah rumah tangga organik yaitu sampah yang berasal dari hijauan atau sesuatu/benda yang bisa diurai oleh mikroorganisme, misalnya sisa-sisa sayuran, makanan dan juga dedaunan. Sedangkan sampah rumah tangga non organik yaitu limbah rumah tangga yang tidak bisa diurai oleh mikro organisme, misalnya plastik,logam dan kertas. Pemilahan atau Grading Sampah rumah tangga sampah yang ada dilakukan pemilahan (grading) antara sampah organic dengan sampah non organik. Sampah non organik bisa dimanfaatkan dengan cara mendaur ulang kembali plastik,logam dan kertas menjadi barang yang dapat dibuat kembali seperti bentuk semula atau disulap menjadi hasil karya seni yang bernilai tinggi dan indah. Biasanya para pemulunglah yang mengambil dan memilah sampah non organik ini untuk dijual.Sedangkan pemanfaatan limbah atau sampah rumah tangga organik biasa disebut pengomposan yang hasil akhirnya berupa pupuk kompos atau pupuk bokashi sebagai nutrisi bagi tanaman. Selain dimanfaatkan menjadi pupuk, dapat juga dibuat menjadi pakan ternak. Pembuatan dan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos/Bokashi. Pengolahan sampah organic menjadi kompos tidak perlu teknik yang rumit. Setelah dilakukan pemilahan dari unsur-unsur non organik, selanjutnya dilakukan proses produksi. Inilah beberapa proses produksi pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos / bokashi : 1. Siapkan wadah pengomposan di bawah naungan atau atap agar terhindar dari hujan. Wadah dapat berupa tumpukan batu bata ukuran 80 cm x 80 cm setinggi 1 meter atau menggunakan wadah berupa drum plastik. Lubangi dasar drum plastik itu sebanyak 5 buah. Letakkan batu bata sebagai dasar drum agar sirkulasi udara menjadi lancar. 2. Cacah daun menjadi potongan 3 cm x 3 cm. Makin kecil potongan, makin cepat proses dekomposisi atau pengomposan. Tetapi jikau kuran potongan terlalu kecil, timbunan akan

cenderung memadat sehingga sirkulasi udara tidak lancer. Sisa sayuran yang bersantan, berminyak dan berlemak sebaiknya dipisahkan karena dapat mengganggu proses pengomposan. 3. Campurkan sampah daun kering,sampah daun hijau dan kompos lama dengan perbandingan 1:2:1. Siram sampah yang sudah dipotong-potong tadi dengan air sampai jenuh. Tambahkan kotoran ternak( ayam, sapi, kambing ). Penambahan kotoran ternak ini sekaligus dapat mempercepat proses penguraian (dekomposisi). Tinggi tumpukan sampah idealnya 1 meter. Panas akan cepat hilang jika tumpukan sampah terlalu rendah. Sebaliknya jika tumpukan sampah ini terlalu tinggi akan menimbulkan suhu yang tinggi pula, tetapi udara dalam timbunan berkurang, padahal mikroba aerob membutuhkan oksigen untuk berkembang biak. 4. Tutup wadah dengan terpal,atau karung goni. Dapat juga ditambah starter atau larutan mikroba seperti penggunaan EM4 ( Effective Microorganisme ).Atau bisa membuat starter sendiri dengan menggunakan air lindi, yaitu air yang berasal dari pembusukan saat proses pembalikan tumpukan sampah. 5. Tumpukan disiram dengan air bersih. Semakin hari suhu semakin meningkat. Jika suhu sudah mencapai 75-90 derajat C, tumpukan dibalik. Kompos siap dipanen setelah 28-30 hari. Jika menggunakan starter Effective Microorganisme pemanenan kompos setelah 5-6 hari. 6. Setelah hancur dan kering, diayak menggunakan ayakan pasir hingga menghasilkan kompos yang halus. Kompos dikemas dalam kantong plastik yang kedap air.

Sampah plastic Di atas adalah salah satu pemanfaatan sampah dan beberapa langkah yang dilakukan dalam membuat pupuk kompos yang banyak mengandung unsur hara dan nutrisi untuk tumbuh kembangnya tanaman.Selain dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, pembuatan pupuk kompos dapat dijual.Kompos yang sudah dipanen dikemas dalam kantung plastik 5 kg.Tiap kemasan harganya bisa mencapai Rp 5.000.Jika pembuatan kompos ini dibuat dalam skala besar income yang diperoleh otomatis akan semakin besar pula.Hasil yang lumayan bukan?

You might also like