You are on page 1of 2

Contoh Skripsi Penelitian Pendidikan Kuantitatif

Penyelenggaraan Program S1 PGSD-A Komponen Penyelenggaraan 1) Mahasiswa dan kemahasiswaan Dalam melaksanakan Program Pendidikan Guru S-1 PGSD berasrama ini, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ditunjuk sebagai salah satu penyelenggara dari 13 LPTK yang ditunjuk. Hasil kesepakatan Rektor UNESA, Ditjen Dikti, dan Ditjen PMPTK, UNESA memperoleh daerah binaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 5 kabupaten/kota yakni Kota Kupang, kabupaten Kupang, Timur Tengah Selatan, Sumba Barat, Ngada, dan Ende. Oleh karena itu, mahasiswa S1 PGSD-A berasal dari NTT dengan 5 kabupaten/kota. Pembinaan kemahasiswaan untuk mahasiswa S1 PGSD-A, disamping dilakukan di kampus sebagai konteks pembelajaran, juga dilakukan di asrama. Mengingat asrama merupakan tempat pembentukan karakter calon guru tidak hanya sekedar tempat kost maka dibuatkan beberapa program kegiatan sebagai berikut. Pengembangan kepribadian mahasiswa. Yang termasuk kegiatan pengembangan kepribadian adalah kegiatan kerokhanian dan kegiatan pengembangan kedisiplinan kehidupan di asrama. Kegiatan kerokhanian khususnya kristen dan katolik dilaksanakan setiap minggu sekali tiap hari Jumat dan Sabtu. Selain itu hari hari Minggu mahasiswa perlu ke gereja untuk melaksanakan ibadah. Selain itu merayakan kegiatan keagamaan misalnya hari Natal. Untuk menjaga kedisiplinan mahasiswa telah dibuat tata tertib baik tata tertib kehidupan di asrama maupun di kampus. Kehidupan Bermasyarakat. Untuk menyiapkan mahasiswa nantinya bisa terjun di masyarakat dengan baik, maka di asrama dilatih bagaimana cara memanajemen kehidupan di ... Read More Penelitian Kuantitatif Penelitian dalam bidang pendidikan adalah upaya secara disiplin dalam mengajukan pertanyaan atau memecahkan masalah melalaui pengumpulan dan analisis data primer dengan maksud mendeskripsikan, menjelaskan, menggeneralisasikan dan membuat prediksi (Koetting, 1996, hlm.1137). Seperti kita ketahui , penelitian pendidikan, termasuk penelitian dalam teknologi pendidikan lebih banyak bersifat kuantitatif. Di samping itu penelitian pendidikan lebih bersifat pemecahan masalah daripada pengujian hipotesis. Penelitian pendidikan pada umumnya didasari observasi, pencatan, dan analisis yang dilakukan secara obyektif dan sistematik, yang dimaksudkan untuk menemukan prinsip-prinsip umum dan teori-teori yang mengarah pada prediksi prilaku dan kejadian-kejadin dimasa yang akan datang. Tujuan utamanya adalah memahami, memprediksi dan kalau memungkinkan mengendalikan. Sesuai dengan jenis metodologi yang digunakan, ada tiga paradigma yang diikuti dalam penelitian pendidikan. Ketiga paradigma tersebut adalah paradigma positivistik, paradigma interpretif dan paradigma kritikal. Ketiga paradigma ini memiliki perbedaan yang fundamental. Menurut Koetting (1996), perbedaan tersebut bersifat filosofis yang berkaitan dengan masalah metafisika, dualisme antara subyek-obyek, generalisasi, dan axiologi. Persoalan-persoalan yang sering dipertanyakan adalah: Apakah ada realitas obyektif yang berada di luar diri kita? Apakah peneliti dapat mengamati sesuatu secara obyektif tanpa terpengaruh oleh bias yang ada pada dirinya sendiri? Bisakah kita membuat kesimpulan yang umum dari dari sekumpulan data khusus? Apakah kausalitas dapat diterima secara nalar? Apakah persoalan-persoalan yang ... Read More Pengaruh Model Pembelajaran Snowballing terhadap Hasil Belajar Geografi ABSTRAK Wulandari, Putri Diana. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Snowballing terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo. Skripsi, Jurusan Geografi, FMIPA Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Prof. Dr. Edy Purwanto, M.Pd, (II) Drs. Marhadi Slamet Kistiyanto, M.Si. Pembelajaran yang bermakan adalah apabila siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Keterlibatan siswa secara aktif dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan saling bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran tersebut akan mempengaruhi hasil belajar yang tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Salah satu model pembelajaran

1/2

yang sering digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa adalah diskusi kelompok, namun hanya beberapa siswa saja yang aktif dan interaksi tatap muka antar anggota kelompok masih kurang. Maka untuk itu perlu variasi model pembelajaran yang lain untuk menumbuhkan keaktifan belajar siswa, yaitu model pembelajaran snowballing. Penggunaan model pembelajaran tersebut mendorong aktivitas siswa yang terlibat secara fisik, intelektual, dan emosional sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran snowballing dan siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran diskusi kelompok. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian eksperimen semu (quasy experiment) menggunakan subjek kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII ... Read More

2/2

You might also like