You are on page 1of 34

A.

Waktu Pelaksanaan Praktikum pertama Praktikum ke-dua Praktikum ke-tiga Praktikum ke-empat Praktikum ke-lima Praktikum ke-enam Praktikum ke-tujuh Praktikum ke-delapan Praktikum ke-sembilan Praktikum ke-sepuluh Praktikum ke-sebelas : 8 Februari 2012 : 8 Februari 2012 : 15 Februari 2012 : 15 Februari 2012 : 22 Februari 2012 : 22 Februari 2012 : 22 Februari 2012 : 29 Februari 2012 : 29 Februari 2012 : 29 Februari 2012 : 29 Februari 2012

B. Tujuan Praktikum Mengelompokkan asam amino berdasarkan golongannya, Mengidentifikasi apakah semua asam amino adalah asam amino, Mengidentifikasi jenis asam amino yang mengandung gugus aromatik, Mengidentifikasi jenis asam amino yang mengandung gugus radikal hidroksil benzen, Mengidentifikasikomposisi dalam protein, Mengelompokkan protein berdasarkan golongannya, Membuktikan jenis protein yang mengandung ikatan peptida. Mengidentifikasi denaturasi protein

C. Dasar Teori 1. Asam amino Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus

amino.Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon dari posisi gugus COOH. Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter,aseton,dan kloroform.Sifat asam amino ini berbeda
1

dengan sifat asam karboksilat maupun dengan sifat amina.Asam karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut organik.Demikian pula amina pada umumnya tidak larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut organik. Perbedaan sifat antara asam amino dengan asam karboksilat dan amina terlihat pula pada titik leburnya.Asam amino mempunyai titik lebur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan asam karboksilat atau amina.Kedua sifat fisika ini menunjukkan bahwa asam amino cendrung mempunyai sifat yang bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi dan bukan sekedar senyawa yang mempunyai gugus COOH dan gugus NH2.Hal ini tampak pula pada sifat asam amino sebagai elektrolit. Tidak semua asam amino terdapat didalam protein dan tidak semua asam amino dapat dibuat dengan sendirinya oleh tubuh kita.Asam amino dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan asam amino yang esensial dan asam amino non esensial. Disamping penggolongan asam amino berdasarkan dapat atau tidaknya tubuh membuat asam amino tersebut, asam amino juga dapat di kelompok berdasarkan gugus -R nya. Diantaranya: a) Merupakan rantai karbon ynag alifatik,

b) Mengandung gugus hidroksil, c) Mengandung atom belerang,

d) Mengandung gugus atom atau amidanya, e) f) Mengandung gugus basa, Mengandung cincin aromatik,

g) Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino.

Asam amino tersebut secara rinci adalah: a. Glisin; adalah jenis asam amino yang paling sederhana yang terdapat pada skleropoprotein. b. Alanin; semua asam amino dapat di anggap sebagai derivat alanin kecuali glisin. c. Valin, leusin, isoleusin; jenis asam amino yang esensial.

d. Prolin; asam amino heterosiklik yang diperoleh dari hidrolisis kasein. e. Fenilalanin; asam amino yang mengandng gugus R aromatik dan inti benzena yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. f. Tirosin; asam amino yang mengandung gugus fenol dan inti benzena yang bersifat asam lemah, yang diperoleh dari sintesis kasein. g. Triptofan; asam amino heterosiklik yang di peroleh dari pencernaan kasein oleh cairan pankreas dan mengandung inti benzena. h. Serin; asam amino yang mengandung gugus alkohol. i. Terionin; asam amino yang bersifat esensial. j. Sistein; asam amino yang mengandung gugus sulfhidril (-SH) k. Metionin; asam amino yang mengandung gugus metil. l. Glutamin; asam amino yang mengandung gugus amida. m. Aspargin; asam amino yang mengandung gugus amida. n. Asam glutamat; asam amino yang dapat di sintesis dari glutamin. o. Aspartat; asam amino yang dapat disintesis dari aspargin. p. Lisin; asam amino yang bersifat basa karena mengandung uugus NH2 lebih dari satu. q. Arginin; asam amino yang bersifat basa. r. Histidin; asam amino yang bersifat basa. Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas pada protein menghasilkan warna biru. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau untuk mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh. Ninhidrin juga merupakan suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu (Hart dkk, 2003).

2. Protein Melalui suatu proses tertentu sejumlah besar molekul asam amino dapat membentuk suatu senyawa yang memiliki banyak ikatan peptida.Molekul senyawa ini merupakan suatu molekul besar atau makromolekul yang terdiri atas banyak molekul asam amino dan karenanya disebut polipeptida.Protein adalah salah satu makromolekul yang terdiri atas sejumlah besar asam amino. Gugus karboksil pada asam amino dapat dilepaskan dengan proses dekarboksilasi dan menghasilkan suatu amina.Gugus amino pada asam amino dapat bereaksi dengan asam nitrit dan melepaskan gas nitrogen yang dapat diukur volumenya. Van Slyke menggunakan reaksi ini untuk menentukan gugus amino bebas pada asam amino,peptida maupun protein. Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein.

Gambar 1. Struktur molekul asam amino Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan

proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat. Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masingmasing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya. Telah diketahui bahwa beberapa molekul asam amino dapat berikatan satu dengan yang lain membentuk satu senyawa yang disebut peptida.Apabila jumlah asam amino yang berikatan tidak lebih dari sepuluh molekul disebut oligopeptida. Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida.Selanjutnya tripeptida dan tetrapeptida ialah peptida yang terdiri atas tiga molekul atau empat molekul asam amino.Dan dengan demikian apabila ada delapan asam amino,maka membentuk suatu oktapeptida. Polipeptida adalah peptida yang molekulnya terdiri dari banyak molekul asam amino.Protein adalah salah satu polipeptida yang terdiri lebih dari seratus asam amino. Peptida diperoleh dengan cara hidrolisis protein yang tidak

sempurna.Apabila peptida yang terjadi dihidrolisis lebih lanjut,akan dihasilkan asam amino-asam amino.

Sifat peptida ditentukan oleh gugus NH2 ,gugus COOH dan gugus R.Sifat asam dan basa pada peptida ditentukan oleh gugus COOH dan gugus
5

NH2 ,namun pada peptida rantai panjang,gugus COOH dan gugus NH2 yang terletak diujung rantai tidak lagi berpengaruh.Suatu peptida juga mempunyai titik isolistrik seperti pada asam amino.

a. Penggolongan protein berdasarkan bentuk Berdasarkan bentuknya protein dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein fiber (serabut), dan protein globular. Pada protein fiber terdiri dari rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu.Protein fiber memiliki ciri khas pada beberapa protein yang tergolong jenis ini, yaitu: 1) konfigurasi alfa heliks pada keratin, 2) lembaran berlipat paralel dan anti paralel pada protein sutera alam, 3) heliks tripel pada kalogen. Sifat umum dari protein fiber ini adalah tidak larut dalam air dan sukar untuk di uraikan oleh enzim. Protein globular umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Protein globular pada umumnya dapat larut dalam air, dalam lartan asam atau basa dan larutan etanol.Beberapa jenis protein globular yaitu albumin, globin, histon dan protamin. Yui9Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air dan dapat terkoagulasi oleh panas.

b. Penggolongan protein berdasarkan senyawa penyusun Di tinjau dari strukturnya protein dapat di bagi menjadi dua golongan besar, yaitu protein sederhana dan protein gabungan. Protein sederhana adalah protein yang apabila di hidrolisis hanya mengandung asam amino saja. Sedangkan protein gabungan adalah protein yang apabila di hidrolisis tidak hanya mengandung asam amino tetapi juga mengandung bahan kimia lain. Bahan kimia tersebut di sebut juga gugus prostetik, yang terdiri dari karbohidrat, lipid, atau asam nukleat.

c. Sifat-sifat protein 1) Ionisasi

Protein yang larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negatif. Pada titik isolistrik protein mempunyai muatan positif dan negatif yang sama, sehingga tidak bergerak ke arah elektroda positif maupun negatif apabila ditempatkan di antara kedua elektroda tersebut. Tabel titik isolistrik suatu protein No 1 2 3 4 5 6 7 8 Protein Albumin telur Insulin Albumin serum Kasein Gelatin Globin serum Fibroin Gliadin Sumber Telur Pankreas Darah Susu sapi Kulit sapi Darah Sutera Terigu pH isolistrik 4,55-4,90 5,30-5,35 4,88 4,6 4,80-4,85 5,4-5,5 2,0-2,4 6,5

Titik isolistrik mempunyai arti penting karena pada umumnya sifat fisika dan kimia erat hubungannya dengan pH isolistrik ini. Pada pH diatas titik isolistrik protein bermuatan negatif, sedangkan di bawah titik isolistrik protein bermuatan positif. Oleh karena itu untuk mengendapkan rotein dengan ion logam,di perlukan pH larutan diatas titik isolistrik, sedangkan pengedapan oleh ion negatif memerlukan pH di bawah titik isolistrik. Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein antara lain ialah Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++ dan Pb++. Sedangkan ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein ialah ion salisilat, triklorasetat, pikrat, tanat dan sulfosalisilat.

2) Denaturasi Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan

lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawi yang
7

menunjang kebutuhan tubuh. Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur dan konformasi molekul protein yang tepat.Apabila konformasi protein berubah, misalnya oleh perubahan suhu, pH atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain, ion-ion logam, maka aktivitas biokimianya akan semakin berkurang.Ion-ion logam yang bereaksi dengan protein dapat menyebabkan terjadinya suatu penggumpalan atau koagulasi. Perubahan konformasi alamiah menjadi konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses ynag disebut dengan denaturasi. Karakteristik terjadinya suatu denaturasi adalah ketika suatu larutan protein itu menjadi keruh, berbusa dan menggumpal.

d. Reaksi-reaksi khas protein 1) Reaksi biuret Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang akan memberi warna ungu pada peptida dan protein.Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Pada uji biuret, semua protein yang diujikan akan memberikan hasil positif.Hal itu di karenakan pada protein terdapat ikatan peptida. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan NH pada asam amino dalam protein.

2) Reaksi xantoprotein Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan protein.Setelah dicampur terjadi endapan putih yang akan berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.Raksi yang telah terjadi itu ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein.Jadi rekasi ini positif

pada protein yang mengandung fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Reaksi yang positif akan menunjukkan warna kuning.

3) Reaksi millon Pereksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Reaksi ini akan positif pada protein yang mengandung asam amino tirosin dan turunannya.

D. Kegiatan Praktikum 1. Kelarutan Asam Amino a. Alat dan Bahan Bahan: 1. NaOH (0,1 mol/l) 2. Asam amino:glisin,tirosin, alanin, alanin,triptofan,lisin,histidin, dan asam glutamat. Alat : 1. Pipet tetes 2. Rak tabung reaksi 3. Tabung reaksi

b.

Cara Kerja 1) Disiapkan 8 tabung reaksi yang masing-masing telah diberi label, 2) Pelarut (NaOH) dimasukkan kedalam tabung reaksi,masing-masing 2 ml, 3) Di tambahkan sedikit asam amino kedalam tabung yang telah diisi dengan pelarut tadi,

4) Kemudian dihomogenkan dengan dikocok perlahan (dengan tangan kanan memegang tabung reaksi dan tangan kiri untuk membenturbentur tabung reaksi), 5) Kemudian disimpan di rak tabung reaksi dan diamati

perubahannya.

c. Hasil Praktikum 1) Gambar Pengamatan

Dokumentasi kelompok 5

2) Tabel Pengamatan Pelarut Asam amino HCl N a O Etanol H 1 alanin + + Kloro form (NH4)2 SO4 + Etanol panas -

N O

NaCl

Air

10

2 3 4 5 6

alanin Asam glutamat Glisin Histidin Lisin

+ + + Suspen si + Larut

+ + + + +

+ -

+ + Suspen si +

+ + + +

+ -

Emulsi -

Triptofan

sebagia n,dan merah +

Suspe nsi

Suspe nsi

Suspe nsi

Susp ensi

Emulsi

Tirosin

Suspe nsi

suspe nsi

Susp Suspens ensi i

Keterangan: (+) larut (-) tidak larut

d. Pembahasan Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter,aseton,dan kloroform. Sifat asam amino yang mengandung gugus karboksilat tidak sama dengan asam amino yang mengandung gugus amina. Asam karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut organik.Demikian pula amina pada umumnya tidak larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut organik. Berdasarkan data hasilpraktikumujikelarutan asam amino yang telahdilakukan, didapatbahwa semua jenis asam amino dapat larut dalam pelarut NaOH, dan hasil praktikum juga menunjukkan bahwa asam amino yang di uji tidak larut dalam pelarut non-polar, tetapi larut pada pelarut polar.

11

2. Reaksi Ninhidrin a. Alat dan Bahan Alat: 1) Tabung reaksi 2) Pipet tetes 3) Rak tabung reaksi 4) Penangas Bahan: 1) Larutan asam amino (glisin,tirosin, alanin,

alanin,triptofan,lisin,histidin, dan asam glutamat). 2) Ninhidrin

b. Cara Kerja 1) Disiapkan 8 tabung reaksi yang masing-masing telah diberi label, 2) 1 ml larutan asam amino dimasukan kedalam masing-masing tabung reaksi, 3) Lima tetes ninhidrin ditambahkan pada setiap tabung yang telah berisi larutan asam amino, 4) Tabung reaksi dipanaskan selama 2 menit pada penangas air, 5) Setelah 2 menit,tabung reaksi diangkat dan disimpan pada rak tabung reaksi untuk di amati perubahannya.

c. Hasil Praktikum 1) Gambar

12

2) Tabel Pengamatan

No 1 2 3 4 5 6 7 8

Nama asam amino alanin alanin Asam glutamat Glisin Histidin Lisin Triptofan Tirosin

Warna Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu

Tingkatan warna +++ + + ++++ ++++ ++ +++ ++

d. Pembahasan Ninhidrin merupakan pengolsidasi kuat, yang apabila bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan warna ungu. Semua asam amino yang mengandung gugus akan bereaksi positif dengan ninhidrin, sedangkan asam amino yang mengandung gugus tidak akan bereaksi dengan ninhidrin. Asam amino alanin, alanin, Asam glutamat, Glisin, Histidin, Lisin, Triptofan dan Tirosin memiliki alanin pada c induk.Sehingga pada saat pengujian asam animo oleh ninhidrin, diperoleh fakta yang menjadi indikasi adanya alanin pada c induk dalam ke 8 asam amino di atas, indicator tersebut berupa perubahan warna yang terjadi pada larutan asam amino yang diuji.Sebelum ditetesi ninhidrin, 8 macam larutan asam amino di atas berwarna putih keruh dan ada pula yang berwarna bening seperti air.Setelah ditetesi ninhidrin sebanyak 5 tetes, warna larutan asam amino di atas berubah warna menjadi ungu.Perubahan warna ini mengindikasikan adanya alanin pada c induk dalam ke 8 macam larutan asam amino di atas.
13

Ke-delapan asam amino diatas bereaksi positif dengan ninhidrin tanpa terkecuali alanin. Pada kenyataannya dan berdasarkan dengan teori yang telah ada, seharusnya alanin tidak akan bereaksi dengan ninhidrin. Hal itu disebabkan oleh asam amino alanin tersebut mengandung gugus . Berdasarkan diskusi kelompok yang telah dilakukan, pada praktikum tersebut alanin dapat bereaksi positif dengan ninhidrin dengan alasan larutan alanin yang telah disediakan telah terkontaminasi oleh bahan lain. Kemungkinan kontaminasi dapat tejadi akibat kesalahan pengambilan bahan oleh pipet tetes yang bersamaan pada jenis bahan yang berbeda.

3. Reaksi Xanthoprotein a. Alat dan Bahan Alat: 1) Tabung reaksi 2) Kertas lakmus 3) Penangas air 4) Pipet tetes 5) Plat tetes 6) Rak tabung reaksi 7) Batang pengaduk

Bahan: 1) Larutan asam amino (glisin,asam glutamat,histidin, alanin, alanin,tirosin, triptofan,dan lisin) 2) Fenol 3) NHO3 pekat 4) NaOH 10M

b. Cara Kerja 1) Larutan asam amino yang akan diuji dimasukan sebanyak 0,5 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda.

14

2) Dimasukkan juga larutan fenol sebanyak 0,5 ml ke tabung reaksi yang lain sebagai pembanding dalam uji ini. 3) HNO3 pekat 0,5 ml dimasukan ke dalam masing-masing tabung reaksi (HNO3 adalah asam kuat sehingga saat menambahkan, tabung reaksi harus dimiringkan dan HNO3 diteteskan perlahanlahan pada dinding tabung reaksinya). 4) Semua tabung dipanaskan dalam waterbath selama 5 menit. 5) Setelah 5 menit dipanaskan, tabung reaksi didiamkan hingga dingin atau bisa dialiri dengan air. 6) Setelah dingin, NaOH ditambahkan ke dalam tabung reaksi hingga larutan menjadi basa. 7) Tiap larutan diteteskan pada kertas lakmus untuk menguji kebasaan dengan mengamati perubahan warna yang terjadi. c. Hasil Pengamatan 1) Gambar Pengamatan

2) Tabel Pengamatan Setelah di tetesi HNO3 Bening Bening Setelah di tetesi HNO3 dan di panaskan Bening Bening

No

Larutan Asam Amino alanin alanin

Di tetesi NaOH Bening Bening

Jumlah tetesan 20 15

1 2

15

3 4 5 6 7 8 9

Asam glutamat Glisin Histidin Lisin Triptofan Tirosin Fenol

Bening Bening Bening Bening Kuning Oranye Hitam

Bening Bening Bening Bening Kuning kehijauan Oranye Hitam

Bening Bening Bening Bening Oranye Oranye Hitam

25 17 20 25 15 20 5

d. Pembahasan Berdasarkan data hasil praktikum uji reaksi xanthoprotein yang telah dilakukan, didapat bahwa hanya asam amino tirosin dan triptofan yang mengalami perubahan warna menjadi jingga ketika ditetesi HNO3 pekat lalu kemudian ditetesi oleh NaOH hingga basa.Hal ini menunjuk kan bahwa asam amino tirosin dan triptofan memiliki gugus aromatic pada bangun nya sedangkan yang lainnya tidak. 4. Reaksi Millon
a. Alat dan Bahan

Alat : 1) Tabung Reaksi 2) Pipet tetes 3) Rak tabung reaksi 4) Penangas air

Bahan: 1) Millon 2) Na-nitrit 3) Larutan asam amino (glisin,asam glutamat,histidin, alanin, alanin,tirosin, triptofan,dan lisin)

16

b. Cara Kerja 1) Disiapkan 8 tabung reaksi yang masing-masing telah diberi label, 2) Larutan asam amino dimasukkan kedalam masing-masing tabung

reaksi sebanyak 1 ml,


3) Kemudian di tetesi dengan 5 tetes millon, 4) Tabung reaksi dipanaskan hingga 10 menit pada penangas air, 5) Setelah 10 menit,diangkat dan diletakkan pada rak tabung reaksi 6) Setelah dingin,ditetesi dengan 5 tetes Na-nitrit 7) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat

c. Hasil Praktikum

1) Gambar Pengamatan

2) Tabel Pengamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenis larutan alanin alanin Asam glutamat Glisin Histidin Lisin Triptofan Tirosin Ditetesi millon Bening Bening Bening Bening Bening Bening Bening Merah muda Setelah di panaskan Bening Bening Bening Bening Putih+endapan Bening Merah bata Kuning +endapan Ditetesi Na-nitrit Bening Bening Bening Bening Putih+endapan Bening Merah bata Kuning +endapan

17

d. Pembahasan

Pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein,akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya pereaksi ini positif untuk fenol,karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif. Pada praktikum yang telah dilakukan tirosinlah yang bereaksi positif dengan millon, tetapi ketika di tetesi Na-nitrit triptofan juga menunjukkan hasil yang positif tethadap reaksi millon.

5. Uji Komposisi Protein a. Alat dan Bahan Alat: 1) Kertas lakmus 2) Kertas saring 3) Pembakar spritus 4) Penjepit 5) Pipet tetes 6) Rak tabung reaksi 7) Tabung reaksi

Bahan: 1) Serbuk albumin 2) Pb-asetat

b. Cara Kerja 1) Serbuk albumin dimasukan ke dalam tabung reaksi (cukup seujung spatula). 2) Lakmus merah panjang dimasukan ke dalam tabung reaksi dengan posisi salah satu lakmus merah menyentuh dinding tabung.
18

3) Tabung reaksi ditutup dengan kertas saring. 4) Kertas saring yang menjadi penutup mulut tabung reaksi ditetesi dengan Pb-asetat cair 2-3 tetes. 5) Tabung reaksi dibakar dengan api spirtus sampai serbuk albumin gosong. 6) Amati perubahan yang terjadi pada serbuk albumin, dinding tabung, kertas lakmus, dan kertas saring yang telah dibasahi Pbasetat. c. Hasil Praktikum 1) Gambar Pengamatan

2) Tabel Pengamatan

Yang diuji

Keadaan Awal

Keadaan Akhir Gosong/ menjadi

Keterangan

Keterangan tambahan

Serbuk albumin

Putih

arang dan mengembang

Mengandung C

Lakmus merah Kertas saring

Merah

Biru

Mengandung N, H (basa)

Timbul bau yang sangat menyengat

Putih

Hitam-perak

Mengandung S

19

Dinding tabung

Kering

Ada uap air

Mengandung H, O

d. Pembahasan Protein tidak hanya mengandung unsur C, H, O, N saja seperti pada rumus strukturnya, tapi pada keadaan tertentu misalnya dibakar protein mengandung unsur lain seperti S. Pertanyaan: 1. Unsur-unsur apa yang dihasilkan dari perubahan diatas! Jawab : unsur-unsur C, N, H, S, H, dan O 2. Jika lakmus dan kertas saring berubah sebutkan alasan dan

reaksinya! Jawab : kertas lakmus merah berubah menjadi biru karena terkena basa yang berasal dari pelepasan unsur N dan H dari struktur albumin (struktur protein). Dan kertas saring berubah warna menjadi perak karena adanya unsur S dari PbS yang merupakan hasil reaksi Pb-asetat dan H2S. Pb(CH3COO)2 + H2S(g) PbS + 2CH3COOH 6. Uji Kelarutan Protein a. Alat dan Bahan Alat: 1) Pipet tetes 2) Rak tabung reaksi 3) Tabung reaksi

20

Bahan: 1) NaCl jenuh 2) Protein (albumin,casein,gelatin,dan pepton)

b. Cara Kerja 1) Di siapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing telah diberi label, 2) Di masukkan NaCl jenuh kedalam tabung reaksi,masing-masing 2 ml, 3) D tambah sedikit protein, 4) Kemudian di kocok perlahan, 5) Setelah itu tabung reaksi di simpan pada rak tabung dan diamati perubahannya.

c. Hasil Praktikum 1) Gambar Pengamatan

2) Tabel Pengamatan

No Pelarut 1 Air

Nama Protein Albumin Tidak larut Casein Emulsi Gelatin Larut Pepton Larut

21

suling Tidak 2 Etanol Tidak larut,ada gumpalan putih. larut,ada endapan putih. 3 HCl Tidak larut, menggumpal Tidak 4 NaCl jenuh larut,bening,dan ada gumpalan putih diatasnya. NaOH 0,1M NaOH 10M Tidak larut Tidak larut dan keruh Tidak larut, ada endapan. Larut,dan berwarna kuning.

Larut Larut,agak keruh dan banyak gelembung.

Larut Larut,banyak gelembung dan berwarna kuning. Larut dan

Tidak larut

Larut

Larut

berwarna kuning.

Tidak larut

Tidak larut

Koloid

Larut,dan kuning.

d. Pembahasan Protein merupakan suatu rantai polipeptida ynag memiliki berat molekul yang berbeda-beda dan sifat ynag berbeda-beda pula.Ada protein ynag mudah larut dalam air dan ada pula protein yang sukar larut dalam air. Berdasarkan hasil pengamatan, hanya pepton saja yang dapat larut dalam semua pelarut yang disediakan, dan hanya albumin saja yang tidak dapat larut dalam semua pelarut yang disediakan. Albumin tidak dapat larut dalam pelarut, karena albumin memiliki sifat yang mudah menggumpal apabila bereaksi dengan pelarut yang polar.

22

7. Uji Biuret a. Alat dan Bahan Alat: 1) Tabung reaksi 2) Rak tabung reaksi 3) Pipet tetes Bahan: 1) CuSO4 2) NaOH 3) Larutan protein (albumin,casein,gelatin,pepton)

b. Cara Kerja 1) Di siapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing telah diberi label, 2) Larutan protein dimasukkan dalam tabung reaksi masing-masing 2 ml, 3) Di tetesi dengan 5 tetes CuSO4, 4) Kemudian di tambah 2 ml NaOH, 5) Lalu di kocok,dan 6) Disimpan pada rak tabung reaksi untuk diamati perubahannya.

c. Hasil Praktikum 1) Gambar Praktikum

23

2) Tabel Pengamatan

No 1 2 3 4

Larutan protein Albumin Casein Gelatin pepton

Di tambah CuSO4 Biru muda Biru muda dan ada endapan ungu Biru muda dan ada buih

Di tambah NaOH Ungu Ungu Ungu Ungu

Tingkatan warna + ++ +++ ++

d. Pembahasan Kupri sulfat dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua ikatan peptida atau lebih memberikan senyawa kompleks berwarna ungu.Keadaan warna ungu menunjukkan jumlah ikatan peptida dalam protein.Semakin kuat warna ungunya maka semakin banyak ikatan peptida yang dikandungnya. Berdasarkan pangamatan yang telah dilakukan, yang dapat bereaksi positif dengan biuret adalah semua jenis protein yang disediakan, yaitu albumin, casein, gelatin, dan pepton dengan tingkatan warna yang

berbeda-beda. Tingkatan warna tersebut menunjukkan jumlah ikatan peptida yang ada. Tingkatan jumlah ikatan peptida tersebut, berturut-turut adalah: gelatin, albumin, casein dan pepton

8. Denaturasi Protein oleh Suhu Ekstrem a. Alat dan Bahan Alat: 1) Gelas ukur, 2) Pipet tetes,

24

3) Rak tabung reaksi,dan 4) Tabung reaksi.

Bahan: Larutan protein: albumin,casein,gelatin,dan pepton.

b. Cara kerja 1) Tabung reaksi disiapkan sebanyak 8 buah dan diberi label. 2) Masing-masing larutan protein (albumin, casein, gelatin dan pepton dimasukan ke dalam tabung reaksi, empat tabung pertama untuk uji denaturasi oleh suhu tinggi (sekitar 90oC-95oC), dan empat tabung yang kedua untuk uji denaturasi oleh suhu kamar. 3) Empat tabung pertama dimasukan ke penangas air selama 10 menit. 4) Setelah dipanaskan 10 menit, lalu didinginkan kembali dan dicatat perubahan yang terjadi 5) Empat tabung yang kedua dimasukan ke dalam air ledeng selama 10 menit. 6) Setelah 10 menit, kemudian dicatat perubahan yang terjadi c. Hasil Praktikum 1) Gambar Praktikum

Denaturasi oleh suhu panas

Denaturasi oleh air ledeng

25

2) Tabel Pengamatan Suhu Albumin Awal Bening Casein Bening Bahan Gelatin Bening Pepton Bening kekuningan Air Panas Air Ledeng Tetap bening Mengumpal Tetap Bening Tetap bening Tetap bening Tetap bening Tetap kekuningan Kuning

d. Pembahasan

Protein merupakan makromolekul yang mudah mengalami denaturasi. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, hanya albumin saja yang mengalami denaturasi akibat suhu ekstrim. Hal tersebut berkaitan dengan sifat albumin yang akan terkoagulasi apabila terkena panas. Sedangkan pada suhu kamar, protein tidak akan mengalami proses denaturasi. 9. Denaturasi Protein dengan Logam Berat a. Alat dan Bahan Alat: 1) Batang pengaduk 2) Pipet tetes 3) Rak tabung reaksi,dan 4) Tabung reaksi Bahan: 1) Larutan protein (larutan albumin,casein,gelatin, dan pepton) 2) NaCl 3) CuSO4

26

b. Cara Kerja 1) Protein (albumin, casein, gelatin, dan pepton) dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml 2) Larutan logam (CuSO4) diteteskan beberapa tetes ke dalam setiap tabung reaksi 3) Larutan logam diteteskan dengan cara memiringkan tabung reaksi dan tetesannya mengenai dinding tabung 4) Larutan logam terus diteteskan sedikit demi sedikit hingga terjadi denaturasi, jumlah tetesan dihitung. 5) Lalu pH larutan diukur dengan kertas lakmus merah

c. Hasil Praktikum 1) Gambar Praktikum

2) Tabel Pengamatan No 1 Protein Albumin CuSO4 5 tetes; gumpal HgCl 10 tetes;gumpal Pb-asetat 5 tetes; keruh + endapan 2 casein 5 tetes; keruh 40 tetes; gumpal 5 tetes; keruh + endapan 3 Gelatin 5 tetes; gumpal 10 tetes; keruh 5 tetes; keruh + endapan 4 peton 30 etes; gumpal 50 tetes; tetap 5 tetes; keruh + endapan

27

d. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa semua jenis protein akan mengalami proses denaturasi apabila ditetesi dengan logam berat. Hal itu disebebkan karena protein akan mengalami denaturasi oleh logam berat apabila pH larutan logam berada di atas pH isolistrik.

10. Denaturasi protein dengan pH ekstrim a. Alat dan Bahan Alat: 1) Batang pengaduk 2) Pipet tetes 3) Rak tabung reaksi,dan 4) Tabung reaksi

Bahan: 1) Larutan protein (larutan albumin,casein,gelatin, dan pepton) 2) HCl

b. Cara Kerja 1) pH HCl diukur menggunakan pH indikator universal 2) Bahan uji dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml 3) HCl diteteskan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan protein hingga terjadi perubahan 4) Perubahan yang terjadi dicatat dan diamati.

c. Hasil Praktikum 1) Gambar Praktikum

28

2) Tabel pengamatan No 1 2 3 4
Ket:

Protein Albumin Casein Gelatin Pepton

HCl + (gumpal) -

NaOH + (gumpal) + (gumpal)

HNO3 + (gumpal) + (gumpal) - (kuning)

H2O -

- :tidak terdenaturasi + :terdenaturasi

d. Pembahasan Protein akan mengalami proses denaturasi protein apabila pH larutan melebihi pH isolistrik.

11. Denaturasi Protein dengan Larutan Asam a. Alat dan Bahan Alat: 1) Tabung reaksi 2) Rak tabung reaksi 3) Batang pengaduk 4) Plat tetes 5) Pipet tetes 6) Kertas lakmus

Bahan: 1) Larutan protein (albumin,casein,gelatin,dan pepton)


29

2) Larutan asam pikrat 3) NaOH 10 M

b. Cara Kerja 1) Disiapkan 4 tabung reaksi yang masing-masing telah di beri label, 2) Kedalam masing-masing tabung dimasukkan 2 ml larutan protein, 3) Sebelum asam pikrat ditambahkan kedalam larutan protein,maka dilakukan pengukuran pH asam pikrat terlebih dahulu, 4) Setelah pH asam di ketahui (pH=2),maka dilakukan penetesan asam pikrat pada larutan protein.Secara perlahan-lahan hingga protein menunjukkan tanda denaturasi,tapi ketika asam telah ditetesi sebanyak 50 tetes dan tidak menunjukkan denaturasi maka penetesan akan dihentikan, 5) Kemudian tabung ditempatkan pada rak tabung reaksi, 6) Pada tabung reaksi yang sama,di tetesi lagi dengan NaOH secara perlahan-lahan, 7) Kemudian diaduk dengan batang pengaduk dan di tetesi sedikit pada kertas lakmus.Apabila kertas lakmus menjadi biru,penetesan NaOH dihentikan.

c. Hasil Praktikum 1) Gambar Pengamatan

2) Tabel Pengamatan Tabel pengamatan ada di lampiran

30

d. Pembahasan Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan

lingkungannya.Apabila konformasi protein berubah, maka aktivitas biokimianya akan semakin berkurang. Perubahan konformasi alamiah menjadi konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses ynag disebut dengan denaturasi.Salah satu penyebab terjadinya perubahan konformasi adalah adanya pengendapan oleh asam. Pada pengamatan yang telah dilakukan,kelompok kami menguji denaturasi protein dengan menggunakan asam pikrat yang memiliki pH 2. Berdasarkan hasil pengamatan kami, semua jenis protein yang di sediakan akan mengalami denaturasi kecuali casein. Denaturasi yang terjadi pada protein tersebut berupa perubahan menjadi keruh (gelatin dan pepton), dan menjadi gumpalan (albumin). Kemudian pengamatan dilanjutkan dengan pengujian larutan protein yang bersifat basa dengan menambahkan pelarut NaOH.Dari hasil pengamatan kami, semua protein tersebut akan menjadi basa ketika ditambahkan NaOH dengan kadar yang berbeda-beda.Tetapi hal itu tidak berlaku pada protein casein. Pada casein setelah diberi asam pikrat sebanyak 50 tetes tidak mempelihatkan denaturasi dan larutan tersebut juga langsung menjadi basa tanpa penambahan pelarut NaOH. Melalui diskusi kelompok dan studi pustaka, maka kelompok kami mengambil kesimpulan bahwa casein tidak menglami denaturasi karena pH asam pikrat yang di tambahkan kedalam larutan casein menyebabkan casein memiliki pH diantara titik isolistriknya. Sehingga cendrung tidak akan bergeser untuk mengubah bentuknnya.

31

E. Kesimpulan
1.

Asam amino merupakan asam karboksilat yang tidak dapat larut dalam pelarut non-polar, tetapi dapat larut pada pelarut polar. Selain dapat larut dalam pelarut polar, semua jenis asam amino juga dapat larut dalam pelarut NaOH.

2.

Semua jenis asam amino yang diuji dapat bereaksi positif dengan ninhidrin, tanpa terkecuali alanin. Semua asam amino yang bereaksi dengan ninhidrin adalah asam amino. Tetapi lain halnya dengan alanin. Asam amino tersebut dapat bereaksi positif dengan ninhidrin, karena diduga adanya proses kontaminasi bahan.

3.

4.

Hanya ada asam amino tertentu saja yang bisa bereaksi positif dengan xanthoprotein. Jenis asam amino tersebut adalah tirosin dan triptofan, hal itu disebabkan karena adanya kandungan gugus aromatik pada bangunnya.

5.

Terdapat satu jenis asam amino yang dapat bereaksi positif dengan millon, yaitu tirosin. Asam amino tersebut dapat bereaksi positif dengan millon karena asam amino tersebut mengandung gugus hidroksifenil.

6.

Protein adalah salah satu makromolekul yang terdiri atas sejumlah besar asam amino. Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Kandungan pada protein tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan yang tejadi pada albumin yang menjadi gosong (mengandung C), kertas lakmus yang menjadi biru (mengandung N,H), kertas saring menjadi perak (mengandung S), dan dinding tabung menjadi basah (mengandung H,O).

7.

Ada protein yang mudah larut dalam air dan ada pula protein yang sukar larut dalam air. Hanya pepton saja yang dapat larut dalam semua pelarut yang disediakan, dan hanya albumin saja yang tidak dapat larut dalam semua pelarut yang disediakan. Albumin tidak dapat larut dalam pelarut, karena albumin memiliki sifat yang mudah menggumpal apabila bereaksi dengan pelarut yang polar.

32

8.

Protein merupakan makromolekul yang disusun dari beberapa molekul asam amino yang terbentuk dengan adanya ikatan peptida. Oleh karena itu, semua protein akan bereaksi positif dengan biuret membentuk warna ungu. Hal tersebut disebabkan protein mengandung ikatan peptida.

9.

Protein merupakan satu makromolekul yang mudah terdenaturasi, baik oleh pH ekstrim, suhu, pengendapan logam berat maupun pengendapan asam.

10. Semua jenis asam amino tidak akan mengalami denaturasi pada suhu kamar. 11. Albumin merupakan protein globulator yang mudah larut dalam air serta

dapat terkoagulasi oleh panas.


12. Protein akan mengalami proses denaturasi dengan logam berat apabila pH

larutannya diatas titik isolistrik.


13. Semua jenis protein akan mengalami denaturasi dengan pengendapan asam,

tapi lain halnya dengan casein yang tidak mengalami denaturasi meskipun asam yang diberi pada larutan protein telah melebihi batasnya. Hal tersebut diakibatkan oleh penambahan asam yang menyebabkan pH casein ada di antara titik isolistrik.
14. Protein yang mengalami denaturasi dapat kembali ke bentuk semula

(redenaturasi), dan ada pula protein redenaturasi.

yang tidak dapat mengalami

33

Daftar Pustaka

Anonim.

(2009).

Protein

dan

Asam

Amino.

[online].

Tersedia:

http://id.shvoong.com/exact-sciences/1902577-sifat-sifat-bahankimia/#ixzz1nMzPGJ00[25 Februari 2012] Poedjiadi,anna dan F.M. Titin.S. (2005). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UIPress. Rismaka.2011.Uji Kualitatif Protein dan Asam amino.[online].Tersedia: http://www.rismaka.net/2009/06/uji-kualitatif-protein-dan-asamamino.html[24 Februari 2012] Robinson, Trevor. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB Signaterdadie. (2009). Protein.. [online]. Tersedia:

http://signaterdadie.wordpress.com/ 2009/10/ 05/protein/[24 Februari 2012] Suhara. (2008). Dasar-dasar Biokimia. Bandung: Prisma Press Prodaktama.

34

You might also like