You are on page 1of 4

RESENSI BUKU DUSTA INDUSTRI PANGAN : KETIKA PANGAN DICENGKERAM KAPITALISME

1 May 2009 Leave a Comment Melihat judul buku dan covernya, sepertinya buku ini lebih ditujukan kepada orang-orang dari dunia pertanian (terutama budidaya dan bioteknologi), dan pangan. Namun membaca keseluruhan isinya, buku ini sebenarnya bisa dibaca oleh siapapun yang ingin tahu lebih jauh contoh-contoh konkret di depan mata tentang kejahatan kapitalisme yang kali ini, contohnya dalam dunia pangan/pertanian. Isabelle delForge sendiri, penulis buku ini, adalah aktivis antikapitalisme asal Belgia.

Ini adalah contoh beberapa fakta yang dijelaskan dari buku itu : 1. Tahukah Anda ketika pertanian organik awal muncul, ditentang keras oleh WTO PBB? Salah satu negara pelopor pertanian organik di Asia adalah Filipina. WTO berpikir bahwa bila pertanian organik diteruskan, maka yang dirugikan adalah perusahaan-perusahaan raksasa penghasil pupuk dan pestisidakarena dengan demikian para petani tidak akan lagi membeli produk perusahaan-perusahaan tersebut. WTO bahkan mengirim orang langsung ke lapangan, membujuk para petani Filipina untuk menghentikan pertanian organik dan terus membeli pupuk dan pestisida. Namun hal itu ditolak oleh para petani karena pertanian organik bagi mereka adalah revolusi pertanian yang sesungguhnya. WTO pun akhirnya tidak bisa apa-apa ketika pertanian organik terus berkembang pesat sampai ke Barat. 2. Secara alami, tanaman dapat beregenerasi karena adanya benih. Namun lalu perusahaan benih raksasa menciptakan teknologi terminator : bibit-bibit tanaman pertanian dibuat mandul agar tidak dapat regenerasi dan hanya bersifat sekali pakai. Tanaman yang telah panen tidak dapat diambil bijinya karena mandul. Dengan demikian, petani terus-menerus membeli bibit kepada perusahaan, menciptakan ketergantungan petani kepada kapitalis. Pindah ke perusahaan lain? Tentu saja tidak bisa, karena petani telah terikat kontrak dengan perusahaan. Pindah ke perusahaan lain untuk memperoleh bibit mengakibatkan mereka terkena sanksi denda. 3. Mematenkan tanaman tertentu yang telah dimodifikasi dengan bioteknologi mungkin masih diterima akal. Namun bagaimana dengan mematenkan tanaman yang masih asli belum diapa-apakan? Sebagai misaljust in case, bagaimana bila padi (yang bukan hasil silangan sama sekali) dipatenkan oleh perusahaan tertentu di Eropa dan apabila petani Indonesia hendak menanam padi maka ia harus membayar uang paten kepada perusahaan itu? Tahun 1994, kedelai pernah hendak dipatenkan oleh sebuah perusahaan di Eropa. Artinya, setiap petani di dunia yang hendak menanam kedelai harus membayar paten kepada perusahaan itu. Akibatnya, protes berdatangan dari seluruh dunia. Pematenan kedelai akan menyebabkan kelaparan besar kepada dunia. 4. Pada tahun 2002, seorang petani kecil asal Kanada harus membayar denda paten sebesar 25.000 Dolar Kanada kepada Monsanto, perusahaan raksasa bioteknologi. Monsanto menuntut petani itu karena menanam jagung transgenik milik Monsanto secara illegal di

lahannya. Padahal, sebenarnya benang sari jagung transgenik Monsanto hanya terbang terbawa angin sehingga tertanam tanpa sengaja di lahan si petani. Kasus ini dibawa Monsanto ke jalur hukum dan akhirnya petani kecil yang kalah di pengadilan itu harus membayar denda. 5. Monsanto melobi FDA (Badan POM-nya Amerika Serikat) untuk melegalkan Bovine Hormone BST, sebuah hormon suntik untuk sapi yang menaikkan kadar estrogen sapi sehingga produksi susu sapi lebih banyak. Sapi yang disuntik ini akan menghasilkan susu yang ikut mengandung BST. Berkenaan dengan kebijakan itu, para peneliti independen memperingatkan FDA bahwa BST sangat berbahaya karena dapat menaikkan resiko kanker rahim dan kanker payudara hingga 25 kali lipatnya, termasuk kanker payudara dan kanker kantung susu pada sapi perah itu sendiri. Seorang anggota FDA yang menolak BST dipecat, dan FDA pun melegalkan BST yang kontroversial itu. Tak hanya itu, FDA juga melarang produk-produk susu sapi di Amerika mencantumkan susu ini mengandung BST pada labelnyadi mana hal ini berarti pelanggaran besar terhadap hak konsumen. Sebuah perusahaan susu instan yang hendak mencantumkan bebas BST di labelnya, dipersulit oleh hukum dan harus menunggu 1 tahun untuk pelegalan label bebas BST itu. 6. Sedikit summary dari Isabelle delForge bahwa koar-koar kapitalisme menyatakan bahwa kemiskinan dan kekurangan pangan disebabkan oleh kurangnya produksi pangan. Namun faktanya, jumlah produksi pangan dunia saat ini justru melimpah dibandingkan dengan jumlah populasi dunia. Permasalahannya adalah bukan dengan bagaimana menggalakkan jumlah angka produksimelainkan bagaimana mengoptimalkan distribusi, agar setiap orang dapat mengakses pangan dan kebutuhan (itulah kenapa dalam Islam ada zakat, yakni untuk mengoptimalkan distribusi, agar harta tidak hanya beredar pada kalangan the have). 7. Sedikit summary lagi bahwa dalam kapitalisme, menurut teori di atas kertas, pihak swasta atau rakyat dapat mendirikan usaha ekonomi sebebas-bebasnya dan negara hanya bertindak sebagai anjing penjaga, dan pemerintah hanya netral. Namun dalam pelaksanaannya, pasti akan ada monopoli ekonomi oleh satu pihak yang lebih kuat mengalahkan pihak yang lebih lemah. Di saat itu, negara harus turun tangan untuk mengatasi monopoli ekonomi yang terjadi dan saat itulah para kapitalis memiliki kesempatan besar untuk melobi pemerintah dan lain-lain. Masih banyak lagi fakta menarik, very nasty, blak-blakan, bikin gemes, tapi nyata.. Pada buku ini kita akan menghadapi tersangka utama pembikin goro-goro itu, Monsanto. Namun sebenarnya, Monsanto dalam buku ini hanyalah puncak gunung es dari kebobrokan sistem yang telah ada, yakni kapitalisme. Siapa yang tidak butuh pangan di dunia ini untuk bertahan hidup? Dan apa yang terjadi bila kebutuhan dasar makhluk hidup (untuk manusia khususnya) ini dicengkeram kuat oleh kapitalisme? Walau buku ini lebih terfokus pada topik pangan dan pertanian, namun Anda yang bukan berasal dari bidang pertanian/pangan dapat membaca buku ini tanpa takut tidak akan memahami apa yang sedang dibahas. Untuk Anda para aktivis anti-kapitalis, aktivis Islam ideologis, dan Anda yang ingin tahu fakta konkret kejahatan sistem kapitalisme, Dusta Industri Pangan adalah a must read. Categories: Islam Tagged: BST, dusta industri pangan, hormon sapi, Isabelle del Forge, islam ideologis, kapitalisme, kapitalisme dan islam, kapitalisme pangan, kapitalisme pertanian, Monsanto, pangan

DIBALIK MERAHNYA BUAH TOMAT Judul : Tanaman Tomat Penulis : Rismunandar Penerbit : Sinar Baru Algensindo Tahun terbit : 1997 Tempat terbit : Bandung Tebal buku : x + 60 Halaman Buah tomat banyak mengandung vitamin A dan C, harganya pun relatif murah dari pada buah jeruk manis/keprok, dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Di Indonesia buah tomat belum begitu diperhatikan oleh masyarakat indonesia. Tanaman tomat termasuk keluarga Solanaceae. Tomat mengandung air 94gr, protein 0.9gr, lemak 0.1gr, vitamin A,B, dan C, dan berbagai mineral lainya. Tanaman tomat dapat tumbuh didataran rendah maupun tinggi. Tanaman tomat juga tidak memilih-milih jenis

tanah. Juga dapat hidup pada musim hujan atau kemarau. Pembibitan tanaman tomat tidaklah sulit. Yaitu untuk keperluan bibit tomat, kita dapat mengimpor atau membibitkan sendiri dengan cara yang mudah. Dalam penanaman jarak antara tanaman perlu diperhatikan agar bisa berproduksi secara maksimal dan sebaik mungkin. Cara menanam tomat bisa dilakukan dengan dibiarkan melata atau bisa juga diberi turus. Banyak jenis hama, penyakit, dan virus yang dapat menyerang tanaman tomat tetapi bisa di hindari dengan cara pencegahannya masing-masing. Buah tomat berperan juga dalam hal kesehatan misalnya, vitamin A penting bagi kesehatan mata. Tomatin untuk anti biotik penyakit kulit. Daun tomat dapat dipakai untuk menyejukkan kulit muka. Tomat dapat pula dibuat salep buah tomat untuk bisul. Bubur tomat untuk penyakit ontsteking, buah tomat dapat juga dimanfaatkan dalam bidang industri. Keunggulan yang bisa didapat setelah membaca buku ini bahwa penulis mampu menyusun secara sistematis dan mendiskripsikan secara singkat dan padat. Bahasa yang digunakan penulis sangat mudah dipahami. Penulis mampu menjelaskan tanaman tomat dari komposisi yang berupa air 94gr, protein 0,9gr dll. Mampu menjelaskan bahwa tanaman tomat dapat hidup didataran tinggi maupun rendah. Bagaimana cara menenam dan pemeliharaannya hingga pengobatan dan resep-resep dari buah tomat. Kekurangan yang didapat setelah membaca buku ini bahwa penulis kurang menampilkan contoh gambar yang termasuk dalam 5 varietas tomat. Kurang memberikan lebih banyak fungsi dari komposisi yang disebutkan. Penulis tidak memberikan contoh pemanfaatan buah tomat dalam industri dibidang lainnya, melainkan penulis hanya mencantumkan dalam industri dibidang pangan saja. Dengan diterbitkannya buku ini kita menjadio tahu apa saja yang terkandung dalam buah tomat, jenisnya, bagaimana cara pembibitan, penanaman dan pemeliharaannya, jenis hama, penyakit, dan virus yang menyerang beserta cara pencegahannya,juga memberikan contoh cara memproduksi berbagai bentuk olahan dari tomat. Buku ini mampu dijadikan acuan dalam perkebunan tomat dan mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Nama : Erric Alief S.

You might also like