You are on page 1of 9

1 BAB I TEORI DAN PANDANGAN TENTANG BK KARIR MENURUT ANNE ROE A. KONSEP UTAMA Anne Roe.

Guru besar pada universitas of Arizona, Amerika. Sebagaimana tertulis dalam bukunya Theories of Vocational Choice (1956) Anne Roe mengemukakan pandangannya, sebagai berikut : Pola pengembangan arah pilih jabatan terutama sangat ditentukan oleh kesan pertama. Yaitu pada masa bayi dan masa awal kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas dan tidak puas, selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis. Menurut Anne Roe hubungan dini di dalam keluarga dapat mempengaruhi terhadap arah karir. Yaitu corak pergaulan dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil. Dalam bukunya The Psychology of Occupations (1956), Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti terhadap perkembangan jabatan. Dia meneliti pengaruh dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh pola asuh orang tua (parental styles) dan pendidikan keluarga terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dikembangkan oleh anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya hidup masa dewasanya kelak. Dalam mengembangkan teorinya, dia menggunakan teori Maslow tentang tahap-tahap kebutuhan (hierarchy of needs) sebagai dasar. Secara berturut-turut kebutuhan tersebut yaitu : 1. Kebutuhan fisiologis 2. kebutuhan merasa aman dan terlindung dari bahaya 3. kebuthuan merasa diterima dan disayangi 4. kebutuhan akan rasa harga diri dan menjadi independen 5. kebutuhan akan informasi 6. kebutuhan mengerti dan memahami 7. kebutuhan menghayati keindahan
8. kebutuhan mengembangkan diri seoptimal dan semaksimal mungkin.

2 Menurut pendapat Maslow, kebutuhan-kebutuhan pada tahap lebih tinggi tidak akan dirasakan dan dihayati kalau kebutuhan pada tahap di bawahnya tidak terpenuhi secara memuaskan. Struktur kebutuhan seorang individu, menurut Roe, sangat dipengaruhi oleh frustasi dan kepuasan pada awal masa kanak-kanak. Misalnya, individu yang menginginkan pekerjaan yang menuntut kontak dengan orang adalah mereka yang didorong oleh kebutuhan yang kuat untuk memperoleh kasih sayang dan mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok. Mereka yang memilih jenis pekerjaan non-orang akan memenuhi kebutuhan akan rasa aman pada tingkat yang lebih rendah. Roe berhipotesis bahwa individu yang senang bekerja dengan orang adalah mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang penuh kehangatan dan penerimaan, dan mereka yang menghindari kontak dengan orang adalah yang dibesarkan oleh orang tua yang dingin dan/atau menolak kehadiran anaknya. Analisis tentang perbedaan dalam kepribadian, aptitude, inteligensi, dan latar belakang yang mungkin terkait dengan pilihan karir merupakan tujuan utama penelitiannya. Dia meneliti sejumlah ilmuwan terkemuka dalam bidang fisika, biologi, dan social untuk menentukan apakah arah vokasional itu erat hubungannya dengan perkembangan dini kepribadian. Hipotesa tentang hubungan antara pengalaman yang lalu dengan pilihan jabatan. Dasar hereditas kurang begitu penting Kemampuan khusus ditentukan oleh pengamatan individu itu sendiri Pilihan pekerjaan seseorang ditentukan pada kesan pertama atas perasaan puas atau tidak Roe (1956) mengklasifikasikan okupasi ke dalam dua kategori utama: person oriented dan nonperson oriented.
1. Contoh bidang jabatan yang person-oriented adalah:

a. jasa b. bisnis
c. manajemen d. pelayanan sosial e. aktivitas di bidang kultural.

3
2. Contoh bidang jabatan yang nonperson-oriented adalah :

a. teknologi
b. pekerjaan di luar ruangan (pertanian, kehutanan, pertambangan, dsb) c. penelitian ilmiah.

Roe (1956) berpendapat bahwa pemilihan sebuah kategori jabatan terutama didasarkan atas struktur kebutuhan individu tetapi tingkat pencapaian dalam suatu kategori lebih tergantung pada tingkat kemampuan dan latar belakang sosioekonomi individu. Iklim hubungan antara anak dan orang tua merupakan kekuatan utama yang membangkitkan kebutuhan, minat, dan sikap yang kemudian tercermin dalam pemilihan pekerjaan. Roe memodifikasi teorinya setelah beberapa studi menyangkal pendiriannya bahwa perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan pekerjaan. Kini dia mengambil posisi bahwa orientasi dini seorang individu terkait dengan keputusan utama yang diambilnya di kemudian hari terutama dalam pemilihan okupasi tetapi variable-variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam teorinya pun merupakan faktorfaktor yang penting. Pernyataan-pernyataan berikut oleh Roe (1972) mengekspresikan pandangan pribadinya tentang perkembangan karir. 1. Riwayat kehidupan setiap laki-laki dan banyak perempuan, tentang atau seputar kisah pekerjaannya, dapat memberikan penjelasan tentang esensi orang tersebut secara lebih lengkap daripada menggunakan pendekatan lain. 2. Situasi yang relevan dengan riwayat ini dimulai dengan kelahiran individu itu ke dalam sebuah keluarga tertentu pada tempat dan waktu tertentu, dan berlanjut sepanjang hidupnya. 3. Mungkin faktor yang berbeda mempunyai bobot yang berbeda pula, tetapi pada esensinya proses keputusan dan perilaku vokasionalnya tidak berbeda. 4. Sejauh mana keputusan dan perilaku vokasional berada dalam control sadar individu itu bervariasi, tetapi individu dapat mempunyai lebih banyak control daripada yang dapat disadarinya. Pertimbangan yang sengaja tentang faktor-faktor tersebut jarang dilakukan. 5. Kehidupan okupasional mempengaruhi semua aspek lain dari pola kehidupan.

4 6. Pekerjaan yang tepat dan memuaskan dapat merupakan pencegah terhadap penyakit neurotic atau merupakan tempat pelarian dari kondisi tersebut. Pekerjaan yang tidak tepat atau tidak memuaskan dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang parah. 7. Karena kebaikan hidup dalam suatu kelompok social tergantung pada dan juga menentukan kebaikan kehidupan setiap anggotanya, maka upaya suatu masyarakat untuk mempertahankan stabilitas dan kemajuan kea arah yang lebih baik mungkin dapat dicapai secara lebih baik dengan mengembangkan situasi vokasional yang memuaskan bagi para anggotanya daripada dengan cara lain. Tetapi ini tidak akan banyak berarti jika pekerjaan itu tidak diintegrasikan secara memadai ke dalam pola kehidupan secara menyeluruh. 8. Tidak ada suatu lowongan pekerjaan tertentu yang hanya cocok bagi satu individu tertentu saja. Demikian pula, tidak ada satu individu yang hanya cocok untuk satu pekerjaan tertentu saja. Dalam setiap pekerjaan terdapat banyak variabel yang menuntut persyaratan-persyaratan yang bervariasi pula. Teori Roe ini biasanya disebut a need-theory approach to career choice (pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan). Menurut Roe, kombinasi antara hubungan orang tua-anak pada masa dini, pengalaman lingkungan, dan faktor-faktor genetic, menentukan perkembangan struktur kebutuhan itu. Individu kemudian belajar untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Intensitas kebutuhan merupakan faktor penentu utama yang memotivasi individu untuk mencapai tingkat hierarkhi yang lebih tinggi dalam suatu struktur pekerjaan. Teori Roe telah membangkitkan banyak penelitian tetapi hanya sedikit saja yang hasilnya mendukung model teori tersebut. Postulat Roe bahwa interaksi orang tua-anak berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan di kemudian hari ternyata sulit untuk divalidasi. Namun demikian, Roe telah memberikan kontribusi yang besar pada konseling karir yaitu dengan mengarahkan banyak perhatian pada periode perkembangan masa kanak-kanak. Dalam hal ini Samuel H. Osipow dalam bukunya Theories of Career Development (1973) berpendapat, bahwa konselor sekolah dapat membantu orang muda, yang ternyata belum mengenal dirinya sendiri mengenai pengaruh kebutuhan pokok yang melandasi motivasinya dalam memperjuangkan suatu gaya hidup (life style), untuk berefleksi diri. Misalnya bila manusia muda mencita-citakan suatu jabatan yang menghasilkan uang

5 banyak, mungkin orang ini sangat menghayati kebutuhan menikmati hidup yang secara ekonomis serba terjamin supaya merasa aman terhadap kegoncangan dalam hidup. Bahkan ada kemungkinan bahwa sikap hidup ini ditanamkan dalam lingkungan keluarganya, yang menyamakan keamanan dalam hidup dengan jaminan ekonomis mewah. Teori Osipow memiliki tiga komponen penting, yaitu :
1. Penggunaan konsep kanalisasi energi psikis dan bahwa pengalaman pengalaman pada

masa anak- anak awal mungkin berhubungan dengan pilihan vokasional. 2. Teori hirarki kebutuhan Maslow. 3. Pengaruh genetik terhadap keputusan- keputusan vokasional. Secara umum teori Roe sendiri memiliki dua taraf, yaitu:
1. Latar belakang genetik setiap individu mendasari kemampuan dan minat- minat yang

pada gilirannya berhubungan dengan pilihan vokasional. Tiap individu dalam menggunakan enegi psikisnya tidak sepenuhnya berada dalam kontrolnya yang pada akhirnya secara genetik berpengaruh dalam perkembangan kemampuan- kemampuan individu. Jika dihubungkan dengan energi psikis dalam waktu yang sama berkembang pula keunggulan keunggulan kebutuhan. Faktor faktor genetik dan hirarki- hirarki kebutuhan secara bersama- sama mempengaruhi pilihan vokasional.
2. Perkembangan pola- pola dan kekuatan- kekuatan kebutuhan pokok yang dipengaruhi

oleh pengalaman masa kanak- kanak. Berkaitan dengan ini muncul proporsi khusus :
a. Kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan secara rutin tidak menjadi motivator yang

tidak disadari.
b. Kebutuhan-kebutuhan untuk jenjang yang lebih tinggi (ex: kebutuhan aktualisasi

diri) akan tidak muncul sama sekali jika jarang terpuaskan. Sebaliknya kebutuhan yang berada pada jenjang yang lebih rendah justru akan menjaadi motivator dominan jika jarang terpuaskan. c. Kebutuhan- kebutuhan yang terpuaskan setelah tertunda agak lama akan menjadi motivator yang tidak disadari pada situasi tertentu. Roe adalah teoritikus yang memberi perhatian pada praktek mengasuh anak, cara orang tua berinteraksi dengan anak, struktur kebutuhan yang dihasilkan, dan orientasi yang mendekat dan menjauh dari orang- orang.

6 Ann Roe berpendapat bahwa iklim rumah tangga memiliki pengaruh signifikan terhadap pilihan karir. Pada tahun 1957 Roe mengembangkan teorinya dengan proporsi-proporsi sebagai berikut :
1. Perangkat- perangkat bawaan genetik membatasi perkembangan potensial semua sifat.

Tetapi kekhususan kontrol genetik serta tingkat dan sifat limitasi tersebut berbeda bagi berbagai ciri.
2. Taraf- taraf dan jalur perkembangan sifat yang dibawa sejak lahir tidak hanya

dipengaruhi pengalaman unik individu tetapi juga oleh semua aspek latar belakang kultural dan kondisi sosioekonomik keluarga.
3. Pola

perkembangan

variabel-variabel

kepribadian

terutama

ditentukan

oleh

pengalaman individu terhadap jurusan- jurusan khusus yang menjadi saluran perhatian individu. Jurusan khusus ini pada instansi yang pertama ditentukan oleh pemolaan kepuasan dan frustasi sejak awal. Sedangakan cara- cara dan taraf-taraf pemuasan kebutuhan menentukan kebutuhan mana yang akan jadi motivator terkuat, dengan kemungkinan : kebutuhan yang rutin terpuaskan = tidak akan jadi motivator yang tidak disadari kebutuhan dengan jenjang lebih tinggi, jarang terpuaskan = hilang, tidak menjadi motivator, sedangkan jika berada pada taraf yang lebih rendah dan jarang terpuaskan = jadi motivator dominan yang bersifat membatasi munculnya kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan yang pemuasannya tertunda = jadi motivator yang tidak disadari.
4. Pola- pola energi psikis, dipandang dari segi keterarahan perhatian , merupakan

determinan pokok dari minat- minat.


5. Intensitas kebuthan ini dan pemuasannya dan organisasinya merupakan determinan

pokok dari taraf motivasi yang mencapai ekspresinya dan pemuasannya. Roe mengkonsentrasikan penelitiannya pada proposisi 3a, dengan teori bahwa berbagai kualitas interaksi awal orang tua-anak akan menghasilkan perkembangan berbagai minatminat dan melalui itu, berbagai pilihan okupasional (Roe, 1972:71-73).

B. KELEBIHAN
1. Teori Roe lebih mengutakan pada pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan.

7
2. Kombinasi antara hubungan orang tua-anak pada masa dini, pengalaman

lingkungan, dan faktor-faktor genetik, menentukan perkembangan struktur kebutuhan itu. Individu kemudian belajar untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Intensitas kebutuhan merupakan faktor penentu utama yang memotivasi individu untuk mencapai tingkat hierarkhi yang lebih tinggi dalam suatu struktur pekerjaan. 3. Roe telah memberikan kontribusi yang besar pada konseling karir yaitu dengan mengarahkan banyak perhatian pada periode perkembangan masa kanak-kanak.
4. Teori Roe telah membangkitkan banyak penelitian. 5. Jika perlakukan orang tua terhadap anak dan pilihan jabatan yang dikehendaki

sesuai di kemudian hari, pandangan ini mempunyai sedikit relevansi bagi konselor karier dan konselor tidak mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak. C. KELEMAHAN 1. Hanya sedikit saja yang mendukung model teori tersebut. 2. Perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan pekerjaan.
3. Pendapat Roe bahwa interaksi orang tua-anak berpengaruh terhadap pilihan

pekerjaan di kemudian hari ternyata sulit untuk divalidasi.


4. Jika terjadi perbedaan antara keinginan orang dan ketidaksesuaian dengan minat

dan bakat anak, maka pandangan ini tidak akan sesuai bagi konselor karier sehingga konselor akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak dan konselor perlu waktu untuk menyesuaikan kondisi yang dihadapi tersebut.

8 BAB II PENUTUP A. KESIMPULAN Hubungan dini di dalam keluarga dan pengaruhnya kemudian terhadap arah karir merupakan focus utama karya Ann Roe (1956). Roe menekankan bahwa pengalaman pada awal masa kanak-kanak memainkan peranan penting dalam pencapaian kepuasan dalam bidang yang dipilih seseorang. Penelitiannya menginvestigasi bagaimana gaya asuh orang tua mempengaruhi hierarkhi kebutuhan anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya hidup masa dewasanya. Roe telah memberikan kontribusi yang besar pada konseling karir yaitu dengan mengarahkan banyak perhatian pada periode perkembangan masa kanak-kanak. Teori Roe telah membangkitkan banyak penelitian. Jika sesuai antara keinginan orang dengan minat dan bakat anak, maka akan memudahkan konselor karier dalam mengarahkan bakat anak, namun jika keinginan orang tidak sesuai dengan minat dan bakat anak, maka konselor karier akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak.

9 DAFTAR PUSTAKA

W. S, Winkel. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Sukardi,Drs.Dewa Ketut.1989,Bimbingan sekolah,jakarta,Ghalia indonesia. Dan Konseling Karir di sekolah-

http://74.125.153.132/search?q=cache:8yqT8dQH8VYJ:d-tarsidi.blogspot.com/2007/10/ teori-perkembangan-karir.html+teori+Super&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client =firefox-a

You might also like