You are on page 1of 10

ANGGARAN DASAR DEWAN KELUARGA MASJID (DKM) MUQADDIMAH Bahwa masjid adalah tempat ibadah dan pusat kegiatan

umat islam. Oleh karena itu masjid memiliki posisi yang sangat strategis dalam upaya peningkatan ketawaan terhadap Allah SWT. Fungsi masjid disamping sebagai tempat sujud (shalat) sebagai fungsi pokoknya, juga diarahkan sebagai pusat pembinaan umat islam. Bahwa pengelolaan masjid baik fisik maupun aspek aktifitasnya harus mendapatkan perhatian yang cukup besar dari umat islam agar masjid benar-benar dapat dijadikan asset dalam kiprah membangun umat dalam rangka ikut meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Bahwa dalam rangka mewujudkan aktifitas masjid sebagai wahana pembinaan umat islam harus ada aktifitas yang tertib, teratur, berdayaguna, dan berhasil guna maka perlu dibentuk Dewan Keluarga Masjid (DKM) yang tata kerjanya dilaksanakan melalui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Dewan Keluarga Masjid. Bahwa bertitik tolak dari dasar pemikiran diatas maka dengan ini disusunlah Anggaran dasar Dewan Keluarga Masjid BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Dewan Keluarga Masjid disingkat DKM 2. Dewan Keluarga Masjid adalah suatu Lembaga Keagaman Islam yang mengelola berbagai kegiatan masjid. Pasal 2 Dewan Keluarga Masjid berkedudukan di seluruh masjid pada setiap tingkatan organisasi pemerintahan BAB II AZAS Pasal 3 Dewan Keluarga Masjid berazaskan Islam BAB III TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 4

Dewan Keluarga Masjid bertujuan : 1. Terpeliharanya martabat, kehormatan, kesucian dan kemakmuran masjid dalam arti luas atas landasan taqwa 2. Terselenggaranya fungsi Idarah (pengelolaan), Imarah (kemakmuran), Riayah (pemeliharaan), dan ekonomi umat. Pasal 5 Untuk mencapai tujuan pada ayat tersebut diatas, Dewan Keluarga Masjid menempuh usaha : 1. Membangun, mengembangkan, dan memelihara fisik masjid sebagai tempat ibadah umat Islam yang representatif. 2. Melakukan kegiatan-kegiatan sosial keagamaan Islam dalam rangka terwujudnya masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat Islam. 3. Kegiatan lainnya yang tidak bertentangan dengan azas, tujuan, dan fungsi masjid. 4. Melakukan sosial ekonomi. BAB IV ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS DAN MASA BAKTI KEPENGURUSAN Pasal 6 Dewan Keluarga Masjid adaah organisasi yang berdiri sendiri yang pengurusnya dipilih oleh, dari, dan bertanggung jawab kepada jamaah masjid. Pasal 7 Susunan Pengurus Dewan Keluarga Masjid terdiri dari : 1. Pengurus Harian : terdiri dari sekurang-kurangnya seorang; a. Ketua : Seorang b. Sekretaris : seorang c. Bendahara : seorang 2. Pengurus Dewan Keluarga Masjid dilengkapi dengan bidang / seksi; a. Imarah b. Idarah c. Ridayah d. Bidang ekonomi dan bidang / seksi lain sesuai dengan unsur Pembina dan unsur Penasehat. SUSUNAN PENGURUS DEWAN KELUARGA MASJID (DKM) Pembina

Penasihat Ketua Ketua I (bidang Imarah) Ketua II (bidang Riayah) Ketua III (bidang Idarah) Ketua IV (bidang PHBI dan Sosial) Sekretaris Umum Sekretaris I Sekretaris II Bendahara Wakil bendahara SEKSI SEKSI A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. Pasal 9 1. Masa bakti kepengurusan Dewan Keluarga Masjid ditetapkan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. 2. Pengurus Dewan Keluarga Masjid yang lama dapat dipilih kembali atas keputusan musyawarah jamaah. BAB V Majelis Silaturahmi Dewan Keluarga Masjid (MS-DKM) Pasal 10 Di provinsi Jawa Barat telah terbentuk Majelis Silaturahmi Dewan Keluarga Masjid disingkat MS-DKM bertujuan untuk menjembatani silaturahmi antar masjid dengan fungsi koordinatif, konsultatif serta KESEKRETARIATAN DAWAH, TAMIR HARIAN DAN PHBI PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKADERAN PENGEMBANGAN KEGIATAN KEPEMUDAAN PENGEMBANGAN KEGIATAN KEWANITAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN PUBLIKASI PEMBANGUNAN PEMELIHARAAN PRA SARANA PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PEMELIHARAAN KOORDINASI KEAMANAN DAN KETERTIBAN

fasilitatif di bidang manajerial dan bidang lainnya terdapat DKM-DKM dan memiliki Struktur Organisasi Tingkat Provinsi sampai dengan Tingkat Desa/Kelurahan dan bersifat operasional. Pasal 11 Program MS-DKM memberi nilai tambah terhadap DKM-DKM dengan titik berat pada pemberdayaan ekonomi jamaah masjid (ummat) sehingga aspek Idarah, Imarah, serta Riayah masjid dapat berkiprah secara lebih nyata. Pasal 12 MS-DKM lahir atas prakarsa pengurus BKM, MUI, DMI Ormas-Ormas Islam, LSM, para pengurus DKM serta para pakar Ekonomi dan Wirausaha yang peduli terhadap pembedayaan Ummat serta melihat potensi masjid yang begitu besar. BAB VI HUBUNGAN KERJA Pasal 13 1. Dewan Keluarga Masjid selalu mengadakan konsultasi, koordinasi dengan pemerintah/instansi terkait serta lembaga. 2. Dalam operasional bidang imarah, riayah, idarah, dan bidang lainnya DKM berada dalam Pembinaan Kanwil Departemen Agama di Tingkat Propinsi dan di Kabupaten/Kotamadya dalam Pembinaannya Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya. 3. Dalam melaksanakan kegiatannya Dewan Keluarga Masjid berada dalam bimbingan BKM, MS-DKM Majelis Ulama Indonesia (MUI). 4. Setiap pengesahan kepengurusan DKM dilakukan oleh MS-DKM setingkat lebih tinggi. 5. Dalam melaksanakan tugas operasional pengurus DKM senantiasa menyesuaikan dengan program yang telah dimusyawarahkan dan disahkan dalam forum MS-DKM serta dilakukan secara koordinatif. BAB VII MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 14 Permusyawaratan Dewan Keluarga Masjid terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. BAB VIII KEUANGAN Musyawarah Jamaah untuk pemilihan/pengangkatan pengurus baru Rapat kerja pengurus Rapat pleno pengurus Rapat pengurus harian Rapat bidang, seksi

Pasal 15 Keuangan Dewan Keluarga Masjid diperoleh dari infaq/shodaqah Jariah Masyarakat, bantuan pemerintah, dan usaha-usaha yang sah dan halal serta tidak mengikat. BAB IX PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS Pasal 16 1. Pengurus DKM secara moral bertanggung jawab kepada muswarah jamaah masjid, secara administratif/organisatoris bertanggung jawab kepada MS-DKM setingkat lebih tinggi. 2. Para kepala seksi bertanggung jawab kepada kepala bidang hierarsis; kepala bidang bertanggung jawab kepada ketua. 3. Sekretaris bertanggung jawab kepada ketua. 4. Bendahara mengeluarkan/membelanjakan uang atas persetujuan ketua dan bertanggungjawab kepada ketua. 5. Dalam har tertentu keuangan DKM diaudit oleh akunting publik dibawah pengawasan ketua. BAB X PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN Pasal 17 1. Perubahan pengurus Dewan Keluarga Masjid (DKM) dapat dilakukan melalui musyawarah jamaah masjid dengan memberitahukan kepada pengurus MS-DKM setingkat lebih tinggi. 2. Pembubaran pengurus DKM dilakukan oleh musyawarah yang khusus dilakukan oleh itu. BAB XI PENUTUP Pasal 18 1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan ditentukan dalam anggaran rumah tangga. 2. Anggaran dasar ini disahkan oleh musyawarah yang diselenggarakan oleh pengurus DKMDKM se-jawa barat. 3. Anggaran dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA Dewan Keluarga Masjid BAB I UMUM Pasal 1 Keanggotaan pengurus Dewan Keluarga Masjid 1. Syarat menjadi pengurus Dewan Keluarga Masjid a. Beragama islam b. Berakhlak mulia c. Menyetujui anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Dewan Keluarga Masjid d. Aktivis masjid 2. Cara menjadi anggota pengurus Dewan Keluarga Masjid adalah diusulkan atas dasar hasil musyawarah, untuk mendapatkan penetapan. 3. Kewajiban pengurus Dewan Keluarga Masjid: a. Ikut aktif dalam usaha bersama mencapai tujuan Dewan Keluarga Masjid b. Menjaga nama baik Dewan Keluarga Masjid c. Menghadiri rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Keluarga Masjid 4. Berhenti menjadi pengurus Dewan Keluarga Masjid: a. Atas permintaan sendiri b. Meninggal dunia c. Diberhentikan oleh rapat paripurna pengurus d. Habis masa jabatan Pasal 2 Kepengurusan Dewan Keluarga Masjid 1. Pengurus Dewan Keluarga Masjid diangkat untuk masa bakti 3 tahun 2. Pengurus Dewan Keluarga Masjid dapat terdiri dari: a. Tokoh agama b. Tokoh masyarakat dan pakar dalam bidang tertentu baik pria maupun wanita 3. Susunan pengurus terdiri dari: a. Pembina b. Penasihat c. Ketua d. Sekretaris e. Bendahara f. Bidang-bidang menurut kebutuhan 4. Personil jabatan ketua Dewan Keluarga Masjid dapat dipilih oleh jamaah dari seorang tokoh agama atau masyarakat. 5. Legalitas kepengurusan Dewan Keluarga Masjid dapat dipilih atau disahkan oleh ketua Dewan Keluarga Masjid sesuai tingkatannya atas usulan musyawarah.

Pasal 3 PEMBINA Pembina Dewan Keluarga Masjid adlaah sesuai dengan tingkatannya Pasal 4 PENASIHAT Penasihat Dewan Keluarga Masjid adalah tokoh agama dan tokoh masyarakat yang tinggal dalam lingkungan tersebut. Pasal 5 Pembagian tugas 1. Tugas pembina dan penasihat adlah untuk memberikan pengarahan bimbingan, saran, dan nasiaht kepada pengurus Dewan Keluarga Masjid, baik diminta maupun tidak diminta, baik tertulis maupun lisan. 2. Ketua bertanggung jawab atas organisasi Dewan Keluarga Masjid. Keluar dan kedalam, dibantu oleh pengurus lainnya. 3. Ketua-ketua bidang bertanggung jawab atas pelaksanaan seksinya dibantu oleh anggota masing-masing. 4. Sekretasis, bendahara bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan kepadanya. Pasal 6 Prinsip ketatalaksanaan Tugas pengurus Dewan Keluarga Masjid adalah suatu kesatuan yang utuh dan bulat yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karen itu pengurus Dewan Keluarga Masjid dalam melaksanakan tugasnya agar memperhatikan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. BAB II Musyawarah dan rapat-rapat Pasal 7 Musyawarah jamaah 1. Musyawarah jamaah adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam memilih dan menetapkan pengurus serta kebijaksanaan menyusun program kerja dan menilai hasil kerja pengurus selama satu periode kepengurusan. 2. Musyawarah diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan dan dihadiri oleh pengurus dan perwakilan jamaah. Pasal 8 Rapat kerja

1. Rapat kerja Dewan Keluarga Masjid dihadiri oleh segenap anggota pengurus untuk menyusun program kerja 2. Rapat kerja diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan. Pasal 9 Rapat pengurus harian 1. Rapat pengurus harian dihadiri oleh anggota pengurus harian untuk membicarakan masalah yang timbul sehari-hari. 2. Rapat pengurus harian diadakan sewaktu-waktu bila dipandang perlu. Pasal 10 Rapat bidang 1. Rapat bidang dihadiri oleh anggota bidang untuk membicarakan masalah yang timbul seharihari. 2. Rapat bidang diadakan sewaktu-waktu bila dipandang perlu. Pasal 11 Rapat paripurna pengurus 1. Rapat paripurna pengurus diharidi oleh seluruh anggota pengurus paling sedikit satu kali dalam setahun 2. Pimpinan harian melaporkan kegiatan-kegiatan dan merumuskan kebijaksanaan dalam masalah-masalah penting yang dihadapi. Pasal 12 Landasan musyawarah Setiap musyawarah dan rapat-rapat Dewan Keluarga Masjid harus senantiasa bepegang teguh pada prinsip musyawarah untuk mufakat. BAB III Perbendaharaan Pasal 13 1. Seluruh kekayaan Dewan Keluarga Masjid dimanfaatkan sesuai dengan tujuan Dewan Keluarga Masjid dan wajib dipertanggungjawabkan oleh pengurus dalam musyawarah. 2. Apabila Dewan Keluarga Masjid bubar, pengurus Dewan Keluarga Masjid mengupayakan penyelamata dan pengamanan harta kekayaan Dewan Keluarga Masjid untuk difungsikan kembali sesuai dengan tujuan Dewan Keluarga Masjid. BAB IV Penutup

Pasal 14 1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini ditentukan oleh pengurus Dewan Keluarga Masjid. 2. Anggaran rumah tangga ini disahkan oleh musyawarah jamaah masjid.

Klasifikasi masjid i. Tinjauan kewilayahan/pemerintah No Istilah/klasifikasi masjid 1 MN (Masjid Nasional) 2 MR (Masjid Raya) 3 MA (Masjid Agung) 4 MB (Masjid Besar) 5 MJ (Masjid Jami) 6 MJK (masjid Jami Rukun Warga) 7 MJT (masjid Jami Rukun Tetangga) 8 LK (Langgar Warga) 9 LT (Langgar Tetangga) 10 Musholla 11 Masjid Islamic Centre (PUSDAI) 12 MK (Masjid Kampus)

Tingkat/wilayah Pusat Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan RW RT RW RT Kantor, tempat umum, dll Insidentil Sekolah, perguruan tinggi

ii.

iii.

Tinjauan kemakmuran a. Masjid paripurna b. Masjid ideal c. Masjid layak d. Masjid sederhana Kriteria yang harus dimiliki oleh tingkatan masjid a. Masjid paripuran 1. Pembinaan idarah meliputi: a. Susunan pengurus lengkap ; terdiri dari : Dewan penasihat, ketua dan Wakil ketua umum, sekretaris dan wakil sekretaris umum, bendahara dan wakil bendahara umum, ketua dan wakil ketua harian, sekretaris dan wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara. b. Memiliki kantor, meja, kursi, lemari, dll. c. Tata usaha, sarana administrasi kantor ; mesin tik, komputer, internet, laboraturium, file, kertas-kertas, buku agenda. d. Program kerja e. Keuangan : buku kas, arsip, SPJ. f.

You might also like