You are on page 1of 2

Pada jaman dahulu, tepatnya jaman mesolitikum cara hidupnya masih semi nomaden, manusia purba masih hidup

secara berpindah-pindah tetapi ada juga yang sudah menetap. Pada jaman mesolitikum, sampah dapur atau kjokkenmoddinger masih berserakan dimana saja. Sampah dapur yang banyaknya berupa kerang dan kulit-kulit siput ini biasa ditumpuk-tumpuk bahkan bisa sampai 7 meter tingginya. Tapi perkembangan dunia ini berlangsung sangat cepat, jaman sekarang sampah sudah bisa didaur ulang. Sampah awalnya dipisahkan dulu antara yang organic dan anorganic, tapi pada jaman dahulu sepertinya tidak ada sampah anorganik karena tidak ada plastic dan kantong kresek pada jaman dahulu. Jaman sekarang sudah ada TPS dan TPA untuk penanggulangan sampah, tetapi jaman dahulu sampah disimpan dimana saja. Pada intinya sampah dapur jaman dahulu dan sekarang sudah sangat berbeda dari segala segi, segi penanggulangan maupun segi jenis sampahnya. Cara menanggulangi sampah pada jaman mesolitikum yaitu hanya ditumpuktumpuk saja sampai menggunung seperti gambar disamping. Tidak ada cara lain dalam menanggulangi sampah dapurnya karena keminiman jangkauan pikiran dan ide. Kerang-kerang yang ditumpuk sebagian telah menjadi fosil dan menjadi satu kesatuan yang padat. Dari dalam bukit-bukit kerang tersebut banyak didapatkan kapak-kapak genggam yang ternyata berbeda dari chopper. Tumpukan sampah kjokkenmoddinger ini merupakan bukti dari adanya kehidupan pada jaman mesolitikum. Kesimpulan dari makalah ini adalah dunia ini melalui perkembangan, yang asalnya sampah hanya dibiarkan saja menumpuk sekarang sudah dipisahkan organic dan anorganik lalu sekarang sudah bisa didaur ulang

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia jilid 1, karangan Drs. R. Soekmono

You might also like