You are on page 1of 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Dampaknya terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Obyek Wisata Alam di Kabupaten Kediri

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Industri pariwisata merupakan sector andalan untuk memperoleh devisa dari sektor non migas, hal ini disebabkan Pertama, bahwa semua produk baik barang maupun jasa yang menggunakan bahan baku dari dalam negeri memiliki eksensi dan daya saing yang sangat tinggi. Kedua, industri pariwisata memeiliki multiplier effect ekonomi yang sangat _______________________ *)Dr.Suparyadi,S.I.P.,MM. Adalah dosen pada Universitas Islam Kadiri

penting dan luas. Ketiga, terjadinya pertambahan waktu luang dan meningkatnya perhatian pemerintah ( Wahab,1992 :32). Pada umumnya setiap orang memerlukan rekreasi dan salah satunya adalah melakukan kegiatan wisata karena akibat perkembangan teknologi dan arus urbanisasi yang tinggi seperti ramalan faurastie yang menjelaskan bahwa akan bekerja selama 6% dari masa hidupnya dan sisanya diperuntukan bagi kebutuhan biologi, social dan santai. Dalam hal ini pemerintah telah berusaha mengembangkan potensi obyek wiata alam dengan mengacu pads strategi pemasaran modern STP (Segmenting, Targeting, Positioning) yaitu (1) segmentasi pasar, (2) penetapan pasar sasaran, (3) penetapan posisi pasar, seperti yang dijelaskan (Kotler, 1995 : 315). Disamping itu Gronroos (Kotler, 1995) menyatakan bahwa pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dsn interaktif. Disamping itu selain cara ketiga pemasaran tersebut Berry (Kotler,1995) berargumen bahwa kontribusi paling berharga yang dapat dilakukan ole bagian pemasaran adalah menjadi luar biasa pandai dalam menggerakan semua orang dalam organisasi untuk mempraktekan pemasaran. Rangkaian beberapa penelitian tersebut diatas dapat bermanfaat bagi pemerintah dan pihak swasta, karena permasalahan pariwisata terutama potensi obyek wisata alam sangat penting untuk dikaji, untuk mendapatkan devisa dan pangsa pasar wisatawan domestic / untuk yang lebih baik.

1.2. Rumusan Masalah Pada penelitian ini masalah yang diteliti antara lain yaitu faktor (1) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap minat berkunjung ke obyek wisata alam, (2) Bagaimana upaya menggali potensi yang mendukung Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS), (3) Faktor-faktor apa saja yang dilakukan untuk mendapatkan pangsa pasar wisatawan. 1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke obyek wisata alam serta pengaruh persepsi masyarakat terhadap minat berkunjung ke obyek wisata alam. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait, terutama pihak swasta dalam rangka turut serta mengembangkan industri pariwisata dan menambah wawasan pengetahuan dibidang pemasaran jasa khususnya dibidang pariwisata.

2. TEORI KERANGKA KONSEPTUAL


Beberapa dasar teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi dan dampaknya terhadap minat berkunjung wisatawanke obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang adalah Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa, Pemasaran Pariwisata, Permintaan Pariwisata, Penawaran Pariwisata serta Persepsi dan Perilaku Konsumen. (Kotler, 1995 : 548) Mengatakan Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan karakteristik jasa dan Implikasi pemasarannya menurut ( Kotler 1995 : 550) yaitu pertama, tidak berwujud yaitu jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud. Kedua, tidak dapat dipisahkan umumnya jasa jasa dan dikonsumsi secara bersamaan. Ketiga, variabilitas Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakn dan kaopan serta dimana jasa itu dilakukan. Keempat, tidak tahan lama karena jasa tadak dapat disimpan. Oleh karena jasas biasanya lebih tinggi dalam kualitas pengalaman dan kepercayaan, konsumen merasakan lebih banyak resiko dalam pembeliannya. Hal itu membawa beberapa konsekuensi. Pertama, konsumen jasa biasnya lebih bergantung pada promosi mulut ke mulut daripada iklan perusahaan jasa. Kedua, mereka sangat mengandalkan harga, personalia dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Ketiga, apabila puas, mereka sangat setia kepada penyedia jasa. Parasuraman, zeithaml, dan Berry ( Kotler,1995 : 559) membentuk model kualitas jasa yang menyoroti syarat-suarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Manajemen perusahaan jasa, setelah

memahami hal-hal di atas dan bagaimana mengelola perbedaan dan kualitas jasa, masih dianjurkan untuk memahami beberapa kunci sukses pemasaran jasa seperti yang dikemukakan oleh Lovelock.H.C (1984) dalam Marketing of Services. Bila dikaitkan dengan situasi kapasitas terhadap permintaan, ada beberapa pendekatan yang bisa diterapkan untuk mengelola permintaan (Tjiptono,1997 : 140) yaitu : tidak melakukan apapun dalam pendekatan ini, perusahaan membiarkan tingkat permintaan seeprti apa adanya, tanpa melakukan pengurngan ataupun penambahan. Mengurangi permintaan pendekatan ini dilaksanakan dengan cara mengurangi permintaan pada periode permintaan puncak. Meningkatkan permintaan pendekatan inibertujuan meningkatkan permintaan pada saat terjadi kapasitas berlebihan. Menyimpan permintaan dengan system reservasi dan janji pendekatan ini bertujuan untukmenyimpan permintaan sampai tersedia kapasitas yang memadai. Menympan permintaan dengan antrian formal pendekatan ini bertujuan untuk menyimpan permintaan dengan cara mengembangkan system antrian formal. Mengembangkan jasa atau pelayanan komplementer selama waktu sibuk. Strategi mengelola penawaran jasa yang dapat diterapkan oleh perusahaan jasa untuk menyesuaikan kapasitasnya dengan tingkat permintaan yang berfluktuasi, menurut (Tjiptono, 1997 : 142 ) adalah menggunakan

karyawan paruh waktu, menyewa atau berbagai fasilitas dan peralatan tambahan, menjadwalkan aktivitas downtime selama periode permintaan rendah, melakukan pelatihan silang (cross-training) terhadap karyawan, meningkatkan partisipasi para pelanggan. Definisi pemasaran tiadak jauh berbeda dengan definisi umum tentang pemasaran. Seperti yang dikutip oleh Wahab et. al (1992 :27), Krippendorf dalam bukunya yang berjudul Marketing et Tourisme, memberikan batasan tentang pemasaran pariwisata. Yoeti (1996 : 41) menyatakan bahwa pemasaran pariwisata sebagai pemasaran jasa (service) berbeda dengan pemasaran barang (goods) dan perbedaan. Menurut Wahab (1992 : 9) ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi permintaan pariwisata antara lain : Faktor Irrasional, Faktor Rasional. Menurut Yoeti (1996 : 94) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata adalah pendapatan, harga, kualitas hubungan politik antara dua negara, hubungan ekonomi antar negara, hubungan sosio budaya antara dua negara, perubahan cuaca atau iklim, faktor hari-hari libur, peraturan pemerintah, pembatasan pertukaran luar negeri dan teknologi pengangkutan. Sedangkan lainnya Yoeti (1996 :80) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penawaran pariwisata meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan. Secara rinci Wahab (1992 : 110) menyebutkan unsur-unsur penawaran pariwisata adalah sumber-sumber alam, hasil karya buatan manusia. Basu Swastha dan Hani Handoko (1987 :9) menyatakan bahwa Perilaku konsumen (Consumer Behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan

tersebut, selain jenis produk adalah faktor ekonomi, faktor psikologis, faktor sosiologis dan faktor anthropologis. Seain itu, keadaan keluarga dan kelompok lain juga perlu dipelajari (yaitu tentang hubungan atau interaksi di antara mereka dan penyebaran informasi di antara mereka) karena hal ini juga sangat mempengaruhi perilaku. Kotler (1995 : 203) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya, faktor social, faktor perorangan atau pribadi dan faktor psikologi. Menurut Schiffman dan Kanuk(1997 : 146) persepsi didefinisikan sebagai proses dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan dan menginter-pretasikan rangsangan-rangsangan ke dalam suatu gambaran yang menyeluruh yang penuh arti dan berkaitan. Model yang dipergunakan untuk menganalisa pengaruh persepsi terhadap perilaku konsumen mengadopsi model di bawah ini :

Gambar-1 :

Conceptual Model Of The EFFECT of PRICE, BRAND NAME and STORE NAME on PERCEIVED VALUE
Brand Name Perception of Brand

Store Name

Perception of Store

Objective Price

Perceived Value

Perceived Sacrifice

Perceived Quality Willingnes to Buy

Perception of Price

Sumber : store Wa.B.Dodds Kent B. Menroe and Dhruv Crewel effect Produvt Evaluation Brand of Marketing Research 28 Agustus 1994/358.

Dalam penelitian ini, model untuk menganalisa pengaruh persepsi terhadap perilaku konsumen (dalam hal ini adalah minat berkunjung wisatawan ke obyek wisata alam di kabupaten Kediri), merupakan penyederhanaan dari model terdahulu dengan menggunakan unsur-unsur (variabel) Name, Store, Quality dan Sacrifice, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar-2 : Model Pengaruh Name, Store, Quality dan Sacrifice terhadap Perception

Name

Store Perception Quality Willingness To Visit

Sacrifice Sumber : Store Wa.B. Dodds Kent B Menroe and Dhruv Crewel Effect Produvt Evaluation Brand of Marketing Research 28 Agustus 1994/358. Dari gambar 2 dapat dijelaskan bahwa Name, Store, Quality dan Sacrifice secara akumulatif membentuk perception para wisatawan tentang obyek wisata dan daya tarik alam di Kabupaten Kediri. Dari persepsi yang terbentuk ini selanjutnya akan mempengaruhi minat para wisatawan untuk berkunjung atau tidak ke obyek-obyek wisata dan daya tarik alam di Kabupaten Kediri. 2.1. Hipotesis Diduga Name, Store, Quality dan Sacrifice mempengaruhi persepsi wisatawan terhadap obyek wisata dan daya tarik alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang di Kabupaten Kediri, mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung ke obyekobyek wisata tersebut. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wisatawan terhadap obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang pada hipotesis adalah name, store, quality dan sacrifice, sedangkan persepsi diduga berpengaruh terhadap minat berkunjung pada lokasi dimaksud. Dilihat dari kedalaman tersebut jenis penelitian ini adalah Explanative Research yakni pada tahap pertama, menguji pengaruh variablevariabel independent name, store, quality dan sacrifice terhadap variable dependen persepsi dengan menggunakan model regresi berganda, selanjutnya pada tahap kedua, akan dianalisis pengaruh variabel persepsi (sebagai variabel independen) terhadap minat

berkunjung (sebagai variabel dependen) wsatawan dapat menggunakan model regresi linier sederhana. 3.2. Populasi dan Sampel Poplasi dalam penelitian ini adalah wisatawan pengunjung obyek wisata dan daya tarik alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang di Kabupaten Daerah Tingkat II Kediri selama ini. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling, hal ini digunakan karena distribusi populasi mendekati normal, variasinya tidak terlalu besar dan populasinya mendekati finite. Untuk menentukan ukuran sampel (n) diambil dari pendekatan jumlah populasi (N) dengan menggunakan formula Slovin sebagi berikut : N n=
__________

1 + Ne2

Di mana : N = Jumlah Populasi e = Kesalahan yanga diharapkan peneliti n = Jumlah sampel yang diambil

3.3. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel tersebut terdiri dari 4 variabel independen, 1(satu) variabel antara dan 1 (satu) variabel dependen. Devinisi variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : Name, adalah nama obyek wisata dan daya tarik alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang. Store, adalah penampilan fisik obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang. Quality, adalah kualitas produk baik yang berupa barang maupun jasa yang ditawarkan kepada wisatawan, untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebtuhan wisatawan, antara lain obyek wisata itu sendiri, fasilitas pendukung, sarana dan prasarana, serta pelayanan. Sacrifice, adalah pengorbanan yang diberikan oleh wisatawan baik berupa waktu, tenaga maupun biaya, untuk mencapai dan menikmati obyek-obyek wisata beserta seluruh fasilitas, sarana dan prasarana serta pelayanan yang tersedia. Persepsi, adalah gambaran menyeluruh tentang nilai obyek wisata alam (air terjun Ironggolo dan Sumber Podang ), meliputi name, store, quality, dan sacrifice, yang dimilki oleh wisatawan / pengunjung.

Minat Berkunjung, adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi / mengunjungi obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang, berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan / kunjungan sebelumnya. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data ini diperoleh dari hasil penelitian pada tahun1999. Pengumpulan data lebih menekankan pada metode kuesioner, karena metode ini sangat efektif untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pendapat, sikap, pandangan, pengamatan dan motivasi. 3.5. Model dan Teknis Analisis Data Setelah data dikumpulkan dan diolah, proses selanjutnya adalah menganalisa data, pada bagian ini analisa dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisa statistik dengan pengujian secara statistik. Pada tahap awal variabel dependen Y (persepsi) dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel independen X dan sesuai skala yang digunakan dalam kuesioner, analisa yang dipakai adalah Model Regresi Berganda. Sedangkan tahap selanjutnya satu variabel dependen Y (minat berkunjung) dipengaruhi oleh satu variabel independen X (persepsi) maka model yang digunakan dalah Regresi Linier Sederhana, perumusan model tersebut sebagai berikut : Model Regresi Berganda Y = b0 + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 +e Keterangan : Y x1 x2 x3 x4 e b0 b1,b2,b3,b4 = Persepsi wisatawan (variabel dependen) = Name = Store = Quality = Sacrifice = Error = Merupakan Konstanta = Merupakan koefisien masing-masing variabel independen

Model Regresi Linier Sederhana Y = a + bx + e

Keterangan :

Y X e a b

= Minat berkunjung wisatawan (variabel dependen) = Persepsi wisatawan (variabel dependen) = Error = Merupakan Konstanta = Merupakan koefisien variabel independen

4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1. Pengujian Hipotesis Pertama Untuk menguji hipotesis pertama yang diajukan, maka berdasarkan tabel 1 dapat dilakukan uji regresi secara partial. Tabel 1 Pengaruh Variabel Name, Store, Quality dan Sacrifice terhadap Persepsi
DEPENDENT VARIABEL : Persepsi VAR REGRESSION COEFFICIENT Name -.112 Store Quality Sacrifice CONSTANT STD. ERROR OF EST .422 .313 -2.763 E 03 2.182 = 170 STD ERROR .014 .015 .030 7.3466 E 03 T(DF =245) -8.149 27.653 10.546 -.376 PROB .00000 .00000 .00000 .00000 PARTIAL r^ .2132 .7574 .3122 5.77319 E-04

ADJUSTED R SQUARED = .772 R SQUARED = .776 MULTIPLE R = .881 ANALYSIS OF VARIANCE TABLE SOURCE REGRESSION RESIDUAL TOTAL SUM OF SQUARES 24.543 7.093 31.636 D.F. 4 245 249 MEAN SQUARES 6.136 .029 F RATIO 211.938 PROB .000E+00

Dari tabel 1 diperoleh hasil persamaan regresinya sebagai berikut : Y = 2,182 0,112X1 + 0,422X2 + 0,313X3 0,00276X4 A. Uji Regresi secara Simultan

Uji ini digunakan untuk mengetahui, pengaruh variabel independen ( name, store, quality, sacrifice) secara bersma-sama terhadap varabel dependen (persepsi wisatawan terhadap obyek wisata alam) meliputi koefisien determinasi dan uji persamaan regresi. A.1. Koefisien Determinasi Dari analisa komputer dengan program microstat sebagaimana Tabel 1 didapatkan koefisien determinasi sebesar R2 = 77,2 %, ini berarti bahwa variabel independen yang meliputi name, store, quality dan sacrifice dapat menjelaskan terhadap persepsi wisatawan mengnai obyek wisata alam sebesar 77,2 %, sedangkan 22,8 % djelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. A.2. Uji Persamaan Regresi Yakni menghitung nilai kemaknaan koefisien determinasi dengan menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel. Bedasarkan tabel 1 F hitung (211,938) > F tebel (2,76), maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga persamaan regresi tersebut dapat menjelaskan persepsi wisatawan terhadap obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen ( name, store, quality, sacrifice) mempnyai hubungan yang signifikan terhadap variabel depanden (persepsi wisatawan mengenai obyek wisata alam). Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini terbukti benar, yaitu bahwa faktor name, store, quality dan sacrifice secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi wisatawan mengenai obyek wisata alama air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang. B. Uji Regresi Secara Parsial Untuk mengetahui salah satu variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap persepsi wiatawan mengenai obyek wisata alam dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi parsial dan keyakinan terhadap koefisien regresi. Berdasarkan tabel 1 diproleh hasil seperti tampak pada tabel 2

Tabel 2

Pengujian Pengaruh Variabel Secara Parsial Variabel X1 X2 X3 X4 Uraian Name Store Quality Sacrifice r2 parsial 0,2132 0,7574 0,3122 0,000577

Hasil diatas menunjukan bahwa faktor store memiliki nilai determinasi parsial (r2) sebesar 75,74 % ini berarti bahwa faktor store memiliki pengaruh yang dominan terhadap persepsi wisatawan mengenai obyek wisata alam, sedangkan faktor sacrifice mempunyai pengaruh yang sangat kecil terhadap persepsi, dengan nilai determinasi parsial (r2) sebesar 0,0577 %. B.1. Uji Keyakinan Koefisien Regresi (uji t) Uji ini dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil sebagi berikut : Variabel dependen -Name -Store -Quality -Sacrifice t hitung -8,149 27,653 10,546 0,376

Sedangkan dari t tabel uji 2 sisi df = n k = 250 5 = 245 t0,05 = didapat t tabel = 1,645 Oleh karena t hitung untuk sacrifice (0,376) < t tabel (1,645), maka hipotesa diterima, sehingga sacrifice tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap persepsi wisatawan mengenai obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang. 4.2 Pengujian Hipotesis Kedua Dengan menggunakan program microstat untuk pengolahan data, hasilnya tampak pada Tabel 3. Dari Tabel 3 diperoleh persamaan regresinya sebagi berikut : Y = 2,657 0,353X Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi sebagai variabel independen terhadap minat berkunjung sebagai variabel dependen, meliputi koefisien determinasi dan uji persamaan regresi. A. Koefisien Determinasi Dari analisa komputer dengan menggunakan program microstat sebagaimana didapatkan koefisien determinasi r2 = 18,9 %. Hal ini berarti bahwa kontibusi persepsi dalam

menjelaskan minat berkunjung wisatawan adalah sebesar 18,9 %, sedangkan selebihnya yang sebesar 81,9 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Tabel 3 Pengaruh Variabel Persepsi terhadap Minat Berkunjung
DEPENDENT VARIABEL : Minat berkunjung VAR Persepsi CONSTANT REGRESSION COEFFICIENT -.353 2.567 STD ERROR .047 T(DF = 245) 7.595 PROB .00000

STD. ERROR OF EST = .676 r SQUARED = .189 r = .434 SOURCE REGRESION RESIDUAL TOTAL ANALYSIS TABLE OF VAIANCE TABLE SUM OF SQUARES D.F. MEAN SQUARE 26.390 1 26.136 113.454 248 .457 139.844 249 F RATIO 57.687 PROB 2.700E-13

B. Uji Persamaan Regresi Uji ini untuk menghitung kemaknaan koefisien determinasi, dengan menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel. Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil bahwa F hitung (57,687). F tabel (4,24), maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga persamaan regresi linier tersebut dapat menjelaskan minat berkunjung wisatawan terhadap obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan, dan Sumber Podang. B.1. Uji Keyakinan Koefisien Regresi ( Uji t) Uji ini untuk mengetahui pengaruh variabel persepsi terhadap minat berkunjung dengan uji t yaitu dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel.

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil t hitung (7,595) > t tabel (1,645), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terbukti bahwa persepsi terhadap wsata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang , signifikan

(berpengaruh nyata) terhadap minat berkunjung wisatawan kw obyek wisata alam tersebut. 4.3 PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI HASIL PENGUJIAN A . Pembahasan dan Interpretasi Hasil Pengujian tentang Hipotesis Pertama Dari hasil pengujian melalui analisa komputer dengan menggunakan program microstat, terbukti bahwa variabel independen name, store , quality, sacrifice secara bersama-sama berpengaruh nyata ( signifikan) terhadap variabel dependen persepsi dengan koefisien determinasi sebesar 77,2 %. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik semata-mata, tetapi juga dipengaruhi oleh stimulasi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar (ide Gestalt) dan keadaan individu seseorang (Kotler, 1995 : 219). Faktor-faktor yang berpengaruh di luar faktor-faktor name,story, quality, sacrifice sebesar 22,8 % sangat mungkin merupakan bagian dari faktor lingkungan sekitar (misalnya : keluarga, masyarakat, sekolah) dan faktorkeadaan individu seseorang (misalnya : pendidikan, daerah asal, pekerjaan, tingkat penghasilan). Dengan memperhatikan cukup kompleknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi wisatawan, maka koefisien determinasi sebesar 77,2 % telah menunjukan begitu kuatnya pengaruh nyata variabel-variabel name, store, quqlity, dan sacrifice terhadap persepsi. Dari hasil pengujian itu pula, secara parsial, variabel independen yang paling kuat pengaruhnya terhadap persepsi (variabel dependen) adalah variabel store yaitu sebesar 75,74 %. Hal ini sejalan dengan apresiasi yang baik dari para wisatawan yang memberikan penilaian sangat menarik, menarik, dan cukup menarik terhadap penampilan fisik obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang sebesar 93,2 % (faktor store). Sebaliknya yang berpengaruh paling lemah atau hampir tidak ada adalah variabel sacrifice dengan koefisien determinasi 0,057 %. Dengan mengacu kepada definisi konsep,pengorbanan yang diberikan oleh para wisatawan (baik yang berupa waktu, tenaga maupun biaya untuk mencapai dan menikmati obyek-obyek wisata beserta seluruh fasilitas, sarana dan prasarana serta pelayanan yang tersedia), nampaknya memang kecil. Dilihat dari daerah asal, sebanyak 48 % wisatawan berasal dari daerah wilayah kecamatan setempat dan sebanyak 34,4 % berasal dari daerah Kabupaten dan Kotamadya Kediri, yang berarti paling lam hanya memerlukan waktu 40 menit untuk dapat mencapai obyek wisata tersebut. Di samping waktu tempuh yang tidak lama, biaya perjalanan yang mereka keluarkanpun tidak banyak yaitu kurang dari Rp.1.350,oleh 89,2 % responden. Biaya yang mereka keluarkan untuk menikmati obyek wisata, fasilitas dan sarana/prasarana kurang dari Rp.1.500,- oleh 88 % wisatawan. Pengeluaran biaya sekecil ini memang sangat mungkin, sebab untuk menikmati obyek wisata ini belum dipungut retribusi. Komponen-komponen itulah nampaknya yang menyebabkan sacrifice berpengaruh kecil terhadap persepsi.

Penilaian wisatawan terhadap kualitas produk dan pelayanan secara umum rendah. Hal ini memang sangat wajar, karena obyek-obyek wisata air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan, dan Sumber Podang memang belum dikelola secara komersial,jadi masih benar-benar alami. Fasilitas, sarana, prasarana, dan pelayanan yang tersedia hanya ala kadarnya. Namun penilaian ini, dengan koefisien determinasi 31,22 % menunjukkan cukup besar perhatian dan kebutuhan para wisatawan terhadap fasilitas, sarana, dan prasarana yang mereka perlukan.Dengan koefisien determinasi sebesar 21,32 %, faktor name telah memberikan kesan yang cukup baik di kalangan wisatawan. Dengan menyebut Ironggolo, Ngleyangan dan Sumber Podang image para wisatawan adalah keindahan dan tantangan. Keindahan dan tantangan alam, sangat disuaki oleh sebagian besar responden ganerasi muda yang terdiri dai 65,2 % berusia antara 14-25 tahun dan 28,4 % berusia antara 26-40 tahun. Dari uraian di atas dapat digambarkan secara garis besar bahwa para responden memiliki kesan yang begitu baik terhadap obyek wisata alam air terjun Iromggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang terutama disebabkan oleh penampilan fisik (faktor store) ketiga obyek wisata alam tersebut yang begitu menarik. Penampilan fisik yang menarik ini telah menyebabkan pula begitu dikenalnya nama obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang. Hal ini berarti pula telah mulai terbentuknya brand name dan brand image para wisatawan terhadap ketiga obyek wisata alam tersebut. Sementara ini, sacrifice memang tidak berpengaruh terhadap persepsi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kecilnya pengorbanan mereka baik yang berupa waktu, tenaga mupun biaya. Pengorbanan yang berupa pengeluaran biaya, terutama biaya yang dikeluarkan untuk menikmati fasilitas yang tersedia, masih perlu dikaji kembali apabilan suatu saat nanti telah dikenakanya pungutan retribusi masuk ke obyek wisata alam tersebut atau untuk menikmati fasilitas, sarana dan prasarana yang ditambahkan atu ditingkatkan kualitasnya. B. Pembahasan dan Interpretasi Hasil Pengujian tentang Hipotesa Kedua. Dari pengujian melalui analisa komputer, terbukti bahwa variabel independen persepsi berpengaruh nyata (signifikan) terhadap minat berkunjung wisatawan ke obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang, dengan koefisien determinasi sebesar 18,9%.

Minat berkunjung wisatawan ke suatu obyek wisata, merupakan salah satu bentuk atau wujud dari perilaku wisatawan itu. Tetapi sebenarnya, perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yaitu oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi. Sedangkan persepsi hanya merupakan salah satu unsur utama dari faktor

psikologi, sedangkan unsur utama lain dari faktor psikologi ini adalah motivasi, pengetahuan serta kepercayaan dan pendirian (Kotler, 1995 : 216). Jadi dengan banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, maka koefisien determinasi persepsi sebesar 18,9 % terhadap minat berkunjung, merupakan angka yang cukup baik. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa secara umum para responden ingin datang lagi ke obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang, sedangkan yang tidak ingin datang hanya 2 orang atau 0,8 %. Minat mereka untuk berkunjung ini sejalan dengan kesan mereka (yang pada umumnya baik) terhadap obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang, dan tingkat ketertarikan mereka terhadap penampilan fisik obyek wisata alam tersebut sebesar 93,2 % (faktor store) serta tingkat pengenalan mereka sebesar 94 % (dari faktor name, diasumsikan yang sebanyak 15 orang atau 6 % adalah mereka yang baru pertama kali berkunjung). Walaupun responden memberikan nilai yang rendah terhadap kualitas pelayanan oleh petugas (loket, keamanan, informasi), fasilitas, sarana, dan prasarana (faktor quality), namun minat mereka untuk berkunjung lagi ke obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyagan dan Sumber Podang rata-rata tinggi. Hal ini bisa terjadi, tidak lain karena apresiasi mereka yang tinggi terhadap penampilan fisik (faktor store) ketiga obyek wisata alam tersebut dan memang faktor inilah yang paling dominan pengaruhnya terhadap persepsi wisatawan.

5. SIMPULAN
Dari beberapa hasil pengujian dapat dambil simpulan bahwa : 1. Telah terbukti bahwa faktor name, store, quality dan sacrifice, secara bersama-sama berpengaruh nyata (signifikan) terhadap persepsi wisatawan tentang obyek wisata alam air tejun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang. Tetapi dalam uji secara parsial, faktor sacrifice ternyata tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap persepsi. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel faktor sacrifice, yaitu bahwa t hitung (0,376) < t tabel (1,645). Dari hasil pengujian hipotesis dalam kasus penelitian ini, terdapat beberapa hal yang bersifat spesifik dan merupakan catatan penting yang perlu dijadikan pedoman dalam pengelolaan obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang.

2.

6. IMPLIKASI

Beberapa implikasi penting yang diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dari hasil penelitian ini adalah : 1. 2. Obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang sangat prospektif,maka perlu dikelola secara profesional, agar dapat memberikan sumbangan terhadap PADS Kabupaten Kediri secara optimal. Pengembangan obyek wisata alam air terjun Ironggolo, air terjun Ngleyangan dan Sumber Podang perlu dilakukan secara bertahap.

You might also like