You are on page 1of 3

LANDASAN TEORI I. Pengertian a. Pengertian anemia menurut Prof.Dr.DSOG.

Sarwono Prawirohardjo adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2. Nilai batas tersebut terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2. b. Pengertian anemia menurut http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid:798 adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12g/dl dan eritrosit kurang dari 37% maka wanita itu dikatakan anemia. II. Jenis-Jenis Anemia a. Menurut Prof.Dr.DSOG.Sarwono Prawirohardjo anemia dapat digolongkan menjadi : a. Anemia Defisiensi Besi (Fe) Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi b. Anemia Megaloblastik Anemia yang disebabkan kekurangan asan folik c. Anemia Hipoplastik Anemia yang disebabkan karena hipofungsi sumsum tulang d. Anemia Hemolitik Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. b. Menurut http://www.tabloidnova.com/artisle.asp?id=12496 terdapat dua tipe anemia yang dikenal : a. Anemia Gizi Biasanya terjadi akibat adanya defisiensi zat besi yang diperlukan dalam pembentukan dan produksi sel darah merah. Anemia gizi sendiri ada beberapa macam seperti anemia besi, anemia gizi vitamin E, Anemia gizi asam folat, anemia gizi vitamin B12, Anemia gizi vitamin B6. b. Anemia Non Gizi adalah kurang darah yang disebabkan karena adanya perdarahan ( luka, menstruasi, dan lain-lain) atau penyakit darah yang bersifat genetik seperti hemofilia, thalasemia, penyakit ini dapat menimbulkan kondisi anemia. III. Penyebab Anemia umumnya disebabkan : a. Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat b. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal c. Perdarahan kronik d. Penghancuran sel darah merah e. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita f. Penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing Usus g. Penyakit darah yang bersifat genetik : hemofilia. Thalasemia h. Parasit dan penyakit lain yang merusak darah : malaria i. Terlalu sering menjadi donor darah

j. Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorbsi) k. Infeksi HIV IV. Gejala Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala-gejala seperti : keluhan letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala khas yang menyertai anemia. Selain gejala-gejala tersebut biasanya juga akan muncul keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka-bibir-kelopak mata tampak pucat, telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek, kehilangan selera makan serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terserang penyakit. Jika anemia bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Pada hamil muda sering terjadi mual muntah yang lebih hebat. V. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat suhu. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut : Hb 11 g% Tidak anemia 9-10 g% Anemia ringan 7-8 g% Anemia sedang <7 g% Anemia berat Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa setiap ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas. VI. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan 1. Bahaya selama kehamilan a. Dapat terjadi abortus b. Persalinan prematuritas c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim d. Mudah terjadi infeksi e. Mudah dekompensasi cordis (Hb<6g%) f. Mola hidatidosa g. Hiperemesis gravidarum h. Perdarahan antepartum i. Ketuban pecah dini (KPD) 2. Bahaya Saat Persalinan a. Gangguan HIS, kekuatan mengejan b. Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar c. Kala dua berlangsung lama sehinggan dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan d. Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri. e. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri 3. Pada Masa Nifas

a. Terjadi sub inversio uteri menimbulkan perdarahan post partum b. Memudahkan infeksi peurperium c. Pengeluaran ASI berkurang d. Terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah persalinan e. Anemia kala nifas f. Mudah terjadi infeksi mamae b. Bahaya terhadap janin Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannya, sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Anemia dapat menyebabkan gangguan dalam bentuk : a. Abortus b. Terjadi kematian intra uterin c. Persalinan prematuritas tinggi d. Berat badan lahir rendah e. Kelahiran dengan anemia f. Dapat terjadi cacat bawaan g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal h. Inteligensia rendah VII. Pengobatan Anemia Dalam Kehamilan Untuk menghitung terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit, pengobatan infeksi untuk cacing relatif mudah dan murah. Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat. Contoh preparat Fe tersebut Arralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal dan Hemaviton. Semua preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas. Mengonsumsi suplemen panambah zat besi juga bisa mampu mencegah dan mengatasi anemia. Tetapi sebaiknya tidak bergantung pada obat atau suplemen penambah zat besi saja. Yang paling penting adalah menjaga pola makan yang baik dengan mengonsumsi bahan makanan yang kaya asam folat dan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah yang dapat diperoleh dari daging, sayuran hijau dan susu.

You might also like